Anda di halaman 1dari 55

P3K

(Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Kerja)

BASIC FIRST AID


PERTOLONGAN PERTAMA

Adalah suatu tindakan / bantuan pertolongan


pertama sementara kepada korban cedera atau
sakit mendadak sebelum bantuan terlatih tiba.
Bantuan terlatih adalah dokter, perawat,
petugas ambulans, dsb.
Maksud Dan Tujuan

P3K dimaksudkan :
❖ Untuk memberikan pertolongan pertama secara cepat dan
tepat kepada pekerja/buruh/ dan/atau orang lain yang
berada di tempat kerja, yang mengalami sakit atau cidera
di tempat kerja .

P3K diberikan untuk :


❖ Menyelamatkan nyawa korban
❖ Meringankan penderitaan korban
❖ Mencegah cedera/penyakit menjadi lebih parah
❖ Mempertahankan daya tahan korban
❖ Mencarikan pertolongan yang lebih lanjut.
PETUGAS
PERTOLONGAN PERTAMA

Penolong yang pertama kali tiba di


tempat kejadian dan memiliki
kemampuan dalam penanganan kasus
gawat darurat untuk pertolongan
tingkat dasar
KEWAJIBAN PETUGAS
PERTOLONGAN PERTAMA
▪ Menjaga keselamatan diri sendiri dan penderita
▪ Mengenali dan mengatasi masalah yang
mengancam nyawa
▪ Memberikan pertolongan dan meminta bantuan
▪ Membantu pertolongan lainnya
▪ Ikut menjaga kerahasiaan medis penderita
▪ Berkomunikasi dengan petugas lain yg terlibat
▪ Mempersiapkan penderita untuk ditransportasi
PERALATAN
PERTOLONGAN PERTAMA

◼ Penutup luka
◼ Pembalut luka
◼ Cairan antiseptik
◼ Peralatan stabilisasi
korban
◼ Peralatan pengangkutan
dll
ALAT PELINDUNG DIRI

➢ SARUNG TANGAN
LATEKS

➢ KACA MATA
PELINDUNG

➢ BAJU PELINDUNG

➢ MASKER PELINDUNG

➢ MASKER RJP

➢ HELMET
PRINSIP
TINDAKAN DARURAT

Pemeriksaan tempat kejadian

Pemeriksaan awal pada korban

Meminta bantuan pelayanan medik


darurat

Pemeriksaan fisik penderita


Kondisi Fisiologis Manusia
❖ Pernafasan.
❖ Denyut nadi.
❖ Kesadaran.
❖ Turgor (elastisitas kulit).
❖ Reflek.
❖ Sistem otot, kerangka dan sendi
Dilakukan berurutan dari :
⚫ Kepala
⚫ Leher
⚫ Dada
⚫ Perut
⚫ Punggung
⚫ Panggul
⚫ Anggota gerak bawah dan atas
LANGKAH
PERTOLONGAN PERTAMA

D = Danger : Pastikan Keamanan

R = Response: Cek Respon korban

C = Circulation Support ; Peredaran darah

A = Air Way Control : Jalan Napas

B = Breathing Support ; Pernapasan


Langkah-langkah RJP / CPR
(Resisutasi Jantung Paru / Cardiopulmonary Resuscitation)

Tindakan yang dilakukan harus berurutan


• D -> Dangerous (Penolong dan Pasien harus aman)
• R -> Respons dari Pasien
Minta Tolong (call for help)
• C -> Circulation
• A -> Airway
• B -> Breathing
Diagram Alir Resusitasi Jantung Paru (RJP)
Resusitasi Jantung Paru Dengan Satu Orang Penolong

1. Tiupkan bantuan nafas awal 2 (dua) kali.


2. Jika penderita bernafas dan nadi berdenyut maka posisikan
penderita pada posisi pemulihan.
3. Apabila masih belum terdapat nafas dan nadi, maka lakukan
pijatan jantung sebanyak 30 kali dengan kecepatan pijatan 100 -
120 kali per menit.
4. Berikan bantuan nafas lagi sebanyak 2 (dua) kali.
5. Lakukan terus 30 kali pijatan jantung dan 2 kali bantuan nafas
sampai 4 siklus.
6. Periksa kembali nadi dan nafas penderita, apabila terdapat nadi
namun belum terdapat nafas maka teruskan bantuan nafas 10-12
kali per menit.
⚫ MATI KLINIS :
Tidak ditemukannya pernapasan dan denyut nadi

⚫ MATI BIOLOGIS :
Terjadi kematian sel, terutama di mulai sel otak
⚫ Tanda – tanda pasti mati :
⚫ Lebam Mayat
⚫ Kaku Mayat
⚫ Pembusukan
⚫ Tanda Lainnya, Cedera Mematikan

