Anda di halaman 1dari 8

MATERI PERTOLONGAN PERTAMA

Pengertian Pertolongan Pertama


adalah Pemberian pertolongan segera kepada penderita sakit atau cedera /
kecelakaan yang memerlukan penanganan medis dasar.

Pelaku Pertolongan Pertama


adalah penolong yang pertama kali tiba di tempat kejadian, yang memiliki
kemampuan dan terlatih dalam penanganan medis dasar.

Medis Dasar
Adalah tindakan perawatan berdasarkan ilmu kedokteran yang dapat dimiliki oleh
pelaku pertolongan pertama.

Tujuan Pertolongan Pertama :


a. Mengurangi cidera / rasa sakit

b. Mencegah cacat.

c. Memberikan rasa nyaman dan menunjang proses penyembuhan.

Maksud dari Pertolongan Pertama :


a. Mempercepat proses penyembuhan
b. Mencegah infeksi
c. Menyelamatkan jiwa penderita
Alat Pelindung Diri (APD)
Sebagai pelaku pertolongan pertama seseorang akan dengan mudah terpapar
dengan jasad renik maupun cairan tubuh seseorang yang memungkinkan penolong
dapat tertular oleh penyakit. Prinsip utama dalam menghadapi darah dan cairan
tubuh dari penderita adalah darah dan semua cairan tubuh sebagai media penularan
penyakit.
Beberapa penyakit yang dapat menular di antaranya adalah Hepatitis, TBC,
HIV/AIDS. Disamping itu, APD juga berfungsi untuk mencegah penolong
mengalami luka dalam melakukan tugasnya.

Beberapa APD antara lain :


1. Sarung tangan lateks.
Jangan menggunakan sarung tangan kain saja karena cairan dapat merembes. Bila
akan melakukan tindakan lainnya yang memerlukan sarung tangan kerja, maka
sebaiknya sarung tangan lateks dipakai terlebih dahulu.

2. Kacamata pelindung.

Berguna untuk melindungi mata dari percikan darah, maupun mencegah terjadinya
cedera akibat benturan atau kelilipan pada mata saat melakukan pertolongan.

3. Baju pelindung.

Penggunanya kurang popular di Indonesia, gunanya adalh untuk mencegah


merembesnya cairan tubuh penderita melalui baju penolong.

4. Masker penolong.

Sangat berguna untuk mencegah penularan penyakit melalui udara.

5. Masker resusitasi.

Diperlukan bila akan melakukan Resusitasi Jantung Paru (RJP).

6. Helm.

Dipakai bila akan bekerja ditempat yang rawan akan jatuhnya benda dari atas.
Misalnya dalam bangunan runtuh dan sebagainya.

Isi Kotak PP :
1. Penutup luka

2. Macam – macam pembalut

3. Cairan anti septik

4. Gunting & pinset


5. Senter, kapas, alat tulis

6. Selimut, APD, kartu luka

7. Tensi dan stetoskop

Penilaian pada PP :
Penolong tidak dapat menolong dengan baik apabila masalah / kasus yang dihadapi
tidak ditemukan atau dimengerti.

Langkah Penilaian :

1. Penilaian Keadaan

a. Bagaimana kondisi saat itu,

“ permisi ada kejadian apa? ”

“ apakah ada cidera yang mengancam jiwa ”

b. Lokasinya aman bagi penolong atau tidak

“ apakah situasi aman untuk saya, team, korban, dan lingkungan “

c. Kemungkinan apa yang akan terjadi

“ apakah ada bencana susulan? “

d. Bagaimana mengatasi masalah / kasus yang dihadapi

“ berapa jumlah korban “

“ sudah berapa lama? “

“ apakah korban mengalami kesan umum (trauma/medis) “

“ kami dari team pp pmr wira man 1, apakah boleh menolong “

“ kami akan memakai APD sarung tangan dan masker “


“ tolong panggilkan bantuan “

2. Penilaian Dini

a. Kesan umum dan menentukan kasus

b. Periksa respon

1) A awas

2) S suara

3) N nyeri

4) T tidak respon

c. Memastikan jalan nafas / TDAD ( tekan dahi angkat dagu)

“ sebelumnya apakah ada patah tulang pada bagian leher “

“ apakah ada sumbatan yang menyumbat pernafasan “

d. Menilai pernafasan / LDR ( lihat, dengar, rasakan)

* menghitung nafas 3-5 detik

* menghitung nadi 5-10 detik

3. Pemeriksaan Fisik

a. Pemeriksaan terarah / PLNB ( prubahan bentuk, luka terbuka, nyeri tekan, dan
bengkak ) : dilakukan untuk menentukan adanya trauma atau kelainan medis yang
didapatkan penderita.

