Lemah jantung yaitu nyeri jantung yang disebabkan oleh sirkulasi darah kejantung
terganggu atau terdapat kerusakan pada jantung.
Gejala
Nyeri di dada Mual, muntah, perasaan tidak enak di
Penderita memegangi dada sebelah kiri lambung
bawah dan sedikit membungkuk Kepala terasa ringan
Kadang sampai tidak merespon terhadap Lemas
suara Kulit berubah pucat/kebiruan
Denyut nadi tak teraba / lemah Keringat berlebihan
Gangguan nafas
Tidak semua nyeri pada dada adalah sakit jantung. Hal itu bisa terjadi karena gangguan
pencernaan, stress, tegang.
Penanganan
1. Tenangkan korban
2. Istirahatkan
3. Posisi duduk
4. Buka jalan pernafasan dan atur nafas
5. Longgarkan pakaian dan barang barang yang mengikat pada badan
6. Jangan beri makan/minum terlebih dahulu
7. Jangan biarkan korban sendirian (harus ada orang lain didekatnya)
Penanganan
1. Bawa korban ke tempat sejuk/nyaman
2. Tenangkan korban
3. Korban diminta menunduk sambil menekan cuping hidung
4. Diminta bernafas lewat mulut
5. Bersihkan hidung luar dari darah
6. Buka setiap 5/10 menit. Jika masih keluar ulangi tindakan Pertolongan Pertama
D. Mual-Mual
Maag/Mual yaitu gangguan lambung/saluran pencernaan.
Gejala
Perut terasa nyeri/mual
Berkeringat dingin
Lemas
Penanganan
1. Istirahatkan korban dalam posisi duduk ataupun berbaring sesuai kondisi
korban
2. Beri minuman hangat (teh/kopi)
3. Jangan beri makan terlalu cepat
E. Memar
Memar yaitu pendarahan yang terjadi di lapisan bawah kulit akibat dari benturan keras.
Gejala
Warna kebiruan/merah pada kulit
Nyeri jika di tekan
Kadang disertai bengkak
Penanganan
1. Kompres dingin
2. Balut tekan
3. Tinggikan bagian luka
F. Keseleo
Keseleo yaitu pergeseran yang terjadi pada persendian biasanya disertai kram.
Gejala
Bengkak dan nyeri bila ditekan
Kebiruan/merah pada derah luka
Sendi terkunci
Ada perubahan bentuk pada sendi
G. Kram
Kram yaitu otot yang mengejang/kontraksi berlebihan.
Gejala
Nyeri pada otot Kadang disertai bengkak
Penanganan
1. Istirahatkan
2. Posisi nyaman
3. Relaksasi
4. Pijat berlawanan arah dengan kontraksi
H. Histeria
Histeria yaitu sikap berlebih-lebihan yang dibuat-buat (berteriak, berguling-guling) oleh
korban; secara kejiwaan mencari perhatian.
Gejala
Seolah-olah hilang kesadaran
Sikapnya berlebihan (meraung-raung, berguling-guling di tanah)
Tidak dapat bergerak/berjalan tanpa sebab yang jelas
Penanganan
1. Tenangkan korban
2. Pisahkan dari keramaian
3. Letakkan di tempat yang tenang
4. Awasi
Gejala
Mual, muntah
Keringat dingin
Wajah pucat/kebiruan
Penanganan
1. Bawa ke tempat teduh dan segar
2. Korban diminta muntah
3. Diberi norit
4. Istirahatkan
5. Jangan diberi air minum sampai kondisinya lebih baik
Gigitan Binatang
Gigitan binatang gigitan binatang dan sengatan, biasanya merupakan alat dari binatang
tersebut untuk mempertahankan diri dari lingkungan atau sesuatu yang mengancam
keselamatan jiwanya. Gigitan binatang terbagi menjadi dua jenis; yang berbisa
(beracun) dan yang tidak memiliki bisa. Pada umumnya resiko infeksi pada gigitan
binatang lebih besar daripada luka biasa.
Gigitan Ular
Tidak semua ular berbisa, akan tetapi hidup penderita/korban tergantung pada
ketepatan diagnosa, maka pad keadaan yang meragukan ambillah sikap menganggap
ular tersebut berbisa. Sifat bisa/racun ular terbagi menjadi 3, yaitu:
1. Hematotoksin (keracunan dalam)
2. Neurotoksin (bisa/racun menyerang sistem saraf)
3. Histaminik (bisa menyebabkan alergi pada korban)
Nyeri yang sangat dan pembengkakan dapat timbul pada gigitan, penderita dapat
pingsan, sukar bernafas dan mungkin disertai muntah. Sikap penolong yaitu
menenangkan penderita adalah sangat penting karena rata-rata penderita biasanya
takut mati.
