1. Perkembangan Biologis
Saat umur 6-12 tahun, pertumbuhan rerata 5 cm per tahun untuk tinggi badan dan
meningkat 2-3 kg per tahun untuk berat badan. Selama usia tersebut, anak laki-laki dan
perempuan memiliki perbedaan ukuran tubuh. Anak laki-laki cenderung kurus dan tinggi,
anak perempuan cenderung gemuk. Pada usia ini, pembentukan jaringan lemak lebih cepat
perkembangannya dari pada otot.
2. Perkembangan Psikososial
3. Temperamen
4. Perkembangan Kognitif
Menurut Piager, usia ini berada dalam tahap operasinal konkret, yaitu anak
mengekspresikan apa yang dilakukan dengan verbal dan simbol. Selama periode ini
kemampuan anak belajar konseptual mulai meningkat dengan pesat dan memiliki
kemampuan belajar dari benda, situasi dan pengalaman yang dijumpainya.
Kemampuan anak yang dimiliki dalam tahap operasional konkret :
1. Konservasi, menyukai sesuatu yang daoat dipelajari secara konkret bukan magis
2. Klasifikasi, mulai belajar mengelompokkan, menyusun dan mengurutkan
3. Kombinasi, mulai mencoba belajar dengan angka dan huruf sesuai dengan
keinginannya yang dihubungkan dengan pengalaman yang diperoleh sebelumnya
5. Perkembangan Moral
6. Perkembangan Spiritual
Anak usia sekolah menginginkan segala sesuatunya adalah konkret atau nyata dari pada
belajar tentang “God”. Mereka mulai tertarik terhadap surga dan neraka sehingga cenderung
melakukan atau mematuhi peraturan, karena takut bila masuk neraka. Anak mulai belajar
tentang alam nyata dan sulit memahami simbol-simbol supranatural sehingga konsep-konsep
religius perlu disajikan secara konkret atau nyata dan juga mencoba menghubungkan
fenomena yang terjadi dengan logika.
7. Perkembangan Bahasa
Pada usia ini terjadi penambahan kosa kata umum yang berasal dari berbagai pelajar di
sekolah, pembicaraan, dan media. Kesalahan pengucapan mengalami penurunan karena
selama mencari pengalaman anak sudah mendengar pengucapan yang benar sehingga mampu
mengucapkan dengan benar. Pembentukan kalimatnya teratur dan tidak terpotong potong
setelah usia 9 tahun. Untuk meningkatkan pengertian terhadap bahasa, anak perlu di beri
kesempatan mendengar radio dan menonton tv untuk meningkatkan konsentrasi dan
pengertian. Juga perlu di libatkan dalam pembicaraan social sehingga egosentrisnya sedikit
hilang. Pembicaraan yang di lakukan dalam tahap ini lebih terkendali dan terseleksi karena
anak menggunakan pembicaraan sebagai alat komunikasi.
8. Perkembangan Sosial
Ahir masa kanak-kanak sering di sebut usia kelompok, yang di tanda dengan adanya
minat terhadap aktifitas teman-teman dan meningkatnya keinginan yang kuat untuk di terima
sebagai anggota kelompok, wujud dari aktivitas ini banyak orang menyebut sebagai geng
anak tapi berbeda tujuanya dengan geng remaja, tujuan dari geng anak di antaranya
menperoleh kesenangan dengan bermain.
9. Perkembangan Seksual
Masa ini anak mulai belajar tentang seksualnya dari teman temanya terlebih guru dan
pelajar di sekolah, anak mulai brupaya menyesuaikan penampilan, pakaian, dan bahkan gerak
geriknya sesuai dengan peran seks nya, kecendrungan pada masa ini anak mengembangkan
minat minat sesua dengan dirinya, di sini peran orang tua sangat penting untuk
mempersiapkan anak menjelang pubertas.
Perkembangan konsep diri sangat di pengaruhi oleh mutu hubungan dengan orang tua,
saudara dan sanak keluarga yang lain. Saat usia ini anak anak membentuk konep diri ideal,
seperti dalam tokoh tokoh sejarah, cerita khayal, sandiwara, film dan tokoh nasional atau
dunia yang di kagumi, untuk membangun ego ideal yang menurut van den daele berfungsi
sebagai standar perilaku umum yang di internalisasi. Pada usia ini pula anak pada umumnya
mencari identitas diri agar di terima oleh kelompoknya karna takut kehilangan dukungan dari
kelompoknya.
