DISUSUN OLEH :
NAMA : RAHMA NUR AMALIA
KELAS : IX.3
NO. ABSEN : 23
SMP N 44 PALEMBANG
TAHUN PELAJARAN 2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
P3K merupakan sebuah pengetahuan dan keterampilan karena jika kita
hanya mengetahui teorinya saja tanpa melakukan latihan atau praktek, maka
mental kita tidak terlatih ketika kita benar-benar menghadapi kejadian
sebenarnya. Sebaliknya jika kita langsung praktek tanpa membaca teori
kemungkinan besar kita akan melakukan pertolongan yang salah pada
korban. Sebagai seorang pecinta alam, materi ini penting untuk dipelajari,
karena kondisi alam seringkali tidak dapat diduga dan sangat mungkin terjadi
kecelakaan yang tidak kita harapkan.Sedangkan tenaga medis, sarana dan
prasarana kesehatan sulit untuk dijangkau.Maka satu-satunya pilihan adalah
mencoba melakukan pertolongan sementara pada korban kerumah sakit atau
dokter terdekat.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang di maksud P3K?
2. Bagaimana cara melaksanakan P3K?
3. Kesalahan apa yang sering muncul saat memberikan P3K?
C. Tujuan
1. Agar pembaca tahu bagaimana memberikan pertolongan pertama pada
kecelakaan ditempat kejadian dengan cepat dan tepat.
2. Mencegah terjadinya kesalahan saat member pertolongan jika terjadi
kecelakaan dan mencegah penurunan kondisi badan atau cacat.
3. Meminimalisir kesalahan yang terjadi.
BAB II
PEMBAHASAN
B. Pelaksanaan P3K
Sebelum melaksanakan Tindakan P3K maka perlu dilakukan tahapan awal
sebelum P3K yaitu:
1. Penolong mengamankan diri sendiri ( memastikan penolong telah aman
dari bahaya)
2. Amankan Korban ( evakuasi atau pindahkan korban ketempat yang lebih aman
dan nyaman.
3. Tandai tempat Kejadian jika diperlukan untuk mencegah adanya korban baru.
4. Usahakan Menghubungi Tim Medis
5. Tindakan P3K
D. Tujuan P3K
1. Mencegah Bahaya Maut apabila :
a. Korban kecelakaan dalam keadaan shock
b. Pendarahan yang hebat, dan
c. Pingsan
2. Mencegah Cacat
Mencegah cacat adalah mencegah akibat kecelakaan atau benturan
hebat yang mengenai kepala bagian belakang dan mengakibatkan gegar otak
(cacat rohani).Mencegah akibat kecelakaan yang menyebabkan hilangnya
salah satu anggota badan, misalnya patah/hilangnya tangan atau kaki.
3. Mencegah Infeksi
Maksud mencegah infeksi adalah mencegah masuknya bibit penyakit
ke dalam tubuh akibat kecelakaan.
4. Meringankan Rasa Sakit si Korban
Cara meringankan rasa sakit isi Korban, yaitu dengan melakukan
pertolongan untuk meringankan derita yang dialaminya sebelum dibawa ke
dokter (rumah sakit).
H. Pembalutan
Tujuan dari pembalutan adalah untuk mengurangi resiko kerusakan jaringan
yang telah ada sehingga mencegah maut, menguangi rasa sakit, dan mencegah
cacat serta infeksi.
Kegunaan pembalutan adalah :
1. Menutup luka agar tidak terkena cahaya, debu, kotoran, dll.
2. Melakukan tekanan
3. Mengurangi atau mencegah pembengkakan
4. Membatasi pergerakan
5. Mengikatkan bidai.
Macam-macam pembalutan :
1. Pembalutan segitiga atau mitela
- Pembalut segitiga dibuat dari kain putih yang tidak berkapur (mori),
kelihatan tipis, lemas dan kuat. Bisa dibuat sendiri, dengan cara memotong
lurus dari salah satu sudut suatu kain bujur sangkar yang panjang masing-
masing sisinya 90 cm sehingga diperoleh 2 buah pembalut segitiga.