Gigitan Lipan
Ciri-ciri
1. Ada sepasang luka bekas gigitan
2. Sekitar luka bengkak, rasa terbakar, pegal dan sakit biasanya hilang dengan
sendirinya setelah 4-5 jam
Penanganan
1. Kompres dengan yang dingin dan cuci dengan obat antiseptic
2. Beri obat pelawan rasa sakit, bila gelisah bawa ke paramedik
Ciri-ciri
Pembengkakan, gatal dan kemerah-merahan (lintah)
Penanganan
1. Lepaskan lintah/pacet dengan bantuan air tembakau/air garam
2. Bila ada tanda-tanda reaksi kepekaan, gosok dengan obat atau salep anti gatal
Biasanya sengatan ini kurang berbahaya walaupun bengkak, memerah, dan gatal.
Namun beberapa sengatan pada waktu yang sama dapat memasukkan racun dalam
tubuh korban yang sangat menyakiti.
Perhatian :
Dalam hal sengatan lebah, pertama cabutlah sengat-sengat itu tapi jangan
menggunakan kuku atau pinset, Anda justru akan lebih banyak memasukkan racun
kedalam tubuh. Cobalah mengorek sengat itu dengan mata pisau bersih atau dengan
mendorongnya ke arah samping. Balutlah bagian yang tersengat dan basahi dengan
larutan garam inggris.
Patah tulang dapat terjadi akibat adanya cidera berat pada bagian tubuh sehingga
tulang menjadi terbelah dan menimbulkan rasa sakit. Jika kita menemukan orang yang
tulangnya patah sebaiknya kita harus berhati-hati jika ingin menolongnya karena jika
salah maka cideranya akan bertambah parah.
Orang yang patah tulang sebaiknya segera dibawa ke rumah sakit, puskesmas, klinik,
dokter, ahli patah tulang atau pusat kesehatan lainnya agar dapat segera diberi
perawatan yang intensif agar tulang yang patah bisa berangsur-angsur pulih kembali.
PMR MTs Negeri 3 Kota Bekasi Periode 2018/2019 10
Gejala
Adanya tanda ruda paksa pada bagian tubuh yang diduga terjadi patah tulang:
pembengkakan, memar, rasa nyeri.
Nyeri sumbu: apabila diberi tekanan yang arahnya sejajar dengan tulang yang
patah akan memberikan nyeri yang hebat pada penderita.
Deformitas: apabila dibandingkan dengan bagian tulang yang sehat terlihat tidak
sama bentuk dan panjangnya.
Bagian tulang yang patah tidak dapat berfungsi dengan baik atau sama sekali
tidak dapat digunakan lagi.
Perubahan bentuk
Nyeri bila ditekan dan kaku
Bengkak
Terdengar/terasa (korban) derikan tulang yang retak/patah
Ada memar (jika tertutup)
Terjadi pendarahan (jika terbuka)
Patah tulang tertutup adalah kasus patah tulang di mana patahan tulangnya tidak
melukai/merobek daging dan kulit yang ada di dekatnya. Patah tulang ini bisa menjadi
terbuka jika patahan tulangnya semakin parah dan menusuk daging / kulit hingga
menimbulkan luka berdarah.
Patah tulang terbuka adalah kasus patah tulang di mana patahan tulangnya membuat
daging dan kulit yang ada di sekitar patahan tulang menjadi sobek terluka. Patah tulang
ini harus benar-benar diwaspadai karena selain mudah infeksi karena luka menganga
juga kita bisa tertular penyakit orang yang berdarah tersebut bila tidak berhati-hati.
Pada kondisi patah tulang punggung atau tulang belakang si penderita akan merasa
sakit pada bagian belakang atau bagian leher. Jika demikian maka jangan
menimbulkan banyak gerakan pada korban agar tidak merusak sumsum tulang
belakang yang bisa mengakibatkan lumpuh permanen. Sebaiknya tunggu ambulan
atau petugas medis yang berpengalaman untuk mengurus korban lebih lanjut.
