Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN IBU HAMIL


DENGAN MOLA HIDATIDOSA

DI SUSUN OLEH :

RINI PUTRI PRADANA (16.20.019)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN S1 & NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
KEPANJEN - MALANG
2018

MOLA HIDATIDOSA
A. DEFINISI
Mola hidatidosa adalah kehamilan abnormal, dengan ciri-ciri stoma villus
korialis langka, vaskularisasi dan edematus. Janin biasanya meninggal akan
tetapi villus-villus yang membesar dan edematus itu hidup dan tumbuh
terus, gambaran yang diberikan adalah sebagai segugus buah anggur.
(Wiknjosastro, Hanifa, dkk, 2002:339).

Mola Hidatidosa (hamil anggur) adalah suatu massa atau pertumbuhan di


dalam rahim yang terjadi pada awal kehamilan. Mola Hidatidosa adalah
kehamilan abnormal, dimana seluruh villi korialisnya mengalami perubahan
hidrofobik. Mola Hidatidosa juga dihubungkan dengan edema vesikular
dari vili khorialis plasenta dan biasanya tidak diisertai fetus yang intak.
Secara, histologist, ditemukan proliferasi trofoblast dengan berbagai
tingkatan hiperplasia dan displasia. Vili khorialis terisi cairan,
membengkak, dan hanya terdapat sedikit pembuluh darah.

B. EPIDEMIOLOGI
Mola hidatidosa terjadi pada 1 dari 1.000 kehamilan di Amerika Serikat
(Cohn dkk.,2009). Penyebabnya tidak diketahui, meskipun mungkin terkait
dengan cacat pada ovum atau defisiensi gizi. Ibu pada peningkatan risiko
untuk pembentukan mola hidatidosa adalah mereka yang telah
menggunakan klomifen (Clomid) untuk stimulasi ovulasi dan mereka yang
berada di remaja awal atau lebih dari 40 tahun. Faktor risiko lain termasuk
riwayat keguguran dan gizi faktor (misalnya, defisiensi asupan koefisien
karoten dan lemak hewani) (Beaa & Wood, 2006; Cohn dkk., 2009).

C. ETIOLOGI

Penyebab pasti Mola Hidatidosa tidak diketahui, tetapi faktor-faktor yang


mungkin dapat menyebabkan dan mendukung terjadinya Mola, antara lain :
a. Faktor ovum, dimana ovum memang sudah patologik sehingga mati,
tetapi terlambat dikeluarkan.
b. Imunoselektif dari trofoblast.
c. Keadaan sosioekonomi yang rendah.
d. Paritas tinggi.
e. Kekurangan protein.
f. Infeksi virus dan faktor kromosom yang belum jelas.

D. KLASIFIKASI KLINIS
a. Mola Hidatidosa Sempurna
Villi korionik berubah menjadi suatu massa vesikel-vesikel jernih.
Ukuran vesikel bervariasi dari yang sulit dilihat, berdiameter sampai
beberapa sentimeter dan sering berkelompok-kelompok menggantung
pada tangkai kecil.
Temuan Histologik ditandai oleh adanya, antara lain :
 Degenerasi hidrofobik dan pembengkakan stroma vilus
 Tidak adanya pembuluh darah di vilus yang membengkak
 Proliferasi epitel tropoblas dengan derajat bervariasi
 Tidak adanya janin dan amnion

Mola sempurna tidak memiliki jaringan fetus 90% merupakan genotip


46XX dan sisanya 46XY. Vili korionik berubah menjadi suatu massa
vesikel-vesikel jernih.

Mola sempurna dapat dibagi atas 2 jenis, yaitu :

1) Mola Sempurna Androgenetic


 Homozygous
Merupakan 80% dari kejadian mola sempurna. Dua komplemen
kromosom paternal identik, didapatkan dari duplikasi kromosom
haploid seluruhnya dari ayah. Selalu perempuan; 46,YY tidak
pernah ditemukan.
 Heterozygous
Merupakan 20% dari kejadian mola sempurna. Dapat laki-laki atau
perempuan. Semua kromosom berasal dari kedua orang tua,
kemungkinan besar terjadi karena pembuahan dua sperma.
1) Mola Sempurna Biparental
Genotip ayah dan ibu terlihat, tetapi gen maternal gagal memengaruhi janin
sehingga hanya gen paternal yang terekspresi. Mola sempurna biparental
jarang ditemukan. Bentuk rekuren mola biparental (yang merupakan
familial dan sepertinya diturunkan sebagai autosomal resesif) pernah
ditemukan. Telah ditemukan daerah kromosom yang menjadi calon yaitu
19q13.
Presentasi klinis tipikal kehamilan mola sempurna dapat didiagnosis pada
trimester pertama sebelum onset gejala dan tanda muncul. Gejala yang
paling sering terjadi pada mola sempurna yaitu perdarahan vagina. Jaringan
mola terpisah dari desidua dan menyebabkan perdarahan. Uterus dapat
menjadi membesar akibat darah yang jumlahnya besar dan cairan merah
gelap dapat keluar dari vagina. Gejala ini terjadi pada 97% kasus mola
hidatidosa. Pasien juga melaporkan mual dan muntah yang hebat. Ini
diakibatkan peningkatan kadar human chorionic gonadotropin (HCG).
Sekitar 7% pasien juga datang dengan takikardia, tremor, dan kulit hangat.

