Anda di halaman 1dari 23

Ringkasan Materi Objek IPA dan Pengamatannya Kelas 7 SMP MTs K13

Pembelajaran IPA pada jenjang SMP/MTs kelas 7 sesuai Kurikulum


2013 berbentuk kompetensi, yang terdiri dari (1) Kompetensi Sikap Spiritual,
tertuang dalam KI – 1; (2) Kompetensi Sikap Sosial, tertuang dalam KI – 2;
(3) Kompetensi Pengetahuan, tertuang dalam KI – 3; dan (4) Kompetensi
Keterampilan. tertuang dalam KI – 4.

Kompetensi Inti 1 (KI -1) :

 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya

Kompetensi Inti 2 (KI – 2) :

 Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli


(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.

Kompetensi Inti 3 (KI – 3) :

 Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan


prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

Kompetensi Inti 4 (KI – 4) :

 Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkrit (menggunakan,


mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.

Pemetaan Kompetensi Dasar untuk Materi Objek IPA dan Pengamatannya


Kelas 7 SMP MTs K13 adalah sebagai berikut.

Kompetensi Dasar :
3.1. Menerapkan konsep pengukuran berbagai besaran dengan
menggunakan satuan standar (baku).

4.1. Menyajikan data hasil pengukuran dengan alat ukur yang sesuai pada
diri sendiri, makhluk hidup lain, dan benda-benda di sekitar dengan
menggunakan satuan tak baku dan satuan baku.
Materi Pokok :
Pembelajaran dan penilaian topik Objek IPA dan Pengamatannya
memerlukan waktu 15 jam pelajaran atau 6 TM (Tatap Muka) dengan asumsi
6 JP/minggu diorganisasikan menjadi dua kali TM, yaitu masing-masing 3 JP
dan 2 JP.

Materi Pokok Objek IPA dan Pengamatannya Kelas 7 SMP MTs


K13 adalah sebagai berikut.

 Penyelidikan IPA
 Pengukuran
 Besaran Pokok
 Besaran Turunan
Ringkasan Materi Objek IPA dan Pengamatannya Kelas
7 SMP MTs K13

A. Pengertian IPA
IPA adalah ilmu yang mempelajari segala sesutu yang berada di sekitar kita
baik yang hidup maupun yang mati.

Di dalam menemukan konsep-konsep IPA, maka para ilmuwan melakukan


kegiatan penyelidikan yang disebut observasi
(pengamatan). IPA berkembang melalui proses penelitian yang dilakukan
oleh ilmuwan.

Penelitian yang dilakukan ilmuwan harus melalui langkah-langkah yang


terencana dan sistematis untuk memperoleh informasi yang dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam melakukan penelitian tersebut


dinamakan metode ilmiah.

Metode ilmiah merupakan proses keilmuan untuk mendapatkan


pengetahuan (dari pemecahan masalah dan mengetahui penyebabnya)
secara sistematis sehingga dapat diperoleh simpulan yang dapat dipercaya
(valid).

Langkah-langkah Metode Ilmiah

1. Melakukan observasi awal : mengamati keadaan awal objek penelitian,


menganalisis sifat-sifat objek.
2. Merumuskan masalah : menemukan dan menentukan permasalahan
yang akan diangkat dalam penelitian.
3. Merumuskan hipotesis (dugaan sementara) : membuat rumusan awal
(prediksi) terhadap hasil dari permasalahan yang diangkat.
4. Melakukan eksperimen : melakukan percobaan untuk membuktikan
hiptesis, dengan mengendalikan variabel-variabel penelitian.
5. Melakukan analisis hasil : analisis hasil dikembangkan dari rumusan
hipotesis yang telah dibuat, untuk mengetahui apakah hipotesis yang
dibuat dapat menjelaskan fenomena permasalahan yang terjadi atau tidak.
6. Menarik simpulan : setelah hasil dianalisis dan dihubungkan dengan
hipotesis, peneliti dapat menarik simpulan yang menjelaskan hubungan-
hubungan tersebut dengan singkat dan jelas.

B. Proses Penyelidikan IPA


Proses penyelidikan IPA meliputi tiga tahap, yaitu pengamatan, membuat
inferensi, dan mengkomunikasikan.

1. Pengamatan

Pengamatan adalah proses mengumpulkan data dan informasi tentang


benda yang sedang diselidiki.

Pengamatan dapat dilakukan dengan bantuan indera manusia maupun alat.


Misalnya mengamati perubahan warna larutan dapat dilakukan dengan
indera penglihatan (mata), atau melakukan pengamatan terhadap bakteri
menggunakan bantuan mikroskop.

