Anda di halaman 1dari 16

TUGAS PJOK

(PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN)


MAKALAH TENTANG P3K

DISUSUN OLEH :
NAMA : RAHMA NUR AMALIA
KELAS : IX.3
NO. ABSEN : 23

SMP N 44 PALEMBANG
TAHUN PELAJARAN 2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
P3K merupakan sebuah pengetahuan dan keterampilan karena jika kita
hanya mengetahui teorinya saja tanpa melakukan latihan atau praktek, maka
mental kita tidak terlatih ketika kita benar-benar menghadapi kejadian
sebenarnya. Sebaliknya jika kita langsung praktek tanpa membaca teori
kemungkinan besar kita akan melakukan pertolongan yang salah pada
korban. Sebagai seorang pecinta alam, materi ini penting untuk dipelajari,
karena kondisi alam seringkali tidak dapat diduga dan sangat mungkin terjadi
kecelakaan yang tidak kita harapkan.Sedangkan tenaga medis, sarana dan
prasarana kesehatan sulit untuk dijangkau.Maka satu-satunya pilihan adalah
mencoba melakukan pertolongan sementara pada korban kerumah sakit atau
dokter terdekat.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang di maksud P3K?
2. Bagaimana cara melaksanakan P3K?
3. Kesalahan apa yang sering muncul saat memberikan P3K?

C. Tujuan
1. Agar pembaca tahu bagaimana memberikan pertolongan pertama pada
kecelakaan ditempat kejadian dengan cepat dan tepat.
2. Mencegah terjadinya kesalahan saat member pertolongan jika terjadi
kecelakaan dan mencegah penurunan kondisi badan atau cacat.
3. Meminimalisir kesalahan yang terjadi.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)


Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) adalah upaya pertolongan dan
perawatan sementara terhadap korban kecelakaan sebelum mendapat pertolongan
yang lebih sempurna dari dokter atau paramedik.Ini berarti pertolongan
tersebut bukan sebagai pengobatan atau penanganan yang sempurna, tetapi
hanyalah berupa pertolongan sementara yang dilakukan oleh petugas P3K
(petugas medik atau orang awam) yang pertama kali melihat korban.Pemberian
pertolongan harus secara cepat dan tepat dengan menggunakan sarana dan
prasarana yang ada di tempat kejadian. Tindakan P3K yang dilakukan dengan
benar akan mengurangi cacat atau penderitaan dan bahkan menyelamatkan
korban dari kematian, tetapi bila tindakan P3K dilakukan tidak baik malah bisa
memperburuk akibat kecelakaan bahkan menimbulkan kematian.

Pertolongan pertama pada kecelakaan sifatnya semantara.Artinya kita harus


tetap membawa korban ke dokter atau rumah sakit terdekat untuk pertolongan
lebih lanjut dan memastikan korban mendapatkan pertolongan yang dibutuhkan.

B. Pelaksanaan P3K
Sebelum melaksanakan Tindakan P3K maka perlu dilakukan tahapan awal
sebelum P3K yaitu:
1. Penolong mengamankan diri sendiri ( memastikan penolong telah aman
dari bahaya)
2. Amankan Korban ( evakuasi atau pindahkan korban ketempat yang lebih aman
dan nyaman.
3. Tandai tempat Kejadian jika diperlukan untuk mencegah adanya korban baru.
4. Usahakan Menghubungi Tim Medis
5. Tindakan P3K

C. Teknik Dalam P3K


1. Prioritas dalam P3K
Urutan tindakan secara umum:
a. Cari keterangan penyebab kecelakaan
b. Amankan korban dari tempat berbahaya
c. Perhatikan keadaan umum korban; gangguan pernapasan, pendarahan
dan kesadaran.
d. Segera lakukan pertolongan lebih lanjut dengan sarana yang tersedia.
e. Apabila korban sadar, langsung beritahu dan kenalkan.
Selain itu ada juga yang dinamakan prinsip life saving, artinya kita
melakukan tindakan untuk menyelamatkan jiwa korban (gawat darurat)
terlebih dahulu, baru kemudian setelah stabil disusul tindakan untuk
mengatasi masalah kesehatan yang lain. Gawat darurat adalah suatu kondisi
dimana korban dalam keadaan terancam jiwanya, dan apabila tidak ditolong
pada saat itu juga jiwanya tidak bisa terselamatkan.