HANYA DOKTER YANG BERHAK MENYATAKAN SESEORANG


TELAH MENINGGAL
Macam-Macam Bidai
1. Bidai Keras.
Secara umum terbuat dari bahan yang keras dan kaku. Bahan yang sering dipakai
ialah kayu, aluminium, karton, plastik ataupun bahan lain yang kuat. Contoh : bidai
kayu, bidai dan bidai vakum.
2. Bidai yang dapat dibentuk.
Bidai yang dapat diubah menjadi berbagai bentuk dan kombinasi sesuai dengan
daerah cedera. Contoh : bidai vakum, bantal, selimut, karton dan kawat.
3. Bidai Traksi.
Bidai bentuk jadi yang bervariasi tergantung dari pembuatannya. Umumnya
digunakan oleh tenaga ahli (khusus) dan dipakai untuk patah tulang paha.
Tujuannya ialah untuk menjaga kelurusan dari tulang yang patah.
4. Bidai Gendongan/Bebat.
Umumnya menggunakan pembalut mitela (pembalut segi tiga). Menggunakan
prinsip memanfaatkan tubuh penderita untuk menghentikan pergerakan pada
daerah cedera. Merupakan bidai yang sering digunakan untuk cedera anggota gerak
bagian atas. Contoh : bidai gendongan lengan.
Bidai Lengan Bawah & Gendongan Bidai Pergelangan Kaki Bidai Fleksibel

Bidai Kayu Bidai Tiup Bidai Vakum

Bidai Kawat Bidai Karton


Penanganan Luka Bakar
1. Hentikan proses luka bakar, alirkan air dingin pada bagian yang
terkena. Bila proses luka bakar dikarenakan bahan kimia, maka
alirkan air dingin terus-menerus selama 20 menit.
2. Lepaskan pakaiaan ataupun perhiasan penderita. Gunting pakaian
apabila pakaian penderita lengket pada luka bakar.
3. Lakukan penilaian dini (respon, nafas dan nadi).
4. Berikan oksigen bila ada.
5. Tentukan derajat dan tingkat keparahn luka bakar penderita.
6. Tutup luka bakar menggunakan penutup (kassa) steril. Jangan
pecahkan gelembung serta jangan gunakan salep, antiseptik
maupun es pada luka bakar. Jika luka bakar mengenai mata, maka
pastikan kedua mata ditutup. Jika luka bakar mengenai jari-jemari,
maka balut masing-masing jari secara terpisah.
7. Jaga suhu tubuh penderita dan rawat cedera lain bila ada.
8. Rujuk ke fasilitas kesehatan terdekat.
Penanganan Luka Bakar Khusus
Luka Bakar Kimia.
o Aliri daerah luka bakar dengan air yang banyak secara terus-menerus
selama 20 menit dan jangan menyiram luka bakar dengan dengan air
apabila diketahui bahan kimia tersebut bereaksi kuat apabila berkontak
dengan air.
o Bila terkena mata, maka aliri terus luka bakar dengan air yang banyak
lebih dari 20 menit dan selama perjalanan menuju fasilitas kesehatan
terdekat apabila diperlukan.
o Posisikan tubuh agak jauh dari tubuh penderita yang terkontaminasi
bahan kimia untuk keselamatan penolong.
o Apabila diketahui bahan kimia berupa serbuk padat, maka sapu daerah
luka bakar dengan sikat halus, kemudian aliri air pada daerah luka bakar
selama 20 menit.
o Amankan bekas pakaiaan penderita yang terkontaminasi.
o Tutup luka bakar dengan kasa steril.
o Rujuk ke fasilitas kesehatan terdekat.
Pertolongan Korban Banyak / Triage

Pertolongan korban banyak dapat dinyatakan jika jumlah korban


(penderita) sekurang-kurangnya ialah sebanyak 3 (tiga) orang atau
jumlah korban (penderita) melebihi jumlah tim penolong itu sendiri.

Tindakan/proses yang umum digunakan dalam pertolongan korban


banyak ialah triage (baca : triase). Triage berasal dari bahasa Perancis
yang artinya memilih/memilah (mensortir). Triage berarti melakukan
penilaian penderita, menandainya dan memindahkan penderita ke
lokasi perawatan yang sudah ditentukan.