Prosedur Pembalutan :
Perhatikan tempat atau letak bagian tubuh yang akan dibalut dengan menjawab
pertanyaan ini:
Bagian dari tubuh yang mana? (untuk menentukan macam pembalut yang
digunakan dan ukuran pembalut bila menggunakan pita)
Luka terbuka atau tidak? (untuk perawatan luka dan menghentikan
perdarahan)
Bagaimana luas luka? (untuk menentukan macam pembalut)
Perlu dibatasi gerak bagian tubuh tertentu atau tidak? (untuk menentukan
perlu dibidai/tidak?)
Pilih jenis pembalut yang akan digunakan. Dapat satu atau kombinasi.
Sebelum dibalut, jika luka terbuka perlu diberi desinfektan atau dibalut dengan
pembalut yang mengandung desinfektan. Jika terjadi disposisi/dislokasi perlu
direposisi. Urut-urutan tindakan desinfeksi luka terbuka:
Letakkan sepotong kasa steril di tengah luka (tidak usah ditekan) untuk
melindungi luka selama didesinfeksi.
Kulit sekitar luka dibasuh dengan air, disabun dan dicuci dengan zat antiseptik.
Kasa penutup luka diambil kembali. Luka disiram dengan air steril untuk
membasuh bekuan darah dan kotoran yang terdapat di dalamnya.
Dengan menggunakan pinset steril (dibakar atau direbus lebih dahulu) kotoran
yang tidak hanyut ketika disiram dibersihkan.
Tutup lukanya dengan sehelai sofratulle atau kasa steril biasa. Kemudian di
atasnya dilapisi dengan kasa yang agak tebal dan lembut.
Kemudian berikan balutan yang menekan.
Apabila terjadi pendarahan, tindakan penghentian pendarahan dapat dilakukan
dengan cara:
Pembalut tekan, dipertahankan sampai pendarahan berhenti atau sampai
pertolongan yang lebih mantap dapat diberikan.
Penekanan dengan jari tangan di pangkal arteri yang terluka. Penekanan paling
lama 15 menit.
Prinsip
Lakukan pembidaian di mana anggota badan mengalami cedera (korban jangan
dipindahkan sebelum dibidai). Korban dengan dugaan fraktur lebih aman
dipindahkan ke tandu medis darurat setelah dilakukan tindakan perawatan luka,
pembalutan dan pembidaian.
Lakukan juga pembidaian pada persangkaan patah tulang, jadi tidak perlu harus
dipastikan dulu ada tidaknya patah tulang. Kemungkinan fraktur harus selalu
dipikirkan setiap terjadi kecelakaan akibat benturan yang keras. Apabila ada
keraguan, perlakukan sebagai fraktur.
Melewati minimal dua sendi yang berbatasan.
Prosedur Pembidaian
Siapkan alat-alat selengkapnya
Apabila penderita mengalami fraktur terbuka, hentikan perdarahan dan rawat
lukanya dengan cara menutup dengan kasa steril dan membalutnya.
Bidai harus meliputi dua sendi dari tulang yang patah. Sebelum dipasang, diukur
dahulu pada sendi yang sehat.
Bidai dibalut dengan pembalut sebelum digunakan. Memakai bantalan di antara
bagian yang patah agar tidak terjadi kerusakan jaringan kulit, pembuluh darah,
atau penekanan syaraf, terutama pada bagian tubuh yang ada tonjolan tulang.
Mengikat bidai dengan pengikat kain (dapat kain, baju, kopel, dan sebagainya)
dimulai dari sebelah atas dan bawah fraktur. Tiap ikatan tidak boleh menyilang
tepat di atas bagian fraktur. Simpul ikatan jatuh pada permukaan bidainya, tidak
pada permukaan anggota tubuh yang dibidai.
Luka
Luka yaitu suatu keadaan terputusnya kontinuitas jaringan secara tiba-tiba karena
kekerasan atau injury.
Gejala
Terbukanya kulit
Pendarahan
Rasa nyeri
Penanganan
1. Bersihkan luka dengan antiseptic (alcohol atau boorwater)
2. Tutup luka dengan kasa steril / plester
3. Balut tekan (jika pendarahannya besar)
4. Jika hanya lecet, biarkan terbuka untuk proses pengeringan luka
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menangani luka:
1. Ketika memeriksa luka: adakah benda asing, bila ada:
Keluarkan tanpa menyinggung luka
Kasa/balut steril (jangan dengan kapas atau kain berbulu)
Evakuasi korban ke pusat kesehatan
2. Bekuan darah: bila sudah ada bekuan darah pada suatu luka ini berarti luka mulai
menutup. Bekuan tidak boleh dibuang, jika luka akan berdarah lagi.
