BALUTAN
CARA MEMBUAT
A. PENGERTIAN
Membalut adalah tindakan medis untuk menyangga atau menahan
bagian tubuh tertentu agar tidak bergeser atau berubah dari posisi yang
dikehendaki.
B. TUJUAN
1. menahan sesuatu misalnya bidai (spalk), kasa penutup luka, dan
sebagainya agar tidak bergeser dari tempatnya
2. menahan pembengkakan (menghentikan pendarahan: pembalut
tekanan)
3. menunjang bagian tubuh yang cedera
4. menjaga agar bagian yang cedera tidak bergerak
5. menutup bagian tubuh agar tidak terkontaminasi.
C. MACAM- MACAM BALUTAN
1. Mitella (pembalut segitiga)
2. Dasi (cravat)
3. Pita (pembalut gulung)
4. Plester (pembalut berperekat)
5. Pembalut lainnya
6. Kassa steril
1. MITELLA (pembalut segitiga)
Bahan pembalut dari kain yang berbentuk segitiga sama kaki dengan
berbagai ukuran. Panjang kaki antara 50-100 cm
Pembalut ini biasa dipakai pada cedera di kepala, bahu, dada, siku,
telapak tangan, pinggul, telapak kaki, dan untuk menggantung lengan.
Page 1
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
Page 2
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
langsung
dengan
plester
disebut
strapping.
Plester
Page 3
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
5. PEMBALUT LAINNYA
Snelverband: pembalut pita yang sudah ditambah kasa penutup luka,
dan steril. Baru dibuka saat akan digunakan, sering dipakai untuk
menutup luka-luka lebar.
Sofratulle: kasa steril yang sudah direndam dalam antibiotika. Digunakan
untuk menutup luka-luka kecil.
6. Kassa steril
Kasa steril ialah potongan-potongan pembalut kasa yang sudah
disterilkan dan dibungkus sepotong demi sepotong. Pembungkus tidak
boleh dibuka sebelum digunakan.
Digunakan untuk menutup luka-luka kecil yang sudah didisinfeksi atau
diobati (misalnya sudah ditutupi sofratulle), yaitu sebelum luka dibalut atau
diplester.
Prosedur Pembalutan:
1. Perhatikan tempat atau letak bagian tubuh yang akan dibalut dengan
menjawab pertanyaan ini:
Bagian dari tubuh yang mana? (untuk menentukan macam pembalut
yang digunakan dan ukuran pembalut bila menggunakan pita)
Luka terbuka atau tidak? (untuk perawatan luka dan menghentikan
perdarahan)
Bagaimana luas luka? (untuk menentukan macam pembalut)
Perlu dibatasi gerak bagian tubuh tertentu atau tidak? (untuk
menentukan perlu dibidai/tidak?)
2. Pilih jenis pembalut yang akan digunakan. Dapat satu atau kombinasi.
3. Sebelum dibalut, jika luka terbuka perlu diberi desinfektan atau dibalut
dengan
pembalut
yang
mengandung
Page 4
desinfektan.
Jika
terjadi
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
Page 5
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
Page 6
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
Prinsip pembidaian :
Prosedur Pembidaian :
Page 7
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
lukanya
dengan
cara
menutup
dengan
kasa
steril
dan
membalutnya.
3. Bidai harus meliputi dua sendi dari tulang yang patah. Sebelum
dipasang, diukur dahulu pada sendi yang sehat.
4. Bidai dibalut dengan pembalut sebelum digunakan. Memakai bantalan
di antara bagian yang patah agar tidak terjadi kerusakan jaringan kulit,
pembuluh darah, atau penekanan syaraf, terutama pada bagian tubuh
yang ada tonjolan tulang.
5. Mengikat bidai dengan pengikat kain (dapat kain, baju, kopel, dll)
dimulai dari sebelah atas dan bawah fraktur. Tiap ikatan tidak boleh
menyilang tepat di atas bagian fraktur. Simpul ikatan jatuh pada
permukaan bidainya, tidak pada permukaan anggota tubuh yang dibidai.
6. Ikatan jangan terlalu keras atau kendor. Ikatan harus cukup jumlahnya
agar secara keseluruhan bagian tubuh yang patah tidak bergerak.
7. Kalau memungkinkan anggota gerak tersebut ditinggikan setelah
dibidai.
8. Sepatu, gelang, jam tangan dan alat pengikat perlu dilepas.
D. TEHNIK MEMBALUT LUKA
A.Jenis Pembalut/Perban
1.Perban segi tiga (Mitella)
2.Perban pita (Zwachtel)
3.Plester
B.Tujuan Membalut/Perban
1.Menutupi bagian yang cedera dari udara, cahaya, debu dan kuman.
2.Menopang yang cedera
3.Menahan dalam suatu sikap tertentu
Page 8
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
4.Menekan
5.Menarik
E. Bahan Untuk Perban
Bahan yang diperlukan untuk membalut, antara lain salep, bubuk
luka, plester, bahan penyerap (kasa atau kapas), kertas tissue, bahan
tidak mudah menyerap (kertas khusus, kain taf, sutera), bahan elastis
(spons, kapas).
F. Jenis jenis Pembalutan
1.Perban segi tiga (Mitella)
Perban segi tiga dibuat dari kain belacu atau kain muslin, perbannya
dibuat segitiga sama kaki yang puncaknya bersudut 90derajat . Panjang
dasar segitiga kira-kira 125 cm dan kedua kakinya masing-masing 90 cm.
Buatlah terlebih dahulu kain segi empat dengan sisi 90 cm lalu lipat dua
atau digunting pada garis diagnonalnya.
2.Balut segi tiga untuk kepala
Untuk luka kepala dapat dipakai perban segi tiga. Dasar segi tiga dilipat
selebar 5 cm 2 kali. Letakkan bagian tengah lipatan itu diatas dahi. Bagian
yang mengandung lipatan diletakkan sebelah luar. Ujung puncak segi tiga
ditarik ke belakang kepala sehingga puncak kepala tertutup kain segi tiga.
Kedua ujung lipatan tadi dililitkan ke belakang kepala lalu kembali ke dahi
dan dibuat simpul di dahi.
3.Balut segi tiga untuk bahu
Guntingan ujung puncak segitiga tegak lurus pada dasar sepanjang 25
cm. Kedua ujung yang baru dibuat dililitkan secara longgar ke leher, lalu
diikat ke belakang. Dasar segi tiga ditarik sehingga bagian bahu yang
cedera tertutup. Lalu kedua ujung dasar segi tiga dililitkan ke lengan dan
diikat.
Page 9
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
pertama.
kasa.
Page 10
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
Union).
Perban yang dipakai dapat yang berkepala satu maupun yang berkepala
dua. Dipakai untuk luka disamping kepala. Cara fascia union ini sangat
merosot sehingga sekarang tidak dipakai lagi.
c.Perban kepala cara Fascia sagitalis
Perban kepala cara sagitalis memakai pembalut berkepala tiga atau
disebut juga perban T. Perban ini dipakai untuk luka di kepala.
Mula mula perban berkepala dua diletakkan pada dahi, lalu kedua ujung
dililitkan ke belakang kepala. Ujung tengah perban juga diletakkan ke
belakang. Setelah dihimpit dengan kedua ujung perban yang datang dari
samping, kembalikan lagi ujung perban tengah ke depan. Demikian pula
kedua ujung samping dililitkan kembali ke depan kepala sehingga
Page 11
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
Page 12
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
pergelangan
tangan
terbalut.
Ad. 2 Membalut sendi siku cara penyu keluar (Testudo cubiti Reversa)
1.)Bengkokkan sedikit siku yang akan dibalut.
2.)Balutkan perban beberapa kali pada pertengahan siku.
3.)Arahkan lilitan perban bergantian ke proksimal dan ke distal.
Page 13
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
Page 14
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
Pada patah tulang kaki dan tumit gips sirkuler dipasang mulai dari ujung
jari sampai kira kira 2 3 cm dibawah sendi lutut saja. Setelah diketahui
panjangnya ukuran spalk, bukalah gulungan gips perban dan letakkan
dimeja sepanjang ukuran yang diinginkan. Untuk anggota gerak atas,
cukup dibuat 6 lapis, sedangkan untuk tungkai dibuat 8 10 lapis.
Setelah lapisan gips spalk selesai dibuat, basahkan lalu letakkan ke
anggota gerak yang akan di gips. Sebelum di gips anggota gerak harus di
reposisi dengan kain trikot atau kapas berlemak.
Setelah dipasang gips spalk, dibalut dengan perban kasa.
Gips sirkuler
Bila melakukan balutan secara gips sirkuler, setelah tulang yang patah
direposisi, dilapisi dengan kapas berlemaj dan dipasang gips spalk
langsung dibalut dengan perban gips dengan cara balut biasa. Gips yang
telah dibalut itu diratakan dengan kedua telapak tangan agar perban gips
melekat betul. Jari jari tangan dan kaki bila tidak patah jangan di gips.
Bila dilakukan reposisi sanguinea, maka luka operasi ditutup dahulu
dengan kasa steril yang telah dioles dengan antiseptik. Kemudian
dipasang gips sirkuler. Luka operasi dibiarkan tertutup dengan gips,
jahitan
baru
dilepas
setelah
gips
dibuka.
Biasanya gips baru dibuka setelah terjadi kalus, untuk lengan memerlukan
waktu 4 6 minggu, sedangkan untuk tungkai memerlukan 6 10 minggu.
Makin muda usia seseorang, makin cepat sembuhnya.
Page 15
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
ia
seperti
gelang
atau
lebih
senang
dipanggil
seperti
Page 16
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
Page 17
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
-Bucu atas kain anduh yang diletakkan pada siku tadi boleh dipinkan atau
dilipat
ke bahagian dalam supaya nampak lebih kemas.
Fungsi:
- mengampu bahagian anggota atas yang luka atau cedera.
- mengurangkan pergerakan serta sakit anggota atas.
Page 18
BAB I
BALUTAN
Step 2
Step 4
CARA MEMBUAT
Step 3
Step 5
Page 19
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
musculoskeletal.
Perawatan yang dilakukan pada pasien imobilisasi adalah diubah
posisi, dipindahkan diatas tempat tidur, dan harus dipindahkan dari tempat
tidur ke kursi ataupun brankar. Menurut Hegner & Caldwell (2003. p. 198)
perubahan posisi dapat menghindari :
1. Deformitus musculoskeletal dan kehilangan kalsium tulang.
2. Nutrisi kulit yang buruk dan berkembangnya luka karena tekanan.
3. Komplikasi pernapasan seperti pneumonia.
4. Berkurangnya sirkulasi yang dapat menyebabkan tromboflebitis dan
kalkulus ginjal.
5. Kehilangan kesempatan pertukaran sosial antara pasien dan staf.
Page 20
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
Menurut Potter & Perry (2005. p. 1215) Petunjuk umum yang harus di
ikuti disetiap prosedur perpindahan adalah sebagai berikut :
1. Naikkan sisi bergerak pada sisi tempat tidur pada posisi berlawanan
dengan perawat untuk mencegah pasien jatuh dari tempat tidur.
2. Tinggikan tempat tidur pada ketinggian yang nyaman.
3. Kaji mobilisasi dan kekuatan pasien untuk mencegah pasien yang dapat
digunakan saat memindahkan.
4. Tentukan kebutuhan akan bantuan.
5. Jelaskan prosedur dan gambarkan apa yang diharapkan dari pasien.
6. Kaji kesejajaran tubuh yang benar dan area tekanan setelah setiap kali
memindahkan.
Rasional
Kaji kekuatan otot, mobilisasi sendi, Menentukan tingkat fisiologis dan kognitif
paralisis
atau
paresis,
ortostatik,
toleransi
aktivitas,
tingkat memindahkan.
BAB I
BALUTAN
a.
CARA MEMBUAT
Mengurangi
risiko
cedera.
Sebaiknya
kursi
roda
atau
brankar
derajat dari tempat tidur: rem terkunci; memfasilitasi perpindahan tempat tidur ke
memindahkan kaki istirahat: rem tempat kursi roda atau dari tempat tidur ke
tidur terkunci).
c.
3.
kerjasama
pemahaman
tentang
4.
Tutup pintu/gorden.
keuntungan mobilisasi.
5.
Cuci tangan.
Mendukung privasi.
pasien
prosedur
dan
serta
pasien
pada
posisi
terlentang.
Memudahkan
pengkajian
kesejajaran
Mengurangi
gangguan
ketika
pasien
5.
keseimbangan
perawat
badan pasien.
Page 22
BAB I
BALUTAN
6.
CARA MEMBUAT
dibawah
bahu,
menyokong vetebra
Letakkan
tangan
lainnya
serfikal
kesejajaran
serta
kepala
memudahkan
keseimbangan
perawat,
berat
pada
arah
dimana
pasien
dengan
matras
dan
pasien
duduk
disisi beban
tempat tidur
ini
punggung
1.
2.
akan
dan
diangkat
oleh
dipindahkan
otot
melalui
lengan ke matras.
pasien
untuk
pindah
dengan ketinggian yang di toleransi kesisi tempat tidur dan melindungi pasien
pasien
4.
5.
dari jatuh.
jumlah
kekuatan
yang
6.
mendekati pasien.
Page 23
perawat
menghadap
kearah
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
gerakan.
tidur
dibawah
bahu
pasien memungkinkan
keseimbangan
perawat
dan
memindahkan
9.
Menyokong
pinggul
jatuh
dan
mencegah
kebelakang
selama
gravitasi
untuk
Turunkan
ketinggian
Memungkinkah
tempat
perawat
memindahkan
pasien
dari
tempat
tidur ke kursi
1.
memungkinkan
2.
Bantu pasien duduk disisi tempat tidur berdiri disisi tempat tidur
Letakkan kursi pada posisi sudut 45
pasien
lebih
mudah
4.
Membantu
Page 24
perawat
mempertahankan
BAB I
BALUTAN
5.
Lebarkan
CARA MEMBUAT
kaki
perawat
terbuka
6.
risiko
terpeleset
selama
7.
penyokong lebar.
8.
dengan
tekanan
aksila
dan
9.
12. Fleksikan pinggul dan lutut perawat bagi pasien untuk bergerak.
selama menurunkan pasien ke kursi.
yang buruk.
1.
2.
Page 25
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
pinggul
dan
paha
pergelangan kaki.
4.
Setiap
sokongan
terdekat
orang
ynag
membuat
lebar
brankar
dengan
berada
kaki
didepan
Lengan
pengangkat
Meningkatkan
keseimbangan
dan
paha
dengan
tungkai
bawah,
berat
pasien
diatas
7.
8.
beban
kerja
kedasar
sokongan pengangkat.
9.
kesejajaran
tubuh
menyilangi
pasien
Page 26
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
2.
Cuci tangan
Menguarngi
3.
berpindah.
kesejajaran
tubuh
yang
cedera
system
Observasi tepat.
benar dan Mengurangi transmisi infeksi.
adanya tekanan.
4.
risiko
Mengurangi
risiko
cedera
dari
Mendukung
2.
3.
Page 27
konsistensi
BAB I
BALUTAN
2.
CARA MEMBUAT
3.
4.
Objek yang berat adalah jika beratnya sama dengan atau lebih dari 35%
berat badan orang yang mengangkat. Misal : pearawt berat badannya
59,1 kg jangan mencoba mengangkat klien dengan berat badan 45,5 kg.
