Anda di halaman 1dari 1

  Senin, 29 September 2014 - 23:51:35 WIB

Desa Siaga Intinya Pemberdayaan Masyarakat Desa di Riau


Diposting oleh : Admin
Kategori: Info Kesehatan - Dibaca: 4807 kali
PEKANBARU - Pengembangan Desa Siaga Aktif pada dasarnya tak lain adalah kegiatan pemberdayaan
masyarakat desa di bidang kesehatan. Ketika masyarakat sudah berdaya, maka mereka akan mampu
mengenali dan menganalisa masalah yang mereka hadapi. Tak hanya itu, mereka juga akan bisa mencari
solusi atas masalah itu dan sudah tahu apa yang harus dilakukan untuk mengerjakan solusi itu. 

Demikian dikatakan Fasilitastor Kegiatan Orientasi Tenaga Poskesdes Riau dari Dinas Kesehatan Provinsi
Riau, Khairani Hasyim kepada media ini baru-baru ini. 

Diberitakan sebelumnya, pada kegiatan orientasi tenaga Poskesdes Riau yang dilaksanakan Dinas
Kesehatan Provinsi Riau di Kecamatan Minas, didampingi oleh dua fasilitator dari Dinas Kesehatan Riau
dan satu fasilitator dari Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru. Ketiganya yakni, Khairani Hasyim, Nani Widya
Nurdin dan Vivi.

Menurut Khairani, kegiatan orientasi itu untuk mengetahui proses pemberdayaan masyarakat di Minas
sehubungan dengan program desa siaga.

“Kami melihat desa di Minas. Ada empat desa, tiga di antaranya merupakan desa siaga aktif. Di ketiga
desa ini, antisipasi mereka terhadap berbagai macam penyakit sudah baik. Juga sudah ada forum desa
siaga tingkat kecamatan, dan tentunya perhatian aparat kecamatan dan desa sangat bagus. Camat juga
ikut memantau,” ujar Khairani.

Khairani mengatakan, satu dari desa-desa yang dikunjungi itu pernah memperoleh predikat juara desa
siaga terbaik tingkat provinsi. Saat itu dalam rangka gerakan sayang ibu, yang merupakan bagian dari
kepedulian masyarakat terhadap ibu yang masuk kategori rentan kematian.

Mengenai desa siaga, Khairani mengatakan, pada intinya program itu adalah untuk memberdayakan
masyarakat desa. “Ketika masyarakat desa sudah berdaya, maka mereka akan dengan sendiri mengenal
masalah kesehatan di tempat mereka, mereka juga kemudian bisa mencari solusinya, jika butuh bantuan
pihak lain, mereka tahu mau kemana dan apa yang harus dilakukan,” ujar Khairani.

Dipaparkannya, pada tahap awal tidak mudah untuk membentuk desa siaga. “Awalnya sangat sulit
untuk membangunnya. Butuh bertahun-tahun memang untuk menciptakan masyarakat yang sadar.
Namun ketika sudah terbentuk, kita jangan heran, desa siaga sudah punya anggaran ratusan juta untuk
penanganan kesehatan warga desa mereka,” ujar Khairani. (*) 

Anda mungkin juga menyukai