11. Bermain
Bermain di anggap sangat penting untuk perkembangan fisik dan fisiologi karena selama
bermain anak mengembangkan berbagai keterampilan social sehingga memungkinkannya
untuk menikmati keanggontaan kelompok dalam masyarakat anak-anak
Bermain konstruktif : membuat sesuatu hanya untuk bersenang senag saja tanpa
memikirkan manfaatnya seperti menggambar, melukis, dam membentuk sesuatu
Menjelajah : ingin bermain jauh dari lingkungan rumah
Mengumpulkan : benda benda yang menarik perhatin dam minatnya, membawa benda
ke rumah, menyimpan dalam laci, dan tidak memperlihatkan koleksinya dalam laci
Hiburan : anak ingin meluangkan banyak waktu untuk membaca, mendengar radio,
menonton, atau melamun
Setelah kita mempelajari sedikit tentang perkembangan anak usia sekolah, sekarang kita
membahas yang berhubungan dengan keluarga, keluarga dengan tahap enak usia sekolah
merupakan salah satu tahap yang mesti di lalui dan merupakan masa masa yang sibuk bagi
orang tuanya dan banyak nya kegiatan yang di lakukan oleh anak-anak, pada tahap ini tugas
perkembangan keluarga yaitu :
Di sampimg itu, orangtua memiliki tanggung jawab seperti yang telah di atur dalam UU
no 4 tahun1979 pasal 9 tentang “orang tua adalah yang pertama-tama bertanggung jawab atas
terwujudnya kesejahteraan anak bisa secara rohani, jasmani, maupun social”. Dengan
demikian seharusnya anak yang setiap harinya tinggal bersama orang tua akan dapat dan
selalu tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai usianya.
Bila orang tua dan keluarga menyadari tenggung jawabnya maka anak akan mempeoleh
hak-haknya sesuai yang tertulis di UU No.4 tahun1979 pasal 2 :
1. Anak berhak atas kesejahteraan, perawatan, asuhan, dan bimbingan berdasarkan kasih
sayang, baik dalam keluarga maupun dalam suhan khusus untuk tumbuh kembang
secara wajar
2. Anak berhak atas pelayanan untuk mengembangkan kemampuan dan kehidupan
sosialnya, sesuai dengan Negara yang baik dan berguna
3. Anak berhak atas pemeliharaan dan perlindungan baik semasa dalam kandungan
maupun setelah di lahirkan.
4. Anak berhak atas lingkungan hidup yang dapat membahayakan atau menghambat
pertumbuhan dan perkembangannya dengan wajar
MASALAH ANAK USIA SEKOLAH
Masalah-masalah yang sering terjadi pada anak usia sekolah meliputi bahaya fisik dan
psikologis.
1. Bahaya Fisik
a. Penyakit
Penyakit infeksi pada usia sekolah jarang sekali terjadi dengan adanya kekebalan yang
didapat dari imunisasi yang pernah didapatkan semasa bayi dan diulang pada kelas 1 atau
6.
b. Kegemukan
Kegemukan terjadi bukan karena adanya perubahan pada kelenjar, tetapi akibat
banyaknya karbohidrat yang dikonsumsi.
Bahaya kegemukan yang mungkin dapat terjadi :
Anak kesulitab mengikuti kegiatan bermain sehingga kehilangan kesempatan untuk
mencapai keterampilan yang penting untuk keberhasilan sosial
Teman-temannya sering mengganggu dan mengejek dengan sebutan “gendut” atau
sebutan lain sehingga anak merasa rendah diri
c. Kecelakaan
d. Kecanggungan
Pada masa ini, anak mulai membandingkan kemampuannya dengan teman sebaya.
Bila muncul perasaan tidak mampu dapat menjadi dasar untuk rendah diri.
e. Kesederhanaan
Kesederhanaan sering dilakukan oleh anak-anak pada saat apapun. Orang yang lebih
dewasa memandangnya sebagai perilaku yang kurang menarik sehingga anak
menafsirkan sebagai penolakan yang dapat memengaruhi perkembangan konsep diri
anak.
2. Bahaya Psikologis
a. Bahaya Dalam Berbicara
Ada 4 bahaya dalam berbicara yang umum terdapat pada anak usia sekolah :
Kosa kata yang kurang dari rata-rata menghambat tugas-tugas disekolah dan
menghambat komunikasi dengan orang lain
Kesalahan dalam berbicara, seperti salah ucap dan kesalahan tata bahasa, cacat
dalam berbicara seperti gagap atau pilat, akan membuat anak menjadi sadar diri
sehingga anak hanya berbicara bila perlu
Anak yang mempunyai kesulitan berbicara dalam bahasa yang digunakan dalam
lingkungan sekolah akan terhalang dalam usaha untuk berkomunikasi dan mudah
merasa bahwa ia “;berbeda”
Pembicaraan yang bersifat egosentris, yang mengkritik dan merendahkan orang
lain dan yang bersifat akan membual akan ditentang oleh temannya.
b. Bahaya Emosi
Anak akan dianggap tidak matang baik oleh teman-teman sebaya maupun orang
dewasa, bila ia masih menunjukkan pola-pola ekspresi emosi yang kurang
menyenangkan, seperti marah yang meledak-ledak, dan juga bila emosi yang buruk
seperti marah dan cemburu masih sangat kuat sehingga kurang disenangi orang lain.
c. Bahaya Bermain
Anak yang kurang memiliki dukungan sosial akan merasa kekurangn kesempatan
untuk mempelajari permainan dan olah raga yang penting untuk menjadi anggota
kelompok. Anak yang dilarang berkhayal karena membuang waktu atau dilarang
melakukan kegiatan kreatif dan bermain akan mengembangkan kebiasaan penurut yang
kaku.
Anak yang mempunyai konsep diri yang ideal biasanya merasa tidak puas pada diri
sendiri dan tidak puas pada perlakuan orang lain. Bila konsep sosialnya didasarkan pada
berbagai stereotip, ia cenderung berprasangka dan bersikap diskriminatif dalam
memperlakukan orang lain. Karena konsepnya berbobot emosi maka itu cenderung
menetap dan terus memberikan pengaruh buruk pada penyesuaian sosial anak.
ASUHAN KEPERAWATAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
DENGAN USIA SEKOLAH
A. Pengkajian
Dalam tahap pengkajian, data yang perlu diperoleh oleh perawat yaitu data yang
berhubungan dengan keluarga dan anak.
Pengkajian yang berhubungan dengan keluarga
1. Identitas :nama KK, alamat, Komposisi keluarga (nama, seks, hubungan keluarga,
tempat dan tanggal lahir, pendidikan dan pekerjaan), tipe keluarga, suku/budaya yang
dianut keluarga, agama, status social, aktivitas keluarga
2. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga : Tahap perkembangan keluarga saat ini,
tugas perkembangan yang sudah pernah dilakukan, riwayat keluarga inti, riwayat
keluarga suami istri.
Pengkajian yang behubungan dengan anak usia sekolah
1. Identitas anak.
2. Riwayat kehamilan sampai kelahiran.
3. Riwayat kelahiran bayi sampai saat ini.
4. Kebiasaan saat ini (pola perilaku dan kegiatan sehari-hari)
5. pertumbuhan dan perkembangan saat ini(termasuk kemampuan yang telah
dicapai)
6. Pemeriksaan fisik.
3. Data lingkungan
- Karakteristik rumah (tipe tempat tinggal, kondisi rumah, amati keadaan umum
kebersihan dan sanitasi rumah, unit teritorial keluarga, pengaturan privasi dan
bagaimana perasaan keluarga mengenai edukasi privasi, ada tidak nya bahaya
keamanan, pembuangan samoah keluarga, perasaan puas/tidak dari anggota
keluarga dengan pengaturan/penataan rumah)
- karakteristik tetangga dan komunitasnya: tipe lingkungan/komunitas (desa, kota,
subkota, antarkota), karakteristik etnik dan kelas sosiak penghuni, kepadatan
populasi.
- mobilitas geografi keluarga: berapa lama keluarga tinggal diwilayahtersebut,
bagaimana riwayat mobilitas geografis dan keluarga, dari mana keluarga tersebut
berpindah atau bermigrasi,
- asosiasi transaksi keluarga dengan komunitas: siapa anggota keluarga yang
menggunakan pelayanan komunitas atau lembaga pelayanan apa yang dikenal
komunitas, seberapa jauh dan sebrap sering menggunakannya, bagaimana cara
keluarga memandang komunitasnya.
- Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat, sistem pendukung
keluarga.