2. Membuat Inferensi

Membuat inferensi artinya adalah merumuskan penjelasan berdasarkan data


dan informasi yang telah dikumpulkan pada saat pengamatan.

Penjelasan tersebut digunakan untuk menemukan hubungan antar aspek


yang diamati dan membuat hipotesis (dugaan sementara).

3. Mengkomunikasikan

Setelah semua penjelasan dirumuskan dengan baik, langkah berikutnya


adalah mengkomunikasikan hasil penyelidikan baik dalam bentuk tulisan
maupun lisan.

Data-data pendukung yang dapat dikomunikasikan, misalnya tabel, grafik,


bagan atau gambar.

C. Objek IPA

Objek yang dipelajari dalam IPA adalah seluruh benda di alam dengan segala
interaksinya untuk dipelajari pola- pola keteraturannya.

Objek IPA dapat berupa benda berukuran sangat kecil (mikroskopis),


misalnya bakteri, virus, dan atom atau benda yang berukuran sangat besar
seperti lautan, bumi, dan tata surya.

D. Bagian-Bagian IPA
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dikelompokkan menjadi empat bagian sebagai
berikut.

1. Fisika
Fisika adalah ilmu yang mempelajari tentang aspek mendasar alam, seperti
materi, energi, cahaya, gerak panas dan berbagai gejala fisik alam lainnya.

2. Kimia

Kimia adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu mengenai materi dan
perubahannya serta interaksi antar materi yang satu dengan materi yang lain.

3. Biologi

Biologi adalah cabang IPA yang mempelajari sistem kehidupan mulai dari
ukuran yang kecil sampai dengan lingkungan yang sangat luas.

4. Ilmu Bumi dan Antariksa

Ilmu Bumi dan Antariksa merupakan cabang IPA yang mempelajari tentang
asal mula bumi, perkebangan dan keadaannya saat ini, bintang, planet dan
berbagai benda langit lainnya.

E. Pengukuran IPA
Pengukuran dapat diartikan sebagai kegiatan mengukur suatu besaran dari
objek atau benda. Pengertian pengukuran tersebut menunjukkan bahwa
dalam kegiatan mengukur dibutuhkan alat ukur yang sesuai dengan
besarannya.

Sedangkan mengukur adalah membandingkan nilai besaran yang diukur


dengan alat ukur yang sesuai, misalnya mengukur lebar meja dengan mistar,
mengukur kecepatan lari dengan stopwacth, atau mengukur massa benda
dengan neraca.

Besaran merupakan segala sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan


dengan nilai dan satuan. Satuan adalah pembanding dalam sebuah
pengukuran.

Di dalam melakukan kegiatan pengukuran terhadap suatu benda, yang


terpenting adalah menggunakan alat ukur yang sesuai dan standar.

Syarat pengukuran tersebut harus dipenuhi untuk mendapatkan nilai ukur


yang tepat. Pengukuran yang teliti akan menghasilkan nilai yang akurat.
Semakin tinggi tingkat ketelitian sebuah alat ukur, maka nilai pengukuran
semakin baik.

F. Besaran Pokok dan Besaran Turunan


Berdasarkan jenis satuanya, maka besaran dibedakan menjadi besaran
pokok dan besaran turunan.
Besaran pokok
Besaran pokok merupakan besaran yang satuannya telah didefinisikan
terlebih dahulu, terdiri atas tujuh besaran.

Berikut ini tujuh besaran pokok besarta satuannya berdasarkan Satuan


Internasional (SI).

Besaran turunan
Besaran turunan adalah besaran yang diturunkan dari besaran pokok.
Misalnya : Luas adalah besaran yang diturunkan dari besaran pokok panjang,
kecepatan adalah besaran yang diturunkan dari besaran pokok panjang dan
waktu.

Beberapa contoh besaran turunan yang lain dapat dilihat pada tabel berikut.

G. Satuan Baku dan Tidak Baku


Satuan baku adalah satuan yang telah disepakati pemakaiannya secara
internasional atau disebut juga Sistem Internasional (SI).

Syarat satuan baku adalah berlaku internasional, mudah ditiru, dan tidak
berubah. Satuan dalam Sistem Internasional dibagi menjadi dua sistem, yaitu
sistem MKS (meter – kilogram – sekon) dan sistem CGS (centimeter – gram
– sekon).

Satuan tidak baku adalah satuan yang tidak diakui secara internasional,
hanya digunakan pada wilayah tertentu saja.