Mengangkat objek dari tempat tidur yang lebih tinggi meningkatkan resiko
karena lebih sulit mempertahankan keseimbangan tubuh. untuk meraih
objek yang lebih tinggi, orang sering berdiri berjinjit dengan kakinya
bersamaan sehingga menurunkan dasar topangan, menaikkan pusat
gravitasi pada akhirnya menurunkan keseimbangan
RASIONAL
apakah
anda
mengankat
gravitasi.
ke objek
a. Dekatkan pada objek yang akan
b. Mengurangi resiko jatuh
dipindah
b. Tempatkan kedua kaki agak sedikit
terbuka
1991)
c. Turunkan objek gravitasi anda ke
objek yang akan diangkat
3 Angkat objek dengan benar dari atas
a. Mencapai pusat gravitasi lebih dekat
Page 28
BAB I
BALUTAN
a. Gunakan
CARA MEMBUAT
alat
melangkah
yang
ke objek
aman
b. Meningkatkan keseimbangan tubuh
b. Berdiri dekat tempat tidur
c. Mengurangi resiko jatuh
c. Pindahkan objek ke tempat tidur
dengan cepat
Page 29
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
mendekati pusat gravitasi dan menggunakan otot paha dari pada otot
punggung.
5. bergerak sejajar pada pinggul klien.fleksi lutut dan pinggul yang
diperlukan untuk membawa lengan perawat setinggi pinggul mempertahan
kan kesejajaran tubuh perawat yang sesuai.dekatkanklien objek sedekat
mungkin dengan perawat untuk dipindahkan dan rendahkan pusat
gravitasi.gunakan otot paha daripada otot punggung.
6. meluruskan kaki dan pinggul klien.geser pinggul klien sejajar arah
kepala tempat tidur
7. pindahkan kepala klien dan bahu klien secara parallel.fleksikan lutut
dan pinggul yang diperlukan untuk membawa tinggi lengan dengan tubuh
mempertahan kan kesejajaran tubuh yang sesuai.klien
8. masukkan lengan perawat yang terdekat bagian kepala tempat tidur
kebawah leher klien,dengan tangan memegang kebawah dan menyokong
mempertahankan kesejajaran tubuh dan mencegah cidera selamabahu
pergerakan
9. menyokong berat badan klien dan mengurangi friksiletakakan lengan
perawat yang lain dibawah punggung bawah klien
10.geser tubuh,bahu,kepala dan leher klien secara diagonal kearah
kepala meluruskan kembali tubuh klien disis tempat tidurtempat tidur
11.tinggikan sisi bergerak.pindahkan kesisi tempat tidur yang lain dan
melindungi klien jatuh dari tempat tidurrendahkan sisi bergerak
12.pusat klien ditengah tempat tidur,pindahkan tubuh pada ketiga bagian
mempertahan kan kesejajaran tubuh,memberikan ruang yang cukupyang
sama untuk bergerak,dan ,member keamanan pada klien
G. MEMBANTU KLIEN PINDAH KEATAS TEMPAT TIDUR
(1/2PERAWAT)
1. lengkapi Persiapan
2.letakkan klien bebaring pada bagian kepala tempat tidur memudahkan
perawat mengkaji kesejajaran tubuh.mengurangi tarikanrata gravitasi
Page 31
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
Page 32
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
Page 33
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
2.cuci tangan
3.minta pasien untuk meletakkan tangan disamping badan atau
memegang telapak tangan perawat
4.berdiri disamping pasien berpegang telapak dan lengan tangan pada
bahu pasien
5.bantu pasien untuk jalan ketempat tidur
6.observasi respon pasien saat berdiri dari kursi roda
7.cuci tangan setelah prosedur dilakukan
8.catat tindakan dan respon pasien
J. MEMBANTU KLIEN DUDUK DITEMPAT TIDUR
a.melengkapi persiapan
b.letakkan klien pada posisi terlentang
c.pindahkan bantal dari tempat tidur klien
d.hadap kebagian kepala tempat tidur
e.letakkan kaki terbuka dengan kaki yang tertdekat tempat tidur
dibelakang kaki yang lain
f.letakkan tangan yang terjauh dari klien dibawah bahu,menyookong
kepala dan vertebra servikal
g.letakkan tangan lainnya diatas permukaan tempat tidur
h.tinggikan klien pada posisi duduk dengan mengubah berat perawat dari
kaki depan ke belakang
i.dorong berlawanan dengan tempat tidur menggunakan lengan yang
terletak dipermukaan tempat tidur
K. PEMINDAHAN PASIEN DARI KURSI RODA KE TEMPAT TIDUR
1.komunikasikan dengan pasien tindakan yang akan di lakukan dan
prosedurnya.
2.bersihkan tempat tidur pasien.
3.cuci tangan
4.pasang handskun
5.dekatkan kursi roda pasien ke tempat tidur.
Page 34
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
Page 35
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
perawat
Definisi
Suatu kegiatan yang dilakuan pada klien dengan kelemahan
Page 36
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
Page 37
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
pasien
antar
ruangan
untuk
tujuan
tertentu
dan
panggul
pasien,
sedangkan
perawat
ketiga
Page 38
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
Pelaksanaan
1.naikkan posisi tempat tidur sampai lebih tinggi dari berangkar
2. Posisikan pasien di tepi tempat tidur,tutupi dengan selimut untuk
kenyamanan dan prevacy
3.minta pasien untuk memfleksikan leher jika memungkinkan dan
meletakkan keduatangan menyilang di atas dada
4. Lakukan persiapan untuk mengangkat pasien. Perawat pertama
meletakkan keduatangan di bawah bagian dada dan leher, perawat kedua
di bawah pinggul, da nperawatketiga di bawah kaki pasien
5.condongkan tubu hkedepan, fleksikan pinggul, lutut dan pergelangan
kaki. Perawa tpertama memberikan intruksi kemudian angkat pasien
secara bersama-sama dari tempat tidur dan pindahkan kebrankar
6.buat pasien merasa nyaman dan angkat pagar berangkar atau
kencangkan sabuk pengaman melintang di ata stubuh pasien.
Page 39
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
OSTEOPOROSIS
A.
Defenisi
Osteoporosis
tulang,
berasal
dan porousberarti
dari
berlubang-lubang
atau
keropos.
Jadi,
WHO
pada International
Consensus
Development
Page 40
BAB I
BALUTAN
B.
CARA MEMBUAT
Epidemiologi
Patofisiologi
Kartilago hialin adalah jaringan elastis yang 95% terdiri dari air dan
kerusakan
jaringan
rawan
sendi
lebih
cepat
dari
Page 41
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
Etiologi
karena
kurngnya
hormon
hancurnya
pembentukan
tulang
baru(osteoblast). Senilis berati bahwa keadaan ini hanya terjadi pada usia
lanjut. Penyakit ini biasanya terjadi pada orang-orang berusia diatas 70
tahun dan 2 kali lebih sering wanita. Wanita sering kali menderita
osteoporosis senilis dan pasca menopause.
3.
4.
Page 42
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
E. Klasifikasi
Osteoporosis dibagi 2 kelompok, yaitu :
1)
Osteoporosis Primer
Osteoporosis primer berhubungan dengan kelainan pada tulang, yang
menyebabkan peningkatan proses resorpsi di tulang trabekula sehingga
meningkatkan resiko fraktur vertebra dan Colles. Pada usia decade awal
pasca menopause, wanita lebih sering terkena dari pada pria dengan
perbandingan 68:1 pada usia rata-rata 53-57 tahun.
2)
Osteoporosis Sekunder
Osteoporosis sekunder disebabkan oleh penyakit atau sebab lain diluar
tulang
F. Manifestasi Klinis
Osteoporosis dimanifestasikan dengan :
1.
2.
3.
4.
5.
Nyeri ringan pada saat bangun tidur dan akan bertambah jika melakukan
aktivitas.
6.
1.
a.
Faktor genetik
Perbedaan genetik mempunyai pengaruh terhadap derajat kepadatan
tulang. Beberapa orang mempunyai tulang yang cukup besar dan yang
lain kecil. Sebagai contoh, orang kulit hitam pada umumnya mempunyai
struktur tulang lebih kuat/berat dari pacia bangsa Kaukasia. Jacii
seseorang yang mempunyai tulang kuat (terutama kulit Hitam Amerika),
relatif imun terhadap fraktur karena osteoporosis.
Page 43
BAB I
BALUTAN
b.
CARA MEMBUAT
Faktor mekanis
Beban mekanis berpengaruh terhadap massa tulang di samping faktor
genetk. Bertambahnya beban akan menambah massa tulang dan
berkurangnya beban akan mengakibatkan berkurangnya massa tulang.
Kedua hal tersebut menunjukkan respons terhadap kerja mekanik Beban
mekanik yang berat akan mengakibatkan massa otot besar dan juga
massa tulang yang besar. Sebagai contoh adalah pemain tenis atau
pengayuh becak, akan dijumpai adanya hipertrofi baik pada otot maupun
tulangnya terutama pada lengan atau tungkainya, sebaliknya atrofi baik
pada otot maupun tulangnya akan dijumpai pada pasien yang harus
istrahat di tempat tidur dalam waktu yang lama, poliomielitis atau pada
penerbangan luar angkasa. Walaupun demikian belum diketahui dengan
pasti berapa besar beban mekanis yang diperlukan dan berapa lama
untuk meningkatkan massa tulang di sampihg faktor genetik.
c.
dengan
pengaruh
genetik
yang
bersangkutan.
Pemberian
Page 44
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
tersebut relatif masih mempunyai tulang lebih banyak dari pada individu
yang mempunyai tulang kecil pada usia yang sama.
b.
Faktor mekanis
Faktor mekanis mungkin merupakan yang terpenting dalarn proses
penurunan massa tulang schubungan dengan lanjutnya usia. Walaupun
demikian telah terbukti bahwa ada interaksi panting antara faktor mekanis
dengan faktor nutrisi hormonal. Pada umumnya aktivitas fisis akan
menurun dengan bertambahnya usia; dan karena massa tulang
merupakan fungsi beban mekanis, massa tulang tersebut pasti akan
menurun dengan bertambahnya usia.
c.
Kalsium
Faktor makanan ternyata memegang peranan penting dalam proses
penurunan massa tulang sehubungan dengan bertambahnya usia,
terutama pada wanita post menopause. Kalsium, merupakan nutrisi yang
sangat penting. Wanita-wanita pada masa peri menopause, dengan
masukan
kalsiumnya
rendah
dan
absorbsinya
tidak
bak,
akan
massa
tulang.
Makanan
yang
kaya
protein
akan
Page 45
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
mengandung
protein
berlebihan
akan
mengakibatkan
Estrogen
Berkurangnya/hilangnya estrogen dari dalam tubuh akan mengakibatkan
terjadinya gangguan keseimbangan kalsium. Hal ini disebabkan oleh
karena menurunnya eflsiensi absorbsi kalsium dari makanan dan juga
menurunnya konservasi kalsium di ginjal.
f.
g.
Alkohol
Alkoholisme akhir-akhir ini merupakan masalah yang sering ditemukan.
Individu dengan
alkoholisme
mempunyai
kecenderungan
masukan
Pemeriksaan radiologik
Dilakukan untuk menilai densitas massa tulang sangat tidak sensitif.
Gambaran radiologik yang khas pada osteoporosis adalah penipisan
korteks dan daerah trabekuler yang lebih lusen.Hal ini akan tampak pada
tulang-tulang
vertebra
yang
memberikan
gambaran picture-frame
vertebra.
b.
Page 46
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
densitas
massa
tulang,
seseorang
dikatakan
menderita
2.
3.
c.
Sonodensitometri
Sebuah metode yang digunakan untuk menilai densitas perifer dengan
menggunakan gelombang suara dan tanpa adanya resiko radiasi.
Biopsi tulang
Page 47
BAB I
BALUTAN
f.
CARA MEMBUAT
g.
Radiologis
Gejala radiologis yang khas adalah densitas atau masa tulang yang
menurun yang dapat dilihat pada vertebra spinalis. Dinding dekat korpus
vertebra biasanya merupakan lokasi yang paling berat. Penipisa korteks
dan hilangnya trabekula transfersal merupakan kelainan yang sering
ditemukan. Lemahnya korpus vertebra menyebabkan penonjolan yang
menggelembung dari nukleus pulposus ke dalam ruang intervertebral dan
menyebabkan deformitas bikonkaf.
h.
CT-Scan
CT-Scan dapat mengukur densitas tulang secara kuantitatif yang
mempunyai nilai penting dalam diagnostik dan terapi follow up. Mineral
vertebra diatas 110 mg/cm3baisanya tidak menimbulkan fraktur vetebra
atau penonjolan, sedangkan mineral vertebra dibawah 65 mg/cm 3 ada
pada hampir semua klien yang mengalami fraktur.
i.
Pemeriksaan Laboratorium
1.
2.
3.
4.
1.
Pengobatan
2.
1.
Penatalaksanaan keperawatan
Page 48
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
2.
3.
4.
1.
2.
a.
b.
c.
Hindari :
1.
2.
Minum alkohol
3.
Merokok
4.
Minum kopi
5.
pria
dan
wanita.
Kompresi
fraktur
pada
tulang
Konsep Keperawatan
Page 49
belakang
BAB I
BALUTAN
1.
CARA MEMBUAT
Pengkajian
b.
c.
Penggunaan steroid
2) Pola nutrisi metabolic
Inadekuat intake kalsium
3) Pola aktivitas dan latihan
a.
Fraktur
b.
Badan bungkuk
c.
Page 50
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
Perencanaan
R/. lingkungan yang bebas bahaya mengurangi risiko untuk jatuh dan
mengakibatkan fraktur
R/. Memberi support ketika berjalan mencegah tidak jatuh pada lansia
Bantu klien penuhi ADL (activities daily living) dan cegah klien dari
pukulan yang tidak sengaja atau kebetulan.
alkohol berlebihan
meningkatkan
asidosis, meningkatkan
reabsorpsi tulang.
Page 51
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
Kaji lokasi nyeri, tingkat nyeri, durasi, frekuensi dan intensitas nyeri.
R/. kompres hangan dan pijat pada punggung memperbaiki relaksasi otot.
Page 52
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
Pantau asupan pasien, bising usus dan aktivitas usus karena bila
terjadi kolaps vertebra pada T10-L2, maka pasien dapat mengalami
ileus.
Kolaborasi untuk pemberian pelunak tinja dan berikan pelunak tinja
sesuai ketentuan
Page 53
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
pagi
yang
memadai
dapat meminimalkan
efek
oesteoporosis.
Berikan Pendidikan pasien mengenai efek samping penggunaan obat.
Karena nyeri lambung dan distensi abdomen merupakan efek
samping yang sering terjadi pada suplemen kalsium, maka pasien
sebaiknya meminum suplemen kalsium bersama makanan untuk
mengurangi terjadinya efek samping tersebut. Selain itu, asupan
cairan yang memadai dapat menurunkan risiko pembentukan batu
ginjal.
Page 54
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
PEMASANGAN GIPS
DAN TRAKSI
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Beberapa tulang, misalnya femur mempunyai kekuatan otot yang
kuat sehingga reposisi tidak tepat dapat dilakukan sekaligus. Traksi
adalah pemasangan gaya tarikan ke bagian tubuh. Traksi digunakan untuk
meminimalkan
spasme
otot,
untuk
mereduksi,
menyejajarkan,
Page 55
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
B. Tujuan
1.
Untuk mengetahui definisi traksi.
2.
Untuk mengetahui tujuan pemasangan traksi.
3.
Untuk mengetahui jenis-jenis traksi.
4.
Untuk mengetahui prinsip-prinsip traksi efektif.
5.
Untuk mengetahui komplikasi pemasangan traksi dan pencegahannya.
6.
Untuk mengetahui asuhan keperawatan pemasangan traksi.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Traksi adalah penggunaan kekuatan penarikan pada bagian tubuh.
Ini dicapai dengan memberi beban yang cukup untuk mengatasi penarikan
otot.
Traksi adalah tahanan yang dipakai dengan berat atau alat lain untuk
menangani kerusakan atau gangguan pada tulang dan otot.
Traksi adalah pemasangan gaya tarikan ke bagian tubuh. Traksi
digunakan
untuk
meminimalkan
spasme
otot;
untuk
mereduksi,
Page 56
BAB I
BALUTAN
Traksi
CARA MEMBUAT
kulit
digunakan
untuk
mengontrol
spasme
kulit
dan
Page 57
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
ke tungkai bawah. Bila perlu, tungkai dapat disangga dengan bantal agar
lutut benar-benar fleksi dan menghindari tekanan pada tumit.
Traksi Dunlop, adalah traksi yang digunakan pada ekstremitas
atas. Traksi horizontal diberikan pada humerus dalam posisi abduksi, dan
traksi vertikal diberikan pada lengan bawah dalam posisi fleksi. Untuk
menjamin traksi kulit tetap efektif, harus dihindari adanya lipatan dan
lepasnya balutan traksi dan kontraksi harus tetap terjaga. Posisi yang
benar harus dipertahankan agar tungkai atau lengan tetap dalam posisi
netral. Untuk mencegah pergerakan fragmen tulang satu sama lain, klien
dilarang memiringkan badannya namun hanya boleh bergeser sedikit.
Traksi kulit dapat menimbulkan masalah risiko, seperti kerusakan kulit,
tekanan saraf, dan kerusakan sirkulasi.
Traksi kulit dapat mengakibatkan iritasi kulit. Kulit yang sensitif dan
rapuh pada lansia harus diidentifikasi pada pengkajian awal. Reaksi kulit
yang berhubungan langsung dengan plester dan spon harus dipantau
ketat. Traksi kulitt harus dipasang dengan kuat agar kontak dengan plester
dan spon tetap erat. Gaya geseran pada kulit harus dicegah. Plester traksi
harus dipalpasi setiap hari untuk mengetahui adanya nyeri tekan. Pada
ekstremitas bawah, tumit, dan tendo achilles harus diinspeksi beberapa
kali sehari.
Boot spon harus diangkat untuk melakukan inspeksi tiga kali sehari.
Perlu bantuan perawat lain untuk menyangga ekstremitas selama
inspeksi. Lakukan perawatan punggung minimal tiap dua jam untuk
mencegah ulkus dekubitus. Gunakan kasur udara, busa densitas padat
untuk meminimalkan terjadinya ulkus kulit.
Lakukan perawatan ekstremitas bawah untuk mencegah penekanan
saraf proneus pada titik ketika melewati sekitar leher fibula tepat di bawah
lutut. Tekanan itu dapat menyebabkan footdrop. Klien ditanya tentang
sensasi perabaannya, minta klien untuk menggerakkan jari dan kakinya.
Kelemahan dorsofleksi menunjukkan fungsi saraf proneus kommunis.
Plantar fleksi menunjukkan fungsi saraf tibialis.
Bila traksi kulit dipasang di lengan, daerah di sekitar siku di mana
saraf ulnaris berada tidak boleh dibalut terlalu kuat. Fungsi saraf ulnaris
Page 58
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
dapat dikaji dengan abduksi aktif jari kelingking dan sensasi rabaan pada
sisi ulnar jari kelingking.
Selain risiko komplikasi kerusakan kulit dan tekanan saraf di atas,
kerusakan sirkulasi juga harus mendapat perhatian. Setelah traksi kulit
terpasang, kaku atau tangan diisnpeksi dari adanya gangguan peredaran
darah dalam beberapa menit hingga satu sampai dua jam. Denyut perifer
dan warna, pengisian kapiler, serta suhu jari tangan atau jari kaki harus
dikaji. Kaji adanya nyeri tekan pada betis dan adanya tanda Homan positif
yang merupakan tanda adanya thrombosis vena dalam. Anjurkan klien
untuk melakukan latihan tangan dan kaki setiap jam.
2.
Traksi Skelet
Metode ini sering digunakan untuk menangani fraktur femur, tibia,
humerus, dan tulang leher. Traksi dipasang langsung ke tulang dengan
menggunakan pin metal atau kawat (missal Steinmans pin, Kirchner wire)
yang dimasukkan ke dalam tulang di sebelah distal garis fraktur,
menghindari saraf, pembuluh darah, otot, tendon, dan sendi. Tong yang
dipasang di kepala (missal Gardner-Wells tong) difiksasi di kepala untuk
memberikan traksi yang mengimobilisasi fraktur leher.
Traksi skelet biasanya menggunakan beban 7-12 kg untuk mencapai
efek terapi. Beban yang dipasang biasanya harus dapat melawan daya
pemendekan akibat spasme otot yang cedera. Ketika otot rileks, beban
traksi dapat dikurangi untuk mencegah terjadinya dislokasi garis fraktur
dan
untuk
mencapai
penyembuhan
fraktur.
Mengutip
pendapat
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
dengan bebas, dan simpul pada tali terikat dengan erat. Evaluasi posisi
klien, karena klien yang merosot ke bawah dapat menyebabkan traksi
tidak efektif. Beban tidak boleh diambil dari traksi skelet kecuali jika terjadi
keadaan
yang
membahayakan
jiwa.
Bila
beban
diambil,
tujuan
inspeksi,
karena
klien
sering
menggunakannya
sebagai
ekstensi
Page 60
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
6.
Periksa kulit dari adanya tanda tekanan dan lecet, kemudian berikan
kerusakan kulit.
Bila sudah ada ulkus akibat tekanan, perawat harus konsultasi dengan
dokter atau ahli terapi enterostomal, mengenai penanganannya.
2. Kongesti Paru dan Pneumonia
spirometri
insentif,
bila
riwayat
klien
dan
data
dasar
3.
order.
Konstipasi dan Anoreksia
Page 61
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
motilitas gaster.
Bila telah terjadi konstipasi, konsultasikan dengandokter mengenai
Kaji dan catat makanan yang disukai klien dan masukkan dalam
progam diet sesuai kebutuhan
4. Stasis dan infeksi saluran kemih
Anjurkan dan ajarkan klien untuk minum dalam jumlah yang cukup dan
Ajarkan klien untuk latihan tumit dan kaki dalam batas traksi
F. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Traksi membatasi
klien. Dampak
tampak
menakutkan
bagi
klien.
Kebingungan,
terjadinya
masalah
pada
system
kulit,
respirasi,
Page 62
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
berhubungan
dengan
traksi,
imobilisasi,
kurang
sebagai berikut.
Kurang pengetahuan mengenai program terapi
Ansietas berhubungan dengan status kesehatan dan alat traksi
Nyeri dan ketidaknyamanan berhubungan dengan traksi dan imobilisasi
Kurang pearwatan diri: makan, higiene, atau toileting berhubungan
dengan traksi
e. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan proses penyakit dan
f.
traksi
Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pertahanan primer
tidak efektif, pembedahan.
3.
Intervensi
Berikut ini merupaka rencana asuhan keperawatan pada klien
dengan traksi, meliputi diagnosis keperawatan, tindakan keperawatam,
dan kriteria keberhasilan tindakan (kriteria evaluasi).
Dx 1: Kurang pengetahuan mengenai program terapi
Tindakan
1. Diskusikan masalah patologik
Kriteria Evaluasi:
2.
Jelaskan alasan pemberian terapi Klien
menunjukkan
traksi
pemahaman
Page 63
terhadap
BAB I
BALUTAN
3.
Ulangi
CARA MEMBUAT
dan
berikan
Menjelaskan
tujuan
sesering mungkin
4. Dorong partisipasi aktif klien dalam traksi
Berpartisipasi dalam
rencana perawatan
rencana perawatan
Dx 2:Ansietas berhubungan dengan status kesehatan dan alat traksi.
Tindakan
Jelaskan prosedur, tujuan dan Kriteria Evaluasi
Klien menunjukkan penurunan
implikasi pemasangan traksi
2.
Diskusikan bersama klien ansietas:
Mengekspresikan perasaan
3. Lakukan kunjungan yang sering
dengan aktif
setelah pemasangan traksi.
4. Dorong klien mengekspresikan
1.
aktif.
Anjurkan keluarga dan kerabat
Tindakan
Berikan penyangga berupa papan pada tempat Kriteria Evaluasi
untuk
batas traksi.
kenyamanan:
Mengubah
posisi
sesering mungkin
Kadang-kadang
analgesik oral.
kelembaban
5. Observasi setiap keluhan klien.
Page 64
sendiri
meminta
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
fisioterapi.
Pertahankan gaya tarikan dan
posisi
yang
menghindari
benar
komplikasi
untuk
akibat
ketidaksejajaran.
4.
Implementasi
Implementasi atau pelaksanaan adalah pengobatan dan perwujudan
dari rencana keperawatan yang meliputi tindakan yang direncanakan oleh
perawat, melaksanakan anjuran dokter dan menjalankan ketentuan dari
rumah sakit. Sebelum pelaksanaan terlebih dahulu harus mengecek
kembali data yang ada, karena kemungkinan ada perubahan data bila
terjadi demikian kemungkinan rencana harus direvisi sesuai kebutuhan
pasien.
Diagnosa
Tindakan
1.
Kurango Mendiskusikan masalah patologik
o Menjelaskan alasan pemberian terapi traksi
pengetahuan
o Mengulangi dan memberi informasi sesering
Page 65
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
mengenai
program mungkin
o Mendorong partisipasi aktif klien dalam
terapi
rencana perawatan
Ansietaso Menjelaskan prosedur, tujuan dan implikasi
2.
berhubungan dengan
status kesehatan dan
pemasangan traksi
o Mendiskusikan bersama klien tentang apa
yang
alat traksi.
dikerjakan
dan
mengapa
perlu
dilakukan
o Melakukan kunjungan yang sering setelah
pemasangan traksi.
o Mendorong klien mengekspresikan perasaan
dan dengarkan dengan aktif.
o Menganjurkan keluarga dan kerabat untuk
3.
sering berkunjung
o Memberikan aktivitas pengalih.
Nyeri berhubungan o Memberikan penyangga berupa papan pada
dengan
traksi
dan
imobilisasi
4.
dan kelembaban
o Mengobservasi setiap keluhan klien.
Kurang perawatan o Membantu klien memenuhi kebutuhan
diri (makan, higiene,
atau
toileting)
fisik
berhubungan
berpakaian.
o Mendekatkan alat bantu di samping klien
berhubungan dengan
o
Meningkatkan
rutinitas
untuk
metraksi.
maksimalkan kemandirian klien.
5. Gangguan mobilitas o Mendorong klien untuk melakukan latihan
dengan
proses
Page 66
BAB I
BALUTAN
5.
CARA MEMBUAT
Evaluasi
Evaluasi adalah proses berkelanjutan untuk menilai efek dari
tindakan keperawatan pada klien. Terdiri atas:
S: Respon subjektif klien terhadap tindakan keperawatan yang telah
dilaksanakan.
O: Respon objektif klien terhadap tindakan keperawatan yang telah
dilaksanakan.
A: Analisis ulang atas data subjektif dan objektif untuk menyimpulkan
apakah masalah masih tetap atau muncul masalah baru atau ada data
yang kontradiksi dengan masalah yang ada. Dapat pula membandingkan
hasil dengan tujuan
P: Perencanaan atau tindak lanjut berdasarkan hasil analisis pada
respons klien yang terdiri dari tindak lanjut klien, dan tindak lanjut oleh
perawat.
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan dapat tercapai
a.
b.
rencana perawatan.
Klien berpartisipasi aktif dalam perawatan, mengekspresikan perasaan
dan toileting.
Mobilitas klien meningkat, klien melakukan latihan yang dianjurkan,
Page 67
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
Page 68
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
Page 69
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
Page 70
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
ski, senam, volley. Pemain basket dan pemain sepak bola paling sering
mengalami dislokasi pada tangan dan jari-jari kaki karena secara tidak
sengaja menangkap bola dari pemain lain.
2. Trauma yamg tidak berhubungan dengan olah raga, benturan keras
pada sendi saat kecelakaan motor biasanya menyebabkan dislokasi
3. Terjatuh dari tangga atau terjatuh saat berdansa diatas lantai yang licin.
4. Patologis, terjadinya tear ligament dan kapsul articuler yang
merupakan komponen vital penghubung tulang.
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
ujung tulang kortikal. Pada tulang spongiosa atau tulang rawan epifisis
tidak terasa krepitasi.
Nyeri
Nyeri bila digerakkan, baik pada gerakan aktif maupun pasif.
Gangguan Fungsi
Gerakan yang tidak normal
Gerakan yang terjadi tidak pada sendi misalnya pertenganhan femur
dapat digerakkan. Ini adalah bukti yang paling penting adanya fraktur
yang membuktikan adanya putusnya kontuinitas tulang sesuai
defenisi fraktur. Hal ini penting untuk membuat visum misalnya bila
tidak ada fasilitas pemeriksaan rontgen.
2. denyut nadi tak teraba.
Periksalah di bawah daerah patah tulang, Anda akan menemukan:
1. kulit berwarna kebiruan dan pucat;
mengalami spasme
3. Selain itu pada bagian yang mengalami fraktur, otot-otot disekitarnya
Bagaimana Mengetahui Adanya Patah Tulang yaitu :
1. Riwayat: Setiap patah tulang umumnya mempunyai riwayat trauma
yang diikuti pengurangan kemampuan anggota gerak yang terkena. Ingat
bahwa fraktur tidak selalu terjadi pada daerah yang mengalami trauma
(tekanan).
2. Pemeriksaan:
Inspeksi (Lihat) bandingkan dengan sisi yang normal, dan perhatikan
hal-hal dibawah ini:
1. Adanya perubahan asimetris kanan-kiri
2. Adanya Deformitas seperti Angulasi (membentuk sudut) atau;
Rotasi (memutar)dan Pemendekan
3. Jejas (tanda yang menunjukkan bekas trauma);
4. Pembengkakan
5. Terlihat adanya tulang yang keluar dari jaringan lunak;
Palpasi (Meraba dan merasakan)
Page 72
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
Dislokasi
a. Deformitas
Hilangnya tonjolan tulang yang normal, misalnya trauma ekstensi
dan eksorotasi pada dislokasi anterior sendi bahu.
Pemendekan astau pemanjangan (misalnya dislokasi anterior
sendi panggul)
Kedudukan yang khas untuk dislokasi tertentu, misalnya dislokasi
Page 73
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
Page 74
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
Prinsip Pertolongan
1. mengurangi dan menghilangkan rasa nyeri;
2. mencegah gerakan patah tulang yang dapat mengakibatkan
kerusakan jaringan lunak sekitarnya seperti: pembuluh darah, otot,
saraf dan lainnya.
Penanganan Secara Umum
1. DRABC
2. Atasi perdarahan dan tutup seluruh luka
3. Korban tidak boleh menggerakkan daerah yang terluka atau fraktur
Page 76
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
Page 77
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
Tipe-tipe bidai:
1. Bidai Rigid adalah bidai yang terbuat dari kayu, plastik, alumunium
atau bahan lainyang keras.
2. Bidai Soft adalah bidai dari bantal, selimut, handuk atau pembalut
atau bahan yang lunak lainnya.
3. Bidai Traksi
Digunakan untuk imobilisasi ujung tulang yang patah dari fraktur femur
sehingga dapat terhindari kerusakan yang lebih lanjut. Traksi merupakan
aplikasi dari kekuatan yang cukup untuk menstabilkan patah tulang yang
patah, traksi bukanlah meregangkan atau menggerakkan tulang yang
patah sampai ujung-ujung tulang yang patah menyatu.
Prinsip Pembidaian
a. Lakukan pembidaian pada bagian badan yang mengalamai cedera;
b. Lakukan juga pembidaian pada kecurigaan patah tulang, jadi tidak perlu
harus dipastikan dulu ada atau tidaknya patah tulang;
c. Melewati minimal 2 sendi yang berbatasan.