Gejala :
kemerahan pada bagian yang terbakar
bengkak ringan
nyeri
kulit tidak terkoyak karena melepuh
Gejala:
kemerahan atau bintikn-bntik hitam bergaris
melepuh
bengkak yang tidak hilang selama beberapa hari
kulit terlihat lembab atau becek
Penanganan
1. Siram dengan air dingin / air es bagian luka yang terbakar atau kompres handuk
kecil atau sapu tangan yang dicelup air dingin.
2. Keringkan luka dengan handuk bersih atau bahan lain yang lembut
3. Tutup dengan perban steril untuk menghindari infeksi
4. Angkat bagian tangan ataua kaki yang terluka lebih tinggi dari organ jantung
5. Segera cari pertolongan medis jika korban mengalami luka bakar di sekitar bibir
atau kesulitan bernapas.
Gejala :
daerah luka tampak berwarna putih
kulit hancur
sedikit nyeri karena ujung saraf telah rusak
Penanganan
1. Jika korban masih dalam keadaan terbakar, padamkan api dengan
menggunakan selimut, karpet, jaket dan bahan lain.
2. Kesulitan bernapas dapat terjadi pada korban khususnya bila luka terdapat pada
wajah, leher dan di sekitar mulut karena korban menghirup asap yang menyertai
pembakaran. Lakukan pemeriksaan untuk memastikan korban bernapas.
3. Tempelkan kain basah atau air ingin, tetapi jangan menggunakan air es untuk
luka di bagian wajah, tangan dan kaki. Tujuannya untuk menurunkan suhu
daerah luka
Secara umum urutan Pertolongan Pertama pada korban kecelakaan adalah sebagai
berikut :
Jangan Panik
Berlakulah cekatan tetapi tetap tenang. Apabila kecelakaan bersifat massal, korban-
korban yang mendapat luka ringan dapat dikerahkan untuk membantu dan pertolongan
diutamakan diberikan kepada korban yang menderita luka yang paling parah tapi masih
mungkin untuk ditolong.
Penilaian keadaan dilakukan untuk memastikan situasi yang dihadapi dalam suatu
upaya pertolongan. Sebagai penolong kita harus memastikan apa yang sebenarnya
kita hadapai, apakah ada bahaya susulan atau hal yang dapat membahayakan seorang
penolong. Ingatlah selalu bahwa seorang atau lebih sudah menjadi korban, jangan
ditambah lagi dengan penolong yang menjadi korban. Keselamatan penolong adalah
nomor satu. Saat tiba di lokasi kejadian,sudah dapat dipastikan bahwa keadaan aman
maka tindakan selanjutnya adalah :
1. Memastikan keselamatan penolong, penderita, dan orang-orang di sekitar
lokasi kejadian.
2. Penolong harus memperkenalkan diri, bila memungkinkan:
Nama Penolong
Nama Organisasi
Permintaan izin untuk menolong dari penderita / orang
3. Menentukan keadaan umum kejadian (mekanisme cedera) dan mulai
melakukan penilaian dini dari penderita.
4. Mengenali dan mengatasi gangguan / cedera yang mengancam nyawa.
5. Stabilkan penderita dan teruskan pemantauan.
6. Minta bantuan.
b) Penilaian Dini
Kesan umum
Seiring mendekati penderita, penolong harus mementukan apakah situasi penderita
tergolong kasus trauma atau kasus medis. jika termasuk kasus trauma maka
mempunyai tanda – tanda yang jelas terlihat atau teraba misalnya luka bakar, patah
tulang, dll
Jika termasuk kasus medis maka tanpa tanda – tanda yang terlihat atau teraba
misalnya sesak napas, pingsan,dll
3. Dada
Periksa perubahan bentuk, luka terbuka, atau perubahan kekerasan
Rasakan perubahan bentuk tulang rusuk sampai ke tulang belakan
Lakukan perabaan pada tulang
4. Abdomen
Periksa rigiditas (kekerasan)
Periksa potensial luka dan infeksi
Mungkin terjadi cedera tidak terlihat, lakukan perabaan
Periksa adanya pembengkakan
5. Punggung
Periksa perubahan bentuk pada tulang rusuk
Periksa perubahan bentuk sepanjang tulang belakang
Riwayat Penderita
Pelaporan
Biasakanlah untuk membuat laporan secara tertulis. Laporan ini berguna sebagai
catatan anda, PMI dan bukti medis.
