Anda di halaman 1dari 15

PEMBALUTAN DAN PEMBIDAIAN

A. PEMBALUTAN
Syahirul Alim, SKp. , Sutono, SKp
dr.Santoso Budiharjo,M.Kes
1. Judul Ketrampilan : Pembalutan dan Pembidaian
2. Skenario
Tn. Nazarudin, buruh pekerja bangunan, terjatuh saat bekerja
dan tampak darah keluar daru pergelangan tangan dan tangan
tampak memar serta nyeri
3. Pengantar
a. Ruang Lingkup
Ketrampilan pembalutan adalah ketrampilan yang penting
dikuasai oleh mahasiswa karena merupakan salah satu
prosedur yang digunakan untuk mengatasi perdarahan yang
mana jika perdarahan terjadi masif dapat mengancan nyawa.
semua mahasiswa harus mampu melakukan tindakan ini.
Untuk mencapai hal itu, seluruh mahasiswa harus mencoba
dan berlatih pembalutan dengan belajar bersama teman.
Tujuan :
Setelah belajar pembalutan mahasiswa mampu
- Mengidentifikasi kondisi yang memerlukan pembalutan
- Menghindari bagian tubuh agar tidak bergeser dari
tempatnya
- Mencegah terjadinya perdarahan yang berlebih
- Mencegah pembengkakan
- Menyokong bagian tubuh yang cedera dan mencegah
agar bagian itu tidak bergeser
- Mencegah terjadinya kontaminasi

d. Hubungan dengan ketrampilan lain


1) Dressing
4. Aktivitas pembelajaran
No
1

Aktivitas
Pembukaan

Kegiatan
Utama

Penutup

Rincian aktivitas
Pengenalan alat, Apersepsi,
review teori ttg balut bidai
a. Memberikan kesempatan
beberapa mhs untuk
peragaan balut bidai
b. Memberikan contoh
/demonstrasi balut bidai
c. Memberikan kesempatan
semua mhs untuk
memperagakan balut bidai
Diskusi dan umpan balik

Durasi
10
menit
75
menit

15
menit

5. Teori Pengantar
Membalut adalah tindakan untuk menyangga atau menahan
bagian tubuh agar tidak bergeser atau berubah dari posisi yang
dikehendaki
Alat dan Bahan :
- Mitella adalah pembalut berbentuk segitiga
- Dasi adalah mitella yang berlipat-lipat sehingga
berbentuk seperti dasi
- Pita adalah pembalut gulung
- Plester adalah pembalut berperekat
- Pembalut yang spesifik
- Kassa steril
Mitella :
- Bahan pembalut terbuat dari kain yang berbentuk
segitiga sama kaki dengan berbagai ukuran. Pnjang kaki
antara 50-100cm

Pembalut ini dipergunakan pada bagian kaki yang


tebentuk bulat atau untuk menggantung bagian anggota
badan yang cedera
Pembalut inibaisa dipakai pada cedera di kepala, bahu,
dada, siku, telapak tangan, pinggul, telapak kaki, dan
untuk menggantung lengan.

Dasi :
- Pembalut ini adalah mitella yang dilipat-lipat dari salah
satu sisi segitiga agar beberapa lapis dan
berbentukseperti pita dengan kedua ujung-ujungnya
lancip dan lebarnya antara 5-10cm.
- Pembalut ini biasa dipergunakan untuk membalut mata,
dahi (atau bagian kepala yang lain ), rahang, ketiak,
lengan, siku, paha, lutut, betis dan kaki terkilir.
Pita ( Gulung ) :
- Pembalut ini dapat dibuat dari kain katun, kain kassa,
flanel atau bahan elastis. Yang paling sering adalah dari
kassa, hal ini karena kassa mudah menyerap air, darah
dan tidak mudah bergeser ( Kendor ).
- Macam-macam pembalut dan penggunaannya
Lebar 2,5 cm, Biasa untuk jari-jari
Lebar 5cmn, Biasa untuk leher dan pergelangan tangan
Lebar 7,5 cm, Biasa untuk kepala, lengan atas, lengan
bawah, betis dan kaki
Lebar 10 cm, Biasa untuk paha dan sendi pinggul
Lebar >10-15 cm, Biasa untuk dada, perut, dan
punggung
Plester :
- Pembalut in untuk merekatkan penutup luka, untuk
fiksasi pada sendi yang terkilir, untuk merekatkan pada
kelainan patah tulang.
- Khusus untuk penutup luka, biasa dilengkapi dengan
obat anti septik