Syarat Pembidaian
1. Bidai harus meliputi dua sendi, sebelum dipasang diukur terlebih
dahulu pada anggota badan yang tidak sakit;
2. Ikatan jangan terlalu ketat dan jangan terlalu kendor;
3. Bidai dibalut/ dilapisi sebelum digunakan;
4. Ikatan harus cukup jumlahnya, dimulai dari sebelah atas dan
bawah tempat yang patah;
Page 78
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
Page 79
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
Page 80
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
7. Pemeriksaan Diagnostik
a. Rontgen
Menunjukkan lokasi / luasnya fraktur / trauma
b. Scan tulang, tonogram, CT scan / MRI
Memperlihatkan fraktur, juga dapat digunakan untuk mengidentifikasikan
kerusakan jaringan lunak.
c. Arteriogram
Bila dicurigai adanya kerusakan vaskuler
d. Hitung darah lengkap
Hematokrit mungkin meningkat atau menurun. Peningkatan jumlah sel
darah putih adalah respon stress normal terhadap trauma.
e. Kreatinin
Trauma otot meningkatkan beban kreatinin untuk klirens ginjal
f. Profil koagulasi
Page 81
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
Page 82
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
berkembang menjadi Close Nailing pada fraktur femur dan tibia yaitu
pemasangan fiksasi interna intra meduller (pen) tanpa membuka
frakturnya.
Therapi operatif denganmembuka frakturnya
1. Reposisi terbuka dan fiksasi interna
ORIF (Open reduction and internal fixation)
Keuntungan cara ini adalah : reposisi anatomis dan mobilisasi dini tanpa
fiksasi luar.
Indikasi ORIF :
a. Fraktur yang tidak bisa sembuh atau bahaya avanculair tinggi ,
misalnya : fraktur talus dan fraktur collum femur
b. Fraktur yang tidak bisa direposisi tertutup, misalnya : fraktur avulsi dan
fraktur dislokasi.
c. Fraktur yang dapat direposisi tetapi sulit dipertahankan, misalnya ;
fraktur monteggia, fraktur galeazzi, fraktur antebrachi, dan fraktur
pergelangan kaki.
d. Fraktur yang berdasarkan pengalaman memberi hasil yan glabih baik
dengan operasi, misalnya : fraktur femur
2. Excisional Arthrplasty
Membuang fragmen yang patah yang memnentuk sendi, misalnya : fraktur
caput radii pada orang dewasa, dan fraktur collum femur yang dilakukan
operasi.
3. Excisi fragmen dan pemasangan endoprosthesis
Dilakukan excisi caput femur dan pemasangan endoprosthesis / yang
lainnya.
Sesuai tujuan pengobatan fraktur yaitu untuk mengembalikan fungsi maka
sejak awal harus dipertimbangkan latihan-latihan untuk menceegah atropi
otot dan keakuansendi, disertai mobilisasi dini.
8.1.3. Pengobatan Fraktur Terbuka
Fraktur terbuka aadalah suatu keadaan darurat yang memerlukan
penanganan dengan segera. Tindakan sugah harus dimulai dari fase pra Rumah sakit :
Page 83
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
a. Pembidaian
b. Menghentikan perdarahan dengan verban tekan
c. Mengehentikan perdarahan besar dengan klem.
Tiba di UGD rumah sakit harus segera periksa menyeluruh oleh karena
40% dari fraktur terbuka merupakan kasus polytrauma. Tindakan lifesaving harus segera didahulukan dalam rangka kerja terpadu (Team
work).
8.2 Pengobatan pada kasus Dislokasi
a. Lakukan reposisi segera
b. Dislokasi sendi kecil dapat diresposisi ditempat kejadian tanpa anastesi,
misalnya disloksi siku, dislokasi jari (pada fase syok). Dislokasi bahu, siku
atau jari dapat direposisi dengan anastesi lokal dan obat penenang
misalnya valium.
c. Dislokasi sendi besar, misalnya panggul memerlukan anastesi umum.
Dalam penanganan kasus dislokasi dapat dilakukan dengan pemberian
terapi medika mentosa, reposisi dan program rehabilitasi yaitu sebagai
berikut :
Reposisi
- MUA (Manipular Under General Anastesi)
- Hanging Arm Teknik
- Hipocratic Methode
- Kocher
- Eksternal Rotasi Metode :traksi pada humerus distal kemudian eksternal
rotasi formarm secara pelan-pelan.hentikan jika terjadinya nyeri.
Terapi Medika Mentosa
- Analgetik opioid diberikan untuk mengurangi nyeri dengan kualitas tinggi.
- Suntikan intrarticular dan anastetik regional teknik telah dilaporkan
sukses membantu dalam mereduksi dislokasi shoulder.
- Prosedural sedasi dan analgesi umumnya digunakan untuk memperoleh
control nyeri yang adekuat dan relaksan otot untuk reduksi.Prosedural
sedasi dan analgesi {PSA}yang digunakan Morphine dan midazolam
memperlamlambat perawatan di department emergensi serta bebas
Page 84
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
komplikasi.[emedicene]Etomidate,fentanyl/midazolam,ketamine, atau
propofol umumnya digunakan untuk PSA.
Program Rehabilitasi
a. Non operatif Rehabilatation
Penanganan rehabilitasi non operatif bertujuan untuk mengoptimalkan
stabilisasi sendi bahu, sebab komplikasi dislokasi berulang banyak terjadi.
Menghindari maneuver yang bersifat provokativ dan penguatan otot
secara hati-hati merupakan
komponen penting dalam program rehabilitasi.
Minggu 0 2, Hindari provokatif posisi termasuk eksternal rotasi, Abduksi
dan Distrak.
Immobilisasi tergantung umur
- Kurang dari 20 tahun 3-4 minggu.
- 20-30 tahun 2-3 minggu.
- Lebih dari 30- 10 hari sampai 2 minggu.
- Lebih dari 40 tahun 3-5 hari.
Program dilanjutkan secara bertahap untuk pemulihan fungsi sesuai
prosedu rehabilitasi yang telah ditetapkan.
b. Operatif Treatment
Tujuan utama rehabilitasi adalah :
- Memulihkan ROM fungsional secara full
- Meningkatkan stabilitas Dynamik.
- Kembali aktivitas yang tak dibatasi dan olahraga.
9. Komplikasi
9.1. Komplikasi Fraktur
Komplikasi dini
1. Lokal :
a. Vaskuler :
Compartemen syndrome (Volkmann`s Ischemia),
Trauma vaskular
b. Neurologis :
Page 85
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
Page 86
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
Page 87
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
Page 88
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
2. Prioritas Keperawatan
a. Mencegah cedera tulang
b. Menghilangkan nyeri
c. Mencegah komplikasi
d. Memberikan informasi tentang kondisi / prognosis dan kebutuhan
pengobatan.
3. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri (akut) berhubungan dengan spasme otot, gerakan fragmen
tulang, edema, cedera pada jaringan lunak, pemasangan alat / traksi.
b. Kerusakan integritas kulit / jaringan berhubungan dengan fraktur
terbuka : bedah permukaan ; pemasangan kawat, perubahan sensasi,
sirkulasi, akumulasi eksresi atau sekret / immobilisasi fisik.
c. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan cedera jaringan sekitar
fraktur dan kerusakan rangka neuromuskuler.
d. Resiko tinggi terhadap disfungsi neurovaskuler perifer berhubungan
dengan aliran darah; cedera vaskuler langsung, edema berlebih,
hipovolemik dan pembentukan trombus.
e. Resiko infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan
primer, kerusakan kulit dan trauma jaringan.
f. Kurang pengetahuan tentang kondisi dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan kurang informasi, salah interpretasi informasi, tidak
mengenal sumber informasi.
4. Intervensi Keperawatan
Dx.1 Nyeri (akut) berhubungan dengan spasme otot, gerakan fragmen
tulang, edema, cedera pada jaringan lunak, pemasangan alat / traksi.
Tujuan : Nyeri berkurang setelah dilakukan tindakan perawatan.
Kriteria Hasil :
- Klien menyatakan nyeri berkurang.
- Klien menunjukkan penggunaan keterampilan relaksasi dan aktifitas
Page 89
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
Page 90
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
otot.
1.7 Lakukan kompres dingin/es selama 24-48 jam pertama dan sesuai
indikasi.
Rasional :
Menurunkan udema/ pembentukan hematoma, menurunkan sensasi nyeri.
1.8 Kolaborasi dengan dokter pemberian analgetik.
Rasional :
Diberikan untuk mengurangi nyeri dan spasme otot.
Dx.2 Kerusakan integritas kulit / jaringan berhubungan dengan fraktur
terbuka : bedah permukaan ; pemasangan kawat, perubahan sensasi,
sirkulasi, akumulasi eksresi atau sekret / immobilisasi fisik.
Tujuan : Kerusakan integritas jaringan dapat diatasi.
Kriteria Hasil :
- Penyembuhan luka sesuai waktu.
- Tidak ada laserasi, integritas kulit baik.
Intervensi :
2. 1 Kaji kulit untuk luka terbuka, kemerahan, perdarahan, perubahan
warna.
Rasional :
Memberikan informasi gangguan sirkulasi kulit dan masalah-masalah
yang mungkin disebabkan oleh penggunaan traksi, terbentuknya edema.
2.2 Massage kulit dan tempat yang menonjol, pertahankan tempat tidur
yang kering dan bebas kerutan.
Rasional :
Menurunkan tekanan pada area yang peka dan resiko abrasi/kerusakan
kulit.
2.3 Rubah posisi selang seling sesuai indikasi.
Rasional :
Mengurangi penekanan yang terus-menerus pada posisi tertentu.
2.4 Gunakan bed matres / air matres.
Rasional :
Page 91
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
Mencegah perlukaan setiap anggota tubuh dan untuk anggota tubuh yang
kurang gerak efektif untuk mencegah penurunan sirkulasi.
Dx.3 Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan cedera jaringan
sekitar fraktur dan kerusakan rangka neuromuskuler.
Tujuan : Kerusakan mobilitas fisik dapat berkurang.
Kriteria Hasil :
- Klien akan meningkat/ mempertahankan mobilitas pada tingkat
kenyamanan yang lebih tinggi.
- Klien mempertahankan posisi /fungsional.
- Klien meningkatkan kekuatan /fungsi yang sakit dan mengkompensasi
bagian tubuh.
- Klien menunjukkan teknik yang mampu melakukan aktifitas.
Intervensi :
3.1 Kaji derajat imobilitas yang dihasilkan oleh cedera/pengobatan dan
perhatikan persepsi pasien terhadap imobilisasi.
Rasional :
Mengetahui persepsi diri pasien mengenai keterbatasan fisik aktual,
mendapatkan informasi dan menentukan informasi dalam meningkatkan
kemajuan kesehatan pasien.
3.2 Dorong partisipasi pada aktivitas terapeutik/rekreasi dan pertahankan
rangsang lingkungan.
Rasional :
Memberikan kesempatan untuk mengeluarkan energi, memfokuskan
kembali perhatian, meningkatkan rasa kontrol diri dan membantu
menurunkan isolasi sosial.
3.3 Instruksikan dan bantu pasien dalam rentang gerak aktif/pasif pada
ekstremitas yang sakit dan yang tak sakit.
Rasional :
Meningkatkan aliran darah ke otot dan tulang untuk meningkatkan tonus
otot, mempertahankan gerak sendi, mencegah kontraktur/atrofi dan
Page 92
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
Page 93
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
Page 94
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
Page 95
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
mencuci tangan.
Rasional :
Dapat mencegah kontaminasi silang dan kemungkinan infeksi.
5.4 Observasi luka untuk pembentukan bula, krepitasi, perubahan warna
kulit kecoklatan, bau drainase yang tak enak/asam.
Rasional :
Tanda perkiraan infeksi gangren.
5.5 Kaji tonus otot, refleks tendon dalam dan kemampuan untuk berbicara.
Rasional :
Kekakuan otot, spasme tonik otot rahang dan disfagia menunjukkan
terjadinya tetanus.
5.6 Selidiki nyeri tiba-tiba/keterbatasan gerakan dengan oedema
lokal/eritema ektremitas cedera.
Rasional :
Dapat mengindikasikan terjadinya osteomielitis.
5.7 Lakukan prosedur isolasi.
Rasional :
Adanya drainase purulen akan memerlukan kewaspadaan luka/linen untuk
mencegah kontaminasi silang.
5.8 Berikan obat sesuai indikasi seperti antibiotik IV/topikal dan Tetanus
toksoid.
Rasional :
Antibiotik spektrum luas dapat digunakan secara profilaktik atau dapat
ditujukan pada mikroorganisme khusus.
Dx.6 Kurang pengetahuan tentang kondisi dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan kurang informasi, salah interpretasi informasi, tidak
mengenal sumber informasi.
Tujuan : Pemahaman dan pengetahuan klien dan keluarga bertambah.
Kriteria Hasil :
- Menyatakan pehaman kondisi, prognosis dan pengobatan.
- Melakukan dengan benar prosedur yang diperlukan dan menjelaskan
alasan tindakan.
Page 96
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
Intervensi :
6.1 Kaji ulang patologi, prognosis dan harapan yang akan datang.
Rasional :
Memberikan dasar pengetahuan dimana pasien dapat membuat pilihan
informasi.
6.2 Beri penguatan metode mobilitas dan ambulasi sesuai instruksi
dengan terapis fisik bila diindikasikan.
Rasional :
Banyak fraktur memerlukan gips, bebat atau penjepit selama proses
penyembuhan. Kerusakan lanjut dan pelambatan penyembuhan dapat
terjadi sekunder terhadap ketidaktepatan pengguanaan alat ambulasi.
6.3 Buat daftar aktivitas dimana pasien dapat melakukannya secara
mandiri dan yang memrlukan bantuan.
Rasional :
Penyusunan aktivitas sekitar kebutuhan dan yang memerlukan bantuan.
6.4 Dorong pasien untuk melanjutkan latihan aktif untuk sendi di atas dab
di bawah fraktur.
Rasional :
Mencegah kekakuan sendi, kontraktur dan kelelahan otot, meningkatkan
kembalinya aktivitas sehari-hari secara dini.
6.5 Diskusikan pentingnya perjanjian evaluasi klinis.
Rasional :
Penyembuhan fraktur memerlukan waktu tahunan untuk sembuh lengkap
dan kerja sama pasien dalam program pengobatan membantu untuk
penyatuan yang tepat dari tulang.
6.6 Informasikan pasien bahwa otot dapat tampak lembek dan atrofi
(massa otot kurang). Anjurkan untuk memberikan sokongan pada sendi di
atas dan di bawah bagian yang sakit dan ginakan alat bantu mobilitas,
contoh verban elastis, bebat, penahan, kruk, walker atau tongkat.
Rasional :
Kekuatan otot akan menurun dan rasa sakit yang baru dan nyeri
Page 97
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
KARSINOMA TULANG
A.
LATAR BELAKANG
Benjolan pada seseorang tidak selalu berkonotasi jelek., tetapi jika
benjolan itu terdapat pada bagian tubuh yang tak semestinya, tentu harus
diwaspadai, jangan-jangan itu merupakan pertanda awal terjadinya kanker
tulang.
Metastasis suatu kanker atau karsinoma adalah penyebaran sel-sel
kanker keluar dari tempat asalnya ( primary site ) ke tempat lain atau
bagian tubuh yang lain. Sel-sel kanker dapat keluar dari suatu tumor
primer yang ganas, dan kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya
melalui peredaran darah ataupun aliran limfe. Metastasis juga dapat
terjadi melalui penyebaran langsung. Apabila sel kanker melalui aliran
limfe, maka sel-sel tersebut dapat terperangkap di dalam kelenjar limfe,
biasanya yang terdekat dengan lokasi primernya. Apabila sel berjalan
melalui peredaran darah, maka sel-sel tersebut dapat menyebar ke
seluruh tubuh, mulai tumbuh, dan membentuk tumor baru. Proses ini
disebut metastasis. Tulang adalah salah satu organ target yang paling
sering menjadi tempat metastasis.