* Hal – hal yang harus diperiksa antara lain : Kepala, leher, dada, perut, punggung,
panggul, anggota gerak / ekstremitas, dan tanda vital

4. Tanda vital (vital sign) :

a. Pernafasan normal : Bayi : 120 – 150 X/menit; Anak : 80 – 150 X/menit;


Dewasa : 60 – 100 X/menit.
b. Denyut nadi normal : Bayi : 25 – 50 X/menit; Anak : 15 – 30 X/menit;
Dewasa : 12 – 20 X/menit

c. Suhu Tubuh / Kulit

d. Tekanan Darah

5. Riwayat Penderita :

a. K : Keluhan utama

b. O : Obat - obatan yg terakhir diminum

c. M : Makanan yg terakhir dikonsumsi

d. P : Penyakit yg diderita

e. A : Alergi yg dialami

f. K : Kronologi Kejadian

6. Pemeriksaan Berkala :

a. Respon

b. Jalan nafas

c. Pernafasan

d. Nadi

e. Keadaan kulit

f. Bagian yang terlewati

g. Nilai kembali

h. Komunikasi

7. Pelaporan
a. Nama

b. Umur

c. Jenis kelamin

d. Keluhan utama

e. Tingkat respon

f. Jalan nafas

g. Pernafasan

h. Sirkulasi

i. KOMPAK

j. Perkembangan lain

Kewajiban Pelaku Pertolongan Pertama :


a. Menjaga keselamatan diri, anggota tim, penderita dan orang sekitarnya. Karena
keselamatan diri dan tim harus menjadi prioritas.

b. Dapat menjangkau penderita. Dalam kasus kecelakaan atau musibah


kemungkinan pelaku harus memindahkan penderita lain untuk dapat menjangkau
penderita ynag lebih parah.

c. Dapat mengenali dan mengatasi masalah yang mengancam nyawa.

d.Meminta bantuan / rujukan. Pelaku pertolongan pertama harus bertanggung


jawab sampai bantuan rujukan mengambil alih penanganan penderita.

e. Memberikan pertolongan dengan cepat dan tepat berdasarkan keadaan korban.

f. Membantu pelaku pertolongan pertama lainnya.

g. Ikut menjaga kerahasiaan medis penderita.

h. Melakukan komunikasi dengan petugas lain yang terlibat.

i. Mempersiapkan penderita untuk ditransportasi.


Pelatihan Pertolongan Pertama
Pelatihan pertolongan pertama adalah suatu pelatihan yang diberikan kepada
tenaga kerja pada suatu perusahaan atau instansi dan perorangan sebagai bentuk
antisipasi terhadap terjadinya kecelakaan diri atau kejadian di tempat kerja,
sehingga terampil memberikan pertolongan pertama dan mampu menyelamatkan
jiwa.

Pelatihan Pertolongan Pertama dilaksanakan sesuai dengan :

    • UU RI No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

    • Permenkes RI No.23/Birhub/1972 tentang Tugas PMI di Bidang Kesehatan.

    • UU No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

    • Permenaker RI No. Per-15/Men/VIII/2008 tentang Pertolongan Pertama pada


kecelakaan di tempat kerja.

Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi DKI Jakarta memiliki pelatih atau
instruktur yang kompeten di bidangnya, dan selalu siap membantu perusahaan atau
perorangan yang akan melaksanakan pelatihan pertolongan pertama.

Metode pelatihan 

Program pelatihan akan dilakukan secara interaktif dan menggunakan kombinasi


berbagai metode pembelajaran mencakup :

    • Teori        : 40%

    • Praktek    : 60%

    • Ceramah, Praktek, Simulasi dan Diskusi.

Dalam pelatihan ini akan banyak menggunakan perlengkapan, alat peraga dan
perlengkapan lain yang mendukung. Dengan demikian pelatihan ini benar-benar
dapat lebih aplikatif dan menjembatani berbagai metode peserta dalam menyerap
pelajaran. 
contoh kegiatan pertolongan pertama PP

Anda mungkin juga menyukai