Sebelum ditemukannya alat ukur, maka penduduk pada jaman dahulu


menggunakan satuan tidak baku untuk pedoman pengukuran. Contoh satuan
tidak baku, antara lain hasta, depa, kaki, lengan, dan tumbak.

H. Alat Ukur
Alat ukur digunakan dalam pengukuran sesuai dengan besaran yang akan
diukur. Setiap alat ukur memiliki tingkat ketelian yang berbeda-beda,
tergantung pada skala yang ada. Semakin kecil skala yang digunakan, maka
alat ukur memiliki tingkat ketelitian yang tinggi.

Penggunaan suatu alat ukur tertentu ditentukan oleh beberapa faktor, antara
lain ketelitian hasil ukur, ukuran besaran yang diukur, dan bentuk benda yang
akan diukur.

Berikut ini beberapa alat ukur panjang, massa, dan waktu yang sering
digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

 Alat Ukur Panjang


1. Mistar
Mistar atau penggaris adalah alat ukur panjang yang biasa digunakan untuk
mengukur panjang dan lebar benda.

Alat ukur ini memiliki skala terkecil 1 mm atau 0,1 cm. Mistar memiliki
ketelitian pengukuran setengah dari skala terkecilnya, yaitu 0,5 mm.

2. Jangka Sorong

Jangka sorong sering digunakan untuk mengukur diameter bola kecil, tebal
uang logam, maupun diameter dalam tabung.

Terdapat dua jenis skala pada Jangka sorong, yaitu skala utama yang
terdapat pada rahang tetap jangka sorong dan skala nonius, yaitu skala pada
rahang yang dapat digeser. Tingkat ketelitian jangka sorong sampai dengan
0,01 cm atau 0,1 mm.

3. Mikrometer Sekrup

Mikrometer sekrup adalah alat ukur yang difungsikan untuk mengukur


diameter benda tipis, misalkan plat.
Mikrometer sekrup terdiri atas dua bagian, yaitu selubung (poros tetap) dan
selubung luar (poros ulir).

Skala panjang pada poros tetap merupakan skala utama, sedangkan pada
poros ulir merupakan skala nonius.

Skala utama mikrometer sekrup mempunyai skala dalam mm, sedangkan


skala noniusnya terbagi dalam 50 bagian.

Satu bagian pada skala nonius mempunyai nilai 1/50 × 0,5 mm atau 0,01
mm. Jadi, mikrometer sekrup memiliki ketelitian 0,01 mm atau 0,001 cm

 Alat Ukur Massa


1. Neraca O’hauss Tiga Lengan

Sesuai dengan namanya, neraca O’hauss tiga lengan mempunyai lengan


berjumlah tiga dan satu cawan tempat benda. Neraca ini adalah alat ukur
massa yang memiliki tingkat ketelitian 0,1 gram.

2. Neraca Digital
Neraca digital merupakan alat ukur massa yang sering ada di dalam
laboratorium untuk menimbang bahan yang akan digunakan dalam
praktikum.

Neraca digital mempunyai tingkat ketelitian lebih besar daripada neraca


O’huss, yaitu 0,01 gram.

3. Neraca Analitis Dua Lengan

Neraca jenis ini akan banyak terlihat di toko-toko emas, karena digunakan
untuk mengukur massa emas. Pada neraca analitis dua lengan, terdapat
dua lengan dengan wadah kecil dari logam untuk menimbang.

Lengan satu digunakan untuk meletakkan benda/logam yang akan ditimbang,


lengan dua untuk meletakkann bobot timbangan. Neraca ini memiliki tingkat
ketelitian 0,001 gram.

4. Neraca Pasar
Neraca pasar sering disebut juga sebagai neraca mekanik meja. Neraca
pasar dimanfaatkan oleh para pedagang kelontong untuk menimbang barang
dagangan mereka.

Ketelitian neraca pasar sangat rendah, yaitu 50 gram. Anak timbangan pada
neraca ini adalah 50 gram, 100 gram (1 ons), 200 gram, 500 gr dan 1 kg.
Massa yang terukur sama dengan jumlah massa anak timbangan yang
digunakan.

 Alat Ukur Waktu


1. Arloji

Arloji atau jam tangan merupakan alat penunjuk waktu yang dipakai di
pergelangan tangan manusia. Jam tangan pertama kali diperkenalkan pada
abad ke-16.