1. Pengertian
Carsinoma tulang adalah pertumbuhan jaringan baru yang terus
menerus secara cepat dan pertimbangannya tidak terkendali. Kanker
Page 98
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
dapat berasal dari dalam tulang juga timbul dari jaringan atau dari sel- sel
kartilago yang berhubungan dengan epiphipisis atau dari unsur-unsur
pembentuk darah yang terdapat pada sumsum tulang.
Kanker adalah neoplasma yang tidak terkontrol dari sel anaplastik
yang menginvasi jaringan dan cenderung bermetastase sampai ke sisi
yang jauh dalam tubuh.(Wong.2003: 595).
Metastase bisa terjadi pada setiap tulang dan dimana saja. Biasanya
(tidak selalu) menimbulkan nyeri local. Tumor metastasik biasanya
dekstruktif (lytic) dan bisa terjadi fraktur bila tulang menjadi lemah.
Kadang-kadang terlihat densitas (terutama bila tumor primernya prostat
atau payudara). Jarang terlihat pembentukan tulang baru secara
periosteal (bila dibandingkan dengan tumor primer). Yang paling penting,
hampir selalu multiple, terjadi pada tulang yang berbeda. Jarang dapat
dikenali tumor prime dari mana metastase berasal. ( Tucker.1993 )
2. Etiologi
Beberapa tumor ganas yang sering bermetastasis ke tulang antara lain :
-
Page 99
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
ketulang
lain,
paling
sering
tulang
3.
Klasifikasi
Keganasan
tulang
primer
dikalsifikasikan
secara
histologis
Patofisiologi
Page 100
BAB I
BALUTAN
-
CARA MEMBUAT
a.
Manifestasi Klinik
Nyeri tulang
Nyeri tulang adalah gejala yang paling sering didapati pada proses
metastasis ke tulang dan biasanya merupakan gejala awal yang disadari
oleh pasien. Nyeri timbul akibat peregangan periosteum dan stimulasi
saraf pada endosteum oleh tumor. Nyeri dapat hilang-timbul dan lebih
terasa pada malam hari atau waktu beristirahat.
b.
Fraktur
Adanya metastasis ke tulang dapat menyebabkan struktur tulang menjadi
lebih rapuh dan beresiko untuk mengalami fraktur. Kadang-kadang fraktur
timbul sebelum gejala-gejala lainnya. Daerah yang sering mengalami
Page 101
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
d.
e.
Gejala lainnya
Apabila metastasis sampai ke sum-sum tulang, gejala yang timbul sesuai
dengan tipe sel darah yang terkena. Anemia dapat terjadi apabila
mengenai sel darah merah. Apabila sel darah putih yang terkena, maka
pasien dapt dengan mudah terjangkit infeksi.Sedangkan gangguan pada
platelet, dapat menyebabkan perdarahan.
6.
a.
Pemeriksaan Penunjang
Foto tulang konvensional
Foto
tulang
konvensional
digunakan
untuk
menentukan
karakter
metastasis ke tulang.
b.
Gambaran CT-Scan
CT scan digunakan untuk mengevaluasi abnormalitas pada tulang yang
susah atau tidak dapat ditemukan dengan X-Ray dan untuk menentukan
luasnya tumor atau keterlibatan jaringan 7.
c.
MRI
Banyak pendapat yang mengatakan bahwa penggunaan MRI untuk
mendeteksi
suatu
metastasis
lebih
sensitif
skintiscanning.
Page 102
daripada
penggunaan
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
e.
Survey
atau
pemeriksaan
tulang-tulang
secara
radio-grafik
Lokasi lesi lebih akuran apakah daerah epifisis, metafisis, dan diafisis
atau pada organ-organ tertentu.
a)
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan medis
Alloperinol untuk mengontrol hiperurisemia. Outputurin harus baik(25003000ml/hari) unutuk mengukur tingkat serum kalsium dan mencegah
hiperkalsium dan hiperurisemia.
Bifosfonat
Bifosfonat berfungsi untuk menekan laju destruksi dan pembentukan
tulang yang berlebihan akibat metastasis.
Page 103
BAB I
BALUTAN
hormon
CARA MEMBUAT
digunakan
untuk
menghambat
aktivitas
hormon
dalam
Radioterapi
Radioterapi
berguna
untuk
menghilangkan
nyeri
dan
mengontrol
Pembedahan
Pembedahan dilakukan untuk mencegah atau untuk terapi fraktur.
Biasanya pembedahan juga dilakukan untuk mengangkat tumor. Dalam
pembedahan
mungkin
ditambahkan
beberapa
ornament
untuk
Penatalaksanaan keperawatan
1.
Manajemen nyeri
Teknik manajemen nyeri secara psikologik (teknik relaksasi napas dalam,
visualisasi, dan bimbingan imajinasi ) dan farmakologi ( pemberian
analgetika ).
2.
dukungan
secara
moril
serta
anjurkan
keluarga
untuk
4.
Pendidikan kesehatan
Pasien
dan
keluarga
diberikan
pendidikan
kesehatan
tentang
Page 104
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
Identits klien
( nama, umur, jenis kelamin, suku/bangsa, agama, status marietal,
pekerjaan, pendidikan, alamat, tanggal MRS, diagnose medis )
a)
Keluhan utama
Adalah alasan utama yang menyebabkan dibawanya klien ke rumah
sakit.
b)
c)
d)
a)
Aktivitas /Istirahat
1.
Page 105
BAB I
BALUTAN
2.
CARA MEMBUAT
Perubahan pada pola tidur dan waktu tidur pada malam hari, adanya
4.
tinggi.
b)
Sirkulasi
1.
2.
c)
Integritas Ego
1.
Eliminasi
1.
Makanan/Cairan
1.
Anoreksia, mual/muntah.
3.
Intoleransi makanan.
4.
Neurosensori
1.
Pernafasan
Page 106
BAB I
BALUTAN
1.
CARA MEMBUAT
Keamanan
1.
2.
i)
1.
3.
herpes genital.
j)
Interaksi Social
1.
2.
b)
c)
Pemeriksaan fisik
1.
Teraba massa tulang dan peningkatan suhu kulit di atas massa serta
Page 107
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
DATA
.
1.
DS :
ETIOLOGI
MASALAH
Zat karsinogen
Nyeri Akut
DO :
- teraba massa tulang
- adanya nyeri tekan Pertumbuhan Sel kanker
pada sisi yang sakit
- pembengkakan di atas
tulang dan persendian.
-
Adanya
vena.
peleberan
Bermetastase melalui PD
Sumsum tulang belakang
Aktivitas hematopatik
Plasma
Pembelahan
tidak
matang
sel
yang
abnormal
Page 108
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
Nyeri akut
2.
DS :
DO :
PD
dari kebutuhan
- keletihan
-
berkeringat
tubuh
pada
kurang
Sumsum tulang
malam hari
- anorexia
Mengalami
kerusakan
yang
luas
Pembentukan substrat
Anemia
Oksigenasi sel
Gangguan metabolic
Page 109
BAB I
BALUTAN
3.
CARA MEMBUAT
DS :
DO :
PD
efektif
- cemas
- kurang pengetahuan
Sumsum tulang
Kurang pengetahuan
Anxietas
Page 110
tidak
BAB I
BALUTAN
4.
DS :
CARA MEMBUAT
Metastase
sel
kannker Gangguan
DO :
- lemah
harga diri
melalui PD
Sumsum tulang
Mengalami
kerusakan
yang luas
Perkembangan sel kanker di
tulang
Gangguan ortopedik
Tindakan operasi
5.
DS :
DO :
tulang
- lemah
Page 111
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
Gangguan ortopedik
Tindakan operasi
Berduka
Adapun diagnosa keperawatan yang muncul pada kanker tulang ialah :
1.
2.
3.
4.
5.
III. INTERVENSI
NO.
DIAGNOSA
1.
Nyeri
akut Tujuan
berhubungan
dengan
TUJUAN DAN KH
:
INTERVENSI
klien
1.
mengalami
Kaji status
1.
nyeri
Page 112
RASIONAL
Memberikan
data dasar untuk
lokasi, menentukan
dan
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
cedera biologi
KH :
-
frekuensi,
mengevaluasi
dan intervensi
yang
ditentukan
2.
Mendemontrasikan
penggunaan
relaksasi klien.
2.
keterampilan
meningkatkan
Berikan
lingkungan
relaksasi
aktifitas
hiburan dan
sesuai
indikasi hiburan
situasi individu.
aktivitas
misalnya 3.
:
meningkatkan
musik,
relaksasi
televisi ).
dapat
yang
menurunkan rasa
3.
seperti
teknik relaksasi
napas
dalam,
visualisasi, dan
bimbingan
4.
imajinasi.
mengurangi
nyeri dan spasme
otot
Kolaborasi :
4.
Berikan
analgesik
sesuai
kebutuhan
untuk nyeri.
Page 113
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
3
2.
1.
Catat
1.
Mengidentifikasi
dari
Mengalami
asupan
kekuatan
atau
kebutuhan
peningkatan
makanan
defisiensi nutrisi.
tubuh
berhubungan
adekuat
2.
dengan status
KH : penambahan berat
2.
badan, si
keadaan
berkenaan
malnutrisi,
dengan
albumin
kanker.
5,5 g% )
dan
dalam trisep
setiap kalori
khususnya
pengukuran
antropometrik
kurang
dari
norma.
3.
Berikan diet
3.
TKTP
Memenuhi
dan kebutuhan
jaringan.
Asupan
cairan
adekuat
untuk
menghilangkan
produk sisa.
Kolaborasi :
1)
4.
Pantau
hasil
4.
membantu
pemeriksaan
mengidentifikasi
laboratorium
derajat malnutrisi
Page 114
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
sesuai indikasi.
2)
3.
Koping
tidak Tujuan :
1.
Motivasi
1.
efektif
Mendemonstrasikan pasien
berhubungan
penggunaan
dengan
takut
tentang efektif
partisipasi
tahuan,
dalam
persepsi
pengobatan
tentang
KH :
proses
penyakit,
ketidak
mengungkapkan
rasa takut serta
aktif
kesalahan konsep
tentang diagnosis
2.
Berikan
2.
tampak lingkungan
dan rileks
sistem
untuk
dan n perasaan.
aturan
Pasien
memberikan
yang
membina
hubungan
nyaman percaya
saling
dan
pendukung
berkurangnya
dan
keluarga untuk
tidak adekuat
ansietas
merasa
aman diterima
Mengungkapkan untuk
kondisi
merasa
dengan
apa
adanya
pada
klien
berbicara.
3.
Pertahankan
kontak
sering
3.
Memberikan
bicara pasien
tidak
dengan
sendiri
atau
menyentuh
ditolak.
pasien.
Page 115
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
4.
Berikan
informasi
akurat,
4.
Dapat
konsisten
menurunkan
mengenai
ansietas
prognosis.
memungkinkan
pasien
dan
membuat
ke-putusan
atau
pilihan
sesuai
realita.
4.
Gangguan
Tujuan :
1.
Diskusikan
1.
Membantu
harga
diri mengungkapan
dengan
karena
perubahan
terdekat
hilangnya
masalah
untuk
dan memulai
proses
bagian
atau
tubuh,
perubahan
kinerja peran
asa
orang dalam
memastikan
perasaan pengobatan
dan
pemecahan
masalah.
tidak kehidupan
mampu.
pribadi
pasien
dan keluarga.
KH :
Mulai
2.
mengembangkan
Motivasi
pasien
dan
menghadapi mengungkapka
masalah
efektif.
secara n
Membantu
dalam
perasaan pemecahan
tentang
efek masalah
kanker
atau
pengobatan.
Page 116
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
3.
Pertahankan
kontak
mata
selama
interaksi
3.
Menunjukkan
keluarga menjaga
dan
bicara hubungan
dengan
percaya
menyentuh
pasien
pasien.
keluarga.
Page 117
saling
dengan
dan
BAB I
BALUTAN
5.
CARA MEMBUAT
Berduka
Tujuan :
1.
Lakukan
1.
berhubungan
rasa
dengan
siap
dengan klien.
kemungkinan
kemungkinan
kehilangan
kehilangan anggota
alat gerak
gerak.
menghadapi langsung
Meningkatkan
percaya
dengan klien.
2.
Diskusikan
2.
Memberikan
kurangnya
dukungan
moril
KH :
alternatif
kepada
klien
Pasien
pengobatan.
untuk
menyesuaikan
diri
menerima
pembedahan.
terhadap
kehilangan anggota
3.
Ajarkan
3.
Membantu
gerak
penggunaan
dalam melakukan
Mengalami
alat
peninggkatan
seperti
mobilitas
bantu mobilitas
dan
kursi meningkatkan
sesegera
pasien.
mungkin
sesuai dengan
kemampuan
pasien.
4.
Motivasi dan
libatkan pasien
4.
Secara
tidak
memberikan
latihan mobilisasi
IV. IMPLEMENTASI
Implementasi dilakukan berdasarkan intervensi yang telah dibuat
dengan format sbb :
Page 118
BAB I
BALUTAN
NO.
HARI / TGL
CARA MEMBUAT
DIAGNOSA KEP.
TINDAKAN KEP.
RESPON HASIL
V. EVALUASI
NO.
TGL
JAM
DIAGOSA
EVALUASI
PARAF
KEP.
S : Data subjektif yang di dapat
dari
pengkajian
langsung
oleh
klien
saat
pengkajian dilakukan.
O : Data objektif yang didapat
dari
hasil
pengkajian
perawat
oleh
misalnya
yang
dengan
kriteria
diharapkan
disesuaikan
hasil
pada
yang
kolom
masalah
teratasi
maka
Page 119
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
TUMOR TULANG
Page 120
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
A. PENGERTIAN
Tumor
tulang
adalah
istilah
yang
dapat
digunakan
untuk
yang utama,
Page 121
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
B. ETIOLOGI
a. Radiasi sinar radio aktif dosis tinggi
b. Keturunan, Contoh faktor genetika yang dapat meningkatkan resiko
kanker tulang adalah:
1. Multiple exostoses
2. Rothmund-Thomson sindrom
3. Retinoblastoma genetic
4. Li-Fraumeni sindrom
c. Beberapa kondisi tulang yang ada sebelumnya, seperti : penyakit
paget (akibat pajanan radiasi ).
C. PATOFISIOLOGI
Gambaran patologik yang penting untuk meramalkan perjalanan
klinis dan menentukan cara penanggulangannya ialah banyaknya mitosis
dan banyaknya nekrosis. Tumor ganas ini dibagi dalam tiga derajat
maliknitas. Bila klien mendapat terapi optimal, prognosis pertahanan hidup
setiap lima tahunnya berdasarkan derajat keganasan tumor dari derajat I
III adalah 90%, 70%, dan 45%. Banyaknya mitosis dari derajat I III
berturut-turut adalah < 4/2 mml2, 4-25/2 mm2 (2mm2 artinya banyaknya
mitosis pada lapangan mikroskopik 2mm2).
