Anda di halaman 1dari 24

KONSEP MANAJEMEN

KEBIDANAN PADA MOLA


HIDATIDOSA

NANDA KARMILA
1502100044
DEFINISI MOLA HIDATOSA

Suatu kehamilan dimana setelah fertilisasi hasil konsepsi tidak


berkembang menjadi embrio tetapi terjadi proliferasi dari vili koriales
disertai dengan degenerasi hidropik. Uterus melunak dan berkembang
lebih cepat dari usia gestasi yang normal, tidak dijumpai adannya
janinnya, kavum uteri hanya terisi oleh jaringan seperti rangkaian buah
anggur.
ETIOLOGI

1. Faktor ovum
2. Imunoselektif dari trofoblas
3. Usia
4. Keadaan sosio-ekonomi yang rendah
5. Paritas tinggi
6. Defisiensi protein
7. Infeksi virus dan faktor kromosom yang belum jelas
8. Riwayat kehamilan mola sebelumnya
PATOFISIOLOGI

Hasil pembuahan dimana embrionya mati pada umur


kehamilan 3-5 minggu dan karena pembuluh darah villi tidak
berfungsi maka terjadi penimbunan caira di dalam jaringan
mesenkim villi.
KLASIFIKASI

1. Mola hidatidosa komplet (klasik), jika tidak ditemukan janin.


• Tidak ada pembuluh pada vili yang membengkak
• Prolifersi dari epitel trofoblas dengan bermacam-macam ukuran
• Tidak adanya janin atau amnion
2. Mola hidatidosa inkomplet (parsial), jika disertai janin atau bagian janin.
DIAGNOSIS
1. Tanda dan gejala
A. Gejala mirip orang hamil
B. Pada mola hidatidosa komplek, terdapat tanda-tanda gejala klasik, yaitu:
• Perdarahan pervaginam,
• Hiperemesis.
• Mual dan muntah yang berat
• Hipertiroid
• Takikardia tremor kulit yang hangat, demam subfebril, banyak keringat, tidak tahan panas
• Umur kehamilan yang tidak sesuai dengan besarnya uterus
• Tidak ada gerakan janin
• Ditemukan gejala
• Kista theca lutein

C. Pada parsial, penderita biasanya mengeluhkan gejala seperti abortus inkomplet atau missed abortion
2. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan radiologis atau rontgen
b. Pemeriksaan ultrasonografi (USG)
c. Pemeriksaan doppler: denyut jantung janin tidak terdengar.
d. Pemeriksaan laboratorium
e. Pemeriksaan histologi/patologi anatomi
f. Pemeriksaan T3 dan T4 bila ampak tanda-tanda tirksikosis hipertiroid.
PENATALAKSANAAN

1. Perbaikan keadaan umum


• Koreksi dehidrasi.
• Transfusi darah bila ada anemia (hb 8 gr% atau kurang), juga untuk memperbaiki syok.
• Bila ada gejala preeklamsia dan hiperemesis gravidarum diobati sesuai protocol penanganannya.
• Bila ada gejala-gejala tirotoksikosis dikonsul ke bagian penyakit dalam.
2. Pengeluaran jaringan mala dengan cara kuretase dan histerektomi
Kuret adalah pembersihan sisa-sisa jaringan yang ada dalam rahim .
KOMPLIKASI

• Perdarahan yang hebat dapat menyebabkan syok, bila tidak segera ditangani
dapat berakibat fatal.
• Perdarahan yang berulang- ulang dapat menyebabkan anemia
• Infeksi sekunder
• Perforasi karena tindakan dan keganasan
• Dapat menjadi karsinoma
PROGNOSIS

Wanita dengan kehamilan mola komplek dapat berkembang menjadi


penyakit trofoblastik ganas. Faktor klinis yang berhubungan dengan
resiko keganasan seperti: umur penderita yang tua, kadar HCG tinggi
(>100 ovum LU/ml), eklamsia, hipertiroidisme, dan kista teka lutein
bilateral.
KONSEP MANAJEMEN VARNEY
PADA MOLA HIDATIDOSA