Pembalut yang spesifik


1. Snelverband adalah pembalut pita yang sudah ditambah
dengan kassa penutup lukadan streil, baru dibuka pada
saat akan dipergunakan, sering dipakai pada luka-luka
lebar yang terdapat pada badan.
2. Sufratulle adalah kassa steril yang telah direndam
dengan obat pembunuh kuman. Biasa dipergunakan pada
luka-luka kecil
Kasa Steril
- Adalah kassa yang dipotong dengan berbagai ukuran
untuk menutup luka kecil yang sudah diberi obat-obatan
( antibiotik, antiplagestik).
- Setelah ditutup kassa itu kemudian baru dibalut.
Prosedur pembalutan
1. Perhatikan tempat atau letak yang akan dibalut dengan
menjawab pertanyaan ini
a. Bagian dari tubuh yang mana ?
b. Apakah adaluka terbuka atau tidak ?
c. Bagaimana luas luka tersebut ?
d. Apakah perlu membatasi gerak bagian tubuh
tertentu atau tidak ?
2. Pilih jenis pembalut yang akan dipergunakan ! dapat
salah satu atau kombinasi.
3. Sebelum dibalut jika luka terbuka perlu diberi
desinfektan atau dibalut dengan pembalut yang
mengandung desinfektan atau dislokasi perlu direposisi
4. Tentukan posisi balutan dengan mempertimbangkan :
- Dapat membatasi pergeseran atau gerak bagian tubuh
yang memang perlu difiksasi
- Sesedikit mungkin membatasi gerak bagian tubuh yang
lain
- Usahakan posisi balutan yang paling nyaman untuk
kegiatan pokok penderita

Tidak mengganggu peredaran darah, misalnya pada


balutan berlapis, lapis yang paling bawah letaknya
disebelah distal
Tidak mudah kendor atau lepas

1. Cara membalut dengan mitella


a. Salah satu sisi mitella dilipat 3 4 cm sebanyak 1 3
kali
b. Pertengahan sisi yang telah terlipat diletakkan diluar
bagian yang akan dibalut, lalu ditarik secukupnya dan
kedua ujung sisi itu diikatkan
c. Salah satu ujung yang bebas lainnya ditarik dan dapat
diikatkan pada ikatan b, atau diikatkan pada tempat
lain maupun dapat dibiarkan bebas, hal ini tergantung
pada tempat dan kepentingannya
2. Cara pembalutan dengan dasi
a. Pembalut mitella dilipat-lipat dari salah satu sisi
sehingga berbentuk pita dengan masing-masing ujung
lancip
b. Bebatkan pada tempat yangakan dibalut sampai kedua
ujungnya dapat dikatkan
c. Diusahakan agar balutan tidak mudah kendor dengan
cara sebelum diikat arahnya saling menarik
d. Kedua ujungnya diikatkan secukupnya
3. Cara membalut dengan pita
a. Berdasar besar bagian tubuh yang akan dibalut maka
dipilih pembalutan pita ukuran lebar yang sesuai
b. Balutan pita biasanya beberapa lapis, dimulai dari
salaah satu ujung yang diletakkan dari proksimal ke
distal menutup sepanjang bagian tubuh , yang akan
dibalut kemudian dari distal ke proksimal dibebatkan
dengan arah bebatan saling menyilang dan tumpang
tindih antara bebatan yang satu dengan bebatan
berikutnya