4. Struktur keluarga
- Struktur peran: struktur peran formal (posisi dan peran formal dipenuhi setiap
keluarga, apakah peran dapat diterima dan konsisten terhadap anggota keluarga,
kompeten anggota keluarga melakukan peran, fleksibilitas dalam peran jika
dibutuhkan); struktur peran informal (peran informal atau peran samar yang ada di
keluarga, tujuan kehadiran peran-peran yang diidentifikasi sebagai peran informal,
apa pengaruh, adakah peran disfungsional informal dalam keluaraga),
- nilai atau norma keluarga (penggunaan metode perbandingan dan membedakan
member kesan dengannilai dari kebudayaan yang dominan dan kelompok keluarga,
perbedaan dalam system nilai),
- pola komunikasi keluarga (mengobservasi keseluruhan keluarga secara
menyleluruh, seberapa sering komunikasi fungsional dan disfungsional digunakan,
apakah keluarga memberikan respon yang baik, bagaimana pesan-pesan emosional
disampiakan dalam keluarga maupun subsistem, bagaimana frekuensi dan kualitas
komunikasi yang berlangsung, )
- Struktur kekuatan keluarga (siapa yang mengambil keputusan, seberapa penting
keputusan ini bagi keluarga, teknik-teknik khusus apa yang digunakan dalam
pengambilan keputusan, atas dasar apa keputusan di ambil)
5. Fungsi keluarga
- fungsi afektif: (saling asuh, keakraban, identifikasi sejauh man aanggota keluarga
saling asuh dan mendukung, apakah terdapat perasaan keakraban dan keintiman
diantara keluarga, bagaimana keluarga menghadapi isu-isu keterpisahan dan
keterkaitan, sejauh mana keluarga merasa kan kebutuhan individu lain dalam
keluarga, apakah kebutuhan, minat dan perbedaan dalam keluarga saling dihormati
anggota keluarga)
- fungsi sosialisasi: (kaji praktik kleuarga dalam membesarkan anak dalam
pengambilan perilaku, otonomi dan ketergantunagn , member dan menerima cinta,
seberapa adaptif praktik keluarga, siapa yang bertanggung jawab dalam
membesarkan anak atau fungsi sosialisasi)
- fungsi pemenuhan kesehatan ( keyakinan , niaki dan perilaku kesehatan, definisi
dan tingkat pengetahuan keluarga tentang sehat saki, status kesehatan keluarga dan
kerentanan terhadap sakit yang dirasa, praktik diet keluarga, kebiasaan tidur dan
beristirahat, praktik aktifitas fisik dan rekreasi, praktik penggunaan obat terapeutik
dna penenang alcohol serta tembakau dikeluarga, peran keluarga dalam peraktik
peratan diri, tindakan pencegahan secara medis, terapi komplementer dan
alternative yang diguanakan kelaurga, riwayat kesehatan keluarga, layanan
perawatan kesehatan yang diterima, perasaan dan persepsi mengenai pelayanan
kesehatan, pelayanan kesehatan darurat, sumber pelayanan, logistic untuk
mendapatkan perawatan)
B. Diagnosa Keperawatan
1. Masalah actual/resiko
a. Gangguan pemenuhan nutrisi : lebih atau kurang dari kebutuhan tubuh
b. Menarik diri dari lingkungan social ( menyendiri )
c. Ketidakberdayaan mengerjakan tugas sekolah
d. ( mudah dan sering ) marah
e. Menurunnya atau berkurangnya minat terhadap tugas sekolah yang dibebankan
f. Berontak / menentang terhadap peraturan keluarga
g. Keengganan melakukan kewajiban agama
h. Ketidakmampuan berkomunikasi secara verbal
i. Gangguan komunikasi verbal
j. Gangguan pemenuhan kebersihan diri ( akibat banyak waktu yang digunakan untuk
bermain )
k. Nyeri ( akut , kronis )
l. Trauma atau cedera pada system integument dan gerak
2. Potensial / sejahtera
a. Meningkatnya kemandirian anak
b. Peningkatan daya tahan tubuh
c. Dimulainya tahap industry pada anak
d. Hubungan dalam keluarga yang harmonis
e. Terpenuhinya kebutuhan anak sesuai tugas perkembangannya
f. Pemeliharaan kesehatan yang optimal
C. Intervensi Keperawatan
Level 3 : hasil :
1606 berpartisipasi
dalam keputusan
perawatan kesehatan
Level 3: hasil:
3000 kepuasan klien
terhadap megakses
sumber-sumber
perawatan.
3001 kepuasan klien
terhadap caring.
3015 kepuasan klien
terhadap manajemen
kasus.
3002 kepuasan klien
terhadap komunikasi
D. Implementasi keperawatan
Implementasi keperawatan adalah serangkaian dilakukan oleh perawat untuk
membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan yang
lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan.
E. Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatan adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses
keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan,
dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai.
DAFTAR PUSTAKA