b. Mola Hidatidosa Parisal


Apabila perubahan hidatidosa bersifat fokal dan kurang berkembang
dan mungkin tampak sebagai jaringan janin. Terjadi perkembangan
hidatidosa yang berlangsung lambat pada sebagian villi yang biasanya
avaskular, sementara villi-villi berpembuluh lainnya dengan sirkulasi
janin plasenta yang masih berfungsi tidak terkena. Pasien dengan mola
parsial tidak memiliki manifestasi klinis yang sama pada mola
sempurna. Pasien ini biasanya datang dengan tanda dan gejala yang
mirip dengan aborsi inkomplit atau missed abortion yakni perdarahan
vagina dan hilangnya denyut jantung janin.
Pada mola parsial, sering kali didapatkan jaringan fetus, erotrosit dan
pembuluh darah fetus pada villi. Komplemen kromosomnya yaitu
69,XXX atau 69,XXY. Ini diakibatkan dari fertilisasi ovum haploid dan
duplikasi kromosom gaploid paternal atau akibat pembuahan dua
sperma. Tetraploidi juga biasa didapatkan. Seperti pada mola sempurna,
ditemukan jaringan trofoblastik hyperplasia dan pembengkakan villi
chorionic.

1.4 Manifestasi Klinis


a. Amenorrhoe dan tanda-tanda kehamilan.
b. Perdarahan pervaginam dari bercak sampai perdarahan berat merupakan
gejala utama dari mola hidatidosa, sifat perdarahan bisa intermiten selama
berapa minggu sampai beberapa bulan sehingga dapat menyebabkan anemia
defisiensi besi.
c. Uterus sering membesar lebih cepat dari biasanya tidak sesuai dengan usia
kehamilan.
d. Tidak dirasakan tanda-tanda adanya gerakan janin maupun ballottement.
e. Hiperemesis, pasien dapat mengalami mual dan muntah cukup berat.
f. Preklampsi dan eklampsi sebelum minggu ke-24.
g. Keluar jaringan mola seperti buah anggur, yang merupakan diagnosis pasti.
h. Gejala tirotoksikosis.
Tanda dan gejala kehamilan dini didapatkan pada mola hidatidosa.
Kecurigaan biasanya terjadi pada minggu ke-14 sampai dengan ke-16
dimana ukuran rahim lebih besar dari kehamilan biasa, pembesaran rahim
yang terkadang diikuti perdarahan, dan bercak berwarna merah darah
berserta keluarnya materi seperti anggur pada pakaian dalam.
Tanda dan gejala mola hidatidosa :
a. Mual dan muntah yang parah yang menyebabkan 10% pasien masuk
RS.
b. Pembesaran rahim yang tidak sesuai dengan usia kehamilan (lebih
besar) :
1) Gejala-gejala hipertitoidisme seperti intoleransi panas, gugup,
penurunan BB yang tidak dapat dijelaskan, tangan gemetar dan
berkeringat, kulit lembab.
2) Gejala-gejala pre-eklampsi seperti pembengkakan pada kaki dan
tungkai, peningkatan tekanan darah, proteinuria (terdapat protein
pada air seni).

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Ada beberapa pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan pada mola
hidatidosa atau hamil anggur, pemeriksaan penunjang tersebut diantaranya
adalah :
1. Pemeriksaan serum β-hCG
Pemeriksaan ini bertujuan untuk memastikan adanya kehamilan dan
pada waktu tertentu akan diulang untuk melihat pola peningkatan atau
lonjakan hormon β-hCG ini untuk membedakan adanya kehamilan
normal atau kehamilan anggur (mola hidatidosa). Pemeriksaan ini juga
dikatakan sebagai pemeriksaan β-hCG serial.
2. USG (Ultrasonografi)
Selanjutnya, keadaan adanya janin atau tidak dipantau dengan
menggunakan USG, seorang ahli kandungan dapat memastikan adanya
kehamilan dengan melihat adakah janin di dalam kantung gestasi
(kantung kehamilan) dan mendeteksi gerakan maupun detak jantung
janin. Apabila semuanya tidak kita temukan didalam pemeriksaan USG,
maka kemungkinan kehamilan ini bukanlah kehamilan yang normal.
3. Foto rontgen dada
Pemeriksaan rontgen dada digunakan untuk memantau keadaan
sistemik yang terjadi akibat adanya penyakit mola ini. Harap
diperhatikan bahwa rontgen dilakukanapabila benar-benar telah dapat
dipastikan bahwa kelainan yang terjadi adalah mola bukan kehamilan
normal.