2. Pembalut Plester
Digunakan untuk merekatkan kain kassa, balutan penarik (patah tulang,
sendi paha/ lutut meradang), fiksasi (tulang iga patah yang tidak menembus
kulit), Beuton (alat untuk merekatkan kedua belah pinggir luka agar lekas
tertutup).
3. Pembalut Pita Gulung.
Kegunaannya untuk luka pada jari kaki dan jari tangan Cara
penggunaanya adalah sebagai berikut :
a. Bungkus disobek dan tarikah tali yang sudah tersedia
b. Ujung-ujung pembalut dipegang dengan kedua tangan dan gulungkan.
c. Luka ditekan dan balut dengan pembalut/kain kasa yang berada di
atas kompres
d. Pembalut Tangan
e. Pembalut Penggendong Tangan
f. Pembalut lutut
g. Balut kaki
Anggota badan yang patah harus diberi bidai (spalk) sebelum
si sakit dipindahkan. Gunakanlah lipatan surat kabar, tongkat, papan, tali,
dasi, kaus kaki panjang, atau bahan apa saja yang mudah didapat.
4. Pembalut Cepat.
Pembalut ini siap pakai terdiri dari lapisan kassa steril, dan pembalut gulung.
a. Indikasi Pembalutan:
Menghentikan pendarahan, melindungi bakteri/kuman pada luka,
mengurang rasa nyeri.
b. Bentuk dan Anggota Tubuh yang Dibalut:
1. Bundar, pada kepala.
2. Bulat panjang tapi lonjong, artinya kecil ke ujung, besar ke pangkal,
pada lengan bawah dan betis.
3. Bulat panjang hamper sama ujung dengan pangkalnya, pada leher,
badan, lengan atas, jari tangan.
4. Tidak karuan bentuknya, pada persendian.
I. Pembidaian
Bidai adalah alat yang dipakai untuk mempertahankan kedudukan (fiksasi) tulang
yang patah.Tujuannya, menghindari gerakan yang berlebihan pada tulang yang
patah.
Syarat pemasangan bidai:
1. Bidai harus melebihi dua persendian yang patah
2. Bidai harus terbuat dari bahan yang kuat, kaku dan pipih.
3. Bidai dibungkus agar empuk.
4. Ikatan tidak boleh terlalu kencang karena merusak jaringan tubuh tapi jangan
kelonggaran.
Alat-alat bidai:
1. Papan, bamboo, dahan
2. Anggota badan sendiri
3. Karton, majalah, kain
4. Bantal, guling, selimut
Pertolongannya :
1. Penderita dibawa ke tempat yang teduh dan udara segar
2. Baringkan kepala sejajar dengan badan
3. Kepala dimiringkan apabila muntah sehingga mudah keluar dari mulut.
Apabila ada gigi palsu yang lepas harus dikeluarkan.
4. Kendurkan semua pakaian agar tidak mengganggu pernapasan
5. Berikan rangsangan dengan bau-bauan, misalnya eau de cologneminyak
wangi, bawang putih yang dipecah-pecah, dan sebagainya.
6. Kemudian, penderita diberi minum. Setelah sadar, sebaiknya penderita
diberi minum kopi yang hangat.
N. Shock
Shock adalah gangguan yang disebabkan oleh jumlah darah yang beredar
didalam pembuluh-pembuluh darah sangat sedikit.
