Anda di halaman 1dari 11

BAB VIII

P3K DAN UNDANG –


UNDANG
KETENAGAKERJAAN

Setyo Enggeal Saputro


17644024
II B
S1 Terapan Teknologi Kimia Industri
Definisi P3K
Pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) adalah upaya
pertolongan dan perawatan sementara terhadap korban
kecelakaan sebelum mendapat pertolongan yang lebih
sempurna dari dokter atau paramedik. Ini berarti pertolongan
tersebut bukan sebagai pengobatan atau penanganan yang
sempurna, tetapi hanyalah berupa pertolongan sementara
yang dilakukan oleh petugas P3K (petugas medik atau orang
awam) yang pertama kali melihat korban.
Pemberian pertolongan harus secara cepat dan tepat dengan
menggunakan sarana dan prasarana yang ada di tempat
kejadian. Tindakan P3K yang dilakukan dengan benar akan
mengurangi cacat atau penderitaan dan bahkan
menyelamatkan korban dari kematian, tetapi bila tindakan
P3K dilakukan tidak baik malah bisa memperburuk akibat
kecelakaan bahkan menimbulkan kematian
Tujuan P3K
 Menyelamatkan nyawa atau mencegah kematian
1. Memperhatikan kondisi dan keadaan yang mengancam korban
2. Melaksanakan Resusitasi Jantung dan Paru (RJP) kalau perlu
3. Mencari dan mengatasi pendarahan

 Mencegah cacat yang lebih berat (mencegah kondisi memburuk)


1. Mengadakan diagnose
2. Menangani korban dengan prioritas yang logis
3. Memperhatikan kondisi atau keadaan (penyakit) yang
tersembunyi.

 Menunjang penyembuhan
1. Mengurangi rasa sakit dan rasa takut
Prinsip P3K
1. Bersikaplah tenang, jangan pernah panik. Anda diharapakan
menjadi penolong bukan pembunuh atau menjadi korban
selanjutnya (ditolong)
2. Gunakan mata dengan jeli, kuatkan hatimu karna anda harus tega
melakukan tindakan yang membuat korban menjerit kesakitan
untuk keselamatannya, lakukan gerakan dengan tangkas dan tepat
tanpa menambah kerusakan.
3. Perhatikan keadaan sekitar kecelakaan, cara terjadinya
kecelakaan, cuaca dll
4. Perhatikan keadaan penderita apakah pingsan, ada perdarahan dan
luka, patah tulang, merasa sangat kesakitan dll
5. Periksa pernafasan korban. Kalau tidak bernafas, periksa dan
bersihkan jalan nafas lalu berikan pernafasan bantuan (A, B =
Airway, Breathing management)
Prinsip P3K

6. Periksa nadi atau denyut jantung korban. Kalau jantung


berhenti, lakukan pijat jantung luar. Kalau ada perdarahan
berat segera hentikan (C = Circulatory management)
7. Apakah penderita Shock? Kalau shock cari dan atasi
penyebabnya
8. Setelah A, B, dan C stabil, periksa ulang cedera penyebab atau
penyerta. Kalau ada patah tulang lakukan pembidaian pada
tulang yang patah, Jangan buru-buru memindahkan atau
membawa ke klinik atau rumah sakit sebelum tulang yang patah
dibidai.
9. Sementara memberikan pertolongan, anda juga harus
menghubungi petugas medis atau rumah sakit terdekat.
Prioritas Pertolongan

Ada beberapa prioritas utama yang harus dilakukan oleh


penolong dalam menolong korban yaitu:
1. Henti napas
2. Henti jantung
3. Pendarahan berat
4. Shock
5. Ketidak sadaran
6. Pendaraahan ringan
7. Patah tulang atau cedera lain
Tindakan dan Perawatan
Lanjutan
Tindakan dan perawatan lanjutan ini tergantung kepada
penilaian anda terhadap kondisi korban, anda biasa:
1. Membawa korban ke tempat yang aman dan nyaman
untuk beristirahat
2. Menghubungi rumah sakit atau pihak berwewenang
3. Mengatur evakuasi dan transportasi korban ke rumah
sakit
4. Menghubungi keluarga korban
5. Mengijinkan korban pulang
Isi Kotak P3K

Berdasarkan Permenaker No. PER.15/MEN/VIII/2008, standar isi kotak


P3K adalah sebagai berikut:
Kasa Steril Lampu senter
Perban ( lebar 5 cm ) Gelas cuci mata
Perban ( lebar 10 cm) Kantong plastik bersih
Plester ( lebar 1.25 cm) Aquades (10 ml larutan saline)
Plester cepat Povidon lodin (60ml)
Kapas Alkohol 70%
Kain segitiga / mittela Buku Panduan P3K di tempat kerja
Gunting Buku catatan dan daftar isi kotak P3K
Peniti
Sarung tangan sekali pakai
Sarung tangan sekali pakai
berpasangan
Masker
Pinset
Undang – Undang Ketenagakerjaan yang
Berlaku di Indonesia

Untuk menyempurnakan UU Ketenagakerjaan Nomor 12


Tahun 2003, kini pemerintah Indonesia telah menerbitkan
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 1 Tahun 2017
tentang Struktur dan Skala Upah. Permenanker Nomor 1 Tahun
2017 ini merupakan pelaksanaan ketentuan Pasal 92 ayat (3)
Undang-Undang nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan
dan Pasal 14 ayat (5) Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun
2015 tentang pengupahan. Pada kesempatan kali ini, kami
akan membahas mengenai apa saja yang terdapat di dalam
Permenanker 1/2017.
Struktur dan Skala Upah

Struktur upah adalah susunan tingkat upah dari yang


terendah sampai dengan yang tertinggi atau dari yang
tertinggi sampai dengan yang terendah. Sedangkan skala
upah adalah kisaran nilai nominal upah dari yang
terkecil sampai dengan yang terbesar untuk setiap
golongan jabatan.

Permenaker 1/2017 mengatur mengenai struktur dan skala


upah, antara lain meliputi penyusunan dan
pemberlakuannya, pemberitahuan, dan peninjauannya,
serta sanksi jika tidak mematuhi ketentuan dalam
Permenaker ini.
Pengusaha
Dalam Permenaker 1/2017, pengusaha disebutkan sebagai
berikut:
 Perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang
menjalankan suatu perusahaan milik sendiri.
 Perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang
secara berdiri sendiri menjalankan perusahaan bukan
miliknya.
 Perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang
berada di Indonesia mewakili perusahaan sebagaimana
dimaksud dalam poin 1 dan 2 yang berkedudukan di luar
wilayah Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai