Benchmark yang sudah bergeser Posisikan kembali benchmark sesuai dengan data
Salah membaca data Memeriksa kondisi alat dalam kondisi baik atau tidak
Memastikan input point referensi yang benar dengan gambar
acuan
Apabila ada pergeseran point, segera lapor ke pihak
engineering dan perhitungan ulang
Pemasangan Patok Marking Kilometer Point atau center line Kesalahan posisi point Memastikan kembali posisi patok/titik point yang benar
kepada supervisor dan dikoordinasikan dengan KPB
Terpukul dan tergores patok Pastikan ujung patok berbentuk runcing dan lancip sehingga
Tangan terluka mudah dalam proses menancapkan ke tanah
Gunakan APD Lengkap
Gunakan palu (Hammer) saat menancapkan patok dan
jangan ditekan pakai tangan
Menyediakan perlengkapan P3K
Kelelahan akibat pancaran sinar matahari Siapkan shelter untuk beristirahat di lokasi kerja
Kehujanan Berlindung di tempat teduh yang tidak berpotensi tersambar
Dehidrasi petir
Memakai mantel hujan
Menyediakan air minum dari kelelahan saat bekerja
Verification pipe locater / GPR Terpeleset Pastikan alat telah di inspeksi oleh pihak KPB
Kesalahan pembacaan data Perhatikan langkah, terutama tanah licin dan yang tergenang
air
Pastikan pekerja bisa mengaplikasikan alat dan pembacaan
data
Measuring Terjepit / Terpeleset Pastikan permukaan pipa stabil dan sand bag sudah pada
Tertimpa pipa yang tergelincir dari sandbag posisi yang aman
Tangan terluka Pekerja dilarang bersandar atau duduk di atas pipa
Dilarang melintas di sela-sela pipa yang sempit
Menggunakan sarung tangan dan hammer yang standard
(Manual digging) Pekerja menggali Pekerja terlukai karena benda tajam Gunakan hand tools yang standart dan aman
menggunakan hand (hand tools) yang digunakan Gunakan APD lengkap
tools (Cangkul, Sendok tanah, Timblis, Pacul/ Ledakan / Kebakaran, Sengatan Listrik Cek peralatan terlebih dahulu sebelum digunakan
Gancu dll) Cuaca Buruk (Hujan lebat) Gunakan sarung tangan saat bekerja
Konfirmasi mengenai utilitas underground yang ada
kepada KPB
AGT melakukan pemeriksaan kadar gas di sekitar
secara berkala
Lakukan deteksi fasilitas bawah tanah menggunakan
GPR dan pipe locator
Pastikan pegangan alat gali terbuat dari kayu
Pasang barricade di area kerja
Siapkan tenda shelter
Hentikan kegiatan jika turun hujan lebat
1. Penentuan tingkat resiko pekerjaan merupakan fungsi antara tingkat keparahan / konsekwensi
(severity) dan kemungkinan kejadian / frekuensi kejadian (probability). Untuk melakukan penilaian
terhadap tingkat keparahan suatu kejadian harus mempertimbangkan dampak negatif pekerjaan
yang akan dilakukan terhadap keselamatan manusia, aset perusahaan, lingkungan, reputasi,
legalitas, production loss.
2. Pembobotan tingkat keparahan tersebut diklasifikasikan dengan angka hingga angka 16 yang
menunjukkan tingkat dampak yang dapat terjadi. Angka 1 menunjukan dampak negatif terkecil
terhadap pekerjaan tersebut. Sedangkan angka 16 menunjukkan dampak potensial yang terparah.
3. Kemungkinan / frekuensi kejadian (probability) diklasifikasikan dengan angka 1 hingga 16 yang
menunjukkan tingkat frekuensi kejadian. Angka 1 menunjukkan potensi kejadian yang tidak pernah
terdengar di Industri Migas. Sedangkan angka 16 menunjukan potensi kejadian telah terjadi lebih
dari satu kali pertahun di Pertamina RU V.
4. Penentuan tingkat resiko pekerjaan dilakukan berdasarkan hasil identifikasi tingkat keparahan
(yang berdampak terhadap keselamatan manusia, aset perusahaan, lingkungan, reputasi,
legalitas, production loss) dan kemungkinan / frekuensi kejadian yang kemudian di petakan dalam
Matriks Penilaian Resiko (Risk Assessment Matrix), sebagai berikut:
SEVERITY PROBABILITY
1 2 4 8 16
PRODUCTION LOSS
KEPARAHAN >>
Pernah terjadi di
LINGKUNGAN
Pernah Terjadi
ASET PERSH
LEGALITAS
MANUSIA
REPUTASI
5. Tingkat keparahan yang digunakan dalam pemetaan di Matriks Penilaian Resiko adalah dampak yang
memiliki tingkat keparahan paling tinggi terhadap keselamatan manusia, aset perusahaan, lingkungan,
reputasi, legalitas, production loss.
6. Penentuan frekuensi kejadian (probability) terhadap dampak potensi bahaya dilakukan berdasarkan
data kasus insiden yang pernah terjadi baik di internal Pertamina maupun di luar Pertamina. Bila data
insiden tersebut tidak tersedia, untuk menentukan frekuensi kejadian tersebut dapat juga dilakukan
berdasarkan tingkat kemungkinan insiden (posibility) yang dapat terjadi dalam pekerjaan tersebut
dengan klasifikasi tingkat kemungkinan insiden (posibility) disesuaikan dengan level klasifikasi frekuensi
kejadian (probability).
7. Penentuan tingkat resiko pekerjaan dilakukan dengan memplotkan hasil analisa tingkat keparahan
(sumbu X) dengan hasil analisa frekuensi / kemungkinan kejadian (sumbu Y) ke dalam matriks penilaian
resiko. Pertemuan kedua sumbu tersebut merupakan tingkat resiko pekerjaan yang akan digunakan
sebagai acuan dalam menentukan pengesahan JSA. Analisa potensi bahaya yang dilakukan terhadap
pekerjaan tersebut akan digunakan sebagai masukan dalam menentukan rencana mitigasi dari
pekerjaan yang akan dilaksanakan