Gejala-gejalanya :
1. Kesadaran menurun
2. Muka pucat dan berkeringat dingin
3. Sangat gelisah
4. Bibir kering dan merasa sangt halus
5. Pernapasan tidak teratur
6. Nadi cepat dan sukar diraba
Sebab-sebabnya:
1. karena pendarahan
2. Cairan tubuh banyak yang keluar bersamaan dengan muntah
3. Sangat gelisah
4. Bibir kering dan merasa sangat halus
5. Pernapasan tidak teratur
6. Nadi cepat dan sukar diraba
Pertolongannya :
1. Bawalah penderita ke tempat yang teduh dengan udara yang segar
2. Longgarkan semua pakaian yang dapat mengganggu pernapasan
3. Hentikan pendarahan dengan jalan membalut
4. Cegah kemungkinan terjadinya infeksi pada luka
5. Selimuti penderita agar tidak kedinginan, tetapi harus dijaga jangan sampai
berkeringat.
6. Bawalah segera ke rumah sakit atau dokter terdekat.
O. Pernapasan Buatan
Pernapasan buatan adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk menolong
jiwa seseorang dengan jalan menimbulkan pernapasan yangspontan dan teratur.
Orang hanya dapat hidup dalam beberapa menit saja tanpa bernapas. Oleh karena
itu, pernapasan buatan harus dilakukan dengan segera dan cara yang benar.
1. Pedoman dalam melakukan pernapasan buatan
Yang harus dikerjakan sebelum melakukan pernapasan buatan adalah
sebagai berikut :
a. bersihkan saluran pernapasan
b. longgarkan pakaian yang menjepit leher, dada, perut
kemudian, lakukanlah pernapasan buatan dengan pedoman sebagai berikut :
a. Lakukanlah pernapasan dengan segera. Apabila terlambat, jiwa orang
tidak akan tertolong
b. Lakukan pernapasan buatan yang telah kamu kuasai betul. Jangan
mencoba cara lain meskipun mungkin lebih baik
c. Lakukanlah pernapasan buatan sampai si korban bernapas kembali atau
dokter menyatakan ia sudah mati
Beberapa cara pernapasan buatan
1. Cara Sylvester
Si korban dibaringkan telentang.Penolong berlutut pada satu kaki di
belakang kepala korban menghadap ke arah wajah korban.Penolong
memegang lengan bawah si korban dekat siku lalu mengangkat kedua belah
tangan ke atas, kemudian ke belakang sampai siku korban menyentuh
lantai.Dengan demikian, terjadilah penarikan napas.Setelah itu, kedua lengan
ditarik ke atas dan ke muka sampai lengan memberi tekanan di atas
dada.Dengan demikian terjadilah pengeluaran napas.Penarikan dan
pengeluaran napas ini dilakukan menurut irama yang tetap kira-kira 12 kali
setiap menit sehingga menyerupai pernapasan biasa.
Keuntungan cara ini ialah hanya membutuhkan seorang penolong dan dapat
segera dimulai.
· Kerugian cara ini adalah sebagai berikut :
a. Jalan pernapasan (napas) dapat terhalang
b. Apabila tekanan pada dada terlalu keras dapat mengakibatkan tulang rusuk
patah
c. Penolong cepat lelah
2. Cara Schaffer
Korban dibaringkan telungkup, muka menghadap samping, pipi rapat di
atas lantai/tanah.Penolong berlutut sehingga badan si korban berada di antara
lututnya, dengan muka menghadap punggung korban.Letakkan kedua telapak
tangan di atas tulang-tulang rusuk si korban sebelah bawah dengan jarak
kedua ibu jari kurang lebih 3 cm dan sejajar dengan tulang punggung korban.
Dengan lengan lurus, bengkokkanlah badan ke depan sehingga kedua tangan
menekan secukupnya. Dengan demikian, terjadilah pengeluaran
napas.Kemudian, tegakkan kembali badan seperti kedudukan semula sehingga
tekanan pada rongga dada lenyap, tetapi tangan jangan dilepaskan dari
punggung korban.Dengan demikian, terjadilah penarikan napas. Lakukanlah
kedua gerakan ini menurut irama yang sama lebih kurang 12 kali/menit.
Keuntungan cara ini adalah hanya membutuhkan seorang penolong dan tidak
melelahkan, sedangkan kerugiannya adalah pertukaran udara kurang
banyak karena penarikan napas terjadi secara pasif.