Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

TENTANG
“PEMBIDAIAN”

DISUSUN OLEH :

ARIS DANA BHAKTI


1714201145

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


STIKES PERINTIS PADANG
TAHUN AJARAN 2019/2020

PEMBIDAIAN
A. Defenisi bidai
Bidai adalah suatu alat yang bersifat kaku atau keras yang di gunakan pada patah tulang
(saputri, 2017). Pembidaian merupakan tindakan imobilisasi eksternal bagian tubuh yang
mengalami patah tulang menggunakan alat bernama bidai dan dipasang dengan menyesuaikan
bentuk tubuh agar tidak terjadi deformitas atau perubahan bentuk tubuh tidak sesuai anatomis
tubuh (asikin, nasir, podding, & takko, 2016).

B. Tujuan bidai
1. Mengurangi/menghilangkan nyeri dengan cara mencegah pergerakkan fragmen tulang,sendi
yang dislokasi dan jaringan lunak yang rusak.
2. Mencegah kerusakan lebih lanjut jaringan lunak (otot,medula spinalis,syaraf
perifer,pembuluh darah) akibat pergerakan ujung fragmen tulang.
3. Mencegah laserasi kulit oleh ujung fragmen tulang ( fraktur tertutup jadi terbuka).
4. Mencegah gangguan aliran darah akibat penekanan ujung fragmen tulang pada pembuluh
darah.
5. Mengurangi/menghentikan perdarahan akibat kerusakan jaringan lunak.

C. Alat dan bahan


1. Bidai
2. Pembalut
3. Kassa
4. Betadine
5. Nacl
6. Bengkok
7. Baki + alas tertutup
8. Pinset

D. Prosedur bidai
1. Siapkan alat-alat selengkapnya
2. Apabila penderita mengalami fraktur terbuka, hentikan perdarahan dan rawat lukanya
dengan cara menutup dengan kasa steril dan membalutnya.
3. Bidai harus meliputi dua sendi dari tulang yang patah. Sebelum dipasang, diukur dahulu
pada sendi yang sehat.
4. Bidai dibalut dengan pembalut sebelum digunakan. Memakai bantalan di antara bagian yang
patah agar tidak terjadi kerusakan jaringan kulit, pembuluh darah, atau penekanan syaraf,
terutama pada bagian tubuh yang ada tonjolan tulang.
5. Mengikat bidai dengan pengikat kain (dapat kain, baju, kopel, dll) dimulai dari sebelah atas
dan bawah fraktur. Tiap ikatan tidak boleh menyilang tepat di atas bagian fraktur. Simpul
ikatan jatuh pada permukaan bidainya, tidak pada permukaan anggota tubuh yang dibidai.
6. Ikatan jangan terlalu keras atau kendor. Ikatan harus cukup jumlahnya agar secara
keseluruhan bagian tubuh yang patah tidak bergerak.
7. Kalau memungkinkan anggota gerak tersebut ditinggikan setelah dibidai.
8. Sepatu, gelang, jam tangan dan alat pengikat perlu dilepas.

BALUTAN

PENGERTIAN
Membalut merupakan salah satu keterampilan yang harus dikuasai dengan baik oleh
dokter dan pemberi pelayanan kesehatan lainnya. Istilah pembalutmerujukpada aplikasi secara
luas maupun secara sempit pembalutan untuk tujuan terapeutik. Apapun alasannya, perlu diingat
bahwa jika tidak diterapkan dengan benar, membalut dapat lebih cepat dan mudah menyebabkan
injury. Tekanan pembalutan harus tidak melebihi tekanan hidrostatik intravaskuler, jika
membalut bertujuan untuk mengurangi pembentukan oedema tanpa meningkatkan tahanan
vaskuler yang dapat merusak aliran darah.
TUJUAN:
Menahan bagian tubuh supaya tidak bergeser dari tempatnya
Menahan pembengkakan yang dapat terjadi pada luka
Menyokong bagian tubuh yang cedera dan mencegah agar bagian itu tidak bergeser
Menutup bagian tubuh agar tidak terkontaminasi
Melindungi atau mempertahankan dressing lain pada tempatnya
MACAM:
Mitella adalah pembalut berbentuk segitiga
Dasi adalah mitella yang berlipat-lipat sehingga berbentuk seperti dasi
Pita adalah pembalut gulung
Plester adalah pembalut berperekat
Pembalut yang spesifik
Kassa steril

Mitella:

Bahan pembalut terbuat dari kain yang berbentuk segitiga sama kaki dengan berbagai
ukuran. Pnjang kaki antara 50-100cm
Pembalut ini dipergunakan pada bagian kaki yang tebentuk bulat atau untuk
menggantung bagian anggota badan yang cedera
Pembalut ini biasa dipakai pada cedera di kepala, bahu, dada, siku, telapak tangan,
pinggul, telapak kaki, dan untuk menggantung lengan.

Dasi:
Pembalut ini adalah mitella yang dilipat-lipat dari salah satu sisi segitiga agar beberapa
lapis dan berbentuk seperti pita dengan kedua ujung-ujungnya lancip dan lebamya antara
5-10cm.
Pembalut ini biasa dipergunakan untuk membalut mata, dahi (atau bagian kepala yang
lain), rahang, ketiak, lengan, siku, paha, lutut, betis dan kaki terkilir.

Pita ( Gulung ):

Pembalut ini dapat dibuat dari kain katun, kain kassa, flanel atau bahan elastis.
Yang paling sering adalah dari kassa, hal ini karena kassa mudah menyerap air, darah dan
tidak mudah bergeser ( Kendor).
Macam-macam pembalut dan penggunaannya :
Lebar 2,5 cm - Biasa untuk jari-jari
Lebar 5cm - Biasa untuk leher dan pergelangan tangan
Lebar 7,5 cm -Biasa untuk kepala, lengan atas, lengan bawah, betis dan kaki
Lebar 10 cm -Biasa untuk paha dan sendi pinggul
Lebar >10-15cm -Biasa untuk dada, perut, dan punggung

Plester:

Pembalut in untuk merekatkan penutup luka, untuk fiksasi pada sendi yang terkilir, untuk
merekatkan pada kelainan patah tulang.
Khusus untuk penutup luka, biasa dilengkapi dengan obat anti septic

Pembalut yang spesifik

Snelverband adalah pembalut pita yang sudah ditambah dengan kassa penutup luka dan
steril, baru dibuka pada saat akan dipergunakan, sering dipakai pada luka-luka lebar yang
terdapat pada badan.
Sufratulle adalah kassa steril yang telah direndam dengan obat pembunuh kuman. Biasa
dipergunakan pada luka-luka kecil
Kasa SterilAdalah kassa yang dipotong dengan berbagai ukuran untuk menutup luka
kecil yang sudah diberi obat-obatan ( antibiotik, antiplagestik). Setelah ditutup kassa itu
kemudian baru dibalut.
ALAT DAN BAHAN
Elastik perban
Kain mitella
Plester
Pembalut yang spesifik
Kassa steril
PROSEDUR PEMBALUTAN
Perhatikan tempat atau letak yang akan dibalut dengan menjawab pertanyaan
Bagian dari tubuh yang mana ?
Apakah ada luka terbuka atau tidak ?
Bagaimana luas luka tersebut ?
Apakah perlu membatasi gerak bagian tubuh tertentu atau tidak ?
Pilih jenis pembalut yang akan dipergunakan ! dapat salah satu atau kombinanasi
Sebelum dibalut jika luka terbuka periu diberi desinfektan atau dibalut den< pembalut
yang mengandung desinfektan atau dislokasi periu direposisi
Tentukan posisi balutan dengan mempertimbangkan:
Dapat membatasi pergeseran atau gerak bagian tubuh yang memang perlu difiksasi
Sesedikit mungkin membatasi gerak bagian tubuh yang lain
Usahakan posisi balutan yang paling nyaman untuk kegiatan pokok penderita
Tidak mengganggu peredaran darah, misalnya pada balutan beriapis, lapis yang paling
bawah letaknya disebelah distal
Tidak mudah kendor atau lepas

Cara membalut dengan mitella

Salah satu sisi mitella dilipat 3 -4 cm sebanyak 1 -3 kali


Pertengahan sisi yang telah terlipat diletakkan diluar bagian yang akan dibalut, lalu
ditarik secukupnya dan kedua ujung sisi itu diikatkan
Salah satu ujung yang bebas lainnya ditarik dan dapat diikatkan pada ikatan b, atau
diikatkan pada tempat lain maupun dapat dibiarkan bebas, hal ini tergantung pada tempat
dan kepentingannya

Cara pembalutan dengan dasia.


Pembalut mitella dilipat-lipat dari salah satu sisi sehingga berbentuk pita dengan masing-
masing ujung lancip
Bebatkan pada tempat yangakan dibalut sampai kedua ujungnya dapat diikatkan
Diusahakan agar balutan tidak mudah kendor dengan cara sebelum diikat arahnya saling
menarik
Kedua ujungnya diikatkan secukupnya

Cara membalut dengan pita

Berdasar besar bagian tubuh yang akan dibalut maka dipilih pembalutan pitaukuran lebar
yang sesuai
Balutan pita biasanya beberapa lapis, dimulai dari salaah satu ujung yang diletakkan dari
proksimal ke distal menutup sepanjang bagian tubuh , yang akan dibalut kemudian dari
distal ke proksimal dibebatkan dengan. arah bebatansaling menyilang dan tumpang tindih
antara bebatan yang satu dengan bebatan berikutnya
Kemudian ujung yang dalam tadi (b) diikat dengan ujung yang lain secukupnya

Cara membalut dengan plester

Jika ada luka terbukaluka diberi obat antiseptiktutup luka dengan kassabaru lekatkan
pembalut plester
Jika untuk fiksasi (misalnya pada patah tulang atau terkilir)-balutan plester dibuat
"strapping"dengan membebat berlapis-lapis dari distal ke proksimal, dan untuk
membatasi gerakkan tertentu perlu masing-masing ujungnya difiksasi dengan plester

Penggunaan pembalut yang steril

Biasanya dijual dalam bahan yang steril dan baru dibuka pada saat akan digunakan
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/27992/6.%20BAB%20II.pdf?
sequence=6&isAllowed=y
https://www.academia.edu/29249367/LP_Bidai_RESTRAIN_NOVI.docx
file:///C:/Users/hp/Downloads/PEMBALUTAN%20DAN%20PEMBIDAIAN.pdf
http://meongnoque.blogspot.com/2013/02/bidai.html

Anda mungkin juga menyukai