c. Kemudian ujung yang dalam tadi (b) diikat dengan


ujung yang lain secukupnya
4. Cara membalut dengan plester
a. Jika ada luka terbuka
- luka diberi obat antiseptik
- tutup luka dengan kassa
- baru lekatkan pembalut plester
b. Jika untuk fiksasi ( misalnya pada patah tulang atau
terkilir)
- balutan plester dibuat strapping dengan
membebat berlapis-lapis dari distal ke proksimal,
dan untuk membatasi gerakkan tertentu perlu kita
yang masing-masing ujungnya difiksasi dengan
plester
5. Penggunaan pembalut yang steril
- Biasanya dijual dalam bahan yang steril dan
baru dibuka pada saat akan digunakan
Pelaksanaan latihan
- Cara membalut dengan mitella ( lihat gambar)
a. Luka pada calvaria cranium ( atap tengkorak )
b. Luka pada dada
c. Lengan yang cedera
d. Telapak kaki
- Cara membalut dengan dasi ( lihat gambar)
a. Luka pada mata
b. Luka pada dagu
Pembalut dasi untuk rahang , pipi, dan pelipis
c. Luka pada ketiak
d. Luka pada siku
- Cara membalut dengan pita ( lihat gambar)
a. Pada kepala
b. Pada lengan
c. Pada tumit

d. Pada telapak tangan


- Cara membuat strapping ( lihat gambar)
a. untuk siku yang terkilir
b. untuk pergelangan kaki yang cedera
Luka pada calvaria cranium (atap tengkorak)

c. Luka pada dada

d. Lengan yang cedera

e. Telapak kaki

Cara membalut dengan dasi ( lihat gambar)


e. Luka pada mata

f. Luka pada dagu

g. Luka pada ketiak

h. Luka pada siku

Cara membalut dengan pita ( lihat gambar)


e. Pada kepala

f. Pada lengan

g. Pada tumit

h. Pada telapak tangan

Cara membuat strapping ( lihat gambar)

f. untuk siku yang terkilir

g. untuk pergelangan kaki yang cedera

B. PEMBIDAIAN
Santoso Budiharjo
Laboratorium Ketrampilan Medik
Fakultas Kedokteran UGM
Bidai atau spalk adalah alat dari kayu, anyaman kawat, atau
bahan lain yang kuat tetapi ringan yang digunakan untuk
menahan atau menjaga agar bagian tulang yang patah tidak
bergerak (immobilisasi) memberikan istirahat, dan mengurangi
rasa sakit.
Sedangkan prinsip pembidaian adalah :
1. Lakukan pembidaian di tempat dimana anggota badan
mengalami cindera ( korban yang dipindahkan )
2. Lakukan juga pembidaian pada persangkaan patah
tulang, jadi tidak perlu harus dipastikan dulu ada
tidaknya patah tulang
3. Melewati minimal dua sendi yang berbatasan
Syarat-syarat pembidaian
1. Siapkan alat-alat selengkapnya
2. Bidai harus meliputi dua sendi dari tulang yang patah.
Sebelum dipasang diukur lebih dulu pada anggota badan
korban yang tidak sakit
3. Ikatan jangan terlalu keras dan terlalu kendor
4. Bidai dibalut dengan pembalut sebelum digunakan
5. Ikatan harus cukup jumlahnya, dimulai dari sebelah atas
dan bawah tempat yang patah
6. Kalau memungkinkan anggota gerak tersebut
ditinggikan setelah dibidai
7. Sepatu, gelang, jamtangan, dan alat pengikat perlu
dilepas

Beberapa patah tulang yang memerlukan pertolongan


dengan pembidaian antara lain :
Patah tulang tungkai bawah, dan patah tulang lengan atas

Kepustakaan
Bernard Blok 1978. Fractur & Dislokasi ( terjemahan). T.M.
Simandjuntak, Sujono Aswin, Prasetyo Hudaya & Hari
Purnomo ( penerjemah & editor) Y.E.M. Yogyakarta
Kartono Muhammad 1983 Pertolongan Pertama, Gramedia,
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai