Anda di halaman 1dari 6

MANAJEMEN BENCANA PRE HOSPITAL

PERAN PERAWAT DALAM PERTOLONGAN PERTAMA

NAMA : BAMBANG.S
NIM : P05120220051
PRODI : D3 KEPERAWATAN
TINGKAT : 2B

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU

JURUSAN KEPERAWATAN

2021/2022
1. PERAN PERAWAT DALAM PERTOLONGAN PERTAMA
Salah satu peran dan fungsi perawat gawat darurat adalah melakukan triage, mengkaji, dan
menetapkan prioritas dalam spectrum lebih luas terhadap kondisi klinis pada berbagai
keadaan yang bersifat mendadak mulai dari ancaman nyawa sampai kondisi kritis.

Bencana merupakan peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan maupun penghidupan masyarakat. Hal tersebut dapat disebabkan, oleh faktor alam,
faktor non alam maupun faktor manusia yang mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,
kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

Ketika seseorang mengalami atau menjadi korban dari sebuah bencana, baik yang alami
maupun buatan, hal tersebut bisa menyebabkan trauma-trauma psikologis. Trauma tersebut
dapat membuat korban mengalami post traumatic stress disorder (PTSD). Dalam menangani
korban bencana yang mengalami trauma, perawat memiliki peran penting agar dapat
memberikan pertolongan pertama yang dibutuhkan.

Undang-undang Keperawatan Nomor 38 tahun 2014 telah menjelaskan bahwa perawat


bertanggung jawab dalam penanganan pasien dalam keadan gawat darurat. Dalam Peraturan
Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 26 tahun 2019 telah diatur terkait peran perawat
dalam keadaan daruat.

Inilah penjelasan Permenkes 26 tahun 2019 tentang peran perawat dalam keadaan darurat
1. Dalam keadaan daruat untuk memberikan pertolongan pertama, perawat dapat melakukan
tindakan medis dan pemberian obat sesuai dengan kompetensinya berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
2. Pertolongan pertama bertujuan untuk menyelamatkan nyawa klien dan mencegah
kecacatan lebih lanjut.
3. Pemberian pertolongan pertama ditujukan untuk mengurangi rasa sakit dan menstabilkan
kondisi klien.
4. Keadaan gawat daruat adalah keadaan yang mengancam nyawa atau kecacatan klien.
5. Keadaan darurat ditetapkan oleh perawat sesuai dengan hasil evaluasi berdasarkan
keilmuannya.
6. Keadaan darurat tersebut merupakan penialaian terhadap keadaan klien
7. Perawat wajib merujuk klien ke dokter atau fasilitias pelayanan kesehatan setelah
dilakukan pertolongan pertama

Dalam kehidupan sehari-hari, seringkali kita temui kasus kecelakaan lalu lintas, pingsan,
patah tulang, dan berbagai kondisi lainnya yang memerlukan penanganan secepatnya.
Disitulah perawat berperan mengatasi hal yang terjadi pada korban. Penanganan
kegawatdaruratan terdiri dari beberapa skema yaitu prehospital, ambulance, dan hospital.

Penanganan yang diberikan pertama kali sebelum dirujuk ke pelayanan kesehatan disebut
prehospital. Saat menemukan kondisi gawat darurat, yang pertama kali dilakukan ialah
pengkajian. Pada tahap ini dilakukan pengkajian pada korban. Pengkajian tersebut antara lain
pengkajian situasi tempat kejadian. Hal lain yang perlu dikaji ialah kondisi korban, meliputi
jalan napas, pernapasan, dan sirkulasi darah. Selanjutnya, penolong melaporkan kejadian atau
memanggil bantuan agar korban mendapatkan penanganan segera. Tindakan prehospital ini
dapat juga dilakukan oleh tenaga kesehatan selain perawat ataupun orang awam yang
memiliki kemampuan memberi pertolongan pertama.

Pada tahapan pertolongan ambulance dan hospital, perawat bersama tenaga kesehatan
lainnya melakukan penanganan pada klien. Pengkajian menjadi modal utama yang dibutuhkan
perawat dalam kegawatdaruratan. Perawat dituntut pandai melakukan pengkajian agar dapat
menilai situasi gawat darurat dengan baik. Dari pengkajian itulah, perawat dapat menentukan
prioritas masalah kesehatan yang perlu diselesaikan dengan segera. Penyelesaian masalah
yang tepat akan didapatkan bila perawat mampu berpikir kritis dan memiliki dasar
pengetahuan yang kuat.

Perawat dalam kegawatdaruratan juga harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik,
karena mungkin saat itu keluarga sedang mengalami kedukaan dan krisis akibat kondisi
korban sehingga perawat perlu mendengarkan dan menyamankan mereka. Selain
berkomunikasi dengan keluarga korban, perawat juga perlu melakukan komunikasi dengan
efektif kepada tenaga kesehatan lain guna mengusahakan keselamatan korban dan memberi
pelayanan terbaik yang dapat dilakukan
2. JENIS ALAT PERTOLONGAN PERTAMA

1. Kasa Steril Terbungkus


Kasa Steril berfungsi untuk menutupi luka yang telah dibersihkan. Caranya, lipat kasa
steril untuk menyesuaikan ukuran lebar kasa dengan ukuran luka. Kemudian, tutup luka
tersebut dan rekatkan dengan menggunakan plester.

2. Perban
Sobat WE+ terdapat 2 ukuran lebar perban dalam perlengkapan p3k, yaitu 5 cm dan 10
cm. Perban ini berfungsi untuk membalut luka yang sudah ditutup dengan kasa steril dan
juga sebagai bantalan menghentikan luka yang pendarahan terus.

3. Plester
Perlengkapan selanjutnya adalah plester. Plester digunakan dalam perlengkapan p3k
adalah plester yang berukuran 1,25 cm. Hal ini berfungsi untuk merekatkan luka yang
telah ditutupi dengan kasa atau perban.

4. Plester Cepat
Plester Cepat berfungsi untuk menutupi luka yang kecil. Plester cepat pada umumnya
sudah terdapat kasa bantalan yang diberi obat luka.Contohnya adalah Hansaplast. Sobat
WE+ pasti sudah sering mendengarnya. 

5. Kapas
Kapas dalam perlengkapan p3k digunakan untuk membersihkan luka dan juga sebagai
bantalan luka. Setelah membersihkan luka dengan kapas, harus memastikan tidak ada
kapas yang tersisa pada luka.

6. Gunting
Gunting berfungsi untuk menggunting perban, plester ataupun perlengkapan p3k lainnya
agar sesuai dengan ukuran yang diinginkan.
7. Peniti
Fungsi Peniti yaitu untuk merapikan balutan yang berantakan.

8. Sarung Tangan Sekali Pakai 


Sarung tangan berfungsi untuk melindungi tangan Sobat WE+ agar tidak terjadi kontak
langsung dengan luka pasien dan juga untuk melindungi tangan dari bahaya terkena
bahan kimia ataupun bakteri. Pakailah sarung tangan steril yang terbuat dari karet.

9. Masker
Masker digunakan sebagai alat perlindungan terhadap pernapasan bagi Sobat WE+
sendiri maupun korban. Penggunaan Masker yang baik adalah menutupi bagian hidung
dan mulut.

10. Pinset
Pinset merupakan alat yang digunakan untuk mengambil alat steril ataupun benda asing
yang ada pada luka.

11. Lampu Senter


Lampu Senter berfungsi untuk memperjelas dalam melihat luka ataupun pupil mata
pasien pingsan. Jika mata pupil tetap melebar atau antara pupil kanan dan pupil kiri tidak
sama artinya pasien benar-benar pingsan. Namun jika pupil mata mengecil saat disinari
berarti pasien masih sadar.

12. Kantong Plastik Bersih


Kantong Plastik digunakan sebagai tempat untuk membuang bekas-bekas perawatan luka

13. Povidone Iodine


Povidon Iodine adalah obat antiseptik yang digunakan untuk mengobati luka tersayat atau
tergores yang tidak dalam. Caranya, oleskan povidon Iodine pada bagian luka. Jenis obat
povidon Iodine sering ditemukan di pasaran seperti Betadine.
14. Alkohol 70%
Alkohol 70% digunakan sebagai antiseptik luka dan juga dapat digunakan sebagai
perangsang orang yang pingsan agar segera sadar.

15. Buku Panduan P3K di Tempat Kerja


Sobat WE+ buku ini dipergunakan sebagai panduan dalam perlengkapan p3k. Isi dari
buku tersebut adalah cara-cara untuk melakukan pertolongan pertama pada pasien patah
tulang, luka bakar, korban keracunan, serangan asma, orang pingsan, dan untuk tindakan
pertolongan pertama lainnya sebelum dibawa ke rumah sakit.

GAMBAR ALAT ALAT YANG BIASA DIGUNAKAN PADA PERTOLONGAN


PERTAMA

Anda mungkin juga menyukai