Anda di halaman 1dari 7

PERTOLONGAN PERTAMA (PP)

LOMBA PP “EDUKASI – C.GIRD”


Peserta : Daffa Pahlevi Prasetyo
Miftah Mirza
Malana Daffa Khoiri
Muhammad Hamka Rafif
3 orang penolong 1 korban

Kasus Kecelakaan Di Rumah


Pada hari Rabu, 23 Oktober korban sedang membuat minum untuk teman-temannya saat kerja kelompok.
Tiba-tiba saat menuangkan air panas ke gelas, air tersebut tumpah mengenai punggung tangan kirinya, dan
mengakibatkan kulitnya melepuh selebar 2 cm. Akibat kejadian tersebut korban tidak memberikan respon apapun
ketika di tanya. Lalu tidak sengaja kaki korban terbentur mengenai ujung lemari yang mengakibatkan punggung
kaki kanan nya terdapat darah yang merempes selebar 2x1 cm. Keadaan sekitar korban aman.

Penolong dan korban saling kenal


Harus ada inform concern (izin untuk menolong)
Korban bisa menjawab semua pertanyaan penolong
Durasi video maksimal 6 menit

Form Penilaian
TAHAPAN
Penilaian Keadaan
1. Penilaian lingkungan dan korban
2. Pemasangan APD
Proses Izin dan Identifikasi
1. Meminta izin melakukan penanganan
2. Penanganan Syok
3. Menanyakan keluhan utama
Proses Penanganan
Penanganan Luka Bakar Derajat 2
1. Siram dengan air mengalir ke daerah luka
2. Melepaskan pakaian / perhiasan
3. Istirahatkan bagian yang cidera
Penanganan Luka Lecet
1. Siram dengan air mengalir ke daerah luka
Skala prioritas
Kerja sama tim
Editing Video (kejernihan suara dan HD)

Kartu luka di foto dan di kirim ke contak person


Materi
PERTOLONGAN PERTAMA
adalah Pemberian pertolongan segera kepada penderita sakit atau cedera / kecelakaan yang memerlukan penanganan medis
dasar.

Pelaku Pertolongan Pertama


adalah penolong yang pertama kali tiba di tempat kejadian, yang memiliki kemampuan dan terlatih dalam penanganan medis
dasar.

Tujuan Pertolongan Pertama :


a. Menyelamatkan jiwa penderita.
b. Mencegah cacat.
c. Memberikan rasa nyaman dan menunjang proses penyembuhan.

Kewajiban Pelaku Pertolongan Pertama :


a. Menjaga keselamatan diri, anggota tim, penderita dan orang sekitarnya. Karena keselamatan diri dan tim harus menjadi
prioritas.
b. Dapat menjangkau penderita. Dalam kasus kecelakaan atau musibah kemungkinan pelaku harus memindahkan penderita
lain untuk dapat menjangkau penderita ynag lebih parah.
c. Dapat mengenali dan mengatasi masalah yang mengancam nyawa.
d. Meminta bantuan / rujukan. Pelaku pertolongan pertama harus bertanggung jawab sampai bantuan rujukan mengambil
alih penanganan penderita.
e. Memberikan pertolongan dengan cepat dan tepat berdasarkan keadaan korban.
f. Membantu pelaku pertolongan pertama lainnya.
g. Ikut menjaga kerahasiaan medis penderita.
h. Melakukan komunikasi dengan petugas lain yang terlibat.
i. Mempersiapkan penderita untuk ditransportasi.

Alat Pelindung Diri (APD)


Beberapa APD antara lain :

1. Sarung tangan lateks.


Jangan menggunakan sarung tangan kain saja karena cairan dapat merembes. Bila akan melakukan tindakan lainnya yang
memerlukan sarung tangan kerja, maka sebaiknya sarung tangan lateks dipakai terlebih dahulu
2. Kacamata pelindung.
Berguna untuk melindungi mata dari percikan darah, maupun mencegah terjadinya cedera akibat benturan atau kelilipan
pada mata saat melakukan pertolongan.
3. Baju pelindung.
Penggunanya kurang popular di Indonesia, gunanya adalh untuk mencegah merembesnya cairan tubuh penderita melalui
baju penolong.
4. Masker penolong.
Sangat berguna untuk mencegah penularan penyakit melalui udara.
5. Masker resusitasi.
Diperlukan bila akan melakukan Resusitasi Jantung Paru (RJP).
6. Helm.
Dipakai bila akan bekerja ditempat yang rawan akan jatuhnya benda dari atas. Misalnya dalam bangunan runtuh dan
sebagainya.
Kewajiban Pelaku Pertolongan Pertama
a) Menjaga keselamatan diri, anggota tim, penderita dan orang sekitarnya
b) Dapat menjangkau penderita
c) Dapat mengenali dan mengatasi masalah yang mengancam nyawa
d) Meminta bantuan/rujukan
e) Memberikan pertolongan dengan cepat dan tepat berdasarkan keadaan korban
f) Membantu pelaku pertolongan pertama lainnya
g) Ikut menjaga kerahasiaan medis penderita
h) Melakukan komunikasi dengan petugas lain yang terlibat
i) Mempersiapkan penderita untuk dievakuasi.

