Anda di halaman 1dari 21

HEMORAGIK ANTEPARTUM (HAP)

Kelompok 5
AuliaRahma (183110165)
FifiRahmadhita (183110174)
Maisyarah (183110180)
Putri Maharani (183110187)
SerinaLiaOktaviani (183110187)
Yulia (183110200
PERDARAHAN ANTEPARTUM ADALAH…

 Perdarahan antepartum atau Hemoragik


Antepartum (HAP)awal didefinisikan sebagai
perdarahan yang terjadi dari jalan lahir setelah
kehamilan 24 minggu sampai minggu 28
kehamilan. perdarahan pervagina yang timbul
pada masa kehamilan kedua pada kira-kira 3%
dari semua kehamilan sebab-sebab utama
perdarahan adalah Abortus kehamilan ektopik,
dan mola hidatidosa luka-luka pada jalan lahir
karena trauma, koitus atau varises yang pecah
dan oleh kelainan serviks seperti karsinoma, erosi
atau polip
JENIS-JENIS PERDARAHAN ANTEPARTUM

 1). Abortus
 Abortus adalah keluarnya janin sebelum
mencapai viabilitas. Dimana masa gestasi
belum mencapai usia 22 minggu dan beratnya
kurang dari 500gr
KLASIFIKASI DARI ABORTUS
a. Abortus spontanea
Abortus spontanea adalah abortus yang terjadi tanpa
tindakan atau terjadi dengan sendirinya.Aborsi ini
sebagian besar terjadi pada gestasi bulan kedua dan
ketiga.
b. Abortus provokatus (abortus yang sengaja dibuat)
Abortus provokatus adalah peristiwa menghentikan
kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar tubuh
ibu.Pada umumnya dianggap bayi belum dapat hidup
diluar kandungan apabila kehamilan belum mencapai
umur 28 minggu, atau berat badanbayi belum 1000
gram.
ETIOLOGI ABORTUS IALAH
a. Faktor Janin
Perkembangan zigot abnormal
b. Faktor ibu
Berbagai penyakit ibu dapat menimbulkan abortus
misalnya :
 Infeksi akut :Virus, misalnya cacar, rubella, dan
hepatitis.
 Infeksibakteri, misalnya streptokokus.
 Parasit, misalnya malaria.
 Infeksi kronis :Sifilis, biasanya menyebabkan abortus
pada trimester kedua.
PATOFISIOLOGI ABORTUS IALAH…
Perdarahan desidua

Necrose jaringan sekitar

Respon benda asing bagi rahim

Bligrted Ovum
KOMPLIKASI

1. Perdarahan (haemorrogrie)
2. Perforasi
3. nfeksi dan tetanus
4. Payah ginjal akut
5. Syok, yang disebabkan oleh syok hemoreagrie
(perdarahan yang banyak) dan syok septik atau
endoseptik (infeksi berat atau septis)
6. Pada missed abortion dengan retensi lama hasil
konsepsi dapat terjadi kelainan pembekuan
darah.
b). Kehamilan Ektopik
Kehamilan ektopik ialah suatu kehamilan yang
pertumbuhan sel telur yang telah di buahi tidak
menempel pada dinding endometrium kavum
uteri.Lebih dari 95 %kehamilan ektopik berada
di saluran telur (tuba Fallopi).
terjadinya kehamilan ektopik tersering karena
sel telur yang sudah dibuahi dalam
perjalanannya menuju endometrium tersendat
sehingga embrio sudah berkembang sebelum
mencapai kavum uteri dan akibatnya akan
tumbuh di luar rongga rahim.
KLASIFIKASI KEHAMILAN EKTOPIK

Berdasarkan lokasi terjadinya, kehamilan ektopik dapat


dibagi menjadi 5 yaitu :
1. Kehamilan tuba.
2. Kehamilan ektopik lain. Teriadi di serviks uterus,
ovarium abdominal.
3. Kehamilan intraligamenter, jumlahnya sangat sedikit.
4. Kehamilan heterotopik, merupakan kehamilan ganda
di mana satu janin berada d kavum uteri sedangkan
yang lain merupakan kehamilan ektopik. Kejadian
sekitar satu per 15.000- 40.000 kehamilan
5. Kehamilan ektopik bilateral. Kehamilan ini pernah di
laporkan walaupun sangat jarang terjadi.
ETIOLOGI KEHAMILAN EKTOPIK
1. Faktor tuba.
Adanya peradangan atau infeksi pada tuba
menyebabkan lumen tuba menyempit atau buntu.
Atau endometriosis tuba atau divertikel saluran
tuba yang merupakan bawaan kongenital.
2. Faktor abnormalitas dari zigot.
3. Faktor ovarium
4. Faktor hormonal
5. Faktor lain yaitu pemakaian alat kontrasepsepsi
dan merokok.
KEHAMILAN EKTOPIK DAPAT BERPATOLOGI
PADA
1. Hasil konsepsi mati dini dan diresorbsi
2. Abortus ke dalam lumen tuba (Abortus
tubaria)
3. Ruptur dinding tuba
ETIOLOGI DARI MOLA HIDATIDOSA

