definisi
Mola Hidatidosa adalah kehamilan abnormal
dimana seluruh villi korialisnya mengalami
perubahan hidrofobik
Mola hidatidosa merupakan kehamilan yang
dihubungkan dengan edema vesikular dari vili
korialis plasenta dan biasanya tidak disertai fetus
yang intak. Secara histologis terdapat proliferasi
trofoblast dengan berbagai tingkatan hiperplasia
dan displasia. Vili khorialis terisi cairan,
membengkak, dan hanya terdapat sedikit
pembuluh darah.
Faktor risiko
wanita pada remaja awal atau usia perimenopausal
Wanita yang berusia lebih dari 35 tahun memiliki resiko 2
kali lipat. Wanita usia lebih dari 40 tahun memiliki resiko 7
kali dibanding wanita yang lebih muda hal ini dikaitkan
dengan kualitas sel telur yang kurang baik pada wanita usia
ini.
riwayat keguguran 2 kali atau lebih,
riwayat kehamilan mola sebelumnya juga dapat
meningkatkan kejadian mola hingga lebih dari 10 kali lipat.
Secara epidemiologi mola komplit dapat meningkat bila
wanita kekurangan carotene dan defisiensi vitamin A.
Sedangkan mola parsialis lebih sering tejadi pada wanita
dengan tingkat pendidikan tinggi, menstruasi yang tidak
teratur dan wanita perokok.
Patologi
Mola hidatidosa sebagian dari villi berubah
menjadi gelembung-gelembung berisi cairan jernih
merupakan kista-kista kecil seperti anggur dan
dapat mengisi seluruh cavum uteri. Secara
histopatologic kadang-kadang ditemukan jaringan
mola pada plasenta dengan bayi normal. Bisa juga
terjadi kehamilan ganda mola dimana satu jenis
tumbuh dan yang satu lagi menjadi mola
hidatidosa. Gelembung mola besarnya bervariasi,
mulai dari yang kecil sampai yang berdiameter
lebih dari 1 cm.
Pemeriksaan Penunjang
1. Serum s-hCG untuk memastikan kehamilan dan
pemeriksaan s-hCG serial (diulang pada interval
waktu tertentu)
2. Ultrasonografi (USG). Melalui pemeriksaan USG
kita dapat melihat adakah janin di dalan kantung
gestasi (kantung kehamilan) dan kita dapat
mendeteksi gerakan maupun detak jantung janin.
Apabila semuanya tidak kita temukan di dalam
pemeriksaan USG maka kemungkinan kehamilan
ini bukanlah kehamilan yang normal
3. Foto roentgen dada
Tata laksana
Mola harus dikeluarkan seluruhnya dari
dalam rahim yang biasanya dilakukan
melalui tindakan dilatasi dan kuretase
atau lebih dikenal sebagai kuret.
Sebagai alternatif dapat digunakan obat
oksitosin atau prostaglandin untuk
membuat rahim berkontraksi dan
mengeluarkan isinya. Setelah itu tindakan
kuretase tetap harus dilakukan untuk
memastikan rahim sudah bersih
Follow up
Ibu harus memeriksakan darah dan air
seninya secara teratur selama 1 tahun setelah
dilakukannya tindakan untuk memastikan
hormon hCG kembali normal dan tidak ada
pertumbuhan jaringan plasenta lagi. Apabila
terapi berhasil dengan baik maka wanita pada
umumnya dapat kembali hamil lagi jika
mereka menginginkannya. Namun penting
untuk diingatkan bahwa sebaiknya wanita
dengan mola tidak hamil terlebih dahulu
selama 12 bulan pertama.