F. PENATALAKSANAAN
Diagnosis dini akan menguntungkan prognosis pemeriksan, USG
sangat membantu diagnosis. Pada fasilitas kesehatan di mana sumber daya
sangat terbatas, dapat dilakukan :
a. Evaluasi klinik dengan fokus pada
b. Riwayat haid terakhir dan kehamilan
c. Perdarahan tidak teratur atau spotting
d. Pembesaran abnormal uterus
e. Pelunakan serviks dan korpus uteri
f. Kajian uji kehamilan dengan pengenceran urin
g. Pastikan tidak ada janin (Ballottement) atau DJJ sebelum upaya
diagnosis dengan perasat Hanifa Wiknjosastro atau Acosta Sisson.
h. Lakukan pengosongan jaringan mola dengan segera.
i. Antisipasi komplikasi (krisis tiroid, perdarahan hebat atau perforasi
uterus).
j. Lakukan pengamatan lanjut hingga minimal 1 tahun.
Selain dari penanganan di atas, masih terdapat beberapa penanganan
khusus yang dilakukan pada pasien dengan mola hidatidosa, yaitu : Segera
lakukan evakuasi jaringan mola dan sementara proses evakuasi berlangsung
berikan infus 10 IU oksitosin dalam 500 ml NaCl atau RL dengan kecepatan
40-60 tetes per menit (sebagai tindakan preventif terhadap perdarahan hebat
dan efektifitas kontraksi terhadap pengosongan uterus secara tepat).
Pengosongan dengan Aspirasi Vakum lebih aman dari kuretase tajam. Bila
sumber vakum adalah tabung manual, siapkan peralatan AVM minimal 3
set agar dapat digunakan secara bergantian hingga pengosongan kavum
uteri selesai. Kenali dan tangani komplikasi seperti tirotoksikasi atau krisis
tiroid baik sebelum, selama dan setelah prosedur evakuasi. Anemia sedang
cukup diberikan Sulfas Ferosus 600 mg/hari, untuk anemia berat lakukan
transfusi. Kadar hCG diatas 100.000 IU/L praevakuasi menunjukkan masih
terdapat trofoblast aktif (diluar uterus atau invasif), berikan kemoterapi f.
MTX dan pantau beta-hCG serta besar uterus secara klinis dan USG tiap 2
minggu. Selama pemantauan, pasien dianjurkan untuk menggunakan
kontrasepsi hormonal (apabila masih ingin anak) atau tubektomy apabila
ingin menghentikan fertilisasi.
G. ASUHAN KEPERAWATAN
Proses keperawatan adalah metode kerja dalam pemberian
pelayanan keperawatan untuk menganalisa masalah pasien secara
sistematis, menentukan cara pemecahannya, melakukan tindakan dan
mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilaksanakan.
Proses keperawatan adalah serangkaian perbuatan atau tindakan untuk
menetapkan, merencanakan danmelaksanakan pelayanan keperawatan
dalam rangka membantu klien untuk mencapai dan memelihara
kesehatannya seoptimal mungkin. Tindakan keperawatan tersebut
dilaksanakan secara berurutan, terus menerus, saling berkaitan dan
dinamis.
1. PENGKAJIAN
Pengkajian adalah pendekatan sistematis untuk mengumpulkan
data dan menganalisanya sehingga dapat diketahui masalah dan
kebutuhan perawatan bagi klien. Adapun hal-hal yang perlu dikaji
adalah Biodata : mengkaji identitas klien dan penanggung yang
meliputi ; nama, umur, agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan,
status perkawinan, perkawinan ke- , lamanya perkawinan dan
alamat. Keluhan utama : Kaji adanya menstruasi tidak lancar dan
adanya perdarahan pervaginam berulang.
Riwayat kesehatan , yang terdiri atas :
a. Riwayat kesehatan sekarang yaitu keluhan sampai saat klien
pergi ke Rumah Sakit atau pada saat pengkajian seperti perdarahan
pervaginam di luar siklus haid, pembesaran uterus lebih besar dari
usia kehamilan.
b. Riwayat kesehatan masa lalu.
c. Riwayat pembedahan : Kaji adanya pembedahan yang pernah
dialami oleh klien, jenis pembedahan , kapan , oleh siapa dan di
mana tindakan tersebut berlangsung.
d. Riwayat penyakit yang pernah dialami : Kaji adanya penyakit
yang pernah dialami oleh klien misalnya DM, jantung, hipertensi,
masalah ginekologi/urinary, penyakit endokrin, dan penyakit-
penyakit lainnya.
e. Riwayat kesehatan keluarga : Yang dapat dikaji melalui
genogram dan dari genogram tersebut dapat diidentifikasi
mengenai penyakit turunan dan penyakit menular yang terdapat
dalam keluarga.
f. Riwayat kesehatan reproduksi : Kaji tentang mennorhoe,
siklus menstruasi, lamanya, banyaknya, sifat darah, bau, warna dan
adanya dismenorhoe serta kaji kapan menopause terjadi, gejala
serta keluahan yang menyertainya.
g. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas : Kaji bagaimana
keadaan anak klien mulai dari dalam kandungan hingga saat ini,
bagaimana keadaan kesehatan anaknya.
h. Riwayat seksual : Kaji mengenai aktivitas seksual klien, jenis
kontrasepsi yang digunakan serta keluahn yang menyertainya.
i. Riwayat pemakaian obat : Kaji riwayat pemakaian obat-
obatankontrasepsi oral, obat digitalis dan jenis obat lainnya.
j. Pola aktivitas sehari-hari : Kaji mengenai nutrisi, cairan dan
elektrolit, eliminasi (BAB dan BAK), istirahat tidur, hygiene,
ketergantungan, baik sebelum dan saat sakit.

2. DIAGNOSA
Beberapa diagnosa keperawatan yang mungkin muncul, ialah:
DIAGNOSA I : Nyeri b/d terputusnya kontinuitas jaringan
Tujuan : Klien akan menunjukkan nyeri berkurang/hilang
Kriteria Hasil : - Klien mengatakan nyeri berkurang/hilang
- Ekspresi wajah tenang
- TTV dalam batas waktu normal

INTERVENSI RASIONAL
 
Kaji tingkat nyeri, lokasi dan Mengetahui tingkat nyeri yang
skala nyeri yang dirasakan klien. dirasakan sehingga dapat
membantu menentukan intervensi
yang tepat.
 