D. INSIDEN TUMOR TULANG
Insiden dari beberapa neoplasma berkaitan dengan usia, misalnya
osteosarkoma
terjadi
kebanyakan
pada
anak
dan
remaja,
dan
=
=
=
Tumor Induk
Tumor tidak dapat dicapai
Tidak ditemukan tumor primer
Page 122
BAB I
BALUTAN
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
T1
T2
T3
N
N0
N1
M
M0
M1
CARA MEMBUAT
=
=
=
=
=
=
=
=
=
F. MANIFESTASI KLINIS
Beberapa manifestasi klinis yang muncul pada tumor tulang bisa
bervariasi tergantung pada jenis tumor
umum adalah nyeri. Tumor tulang lebih umum terjadi pada tulang yang
bentuknya panjang (lengan dan kaki), sehingga tempat-tempat tersebut
merupakan tempat yang paling sering merasakan nyeri.
Tidak semua tumor tulang bersifat ganas, melainkan ada juga yang
jinak. Nyeri tulang umumnya menunjukkan bahwa tumor tersebut adalah
jinak. Beberapa manifestasi klinis tumor tulang, antara lain:
a. Persendian yang bengkak dan inflamasi.
b. Patah tulang yang disebabkan karena tulang yang rapuh
Manifestasi klinis yang tidak spesifik seperti demam, menurunnya
berat badan, kelelahan yang hebat, dan anemia juga bisa menjadi gejala
tumor tulang, tapi bisa juga merupakan indikator penyakit lain.
G. PENGOBATAN
a. Pembedahan.
Kanker
tulang
umumnya
diterapi
dengan
pembedahan.
Page 123
BAB I
BALUTAN
Terapi
CARA MEMBUAT
radiasi
menggunakan
energi
radiasi
tertentu
untuk
bekerja
dengan
menghilangkan
sel-sel
yang
memiliki
kecepatan dalam membelah diri, seperti sel kanker. Namun, ada beberapa
jenis sel normal yang juga memiliki sifat cepat membelah diri seperti sel
rambut. Sehingga kadangkala kemoterapi menyebabkan kerontokan
rambut.
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
a. Aktivitas /Istirahat
Gejala:
1. Kelemahan dan atau keletihan.
2. Keterbatasan partisipasi dalam hobi dan latihan.
3. Pekerjaan atau profesi dengan pemajanan karsinogen, tingkat
stress tinggi.
b. Sirkulasi
Gejala :
1. Palpitasi dan nyeri dada pada aktivitas fisik berlebih.
2. Perubahan pada TD.
c. Integritas Ego
Gejala :
Page 124
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
dengan
krisis
situasi
(kanker),
produksi
energi
Page 126
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
ulang
pengalaman
klien/orang
terdekat
sebelum
mengalami kanker.
Rasional : Membantu dalam identifikasi rasa takut dan kesalahan
kopnsep berdasarkan pada pengalaman dengan kanker.
2. Dorong klien untuk menungkapkan pikiran dan perasaannya.
Rasional : Memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi rasa
takut, realisasi serta kesalahan konsep tentang diagnosis.
3. Berikan
lingkungan
terbuka,
dimana
klien
merasa
aman
efek-efek
isolasi
pada
klien
bila
diperlukan
untuk
Page 127
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
kanker
trauma,missal
dan/atau
bedah
prosedur
yang
yang
menimbulkan
menimbulkan
kecacatan,kolostomi,amputrasi.
Rasional: Sedikit klien yang benar-benar siap untuk realita
perubahan yang dapat terjadi.
2. Kaji klien/orang terdekat terhadap persepsi berduka.
Rasional: Pengetahuan tentang proses berduka memperkuat
normalitas perasaan/reaksi terhadap apa yang di alami dan dapat
membantu klien menghadapi situasi yang ada dengan lebih efektif.
3. Dorong pengungkapan pikiran/masalah dan penerimaan ekspresi
kesedihan,marah,penolakan. Akui normalitas perasaan ini.
Rasional: Klien merasa terdukung mengekspresikan perasaan
dengan memahami bahwa konflik emosi yang dalam dan sering
adalah norma dan di alami orang lain dalam situasi sulit ini.
Intervensi Kolaborasi:
1. Rujuk Pada konselor yang tepat sesuai kebutuhan (perawat klinik
psikiatri, pekerja social, psikologi).
Rasional : Dapat membantu untuk menghilangkan disters atau
mengatasi perasaan berduka untuk memudahkan koping dan
mengembangkan pertumbuhan.
2. Rujuk pada program komunitas bila tepat
Page 128
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
dan
rasa
ketertarikan/keinginan,
missal
alopesia,
memulai
proses
adaptasi
pada
stasus
baru
dan
menjalani
radioterapi,
jadwal
waktu
libur
kerja,
klien
untuk
mendiskusikan
tentang
masalah
efek
Dapat
membantu
menurunkan
masalah
yang
Page 129
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
kenyamanan
dasar
(missal
teknik
relaksasi,
Page 130
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
terapi.
Klien
harus
mencoba
solusi/kombinasi terbaik.
Dx.VI Intervensi :
Page 131
untuk
menemukan
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
Pemngukuran
sensitive
terhadap
fluktiuasi
keseimbangan cairan.
3. Pantau tanda vital, evaluasi nadi perifer, dan pengisian kapiler.
Rasional : Menunjukkan keadekuatan volume sirkulasi.
4. Kaji turgor kulit dan kelmbaban membrane mukosa. Perhatikan
keluhan haus.
Rasional : Indikator tidak langsung dari status hidrasi/derajat
kekurangan.
5. Dorong peningkatan masukan cairan sampai 3000 mL/hari sesuai
toleransi individu.
Rasional : Membantu dalam memelihara kebutuhan cairan dan
menurunkan resiko efek samping yang membahayakan, missal
sistitis hemoragi pada klien yang mendapat siklofosfamid (cytoxan).
Dx.VII Intervensi :
1. Rencanakan perawatan untuk memungkinkan periode istirahat.
Jadwalkan aktivitas periodic bila klien mempunyai energy yang
banyak. Libatkan klien/orang terdekat dalam jadwal perencanaan.
Page 132
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
Page 133
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
Page 134
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
GOUT
1. Latar Belakang
Di masyarakat kini beredar mitos bahwa ngilu sendi berarti asam urat.
Pengertian ini perlu diluruskan karena tidak semua keluhan dari nyeri
sendi disebabkan oleh asam urat. Pengertian yang salah ini diperparah
oleh iklan jamu/obat tradisional. Penyakit rematik banyak jenisnya. Tidak
semua keluhan nyeri sendi atau sendi yang bengkak itu berarti asam urat.
Untuk memastikannya perlu pemeriksaan laboratorium.
Sebenarnya yang dimaksud dengan asam urat adalah asam yang
berbentuk kristal-kristal yang merupakan hasil akhir dari metabolisme
purin (bentuk turunan nukleoprotein), yaitu salah satu komponen asam
nukleat yang terdapat pada intisel - sel tubuh. Secara alamiah, purin
terdapat dalam tubuh kita dan dijumpai pada semua makanan dari sel
hidup, yakni makanan dari tanaman (sayur, buah, kacang-kacangan) atau
pun hewan (daging, jeroan, ikan sarden).
Jadi asam urat merupakan hasil metabolisme di dalam tubuh, yang
kadarnya tidak boleh berlebih. Setiap orang memiliki asam urat di dalam
tubuh, karena pada setiap metabolisme normal dihasilkan asam urat.
Sedangkan pemicunya adalah makanan dan senyawa lain yang banyak
mengandung purin. Sebetulnya, tubuh menyediakan 85 persen senyawa
purin untuk kebutuhan setiap hari. Ini berarti bahwa kebutuhan purin dari
makanan hanya sekitar 15 persen. Sayangnya, fakta ini masih belum
diketahui secara luas oleh masyarakat. Akibatnya banyak orang suka
menyamaratakan semua makanan. Orang menyantap apa saja yang dia
inginkan, tanpa mempertimbangkan kandungan didalamnya sangat tinggi.
Produk makanan mengandung purin tinggi kurang baik bagi orang-orang
tertentu, yang punya bakat mengalami gangguan asam urat. Jika
mengonsumsi
makanan
ini
tanpa perhitungan,
jumlah purin
dalam
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
alkohol, ikan hearing, telur, dan jeroan. Ikan hearing atau sejenisnya
(sarden), dan jeroan merupakan sumber senyawa sangat potensial. Yang
tergolong jeroan bukan saja usus melainkan semua bagian lain yang
terdapatdalam perut hewan seperti hati, jantung, babat, dan limfa.
Konsumsi
jeroan
memperberat
kerja
enzim
hipoksantin
untuk mengolah purin. Akibatnya banyak sisa asam urat di dalam
darahnya, yang berbentuk butiran dan mengumpul di sekitar sendi
sehingga menimbulkan rasasangat sakit. Jeroan memang merupakan
salah satu hidangan menggiurkan, diantaranya soto babat, sambal hati,
sate jantung, dan kerupuk limfa. Tetapi salahsatu dampaknya, jika tubuh
kelebihan
senyawa
purin
maka
si
empunya
dirimengalami
sakit
pada persendian.
2.Tujuan
A. Definisi
Gout merupakan gangguan metabolik yang sudah dikenal oleh
Hipokrates pada zaman yunani kuno. Pada waktu itu Gout dianggap
sebagai penyakit kalangan sosial elit yang disebabkan karena terlalu
banyak makan, minum anggur dan seks. Sejak saat itu banyak teori
etiologis dan terapiotik yang telah dikemukakan, namun kini banyak yang
telah diketahui mengenai penyakiy Gout, dan tingkat keberhasilan
pengobatannya juga tinggi.
Gout merupakan istilah yang dipakai untuk sekelompok gangguan
metabolik, sekurang-kuranggnya ada sembilan gangguan yang ditandai
oleh meningkatnya konsentrasi asam urat atau hiperurisemia. Gout dapat
bersifat primer maupun sekunder. Gout primer merupakan akibat langsung
pembentukan asam urat tubuh yang berlebihan atau akibat penurunan
ekskresi asam urat. Gout sekunder disebabkan karena pembentukan
Page 136
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
asam urat yang berlebih atau ekskresi asam urat yang berkurang akibat
proses penyakit lain atau pemakaian obat-obat tertentu.
Artritis pirai (Gout) adalah suatu proses inflamasi yang terjadi
karena deposisi kristal asam urat pada jaringan sekitar sendi. gout terjadi
sebagai akibat dari hyperuricemia yang berlangsung lama (asam urat
serum
meningkat)
disebabkan
karena
penumpukan
purin
atau
ekresi asam urat yang kurang dari ginjal. Gout mungkin primer atau
sekunder.
Pirai atau gout adalah suatu penyakit yang ditandai dengan
serangan mendadak dan berulang dari artritis yang terasa sangat nyeri
karena adanya endapan kristal monosodium urat, yang terkumpul di
dalam sendi sebagai akibat dari tingginya kadar asam urat di dalam darah
(hiperurisemia).
Macam macam Gout:
a.
b.
Gout primer
Merupkan akibat langsung pembentukan asam urat tubuh yang berlebih
atau akibat penurunan ekresi asam urat
Gout sekunder
Disebabkan karena pembentukan asam urat yang berlebih atau
ekresi asam urat yang bekurang akibat proses penyakit lain atau
pemakaian obat tertentu.
B. Etiologi
Gout
disebabkan
oleh
adanya
kelainan
metabolik
dalam
pembentukan purin atau ekresi asam urat yang kurang dari ginjal yang
menyebakanhyperuricemia.
Hyperuricemia pada penyakit ini disebabkan oleh :
a)
BAB I
BALUTAN
b)
CARA MEMBUAT
D. Gambaran klinis
Kadar urat serum pada laki-laki mulai meningkat setelah pubertas
pada perempuan kadar urat tidak meningkat sampai setelah menopouse
karena ekstrogen meningkatkan ekskresi asam urat melalui ginjal. Setelah
menopouse kadar urat serum meningkat seperti pada pria. Terdapat
empat tahap perjalanan klinis dari penyakit gout yang tidak diobati.
Tahap pertama hiperurisemia asimtomatik nilai normal asam urat
serum pada laki-laki adalah 5,1 atau lebih dari kurang lebih 1,0 dan pada
perempuan adalah 4,0 , lebih dari 1,0 mg/dl. Pada seseorang dengan gout
tahap ke 2 adalah artritis gout akut pada tahap ini tejadi awitan mendadak
pembengkakan dan nyeri yang luar biasa, biasanya pada sendi ibu jari
kaki dan sendi metatarsofalangeal artritis bersifat monoartikular dan
menunjukkan tanda-tanda peradangan otak mungkin terdapat demam dan
peningkatan jumlah leukosit serangan dapat dipicu oleh pembedahan
trauma obat-obatan, alkohol, atau stresss emosional. Serangan gout akut
biasanya pulih tanpa pengobatan tetapi memakan waktu 10 sampai 14
hari.
Page 138
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
Fase akut
Page 139
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
terapi.
Fase kronis
Timbul dalam jangka waktu beberapa tahun dan ditandai dengan
rasa nyeri, kaku, dan pegal. Akidat adanya kristal-kristal urat maka terjadi
peradangan kronik. Sendi yang bengkak akibai gout kronik sering besar
E. Faktor resiko
a.
b.
c.
F. Patofisiologi
Peningkatan kadar asam urat serum dapat disebabkan oleh
pembentukan berlebihan atau penurunan eksresi asam urat, ataupun
keduanya. Asam urat adalah produk akhir metabolisme purin. Secara
normal, metabolisme purin menjadi asam urat dapat diterangkan sebagai
berikut:
Sintesis purin melibatkan dua jalur, yaitu jalur de novo dan jalur
penghematan (salvage pathway).
Page 140
BAB I
BALUTAN
1.
CARA MEMBUAT
Jalur de novo melibatkan sintesis purin dan kemudian asam urat melalui
prekursor nonpurin. Substrat awalnya adalah ribosa-5-fosfat, yang diubah
melalui serangkaian zat antara menjadi nukleotida purin (asam inosinat,
asam guanilat, asam adenilat). Jalur ini dikendalikan oleh serangkaian
mekanisme yang kompleks, dan terdapat beberapa enzim yang
mempercepat reaksi yaitu: 5-fosforibosilpirofosfat (PRPP) sintetase dan
amidofosforibosiltransferase (amido-PRT). Terdapat suatu mekanisme
inhibisi umpan balik oleh nukleotida purin yang terbentuk, yang fungsinya
2.
1.
2.
3.
4.
Page 141
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
2.
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
2.
Penatalaksanaan medik.
1.
Fase akut.
Obat yang digunakan :
a.
b.
c.
2.
a.
Golongan urikosurik
- Probenasid, adalah jenis obat yang berfungsi menurunkan asam
urat dalam serum.
- Sulfinpirazon, merupakan dirivat pirazolon dosis 200-400 mg
perhari.
- Azapropazon, dosisi sehari 4 X 300 mg.
- Benzbromaron.
b.
Inhibitor xantin (alopurinol).
Adalah suatu inhibitor oksidase poten, bekerja mencegah konversi
hipoxantin menjadi xantin, dan konversi xantin menjadi asam urat.
H. Pengobatan
Gout bergantung pada tahap penyakitnya. Serangan atritis gout
yang akut diobati dengan obat-obatan AINS atau kolkisin. Pengobatan
gout kronik adalah berdasarkan usaha untuk menurunkan produksi asam
urat atau meningkatkan ekskresi asam urat oleh ginjal. Obat allopurinol
Page 143
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
PENGKAJIAN
A.
Identitas
Meliputi nama, jenis jenis kelamin ( lebih sering pada pria daripada
wanita ), usia ( terutama pada usia 30- 40), alamat, agama, bahasa yang
digunakan,
status
perkawinan,
pendidikan,
pekerjaan,
asuransi
Keluhan Utama
Page 144
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
Pada umumnya klien merasakan nyeri yang luar biasa pada sendi ibu jari
kaki (sendi lain)
C.
T (Time)
D.
E.
F.
