Anda di halaman 1dari 31

Pertolongan Pertama

Apakah Definisi Pertolongan Pertama ?


Pertolongan Pertama (PP) adalah perawatan pertama yang diberikan kepada orang
yang mendapat kecelakaan atau sakit yang tiba-tiba datang sebelum mendapatkan
pertolongan dari tenaga medis. Ini berarti :
 Pertolongan Pertama harus diberikan secara cepat.
 Pertolongan Pertama harus tepat sehingga akan meringankan sakit korban bukan
menambah sakit korban
Apa saja Tujuan utama Pertolongan Pertama?
Tujuan utama pertolongan pertama adalah untuk :
 Mempertahankan penderita tetap hidup atau terhindar dari maut
 Membuat keadaan penderita tetap stabil
 Mengurangi rasa nyeri, ketidak-nyamanan dan rasa cemas
 Menghindarkan kecacatan yang lebih parah

Siapa saja Pelaku Pertolongan Pertama ?


Pelaku pertolongan pertama adalah penolong yang pertama kali tiba di tempat
kejadian yang memiliki kemampuan dan terlatih dalam penanganan medis dasar.
Secara umum semua orang boleh memberikan pertolongan.
Klasifikasi Penolong:
a) Orang Awam : Tidak terlatih atau memiliki sedikit pengetahuan pertolongan pertama
b) Penolong pertama : Kualifikasi ini yang dicapai oleh KSR PMI
c) Tenaga Khusus/Terlatih : Tenaga yang dilatih secara khusus untuk menanggulangi
kedaruratan di Lapangan
Apa saja Kualifikasi Seorang Pelaku Pertolongan Pertama ?
Agar dapat menjalankan tugas, petugas penolong harus memiliki kualifikasi sebagai
berikut :
 Jujur dan bertanggungjawab.
 Memiliki sikap profesional, kematangan emosi. dan Kemampuan bersosialisasi.
 Selalu dalam keadaan siap, khususnya secara fisik
 Kemampuannya nyata terukur sesuai sertifikasi PMI.

Apa saja Kewajiban Pelaku Pertolongan Pertama ?


 Menjaga keselamatan diri, anggota tim, penderita dan orang sekitarnya
 Dapat mengenali dan mengatasi masalah yang mengancam nyawa
 Memberikan pertolongan dengan cepat dan tepat berdasarkan keadaan korban
 Meminta bantuan / rujukan
 Ikut menjaga kerahasiaan dengan petugas lain yang terlibat
 Mempersiapkan untuk ditransportasikan

Peralatan Dasar Pelaku Pertolongan Pertama (Alat Pelindung Diri)


Sarung Tangan Lateks
berguna untuk melindungi diri karena pada dasarnya semua cairan tubuh dianggap
dapat menularkan penyakit

PMR MTs Negeri 3 Kota Bekasi Periode 2018/2019 1


Kacamata Pelindung
berguna untuk melindungi mata dari percikan darah maupun mencegah cedera akibat
benturan atau kelilipan pada mata saat melakukan pertolongan.
Baju pelindung
berguna untuk mencegah merembesnya cairan tubuh penderita melalui baju penolong.
Masker Penolong
berguna untuk mencegah penularan penyakit penyakit melalui udara.
Masker RJP
diperlukan bila akan melakukan tindakan Resusitasi Jantung Paru (RJP)
Helm
Dipakai apabila akan bekerja di tempat yang rawan akan jatuhnya benda untuk
mencegah terjadinya cedera pada kepala saat melakukan pertolongan.
Apa saja Peralatan yang dibutuhkan dalam Pertolongan Pertama?
 Penutup Luka misalnya kasa steril  Tandu
 Pembalut misalnya pembalut segitiga  Tensimeter dan Stetoskop
(mitella) dan pembalut gulung  Kapas
 Cairan Antiseptik misalnya alkohol  Pinset
 Cairan Pencuci Mata misalnya  Senter
boorwater  Alat Tulis
 Peralatan stabilisasi misalnya bidai dan  Kartu penderita
papan spinal panjang
 Gunting
 Senter

Bagaimana Prinsip Dasar Pertolongan Pertama ?


Adapun prinsip-prinsip dasar dalam menangani suatu keadaan adalah sebagai
berikut:
 Pastikan Anda bukan menjadi korban berikutnya. Seringkali kita lengah atau kurang
berfikir panjang bila kita menjumpai suatu kecelakaan. Sebelum kita menolong
korban, periksa dulu apakah tempat tersebut sudah aman atau masih dalam
bahaya
 Pakailah metode atau cara pertolongan yang cepat, mudah dan efesien.
Pergunakanlah sumberdaya yang ada baik alat, manusia maupun sarana
pendukung lainnya. Bila Anda bekerja dalam tim, buatlah perencanaan yang matang
dan dipahami oleh seluruh anggota.
 Biasakan membuat catatan tentang usaha-usaha pertolongan yang telah Anda
lakukan, identitas korban, tempat dan waktu kejadian, dsb. Catatan ini berguna bila
penderita mendapat rujukan atau pertolongan tambahan oleh pihak lain
Alat Bantu pada Pertolongan Pertama
1. Perban
Perban adalah bahan yang digunakan untuk menutup luka dengan tujuan untuk
membantu menghentikan pendarahan dan menyerap cairan yang keluar dari luka juga
mencegah terjadinya kontaminasi kuman.

PMR MTs Negeri 3 Kota Bekasi Periode 2018/2019 2


Bila perban tidak tersedia dapat digunakan bahan lain seperti sapu tangan, sarung
tangan, lembaran kain atau pakaian yang bersih. Jika memungkinkan, bahan tersebut
disterilkan dengan merebusnya selama 15 menit kemudian baru dikeringkan. Pada saat
menutup luka usahakan perban lebih lebar beberapa sentimeter dari pinggiran luka
untuk mencegah kontaminasi kotoran atau kuman.
2. Pembalut / bebat
Bebat atau balutan adalah bahan yang sering digunakan untuk melapis luka sehabis
diperban. Kegunaannya adalah untuk menbantu menghentikan pendarahan,
mengurangi terjadinya pembengkakan dan mendukung bagian otot yang terluka
supaya menyatu kembali.
3. Mitella (pembalut segitiga)
 Bahan pembalut dari kain yang berbentuk segitiga sama kaki dengan berbagai
ukuran. Panjang kaki antara 50-100 cm
 Pembalut ini biasa dipakai pada cedera di kepala, bahu, dada, siku, telapak tangan,
pinggul, telapak kaki, dan untuk menggantung lengan.
 Dapat dilipat-lipat sejajar dengan alasnya dan menjadi pembalut bentuk dasi.
4. Dasi (cravat)
 Merupakan mitella yang dilipat-lipat dari salah satu ujungnya sehingga berbentuk
pita dengan kedua ujung-ujungnya lancip dan lebarnya antara 5-10 cm.
 Pembalut ini biasa dipergunakan untuk membalut mata, dahi (atau bagian kepala
yang lain), rahang, ketiak, lengan, siku, paha, lutut, betis, dan kaki yang terkilir.
 Cara membalut:
 Bebatkan pada tempat yg akan dibalut sampai kedua ujungnya dapat
diikatkan
 Diusahakan agar balutan tidak mudah kendor, dengan cara sebelum diikat
arahnya saling menarik
 Kedua ujung diikatkan secukupnya
5. Pita (pembalut gulung)
Dapat terbuat dari kain katun, kain kasa, flanel atau bahan elastis. Yang paling sering
adalah kasa. Hal ini dikarenakan kasa mudah menyerap air dan darah, serta tidak
mudah kendor.
Macam ukuran lebar pembalut dan penggunaannya:
1. 2,5 cm : untuk jari-jari
2. 5 cm : untuk leher dan pergelangan tangan
3. 7,5 cm : untuk kepala, lengan atas, lengan bawah, betis dan kaki
4. 10 cm : untuk paha dan sendi pinggul
5. 10-15 cm : untuk dada, perut dan punggung.
Cara membalut anggota badan (tangan/kaki):
1. Sangga anggota badan yang cedera pada posisi tetap
2. Pastikan bahwa perban tergulung kencang
3. Balutan pita biasanya beberapa lapis, dimulai dari salah satu ujung yang diletakkan
dari proksimal ke distal menutup sepanjang bagian tubuh, yang akan dibalut dari
distal ke proksimal (terakhir ujung yang dalam tadi diikat dengan ujung yang lain
secukupnya). Atau bisa dimulai dari bawah luka (distal), lalu balut lurus 2 kali.