Pada saat itu, semua jam tangan dan alat penunjuk waktu lainnya
menggunakan mesin penggerak mekanik manual (hand winding). Arloji
mempunyai tingkat ketelitian 1 sekon

2. Stopwatch
Stopwatch merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur lamanya
waktu yang diperlukan dalam sebuah kegiatan, misalnya mengukur
kecepatan pelari dan perenang dalam sebuah lomba olahraga. Stopwatch
memiliki tingkat ketelitian 0,1 sekon

3. Jam Matahari

Jam matahari atau sundial adalah alat yang mengunakan matahari untuk
menentukan waktu. Sebelum ada alat ukur waktu yang modern seperti saat
ini, orang-orang pada jaman dahulu memanfaatkan jam matahari sebagai
penunjuk waktu.
Materi Pokok Objek IPA dan Pengatamannya sebagai berikut.

 Penyelidikan IPA
Penyelidikan ilmiah IPA melibatkan sejumlah proses yang harus dikuasai,
antara lain pengamatan, membuat inferensi (merumuskan penjelasan), dan
mengomunikasikan hasil.

Kemampuan penyelidikan ilmiah IPA merupakan keterampilan sepanjang


hayat yang dapat digunakan dalam mempelajari berbagai macam ilmu,
termasuk dalam kehidupan sehari-hari.

 Pengukuran
Pengukuran adalah kegiatan mengukur suatu besaran fisika dari objek atau
benda. Mengukur adalah membandingkan nilai besaran yang diukur dengan
alat ukur yang sesuai, misalnya mengukur lebar meja dengan mistar,
mengukur kecepatan lari dengan stopwacth, atau mengukur massa benda
dengan neraca.

Besaran merupakan segala sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan


dengan nilai dan satuan. Sedangkan satuan adalah pembanding dalam
sebuah pengukuran.

 Besaran Pokok
Besaran pokok merupakan besaran yang satuannya sudah didefinisikan
terlebih dahulu (menggunakan satuan baku yang disepakati bersama).

Berdasarkan hasil Konferensi Umum mengenai Berat dan Ukuran ke-14


tahun 1971, Sistem Internasional disusun mengacu pada tujuh besaran
pokok, yaitu Panjang, Massa, Waktu, Suhu, Kuat Arus, Intensitas Cahaya,
dan Jumlah Zat.

 Besaran Turunan
Besaran turunan adalah besaran yang diturunkan dari besaran pokok.
Contoh besaran turunan, antara lain luas, volume, massa jenis, dan
konsentrasi larutan.

Berikut ini Soal Objek IPA dan Pengamatannya Materi IPA Kelas 7
SMP/MTs Kurikululum 2013 yang dapat digunakan peserta didik untuk
memperdalam penguasaan materi tersebut. Soal berbentuk pilihan ganda
dengan jumlah soal 25 butir soal dan dilengkapi dengan kunci jawabannya.
Soal nomor 1
Langkah awal yang harus dilakukan dalam sebuah penyelidikan IPA adalah
….

A. mengamati

B. mengkomunikasikan

C. menanyakan

D. mempresentasikan

Kunci jawaban : A

Soal nomor 2
Pengertian inferensi dalam penyelidikan IPA adalah ….

A. mengumpulkan data dan informasi melalui pengamatan

B. merumuskan penjelasan berdasarkan pengamatan

C. membuat laporan tertulis tentang kesimpulan akhir dari hasil pengamatan

D. melakukan pengamatan menggunakan panca indera

Kunci jawaban : B

Soal nomor 3
Objek pengamatan IPA adalah ….

A. hanya makhluk hidup saja

B. hanya bumi dan makhluk hidup

C. ruang angkasa dan tata surya

D. seluruh benda di alam dan segala interaksinya

Kunci jawaban : D
Soal nomor 4
Berikut ini yang bukan merupakan manfaat mempelajari IPA adalah mampu
….

a. berpikir kritis dan logis

b. meningkatkan kualitas hidup

c. memahami berbagai hal di sekitar kita

d. memanfaatkan kekayaan alam sebanyak-banyaknya

Kunci jawaban : D

Soal nomor 5
Di bawah ini adalah bagian dari ilmu IPA, kecuali ….

A. Fisika

B. Geografi

C. Biologi

D. Kimia

Kunci jawaban : B

Soal nomor 6
Seorang ilmuan sedang melakukan penelitian dengan cermat di laboratorium.
Dia meneliti suatu zat untuk mengetahui jenis zat tersebut. Bidang IPA yang
sedang dipelajari oleh ilmuan tersebut adalah ….