A. Data subjektif
(1) Biodata atau identitas pasien:
• Nama; perlu ditanyakan agar tidak keliru bila ada kesamaan nama dengan klien.
• Umur; perlu ditanyakan untuk mengetahui pengaruh umur terhadap permasalahan kesehatan
pasien/klien. Dalam kurun waktu reproduksi sehat, dikenal bahwa usia aman untuk kehamilan
dan persalinan adalah 20-35 tahun.
• Alamat; ditanyakan untuk maksud mempermudah hubungan bila diperlukan bila keadaan
mendesak. Dengan diketahuinya alamat tersebut, bidan dapat mengetahui tempat tinggal
pasien/klien dan lingkungannya. Dengan tujuan untuk memudahkan menghubungi keluarganya,
menjaga kemungkinan bila ada nama ibu yang sama, untuk dijadikan petunjuk saat kunjungan
rumah
• Pekerjaan; ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruh pekerjaan terhadap permasalahan
kesehatan pasien/klien. Dengan mengetahui pekerjaan pasien/klien, bidan dapat mengetahui bagaimana
taraf hidup dan sosial ekonominya agar nasehat bidan sesuai, juga mengetahui apakah pekerjaan
mengganggu atau tidak, misalnya bekerja di pabrik rokok, mungkin yang dihisap akan berpengaruh pada
janin.
• Agama; ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap kebiasaan kesehatan pasien.
Dengan diketahuinya agama pasien/klien, akan memudahkan bidan melakukan pendekatan di dalam
melaksanakan asuhan kebidanan.
• Pendidikan; ditanyakan untuk mengetahui tingkat intelektualnya. Tingkat pendidikan mempengaruhi
sikap perilaku kesehatan seseorang.
• Status perkawinan; pertanyaan ini dilakukan untuk mengetahui kemungkinan pengaruh status
perkawinan terhadap masalah kesehatan. Bila diperlukan ditanyakan tentang perkawinan keberapa
kalinya.
• Suku/ras; ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap kebiasaan kesehatan
pasien/klien. Dengan diketahuinya suku/ras pasien/klien, akan memudahkan bidan melakukan
pendekatan di dalam melaksanakan asuhan kebidanan.
(2) Alasan datang
Pemeriksaan kehamilan atau kunjungan ulang ataupun ada keluhan yang dirasakan ibu hamil.
(3) Keluhan utama
Keluhan yang sering terjadi pada mola hidatidosa adalah mual, muntah dengan keluhan lebih
hebat, perdarahan pervaginam.
(4) Riwayat kesehatan yang lalu
Riwayat pasca mola hidatidosa,pasca abortus, pasca partus fisiologi dapat terjadi serangan
ganas.
(5) Riwayat kesehatan keluarga
Informasi tentang keluarga pasien penting untuk mengidentifikasi wanita yang beresiko
menderita penyakit genetic yang dapat mempengaruhi kehamilan.
(6) Riwayat obstetrik; untuk mengetahui gambaran tentang keadaan dasar dari
organ reproduksi pasien/klien. Pada riwayat ini yang perlu dikaji adalah sebagai
berikut.
a. Riwayat menstruasi
Untuk mengetahui gambaran tentang keadaan dasar dari organ reproduksi pasien/klien. Dikaji
data menarche pasien/klien, siklus menstruasi (biasanya dalam hitungan hari, sekitar 23 sampai
32 hari), seberapa banyak darah menstruasi yang dikeluarkan. Kadang kita akan kesulitan
untuk mendapatkan data yang valid.

b. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas


Untuk mengetahui masalah atau gangguan kesehatan yang timbul sewaktu hamil dan
melahirkan, jika terdapat penyulit diupayakan pencegahannya dan penanggulangannya,
mencakup jarak antara dua kehamilan dan kelahiran, tempat melahirkan, lamanya melahirkan,
cara melahirkan.
(7) Riwayat ginekologi
Data ini sangat penting karena akan memberikan petunjuk tentang organ reproduksi pasien. Mencakup:
infertilitas, penyakit kelamin, tumor atau kanker sistem reproduksi, operasi ginekologi.