D. Tujuan P3K
1. Mencegah Bahaya Maut apabila :
a. Korban kecelakaan dalam keadaan shock
b. Pendarahan yang hebat, dan
c. Pingsan
2. Mencegah Cacat
Mencegah cacat adalah mencegah akibat kecelakaan atau benturan
hebat yang mengenai kepala bagian belakang dan mengakibatkan gegar otak
(cacat rohani).Mencegah akibat kecelakaan yang menyebabkan hilangnya
salah satu anggota badan, misalnya patah/hilangnya tangan atau kaki.
3. Mencegah Infeksi
Maksud mencegah infeksi adalah mencegah masuknya bibit penyakit
ke dalam tubuh akibat kecelakaan.
4. Meringankan Rasa Sakit si Korban
Cara meringankan rasa sakit isi Korban, yaitu dengan melakukan
pertolongan untuk meringankan derita yang dialaminya sebelum dibawa ke
dokter (rumah sakit).

E. Prinsip-prinsip PPPK 1.Menolong Secara Tepat


1. Pertolongan secara tepat pada korban harus memperhatikan.
a.tujuan PPPK
b.cedera pada bagian mana yang harus ditolong
2. Menolong Secara Cepat
Pertolongan secara cepat diberikan kepada penderita dengan cara
PPPK yang sesuai.
3. Menolong yang Sifatnya Sementara
Pertolongan yang bersifat sementara adalah dnegan cara menolong
korban sebelum dibawa ke rumah sakit.

F. Sikap, kewajiban dan wilayah seorang penolong


1. Sikap penolong :
- Tidak panic
- Bertindak cekatan
- Tenang tidak terpengaruh keluhan korban jangan menanggap enteng lukayg
diderita korban
- Melihat pernapasan korban jika perlu berikan napas buatan
- Hentikan pendarahan,terutama luka luar yg lebar
- Perhatikan tanda-tanda shock
- Jangan terburu-buru memindahkan korban, sebelum kita dapat menentukan
jenis dan keparahan luka yg dialami korban
2. Kewajiban Penolong :
- Perhatikan keadaan sekitar tempat kecelakaan
- Perhatikan keadan penderita
- Merencanakan dalam hati cara-cara pertolongan yg akan dilakukan
- Jika korban meninggal beritahu polisi/bawa korban kerumah sakit
3. Wilayah penolong
Pertolongan pertama pada kecelakaan sifat sementara, artinya kita harus
tetap membawa korban ke dokter/rumah sakit terdekat untuk mendapatkan
pertolongan lebih lanjut dan memastikan korban mendapat pertolongan yg
dibutuhkan.

G. Mengenal Peratalan PPPK dan Penggunaannya


1. Alat-alat (Peralatan) PPPK
Kapas, perban/pembalut, kasa steril, plester gulung, plester tunggal seperti
“tensoplas” dan “band aid”, kain pembalut yang lebar untuk kecelajaan yang
berat,mercurorochrome/obat merah, boorwater, dan au de cologneuntuk
membangunkan orang pingsan, gelas pencuci mata, gunting kecil/besar, dan
jepitan/pingset.

2. Kegunaan Alat-Alat PPPK


a. untuk menutupi luka
b. untuk penekanan pada bagian yang luka
c. untuk mempersempit ruang gerakan
d. untuk mengikat spalk (bidai)

H. Pembalutan
Tujuan dari pembalutan adalah untuk mengurangi resiko kerusakan jaringan
yang telah ada sehingga mencegah maut, menguangi rasa sakit, dan mencegah
cacat serta infeksi.
Kegunaan pembalutan adalah :
1. Menutup luka agar tidak terkena cahaya, debu, kotoran, dll.
2. Melakukan tekanan
3. Mengurangi atau mencegah pembengkakan
4. Membatasi pergerakan
5. Mengikatkan bidai.
Macam-macam pembalutan :
1. Pembalutan segitiga atau mitela
- Pembalut segitiga dibuat dari kain putih yang tidak berkapur (mori),
kelihatan tipis, lemas dan kuat. Bisa dibuat sendiri, dengan cara memotong
lurus dari salah satu sudut suatu kain bujur sangkar yang panjang masing-
masing sisinya 90 cm sehingga diperoleh 2 buah pembalut segitiga.
2. Pembalut Plester
Digunakan untuk merekatkan kain kassa, balutan penarik (patah tulang,
sendi paha/ lutut meradang), fiksasi (tulang iga patah yang tidak menembus
kulit), Beuton (alat untuk merekatkan kedua belah pinggir luka agar lekas
tertutup).
3. Pembalut Pita Gulung.
Kegunaannya untuk luka pada jari kaki dan jari tangan Cara
penggunaanya adalah sebagai berikut :
a. Bungkus disobek dan tarikah tali yang sudah tersedia
b. Ujung-ujung pembalut dipegang dengan kedua tangan dan gulungkan.
c. Luka ditekan dan balut dengan pembalut/kain kasa yang berada di
atas kompres
d. Pembalut Tangan
e. Pembalut Penggendong Tangan
f. Pembalut lutut
g. Balut kaki
Anggota badan yang patah harus diberi bidai (spalk) sebelum
si sakit dipindahkan. Gunakanlah lipatan surat kabar, tongkat, papan, tali,
dasi, kaus kaki panjang, atau bahan apa saja yang mudah didapat.

