Anda di halaman 1dari 10

TUGAS RANGKUMAN MATERNITAS

Disusun oleh :

Nama : Sukma Wijaya

NIM : P05120220081

Prodi : D-III Keperawatan Bengkulu

Tingkat : 2B

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU

JURUSAN KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2021/2022


RANGKUMAN

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN IBU HAMIL PATOLOGIS MELIPUTI


KEHAMILAN LUAR KANDUNGAN, ABORTUS, HYPEREMESIS GRAVIDARUM
DAN ANEMIA

A. Kehamilan luar kandungan


1. Pengertian

Kehamilan yang terjadi ketika telur yang dibuahi di implan diluar uterus. Telur yang
dibuahi tidak dapat bertahan hidup diluar uterus. Jika dibiarkan tumbuh, kondusi ini dapat
bertahan hidup diluar uterus. Jika dibiarkan tumbuh, kondisi ini dapat merusak organ terdekat
dan menyebabkan kehilangan darah yang mengancam jiwa

2. Etologi hamil diluar kandungan

Paling umum terjadi adalah kerusakan tuba falopi, misalnya karena peradangan, dan
memicu terbentuknya jaringan parut. Kerusakan ini akan menghalangi sel telur yang telah
dibuahi untuk masuk kedalam rahim, sehingga menempel di dinding tuba falopi atau organ
lain. Kerusakan tuba falopi dapat disebabkan oleh :

a. Faktor genetik
b. Bawaan lahir
c. Ketidakseimbangan hormon
d. Peradangan akibat infeksi atau prosedur medis
e. Perkembangan organ reproduksi yang tidak normal

3. Klasifikasi

Sarwono prawiroharjo dan cuningham masing-masing dalam bukunya


mengklasifiksikan kehamilan ektopik berdasarkan lokasinya

1. Tuba fallopii
a. Pars-interstisialis
b. Isthmus
c. Ampula
d. Infundibulum
e. Fimbrae
2. Uterus
a. Kanalis servikalis
b. Divertikulum
c. Kornu
d. Tanduk rudimenter
3. Ovarium
4. Intraligamenter
5. Abdominal
a. Primer
b. Sekunder
6. Kombinasi kehamilan dalam dan luar uterus

4. Patofisiologi

Tempat implamantasi kehamilan dluar kandungan antara lain ampula tuba (lokasi
tersering, ismust, fimbriae, pars interstiaialis, kornu uteri, ovarium, rongga abdomen, serviks
dan ligamentum kardinal. Zigot dapat berimplementasi pada sel kolumnar tuba maupun
secara intercolumnar. Pada keadaan pertama, zigot melekat pada ujung atau sisi jonjot,
endosalping yang relative sedikit mendapat suplai darah, sehingga zigot mati dan kemudian
direabsobsi. Kemungkinan yang dapat terjadi pada kehamilan luar kandungan adalah :

1. Hasil konsepsi mati dini dan direabsopsi


2. Abortus kedalam lumen tuba
3. Ruptur dindig tuba

5. Gejala

Area nyeri : Nyeri panggul dan pendarahan vagina

Gastrointestinal : begah, mual atau muntah

6. Penatalaksanaan
Penanganan hamil diluar kandungan pada umumnya dalah laparotomi dalam tindakan
demikian. Hal yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan yaitu :

1. Kondisi ibu saat itu


2. Keinginan ibu untuk mempertahankan fungsi reproduksinya
3. Loksi kehamilan ektropik(hamil diluar kandungan)
4. Hasil pertimbangan ini menentukan apakah perlu dilakukan salpigektomi pada
kehamilan tuba atau dapat dilakukan pembedahan konservatif.

7. Komplikasi

Dapat terjadi sekunder akibat kesalahan diagnosis, diagnosis yang lambat, atau
pendekatan tatalaksana. Komplikasi yang timbul akibat pembedahan antara lain adalah
perdarahan, infeksi, kerusakan organ sekitar (usus, kandung kemih, ureter, dan pembuluh
darah besar. Selain itu juga komplikasi terkait tindakan anestesi.

8. Pemeriksaan penunjang

Laboratorium :

1. Hematokrit
2. Sel darah putih
3. Tes kehamulan

B. Abortus
1. Pengertian abortus

Keguguran yang dialami seorang wanita sebelum minggu ke 20 yangdapat


menyakitkan secara fisik maupun emosional. Keguguran kematian janin dalam kandungan
sebelu usia kehamilan mencapai 20 minggu

2. Etiologi

Faktor penyebab terjafinya abortus adalah :

1. Faktor fetal
2. Faktor maternal :
a) Kelainan anatomi uterus
b) Infeksi
c) Penyakit metabolik
d) Faktor imunologi
e) Trauma fisik
f) Faktor paternal

3. Patofisiologi

Pada awal abortus, terjadi perdarahan dalam desidua basalis kemudian diikuti oleh
nekrosi jaringan sekitarnya. Hal ini menyebabkan hasil konsepsi terlepas sebagian atau
seluruhnya. Sehingga benda asing berada di dalam uterus, yang menyebabkan uterus
berkontraksi untuk mengeluarkan isinya. Pada kehamilan anatara 8 dan 14 minggu, vili
korinalis menembus desidua lebih dalam dan umumnya yang dikeluarkan setelah ketuban
pecah adalah janin, disusul setelah beberapa waktu kemudian adalah plasenta.
Pendarahan tidak banyak jika plasenta segera dilepas dengan lengkap. Peristiwa
abortus ini menyerupai persalinan dalam bentuk miniatur.