Pelaksanaan triage ialah dengan memberi tanda (label) dengan warna


tertentu pada korban (penderita).
A. Prioritas Pertolongan Korban Banyak (Triage)
1. Prioritas I (Satu) / Tertinggi.
Merupakan golongan cedera atau penyakit yang mengancam
nyawa namun masih bisa diatasi. Yaitu korban (penderita) yang
berada dalam kondisi kritis seperti gangguan pernafasan,
perdarahan yang belum terkendali ataupun perdarahan besar dan
penurunan status mental (respon).
2. Prioritas II (Dua) / Sedang.
Merupakan golongan yang perlu pertolongan. Yaitu korban
(penderita) luka bakar tanpa gangguan pernafasan, nyeri hebat
setempat, nyeri pada beberapa lokasi alat gerak termasuk
bengkak ataupun perubahan bentuk lainnya, cedera punggung,
dsj.
3. Prioritas III (Tiga) / Rendah.
Merupakan golongan cedera relatif ringan, tidak memerlukan
banyak bantuan, dapat menunggu pertolongan tanpa menjadikan
cedera bertambah parah atau dengan kata lain golongan yang
pertolongannya dapat ditunda atau korban (penderita) yang
mengalami cedera namum masih sanggup berjalan sendiri. Yaitu
korban (penderita) yang mengalami nyeri biasa pada alat gerak,
sedikit bengkak dan perubahan bentuk, cedera jaringan lunak
ringan, dsj.
4. Prioritas IV (Empat) / Terakhir.
Golongan cedera mematikan atau korban (penderita) yang telah
meniggal. Misal : cedera kepala yang terpisah dari badan atauupun
cedera lain yang secara manusia tidak dapat ditolong. Sering juga
disebut dengan Prioritas 0.
Pertolongan Korban Banyak / Triage

B. Label (Tanda) Triage dan Prioritas


1. Hijau : Prioritas III.
2. Kuning : Prioritas II.
3. Merah : Prioritas I.
4. Hitam : Prioritas IV.

Contoh Kartu/Tanda (Label) Triage


C. Pelaksanaan Pertolongan Korban Banyak (Triage)
1. Pemilihan Korban (Penderita) Yang Dapat Ditunda Pertolongannya.
Penolong mengenali dan mengelompookkan para korban (penderita) yang
masih mampu berjalan dan memberi label warna HIJAU kemudian
mengarahkan ke pos pertolongan yang sesuai. Walaupun korban (penderita)
masih mampu berjalan, penolong wajib mengarahkan supaya tidak terpencar.
Adakalanya beberapa korban kelompok ini dapat dimanfaatkan untuk ikut
membantu proses pertolongan.
2. Pemeriksaan Pernafasan.
Penolong mendatangi para korban (penderita) yang tidak mampu berjalan dan
lakukan penilaian pernafasan secara cepat dan sistematis (tidak terlalu
menghabiskan banyak waktu pada proses penilaian). Apabila korban
(penderita) tidak bernafas, maka bersihkan dan buka jalan nafas. Apabila
korban (penderita) masih tidak bernafas, maka beri label warna HITAM.
Apabila korban (penderita) mampu bernafas kembali, maka lakukan penilaian
pernafasan dimana jika korban dalam waktu 5 (lima) detik mampu bernafas 3
(tiga) kali hembusan secara konstan maka beri label warna MERAH dan
apabila kurang dari itu lanjutkan ke langkah nomor 3 (tiga) di bawah.
Beritahukan kepada penolong lain untuk memindahkan korban (penderita) yang
sudah diberi label ke pos pertolongan sesuai label masing-masing.
3. Penilaian Sirkulasi.
Penolong memeriksa nadi karotis (nadi di dekat urat leher) pada korban
(penderita). Jika tidak ada nadi, maka beri label warna MERAH dan jika ada
maka lanjutkan ke langkah nomor 4 (empat) di bawah. Beritahukan kepada
penolong lain untuk memindahkan korban (penderita) yang sudah diberi
label ke pos pertolongan sesuai label masing-masing.
4. Penilaian Mental.
Dalam langkah ini, korban (penderita) berarti masih memiliki nafas yang
cukup dan sirkulasi yang baik. Penolong memeriksa status mental korban
(penderita) dengan cara meminta korban (penderita) untuk mengikuti
perintah sederhana seperti menggerakkan jari atau mengarahkan
pandangan mata ke arah tertertu, dsj. Jika korban (penderita) mampu
mengikuti perintah sederhana, maka berikan label warna KUNING dan
apabila korban (penderita) tidak mampu mengikuti perintah sederhana,
maka berikan label warna MERAH. Beritahukan kepada penolong lain untuk
memindahkan korban (penderita) yang sudah diberi label ke pos
pertolongan sesuai label masing-masing.
Di pos pertolongan akan dilakukan penilaian ulang secara lebih teliti. Apabila terdapat perubahan kondisi (prioritas) pada korban
(penderita), maka label diganti sesuai dengan kondisi/keadaan korban (penderita). Korban (penderita) yang memerlukan
pertolongan lanjutan segera dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat.
Diagram Alir Pertolongan
Korban Banyak (Triage)
Faktor Yang Perlu Diperhatikan Dalam
Penyediaan Fasilitas