Observasi tanda-tanda vital tiap Perubahan tanda-tanda vital
8 jam. terutama suhu dan nadi merupakan
salah satu indikasi peningkatan
nyeri yang dialami oleh klien.
 
Anjurkan klien untuk melakukan Teknik relaksasi dapat membuat
teknik relaksasi. klien merasa sedikit nyaman dan
distraksi dapat mengalihkan
perhatian klien terhadap nyeri
sehingga dapat membantu
mengurangi nyeri yang dirasakan.
 Beri posisi yang nyaman.  Posisi yang nyaman dapat
menghindarkan penekanan pada
area luka/nyeri.
 
Kolaborasi pemberian analgetik. Obat-obat analgetik akan
memblok reseptor nyeri sehingga
nyeri tidak dapat dipersepsikan.

DIAGNOSA II : Intoleransi aktivitas b/d kelemahan


Tujuan : Klien akan menunjukkan terpenuhinya kebutuhan
rawat diri
Kriteria Hasil : - Kebutuhan personal higiene terpenuhi
- Klien tampak rapi dan bersih

INTERVENSI RASIONAL
 Kaji kemampuan klien dalam
 Untuk mengetahui tingkat
memenuhi rawat diri. kemampuan/ketergantungan klien dalam
merawat diri sehinnga dapat membantu
klien dalam memenuhi kebutuhan
hygienis.
 Bantu klien dalam memenuhi
 Kebutuhan hygiene klien terpenuhi tanpa
kebutuhan sehari-hari. membuat klien ketergantungan pada
perawat.
 Anjurkan klien  Pelaksanaan aktivitas dapat membantu
untuk
melakukan aktivitas sesuai klien untuk mengembalikan kekuatan
kemampuan. secara bertahap dan menambah
kemandirian dalam memenuhi
kebutuhannya.
 Anjurkan keluarga klien untuk
 Membantu memenuhi kebutuhan klien
selalu berada di dekat klien yang tidak terpenuhi secara mandiri.
dan membantu memenuhi
kebutuhan klien.

DIAGNOSA III : Gangguan pola tidur b/d adanya nyeri.


Tujuan : Klien akan mengungkapkan pola tidurnya
tidak terganggu.
Kriteria Hasil : - Klien dapat tidur 7-8 jam pehari
- Konjungtiva tidak anemis

INTERVENSI RASIONAL
 Kaji pola tidur  Dengan mengetahui pola tidur klien,
akan memudahkan dalam menentukan
intervensi selanjutnya.
 Ciptakan lingkungan  Memberikan kesempatan pada klien
yang
nyaman dan tenang untuk beristirahat.
 Anjurkan klien minum susu
 Susu mengandung protein yang tinggi
hangat sebelum tidur. sehingga dapat merangsang untuk
tidur.
 Batasi jumlah penjaga klien  Dengan jumlah penjaga klien yang
dibatasi maka kebisingan di ruangan
dapat dikurangi sehingga klien dapat
beristirahat.
 Memberlakukan jam besuk  Memberikan kesempatan pada klien
untuk beristirahat.
 Kolaborasi dengan tim medis
 Diazepam berfungsi untuk merelaksasi
pemberian obat tidur Diazepam otot sehingga klien dapat tenang dan
mudah tidur.

DIAGNOSA IV : Kecemasan b/d perubahan status


kesehatan
Tujuan : Klien akan menunjukkan kecemasan
berkurang/hilang
Kriteria Hasil :- Ekspresi wajah tenang
- Klien tidak sering bertanya tentang penyakitnya

INTERVENSI RASIONAL
 Kaji tingkat kecemasan
 Mengetahui sejauh mana kecemasan tersebut
pasien mengganggu klien
  Ungkapan perasaan dapat memberikan rasa
Beri kesempatan pada
klien untuk lega sehingga mengurangii kecemasan
mengungkapkan
perasaannya
  Dengan mendengarkan keluhan klien secara
Mendengarkan keluhan
klien dengan empati empati maka klien akan merasa diperhatikan
 Jelaskan pada  Menambah pengetahuan klien sehingga klien
klien
tentang proses penyakit tahu dan mengerti tentang penyakitnya
dan terapi yang di berikan
 Beri 
dorongan Menciptakan ketenangan batin sehingga
spiritual/support kecemasan dapat berkurang

DIAGNOSA V : Resiko terjadinya gangguan perfusi


jaringan b/d adanya perdarahan.
Tujuan : Klien akan menunjukkan gangguan perfusi
jaringan perifer tidak terjadi.
Kriteria Hasil :
- Hb dalam batas normal (12-14g%)
- Turgor kulit baik
- Vital Sign dalam batas normal
- Tidak ada mual, muntah

