1. Pengertian
Pemberian oksigen melalui alat nasal kanul atau masker. Nasal kanul digunakan untuk
memberikan oksigen konsentrasi (FiO2) rendah (bila 24% berikan 1 liter/menit, bila 28%
berikan 2 liter/menit, dan bila 35-40% mendapat 4-6 liter/menit). Face mask digunakan
untuk memberikan oksigen dengan konsentrasi lebih dari nasal kanul (30-60%) pada 5-8
liter/menit.
2. Tujuan
3. Indikasi
a. Nasal kanul untuk terapi oksigen dengan kebutuhan oksigen rendah hingga sedang,
laju 1-4 L/menit tanpa sistem humidifikasi dan 1-10 L/menit dengan sistem
humidifikasi. Pasien perlu menggunakan metode terapi oksigen yang berbeda jika
kebutuhan oksigen melebihi batas maksimal tersebut
b. Indikasi terapi oksigen adalah hipoksia, yang ditandai dengan PaO2 < 60 mmHg dan
SaO2 < 90%. Pemilihan nasal kanul atau metode terapi oksigen lainnya didasarkan
pada usia, kebutuhan oksigen atau tujuan terapeutik, toleransi pasien, dan kebutuhan
humidifikasi.
c. Nasal kanul tanpa sistem humidifikasi dapat digunakan untuk terapi oksigen dengan
laju 1-4 L/menit. Pada anak di bawah 2 tahun, laju oksigen maksimal 2 L/menit, dan
pada neonatus, laju maksimal 1 L/menit.
d. Nasal kanul dengan sistem humidifikasi dapat digunakan untuk terapi oksigen hingga
10 L/menit. Laju oksigen maksimal pada anak dengan berat badan <30 kg adalah 6
L/menit, dan pada anak di bawah 2 tahun 4 L/menit.
4. Kontraindikasi
Kontraindikasi utama terapi oksigen dengan nasal kanul adalah jalan napas yang
tersumbat, baik akibat trauma hidung, penggunaan tampon hidung, atau akibat
infeksi/inflamasi.
Kontraindikasi lain nasal kanul adalah pada pasien tanpa hipoksia. Penggunaan
nasal kanul tanpa adanya hipoksia justru akan menyebabkan kerusakan jaringan
akibat peningkatan reactive oxygen species (ROS).
5. Komplikasi
Komplikasi pada mukosa hidung, iritasi kulit, serta risiko hiperoksia dan hiperkapnia.
Risiko komplikasi pada mukosa berupa rasa tidak nyaman akibat keringnya mukosa
hidung, serta epistaksis pada aliran >6 L/menit tanpa sistem humidifikasi.
b. Persipan Pasien
Persiapan yang dilakukan untuk pemasangan kanula hidung oksigen antara lain:
Lakukan penilaian klinis pada pasien untuk memastikan indikasi tindakan
terpenuhi. Pastikan pasien mengalami hipoksia melalui pemeriksaan saturasi
oksigen menggunakan oksimeter.
Pastikan tidak ada obstruksi jalan napas pada hidung. Jika terdapat produksi
mukus berlebih, sedot menggunakan suction.
Edukasi pasien mengenai tujuan tindakan.
8. Prosedur Tindakan
Tahap Pra Interaksi
a. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
b. Mencuci tangan
c. Menempatkan alat di dekat pasien
Tahap Orientasi
a. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
b. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga/pasien
c. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
Tahap Kerja
1. Berikan salam terapeutik
2. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan dan tujuannya
3. Cuci tangan
4. Posisikan pasien semi fowler
5. Siapkan alat sesuai kebutuhan prosedur dan dekatkan kesamping tempat tidur klien
6. Kaji fungsi pernafasan klien, adanya tanda hipoksia, dan hasil analisis gas darah
klien
7. Kaji kondisi mulut dan hidung klien (bila kotor, bersihkan)
8. Pastikan tabung humidifier terisi cairan secara adekuat
9. Sambungkan nasal kanul/masker ke selang oksigen dan ke sumber oksigen yang
sudah di humidifikasi
10. Berikan oksigen sesuai dengan program terapi
11. Pastikan oksigen mengalir dengan baik ke klien
12. Beri fiksasi pada kanula
13. Cek kanul/ face mask, humidifier, dan sumber oksigen tiap 8 jam
14. Pertahankan level air pada botol humidifier setiap waktu tahap
Terminasi
Brunner & suddart. 2011. Buku ajar keperawatan medical bedahEdisi 8 volume 3.
Jakarta: EGC
Grippi MA, Elias JA, Fishman JA, Kotloff R, Pack AI, Senior RM. Fishman’s
Pulmonary Diseases and Disorders. 5th ed. New York: McGraw-Hill; 2015.
https://www.alomedika.com/tindakan-medis/neurologi/eeg/indikasi