A. Kimia

B. Fisika

C. Biologi

D. Astronomi

Kunci jawaban : A
Soal nomor 7
Membandingkan besaran yang diukur dengan besaran yang sesuai adalah
pengertian dari ….

A. penyelidikan

B. penafsiran

C. pengukuran

D. pengamatan

Kunci jawaban : C

Soal nomor 8
Panjang meja makan 2 meter. Sesuai pernyataan tersebut, yang merupakan
besaran adalah ….

A. panjang

B. meja makan

C. 2

D. meter

Kunci jawaban : A

Soal nomor 9
Satuan waktu dalam Sistem Internasional (SI) adalah …

A. jam

B. sekon

C. menit

D. milidetik

Kunci jawaban : B
Soal nomor 10
Massa cabe yang dibeli ibu dari pasar adalah 2,5 kg. Apabila diubah menjadi
satuan gram, maka massa cabe tersebut adalah ….

A. 25 gram

B. 250 gram

C. 2.500 gram

D. 25.000 gram

Kunci jawaban : C

Soal nomor 11
Besaran yang satuannya sudah didefinisikan terlebih dahulu disebut besaran
….

A. pokok

B. turunan

C. sekunder

D. tersier

Kunci jawaban : A

Soal nomor 12
Berikut ini yang termasuk kelompok besaran pokok adalah ….

A. panjang, massa, dan volume

B. panjang, waktu, dan suhu

C. massa, luas, dan waktu

D. volume, luas, dan berat

Kunci jawaban : B
Soal nomor 13
Besaran turunan yang diturunkan dari besaran pokok panjang dan waktu
adalah ….

A. gaya

B. volume

C. berat

D. kecepatan

Kunci jawaban : D

Soal nomor 14
Benda yang paling tepat diukur menggunakan jangka sorong adalah ….

A. panjang meja

B. tinggi kursi

C. diameter kelereng

D. diameter bola kaki

Kunci jawaban : C

Soal nomor 15
Stopwatch adalah alat yang digunakan untuk mengukur ….

A. suhu

B. waktu

C. kuat arus

D. panjang

Kunci jawaban : B
Soal nomor 16
Besaran pokok yang dapat diperoleh dari hasil pengamatan sebuah batu
adalah ….

A. berat

B. volume

C. luas

D. massa

Kunci jawaban : D

Soal nomor 17
Massa jenis adalah besaran turunan yang diturunkan dari besaran pokok ….

A. panjang dan waktu

B. massa dan waktu

C. massa dan panjang

D. suhu dan waktu

Kunci jawaban : C

Soal nomor 18

Alat ukur yang paling tepat digunakan untuk mengukur ketebalan plat adalah
….

A. penggaris

B. mikrometer skrup

C. jangka sorong

D. meteran

Kunci jawaban : B
Soal nomor 19
Volume batu seperti gambar di bawah ini adalah ….

A. 20 mL

B. 30 mL

C. 50 mL

D.70 mL

Kunci jawaban : B

Soal nomor 20
Berikut ini yang tidak termasuk satuan baku adalah ….

A. depa

B. ons

C. liter

D. meter

Kunci jawaban : A

Soal nomor 21
Di bawah ini yang bukan merupakan syarat satuan baku adalah ….

a. bersifat lokal

b. mudah ditiru

c. tidak berubah
d. berlaku globa

Kunci jawaban : A

Soal nomor 22
Sebuah kendaraan melaju dengan kecepatan 72 km/jam. Jika dinyatakan
dalam SI, maka kecepatan kendaraan tersebut adalah ….

A. 10 m/s

B. 20 m/s

C. 30 m/s

D. 40 m/s

Kunci jawaban : B

Soal nomor 23
Jika kita melarutkan 20 gram gula ke dalam 100 mL air, maka konsentrasi
larutan garam yang terjadi adalah ….

A. 200 g/L

B. 250 g/L

C. 350 g/L

D. 500 g/L

Kunci Jawaban : A

Soal nomor 24
Sebuah balok diukur ketebalannya menggunakan jangka sorong dengan hasil
pengukuran seperti pada gambar berikut. Besarnya hasil pengukuran adalah
….
A. 5,70 cm

B. 5,75 cm

C. 5,85 cm

D. 5,90 cm

Kunci Jawaban : B

Soal nomor 25
Perhatikan gambar berikut!

Supaya neraca setimbang, maka nilai anak timbangan x yang harus


ditambahkan ke piring B adalah ….

A. 250 gram

B. 500 gram

C. 750 gram

D. 1.000 gram

Kunci Jawaban : D

Anda mungkin juga menyukai