PMR MTs Negeri 3 Kota Bekasi Periode 2018/2019 3


4. Dibebatkan terus ke proksimal dengan bebatan saling menyilang dan tumpang
tindih antara bebatan yang satu dengan bebatan berikutnya. Setiap balutan
menutupi dua per tiga bagian sebelumnya.
5. Selesaikan dengan membuat balutan lurus, lipat ujung perban, kunci dengan peniti
atau jepitan perban.
6. Plester (pembalut berperekat)
 Pembalut ini untuk merekatkan penutup luka, untuk fiksasi pada sendi yang terkilir,
untuk merekatkan pada kelainan patah tulang. Cara pembidaian langsung dengan
lester disebut strapping. Plester dibebatkan berlapis-lapis dari distal ke proksimal
dan untuk membatasi gerakan perlu pita yang masing-masing ujungnya difiksasi
lengan plester.
 Untuk menutup luka yang sederhana dapat dipakai plester yang sudah dilengkapi
dengan kasa yang mengandung antiseptik (Tensoplast, Band-aid, Handyplast
dsb).
Cara membalut luka terbuka dengan plester:
1. Luka diberi antiseptik
2. Tutup luka dengan kassa
3. Baru letakkan pembalut plester.
7. Kassa Steril
 Kasa steril ialah potongan-potongan pembalut kasa yang sudah disterilkan dan
dibungkus sepotong demi sepotong. Pembungkus tidak boleh dibuka sebelum
digunakan.
 Digunakan untuk menutup luka-luka kecil yang sudah didisinfeksi atau diobati
(misalnya sudah ditutupi sofratulle), yaitu sebelum luka dibalut atau diplester.
8. Bidai
Bidai atau spalk adalah alat dari kayu, anyaman kawat atau bahan lain yang kuat tetapi
ringan yang digunakan untuk menahan atau menjaga agar bagian tulang yang patah
tidak bergerak (immobilisasi), memberikan istirahat dan mengurangi rasa sakit. Maksud
dari immobilisasi adalah:
1. Ujung-ujung dari ruas patah tulang yang tajam tersebut tidak merusak jaringan
lemah, otot-otot, pembuluh darah, maupun syaraf.
2. Tidak menimbulkan rasa nyeri yang hebat, berarti pula mencegah terjadinya syok
karena rasa nyeri yang hebat.
3. Tidak membuat luka terbuka pada bagian tulang yang patah sehingga mencegah
terjadinya infeksi tulang.
Pembidaian tidak hanya dilakukan untuk immobilisasi tulang yang patah tetapi juga
untuk sendi yang baru direposisi setelah mengalami dislokasi. Sebuah sendi yang
pernah mengalami dislokasi, ligamen-ligamennya biasanya menjadi kendor
sehingga gampang mengalami dislokasi kembali, untuk itu setelah diperbaiki
sebaiknya untuk sementara waktu dilakukan pembidaian.
9. Pembalut Lainnya
 Snelverband : pembalut pita yang sudah ditambah kasa penutup luka, dan steril.
Baru dibuka saat akan digunakan, sering dipakai untuk menutup luka-luka lebar.
 Sofratulle : kasa steril yang sudah direndam dalam antibiotika. Digunakan untuk
menutup luka-luka kecil.

PMR MTs Negeri 3 Kota Bekasi Periode 2018/2019 4


Kasus kasus yang Membutuhkan
Pertolongan Pertama
A. Asma

Asma yaitu penyempitan/gangguan saluran pernafasan


Gejala
 Sukar bicara tanpa berhenti, untuk menarik nafas
 Canned be heard the voice of the additional breath
 Otot Bantu nafas terlihat menonjol (dileher)
 Irama nafas tidak teratur
 Terjadinya perubahan warna kulit (merah/pucat/kebiruan/sianosis)
 Kesadaran menurun (gelisah/meracau)
Penanganan
1. Tenangkan korban 4. Atur nafas
2. Bawa ketempat yang luas dan sejuk 5. Beri oksigen (bantu) bila diperlukan
3. Posisikan setengah duduk
B. Lemah Jantung

Lemah jantung yaitu nyeri jantung yang disebabkan oleh sirkulasi darah kejantung
terganggu atau terdapat kerusakan pada jantung.

Gejala
 Nyeri di dada  Mual, muntah, perasaan tidak enak di
 Penderita memegangi dada sebelah kiri lambung
bawah dan sedikit membungkuk  Kepala terasa ringan
 Kadang sampai tidak merespon terhadap  Lemas
suara  Kulit berubah pucat/kebiruan
 Denyut nadi tak teraba / lemah  Keringat berlebihan
 Gangguan nafas
Tidak semua nyeri pada dada adalah sakit jantung. Hal itu bisa terjadi karena gangguan
pencernaan, stress, tegang.

Penanganan
1. Tenangkan korban
2. Istirahatkan
3. Posisi duduk
4. Buka jalan pernafasan dan atur nafas
5. Longgarkan pakaian dan barang barang yang mengikat pada badan
6. Jangan beri makan/minum terlebih dahulu
7. Jangan biarkan korban sendirian (harus ada orang lain didekatnya)

PMR MTs Negeri 3 Kota Bekasi Periode 2018/2019 5


C. Mimisan
Mimisan yaitu pecahnya pembuluh darah di dalam lubang hidung karena suhu ekstrim
(terlalu panas/terlalu dingin)/kelelahan/benturan.
Gejala
 Dari lubang hidung keluar darah dan terasa nyeri
 Korban sulit bernafas dengan hidung karena lubang hidung tersumbat oleh darah
 Kadang disertai pusing

Penanganan
1. Bawa korban ke tempat sejuk/nyaman
2. Tenangkan korban
3. Korban diminta menunduk sambil menekan cuping hidung
4. Diminta bernafas lewat mulut
5. Bersihkan hidung luar dari darah
6. Buka setiap 5/10 menit. Jika masih keluar ulangi tindakan Pertolongan Pertama

D. Mual-Mual
Maag/Mual yaitu gangguan lambung/saluran pencernaan.
Gejala
 Perut terasa nyeri/mual
 Berkeringat dingin
 Lemas
Penanganan
1. Istirahatkan korban dalam posisi duduk ataupun berbaring sesuai kondisi
korban
2. Beri minuman hangat (teh/kopi)
3. Jangan beri makan terlalu cepat
E. Memar
Memar yaitu pendarahan yang terjadi di lapisan bawah kulit akibat dari benturan keras.
Gejala
 Warna kebiruan/merah pada kulit
 Nyeri jika di tekan
 Kadang disertai bengkak
Penanganan
1. Kompres dingin
2. Balut tekan
3. Tinggikan bagian luka
F. Keseleo
Keseleo yaitu pergeseran yang terjadi pada persendian biasanya disertai kram.
Gejala
 Bengkak dan nyeri bila ditekan
 Kebiruan/merah pada derah luka
 Sendi terkunci
 Ada perubahan bentuk pada sendi

PMR MTs Negeri 3 Kota Bekasi Periode 2018/2019 6


Penanganan
1. Korban diposisikan nyaman
2. Kompres es/dingin
3. Balut tekan dengan ikatan 8 untuk mengurangi pergerakan
4. Tinggikan bagian tubuh yang luka

G. Kram
Kram yaitu otot yang mengejang/kontraksi berlebihan.

Gejala
Nyeri pada otot Kadang disertai bengkak

Penanganan
1. Istirahatkan
2. Posisi nyaman
3. Relaksasi
4. Pijat berlawanan arah dengan kontraksi

H. Histeria
Histeria yaitu sikap berlebih-lebihan yang dibuat-buat (berteriak, berguling-guling) oleh
korban; secara kejiwaan mencari perhatian.

Gejala
 Seolah-olah hilang kesadaran
 Sikapnya berlebihan (meraung-raung, berguling-guling di tanah)
 Tidak dapat bergerak/berjalan tanpa sebab yang jelas

Penanganan
1. Tenangkan korban
2. Pisahkan dari keramaian
3. Letakkan di tempat yang tenang
4. Awasi

I. Keracunan Makanan atau Minuman

Gejala
 Mual, muntah
 Keringat dingin
 Wajah pucat/kebiruan

Penanganan
1. Bawa ke tempat teduh dan segar
2. Korban diminta muntah
3. Diberi norit
4. Istirahatkan
5. Jangan diberi air minum sampai kondisinya lebih baik

PMR MTs Negeri 3 Kota Bekasi Periode 2018/2019 7


Evakuasi Korban
Evakuasi korban adalah salah satu tahapan dalam Pertolongan Pertama yaitu untuk
memindahkan korban ke lingkungan yng aman dan nyaman untuk mendapatkan
pertolongan medis lebih lanjut.
Prinsip Evakuasi
1. Dilakukan jika mutlak perlu
2. Menggunakan teknik yang baik dan benar
3. Penolong harus memiliki kondisi fisik yang prima dan terlatih serta memiliki
semangat untuk menyelamatkan korban dari bahaya yang lebih besar atau bahkan
kematian
Alat Pengangkutan
Dalam melaksanakan proses evakusi korban ada beberapa cara atau alat bantu,
namun hal tersebut sangat tergantung pada kondisi yang dihadapi (medan, kondisi
korban ketersediaan alat). Ada dua macam alat pengangkutan, yaitu:
1. Manusia
Manusia sebagai pengangkutnya langsung. Peranan dan jumlah pengangkut
mempengaruhi cara angkut yang dilaksanakan.
Bila satu orang maka penderita dapat:
 Dipondong : untuk korban ringan dan anak-anak
 Digendong : untuk korban sadar dan tidak terlalu berat serta tidak patah tulang
 Dipapah : untuk korban tanpa luka di bahu atas,
Bila dua orang maka penderita dapat:
Maka pengangkutnya tergantung cidera penderita tersebut dan diterapkan bila korban
tak perlu diangkut berbaring dan tidak boleh untuk mengangkut korban patah tulang
leher atau tulang punggung.
 Dipondong : tangan lepas dan tangan berpegangan
 Model membawa balok
 Model membawa kereta
Alat bantu
 Tandu permanen
 Tandu darurat
 Kain keras / ponco / jaket lengan panjang
 Tali / webbing
Persiapan :
Yang perlu diperhatikan:
1. Kondisi korban memungkinkan untuk dipindah atau tidak berdasarkanpenilaian
kondisi dari: keadaan respirasi, pendarahan, luka, patah tulang dan angguan
persendian
2. Menyiapkan personil untuk pengawasan pasien selama proses evakuasi
3. Menentukan lintasan evakusi serta tahu arah dan tempat akhir korban diangkut
4. Memilih alat
5. Selama pengangkutan jangan ada bagian tuhuh yang berjuntai atau badan
penderita yang tidak daolam posisi benar.

PMR MTs Negeri 3 Kota Bekasi Periode 2018/2019 8


Kasus kasus yang Membutuhkan Pertolongan Pertama

Gigitan Binatang
Gigitan binatang gigitan binatang dan sengatan, biasanya merupakan alat dari binatang
tersebut untuk mempertahankan diri dari lingkungan atau sesuatu yang mengancam
keselamatan jiwanya. Gigitan binatang terbagi menjadi dua jenis; yang berbisa
(beracun) dan yang tidak memiliki bisa. Pada umumnya resiko infeksi pada gigitan
binatang lebih besar daripada luka biasa.