4. Manifestasi klinis

Mengalami pendarahan pervagina kurang lebih 500cc maka dapat menyebabkan rasa
lemas, beresiko syok, dan penurunan kesadaran ibu,tanda-tanda infeksi alat genital berupa
demam. Tanda gejala dari abortus lainnya adalah kram atau nyeri perut bagian bawah. Klien
juga akan mengalami penurunan tekanan darah, denyut nadi normal atau cepat dan lemah.
Suhu tubuh normal, meningkat atau menurun, mulas-mulas. Gejala seperti perdarahan yang
terjadi bisa sedikit kemudian banyak dan disertai keluarnya hasil konsepsi, rasa
mulas(kontraksi) tambah hebat, ostium uteri eksternumatau serviks terbuka(1-2 jari), pada
pemeriksaan vaginal dapat diraba dalam kavum uteri atau kadang sudah menonjol dari
eksternumatau sebagian jaringan keluar, perdarahan tidak akan berhenti sebelum sisa janin
dikeluarkan sehingga dapat menyebabkan syok, pada pemeriksaan plano test ditemukan test
positif atau negatif, ibu anemia akibat perdarahan

5. Komplikasi

Adapun komplikas yang dapat terjadi pada ibu hamil :

1. Perforasi
2. Luka pada serviks uteri
3. Perdarahan
4. Infeksi

6. Pemeriksaan Penunjang

1. USG kehamilan untuk mendeteksi adanya retensi produk atau sisa kehamilan
2. Pemeriksaan ginekologi pada pemeriksaan dalam,untuk abortus yang baru
terjadi di dapatkan serviks terbuka, kadang-kadang dapat diraba sisa-sisa
jaringan dalam kanalis servikalis atau kavu uteri.

7.Penatalaksanaan

Ibu hamil sebaiknya segera periksa apabila terjadi perdarahan, ibu harus beristirahat
total dan dianjurkan untuk relaksasi. Terapi intravena atau tranfusi darah dapat dilakukan
apabila diperlukan

C. Hiperemesis Gravidarum
1. Pengertian Hiperemesis gravidarum

Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita hamil,
ssampai menganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk, sebagai
akibatnya terjadilah dehidrasi (Ratna Hidayati, 2009)

Hiperemesis gravidarum adalah keadaan dimana penderita mual dan muntah


berlebihan, lebih dari 10 kali dalam 24 jam atau setiap saat, sehingga meganggu kesehatan
dan pekerjaan sehari-hari

2. Etiologi

Penyebab hipremesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Tidak ada bukti bahwa
penyakit ini disebabkanoleh faktor toksik, juga tidak ditemukan kelainan biokimia. Beberapa
faktor predisposisi dan faktor lain yang menjadi penyebab hiperemesis gravidarum adalah :

1. Faktor konsentrasi human chorionic gonadothropin (HCG) yang tinggi : sering


terjadi pada kehamilan primigravida, molahidatidosa, kehamilan ganda, dan
hidramnion
2. Faktor organik, karena masukknya vili khoriales kedalam sirkulasi maternal dan
perubahan metabolik
3. Faktor psikologi : keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, rasa takut pada
kehamilan dan persalinan, takut memikul tanggung jawab, dan sebagainya
4. Faktor endokrin lainnya : hipertiriod, diabetes, dsb.
5. Faktor gizi

3. Tanda dan gejala

Batas mual muntah berapa banyak yang disebut hiperemesis gravidarum tidak ada
kesepakatan. Ada yang mengatakan bila lebih dari sepuluh kali muntah. Akan tetapi apabila
keadaan umum ibu terpengaruh dianggap sebagai hiperemesis gravidarum. Menurut berat
ringannya gejala dibagi menjadi 3 tingkatan, yaitu :

a. Tingkatan I (ringan)
1. Mual muntah terus menerus
2. Ibu merasa lemah
3. Nafsu makan tidak ada
4. Berat badan menurun
5. Merasa nyeri pada epigastrium
6. Tekanan darah menurun
b. Tingkatan II (sedang)
1. Penderita tampak lebih lemah dan apatis
2. Turgor kulit mulai jelek
3. Lidah mengering dan tampak kotor
4. Nadi kecil dan cepat
5. Suhu badan naik
6. Mata mulai ikterik
7. Berat badan turun dan mata cekung
8. Tensi turun, hemokonsentrasi, oliguri, dan konstipasi
c. Tingkatan III (Berat)
1. Keadaan umum lebih parah
2. Dehidrasi hebat
3. Nadi kecil, cepat dan halus
4. Suhu badan meningkat dan tensi turun
4. Patofisiologi

Perasaan mual muntah akibat dari meningkatnya kadar estrogen yang biasa terjadi
pada trisemester I. bila perasaan terjadi terus menerus dapat mengakibatkan cadangan
karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tak
sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseto-asetik, asam hidroksida butirik
dan aseton darah. Muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga cairan ekstraseluler dan plasma
berkurang, Natrium dan klorida darah turun.

5. Komplikasi
a. Dehidrasi berat
b. Takikardi
c. Ensefalopati wernicke dengan gejala nistagmus
d. Diplopia dan perubahan mental
e. Alkalosis
f. Ikterik
6. Penatalaksanaan medis

Penatalaksaan medis yang dapat diberikan antara lain :

1. Hospitalisasi
2. Obat-obatan sedativa
3. Cairan parenteral

Penatalaksanaan keperawatan

1. Isolasi dan terapi ruang


2. Terapi psikologika
3. Terapi alternatif

7. Pemeriksaan penunjang
a. USG (dengan menggunakan waktu yang tepat)
b. Pemeriksaan darah lengkap
c. Kadar gula darah
d. Analisis gas darah
e. Urinalisasis : kultur, mendeteksi bakteri, BUN(blood urea nitrogen)
f. Pemeriksaan fungsi hepar
D. Anemia
1. Pengertian Anemia

Anemia adalah kondisi dimana seseorang tidak memiliki cukup sel darah merah yang
sehat untuk membawa oksigen yang cukup ke jaringan tubuh. Anemia adalah suatu kondisi di
mana konsentrasi hemoglobin lebih rendah dari biasanya. Kondisi ini mencermin kan kurang
nya jumlah normal eritrosit dalam sirkulasi. Akibat nya, jumlah oksigen yang di kirim ke
jaringan tubuh juga berkurang (Sugeng Jitowiyono, 2018).

2. Etiologi pada ibu hamil

Menurut Irianto (2014) etiologi anemia pada kehamilan merupakan gangguan


pencernaan dan absorpsi, hipervolemia, yang dapat menyebabkan terjadinya pengenceran
darah, kebutuhan zat besi meningkat, dan kurangnya zat besi dalam makanan, serta
pertambahan darah tidak sebanding dengan pertambahan plasma

3. Klasifikasi

Nilai ambang batas yang digunakan untuk menunjukkan status anemia pada ibu hamil
didasarkan pada kriteria WHO tahun 1972 yang telah ditetapkan dalam 3 kategori, yaitu
normal (11 gr/dl), anemia ringan(8-9 gr/dl) dan anemia berat (8 gr/dl) (Irianto, 2014).

4. Patofisiologi pada ibu hamil

Pengenceran darah (hemodilusi) pada ibu hamil sering terjadi dengan peningkatan
volume plasma 30%-40%, peningkatan sel darah merah 18%-30% dan hemoglobin 19%,
secara fisiologi hemodilusi membantu meringankan kerja jantung. Hemodilusi terjadi sejak
kehamilan 10 minggu dan mencapai maksimum pada usia kehamilan 24 minggu atau
trimester II dan terus meningkat hingga usia kehamilan di trimester ke III (Reeder, dkk, 2014)

Anemia pada ibu hamil dapat berdampak terganggunya kesehatan pada ibu hamil
maupun janin yang sedang dikandungnya. Permasalahan kesehatan pada janin dan ibu hamil
dari dampak anemia dapat berupa abortus, persalinan prematur, infeksi, dan perdarahan saat
persalinan. Bahaya lainnya dapat menimbulkan resiko terjadinya kematian intrauteri, abortus,
berat badan lahir rendah, resiko terjadinya cacat bawaan, peningkatan resiko infeksi pada
bayi hingga kematian perinatal atau tingkat intilegensi bayi rendah (Pratami, 2016).
5. Penatalaksanaan ibu hamil dengan anemia
1. Pengobatan
Pengobatan dengan pemberian tablet tambah darah dan kontol setiap bulan ke
pelayanan kesehatan.
2. Konseling
Konseling memberikan pemahaman kepada ibu hamil tentang pengertian
anemia, penyebab anemia, upaya pencegahan anemi, tanda dan gejala anemia
dan dampak anemia pada kehamilan.
3. Informasi pola makan yg baik
Pola makan yang baik selama kehamilan dapat membantu tubuh dalam
mengatasi permintaan khusus karena hamil, serta memiliki pengaruh positif
pada kesehatan bayi yang akan lahir

Anda mungkin juga menyukai