Sosial
Spiritual
Kebutuhan nutrisi
1. Makan
protein)
Page 145
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
Kebutuhan eliminasi
1. BAK
2. BAB
Kebutuhan aktivitas
a.
B1 (Breathing)
Inspeksi: bila tidak melibatkan system pernafasan, biasanya ditemukan
kesimetrisan rongga dada, klien tidak sesak nafas, tidak ada penggunaan
otot bantu pernafasan.
Palpasi : Taktil fremitus seimbang kanan dan kiri.
Perkusi : Suara resonan pada seluruh lapang paru.
Auskultasi : Suara nafashilang/ melemah pada sisi yang sakit, biasanya
b.
c.
B3(Brain)
Kepala dan wajah
Mata
Leher
d.
sianosis.
Sklera
Pada k
Biasan
B4 (Bladder)
Produksi urine biasanya dalam batas normal dan tidak ada keluhan pada
system perkemihan, kecuali penyakit gout sudah mengalami komplikasi ke
Page 146
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
ginjal berupa pielonefritis, batu asam urat, dan gagal ginjal kronik yang
d.
II.
Diagnosa Keperawatan
1.
2.
3.
4.
Gangguan citra diri b.d perubahan bentuk tubuh pada tulang dan sendi
III. Intervensi
DIANOSA KEPERAWATAN :
Page 147
BAB I
BALUTAN
1.
CARA MEMBUAT
pencegahan nyeri
4. Menggunakan alat pengurang nyeri analgesik dan non analgesik secara
5.
6.
7.
8.
9.
tepat
Tidak mengekspresikan nyeri secara verbal atau pada wajah
Tidak ada posisi melindungi
Tidak ada kegelisahan atau ketegangan otot
Tidak ada kehilangan nafsu makan
Frekuensi nyeri dan lamanya episode nyeri dilaporkan menengah atau
ringan
INTERVENSI
1.
2.
Aktivitas Keperawatan :
1.
2.
panjang
Penatalaksanaan
3.
nyeri
pantau
kepuasan
pasien
dengan
Page 148
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
Bicarakan pada pasien bahwa pengurangan nyeri secara total tidak akan
dapat di capai
Aktivitas Kolaborasi
1.
2.
Aktivitas Lain :
1.
2.
dapat diterima
3.
Tingkatkan istirahat atau tidur yang adekuat untuk menfasilitasi
4.
pengurangan nyeri
Berikan pengobatan sebelum aktivitas untuk meningkatkan partisipasi
Page 149
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
OSTEOMILITIS
1. DEFINISI
Osteomielitis adalah infeksi tulang.Infeksi tulang
lebih
sulit
kualitas
hidup
atau
mengakibatkan
kehilangan
ekstremitas.
Infeksi disebabkan oleh penyebaran hematogen (melalui darah) dari fukos
infeksi di tempat lain ( misalnya : tonsil yang terinfeksi, lepuh, gigi
terinfeksi, infeksi saluran nafas ). Osteomielitis akibat penyebaran
hematogen biasanya terjadi di tempat di mana terdapat trauma atau di
mana terdapat resistensi rendah, kemungkinan akibat trauma subklinis
(tak jelas).
Infeksi dapat berhubungan dengan penyebaran infeksi jaringan lunak
(misalnya : ulkus dekubitus yang terinfeksi atau ulkus vaskuler) atau
kontaminasi langsung tulang ( misalnya : fraktur terbuka, cedera traumatic
seperti luka tembak, pembedahan tulang).
Pasien yang beresiko tinggi mengalami Osteomielitis adalah mereka yang
nutrisinya buruk, lansia, kegemukan, atau penderita diabetes mellitus.
Page 150
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
Selain itu, pasien yang menderita artitis rheumatoid, telah di rawat lama di
rumah sakit, mendapat terapi kortikosteroid jangka panjang, menjalani
pembedahan sendi sebelum operasi sekarang, atau sedang mengalami
sepsis rentan, begitu pula yang menjalani pembedahan ortopedi lama,
mengalami infeksi luka mengeluarkan pus, mengalami nefrosis insisi
margial atau dehidrasi luka, atau memerlukan evakuasi hematoma
pascaoperasi.
( Brunner & Suddarth,2001 )
Osteomyelitis adalah infeksi Bone marrow pada tulang-tulang
panjang yang disebabkan oleh staphylococcus aureus dan kadangkadang Haemophylus influensae (Depkes RI, 1995).
Osteomyelitis adalah suatu infeksi yang disebarkan oleh darah
yang disebabkan oleh staphylococcus (Henderson, 1997)
Osteomyelitis adalah infeksi tulang (Carpenito, 1990).
2. ETIOLOGI
Staphylococcus aureus 70% 80 %
Proteus
Pseudomonas
Escerehia Coli
Awitan Osteomielitis :
Setelah pembedahan ortopedi terjadi 3 bulan pertama (Akut FulminanStadium 1)
Antara 4-24 bulan setelah pembedahan (Awitan Lambat-Stadium 2)
Penyebaran hematogen lebih dari 2 tahun setelah pembedahan
(Awitan Lama-Stadium 3)
3. PATOFISIOLOGI
Staphylococcus aureus merupakan penyebab 70% sampai 80%
infeksi tulang. Organisme patogenik lainnya yang sering dijumpai pada
Osteomielitis meliputi : Proteus, Pseudomonas, dan Escerichia Coli.
Terdapat peningkatan insiden infeksi resistensi penisilin, nosokomial, gram
negative dan anaerobik.
Page 151
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
hematogen
dan
terjadi
tahun
atau
lebih
setelah
pembedahan.
Respon inisial terhadap infeksi adalah salah satu dari inflamasi,
peningkatan vaskularisasi, dan edema. Setelah 2 atau 3 hari, trombisis
pada pembuluh darah terjadi pada tempat tersebut, mengakibatkan
iskemia dan nefrosis tulang sehubungan dengan penigkatan tekanan
jaringan dan medula. Infeksi kemudian berkembang ke kavitas medularis
dan ke bawah periosteum dan dapat menyebar ke jaringan lunak atau
sendi di sekitarnya. Kecuali bila proses infeksi dapat dikontrol awal,
kemudian akan membentuk abses tulang.
Pada perjalanan alamiahnya, abses dapat keluar spontan namun
yang lebih sering harus dilakukan insisi dan drainase oleh ahli bedah.
Abses yang terbentuk dalam dindingnya terbentuk daerah jaringan mati
(sequestrum) tidak mudah mencari dan mengalir keluar. Rongga tidak
dapat mengempis dan menyembuh, seperti yang terjadi pada jaringan
lunak. Terjadi pertumbuhan tulang baru (involukrum) dan mengelilingi
sequestrum. Jadi meskipun tampak terjadi proses penyembuhan, namun
sequestrum infeksius kronis yang ada tetap rentan mengeluarkan abses
kambuhan sepanjang hidup pasien. Dinamakan osteomielitis tipe kronis.
4. KLASIFIKASI
Osteomielitis dapat diklasifikasikan dua macam yaitu:
Osteomielitis Primer
Page 152
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
Terjadi akibat penyebaran kuman dari sekitarnya akibat dari bisul, luka
fraktur dan sebagainya.
5. MANIFESTASI KLINIS
Gambaran klinis osteomielitis tergantung dari stadium patogenesis
dari penyakit, dapat berkembang secara progresif atau cepat. Pada
keadaan ini mungkin ditemukan adanya infeksi bacterial pada kulit dan
saluran napas bagian atas. Gejala lain dapat berupa nyeri yang konstan
pada daerah infeksi dan terdapat gangguan fungsi anggota gerak yang
bersangkutan
Jika infeksi dibawa oleh darah, biasanya awaitan mendadak, sering terjadi
dengan manifetasi klinis septikema (misalnya : menggigil, demam tinggi,
tachycardia dan malaise umum). Gejala sistemik pada awalnya dapat
menutupi gejala local secara lengkap. Setelah infeksi menyebar dari
rongga sumsum ke korteks tulang, akan mengenai posterium, dan
jaringan lunak, dengan bagian yang terinfeksi menjadi nyeri, bengkak, dan
sangat nyeri tekan. Pasien menggambarkan nyeri konstan berdenyut yang
semakin memberat dengan gerakan dan berhubungan dengan tekanan
pus yang terkumpul.
Bila osteomielitis terjadi akibat penyebaran dari infeksi di sekitarnya atau
kontaminasi langsung, tidak akan ada gejala septikemia. Daerah terinfeksi
membengkak, hangat, nyeri, dan nyeri tekan.
Pada pasein dengan osteomielitis kronik ditandai dengan pus yang selalu
mengalir keluar dari sinus atau mengalami periode berulang nyeri,
inflamasi, pembengkakan dan pengeluaran pus. Infeksi derajat rendah
terjadi pada jaringan parut akibat kurangnya asupan darah.
( DR. Faisal Yatim, 2006 )
6. KOMPLIKASI
1.
2.
Dini :
Kekakuan yang permanen pada persendian terdekat (jarang terjadi)
Abses yang masuk ke kulit dan tidak mau sembuh sampai tulang yang
mendasarinya sembuh
Page 153
BAB I
BALUTAN
3.
CARA MEMBUAT
Atritis septik
Lanjut :
1.
2.
3.
4.
7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan darah
Sel darah putih meningkat sampai 30.000 L gr/dl disertai peningkatan laju
endapan darah.
2. Pemeriksaan titer antibodi anti staphylococcus
Pemeriksaan kultur darah untuk menentukan bakteri (50% positif) dan
diikuti dengan uji sensitivitas.
3. Pemeriksaan feses
Pemeriksaan feses untuk kultur dilakukan apabila terdapat kecurigaan
infeksi oleh bakteri Salmonella.
4 . Pemeriksaan Biopsi tulang.
5. Pemeriksaan ultra sound
Pemeriksaan ini dapat memperlihatkan adanya efusi pada sendi.
6. Pemeriksaan radiologis
Pemeriksaan photo polos dalam 10 hari pertama tidak ditemukan kelainan
radiologik, setelah dua minggu akan terlihat berupa refraksi tulang yang
bersifat difus.
8. PENCEGAHAN
Pencegahan Osteomielitis adalah sasaran utamanya. Penanganan
infeksi
fokal
dapat
menurunkan
angka
penyebaran
hematogen.
Page 154
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
Kultur
darah,
swab
dan
kultur
abses
dilakukan
untuk
spesimen
kultur
diperoleh
dimulai
terapi
antibiotika
Page 155
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
grafting
dikemudian
hari.
Dapat
dipasang
drainase
Riwayat keperawatan
Page 156
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
Pemeriksaan fisik
Area sekitar tulang yang terinfeksi menjadi bengkak dan terasa lembek
bila dipalpasi. Bisa juga terdapat eritema atau kemerahan dan panas. Efek
sistemik menunjukkan adanya demam biasanya diatas 380, takhikardi,
irritable, lemah bengkak, nyeri, maupun eritema.
c)
Riwayat psikososial
Pemeriksaan diagnostik
2.
4.
abses tulang.
3. Intervensi dan Rasional
Dx1 : Nyeri berhubungan dengan inflamasi dan pembengkakan
Tujuan / Hasil Pasien :
Mendemonstrasikan bebas dari nyeri dan Peningkatan rasa kenyamanan
Kriteria Evaluasi :
Page 157
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
Intervensi
Mandiri;
Rasionalisasi
1.
sehingga
dapat
me-
3.
Peningkatan
menurunkan
4.
vena
edem,
return,
dan
menyeri
jam
Untuk mengetahui penyimpangan
penyimpangan yang terjadi
5.
Kompres air hangat
Mengurangi
6.
analgesik
nyeri
dan
Kolaborasi :
Pemberian
rasa
obat-obatan
Mengurangi rasa nyeri
Page 158
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
Rasionalisasi
2.
Tinggikan
gangguan
ekstremitas
latihan
rentang
fisik
dapat berkurang
yang Dapat
meringankan
mobilitas
mobilitas
masalah
fisik
yang
tak sakit
Beri
penyanggah
pada Dapat
meringankan
masalah
klien
4.
Jelaskan
pandangan
yang
dapat
Mengurangi
penyimpangan
6.
Kolabortasi :
Fisioterapi / aoakulasi terapi
Page 159
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
Rasionalisasi
1.
Pantau :
hati
Warna kulit
Hidrasi
(turgor
dan
kelembapan kulit
2.
Lepaskan
pakaian
berlebihan
yang
Pakaian
yang
tidak
berlebihan
serta
evaporasi,
dan
Memperbaiki
4.
kehilangan
cairan
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
Intervensi
Rasionalisasi
Mandiri;
1.
perawatan
kateter
pemasukan
bakteri
menggigil,
pernapasan
cepat,
nadi
gelisah,
disorientasi.
.
4.
syok
bedah/
septic
instrumentasi
Observasi drainase dari luka, sekitar Adanya drain, insisi suprapubik
kateter suprapubik.
meningkatkan
resiko
untuk
retropublik
dan
perineal), iritasi
sepanjang waktu
Gunakan pelindung kulit tipe ostomi
dan
memberikan
pertumbuhan
media
bakteri,
Page 161
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
Kolaborasi:
7.
Mungkin
diberikan
secara
profilaktik
sehubungan
dengan
.4. IMPLEMENTASI
Implementasi merupakan tindakan yang sesuai dengan yang telah
di rencanakan, mencakup tindakan mandiri dan kolaborasi.
Tindakan mandiri adalah tindakan keperawatan berdasarkan analisis dan
kesimpulan perawat dan bukan atas petunjuk kesehatan lainya.
Tindakan kolaborasi adalah tindakan keperawatan yang didasarkan oleh
hasil keputusan bersama seperti dokter atau petugas kesehatan lain.
RHEUMATOID ARTRITIS
A. PENGERTIAN
Penyakit reumatik adalah penyakit inflamasi non- bakterial yang
bersifat sistemik, progesif, cenderung kronik dan mengenai sendi serta
Page 162
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
non-
hemolitikus
2. Endokrin
3. Autoimun
4. Metabolik
5. Faktor genetik serta faktor pemicu lainnya.
Pada saat ini, artritis reumatoid diduga disebabkan oleh faktor
autoimun dan infeksi. Autoimun ini bereaksi terhadap kolagen tipe II; faktor
infeksi mungkin disebabkan oleh karena virus dan organisme mikoplasma
Page 163
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
atau grup difterioid yang menghasilkan antigen tipe II kolagen dari tulang
rawan sendi penderit
C. MANIFESTASI KLINIS
Pola karakteristik dari persendian yang terkena
Mulai pada persendian kecil ditangan, pergelangan , dan kaki.
Secara progresif menenai persendian, lutut, bahu, pinggul, siku,
pergelangan kaki, tulang belakang serviks, dan temporomandibular.
Awitan biasnya akut, bilateral, dan simetris.
Persendian dapat teraba hangat, bengkak, dan nyeri ; kaku pada pagi hari
berlangsung selama lebih dari 30 menit.
Deformitasi tangan dan kaki adalah hal yang umum.
Gambaran Ekstra-artikular
Demam, penurunan berat badan, keletihan, anemia
Fenomena Raynaud.
Nodulus rheumatoid, tidak nyeri tekan dan dapat bergerak bebas, di
temukan pada jaringan
subkutan di atas tonjolan tulang.
Rheumatoid arthritis ditandai oleh adanya gejala umum peradangan
berupa:
1. demam, lemah tubuh dan pembengkakan sendi.
2. nyeri dan kekakuan sendi yang dirasakan paling parah pada pagi hari.
3. rentang gerak berkurang, timbul deformitas sendi dan kontraktur otot.