(8) Data psiko-sosial, budaya, dan spiritual


Untuk mengetahui keadaan psikososial pasien atau klien perlu ditanyakan antara lain: jumlah anggota
keluarga, dukungan materiil dan moril yang didapat dari keluarga, kebiasaan-kebiasaan yang
menguntungkan kesehatan, hubungan sosial, dan kebiasaan yang merugikan kesehatan.

(9) Pola kebiasaan sehari-hari


• Pola nutrisi: mengkaji frekuensi, kebutuhan nutrisi, dan kebiasaan pasien mengkonsumsi apa saja
setiap harinya
• Pola eliminasi: mengkaji data eliminasi pasien, frekuensi, ada keluhan atau tidak
• Pola aktivitas: mengkaji kebiasaan aktivitas yang dilakukan pasien dan pola istiarahatnya sudah sesuai
atau belum
• Personal hygiene: mengkaji kebiasaan pasien untuk menjaga kebersihan diri sudah sesuai atau belum
B. Data objektif
a. Pemeriksaan umum
Secara teoritis kemungkinan di temukan gambaran keadaan umum pasien baik, yang mencakup
kesadaran, tekanan darah, nadi, nafas, suhu, tinggi badan dan keadaan umum.

b. Pemeriksaan fisik
• Inspeksi, yaitu pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat/memandang dari kepala sampai ujung
kaki.
• Palpasi, yaitu pemeriksaan yang dilihat dengan cara meraba.
Leopold I: tinggi fundus uteri dalam cm, tinggi fundus uteri (TFU) tidak sesuai dengan usia kehamilan.
Leopold ii: pada dinding perut sebelah kanan atau kiri ibu kemungkinan tidak teraba punggung, anggota gerak
atau bokong, kepala.
Leopold iii: tidak teraba bagian bokong, kepala atau lainnya
Leopold IV: tidak dilakukan.
• Auskultasi, tidak terdengar bunyi jantung janin.
• Perkusi, kemungkinan refleks patella kiri dan kanan positif.
C. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan USG
Merupakan pemeriksaan standar untuk mengidentifikasi kehamilan mola.Ditentukan gambaran mirip
badai salju yang mengidentifikasi vili khoriales yang hidrofik dan tidak adanya gambaran yang
menunjukkan denyut jantung janin.

2. Pemeriksaan doppler : denyut jantung janin tidak terdengar.


3. Pemeriksaan laboratorium :
• Kadar βhcg cenderung meningkat dan bertambah kuat (lebih tinggi kadar kehamilan normal) terutama
trimester i.
• Hemoglobin, hematokrit, eritrosit menurun. Anemia merupakan kompilasi yang sering terjadi disertai
dengan kecenderungan terjadinya koagulopati, sehingga pemeriksaan darah lengkap dan tes koagulasi
dilakukan.
• Protein urine positif.

4. Pemeriksaan histologi
Yaitu pemeriksaan mikroskopis gelembung cairan mirip anggur. 
II. Interpretasi data
Diagnosa kebidanan:
• Dx: ny...G...P...Ab... Usia kehamilan........Minggu dengan mola hidatidosa.
• Ds: ibu mengatakan ini kehamilan ke...Usia kehamilan...Hpht...
• Do: pemeriksaan umum
• Keadaan umum, Kesadaran, TD, Nadi, Suhu, RR
• Pemeriksaan fisik
• Abdomen:
• Leopold I: tinggi fundus uteri dalam cm, tinggi fundus uteri (TFU) tidak sesuai dengan usia kehamilan.
• Leopold ii: pada dinding perut sebelah kanan atau kiri ibu kemungkinan tidak teraba punggung, anggota gerak
atau bokong, kepala.
• Leopold iii: tidak teraba bagian bokong, kepala atau lainnya
• Leopold IV: tidak dilakukan.
• Auskultasi
Djj: tidak terdengar bunyi jantung janin.
III. Identifikasi diagnosa dan masalah
• Perdarahan yang hebat dapat menyebabkan syok, bila tidak segera ditangani dapat berakibat
fatal.
• Perdarahan yang berulang- ulang dapat menyebabkan anemia
• Infeksi sekunder
• Perforasi karena tindakan dan keganasan
• Dapat menjadi karsinoma

IV. Identifikasi kebutuhan segera


Kolaborasi dengan dokter segera mungkin untuk melakukan tindakan pada pasien.
V. INTERVENSI
1. Bina hubungan baik dengan ibu dan keluarga
• Rasional : untuk membangun kepercayaan dalam melakukan tindakan

2. Jelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga


• Rasional : ibu dan keluarga mengetahui keadaannya

3. Lakukan informed concent setiap tindakan


• Rasional : sebagai bukti fisik dalam melakukan tindakan

4. Kolaborasi dengan petugas laboraturium untuk pemeriksaan labrut dan T3T4


• Rasional : untuk membantu menegakkan diagnosa suatu penyakit

5. Kolaborasi untuk pemeriksaan rontgen thorax dan EKG


• Rasional : untuk membantu menegakkan diagnosa suatu penyakit
6. Kolaborasi dengan dokter untuk tindakan dan pemberian terapi
• Rasional : untuk membantu penyembuhan

7. Kolaborasi dengan dokter untuk penanganan pada pasien


• Rasional : pada wanita subur dan masih menginginkan anak dilakukan kuret atau kuret hisap, sedangkan bagi wanita
usia lanjut atau yang sudah tidak menginginkan tambahan anak, dilakukan pengangkatan rahim (histerektomi)

8. Observasi keadaan umum, tanda vital, TFU dan perdarahan.


• Rasional : memantau kondisi pasien untuk antisipasi bila terjadinya komplikasi

9. Pasang infus RL
• Rasional : membantu restorasi cairan pasien

10. Bila ditemukan tanda-tanda hipertiroid lakukan kolaborasi dengan IPD untuk pengobatan
• Rasional : melakukan tindakan segera jika ada tanda-tanda hipertiroid

11. Siapkan pasien untuk tindakan, meliputi: puasa, pasang laminara (untuk pasien yang akan dilakukan
tindakan curettage PA), skin test antibiotik dan bila perlu seda darah
• Rasional : persiapan pasien untuk melakukan operasi
VI. IMPLEMENTASI
1. Membina hubungan baik dengan ibu dan keluarga
2. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga
3. Melakukan informed concent setiap tindakan
4. Melakukan kolaborasi dengan petugas laboraturium untuk pemeriksaan labrut dan T3T4
5. Melakukan kolaborasi untuk pemeriksaan rontgen thorax dan EKG
6. Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk tindakan dan pemberian terapi
7. Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk penanganan pada pasien
8. Melakukan observasi keadaan umum, tanda vital, TFU dan perdarahan.
9. Memasang infus RL
10. Bila ditemukan tanda-tanda hipertiroid lakukan kolaborasi dengan ipd untuk pengobatan
11. Menyiapkan pasien untuk tindakan, meliputi: puasa, pasang laminara (untuk pasien yang akan
dilakukan tindakan curettage PA), skin test antibiotik dan bila perlu seda darah
VII. EVALUASI
S:
• Ibu mengetahui keadaannya
• Ibu menyetujui tindakan yang akan dilakukan
O:
• Teraba TFU tidak sesuai dengan usia kehamilan
• Hasil pemeriksaan USG terlihat bayangan badai salju dan tidak terlihat janin, dan seperti sarang
tawon.
A: ny...G..P...Ab.. Usia kehamilan.......Minggu dengan mola hidatidosa
P: lakukan rujukan dan kolaborasi dengan dokter
IH
A S
AK
IM
ER
T

Anda mungkin juga menyukai