INTERVENSI RASIONAL
 Awasi tanda-tanda vital, kaji warna
 Memberikan informasi tentang
kulit/membran mukosa, dasar kuku derajat/keadekuatan perfusi
jaringan dan membantu
menentukan intervensi
selanjutnya
 Selidiki perubahan tingkat kesadaran,
 Perubahan dapat menunjukkan
keluhan pusing dan sakit kepala ketidakadekuatan perfusi serebral
sebagai akibat tekanan darah
arterial
 Kaji kulit terhadap dingin, pucat,
 Vasokontriksi adalah respon
berkeringat, pengisian kapiler lambat simpatis terhadap penurunan
dan nadi perifer lemah volume sirkulasi dan dapat terjadi
sebagai efek samping vasopressin
 Berikan cairan intravena, produk darah
 Menggantikan kehilangan darah,
mempertahankan volume
sirkulasi
 Penatalaksanaan pemberian 
obat Obat antikoagulan berfungsi
antikoagulan tranexid 500 mg 3x1 mempercepat terjadinya
tablet pembekuan darah/mengurangi
perdarahan

DIAGNOSA VI : Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan b/d


mual, muntah
Tujuan : Klien akan mengungkapkan nutrisi
terpenuhi
Kriteria Hasil :
- Nafsu makan berkurang
- Porsi maka di habiskan

INTERVENSI RASIONAL
 Kaji status nutrisi klien  Sebagai awal untuk menetapkan
rencana selanjutnya
  Makan sedikit demi sedikit tapi sering
Anjurkan makan sedikit demi
sedikit tapi sering mampu membantu untuk
meminimalkan anoreksia
 Anjurkan untuk makan makanan
 Makanan hangat dan bervariasi dapat
dalam keadaan hangat dan meningkatkan nafsu makan klien
bervariasi
 
Timbang berat badan sesuai Mengevaluasi keefiktifan atau
indikasi kebutuhan mengubah pemberian
nutrisi
 Tingkatkan kenyamanan linkungan
 Sosialisasi waktu makan dengan orang
termasuk sosialisasi saat makan, terdekat atau teman dapat
anjurkan orang terdekat untuk meningkatkan pemasukan dan
membawa makanan yang disukai menormalkan fungsi makanan
klien

DIAGNOSA VII :Resiko tinggi terjadi infeksi b/d tindakan


kuratase
Tujuan : Klien akan terbebas dari infeksi
Kriteria Hasil :
- Tidak tampak tanda-tanda infeksi
- Vital sign dalam batas normal

INTERVENSI RASIONAL
 Kaji ada nya tanda-tanda infeksi  Mengetahui adanya gejala awal dari
proses infeksi
 Observasi vital sign  Perubahan vitaal sign merupakan salah
satu indikator dari terjadinya proses
infeksi dari dalam tubuh
  Deteksi dini perkembangan infeksi
Observasi daerah kulit yang
mengalami kerusakan (luka, garis memungkinkan untuk melakukan
jahitan), daerah yang terpasang tindakan dengan segera dan
alat invasif (infus, kateter) pencegahan komplikasi selanjutnya
 Kolaborasi dengan tim medis untuk
 Antibiotik dapat menghambat
pemberian obat antibiotik pembentukan sel bakteri, sehingga
proses infeksi tidak terjadi. Disamping
itu antibiotik juga dapat langsung
membunuh sel bakteri penyebab
infeksi

TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

1. TINJAUAN KASUS

Tanggal : 16 April 2015

Jam : 17.30 WIB

Tempat : RSU Assalam Gemolong Sragen

I. PENGKAJIAN

A. IDENTITAS PASIEN

1. Nama : Ny.S

2. Umur : 34 tahun

3. Agama : Islam

4. Suku bangsa : Indonesia


5. Pendidikan : SMP

6. Pekerjaan : IRT

7. Alamat : Gulanjati Rt 12 / Rw 4 Sumber lawang, Sragen

IDENTITAS SUAMI

1. Nama : Tn.J
2. Umur : 36 tahun
3. Agama : Islam
4. Suku bangsa : Indonesia
5. Pendidikan : SD
6. Pekerjaan : Swasta
7. Alamat : Gulanjati Rt 12 / Rw 4 Sumber lawang, Sragen

B. ANAMNESA (DATA SUBYEKTIF)

1. Alasan utama pada waktu masuk :

Pasien datang rujukan dari Puskesmas, G2P1A0 hamil 10+4 minggu dengan
perdarahan pervaginam (flek-flek kecoklatan) sejak tanggal 15 April 2015 Pukul
17.00 WIB, Ibu mengatakan cemas dengan kehamilannya sekarang, karena
mengalami perdarahan.

2. Riwayat menstruasi

a) Menarche : 13 tahun

b) Siklus : 28 hari

c) Lama : ± 7 hari

d) Banyaknya : 2-3 ganti pembalut/hari

e) Teratur/tidak teratur : Tidak teratur

f) Sifat darah : Encer, merah kehitaman


g) Dismenorhoe : Kadang-kadang sakit perut saat haid tetapi tidak sampai
mengganggu aktivitas

3. Riwayat Hamil

a) HPHT : 01 Februari 2015

b) HPL :08 November 2016

c) Gerakan Janin : tidak ada

d) Vitamin/jamuyang dikonsumsi : Ibu mengatakan tidak mengkonsumsi vitamin


maupun jamu

e) Keluhan-keluhan pada

Trimester I : mual, pusing

Trimester II : -

Trimester III : -

f) ANC : 1 kali di puskesmas, pada usia kehamilan 10+4minggu

g) Penyuluhan yang pernah didapat : Ibu mengatakan pernah mendapatkan


penyuluhan tentang tablet Fe dan gizi ibu hamil saat kehamilan pertama

h) Imunisasi TT : Imunisasi TT sudah lengkap

i) Kekhawatiran khusus : Ibu mengatakan merasa cemas dengan keadaannya

4. Riwayat penyakit

a) Riwayat penyakit sekarang : Ibu mengatakan tidak sedang menderita


sakit flu, batuk, demam

b) Riwayat penyakit sistemik

1) Jantung : Ibu mengatakan tidak nyeri dada sebelah kiri dan


jantung tidak berdebardebar.