Pertolongan Pertamanya adalah:


 Cucilah bagian yang tergigit dengan air hangat dengan sedikit antiseptic
 Bila pendarahan, segera dirawat dan kemudian dibalut
Ada beberapa jenis binatang yang sering menimbulkan ganguan saat
melakukan kegiatan di alam terbuka, diantaranya:

Gigitan Ular

Tidak semua ular berbisa, akan tetapi hidup penderita/korban tergantung pada
ketepatan diagnosa, maka pad keadaan yang meragukan ambillah sikap menganggap
ular tersebut berbisa. Sifat bisa/racun ular terbagi menjadi 3, yaitu:
1. Hematotoksin (keracunan dalam)
2. Neurotoksin (bisa/racun menyerang sistem saraf)
3. Histaminik (bisa menyebabkan alergi pada korban)
Nyeri yang sangat dan pembengkakan dapat timbul pada gigitan, penderita dapat
pingsan, sukar bernafas dan mungkin disertai muntah. Sikap penolong yaitu
menenangkan penderita adalah sangat penting karena rata-rata penderita biasanya
takut mati.

Penanganan untuk Pertolongan Pertama :


 Telentangkan atau baringkan penderita dengan bagian yang tergigit lebih rendah
dari jantung.
 Tenangkan penderita, agar penjalaran bisa ular tidak semakin cepat
 Cegah penyebaran bias penderita dari daerah gigitan
 Torniquet di bagian proximal daerah gigitan pembengkakan untuk
membendung sebagian aliran limfa dan vena, tetapi tidak menghalangi aliran
arteri. Torniquet/ toniket dikendorkan setiap 15 menit selama + 30 detik
 Letakkan daerah gigitan dari tubuh
 Berikan kompres es
 Usahakan penderita setenang mungkin bila perlu diberikan petidine 50
mg/im untuk menghilangkan rasa nyeri
 Perawatan luka
 Hindari kontak luka dengan larutan asam Kmn 04, yodium atau benda panas
 Zat anestetik disuntikkan sekitar luka jangan kedalam lukanya, bila perlu
pengeluaran ini dibantu dengan pengisapan melalui breastpump sprit atau
dengan isapan mulut sebab bisa ular tidak berbahaya bila ditelan (selama tidak
ada luka di mulut).
 Bila memungkinkan, berikan suntikan anti bisa (antifenin)
 Perbaikan sirkulasi darah
 Kopi pahit pekat
PMR MTs Negeri 3 Kota Bekasi Periode 2018/2019 9
 Kafein nabenzoat 0,5 gr im/iv
 Bila perlu diberikan pula vasakonstriktor
 Obat-obatan lain
 Toksoid tetanus 1 ml
 Antibiotic

Gigitan Lipan

Ciri-ciri
1. Ada sepasang luka bekas gigitan
2. Sekitar luka bengkak, rasa terbakar, pegal dan sakit biasanya hilang dengan
sendirinya setelah 4-5 jam

Penanganan
1. Kompres dengan yang dingin dan cuci dengan obat antiseptic
2. Beri obat pelawan rasa sakit, bila gelisah bawa ke paramedik

Gigitan Lintah dan Pacet

Ciri-ciri
Pembengkakan, gatal dan kemerah-merahan (lintah)

Penanganan
1. Lepaskan lintah/pacet dengan bantuan air tembakau/air garam
2. Bila ada tanda-tanda reaksi kepekaan, gosok dengan obat atau salep anti gatal

Sengatan Lebah/Tawon dan Hewan Penyengat lainnya

Biasanya sengatan ini kurang berbahaya walaupun bengkak, memerah, dan gatal.
Namun beberapa sengatan pada waktu yang sama dapat memasukkan racun dalam
tubuh korban yang sangat menyakiti.

Perhatian :
Dalam hal sengatan lebah, pertama cabutlah sengat-sengat itu tapi jangan
menggunakan kuku atau pinset, Anda justru akan lebih banyak memasukkan racun
kedalam tubuh. Cobalah mengorek sengat itu dengan mata pisau bersih atau dengan
mendorongnya ke arah samping. Balutlah bagian yang tersengat dan basahi dengan
larutan garam inggris.

Kasus kasus yang Membutuhkan Pertolongan Pertama


Patah Tulang

Patah tulang dapat terjadi akibat adanya cidera berat pada bagian tubuh sehingga
tulang menjadi terbelah dan menimbulkan rasa sakit. Jika kita menemukan orang yang
tulangnya patah sebaiknya kita harus berhati-hati jika ingin menolongnya karena jika
salah maka cideranya akan bertambah parah.

Orang yang patah tulang sebaiknya segera dibawa ke rumah sakit, puskesmas, klinik,
dokter, ahli patah tulang atau pusat kesehatan lainnya agar dapat segera diberi
perawatan yang intensif agar tulang yang patah bisa berangsur-angsur pulih kembali.
PMR MTs Negeri 3 Kota Bekasi Periode 2018/2019 10
Gejala
 Adanya tanda ruda paksa pada bagian tubuh yang diduga terjadi patah tulang:
pembengkakan, memar, rasa nyeri.
 Nyeri sumbu: apabila diberi tekanan yang arahnya sejajar dengan tulang yang
patah akan memberikan nyeri yang hebat pada penderita.
 Deformitas: apabila dibandingkan dengan bagian tulang yang sehat terlihat tidak
sama bentuk dan panjangnya.
 Bagian tulang yang patah tidak dapat berfungsi dengan baik atau sama sekali
tidak dapat digunakan lagi.
 Perubahan bentuk
 Nyeri bila ditekan dan kaku
 Bengkak
 Terdengar/terasa (korban) derikan tulang yang retak/patah
 Ada memar (jika tertutup)
 Terjadi pendarahan (jika terbuka)

Beberapa Jenis/Macam Patah Tulang dan langkah – langkah penanganannya :

1. Patah Tulang Tertutup

Patah tulang tertutup adalah kasus patah tulang di mana patahan tulangnya tidak
melukai/merobek daging dan kulit yang ada di dekatnya. Patah tulang ini bisa menjadi
terbuka jika patahan tulangnya semakin parah dan menusuk daging / kulit hingga
menimbulkan luka berdarah.

Langkah – langkah penanganan:


 Tidurkan korban patah tulang dan jangan banyak bergerak yang tidak perlu.
 Pasang penyangga tulang yang patah agar patahan tulangnya tidak semakin
patah baik dengan menggunakan spalk / bidai, tongkat, kayu, sapu ijuk, tiang
antena, dll yang ringan dan kuat diikat atau dibalut kuat tetapi tidak membuat
ikatan atau balutan di bagian yang patah.

3. Patah Tulang Terbuka

Patah tulang terbuka adalah kasus patah tulang di mana patahan tulangnya membuat
daging dan kulit yang ada di sekitar patahan tulang menjadi sobek terluka. Patah tulang
ini harus benar-benar diwaspadai karena selain mudah infeksi karena luka menganga
juga kita bisa tertular penyakit orang yang berdarah tersebut bila tidak berhati-hati.

Langkah – langkah penanganan:


 Tidurkan korban patah tulang dan jangan banyak bergerak yang tidak perlu.
 Jika darah masih mengalir hentikan pendarahan dengan menekan dan mengikat
bagian yang terluka dengan kain bersih.
 Pasang penyangga tulang yang patah agar patahan tulangnya tidak semakin
patah baik dengan menggunakan spalk / bidai, tongkat, kayu, sapu ijuk, tiang
antena, dll yang ringan dan kuat diikat atau dibalut kuat tetapi tidak membuat
ikatan atau balutan di bagian yang patah atau terluka.

PMR MTs Negeri 3 Kota Bekasi Periode 2018/2019 11


4. Patah Tulang Belakang / Spinal

Pada kondisi patah tulang punggung atau tulang belakang si penderita akan merasa
sakit pada bagian belakang atau bagian leher. Jika demikian maka jangan
menimbulkan banyak gerakan pada korban agar tidak merusak sumsum tulang
belakang yang bisa mengakibatkan lumpuh permanen. Sebaiknya tunggu ambulan
atau petugas medis yang berpengalaman untuk mengurus korban lebih lanjut.

Langkah – langkah penanganan:


 Jangan membuat pasien banyak bergerak baik berpindah tempat, mengangkat
kepala, berdiri, duduk, dsb. Jika tidak mendesak jangan korban patah tulang
belakang jangan dipindahkan dari tempat semula dan jaga posisi agar tetap
dengan kepala lurus ke atas.
 Hangatkan badan penderita patah tulang punggung dengan selimut.
 Gunakan pengangkut dengan alas yang kuat dan keras seperti papan, meja, dll
diangkut minimal dua orang agar stabil.

Prosedur Pembalutan :

Perhatikan tempat atau letak bagian tubuh yang akan dibalut dengan menjawab
pertanyaan ini:
 Bagian dari tubuh yang mana? (untuk menentukan macam pembalut yang
digunakan dan ukuran pembalut bila menggunakan pita)
 Luka terbuka atau tidak? (untuk perawatan luka dan menghentikan
perdarahan)
 Bagaimana luas luka? (untuk menentukan macam pembalut)
 Perlu dibatasi gerak bagian tubuh tertentu atau tidak? (untuk menentukan
perlu dibidai/tidak?)
Pilih jenis pembalut yang akan digunakan. Dapat satu atau kombinasi.
Sebelum dibalut, jika luka terbuka perlu diberi desinfektan atau dibalut dengan
pembalut yang mengandung desinfektan. Jika terjadi disposisi/dislokasi perlu
direposisi. Urut-urutan tindakan desinfeksi luka terbuka:
 Letakkan sepotong kasa steril di tengah luka (tidak usah ditekan) untuk
melindungi luka selama didesinfeksi.
 Kulit sekitar luka dibasuh dengan air, disabun dan dicuci dengan zat antiseptik.
 Kasa penutup luka diambil kembali. Luka disiram dengan air steril untuk
membasuh bekuan darah dan kotoran yang terdapat di dalamnya.
 Dengan menggunakan pinset steril (dibakar atau direbus lebih dahulu) kotoran
yang tidak hanyut ketika disiram dibersihkan.
 Tutup lukanya dengan sehelai sofratulle atau kasa steril biasa. Kemudian di
atasnya dilapisi dengan kasa yang agak tebal dan lembut.
 Kemudian berikan balutan yang menekan.
Apabila terjadi pendarahan, tindakan penghentian pendarahan dapat dilakukan
dengan cara:
 Pembalut tekan, dipertahankan sampai pendarahan berhenti atau sampai
pertolongan yang lebih mantap dapat diberikan.
 Penekanan dengan jari tangan di pangkal arteri yang terluka. Penekanan paling
lama 15 menit.

PMR MTs Negeri 3 Kota Bekasi Periode 2018/2019 12


 Pengikatan dengan tourniquet.
o Digunakan bila pendarahan sangat sulit dihentikan dengan cara biasa.
o Lokasi pemasangan: lima jari di bawah ketiak (untuk pendarahan di
lengan) dan lima jari di bawah lipat paha (untuk pendarahan di kaki)
o Cara: lilitkan torniket di tempat yang dikehendaki, sebelumnya dialasi
dengan kain atau kasa untuk mencegah lecet di kulit yang terkena torniket.
Untuk torniket kain, perlu dikencangkan dengan sepotong kayu. Tanda
torniket sudah kencang ialah menghilangnya denyut nadi di distal dan kulit
menjadi pucat kekuningan.
o Setiap 10 menit torniket dikendorkan selama 30 detik, sementara luka
ditekan dengan kasa steril.
 Elevasi bagian yang terluka

Tentukan posisi balutan dengan mempertimbangkan:

 Dapat membatasi pergeseran/gerak bagian tubuh yang memang perlu difiksasi


 Sesedikit mungkin membatasi gerak bgaian tubuh yang lain
 Usahakan posisi balutan paling nyaman untuk kegiatan pokok penderita.
 Tidak mengganggu peredaran darah, misalnya balutan berlapis, yang paling
bawah letaknya di sebelah distal.
 Tidak mudah kendor atau lepas

Prinsip dan Prosedur Pembidaian :

Prinsip
 Lakukan pembidaian di mana anggota badan mengalami cedera (korban jangan
dipindahkan sebelum dibidai). Korban dengan dugaan fraktur lebih aman
dipindahkan ke tandu medis darurat setelah dilakukan tindakan perawatan luka,
pembalutan dan pembidaian.
 Lakukan juga pembidaian pada persangkaan patah tulang, jadi tidak perlu harus
dipastikan dulu ada tidaknya patah tulang. Kemungkinan fraktur harus selalu
dipikirkan setiap terjadi kecelakaan akibat benturan yang keras. Apabila ada
keraguan, perlakukan sebagai fraktur.
 Melewati minimal dua sendi yang berbatasan.

Prosedur Pembidaian
 Siapkan alat-alat selengkapnya
 Apabila penderita mengalami fraktur terbuka, hentikan perdarahan dan rawat
lukanya dengan cara menutup dengan kasa steril dan membalutnya.
 Bidai harus meliputi dua sendi dari tulang yang patah. Sebelum dipasang, diukur
dahulu pada sendi yang sehat.
 Bidai dibalut dengan pembalut sebelum digunakan. Memakai bantalan di antara
bagian yang patah agar tidak terjadi kerusakan jaringan kulit, pembuluh darah,
atau penekanan syaraf, terutama pada bagian tubuh yang ada tonjolan tulang.
 Mengikat bidai dengan pengikat kain (dapat kain, baju, kopel, dan sebagainya)
dimulai dari sebelah atas dan bawah fraktur. Tiap ikatan tidak boleh menyilang
tepat di atas bagian fraktur. Simpul ikatan jatuh pada permukaan bidainya, tidak
pada permukaan anggota tubuh yang dibidai.

PMR MTs Negeri 3 Kota Bekasi Periode 2018/2019 13


 Ikatan jangan terlalu keras atau kendor. Ikatan harus cukup jumlahnya agar
secara keseluruhan bagian tubuh yang patah tidak bergerak.
 Kalau memungkinkan anggota gerak tersebut ditinggikan setelah dibidai.
 Sepatu, gelang, jam tangan dan alat pengikat perlu dilepas.

Kasus kasus yang Membutuhkan Pertolongan Pertama

Luka
Luka yaitu suatu keadaan terputusnya kontinuitas jaringan secara tiba-tiba karena
kekerasan atau injury.
Gejala
 Terbukanya kulit
 Pendarahan
 Rasa nyeri

Penanganan
1. Bersihkan luka dengan antiseptic (alcohol atau boorwater)
2. Tutup luka dengan kasa steril / plester
3. Balut tekan (jika pendarahannya besar)
4. Jika hanya lecet, biarkan terbuka untuk proses pengeringan luka
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menangani luka:
1. Ketika memeriksa luka: adakah benda asing, bila ada:
 Keluarkan tanpa menyinggung luka
 Kasa/balut steril (jangan dengan kapas atau kain berbulu)
 Evakuasi korban ke pusat kesehatan
2. Bekuan darah: bila sudah ada bekuan darah pada suatu luka ini berarti luka mulai
menutup. Bekuan tidak boleh dibuang, jika luka akan berdarah lagi.

Luka dan Pencegahan terhadap kemungkinan Tetanus:


Luka Bakar
Luka Bakar yaitu luka yang terjadi akibat sentuhan tubuh dengan benda-benda yang
menghasilkan panas (api, air panas, listrik, atau zat-zat yang bersifat membakar)
Tujuan pertolongan pertama pada korban luka bakar adalah :
 Untuk mengurangi rasa sakit
 Mencegah terjadinya infeksi
 Mencegah dan mengatasi peristiwa shyok yang mungkin dialami korban

Tingkatan Luka Bakar :


Luka Bakar Tingkat I
Luka bakar tingkat satu adalah luka bakar dengan tingkat kerusakan jaringan hanya di
bagian luar lapisan kulit, misalnya, kulit terkena sengatan sinar matahari, kontak
langsung dengan objek panas seperti air panas atau uap panas.

Gejala :
 kemerahan pada bagian yang terbakar
 bengkak ringan
 nyeri
 kulit tidak terkoyak karena melepuh

PMR MTs Negeri 3 Kota Bekasi Periode 2018/2019 14


Penanganan:
1. Siram dengan air mengalir bagian luka yang terbakar atau kompres dengan air
dingin (Pakailah handuk kecil atau sapu tangan yang dicelup air dingin).
2. Lakukan sampai rasa sakit menghilang.
3. Tutup luka bakar dengan kain perban steril untuk mencegah infeksi.
4. Jangan memberi mentega atau minyak pada luka bakar
5. Jangan memberikan obat – obatan lain atau ramuan tanpa persetujuan dokter.

Luka Bakar Tingkat II


Luka bakar tingkat dua adalah luka yang disebabkan oleh kerusakan lapisan bawah
kulit misalnya, sengatan matahari yang berlebihan, cairan panas, dan percikan api dari
bensin atau substansi lain.

Gejala:
 kemerahan atau bintikn-bntik hitam bergaris
 melepuh
 bengkak yang tidak hilang selama beberapa hari
 kulit terlihat lembab atau becek

Penanganan
1. Siram dengan air dingin / air es bagian luka yang terbakar atau kompres handuk
kecil atau sapu tangan yang dicelup air dingin.
2. Keringkan luka dengan handuk bersih atau bahan lain yang lembut
3. Tutup dengan perban steril untuk menghindari infeksi
4. Angkat bagian tangan ataua kaki yang terluka lebih tinggi dari organ jantung
5. Segera cari pertolongan medis jika korban mengalami luka bakar di sekitar bibir
atau kesulitan bernapas.

Luka Bakar Tingkat III


Luka bakar yang menghancurkan semua lapisan kulit dikategorikan sebagai luka bakar
tingkat III misalnya kontak terlalu lama dengan sumber panas dan sengatan listrik

Gejala :
 daerah luka tampak berwarna putih
 kulit hancur
 sedikit nyeri karena ujung saraf telah rusak

Penanganan
1. Jika korban masih dalam keadaan terbakar, padamkan api dengan
menggunakan selimut, karpet, jaket dan bahan lain.
2. Kesulitan bernapas dapat terjadi pada korban khususnya bila luka terdapat pada
wajah, leher dan di sekitar mulut karena korban menghirup asap yang menyertai
pembakaran. Lakukan pemeriksaan untuk memastikan korban bernapas.
3. Tempelkan kain basah atau air ingin, tetapi jangan menggunakan air es untuk
luka di bagian wajah, tangan dan kaki. Tujuannya untuk menurunkan suhu
daerah luka

PMR MTs Negeri 3 Kota Bekasi Periode 2018/2019 15


4. Tutup luka bakar dengan perban steril dan tebal, kain bersih, sarung bantal, atau
bahan lain yang anda temukan. Tetapi jangan bahan yang mudah rontok seperti
kapas / kapuk.
5. Segera telepon ambulan, penting bagi korban untuk mendapatkan perawatan
meski lukanya tidak terlalu besar.

Bagaimanakah Tata Cara dalam Pertolongan Pertama

Secara umum urutan Pertolongan Pertama pada korban kecelakaan adalah sebagai
berikut :
Jangan Panik
Berlakulah cekatan tetapi tetap tenang. Apabila kecelakaan bersifat massal, korban-
korban yang mendapat luka ringan dapat dikerahkan untuk membantu dan pertolongan
diutamakan diberikan kepada korban yang menderita luka yang paling parah tapi masih
mungkin untuk ditolong.