4. Pembalut Cepat.
Pembalut ini siap pakai terdiri dari lapisan kassa steril, dan pembalut gulung.
a. Indikasi Pembalutan:
Menghentikan pendarahan, melindungi bakteri/kuman pada luka,
mengurang rasa nyeri.
b. Bentuk dan Anggota Tubuh yang Dibalut:
1. Bundar, pada kepala.
2. Bulat panjang tapi lonjong, artinya kecil ke ujung, besar ke pangkal,
pada lengan bawah dan betis.
3. Bulat panjang hamper sama ujung dengan pangkalnya, pada leher,
badan, lengan atas, jari tangan.
4. Tidak karuan bentuknya, pada persendian.

I. Pembidaian
Bidai adalah alat yang dipakai untuk mempertahankan kedudukan (fiksasi) tulang
yang patah.Tujuannya, menghindari gerakan yang berlebihan pada tulang yang
patah.
Syarat pemasangan bidai:
1. Bidai harus melebihi dua persendian yang patah
2. Bidai harus terbuat dari bahan yang kuat, kaku dan pipih.
3. Bidai dibungkus agar empuk.
4. Ikatan tidak boleh terlalu kencang karena merusak jaringan tubuh tapi jangan
kelonggaran.
Alat-alat bidai:
1. Papan, bamboo, dahan
2. Anggota badan sendiri
3. Karton, majalah, kain
4. Bantal, guling, selimut

J. Evakuasi dan Transportasi


Evakuasi adalah kegiatan memindahkan korban dari lokasi kecelakaan ke
tempat lain yang lebih aman dengan cara-cara yang sederhana di lakukan di
daerah – daerah yang sulit dijangkau dimulai setelah keadaan darurat.
Penolong harus melakukan evakuasi dan perawatan darurat selama perjalanan.

K. Cara pengangkutan korban:


1. Pengangkutan tanpa menggunakan alat atau manual
Pada umumnya digunakan untuk memindahkan jarak pendek dan
korban cedera ringan, dianjurkan pengangkatan korban maksimal 4 orang.
2. Pengangkutan dengan alat (tandu)

Rangkaian pemindahan korban:


1. Persiapan,
2. Pengangkatan korban ke atas tandu,
3. Pemberian selimut pada korban
4. Tata letak korban pada tandu disesuaikan dengan luka atau cedera.

Prinsip pengangkatan korban dengan tandu:


1. Pengangkatan Korban
Harus secara efektif dan efisien dengan dua langkah pokok; gunakan alat
tubuh (paha, bahu, panggul), dan beban serapat mungkin dengan tubuh
korban.
2. Sikap mengangkat.
Usahakan dalam posisi rapi dan seimbang untuk menghindari cedera.

3. Posisi siap angkat dan jalan.


Biasanya posisi kaki korban berada di depan dan kepala lebih tingi dari kaki,
kecuali;
Menaik, bila tungkai tidak cedera,
Menurun, bila tungkai luka atau hipotermia,
Mengangkut ke samping,
Memasukan ke ambulan kecuali dalam keadaan tertentu
Kaki lebih tinggi dalam keadaan shock.
L. Pingsan
Pingsan adalah kehilangan kesadaran karena fungsi otak terganggu
Gejala-gejalanya :
1. Penderita tidak sadarkan diri, tidak beraksi terhadap rangsangan
(dicubit, dipanggil).
2. Biasanya tidak bergerak, tetapi dapat juga gelisah
3. Nadi cepat dan sulit diraba
4. Pernapasan tidak tentu (kadang-kadang tertutup dan tidak teratur).
· Sebab-sebabnya :
1. Kekurangan oksigen dalam daran karena pernapasan terhalang, misalnya
tercekik, tenggelam, tertimbun, dan sebagainya.
2. Kerusakan pada otak, misalnya karena pukulan pada kepala, tabrakan (gegar
otak), dan sebagainya.
3. Terkena aliran listrik
4. Keracunan melalui makanan/minuman atau pernapasan.
5. Penyakit-penyakit, misalnya kencing manis (diabetes mellitus), ginjal,
ayan (epilepsi).
· Pertolongannya :
1. Penderita dibawa ke tempat yang teduh dan udara segar
2. Baringkan kepala sejajar dengan badan
3. Kepala dimiringkan apabila muntah sehingga mudah keluar dari mulut.
Apabila ada gigi palsu yang lepas harus dikeluarkan.
4. Kendurkan semua pakaian agar tidak mengganggu pernapasan
5. Berikan rangsangan dengan bau-bauan, misalnya eau de cologneminyak
wangi, bawang putih yang dipecah-pecah, dan sebagainya.
6. Kemudian, penderita diberi minum. Setelah sadar, sebaiknya penderita
diberi minum kopi yang hangat.