2) Ginjal : Ibu mengatakan tidak nyeri pinggang bagian belakang


sebelah kanan-kiri serta tidak nyeri saat BAK.
3) Asma : Ibu mengatakan tidak pernah sesak nafas.

4) TBC : Ibu mengatakan tidak pernah batuk berkepanjangan lebih


dari 2 minggu.

5) Hepatitis : Ibu mengatakan tidak pernah sakit kuning pada mata,


kuku, dan kulit tidak terlihat kuning.

6) DM : Ibu mengatakan tidak sering lapar, haus dan tidak sering


BAK lebih dari 7 kali pada malam hari.

7) Hipertensi : Ibu mengatakan hasil tekanan darahnya tidak pernah


lebih dari 140/90 mmHg dan tidak kaku pada tengkuk bagian belakang.

8) Epilepsi : Ibu mengatakan tidak pernah kejang sampai


mengeluarkan busa dari mulutnya.

9) Lain-lain : Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit


lainnya seperti HIV/AIDS.

c) Riwayat penyakit keluarga : Ibu mengatakan dari keluarganya maupun


dari keluarga suaminya tidak ada yang memiliki riwayat penyakit menurun
seperti DM, jantung, hipertensi, epilepsi, maupun penyakit menular seperti
hepatitis, TBC dan HIV/AIDS.

d) Riwayat keturunan kembar : Ibu mengatakan dari keluarganya maupun


keluarga suaminya tidak ada yang memiliki riwayat keturunan kembar.

5. Riwayat operasi : Ibu mengatakan pernah melakukan operasi saat melahirkan


anak pertamanya.

6. Riwayat Perkawinan

1) Status perkawinan : sah, kawin 1 kali

2) Kawin 1 : umur 25 tahun, dengan suami umur 27 tahun, lamanya 8 tahun,


anak 1 orang

7. Riwayat Keluarga Berencana : Ibu mengatakan pernah menggunakan KB suntik


3 bulan dan tidak ada keluhan
8. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

Anak Nifas Keadaan


Tgl/
Tempat Jenis anak
No Thn UK Penolong
Partus Partus sekarang
Partus
JK BB PB Kead Laktasi
1 2006 RSU 38+4 SC dr.SpOG L 3500 49 baik Formula Hidup
Assalam umur 8
thn
2 Hamil Sekarang

9. Pola kebiasaan

1) Nutrisi

a) Sebelum hamil : Ibu mengatakan makan 3x sehari.

Jenis : nasi,sayur,lauk. Minum : air putih 7-8 gelas sehari.

b) Selama hamil : Ibu mengatakan makan 4x sehari.

Jenis : nasi,sayur,lauk. Minum : air putih 6-8 gelas dan teh manis
hangat 2 gelas sehari.

2) Eliminasi

a) Sebelum hamil : Ibu mengatakan BAB 2 hari sekali,

konsistensi lunak. BAK 4-5x sehari warna kuning jernih.

b) Selama hamil : Ibu mengatakan BAB 2 hari sekali, konsistensi


lunak. BAK 4-5x warna kuning jernih.

3) Aktifitas

a) Sebelum hamil : Ibu mengatakan kerja diwarung bakso dan


mengerjakan pekerjaan rumah seperti masak, membersihkan rumah.
b) Selama hamil : Ibu mengatakan kerja diwarung bakso dan
mengerjakan pekerjaan rumah seperti biasa.

4) Istirahat / tidur

a) Sebelum hamil : Ibu mengatakan tidak pernah tidur siang dan


tidur malam ± 9 jam

b) Selama hamil : Ibu mengatakan tidak pernah tidur siang dan tidur
malam ± 8 jam

5) Seksualitas

a) Sebelum hamil : Ibu mengatakan melakukan hubungan seksual


dengan suami 2x seminggu, tidak ada keluhan.

b) Selama hamil : Ibu mengatakan tidak melakukan hubungan


seksual dengan suami.

6) Personal Hygiene

a) Sebelum hamil : Ibu mengatakan mandi 2x sehari, gosok gigi 2x


sehari,ganti baju 2x sehari, keramas 3x dalam seminggu

b) Selama hamil : Ibu mengatakan mandi 2x sehari, gosok gigi 2x


sehari, ganti baju 2x sehari, keramas 3x dalam seminggu.