❖ Sifat Pekerjaan
❖ Jumlah bahan/sumber bahaya
❖ Pelayanan kesehatan terdekat
❖ Lokasi tempat kerja
❖ Jenis industri
❖ Jumlah pekerja
❖ Shift kerja
❖ Ukuran dan lay out perusahaan
Pengawasan Pelaksanaan P3K di Tempat Kerja

⚫ Fasilitas :
– Kotak P3K
– Isi kotak P3K
– Buku pedoman
– Ruang P3K
– Perlengkapan P3K (alat perlindungan, alat darurat, alat
angkut dan transportasi)
⚫ Personil :
– Penanggung Jawab : dokter pimpinan PKK, Ahli K3
– Petugas P3K : Sertifikat pelatihan P3K di tempat kerja
PETUGAS P3K
Jumlah Jumlah Petugas
Pekerja
Tempat Kerja 25 – 150 1
Dengan Faktor > 150 1 untuk setiap 150 orang
Risiko Rendah : (2 orang untuk 300 orang,
Toko, Kantor, dst)
Perpustakaan
Tempat Kerja 25 – 100 1 untuk setiap 100 orang
Dengan Faktor > 100 (2 untuk 200 orang, dst)
Risiko Tinggi:
kontruksi, Industri
kimia, galangan
kapal
JUMLAH DAN JENIS KOTAK P3K

Jumlah Jumlah Kotak Tiap 1 (satu) Unit Kerja


Pekerja Tempat Kerja dengan Tempat Kerja dengan
Faktor Risiko Rendah Faktor Risiko Tinggi
0 s.d 25 Minimal 1 Kotak P3K Minimal 1 Kotak P3K
Bentuk IA Bentuk IIA
26 s.d 50 Minimal 1 Kotak P3K Minimal 1 Kotak P3K
Bentuk IB Bentuk IIB
51 s.d 100 Minimal 1 Kotak P3K Minimal 1 Kotak P3K
Bentuk IC Bentuk IIC
REKOMENDASI MINIMUM
ISI KOTAK P3K BENTUK I
No. ISI Kotak A Kotak B Kotak C
(Untuk 25 (untuk 50 (untuk 100
Pekerja) Pekerja) Pekerja)
1. Kasa steril terbungkus 20 40 40
2. Perban (lebar 5 cm) 1 2 4
3. Perban (lebar 7,5 cm) 1 3 6
4. Plester (lebar 1,25 cm) 1 1 2
5. Plester cepat 10 15 20
6. Kapas (25 gram) 1 2 3
7. Perban segitiga/mettela 4 4 6
8. Gunting 1 1 1
9. Peniti 4 4 6
10. Sarung tangan sekali pakai 2 2 4
11. Masker 1 1 2
12. Aquades (100 ml lar saline) 1 2 4
13. Povidon Iodin (60 ml) 1 2 2
14. Alkohol 70% 1 1 1
15 Buku panduan P3K umum 1 1 1
16 Buku Catatan 1 1 1
17. Daftar isi kotak 1 1 1
REKOMENDASI MINIMUM
ISI KOTAK P3K BENTUK II
No. ISI Kotak A Kotak B Kotak C
(Untuk 25 (untuk 50 (untuk 100
Pekerja) Pekerja) Pekerja)
1. Kasa steril terbungkus 20 40 40
2. Perban (lebar 5 cm) 1 2 4
3. Perban (lebar 7,5 cm) 1 3 6
4. Plester (lebar 1,25 cm) 1 1 2
5. Plester cepat 10 15 20
6. Kapas (25 gram) 1 2 3
7. Perban segitiga/mettela 4 4 6
8. Gunting 1 1 1
9. Peniti 4 4 6
10. Sarung tangan sekali pakai 2 2 4
11. Masker 1 1 2
12. Bidai 2 4 6
13. Pinset 1 1 1
14. Lampu senter 1 1 1
15 Sabun 1 1 1
16 Kerta pembersih (Cleaning Tissue) 1 1 1
17. Aquades (100 ml lar saline) 1 2 4
18. Povidon Iodin (60 ml) 1 2 2
19. Alkohol 70% 1 1 1
20. Buku panduan P3K umum 1 1 1
21. Buku Catatan 1 1 1
22. Daftar isi kotak 1 1 1
Safety First = Business First

terima kasih

Anda mungkin juga menyukai