Hal-hal yang sebaiknya dilaporkan adalah :
Umur dan jenis kelamin penderita
Keluhan Utama
Tingkat respon
Keadaan jalan napas
Pernapasan
Sirkulasi
Pemeriksaan Fisik yang penting
KOMPAK yang penting
Penatalaksanaan
Pingsan
Pingsan adalah suatu keadaan tidak sadarkan diri seperti orang tidur pada seseorang
akibat sakit, kecelakaan, kekurangan oksigen, kekurangan darah, keracunan,
terkejut/kaget, lapar/haus, kondisi fisik lemah, dan lain sebagainya. Pingsan
(Syncope/collapse) yaitu hilangnya kesadaran sementara karena otak kekurangan O2,
kecelakaan, lapar, terlalu banyak mengeluarkan tenaga, terkejut / kaget, dehidrasi
(kekurangan cairan tubuh), anemia, dan lain-lain
Penilaian Keadaan
Hal pertama yang dilakukan ketika melakukan adalah penilaian keadaan. Terdapat 3
pertanyaan umum yang dapat menunjang penilaian keadaan.
1. Bagaimana kondisi saat itu?
2. Kemungkinan apa saja yang akan terjadi?
3. Bagaimana mengatasinya?
Secara umum tugas penolong saat tiba dilokasi adalah sebagai berikut:
1. Memastikan keselamatan penolong, penderita dan orang disekitarnya. Ingat!
Amankan diri sendiri terlebih dahulu! Keselamatan penolong nomor 1.
2. Penolong memperkenalkan diri(nama, nama organisasi dan minta izin).
3. Menentukan keadaan umum kejadian (mekanisme cedera) dan mulai melakukan
penilaian dini.
3. Mengenali dan mengatasi gangguan/cedera yang mengancam jiwa.
4. Stabilkan penderita dan teruskan pemantauan.
5. Minta bantuan.
Penilaian Dini
Setelah melakukan penilaian keadaan, saatnya melakukan penilaian dini. Ada 6 langkah
penilaian dini. Kesan umum, memerika respon, A,B,C, dan hubungi bantuan.
a. Kesan Umum
Pada langkah ini, penolong harus menentukan apakah kasus yang dihadapi adalah
kasus trauma atau kasus medis.
Kasus trauma adalah kasus yang disebabkan ruda paksa, mempunyai tanda yang jelas
terlihat dan atau teraba.
Kasus medis adalah kasus yang diderta seseorang tanpa ada riwayat ruda paksa.
b. Memeriksa Respon
Respon seorang penderita adalah suatu cara sederhana untuk mendapatkan gambaran
berat ringannya gangguan yang terjadi dalam otak. Respon penderita dibagi 4 tingkat,
yaitu ASNT. Awas(A), Suara(S), Nyeri(N), Tidak respon(T)
PEMERIKSAAN FISIK
Setelah melakukan penilaian dini, maka penanganan cedera yang dianggap berbahaya
harus segera dilakukan.
Penilaian terarah bertujuan agar penolong dapat melakukan penatalaksanaan yang
terbaik sesuai dengan keadaan yang dihadapi. Hal ini penting untuk menunjukkan sikap
profesional penolong bahwa penolong segera melakukan tindakan pertolongan
secepatnya berorientasikan masalah yang dihadapi.
Prinsip pemeriksaan fisik menyeluruh penderita:
a. Pemeriksaan fisik merupakan pemeriksaan yang meliputi seluruh tubuh penderita.
Tujuannya untuk menemukan berbagai tanda.
b. Pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematiks dan berurutan, biasanya dari ujung
kepala sampai ujung kaki, namun dapat berubah sesuai dengan kondisi penderita.
Pada penderita cedera, harus dicari adanya P.L.N.B yang merupakan singkatan dari:
Perubahan bentuk (P)
Luka Terbuka (L)
Nyeri Tekan (N)
Bengkak (B)
Pemeriksaan fisik harus dilakukan dari ujung kepala sampai ujung kaki dengan teliti. Berikut
bagian-bagian yang harus diperiksa tersebut:
Kepala
Kulit kepala dan tulang tengkorak, termasuk tulang-tulang bawah. Telinga dan Hidung.
Pada bagian Mata ada hal-hal penting lagi yang harus diperhatikan, antara lain :
a. Manik mata(pupil), kamu bisa memeriksanya dengan menggunakan senter
kecil;
b. Gerakan bola mata;
c. Kelopak mata;
d. Bagian putih mata;
e. Bagaimana refleksnya, misalnya dengan mengibas-ngibaskan tangan.