Kualifikasi pelaku pertolongan pertama


a) Jujur dan bertanggungjawab
b) Memiliki sikap professional
c) Kematangan emosi
d) Kemampuan bersosialisasi.
e) Kemampuannya nyata terukur sesuai sertifikasi PMI. Secara berkesinambungan mengikuti kursus penyegaran
f) Selalu dalam keadaan siap, khususnya secara fisik
g) Mempunyai rasa bangga.

Beberapa tindakan umum untuk menjaga diri


a) Mencuci Tangan
b) Membersihkan peralatan
c) Menggunakan APD

Peralatan dan bahan pertolongan pertama


a) Tandu atau alat untuk memindahkan penderita atau korban
b) Alat-alat dan bahan memeriksa penderita atau korban
c) Alat-alat dan bahan perawtan luka
d) Alat-alat dan bahan perawatan patah tulang
e) Alat-alat dan bahan lain yang dianggap diperlukan sesuai kemampuan

Langkah-langkah untuk melakukan pertolongan pertama adalah sebagai berikut:


Penilaian Keadaan
Penilaian keadaan adalah analisis kondisi sebelum dimulainya tindakan. Sejak saat tim medik dihubungi, maka sejak saat itu
pula mereka harus berpikir untuk menjawab pertanyaan berikut.
 Bagimana kondisi saat itu?
 Kemungkinan apa yang akan terjadi?
 Bagaimana mengatasinya?

Penilaian Dini
 Kesan Umum
Kegiatan ini adalah menganalisis apa yang dialami oleh penderita, apakah kasus trauma atau kasus medis. Kasus trauma
adalah karena kecelakaan, sedangkan kasus medis adalah karena penyakit medis seperti maag, dll.
 Respon
Jika sebelumnya adalah sebuah analisis dan bukan tindakan, maka pada langkah ini sudah mulai mengambil tindakan.
Kegiatan ini adalah penilaian respon dari penderita. Apakah korban dalam kategori awas, suara, nyeri, atau tidak sadar.
Awas adalah kondisi penderita masih sadar dan meminta tolong saat tim medik datang. Sedangkan suara adalah kondisi
penderita yang harus ditegur terlebih dahulu untuk sadar,bantu dengan sapa “mas” atau “mba”. Sedangkan nyeri adalah
kondisi penderita saat korban tidak sadar sebelum ditekan bagian bawah tulang rusuk depannya. Adapun tidak sadar adalah
setelah ditekan, penderita tetap tidak sadarkan diri.
 Sirkulasi
Tindakan ini adalah kegiatan pengecekan keadaan denyut nadi karotis. Lokasinya berada di leher di bawah tengkorak.
Pemilihan nadi ini adalah karena posisinya yang paling dekat dengan jantung. Tidak dipilih di pergelangan tangan karena
posisinya yang lebih jauh dari jantung, sehingga sensitivitas responnya lebih rendah.

 Airway

Tindakan ini adalah kegiatan pengecekan keadaan jalan napas, apakah tersumbat atau tidak, dengan teknik head-tilt
chin-lift. Caranya adalah dengan menekan dahi penderita hingga kepala penderita membentuk sudut dengan bidang
horizontal kemudian tarik dan dorong rahang bawahnya.

 Breathing
Kegiatan selanjutnya adalah mengecek keadaan napas penderita dengan teknik LDR: Lihat, Dengar, dan Rasakan. Jika nadi
tidak terasa, maka lakukanlah RJP dan panggil bantuan. Namun jika napas tidak terasa, maka berilah napas buatan dan
panggil bantuan. Jika nadi tidak terasa, tidak perlu cek napas lagi karena sudah pasti tidak terasa.

Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan dari ujung kepala sampai ujung kaki dengan cara scanning. Hal-hal yang harus diidentifikasi adalah
perubahan bentuk, luka terbuka, nyeri, dan bengkak. Kemudia pemeriksaan dilakukan lebih lanjut dengan mengecek frekuensi
nadi, frekuensi napas, tekanan darah, dan suhu tubuh. Denyut nadi normal adalah 60–90 kali per menit, dan frekuensi pernapasan
normal adalah 12–20 kali per menit.
Riwayat Penderita

Setelah pemeriksaan fisik dilakukan, selanjutnya tanya penderita tentang 6 hal yang disingkat KOMPAK.

K adalah keluhan yang dirasakan penderita,

O adalah obat-obatan yang terakhir dikonsumsi,

M adalah makanan dan minuman yang terkahir dikonsumsi,

P adalah penyakit yang diderita,

A adalah alergi, dan

K adalah kejadiannya.

Pemeriksaan Berlanjut

Setelah semua pemeriksaan telah dilakukan, kita harus tetap waspada pada penderita selama evakuasi ke rumah sakit terdekat.
Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan lanjut secara berkala. Pemeriksaan ini mulai dari mengecek respon penderita hingga
akhir. Pemeriksaan dilakukan 5 menit sekali untuk penderita berat dan 5 menit sekali untuk penderita ringan. Berat atau ringannya
belum ada parameter objektif, hanya perspektif penolong.

Serah Terima Laporan

Setelah sampai di rumah sakit terdekat, penolong harus memberika keterangan langsung soal penderita. Nantinya laporan itu
dibuat dikertas, berisi poin-poin penting selama penanganan, yakni umur dan jenis kelamin, keluhan utama, tingkat respon,
keadaan jalan napas, pernapasan, sirkulasi, pemeriksaan fisik, KOMPAK, penatalaksanaan, dan perkembangan penderita yang
dianggap penting.
LUKA BAKAR
Luka bakar adalah salah satu cedera rumah tangga yang paling umum terjadi. Terkadang, luka bakar juga terjadi akibat
terjebak dalam kebakaran. Luka bakar umumnya punya tingkat keparahan dan potensi risiko berbeda yang disebut dengan
derajat luka bakar. Setiap derajat memiliki langkah pertolongan pertama yang berbeda. Kenali perbedaannya lebih jelas di
artikel ini.

Apa itu derajat luka bakar?


Derajat luka bakar adalah sebuah ukuran untuk membagi jenis luka bakar berdasarkan grade (tingkat) keparahan atau
seberapa dalam kulit yang terdampak. Perlu diketahui, struktur kulit manusia terbagi menjadi beberapa lapisan, yaitu epidermis
sebagai lapisan kulit terluar, dermis yang berada di tengah, dan hipodermis sebagai lapisan kulit terdalam. Bila luka hanya
mengenai lapisan epidermis kulit, dapat dikatakan bahwa tingkat keparahan luka bakar tersebut masih tergolong ringan.
Sementara itu, semakin dalam lapisan kulit yang rusak, maka derajat luka akan semakin tinggi. Artinya, tingkat keparahan jenis
luka juga semakin serius. Klasifikasi luka bakar terdiri atas derajat satu, derajat dua, dan derajat tiga. Berikut penjelasannya
masing-masing.

1. Derajat Satu

Derajat luka bakar pertama disebut juga dengan luka bakar superfisial.
Kerusakan kulit yang terjadi hanya mengenai epidermis atau lapisan
kulit yang paling luar.
Tingkat keparahan luka derajat 1 tergolong paling ringan dan mudah
ditangani. Selain itu, jenis luka bakar sangat umum dialami.
Penyebab luka bakar derajat pertama adalah paparan sinar matahari yang
berlebih, terkena air panas, atau kecelakaan saat menggunakan kompor,
alat setrika, maupun alat pelurus rambut.
Ciri-ciri yang ditimbulkan dari luka bakar derajat 1 meliputi:
a) kulit kemerahan,
b) peradangan atau bengkak ringan,
c) nyeri yang masih bisa ditahan, serta
d) kulit kering dan mengelupas, biasanya tanda ini muncul saat luka bakar mulai sembuh.
Karena luka bakar ini hanya mengenai lapisan kulit paling atas, tanda-tanda tersebut biasanya akan hilang saat sel-sel kulit
mati mulai terkelupas dan tergantikan dengan yang baru. Waktu penyembuhan luka derajat satu pun lebih cepat, yakni sekitar
7-10 hari dan tidak meninggalkan jaringan parut (bekas luka bakar). Jadi, kulit Anda masih bisa kembali mulus seperti semula.