M. Lena (Collapse, Syncope)


Lena adalah kehilangan kesadaran karena peredaran darah ke otak berkurang.
Gejala-gejalanya :
1. Kesadaran menurun
2. Berkeringat dingin
3. Denyut nadi lemah
4. Muka Pucat
Sebab-sebabnya :
1. Berada dalam ruangan tertutup penuh orang (penat) sehingga kekurangan
udara segar
2. Karena kepanasan
3. Karena emosi
4. Terlalu lelah

Pertolongannya :
1. Penderita dibawa ke tempat yang teduh dan udara segar
2. Baringkan kepala sejajar dengan badan
3. Kepala dimiringkan apabila muntah sehingga mudah keluar dari mulut.
Apabila ada gigi palsu yang lepas harus dikeluarkan.
4. Kendurkan semua pakaian agar tidak mengganggu pernapasan
5. Berikan rangsangan dengan bau-bauan, misalnya eau de cologneminyak
wangi, bawang putih yang dipecah-pecah, dan sebagainya.
6. Kemudian, penderita diberi minum. Setelah sadar, sebaiknya penderita
diberi minum kopi yang hangat.

N. Shock
Shock adalah gangguan yang disebabkan oleh jumlah darah yang beredar
didalam pembuluh-pembuluh darah sangat sedikit.
Gejala-gejalanya :
1. Kesadaran menurun
2. Muka pucat dan berkeringat dingin
3. Sangat gelisah
4. Bibir kering dan merasa sangt halus
5. Pernapasan tidak teratur
6. Nadi cepat dan sukar diraba
Sebab-sebabnya:
1. karena pendarahan
2. Cairan tubuh banyak yang keluar bersamaan dengan muntah
3. Sangat gelisah
4. Bibir kering dan merasa sangat halus
5. Pernapasan tidak teratur
6. Nadi cepat dan sukar diraba
Pertolongannya :
1. Bawalah penderita ke tempat yang teduh dengan udara yang segar
2. Longgarkan semua pakaian yang dapat mengganggu pernapasan
3. Hentikan pendarahan dengan jalan membalut
4. Cegah kemungkinan terjadinya infeksi pada luka
5. Selimuti penderita agar tidak kedinginan, tetapi harus dijaga jangan sampai
berkeringat.
6. Bawalah segera ke rumah sakit atau dokter terdekat.

O. Pernapasan Buatan
Pernapasan buatan adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk menolong
jiwa seseorang dengan jalan menimbulkan pernapasan yangspontan dan teratur.
Orang hanya dapat hidup dalam beberapa menit saja tanpa bernapas. Oleh karena
itu, pernapasan buatan harus dilakukan dengan segera dan cara yang benar.
1. Pedoman dalam melakukan pernapasan buatan
Yang harus dikerjakan sebelum melakukan pernapasan buatan adalah
sebagai berikut :
a. bersihkan saluran pernapasan
b. longgarkan pakaian yang menjepit leher, dada, perut
kemudian, lakukanlah pernapasan buatan dengan pedoman sebagai berikut :
a. Lakukanlah pernapasan dengan segera. Apabila terlambat, jiwa orang
tidak akan tertolong
b. Lakukan pernapasan buatan yang telah kamu kuasai betul. Jangan
mencoba cara lain meskipun mungkin lebih baik
c. Lakukanlah pernapasan buatan sampai si korban bernapas kembali atau
dokter menyatakan ia sudah mati
Beberapa cara pernapasan buatan
1. Cara Sylvester
Si korban dibaringkan telentang.Penolong berlutut pada satu kaki di
belakang kepala korban menghadap ke arah wajah korban.Penolong
memegang lengan bawah si korban dekat siku lalu mengangkat kedua belah
tangan ke atas, kemudian ke belakang sampai siku korban menyentuh
lantai.Dengan demikian, terjadilah penarikan napas.Setelah itu, kedua lengan
ditarik ke atas dan ke muka sampai lengan memberi tekanan di atas
dada.Dengan demikian terjadilah pengeluaran napas.Penarikan dan
pengeluaran napas ini dilakukan menurut irama yang tetap kira-kira 12 kali
setiap menit sehingga menyerupai pernapasan biasa.
Keuntungan cara ini ialah hanya membutuhkan seorang penolong dan dapat
segera dimulai.
· Kerugian cara ini adalah sebagai berikut :
a. Jalan pernapasan (napas) dapat terhalang
b. Apabila tekanan pada dada terlalu keras dapat mengakibatkan tulang rusuk
patah
c. Penolong cepat lelah

2. Cara Schaffer
Korban dibaringkan telungkup, muka menghadap samping, pipi rapat di
atas lantai/tanah.Penolong berlutut sehingga badan si korban berada di antara
lututnya, dengan muka menghadap punggung korban.Letakkan kedua telapak
tangan di atas tulang-tulang rusuk si korban sebelah bawah dengan jarak
kedua ibu jari kurang lebih 3 cm dan sejajar dengan tulang punggung korban.
Dengan lengan lurus, bengkokkanlah badan ke depan sehingga kedua tangan
menekan secukupnya. Dengan demikian, terjadilah pengeluaran
napas.Kemudian, tegakkan kembali badan seperti kedudukan semula sehingga
tekanan pada rongga dada lenyap, tetapi tangan jangan dilepaskan dari
punggung korban.Dengan demikian, terjadilah penarikan napas. Lakukanlah
kedua gerakan ini menurut irama yang sama lebih kurang 12 kali/menit.

Keuntungan cara ini adalah hanya membutuhkan seorang penolong dan tidak
melelahkan, sedangkan kerugiannya adalah pertukaran udara kurang
banyak karena penarikan napas terjadi secara pasif.

3. Cara Holger Nielson


Cara ini merupakan cara yang sangat baik karena hal-hal berikut.
a. Dapat dilakukan oleh satu orang
b. Tidak cepat melelahkan dan penolong dapat diganti
c. Pertukaran udara cukup baik karena penarikan dan pengeluaran napas
secara aktif
d. Mudah dipelajari

Caranya adalah sebagai berikut :


Si korban diletakkan tertelungkup dengan muka terletak di atas
tangannya untuk mencegah kotoran masuk mulut.Penolong berdiri di atas satu
kaki dan satu lutut di muka kepala si korban.Pukul pelan-pelan si korban di
kedua tulang belikatnya untuk mengeluarkan lidah si korban sehingga
menjuluir dan tidak menghalangi jalan napasnya.
Letakkan kedua tangan di atas punggung korban, kira-kira sedikit di
bawah tulang belikat.Jari-jari direnggangkan dengan kedua ibu jari hampir
bertemu satu sama lainnya. Membungkuk ke depan dengan tangan lurus dan
dengan berat badan bagian atas tekanlah perlahan-lahan dengan sama rata
punggung atas si korban. Dengan demikian, terjadilah pengeluaran
napas.Kemudian, tekanan menentukan perlahan-lahan dan badan penolong
disurutkan lagi seperti semula, sambil kedua tangan diluncurkan sepanjang
bahu lengan atas sampai siku si korban.Kemudian, lengan atas si korban
dipegang oleh penolong.Kemudian, lengan atas si korbam dipegang oleh
penolong.Badan penolong digerakkan ke belakang untuk menarik bagian atas
korban sampai terasa tahanan oleh bahu penderita.Dengan demikian,
terjadilah penarikan napas.Penarikan dan pengeluaran napas diulangi dengan
irama yang tetap kira- kira 12 kali per menit.
4. Cara Pernapasan dari Mulut ke Mulut (Mout to Mouth)
a. Cara ini banyak digunakan dan merupakan cara yang cepat
dilaksanakan karena:
1. penderita tetap dalam keadaan telentang;
2. udara diembuskan langsung ke dalam paru-paru melalui mulut atau
lubang hidung
b. Cara ini termasuk cara yang sangat baik karena
1. dada penderita dapat dilihat langsung mengembang atau tidak pada
waktu udara diembuskan ke dalam paru-paru;
2. udara yang dihembuskan oleh penolong cukup mengandung O2,
3. jalan udara dapat terbuka dengan baik dan mudah mengalir ke
dalam paru-paru;
4. Kesalahan Yang Sering Terjadi dalam Tindakan P3K
P. Kesalahan Yang Sering Terjadi dalam Tindakan P3K
- Pengertian P3K adalah bantuan yang dilakukan dengan cepat dan tepat
sebelum korban dibawa ke rujukan, sedangkan Pertolongan Pertama (PP)
adalah pemberian pertolongan segera kepadapenderita sakit atau cedera/
kecelakaan yang memerlukan penanganan medis dasar, yaitu suatu tindakan
perawatan yang didasarkan pada kaidah ilmu kedokteran yang dapat dimiliki
oleh orang awam khusus yang dilatih memberikan pertolongan pertama.
Kesalahan Yang Sering Terjadi dalam Tindakan P3K Menurut Christopher P.
Holstege, M.D. yang sering kita lakukan adalah :
1. Menoreh bekas luka gigitan hewan berbisa.
Menoreh luka bisa memutuskan tendon, urat syaraf dan
meningkatkan resiko terkena infeksi.Sebaiknya cukup buat ikatan pada luka
dengan disertai bidai atau ranting lalu segera bawa ke rumah sakit.
2. Mengoles mentega pada luka bakar.
Tindakan tersebut dapat menyulitkan tindakan lebih lanjut oleh
dokter dan menngkatkan resiko terkena infeksi pada luka bakar. Cukup
dinginkan luka dengan air dingin, jaga kebersihan luka, dan menutupnya
dengan kain bersih.Jangan memecahkan atau mengorek bagian luka yang
melepuh.Luka bakar dengan kondisi melepuh yang parah harus segera
dibawa ke rumah sakit.
3. Menghentikan pendarahan dengan membuat ikatan yang bisa dikencangkan
dan dilonggarkan (torniquet) diatas luka yang mengalami pendarahan.
Tindakan tersebut bisa menyebabkan rusaknya jaringan di daerah
luka dan sekitar luka.Tindakan yang benar untuk mengentikan pendarahan
adalah menutup luka langsung dengan kain kasa atau kain yang bersih
kemudian dibalut dengan rapi dan cukup kencang.Bawa segera ke rumah sakit
apabila pendarahan tidak berhenti, luka tetap menganga, terinfeksi atau luka
disebabkan oleh gigitan hewan berbisa.
4. Memberikan terapi panas pada kondisi keseleo, otot tegang, atau patah tulang.
Tindakan tersebut berpotensi menyebabkan kondisi bengkak bahkan
membuat proses penyembuhan menjadi makin lama. Tindakan yang benar
adalah dengan meletakan es pada bagian tubuh yang keseleo, otot tegang, atau
patah tulang selama 10 menit dan biarkan tanpa es selama 10 menit dan
seterusnya setiap 10 menit. Lakukan hal tersebut selama 1-2 hari.
5. Memindahak korban tabrakan dari dalam mobil ke tempat lain.
Tindakan tersebut malah berpotensi menebabka luka lebih arah.Pada
kasus kecelakaan sepeda motor, membuka helm korban malah berpotensi
menyebabkan lumpuh atau bahan kematian. Apabla kondisi mobil/ motor
yang mengalami kecelakaan tersebut tidak terbakar atau kondisi berbahaya
lainnya, biarkan korban hingga datangnya tim medis.
6. Mengucek mata ketika ada benda masuk ke mata.
Tindakan tersebut bisa menyebabkan luka pada mata.Tindakan yang
benar adalah dengan mencuci mata melalui air yang mengalir.
7. Menggunakan air panas untuk menolong mereka yang sangat kedinginan atau
tubuhnya mulai membeku. Bahkan pada kondisi dimana jari jari sudahmulai
membeku, terkadang langsung direndam pada air panas.
Tindakan tersebut bisa menyebabkan hal yang membahayakan
tubuh.Tidakan yang benar adalah cukup dengan mengunakan air yang cukup
hangat atau menggunakan uap yang kering.
8. Mengosok tubuh dengan alkohol untuk mengurangi demam.
Alkohol bisa menyerap kedalam tubuh dan menyebabkan keracunan
terutama pada anak anak. Tindakan yang benar adalah gunakan
acetaminophen atau ibuprofen atau segera bawa ke dokter atau rumah sakit
untuk demam yang sangat tinggi .

Anda mungkin juga menyukai