Catatan : JANGAN BERUSAHA MENGELUARKAN KOTORAN YANG MENEMPEL
DI BAGIAN HITAM MATA.
TANDA VITAL
Beberapa peralatan yang diperlukan untuk melakukan pemeriksaan tanda vital, yaitu :
1. Jam tangan dengan penunjuk detik yang jelas;
2. Senter kecil;
3. Stetoskop;
4. Sfigmomanometer;
5. Termometer;
6. Alat tulis untuk mencatat.
Pemeriksaan Pernafasan
Saat menghitung frekuensi pernafasan pada penderita respons jangan biarkan ia
mengetahuinya. Satu pernafasan adalah satu kali menghirup nafas dan satu kali
mengeluarkan nafas.
Pada penderita yang berkulit relatif gelap, maka perubahan dapat dilihat pada bibir, bawah
kuku, telapak tangan, bagian putih mata, bagian dalam kelopak mata bawah, gusi dan lidah.
Tekanan Darah adalah besarnya tekanan yang diterima dinding pembuluh nadi pada saat
darah dipompa melalui pembuluh darah
Tekanan SISTOLIK adalah tekanan yang diukur pada saat jantung memompa darah ke
dalam pembuluh nadi.
Tekanan DISTOLIK adalah tekanan pada saat jantung sedang tidak memompa darah atau
dengan kata lain tekanan diantara dua denyut jantung
Bila penderita stabil dan keadannya cukup parah, maka penilaian dilakukan setiap 5 menit
sekali. Bila penderita tenang dan stabil, maka pemeriksaan dilakukan setiap 15 menit
sekali.
PELAPORAN
Dalam pelaporan sebaiknya dicantumkan :
1. Umur dan jenis kelamin penderita;
2. Keluhan utama;
3. Tingkat respons;
4. Keadaan jalan nafas;
5. Pernafasan
6. Sirkulasi;
7. Pemeriksaan fisik yang penting;
8. KOMPAK yang penting;
9. Penatalasanaan;
10. Pekembangan yng dianggap penting.
Yang pertama Dengan cara mengukur suhu kemudian melakukan periksa nadi dan
pernafasan dilakukan bersamaan kemudian kami melakukan pemeriksaan tekanan darah
sikorban.
Suhu Tubuh 37O C Normal
Nadi 60/90 X Per menit Normal
Pernapasan 12-20 X Per menit Normal
Tekanan Darah 120/80 Normal
Mengingat wawancara yang dilakukan dapat berkembang sangat luas, untuk membantu
digunakan akronim : KOMPAK
K = Keluhan Utama (gejala dan tanda)
sesuatu yang sangat dikeluhkan penderita
O = Obat-obatan yang diminum.
Pengobatan yang sedang dijalani penderita atau obat yang baru saja
diminum atau obat yang seharusnya diminum namun ternyata belum
diminum.
M = Makanan/minuman terakhir
Peristiwa ini mungkin menjadi dasar terjadinya kehilangan respon pada
penderita. Selain itu data ini juga penting untuk diketahui bila ternyata
penderita harus menjalani pembedahan kemudian di rumah sakit.
P = Penyakit yang diderita
Riwayat penyakit yang diderita atau pernah diderita yang mungkin
berhubungan dengan keadaan yang dialami penderita pada saat ini,
misalnya keluhan sesak napas dengan riwayat gangguan jantung 3 tahun
yang lalu.
A = Alergi yang dialami.
Perlu dicari apakah penyebab kelainan pada pasien ini mungkin merupakan
suatu bentuk alergi, biasanya penderita atau keluarganya sudah
mengetahuinya
PMR MTs Negeri 3 Kota Bekasi Periode 2018/2019 30
K = Kejadian.
Kejadian yang dialami korban, sebelum kecelakaan atau sebelum timbulnya
gejala dan tanda penyakit yang diderita saat ini.
Wawancara ini dapat dilakukan sambil memeriksa korban, tidak perlu menunggu sampai
pemeriksaan selesai dilakukan.
Bila ada formulirnya sertakan form laporan ini kepada petugas yang mengambil alih korban
dari tangan anda.
Serah terima dapat dilakukan di lokasi, yaitu saat tim bantuan datang ke tempat anda, atau
anda yang mendatangi fasilitas kesehatan.