7) Psikososial budaya

a) Perasaan menghadapi kehamilan ini : Ibu mengatakan merasa


cemas dengan kehamilan ini.

b) Kehamilan ini direncanakan/tidak : Ibu mengatakan kehamilan


ini direncanakan.

c) Jenis kelamin yang diharapkan : Ibu mengatakan menginginkan


jenis kelamin perempuan

d) Dukungan keluarga terhadap kehamilan ini : Ibu mengatakan


keluarganya senang dan mendukung kehamilannya.
e) Keluarga lain yang tinggal serumah : Ibu mengatakan tinggal
dengan suami, anak dan simbah.

f) Pantangan makanan : Ibu mengatakan alergi dengan sea food,


udang dan walang.

g) Kebiasaan adat istiadat dalam kehamilan : Ibu mengatakan ada


upacara adat mapati saat umur kehamilan 4 bulan dan mitoni pada
saat umur kehamilan 7 bulan.

h) Penggunaan obat-obatan, jamu / rokok : Ibu mengatakan hanya


mengkonsumsi obat dari bidan, ibu dan suami tidak merokok.

C. PEMERIKSAAN FISIK (DATA OBYEKTIF)

1) Status generalis

a) Keadaan Umum : Lemas

b) Kesadaran : Composmentis

c) TTV : TD : 110/70 mmHg S : 36,6 ºC

N : 81 x/ menit R : 22 x/ menit

d) TB : 155 cm

e) BB sebelum hamil : 46 kg

f) BB sekarang : 45 kg

g) LLA : 24 cm

2) Pemeriksaan Sistematis

a. Kepala

1) Rambut : bersih, tidak rontok, tidak berketombe,warna


hitam

2) Muka : tidak oedema, tidak pucat, tidak terdapat cloasma


gravidarum
3) Mata

a) Oedema : tidak oedema

b) Conjungtiva : merah muda

c) Sklera : putih

4) Hidung : bersih, simetris, tidakada benjolan

5) Telinga : simetris, bersih, tidak adaserumen

6) Mulut/gigi/gusi : mulut bersih, tidak stomatitis, gigi tidak


caries, gusi tidak berdarah dan bengkak

b. Leher

1) Kelenjar Gondok : tidak ada kelenjar gondok

2) Tumor : tidak teraba benjolan

3) Pembesaran Kelenjar Limfe : tidak ada pembesaran


kelenjar limfe

c. Dada dan Axilla

1) Mammae

a. Membesar : membesar sesuai umur kehamilan

b. Tumor : tidak teraba benjolan

c. Simetris : simetris kanan kiri

d. Areola : hiperpigmentasi

e. Putting susu : menonjol

f. Kolostrum : belum keluar

2) Axilla

a. Benjolan : tidak teraba benjolan

b. Nyeri : tidak ada nyeri tekan


d. Ektremitas

a. Varices : tidak ada varices

b. Oedema :tidak ada oedema

c. Reflek Patella :positif kanan kiri

3) Pemeriksaan Khusus Obstetri ( Lokalis )

1. Abdomen

a. Inspeksi

1) Pembesaran Perut : lebih besar dari usia kehamilan

2) Bentuk Perut : memanjang

3) Linea alba / nigra : tidak ada

4) Strie albican / livide : tidak ada

5) Kelainan : ada bekas luka operasi

6) Pergerakan janin : tidak ada

b. Palpasi

1) Kontraksi : tidak ada

2) Leopold I : TFU : teraba ballotement

Fundus :tidak teraba bagian janin

3) Leopold II : tidak dilakukan

4) Leopold III : tidak dilakukan

5) Leopold IV : tidak dilakukan

6) TFU Mc. Donald : tidak dilakukan

7) TBJ : tidak dilakukan

c. Auskultasi
1) Vulva Vagina

a) Varices : tidak ada varices

b) Luka : tidak ada luka

c) Kemerahan :vulva vagina kemerahan

d) Nyeri : tidak ada nyeri tekan

e) Pengeluaran pervaginam : flek-flek darah


kecoklatan

2) Perineum

a) Bekas luka : tidak ada bekas luka

b) Lain-lain : tidak ada

3) Anus

a) Haemoroid : tidak haemoroid

b) Lain-lain : tidak ada

4) Pemeriksaan Penunjang

a) Pemeriksaan Laboratorium :

Hb : 12, 7 gr%

Gol. Darah : O+

HbsAg : Negatif

Urine : + (positif)

b) Pemeriksaan penunjang lain :

USG : terdapat gambaran badai salju, tidak terlihatnya janin


dan adanya kehamilan mola hidatidosa.

II. INTERPRETASI DATA


Tanggal : 16 April 2015 Pukul : 18.00WIB

A. DIAGNOSA KEBIDANAN

Ny.S G2P1A0umur 34 tahun, umur kehamilan 10+4 minggu dengan mola


hidatidosa.

Data Dasar :

DS : 1. Ibu mengatakan ini adalah kehamilan yang ke dua

2. Ibu mengatakan sekarang berumur 34 tahun

3. Ibu mengatakan HPHT tanggal01 Februari 2015

4. Ibu mengatakan bahwa keluar flek darah kecoklatan dari jalan lahirnya pada
tanggal 15 April 2015 pukul 17.00 WIB

DO : 1) Keadaan umum : Lemas

2) Kesadaran : Composmentis

3) TTV : TD : 110/70 mmHgN: 81 x/menitR

: 22 x/ment S : 36,6 ºC

4) Palpasi

a. Kontraksi : tidak ada

b. Leopold I : TFU : teraba ballotement

Fundus :tidak teraba bagian janin

c. Leopold II : tidak dilakukan

d. Leopold III : tidak dilakukan

e. Leopold IV : tidak dilakukan

f. TFU Mc. Donald : tidak dilakukan

g. TBJ : tidak dilakukan


5) USG : terdapat badai salju, tidak terlihatnya janin dan adanya kehamilan mola
hidatidosa.

6) PPV : flek-flek darah kecoklatan

B. MASALAH

Ibu mengatakan merasa cemas dengan kehamilannya sekarang karena mengalami


perdarahan

C. KEBUTUHAN

1. Memberi informasi tentang keadaan kehamilan ibu dengan mola hidatidosa.

2. Pemberian dukungan psikologis support/mental pada ibu atas rasa kehilangan


yang mungkin dialami.

III. DIAGNOSA POTENSIAL

Kariokarsinoma.

IV. TINDAKAN SEGERA

Kolaborasi dengan dokter SpOG untuk terapi obat yaitu pemberian infus,
uterotonika, dan tindakan kuretase.

V. RENCANA TINDAKAN

Tanggal : 16 April 2015 Pukul : 18.05 WIB

1. Beri informasi kepada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan.

2. Beritahu kepada ibu dan keluarga tentang keadaan kehamilan ibu.

3. Beri dukungan psikologis dan support mental kepada ibu.

4. Beritahu ibu dan keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan kepada ibu.

5. Beri terapi sesuai advice dokteryaitu : pemberian infus, uterotonika dan


pelaksanaan tindakan kuretase.

VI. PELAKSANAAN
Tanggal : 16 April 2015 Pukul : 18.10WIB

1. Memberikan informasi pada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan ibu,
bahwa KU : baik, TD : 110/70 mmHg, N : 81 x/menit, R : 22 x/menit, S : 36,6 ºC,
PPV : terdapat flek-flek darah kecoklatan.

2. Memberikan informasi pada ibu dan keluarga tentang keadaan kehamilan ibu
bahwa berdasar hasil pemeriksaan, ibu mengalami kehamilan mola hidatidosa atau
disebut dengan hamil anggur, di dalam rahim ibu tidak terdapat janin, sehingga
harus segera di akhiri dengan kuretase.

3. Memberikan dukungan psikologis dan support mental kepada ibu atas rasa
cemas, sedih dan kehilangan yang dialami dengan menenangkan hati ibu dan
memberi kata-kata penyemangat dengan melibatkan suami tau keluarga.

4. Memberikan informasi kepada ibu dan keluarga tentang tindakan yang akan
dilakukan kepada ibu yaitu tindakan kuretase oleh dokter SpOG untuk
membersihkanrahim ibu. Kuretase akan dilakukan selama 2 kali, yaitu kuretase
pertama akan dilakukan pada tanggal 17 April 2015 jam 15.00 WIB dan kuretase
kedua kurang lebih 2 minggu setelah kuretase pertama. Ibu tidak akan merasa sakit
karena akan dilakukan pembiusan.Meminta persetujuan (informed consent) kepada
keluarga untuk dilakukan kuretase, pukul 18.10WIB

5. Melakukan kolaborasi dengan dokter SpOG untuk pemberian terapi dan


penanganan selanjutnya :

a. Infus RL 20 tpm, pukul 18.15 WIB

b. Skin test untuk pemberian cefotaxim 1 gr/24 jam, pukul 18.20 WIB

c. Pemberian Cefotaxim 1 gr/24 jam, pukul 18.35WIB

d. Pemberian Cytrostol 200 mg/6 jam per oral, pukul 18.50WIB dan
pukul24.50 WIB

e. Menganjurkan ibu puasa untuk persiapan kuretase mulai jam 07.00 WIB
setelah makan pagi hingga pelaksanaan kuretase.
VII. EVALUASI

Tanggal :17 April 2015 Pukul : 07.30WIB

1. Ibu dan keluarga mengerti dan paham tentang hasil pemeriksaan.

2. Ibu dan keluarga mengerti dan paham tentang keadaan kehamilan ibu, bahwa ibu
mengalami kehamilanmola hidatidosaatau hamil anggur dan harus segera diakhiri
dengan kuretase.

3. Ibu lebih tenang dan terlihat tegar setelah diberikan dukungan dan semangat oleh
suami dan keluarganya.

4. Ibu dan keluarga telah mengerti dan paham tentang tindakan kuretase yang akan
dilakukan kepada ibu.Keluarga setuju dan ibu telah menandatangani surat
persetujuan (informed consent) untuk dilakukan tindakan kuret pada ibu.

5. Kolaborasi dengan dokter SpOG telah dilakukan :

a. Telah terpasang infus RL 20 tpm di tangan kiri ibu.

b. Skin test untuk pemberian Cefotaxim 1 gr/24 jam telah diberikan, hasil
ibu tidak ada alergi.

c. Pemberian Cefotaxim 1 gr/24 jam sudah diberikan.

d. Pemberian Cytrostol 200 mg/6 jam per oral sudah diberikan, hasil ibu
bersedia meminumnya.
DAFTAR PUSTAKA

Walgani. Elisabeth Siwi, Amd.Keb.Purwoastuti, Endang Tb,SPd. APP 2015.


Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal. Yogyakarta. Pustaka Baru
Press.

Leonard Lowdermilk Deitra, E. Perry Shannon. Chashion Kitty (2013).


Keperawatan Maternitas Edisi 8 Buku 2, Elsevier (Singapore), Pte Ltd.

http://digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/21/01-gdl-ratnaasrin-1039-
1-ratnaas-_.pdf

Anda mungkin juga menyukai