2. Derajat dua

Tingkat keparahan luka bakar derajat dua cenderung lebih


serius daripada tingkatan pertama.

Pasalnya, area kerusakan sel-sel kulit sudah mulai menembus


epidermis hingga mengenai sebagian dermis atau lapisan
kulit yang berada di tengah.

Berdasarkan kedalamannya, derajat 2 dibagi menjadi dua


jenis, yaitu superficial partial thickness dan deep partial
thickness.
Superficial partial thickness memengaruhi lapisan epidermis
dan lapisan atas dermis. Sementara itu, deep partial thickness
mengenai lapisan epidermis dan lapisan dermis yang lebih
dalam.
Tanda-tanda luka bakar superficial partial thickness meliputi:
a) kulit memerah,
b) terasa sangat perih, terutama ketika disentuh,
c) muncul lepuhan beberapa jam setelahnya, dan
d) luka terasa sensitif dan menjadi pucat bila ditekan.
e) Tanda-tanda luka bakar deep partial thickness adalah:
f) permukaan kulit yang berbercak merah muda dan putih,
g) terkadang disertai dengan lepuhan, dan
h) intensitas rasa sakit lebih ringan dibanding superficial partial thickness.
i) Area yang terkena luka derajat ini tampak basah dan mengkilap.

Terkadang, kondisi ini juga dapat memicu pertumbuhan jaringan parut (keloid) mengandung nanah yang disebut dengan luka
bakar eksudat (fibrinous exudate). Luka bakar derajat 2 biasanya membutuhkan waktu selama satu hingga tiga minggu sampai
lukanya sembuh. Namun bila tingkat luka bakar ini termasuk deep partial thickness, proses penyembuhan luka bisa memakan
waktu lebih dari 3 minggu.

3. Luka bakar derajat tiga

Dibandingkan jenis luka bakar lainnya, tingkat keparahan luka derajat 3 adalah yang paling serius. Menurut Cleveland
Clinic, kerusakan yang terjadi pada kulit lebih lebar dan merusak hipodermis atau jaringan subkutan kulit, tempat terletaknya
lemak dan kelenjar keringat.
Tanda-tanda Anda mengalami derajat ketiga dari luka ini meliputi:
a) timbul area putih atau cokelat gelap seperti hangus pada kulit,
b) kulit kasar dan terkelupas, serta
c) ada penebalan kulit yang tampak seperti lilin dan meluas.
Tak hanya merusak lapisan kulit, terkadang dampaknya dapat merusak tulang, otot, serta tendon yang ada di bawahnya.
Orang yang mengalami luka bakar derajat tiga tidak akan merasakan nyeri di area yang terdampak, melainkan pada area di
sekitarnya. Bila hal ini terjadi, sebabnya adalah ada ujung saraf yang turut rusak ketika kulit terbakar.

Penanganan luka bakar sesuai dengan derajatnya


Seperti yang telah disebutkan, penanganan luka bakar tentu harus disesuaikan dengan derajat keparahannya. Bila
lukanya masih berada pada derajat satu, Anda masih bisa melakukan penanganan luka bakar tiap derajat di rumah. Meski
penanganannya cukup mudah, Anda tetap harus melakukannya dengan cara yang benar agar luka tidak meninggalkan bekas
atau menimbulkan masalah lain. Berdasarkan American Academy of Dermatology Association, berikut ini adalah cara
pertolongan pertama luka bakar yang tepat:
a) Alirkan air dingin pada kulit yang terbakar. Semakin parah derajatnya, maka Anda perlu mengalirkan air dingin lebih
lama pada luka.
b) Setelah kulit sudah lebih baik, oleskan gel lidah buaya untuk luka atau petroleum jelly sebanyak 2-3 kali.
c) Pada luka dengan derajat lebih tinggi, oleskan tipis-tipis krim antibiotik seperti bacitracin untuk mencegah infeksi.
d) Keringkan area luka menggunakan kain bersih dengan tepuk lembut, jaga agar lepuhan luka bakar tidak pecah.
e) Tutupi luka dengan perban atau kasa yang sedikit longgar untuk melindungi kulit dari gesekan benda.
f) Bila rasa nyerinya tidak tertahankan, Anda bisa minum obat antinyeri seperti ibuprofen atau paracetamol.
g) Hindari menggunakan es batu, mentega, minyak, atau pasta gigi untuk mendinginkan luka bakar karena dapat
memperparah kondisi luka.

Anda mungkin juga menyukai