Lakukan Penilaian terhadap penderita yang meliputi :


a) Penilaian keadaan

Penilaian keadaan dilakukan untuk memastikan situasi yang dihadapi dalam suatu
upaya pertolongan. Sebagai penolong kita harus memastikan apa yang sebenarnya
kita hadapai, apakah ada bahaya susulan atau hal yang dapat membahayakan seorang
penolong. Ingatlah selalu bahwa seorang atau lebih sudah menjadi korban, jangan
ditambah lagi dengan penolong yang menjadi korban. Keselamatan penolong adalah
nomor satu. Saat tiba di lokasi kejadian,sudah dapat dipastikan bahwa keadaan aman
maka tindakan selanjutnya adalah :
1. Memastikan keselamatan penolong, penderita, dan orang-orang di sekitar
lokasi kejadian.
2. Penolong harus memperkenalkan diri, bila memungkinkan:
 Nama Penolong
 Nama Organisasi
 Permintaan izin untuk menolong dari penderita / orang
3. Menentukan keadaan umum kejadian (mekanisme cedera) dan mulai
melakukan penilaian dini dari penderita.
4. Mengenali dan mengatasi gangguan / cedera yang mengancam nyawa.
5. Stabilkan penderita dan teruskan pemantauan.
6. Minta bantuan.

b) Penilaian Dini

Kesan umum
Seiring mendekati penderita, penolong harus mementukan apakah situasi penderita
tergolong kasus trauma atau kasus medis. jika termasuk kasus trauma maka
mempunyai tanda – tanda yang jelas terlihat atau teraba misalnya luka bakar, patah
tulang, dll
Jika termasuk kasus medis maka tanpa tanda – tanda yang terlihat atau teraba
misalnya sesak napas, pingsan,dll

PMR MTs Negeri 3 Kota Bekasi Periode 2018/2019 16


Periksa Respon
Cara sederhana untuk mendapatkan gambaran gangguan yang berkaitan dengan otak
penderita. Terdapat 4 tingkat Respons penderita yaitu:
A = Awas Penderita sadar dan mengenali keberadaan dan lingkungannya.
S = Suara Penderita hanya menjawab/bereaksi bila dipanggil atau mendengar suara.
N = Nyeri Penderita hanya bereaksi terhadap rangsang nyeri yang diberikan oleh
penolong, misalnya dicubit, tekanan pada tulang dada.
T=Tidak respon Penderita tidak bereaksi terhadap rangsang apapun yang diberikan
oleh
penolong. Tidak membuka mata, tidak bereaksi terhadap suara atau sama
sekali.

Memastikan jalan napas terbuka dengan baik (Airway).


Jalan napas merupakan pintu gerbang masuknya oksigen ke dalam tubuh manusia.
Apapaun usaha yang dilakukan, namun bila jalan napas tertutup semuanya akan gagal.
Pasien dengan respon
Cara sederhana untuk menilai adalah dengan memperhatikan peserta saat berbicara.
Adanya gangguan jalan napas biasanya akan berakibat pada gangguan bicara.
Pasien yang tidak respon
Pada penderita yang tidak respon, penolonglah yang harus mengambil inisiatif untuk
membuka jalan napas. Cara membuka jalan napas yang dianjurkan adalah angkat dagu
tekan dahi. Pastikan juga mulut korban bersih, tidak ada sisa makanan atau benda lain
yang mungkin menyumbat saluran napas
Pemeriksaan Fisik
Amati dan raba (menggunakan kedua tangan dan dengan tekanan), bandingkan
(simetry), cium bau yang tidak biasa dan dengarkan (suara napas atau derit ), dalam
urutan berikut:
1. Kepala
 Kulit Kepala dan Tengkorak
 Telinga dan Hidung
 Pupil Mata
 Mulut
2. Leher

3. Dada
 Periksa perubahan bentuk, luka terbuka, atau perubahan kekerasan
 Rasakan perubahan bentuk tulang rusuk sampai ke tulang belakan
 Lakukan perabaan pada tulang
4. Abdomen
 Periksa rigiditas (kekerasan)
 Periksa potensial luka dan infeksi
 Mungkin terjadi cedera tidak terlihat, lakukan perabaan
 Periksa adanya pembengkakan
5. Punggung
 Periksa perubahan bentuk pada tulang rusuk
 Periksa perubahan bentuk sepanjang tulang belakang

PMR MTs Negeri 3 Kota Bekasi Periode 2018/2019 17


6. Pelvis
7. Alat gerak atas
8. Alat gerak bawah
Pemeriksaan tanda vital
1. Frekuensi nadi, termasuk kualitas denyutnya, kuat atau lemah, teratur atau tidak
2. Frekuensi napas, juga apakah proses bernapas terjadi secara mudah, atau ada
usaha bernapas, adakah tanda-tanda sesak napas.
3. Tekanan darah, tidak dilakukan pemeriksaan oleh KSR dasar
4. Suhu, diperiksa suhu relatif pada dahi penderita. Periksa juga kondisi kulit:
kering, berkeringat, kemerahan, perubahan warna dan lainnya.

Denyut Nadi Normal :


 Bayi : 120 - 150 x /menit
 Anak : 80 - 150 x /menit
 Dewasa : 60 - 90 x /menit
Frekuensi Pernapasan Normal :
 Bayi : 25 - 50 x /menit
 Anak : 15 - 30 x /menit
 Dewasa : 12 - 20 x /menit

Riwayat Penderita

Selain melakukan pemeriksaan, jika memungkinkan dilakukan wawancara untuk


mendapatkan data tambahan. Wawancara sangat penting jika menemukan korban
dengan penyakit.
Mengingat wawancara yang dilakukan dapat berkembang sangat luas, untuk
membantu digunakan akronim : KOMPAK

K = Keluhan Utama (gejala dan tanda)


sesuatu yang sangat dikeluhkan penderita
O = Obat-obatan yang diminum.
Pengobatan yang sedang dijalani penderita atau obat yang baru saja diminum atau
obat yang seharusnya diminum namun ternyata belum diminum.
M = Makanan/minuman terakhir
Peristiwa ini mungkin menjadi dasar terjadinya kehilangan respon pada penderita.
Selain itu data ini juga penting untuk diketahui bila ternyata penderita harus
menjalani pembedahan kemudian di rumah sakit.
P = Penyakit yang diderita
Riwayat penyakit yang diderita atau pernah diderita yang mungkin berhubungan
dengan keadaan yang dialami penderita pada saat ini, misalnya keluhan sesak
napas dengan riwayat gangguan jantung 3 tahun yang lalu.
A = Alergi yang dialami.
Perlu dicari apakah penyebab kelainan pada pasien ini mungkin merupakan suatu
bentuk alergi, biasanya penderita atau keluarganya sudah mengetahuinya
K = Kejadian.
Kejadian yang dialami korban, sebelum kecelakaan atau sebelum timbulnya gejala
dan tanda penyakit yang diderita saat ini.

PMR MTs Negeri 3 Kota Bekasi Periode 2018/2019 18


Pemeriksaan Berkala / lanjut
Setelah selesai melakukan pemeriksaan dan tindakan, selanjutnya lakukan
pemeriksaan berkala, sesuai dengan berat ringannya kasus yang kita hadapi.
Pada kasus yang dianggap berat, pemeriksaan berkala dilakukan setiap 5 menit,
sedangkan pada kasus yang ringan dapat dilakukan setiap 15 menit sekali.
Beberapa hal yang dapat dilakukan pada pemeriksaan berkala adalah :
1. Keadaan respon
2. Nilai kembali jalan napas dan perbaiki bila perlu
3. Nilai kembali pernapasan, frekuensi dan kualitasnya
4. Periksa kembali nadi penderita dan bila perlu lakukan secara rinci bila waktu
memang tersedia.
5. Nilai kembali keadaan kulit : suhu, kelembaban dan kondisinya Periksa kembali
dari ujung kepala sampai ujung kaki, mungkin ada bagian yang terlewat atau
membutuhkan pemeriksaan yang lebih teliti.
6. Periksa kembali secara seksama mungkin ada bagian yang belum diperiksa atau
sengaja dilewati karena melakukan pemeriksaan terarah.
7. Nilai kembali penatalaksanaan penderita, apakah sudah baik atau masih perlu ada
tindakan lainnya. Periksa kembali semua pembalutan, pembidaian apakah masih
cukup kuat, apakah perdarahan sudah dapat di atasi, ada bagian yang belum
terawat.
8. Pertahankan komunikasi dengan penderita untuk menjaga rasa aman dan
nyaman

Pelaporan
Biasakanlah untuk membuat laporan secara tertulis. Laporan ini berguna sebagai
catatan anda, PMI dan bukti medis.
Hal-hal yang sebaiknya dilaporkan adalah :
 Umur dan jenis kelamin penderita
 Keluhan Utama
 Tingkat respon
 Keadaan jalan napas
 Pernapasan
 Sirkulasi
 Pemeriksaan Fisik yang penting
 KOMPAK yang penting
 Penatalaksanaan

Kasus kasus yang Membutuhkan Pertolongan Pertama

Pingsan
Pingsan adalah suatu keadaan tidak sadarkan diri seperti orang tidur pada seseorang
akibat sakit, kecelakaan, kekurangan oksigen, kekurangan darah, keracunan,
terkejut/kaget, lapar/haus, kondisi fisik lemah, dan lain sebagainya. Pingsan
(Syncope/collapse) yaitu hilangnya kesadaran sementara karena otak kekurangan O2,
kecelakaan, lapar, terlalu banyak mengeluarkan tenaga, terkejut / kaget, dehidrasi
(kekurangan cairan tubuh), anemia, dan lain-lain

