Anda di halaman 1dari 18

MOLA HIDATIDOSA (HAMIL ANGGUR)

Pengertian
Mola hidatidosa kehamilan abnormal dimana hampir seluruh villi kariolisnya mengalami perubahan hidrofobik yang menyerupai anggur yang dipenuhi dengan cairan dengan ciri-ciri stoma villus korialis langka, vaskularisasi dan edematous. Embrio mati dan mola tumbuh dengan cepat, membesarnya uterus dan menghasilkan sejumlah besar human chorionic gonadotropin (hCG).

Etiologi
Penyebab mola hidatidosa belum diketahui secara pasti, namun faktor penyebabnya : 1. Faktor ovum 2. Imunoselektif dari tropoblast 3. Keadaan sosio-ekonomi yang rendah 4. Kekurangan protein dan asam folat, infeksi virus dan factor kromosom yang belum jelas 5. Kekurangan gizi pada ibu hamil. 6. Kelainan rahim. 7. Wanita dengan usia dibawah 20 tahun atau diatas 40 tahun.

Patofisiologi
Teori missed abortion Mudah mati pada kehamilan 3-5 minggu karena itu terjadi gangguan peredaran darah sehingga terjadi penimbunan cairan mesenkim dari villi dan akhirnya terbentuk gelembung gelembung. TeoriNeoplasmadaripark Sel- sel trofoblas adalah abnormal dan memiliki fungsi yang abnormal dimana terjadi reabsorbsi cairan yang berlebihan kedalam villi sehingga timbul gelembung.

Studi dari Hertig Mola Hidatidosa semata-mata akibat akumulasi cairan yang menyertai degenerasi awal atau tidak adanya embrio komplit pada minggu ketiga dan kelima. Adanya sirkulasi maternal yang terus menerus dan tidak adanya fetus menyebabkan trofoblas berpoliferasi dan melakukan fungsinya selama pembentukan cairan.

Klasifikasi
Berdasarkan ada atau tidaknya janin yaitu : 1. Mola Hidatidosa Komplit (Klasik) Villi korion berubah menjadi massa vesikel dengan ukuran bervariasi dari sulit terlihat sehingga diameter beberapa centimeter. Histologinya memiliki karakteristik yaitu : a. Tidak ada pembuluh pada vili yang membengkak b. Prolifersi dari epitel trofoblas dengan bermacam-macam ukuran c. Tidak adanya janin atau amnion

2. Mola Hidatidosa Inkomplit (Parsial) Masih tampak gelembung yang disertai janin atau bagian dari janin. Umumnya janin masih hidup dalam bulan pertama. Tetapi ada juga yang hidup sampai aterm. Pada pemeriksaan histopatologik tampak di beberapa tempat villi yang edema dengan sel trofoblas yang tidak begitu berproliferasi, sedangkan tempat lain masih banyak yang normal.

Gambaran Klinik
Amenore dan tanda- tanda kehamilan Perdarahan pervagina berulang. Darah cenderung berwarna coklat. Pada keadaan lanjut kadang keluar gelembung mola. Pembesaran uterus lebih besar dari usia kehamilan. Tidak terabanya bagian janin pada palpasi dan tidak terdengarnya DJJ sekalipun uterus sudah membesar setinggi pusat atau lebih. Preeklamsi atau eklamsi yang terjadi sebelum kehamilan 24 minggu.

Tanda dan Gejala


Kecurigaaan biasanya terjadi pada minggu ke 14 16, dimana kita dapat melihat adanya tanda-tanda seperti dibawah ini : Ukuran rahim lebih besar dari kehamilan biasa Pembesaran rahim yang terkadang diikuti perdarahan Bercak berwarna merah darah beserta keluarnya materi seperti anggur pada pakaian dalam.

Adapun gejala dari mola hidatidosa adalah : Mual dan muntah yang parah yang menyebabkan 10% pasien masuk RS. Pembesaran rahim yang tidak sesuai dengan usia kehamilan (lebih besar). Gejala gejala hipertitoidisme seperti intoleransi panas, gugup, penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan, tangan gemetar dan berkeringat, kulit lembab. Gejala gejala preeklampsi seperti pembengkakan pada kaki dan tungkai, peningkatan tekanan darah, proteinuria.

Pemeriksaan Penunjang 1. Pemeriksaan Fisik 2. Mola lengkap (Complete mole) 3. Mola parsial (Partial mole)

Pemeriksaan Laboratorium
1. Quantitative beta-HCG 2. Hitung darah lengkap dengan trombosit (complete blood cell count with platelets) 3. Fungsi pembekuan (clotting function) 4. Tes fungsi hati (Liver function test) 5. Blood urea nitrogen (BUN) dan kreatinin 6. Thyroxin 7. Serum inhibin A dan activin A

Tes Diagnostik
Pemeriksaan kadar beta HCG Uji sonde Foto Rontgen abdomen Ultrasonografi Fotothoraks

Penatalaksanaan
1. Diagnosis dini akan menguntungkan prognosis 2. Pemeriksaan USG sangat membantu diagnosis. 3. Lakukan pengosongan jaringan mola dengan segera 4. Antisipasi komplikasi (krisis tiroid, perdarahan hebat atau perforasi uterus) 5. Lakukan pengamatan lanjut hingga minimal 1 tahun.

Pengelolaan
Pengelolaan MolaHidatidosa sebaiknya dilakukan di rumah sakit, 1. Pengelolaan syok bila terjadi syok 2. Transfuse darah bila kadar Hb < 8 gr% 3. Kuretase sebaiknya dengan vacuum kuretase, kemudian dilanjutkan dengan sendok kuret yang tumpul setelah terjadi pengecilan uterus 4. Pasca kuretase diberikan ergometrin tablet 3x1 tablet/hari. 5. Pengamatan lanjut dilakukan untuk kemungkinan keganasan Mola Hidatidosa 6. Untuk tidak mengkacaukan pengamatan, pasien dianjurkan menggunakan kontrasepsi kondom dan tidak hamil selama pengawasan.

Komplikasi
1. Perforasi uterus saat melakukan tindakan kuretase ( suction curettage ) 2. Perdarahan (hemorrhage) merupakan komplikasi yang sering terjadi saat pengangkatan (evacuation) mola 3. Pembebasan faktor-faktor pembekuan darah oleh jaringan mola 4. Faktor risiko terbesar adalah ukuran uterus yang lebih besar dibandingkan usia kehamilan 16 minggu. Kondisi ini dapat menyebabkan kematian.

Prognosis
Kematian pada Mola Hidatidosa disebabkan oleh perdarahan, infeksi, payah jantung atau tirotoksikosis. Sebagian pasien Mola akan sehat kembali setelah jaringannya dikeluarkan tetapi ada sekelompok perempuan yang kemudian menderita degenerasi keganasan menjadi kario karsinoma. Bila terjadi keganasan maka pengelolaan secara khusus pada divisi Onkologi Ginekologi.

MATUR NUWUNNN.

Anda mungkin juga menyukai