1. Faktor ovum : ovum memang sudah patologik


sehingga mati
2. Imunoselektif dari tropoblast
3. Keadaan sosio-ekonomi yang rendah
4. Paritas tinggi
5. Kekurangan protein
6. Infeksi virus dan faktor kromosom yang belum
jelas
 c). Mola hidatidosa
suatu kehamilan yang berkembang yang
tidak wajar di mana tidak ditemukan janin
dan hampir seluruh vili korialis mengalami
perubahan berupa degenerasi hidropik.
Secara makroskopik, mola hidatidosa
mudah diketahui yaitu berupa gelembung-
putih, tembus pandang, berisi cairan jernih
dengan ukuran bervariasi dari beberapa
milimeter hingga 1 atau 2 cm.
PATOFISIOLOGIS DARI MOLAHIDATIDOSA

1. Mola hidatidosa komplet (klasik), jika tidak


ditemukan janin.
2. Mola hidatidosa inkomplet (parsial), jika
disertai janin atau bagian janin.
MENIFESTASI KLINIS DARI MOLA HIDATIDOSA

1. Amenore dan tanda-tanda kehamilan.


2. Perdarahan pervaginam berulang. Darah
cenderung berwarna coklat. Pada keadaan lanjut
kadang keluar gelembung mola.
3. Pembesaran uterus lebih besar dari usia
kehamilan.
4. Tidak terabanya bagian janin pada palpasi dan
tidak terdengarnya BJJ sekalipun uterus sudah
membesar setinggi pusat atau lebih.
5. Preeklampsia atau eklampsia yang terjadi
sebelum kehamilan 24 minggu.
ASUHAN KEPERAWATAN

1) Pengkajian
a. Identitas umum
b. Riwayat kesehatan
1. Riwayat kesehatan dahulu
 Adanya kemungkinan klien pernah mengalami riwayat diperlukan uterus
seperti seksio sasaria curettage yang berulang-ulang.
 Kemungkinan klien mengalami penyakit hipertensi DM, Hemofilia serta
mengalami penyakit menular seperti hepatitis.
 Kemungkinan pernah mengalami abortus
2. Riwayat kesehatan sekarang
 Biasanya terjadi perdarahan tanpa alasan
 Perdarahan tanpa rasa nyeri
 Perdarahan biasanya terjadi sejak triwulan ketiga atau sejak kehamilan
20 minggu.
3.Riwakat kesehatan keluarga
 Kemungkinan keluarga pernah mengalami kesulitan
kehamilan lainnya.
 Kemungkinan ada keluarga yang menderita seperti ini
 Kemungkinan keluarga pernah mengalami kehamilan
ganda.
 Kemungkinan keluarga menderita penyakit hipertensi
DM, Hemofilia dan penyakit menular.
4.Riwayar Obstetri
Riwayat Haid/Menstruasi :
 Minarche
 Siklus
 Lamanya.
 Baunya.
 Keluhan pada haid
5. Riwayat kehamilan dan persalinan
 Multigravida
 Kemungkinan abortus
 Kemungkinan pernah melakukan curettage
6.Riwayat nifas
 Lochea Rubra : Bagaimana baunya, amis/ tidak.
 Colostrum ada
c.Pemeriksaan tanda-tanda vital
 Suhu tubuh, suhu akan meningkat jika terjadi infeksi
 Tekanan darah, akan menurun jika ditemui adanya
tanda syok
 Pernapasan, nafas jika kebutuhan akan oksigen
terpenuhi
 Nadi, nadi melemah jika ditemui tanda-tanda shok.
d.Pemeriksaan fisik
Kepala, seperti warna, keadaan dan kebersihan
Muka, biasanya terdapat cloasmagrafidarum, muka kelihatan pucat.
Mata biasanya konjugtiva anemis
Thorak, biasanya bunyi nafas vesikuler, jenis pernapasan
thoracoabdominal
e. Aktifitas dan istirahat
Gejala :
Kelemahan atau keletihan akibat anemia.
Perubahan pada pola istirahat dan kebiasan tidur pada malam hari.
Adanya faktor- faktor yang mempengaruhi tidur seperti nyeri, ansietas,
dankeringat malam.
f. Pemeriksaan penunjang
Data laboraturium, memungkinkan Hb rendah. Hb yang normal (12-
14gr%)
leokosit meningkat (Normal 6000-1000 mm3). Trombosit menurun
(normal 250 ribu – 500 ribu).
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Risiko hipovolemia berhubungan dengan


perdarahan .
2. Perfusi perifer tidak efektif berhubungan
dengan Anemia.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
kelemahan.
DANKE

Anda mungkin juga menyukai