PMR MTs Negeri 3 Kota Bekasi Periode 2018/2019 19


Gejala umum :
 Perasaan limbung  Lemas
 Pandangan  Keringat dingin
berkunang-kunang  Menguap berlebihan
 Telinga berdenging  Tak respon (beberapa
 Nafas tidak teratur menit)
 Muka pucat  Denyut nadi lambat
 Biji mata melebar
Penanganan
 Baringkan korban dalam posisi terlentang
 Tinggikan tungkai melebihi tinggi jantung
 Longgarkan pakaian yang mengikat dan hilangkan barang yang menghambat
pernafasan
 Beri udara segar
 Periksa kemungkinan cedera lain
 Selimuti korban
 Korban diistirahatkan beberapa saat
 Untuk mengembalikan kesadaran orang yang mengalami kepingsanan dapat
menggunakan bau-bauan yang menyengat dan merangsang seperti minyak
wangi, minyak nyong-nyong, anomiak, durian dan lain-lain.
 Jika wajah orang pingsan itu pucat pasi maka sebaiknya buat badannya lebih
tinggi dari kepala dengan disanggah sesuatu agar darah dapat mengalir ke
kepala korban pingsan tersebut.
 Jika muka orang yang pingsan itu merah maka sanggah kepalanya dengan
bantal atau sesuatu agar darah di kepalanya bisa mengalir ke tubuhnya secara
normal.
 Apabila si korban pingsan tadi muntah, maka sebaiknya miringkan
kepalanya agar untah orang itu bisa keluar dengan mudah sehingga jalur
penapasan orang itu bisa lancar kembali.
 Jika orang yang pingsan sudah siuman maka bisa diberi minumseperti kopi
atau teh hangat. Jika orangnya diabetes jangan diberi gula dan jika orangnya
masih belum kuat memegang gelas atau minum sendiri dengan tangannya harap
jangan diberi dulu agar tidak tersedak.
 Apabila tidak sadar-sadar dan berangsur-angsur membaik / pulih maka
sebaiknya hubungi ambulan atau dibawa ke pusat kesehatan terdekat
seperti puskesmas, klinik, dokter, rumahsakit, dsb agar mendapatkan
perawatan yang lebih baik.
 Perhatikan orang lain di sekitar korban, jangan sampai harta benda milik
orang yang jatuh pingsan tersebut raib digondol maling / copet yang senang
beraksi dikala orang lain sengsara. Perhatikan pula ornag lain yang membantu
atau menonton korban, jangan sampai mereka kecopetan saat serius membantu
korban atau asyik melihat kejadian.
 Bagaimanakah Teknik Pertolongan Pertama dalam Kondisi Gawat Darurat
 RESUSITASI JANTUNG - PARU
RJP adalah teknik dasar pertolongan pertama yang digunakan pada korban yang
tidak bernapas dan kuat dugaan jantungnya berhenti berdenyut . RJP bertujuan
untuk merangsang organ jantung dan paru – paru korban berfungsi kembali
memompa darah dan mengalirkan oksigen ke seluruh tubuh. Oleh karena itu
diperlukan prosedur RJP yang dikenal dengan tindakan ABC meliputi :
PMR MTs Negeri 3 Kota Bekasi Periode 2018/2019 20
Airway Controlling ( membuka Jalan udara / napas )
Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :
 Membaringkan korban telentang di lantai atau di tanah.
 Membersihkan mulut dan jalan udara dari kemungkinan adanya benda – benda
asing menggunakan jari penolong.
 Jika tidak ada dugaan terjadi cedera leher, dongakkan kepala korban untuk
membuka jalan udara. Dengan cara menempelkan telapak tangan penolong di
kening korban dan jari tangan lainnya mengangkat dagu korban yang bertujuan
agar lidah korban tertarik dari pangkal tenggorokan.

Breathing Support (bantuan pernapasan / napas buatan )


Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :
 Pastikan kepala korban dalam posisi mendongak
 Dengan meletakkan telapak tangan pada dahi, pencetlah hidung korban dengan
menggunakan ibu jari dan telunjuk kemudian ambil napas dalam – dalam.
Tempelkan mulut Anda pada mulut korban yang terbuka, tiup dengan cepat 2
kali napas penuh. Lepaskan mulut Anda setiap setelah menghembuskan napas
dan ambil napas panjang lagi dan tiup lagi.
 Setelah Anda mengembuskan udara ke dalam mulut dan hidung, dekatkan
telinga Anda ke hidung korban untuk mendengarkan hembusan napasnya (LDR)
 Lanjutkan pemberian udara kepada korban melalui mulut,hidung atau keduanya
sekitar 12 kali hembusan permenit (1 hembusan per 5 detik) untuk korban
dewasa, 15 kali hembusan permenit (1 hembusan tiap4 detik) untuk korban anak-
anak, 20 kali hembusan permenit (1 hembusan tiap 3 detik ) untuk bayi.
 Kemudian perhatikan dada korban apakah ada gerakan naik dan turun pertanda
dia bernapas, jika dada sudah mulai mengembang hentikan tiupan
Circulatoring Support (Memulihkan sirkulasi darah)
Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :
 Letakkan bagian dalam salah satu tangan anda di atas bagian tengah dada
pasien. Taruhlah tangan lainnya di atas tangan yang pertama. Jaga siku anda
lurus dan posisi bahu anda tepat di atas tangan anda
 Gunakan berat badan bagian atas (tidak hanya lengan anda) ketika anda
mendorong ke bawah (menekan) dada 4 –5,5 cm. Dorong kuat dan cepat-berikan
dua tekanan tiap detik atau sekitar 100 tekanan tiap menit
 Setelah 15 tekanan, miringkan kepala ke belakang-angkat dagu
 untuk membuka jalan udara. Bersiaplah untuk memberikan 2 pernapasan
penyelamat. Jepit ujung hidung dan berikan napas ke mulut pasien selama 1
detik. Jika dada naik berikan napas kedua. Jika tidak naik, ulangi memiringkan
kepala ke belakang-mengangkat dagu dan berikan napas kedua. Itu satu siklus.
Jika ada orang lain selain anda, minta orang tersebut berikan dua napas setelah
anda melakukan 15 tekanan.
Seperti Apakah Anatomi dan Fisiologi Manusia secara Umum
Anatomi adalah ilmu yang mempelajari susunan tubuh dan bentuk tubuh
Fisiologi (faal tubuh) adalah Ilmu yang mempelajari faal (fungsi) bagian dari alat atau
jaringan tubuh.
Posisi Anatomis
Tubuh manusia diproyeksikan menjadi suatu posisi yang dikenal sebagai posisi
anatomis, yaitu berdiri tegak, ke dua lengan di samping tubuh, telapak tangan
menghadap ke depan. Kanan dan kiri mengacu pada kanan dan kiri penderita.
PMR MTs Negeri 3 Kota Bekasi Periode 2018/2019 21
Bidang Anatomis
Dalam posisi seperti ini tubuh manusia dibagi menjadi beberapa bagian oleh 3 buah
bidang khayal:
 Bidang Medial; yang membagi tubuh menjadi kiri dan kanan
 Bidang Frontal; yang membagi tubuh menjadi depan (anterior) dan bawah
(posterior)
 Bidang Transversal; yang membagi tubuh menjadi atas (superior) dan bawah
(inferior)

Pembagian tubuh manusia


Tubuh manusia dikelilingi oleh kulit dan diperkuat oleh rangka. Secara garis besar,
tubuh manusia dibagi menjadi :
 Kepala : Tengkorak, wajah, dan rahang bawah
 Leher
 Batang tubuh : Dada, perut, punggung, dan panggul
 Anggota gerak atas : Sendi bahu, lengan atas, lengan bawah, siku, pergelangan
tangan, tangan.
 Anggota gerak bawah : Sendi panggul, tungkai atas, lutut, tungkai bawah, pergelangan
kaki, kaki.
Selain pembagian tubuh maka juga perlu dikenali 5 buah rongga yang terdapat di dalam
tubuh yaitu :
 Rongga tengkorak : Berisi otak dan bagian-bagiannya
 Rongga tulang belakang : Berisi bumbung saraf atau “spinal cord”
 Rongga dada : Berisi jantung dan paru
 Rongga panggul : Berisi kandung kemih, sebagian usus besar, dan organ
reproduksi dalam
 Rongga perut (abdomen)
Berisi berbagai berbagai organ pencernaan Untuk mempermudah perut manusia
dibagi menjadi 4 bagian yang dikenal sebagai kwadran sebagai berikut:
1. Kwadran kanan atas (hati, kandung empedu, pankreas dan usus)
2. Kwadran kiri atas (organ lambung, limpa dan usus)
3. Kwadran kanan bawah (terutama organ usus termasuk usus buntu)
4. Kwadran kiri bawah (terutama usus).
Sistem dalam tubuh manusia
Agar dapat hidup tubuh manusia memiliki beberapa sistem:
1. Sistem Rangka (kerangka/skeleton)
a. Menopang bagian tubuh
b. Melindungi organ tubuh
c. Tempat melekat otot dan pergerakan tubuh
d. Memberi bentuk bangunan tubuh
2. Sistem Otot (muskularis)
Memungkinkan tubuh dapat bergerak
3. Sistem pernapasan (respirasi)
Pernapasan bertanggung jawab untuk memasukkan oskigen dari udara bebas kedalam
darah dan mengeluarkan karbondioksida dari tubuh.
4. Sistem peredaran darah (sirkulasi)
Sistem ini berfungsi untuk mengalirkan darah ke seluruh tubuh.
5. Sistem saraf (nervus)
Mengatur hampir semua fungsi tubuh manusia. Mulai dari yang disadari sampai yang
tidak disadari

PMR MTs Negeri 3 Kota Bekasi Periode 2018/2019 22


6. Sistem pencernaan (digestif)
Berfungsi untuk mencernakan makanan yang masuk dalam tubuh sehingga siap
masuk ke dalam darah dan siap untuk dipakai oleh tubuh
7. Sistem Klenjar Buntu (endokrin)
8. Sistem Kemih (urinarius)
9. Kulit
10. Panca Indera
11. Sistem Reproduksi

PMR MTs Negeri 3 Kota Bekasi Periode 2018/2019 23


Pertolongan Pertama
Pada pertolongan pertama hal yang sangat vital dan wajib dimiliki oleh setiap penolong
adalah penilaian. Dalam penilaian terhadap korban terdapat langkah-langkah berikut :
1. Penilaian Keadaan;
2. Penilaian Dini;
3. Pemeriksaan Fisik;
4. Riwayat Penderita;
5. Pemeriksaan Berkala atau Lanjutan;
6. Pelaporan

Penilaian Keadaan

Hal pertama yang dilakukan ketika melakukan adalah penilaian keadaan. Terdapat 3
pertanyaan umum yang dapat menunjang penilaian keadaan.
1. Bagaimana kondisi saat itu?
2. Kemungkinan apa saja yang akan terjadi?
3. Bagaimana mengatasinya?

Secara umum tugas penolong saat tiba dilokasi adalah sebagai berikut:
1. Memastikan keselamatan penolong, penderita dan orang disekitarnya. Ingat!
Amankan diri sendiri terlebih dahulu! Keselamatan penolong nomor 1.
2. Penolong memperkenalkan diri(nama, nama organisasi dan minta izin).
3. Menentukan keadaan umum kejadian (mekanisme cedera) dan mulai melakukan
penilaian dini.
3. Mengenali dan mengatasi gangguan/cedera yang mengancam jiwa.
4. Stabilkan penderita dan teruskan pemantauan.
5. Minta bantuan.

Penilaian Dini

Setelah melakukan penilaian keadaan, saatnya melakukan penilaian dini. Ada 6 langkah
penilaian dini. Kesan umum, memerika respon, A,B,C, dan hubungi bantuan.

a. Kesan Umum
Pada langkah ini, penolong harus menentukan apakah kasus yang dihadapi adalah
kasus trauma atau kasus medis.
Kasus trauma adalah kasus yang disebabkan ruda paksa, mempunyai tanda yang jelas
terlihat dan atau teraba.
Kasus medis adalah kasus yang diderta seseorang tanpa ada riwayat ruda paksa.

b. Memeriksa Respon
Respon seorang penderita adalah suatu cara sederhana untuk mendapatkan gambaran
berat ringannya gangguan yang terjadi dalam otak. Respon penderita dibagi 4 tingkat,
yaitu ASNT. Awas(A), Suara(S), Nyeri(N), Tidak respon(T)

Pada tingkat awas, penderita masih dapat menyahut dan berinteraksi.


Di tingkat suara, penderita masih merespon dengan suara yang ada.

PMR MTs Negeri 3 Kota Bekasi Periode 2018/2019 24


Di tingkat nyeri, dapat dilakukan dengan mengecek apakah penderita masih merespon
dengan tekanan ataupun tes lainnya dari penolong. Misalnya dengan mencubit korban.
Tingkat tidak respon ketika korban tidak sadar.

c. A (Airway); memastikan jalan nafas


1) Pasien merespon dengan respon baik
Memestikan jalan nafas dengan memperhatikan ada tidaknya gangguan suara atau
gangguan berbicara atau tambahan suara. Dan nilai juga apakah
penderita mengucapkan suatu kalimat tanpa terputus. Penolong bisa
melakukan tes dengan meminta korban agar menyebutkan namanya.
2) Pasien yang tidak respon
Perlu dilakukan tindakan segera untuk memastikan jalan nafas terbuka. Bila tidak ada
kecurigaan cedera spinal (tulang belakang), gunakan teknik ADTD (angkat dagu
– tekan dahi). Sebaliknya apabila ada kecurigaan cedera spinal gunakan teknik
perasat pendorong rahang bawah

d. B (Breathing); menilai pernafasan


Menilai pernafasan berbeda dengan memastikan jalan nafas. Menilai pernafasan
merupakan penilaian memperhatikan tempo dan rata-rata nafas yang dapat dilakukan
oleh penderita. Pemeriksaan ada tidaknya nafas dengan cara Lihat, Dengar dan
Rasakan (LDR) dilakukan selama 3-5 detik.

e. C (Circulation); menilai sirkulasi dan menghentikan pendarahan berat


1) Penderita Respon
Periksa nadi RADIAL (Pergelangan tangan), sedang untuk bayi periksa nadi
BRAKIAL
(bagian dalam lengan atas).
2) Penderita Tidak Respon
Periksa nadi KAROTIS (leher) kecuali bayi tetap periksa nadi Brakial. Ada tidaknya
nadi diperiksa dalam waktu 5-10 detik. Bila tidak ada segera lakukan tindakan
Resusitasi Jantung Paru (RJP).

f. Hubungi Bantuan Dengan menghubungi ambulans

PEMERIKSAAN FISIK

Setelah melakukan penilaian dini, maka penanganan cedera yang dianggap berbahaya
harus segera dilakukan.
Penilaian terarah bertujuan agar penolong dapat melakukan penatalaksanaan yang
terbaik sesuai dengan keadaan yang dihadapi. Hal ini penting untuk menunjukkan sikap
profesional penolong bahwa penolong segera melakukan tindakan pertolongan
secepatnya berorientasikan masalah yang dihadapi.
Prinsip pemeriksaan fisik menyeluruh penderita:
a. Pemeriksaan fisik merupakan pemeriksaan yang meliputi seluruh tubuh penderita.
Tujuannya untuk menemukan berbagai tanda.
b. Pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematiks dan berurutan, biasanya dari ujung
kepala sampai ujung kaki, namun dapat berubah sesuai dengan kondisi penderita.

PMR MTs Negeri 3 Kota Bekasi Periode 2018/2019 25


Tindakan ini melibatkan panca indra kita, yaitu :
a. Penglihatan (inspeksi);
b. Perabaan (palpasi);
c. Pendengaran (auskultasi);

Pada penderita cedera, harus dicari adanya P.L.N.B yang merupakan singkatan dari:
Perubahan bentuk (P)
Luka Terbuka (L)
Nyeri Tekan (N)
Bengkak (B)

Pemeriksaan fisik harus dilakukan dari ujung kepala sampai ujung kaki dengan teliti. Berikut
bagian-bagian yang harus diperiksa tersebut:

Kepala
Kulit kepala dan tulang tengkorak, termasuk tulang-tulang bawah. Telinga dan Hidung.
Pada bagian Mata ada hal-hal penting lagi yang harus diperhatikan, antara lain :
a. Manik mata(pupil), kamu bisa memeriksanya dengan menggunakan senter
kecil;
b. Gerakan bola mata;
c. Kelopak mata;
d. Bagian putih mata;
e. Bagaimana refleksnya, misalnya dengan mengibas-ngibaskan tangan.
Catatan : JANGAN BERUSAHA MENGELUARKAN KOTORAN YANG MENEMPEL
DI BAGIAN HITAM MATA.

TANDA VITAL
Beberapa peralatan yang diperlukan untuk melakukan pemeriksaan tanda vital, yaitu :
1. Jam tangan dengan penunjuk detik yang jelas;
2. Senter kecil;
3. Stetoskop;
4. Sfigmomanometer;
5. Termometer;
6. Alat tulis untuk mencatat.

Parameter yang dikelompokkan dalam tanda vital adalah:


1. Denyut nadi normal
Bayi : 120 – 150 x/menit
Anak : 80 – 150 x/menit
Dewasa : 60 – 90 x/menit

2. Frekuensi pernafasan normal


Bayi : 20 – 50 x/menit
Anak : 15 – 30 x/menit
Dewasa : 12 – 20 x/menit

3. Suhu tubuh normal 37°C

4. Tekanan Darah Normal (dewasa)


Sistonik : 100-140 mmHg
Diastonik : 60-90 mmHg

PMR MTs Negeri 3 Kota Bekasi Periode 2018/2019 26


5. Kulit

Pemeriksaan Denyut Nadi


1. Leher (KAROTIS);
2. Lengan atas (BRAKIALIS), umumnya pada bayi;
3. Lengan bawah (RADIALIS);
4. Lipat paha (FEMORALIS)

Pemeriksaan Pernafasan
Saat menghitung frekuensi pernafasan pada penderita respons jangan biarkan ia
mengetahuinya. Satu pernafasan adalah satu kali menghirup nafas dan satu kali
mengeluarkan nafas.

Beberapa gejala dan tanda gangguan pernafasan:


1. Berusaha menghirup nafas;
2. Pernafasan yang terlalu cepat, lambat, dalam atau dangkal;
3. Bunyi nafas tambahan;
4. Kulit lembab berlebihan dan kemerahan kemudian jadi pucat atau kebiruan;
5. Sulit berbicara;
6. Pusing;
7. Nyeri dada, rasa kesemutan pada tangan dan kaki;
8. Perubahan status mental (cemas, gelisah sampai tidak respons).

Pemeriksaan Suhu Tubuh


Dilakukan dengan perabaan menggunakan punggung tangan pada bagian tubuh yang
terbuka (dahi, leher)

Warna kulit juga harus dinilai, yaitu:


 Pucat – dapat terjadi akibat gangguan peredaran darah;
 Kemerahan – tekanan darah tinggi, keracunan alkohol, luka bakar, demam, penyakit
infeksi;
 Kebiruan (sianosis) – kurangnya oksigen dalam darah;
 Kekuningan – sering merupakan tanda gangguan hati;
 Biru kehitaman – tanda pendarahan bawah kulit.

Pada penderita yang berkulit relatif gelap, maka perubahan dapat dilihat pada bibir, bawah
kuku, telapak tangan, bagian putih mata, bagian dalam kelopak mata bawah, gusi dan lidah.

Pemeriksaan Tekanan Darah

Tekanan Darah adalah besarnya tekanan yang diterima dinding pembuluh nadi pada saat
darah dipompa melalui pembuluh darah
Tekanan SISTOLIK adalah tekanan yang diukur pada saat jantung memompa darah ke
dalam pembuluh nadi.

Tekanan DISTOLIK adalah tekanan pada saat jantung sedang tidak memompa darah atau
dengan kata lain tekanan diantara dua denyut jantung

PMR MTs Negeri 3 Kota Bekasi Periode 2018/2019 27


RIWAYAT PENDERITA
Untuk mempermudah pembuatan Riwayat Penderita dikenal istilah KOMPAK :
K = Keluhan utama (gejala dan tanda);
O = Obat-obatan yang diminum;
M = Makanan/minuman terakhir;
P = Penyakit yang diderita;
A = Alergi yang dialami;
K = Kejadian.

