NPM : 314121003
Pertolongan Pertama
Pertolongan pertama adalah perawatan pertama yang di berikan kepada orang
yang mendapatkan kecelakaan atau sakit yang tiba-tiba sebelum mendapatkan
pertolongan medis.
Pelaku pertolongan pertama adalah penolong yang pertama kali tiba di tempat
kejadian yang memiliki kemampuan dan terlatih dalam penanganan medis dasar.
Secara umum semua orang boleh memberikan pertolongan.
Klasifikasi Penolong:
c. Tenaga Khusus/Terlatih :
Pakailah metode atau cara pertolongan yang cepat, mudah dan efesien.
Pergunakanlah sumberdaya yang ada baik alat, manusia maupun sarana
pendukung lainnya. Bila Anda bekerja dalam tim, buatlah perencanaan yang
matang dan dipahami oleh seluruh anggota.
1. Perban
Perban adalah bahan yang digunakan untuk menutup luka dengan tujuan untuk
membantu menghentikan pendarahan dan menyerap cairan yang keluar dari luka
juga mencegah terjadinya kontaminasi kuman.
Bila perban tidak tersedia dapat digunakan bahan lain seperti sapu tangan, sarung
tangan, lembaran kain atau pakaian yang bersih. Jika memungkinkan, bahan
tersebut disterilkan dengan merebusnya selama 15 menit kemudian baru
dikeringkan. Pada saat menutup luka usahakan perban lebih lebar beberapa
sentimeter dari pinggiran luka untuk mencegah kontaminasi kotoran atau kuman.
2. Pembalut / bebat
Bebat atau balutan adalah bahan yang sering digunakan untuk melapis luka
sehabis diperban. Kegunaannya adalah untuk menbantu menghentikan
pendarahan, mengurangi terjadinya pembengkakan dan mendukung bagian otot
yang terluka supaya menyatu kembali.
3. Mitella (pembalut segitiga)
Bahan pembalut
Pembalut ini biasa dipakai pada cedera di kepala, bahu, dada, siku, telapak
tangan, pinggul, telapak kaki, dan untuk menggantung lengan.
Dapat dilipat-lipat sejajar dengan alasnya dan menjadi pembalut bentuk dasi.
4. Dasi (cravat)
Pembalut ini biasa dipergunakan untuk membalut mata, dahi (atau bagian
kepala yang lain), rahang, ketiak, lengan, siku, paha, lutut, betis, dan kaki yang
terkilir.
Cara membalut:
o Bebatkan pada tempat yg akan dibalut sampai kedua ujungnya dapat diikatkan
o Diusahakan agar balutan tidak mudah kendor, dengan cara sebelum diikat
arahnya
saling menarik
Dapat terbuat dari kain katun, kain kasa, flanel atau bahan elastis. Yang paling
sering adalah kasa. Hal ini dikarenakan kasa mudah menyerap air dan darah, serta
tidak mudah kendor.
3. Balutan pita biasanya beberapa lapis, dimulai dari salah satu ujung yang
diletakkan dari
proksimal ke distal menutup sepanjang bagian tubuh, yang akan dibalut dari distal
ke proksimal (terakhir ujung yang dalam tadi diikat dengan ujung yang lain
secukupnya). Atau bisa dimulai dari bawah luka (distal), lalu balut lurus 2 kali.
5. Selesaikan dengan membuat balutan lurus, lipat ujung perban, kunci dengan
peniti atau jepitan perban.
Pembalut ini untuk merekatkan penutup luka, untuk fiksasi pada sendi yang
terkilir, untuk merekatkan pada kelainan patah tulang. Cara pembidaian langsung
dengan lester disebut strapping. Plester dibebatkan berlapis-lapis dari distal ke
proksimal dan untuk membatasi gerakan perlu pita yang masing-masing ujungnya
difiksasi lengan plester.
Untuk menutup luka yang sederhana dapat dipakai plester yang sudah
dilengkapi dengan kasa yang mengandung antiseptik (Tensoplast, Band-aid,
Handyplast dsb).
Cara membalut luka terbuka dengan plester:
7. Kassa Steril
Kasa steril ialah potongan-potongan pembalut kasa yang sudah disterilkan dan
dibungkus sepotong demi sepotong. Pembungkus tidak boleh dibuka sebelum
digunakan.
Digunakan untuk menutup luka-luka kecil yang sudah didisinfeksi atau diobati
(misalnya sudah ditutupi sofratulle), yaitu sebelum luka dibalut atau diplester.
8. Bidai
Bidai atau spalk adalah alat dari kayu, anyaman kawat atau bahan lain yang kuat
tetapi ringan yang digunakan untuk menahan atau menjaga agar bagian tulang
yang patah tidak bergerak (immobilisasi), memberikan istirahat dan mengurangi
rasa sakit. Maksud dari immobilisasi adalah:
1. 2. 3.
Ujung-ujung dari ruas patah tulang yang tajam tersebut tidak merusak jaringan
lemah, otot-otot, pembuluh darah, maupun syaraf.
Tidak menimbulkan rasa nyeri yang hebat, berarti pula mencegah terjadinya syok
karena rasa nyeri yang hebat.
Tidak membuat luka terbuka pada bagian tulang yang patah sehingga mencegah
terjadinya infeksi tulang.
Pembidaian tidak hanya dilakukan untuk immobilisasi tulang yang patah tetapi
juga untuk sendi yang baru direposisi setelah mengalami dislokasi. Sebuah sendi
yang pernah mengalami dislokasi, ligamen- ligamennya biasanya menjadi kendor
sehingga gampang mengalami dislokasi kembali, untuk itu setelah diperbaiki
sebaiknya untuk sementara waktu dilakukan pembidaian.
9. Pembalut Lainnya
Snelverband : pembalut pita yang sudah ditambah kasa penutup luka, dan steril.
Baru dibuka saat akan digunakan, sering dipakai untuk menutup luka-luka lebar.