Catatan : Penolong tidak membuat diagnosa, tetapi dapat membuat kesimpulan


berdasarkan hasil temuannya

PEMERIKSAAN BERKALA ATAU LANJUTAN

Secara umum pemeriksaan berkala harus dinilai kembali:


a. Keadaan respons;
b. Nilai kembali jalan nafas dan perbaiki bila perlu;
c. Nilai kembali pernafasan, frekuensi dan kualitasnya;
d. Periksa kembali nadi dan bila perlu lakukan secara rinci bila ada waktu;
e. Nilai kembali keadaan kulit;
f. Periksa kembali secara seksama mungkin ada yang terlewati;
g. Nilai kembali penatalaksanaan (pembalutan, pembidaian);
h. Pertahankan komunikasi dengan penderita untuk menjaga rasa aman dan nyaman.

Bila penderita stabil dan keadannya cukup parah, maka penilaian dilakukan setiap 5 menit
sekali. Bila penderita tenang dan stabil, maka pemeriksaan dilakukan setiap 15 menit
sekali.

PELAPORAN
Dalam pelaporan sebaiknya dicantumkan :
1. Umur dan jenis kelamin penderita;
2. Keluhan utama;
3. Tingkat respons;
4. Keadaan jalan nafas;
5. Pernafasan
6. Sirkulasi;
7. Pemeriksaan fisik yang penting;
8. KOMPAK yang penting;
9. Penatalasanaan;
10. Pekembangan yng dianggap penting.

PMR MTs Negeri 3 Kota Bekasi Periode 2018/2019 28


TEHNIK LOMBA PERTOLONGAN PERTAMA
TEHNIK LOMBA PERTOLONGAN PERTAMA
Permisi Pak /bu ada kejadian apa disini sudah berapa lama kejadian terjadi
Saya anggota PMR Apakah kami boleh menolong korban ???
Apakah Bapak/Ibu Bersedia menjadi saksi. Siapa nama Bapak/ibu
Teman pakai APD
bapak-ibu tolong hubungi Kepolisian dan atur keramaian
Kawan tolong buat alat transportasi darurat
Keadaan aman untuk melakukan pertolongan
Tentukan kesan ( Trauma / Medis )
Setelah kami melakukan penilaian keadaan maka kami melakukannya penilaian dini dengan
cara respon 4 tingkatan ASNT (Awas, Suara, Nyeri dan Tidak respon)
Kami melakukan respon Awas dengan melambaikan tangan ternyata korban tidak respon
Kemudian kami melakukan respon suara dengan cara memanggil sikorban (mas-
mas/bu/pak/de/….. apakah mendengar suara saya) ternyata korban tidak respon
langkah ketiga dengan respon nyeri lalu kami mencubit lengan korban dan menekan kuku
ibu jari korban ternyata tidak respon lalu kami membuka jalan nafas dengan cara tekan
dahi angkat dagu dan melakukan LDR (Lihat ,Dengar dan Rasakan) selama 3-5 detik lalu
kami memberi nafas bantuan lalu periksa nadi teraba
Korban sadar Pak/ Bu Tolong Panggilkan Ambulance
Lalu kami melakukan Pemeriksaan Fisik secara rinci
Dengan cara Penglihatan,Perabaan,Pendengaran
Dimulai dari
1. Kepala Apakah ada PLNB
 Dahi apakah ada PLNB
 Pelipis apakah ada PLNB
 Pipi dan Tulang Pipi apakah ada PLNB
 Rahang Bawah apakah ada PLNB
 Dagu apakah ada PLNB
 Mata, hidung, Mulut,telinga apakah ada cairan
2. Leher Apakah ada PLNB
3. Bahu, Tulang Selangka
4. Dada apakah ada PLNB
5. Perut
 Kuadran kanan atas
 Kuadran Kiri atas
 Kuadran kanan Bawah
 Kuadran Kiri bawah
6. Anggota gerak atas Bagian kanan
 Lengan atas apakah ada PLNB
 Siku apakah ada PLNB
 Lengan Bawah apakah ada PLNB
 Pergelangan tangan dan tangan apakah ada PLNB
7. Anggota gerak atas Bagian Kiri
 Lengan atas apakah ada PLNB
 Siku apakah ada PLNB
 Lengan Bawah apakah ada PLNB
PMR MTs Negeri 3 Kota Bekasi Periode 2018/2019 29
 Pergelangan tangan dan tangan apakah ada PLNB
8. Anggota gerak Bawah Bagian kanan
 Tungkai Atas apakah ada PLNB
 Lutut apakah ada PLNB
 Tungkai bawah apakah ada PLNB
 Pergelangan kaki dan kaki apakah ada PLNB
9. Anggota gerak Bawah Bagian Kiri
 Tungkai Atas apakah ada PLNB
 Lutut apakah ada PLNB
 Tungkai bawah apakah ada PLNB
 Pergelangan kaki dan kaki apakah ada PLNB
10. Punggung Apakah ada PLNB (dilakukan setelah tindakan pertolongan difiksasi
atau pemeriksaan berkala

Lalu kami melakukan pemeriksaan tanda Vital

Yang pertama Dengan cara mengukur suhu kemudian melakukan periksa nadi dan
pernafasan dilakukan bersamaan kemudian kami melakukan pemeriksaan tekanan darah
sikorban.
 Suhu Tubuh 37O C Normal
 Nadi 60/90 X Per menit Normal
 Pernapasan 12-20 X Per menit Normal
 Tekanan Darah 120/80 Normal

Setelah melakukan pemeriksaan tanda vital kami membuat Riwayat Penderita


dilakukan wawancara untuk mendapatkan data tambahan. Wawancara sangat penting jika
menemukan korban dengan penyakit.

Mengingat wawancara yang dilakukan dapat berkembang sangat luas, untuk membantu
digunakan akronim : KOMPAK
K = Keluhan Utama (gejala dan tanda)
sesuatu yang sangat dikeluhkan penderita
O = Obat-obatan yang diminum.
Pengobatan yang sedang dijalani penderita atau obat yang baru saja
diminum atau obat yang seharusnya diminum namun ternyata belum
diminum.
M = Makanan/minuman terakhir
Peristiwa ini mungkin menjadi dasar terjadinya kehilangan respon pada
penderita. Selain itu data ini juga penting untuk diketahui bila ternyata
penderita harus menjalani pembedahan kemudian di rumah sakit.
P = Penyakit yang diderita
Riwayat penyakit yang diderita atau pernah diderita yang mungkin
berhubungan dengan keadaan yang dialami penderita pada saat ini,
misalnya keluhan sesak napas dengan riwayat gangguan jantung 3 tahun
yang lalu.
A = Alergi yang dialami.
Perlu dicari apakah penyebab kelainan pada pasien ini mungkin merupakan
suatu bentuk alergi, biasanya penderita atau keluarganya sudah
mengetahuinya
PMR MTs Negeri 3 Kota Bekasi Periode 2018/2019 30
K = Kejadian.
Kejadian yang dialami korban, sebelum kecelakaan atau sebelum timbulnya
gejala dan tanda penyakit yang diderita saat ini.

Wawancara ini dapat dilakukan sambil memeriksa korban, tidak perlu menunggu sampai
pemeriksaan selesai dilakukan.

Pemeriksaan Berkelanjutan atau Berkala


Setelah selesai melakukan pemeriksaan dan tindakan, selanjutnya lakukan pemeriksaan
berkala, sesuai dengan berat ringannya kasus yang kita hadapi.
Pada kasus yang dianggap berat, pemeriksaan berkala dilakukan setiap 5 menit, sedangkan
pada kasus yang ringan dapat dilakukan setiap 15 menit sekali.
Beberapa hal yang dapat dilakukan pada pemeriksaan berkala adalah :
1. Keadaan respon
2. Nilai kembali jalan napas dan perbaiki bila perlu
3. Nilai kembali pernapasan, frekuensi dan kualitasnya
4. Periksa kembali nadi penderita dan bila perlu lakukan secara rinci bila waktu
memang tersedia.
5. Nilai kembali keadaan kulit : suhu, kelembaban dan kondisinya Periksa kembali dari
ujung kepala sampai ujung kaki, mungkin ada bagian yang terlewat atau
membutuhkan pemeriksaan yang lebih teliti.
6. Periksa kembali secara seksama mungkin ada bagian yang belum diperiksa atau
sengaja dilewati karena melakukan pemeriksaan terarah.
7. Nilai kembali penatalaksanaan penderita, apakah sudah baik atau masih perlu ada
tindakan lainnya. Periksa kembali semua pembalutan, pembidaian apakah masih
cukup kuat, apakah perdarahan sudah dapat di atasi, ada bagian yang belum
terawat.
8. Pertahankan komunikasi dengan penderita untuk menjaga rasa aman dan nyaman

Pelaporan dan Serah terima


Biasakanlah untuk membuat laporan secara tertulis. Laporan ini berguna sebagai catatan
anda, PMI dan bukti medis.
Hal-hal yang sebaiknya dilaporkan adalah :
 Umur dan jenis kelamin penderita
 Keluhan Utama
 Tingkat respon
 Keadaan jalan napas
 Pernapasan
 Sirkulasi
 Pemeriksaan Fisik yang penting
 KOMPAK yang penting
 Penatalaksanaan
 Perkembangan lainnya yang dianggap penting

Bila ada formulirnya sertakan form laporan ini kepada petugas yang mengambil alih korban
dari tangan anda.

Serah terima dapat dilakukan di lokasi, yaitu saat tim bantuan datang ke tempat anda, atau
anda yang mendatangi fasilitas kesehatan.

PMR MTs Negeri 3 Kota Bekasi Periode 2018/2019 31

Anda mungkin juga menyukai