4. Pada sekitar 20% penderita rheumatoid artritits muncul nodus
rheumatoid ekstrasinovium. Nodus ini erdiri dari sel darah putih dan sisia
sel yang terdapat di daerah trauma atau peningkatan tekanan. Nodus
biasanya terbentuk di jaringan subkutis di atas siku dan jari tangan.
Page 164
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
D.PATOFISIOLOGI
E. KOMPLIKASI
Kelainan sistem pencernaan yang sering dijumpai adalah gastritis
dan ulkus peptik yang merupakan komlikasi utama penggunaan obat anti
inflamasi nonsteroid (OAINS) atau obat pengubah perjalanan penyakit
( disease modifying antirhematoid drugs, DMARD ) yang menjadi faktor
penyebab morbiditas dan mortalitas utama pada arthritis reumatoid.
Komlikasi saraf yang terjadi memberikan gambaran jelas , sehingga
sukar dibedakan antara akibat lesi artikuler dan lesi neuropatik. Umumnya
berhubungan dengan mielopati akibat ketidakstabilan vertebra servikal
dan neuropati iskemik akibat vaskulitis.
Page 165
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
F. KRITERIA DIAGNOSTIK
Diagnosis
arthritis
reumatoid
tidak
bersandar
pada
satu
G. PENATALAKSANAAN
Tujuan penatalaksanaan reumatoid artritis adalah mengurangi
nyeri,
mengurangi
inflamasi,
menghentikan
kerusakan
sendi
dan
1. Pemberian terapi
Pengobatan pada rheumatoid arthritis meliputi pemberian aspirin
untuk mengurangi nyeri dan proses inflamasi, NSAIDs untuk mengurangi
inflamasi,
pemberian
corticosteroid
sistemik
untuk
memperlambat
Page 166
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
dilakukan
apabila
rheumatoid
arthritis
sudah
Page 167
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
Ketergantungan
6. Neurosensori
Gejala : Kebas, semutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada
jari tangan.
Gejala : Pembengkakan sendi simetris
7. Nyeri/ kenyamanan
Gejala : Fase akut dari nyeri ( mungkin tidak disertai oleh pembengkakan
jaringan lunak pada sendi ).
8. Keamanan
Page 168
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
Gejala : Kulit mengkilat, tegang, nodul subkutan, Lesi kulit, ulkus kaki.
Kesulitan dalam ringan dalam menangani tugas/ pemeliharaan rumah
tangga. Demam ringan menetap Kekeringan pada mata dan membran
mukosa.
9. Interaksi sosial
Gejala : Kerusakan interaksi sosial dengan keluarga/ orang lain;
perubahan
peran;
isolasi.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut/kronis berhubungkan dengan : agen pencedera; distensi
jaringan oleh akumulasi cairan/ proses inflamasi, destruksi sendi.
2. Kerusakan Mobilitas Fisik berhubungan dengan: Deformitas skeletal
Nyeri, ketidaknyamanan, Intoleransi aktivitas, penurunan kekuatan otot.
3. Gangguan citra tubuh./perubahan penampilan peran berhubungan
dengan perubahan kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas umum,
peningkatan penggunaan energi, ketidakseimbangan mobilitas.
4.
Kurang
perawatan
diri
berhubungan
dengan
kerusakan
muskuloskeletal; penurunan kekuatan, daya tahan, nyeri pada waktu
bergerak, depresi.
5. Kurang pengetahuan
prognosis
dan
(kebutuhan
kebutuhan
belajar),
pengobatan
mengenai
berhubungan
penyakit,
kurangnya
Page 169
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
program
b. Berikan matras/ kasur keras, bantal kecil,. Tinggikan linen tempat tidur
sesuai
kebutuhan
Mencegah
terjadinya
kelelahan
umum
dan
kekakuan
sendi.
Page 170
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
terapeutik,
biofeed
back,
visualisasi,
pedoman
Memfokuskan
kembali
perhatian,
memberikan
stimulasi,
dan
inflamasi)
Page 171
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
Ubah
posisi
dengan
sering
dengan
jumlah
personel
cukup.
perawatan
diri
dan
kemandirian
pasien.
Tehnik
Meningkatkan
stabilitas
mengurangi
resiko
cidera
dan
Berikan
lingkungan
yang
aman,
misalnya
menaikkan
Page 172
kursi,
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
risiko
imobilitas)
peningkatan
penggunaan
energi,
ketidakseimbangan
mobilitas.
Kriteria Hasil :
- Mengungkapkan peningkatan rasa percaya diri dalam kemampuan untuk
menghadapi penyakit, perubahan pada gaya hidup, dan kemungkinan
keterbatasan.
- Menyusun rencana realistis untuk masa depan.
Intervensi dan Rasional:
a. Dorong pengungkapan mengenai masalah tentang proses penyakit,
harapan masa depan. (R/Berikan kesempatan untuk mengidentifikasi rasa
takut/ kesalahan konsep dan menghadapinya secara langsung)
b. Diskeusikan arti dari kehilangan/ perubahan pada pasien/orang
terdekat. Memastikan bagaimana pandangaqn pribadi pasien dalam
memfungsikan gaya hidup sehari-hari, termasuk aspek-aspek seksual.
(R/Mengidentifikasi bagaimana penyakit mempengaruhi persepsi diri dan
interaksi dengan orang lain akan menentukan kebutuhan terhadap
intervensi/ konseling lebih lanjut)
c. Diskusikan persepsi pasienmengenai bagaimana orang terdekat
menerima keterbatasan.
(R/ Isyarat verbal/non verbal orang terdekat dapat mempunyai pengaruh
mayor pada bagaimana pasien memandang dirinya sendiri)
Page 173
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
konstan
akan
bermusuhan
marah
umum
dan
terjadi)
Kurang
perawatan
diri
berhubungan
dengan
kerusakan
Page 174
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
Mengidentifikasi
sumber-sumber
pribadi/
komunitas yang
dapat
Menyiapkan
untuk
meningkatkan
kemandirian,
yang
akan
kemampuan
aktual)
Page 175
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
Kriteria Hasil :
- Menunjukkan pemahaman tentang kondisi/ prognosis, perawatan.
- Mengembangkan rencana untuk perawatan diri, termasuk modifikasi
gaya hidup yang konsisten dengan mobilitas dan atau pembatasan
aktivitas.
Intervensi dan Rasional:
a. Tinjau proses penyakit, prognosis, dan harapan masa depan.
(R/ Memberikan pengetahuan dimana pasien dapat membuat pilihan
berdasarkan informasi)
b. Diskusikan kebiasaan pasien dalam penatalaksanaan proses sakit
melalui diet,obat-obatan, dan program diet seimbang, l;atihan dan
istirahat.
(R/ Tujuan kontrol penyakit adalah untuk menekan inflamasi sendiri/
jaringan lain untuk mempertahankan fungsi sendi dan mencegah
deformitas)
c. Bantu dalam merencanakan jadwal aktivitas terintegrasi yang
realistis,istirahat, perawatan pribadi, pemberian obat-obatan, terapi fisik,
dan manajemen stres.
(R/ Memberikan struktur dan mengurangi ansietas pada waktu menangani
proses penyakit kronis kompleks)
d. Tekankan pentingnya melanjutkan manajemen farmakoterapeutik.
(R/ Keuntungan dari terapi obat-obatan tergantung pada ketepatan dosis)
e. Anjurkan mencerna obat-obatan dengan makanan, susu, atau antasida
pada waktu tidur.
(R/ Membatasi irigasi gaster, pengurangan nyeri pada HS akan
meningkatkan tidur dan m,engurangi kekakuan di pagi hari)
f. Identifikasi efek samping obat-obatan yang merugikan, mis: tinitus,
perdarahan gastrointestinal, dan ruam purpuruik.
(R/
Memperpanjang
dan
memaksimalkan
dosis
aspirin
dapat
darah
yang
Page 176
tinggi)
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
dan
bergeser
daripada
mengangkat
benda
jika
memungkinkan.
(R/ mekanika tubuh yang baik harus menjadi bagian dari gaya hidup
pasien untuk mengurangi tekanan sendi dan nyeri ).
m. Tinjau perlunya inspeksi sering pada kulit dan perawatan kulit lainnya
dibawah bebat, gips, alat penyokong. Tunjukkan pemberian bantalan yang
tepat.
( R/ mengurangi resiko iritasi/ kerusakan kulit )
Page 177
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
yang
berbahaya.)
KUMPULAN SOAL
Soal :
1. Reumatoid arthritis adalah gangguan autoimun kronik yang
menyebabkan proses inflamasi pada sendi, adalah pendapat dari...
a. ( Rasjad Chairuddin, Pengantar Ilmu Bedah Orthopedi, hal.
165 )
b. (Lemone & Burke, 2001 : 1248).
c. (Felson dalam Budi Darmojo, 1999).
d. .( Susan Martin Tucker.1998 )
2. Rheumatoid arthritis ditandai oleh
adanya
peradangan, KECUALI :
a. demam, lemah tubuh dan pembengkakan sendi.
Page 178
gejala
umum
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
pada
satu
Page 179
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
dengan
agen
mengenai
mengenai
membran
sinovial
dari
Page 180
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
Pertanyaan;
1.)Manakah yang termasuk Etiologi atau penyebab osteomielitis ,kecuali ?
a.Proteus
b.Pseudomonas
d.Esceria Coli
disebabkan
oleh
staphylococcus
Aureus
kadang-kadang
c.Depkes RI 1995
b.Henderson 1997
d.Carpenito 1990
Page 181
BAB I
BALUTAN
5.)
Diagnosa
CARA MEMBUAT
keperawatan
yang
mungkin
timbul
pada
Osteomielitis,kecuali ?
a.Nyeri berhubungan dengan inflamasi dan pembengkakan.
b.Gangguan mobilisasi fisik berhubungan dengan nyeri,alat
imobolisasi dan keterbatasan menahan
berat beban badan
c.Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi
d.Gangguan pola eliminasi berhubungan dengan konstipasi.
6.)
Pada diagnos Dx l,
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
a.Pemeriksaan darah
b.Pemeriksaan feses
c.Pemeriksaan Biopsi tulang
d.Pemeriksaan Ultra Sound.
9.) tindakan keperawatan berdasarkan analisis dan kesimpulan perawat
dan bukan atas petunjuk kesehatan lainya
a.
b.
c.
d.
Evaluasi
Observasi
Implementasi
Intervensi
Tindakan kolaborasi
Tindakan mandiri
Tindakan kelompok
Tindakan individu
PERTANYAAN
1. Gout atau pirai adalah..
a. suatu proses inflamasi yang terjadi karena deposisi
kristal asam urat pada jaringan sekitar sendi
b. akibat langsung pembentukan asam urat tubuh yang
berlebihan atau akibat penurunan ekskresi asam urat
c. pembentukan asam urat yang berlebih atau ekskresi asam
urat yang berkurang akibat proses penyakit lain atau
pemakaian obat-obat tertentu
d. sebagai akibat dari hyperuricemia yang berlangsung lama
2. akibat langsung pembentukan asam urat tubuh yang berlebih
atau akibat penurunan ekresi asam urat. Pernyataan tersebut
merupakan pengertian dari
a. gout sekunder
b. pirai
c. gout primer
Page 183
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
d. hyperuricemia
3. hyperuricemia pada penyakit gout disebabkan oleh..
a. Pembentukan asam urat yang berlebih
b. adanya kelainan metabolik dalam pembentukan purin atau
ekresi asam urat
c. Kurang asam urat melalui ginjal
d. a dan c benar
4. pernyataan dibawah ini merupakan tanda dan gejala dari
gout,kecuali..
a. Kristal asam urat dalam cairan sendi
b. Lebih dari satu serangan arthritis akut
c. Kurang asam urat melalui ginjal
d. Serangan arthritis hanya dalam satu sendi, biasanya jari
kaki, pergelangan kaki, atau lutut
5. Komplikasi yang sering terjadi
akibat
gout
arthritis
adalah.
a. Nephrophaty akibat deposit kristal urat dalam interstisial
ginjal
b. Urolitiasis akibat deposit kristal urat pada saluran kemih
c. Deformitas pada persendian yang terserang
d. Semua benar
6. Diagnosa pada penyakit gout adalah..
a. Hambatan mobilitas fisik b.d kekakuan sendi
b. Nyeri b.d traksi dan immobilisasi
c. Ansietas b.d status kesehatan
d. Kurang pengetahuan mengenai program terapi
7. Factor resiko yang dapat menyebabkan gout adalah
a.
Diet tinggi purin, karen asam urat dibentuk dari purin.
b. Kelaparan dan intake etil alkohol yang kurang
c.
Penggunaan obat salisilat dosis tinggi
d. penggunaan obat-obat terlarang
8. pada penatalaksanaan penyakit gout, terdapat penatalaksaan
non medic yaitu.
a. diet rendah purin dan pemberian fenilbutason
b. diet rendah purin dan tirah baring
c. pemberian fenibutason dan tirah baring
d. Indometasin ( 50 mg 3 X sehari selama 4-7 hari)
9.
Page 184
BAB I
BALUTAN
10.
CARA MEMBUAT
Page 185
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
Jawaban: C
5. Salah satu manifestasi klinis dari tumor tulang, yaitu .....
a. Jari-jari sulit digerakkan
b. Tubuh terasa lemas
c. Persendian yang bengkak dan inflamasi.
d. Keram pada tulang
Jawaban: C
6. Menurut Reeves (2001), tumor yg berasal dari tulang (primer)
menckup tumor yg tidak berbahaya, yaitu kecuali......
a. Osteoma
b. Kondroma
c. Osteid Osteoma
d. Osteoporosis
Jawaban: D
7. Beberapa penatalaksaan pada penyakit tumor tulang, kecuali .....
a. Pembedahan
b. Terapi Radiasi
c. Diurut
d. Kemoterapi
Jawaban: C
8. Menurut Sjamsuhidajat R (1997) salah satu klasifikasi tumor tulang
dibawah ini, yaitu ......
a. Patah tulang terbuka
b. Patah tulang tertutup
c. Tx (Tumor tidak dapat dicapai)
d. Fractur Complete
Jawaban: C
9. Salah satu manifestasi klnis yg tidak spesifik, yaitu .....
a. Dehidrasi
b. Diare
c. Demam tulang
d. Kelelahan yg hebat
Jawaban: D
10. Salah satu diagnosa keperawatan pada tumor tulang, yaitu ......
a. Nyeri b/d benturan benda tumpul
b. Ketidakseimbangan elektrolit tubuh b/d intake yg tidak adekuat
c. Nyeri berhubungan dengan kompresi/destruksi jaringan saraf,
opstruksi jaringan saraf atau inflamasi, serta efek samping berbagai
agen terapi saraf.
d. Ansietas b/d akan dilakukan tindakan operasi
Page 186
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
Jawaban: C
SOAL
1. Di daerah manakah biasanya kanker bermetastase....
a) Tubuh bagian atas
b) Dimana saja
c) Daerah tertentu
d) Tubuh bagian bawah
2. Yang merupakan tumor gana stulang dengan gejala klinis nyeri
yang menetap disebut....
a) Multypel myeloma
b) PGE
c) TGF
d) TNF
3. Kanker tulang yang disebabkan oleh sel-sel kanker yang berasal
dari organ lain dan meyebar ketulang lainnnya disebut....
a) Kanker metastase
b) Penyebaran kanker
c) Kanker tulang sekunder
d) Kanker tulang primer
4. Proses metastase tulang terjadi dalam 3 mekanisme dasar
KECUALI...
a) Perluasan secara langsung
b) Berkembang
c) Mengikuti aliran darah balik vena
d) Mengikuti emboli tumor melaliui aliran darah dan limfe
5. Kanker yang disebabkan oleh sel-sel kanker yang berasal dari
tulang itu sendiri atau tempat dimana tumbuhnya sel kanker pada
tulang, disebut....
a) Kanker langsung
b) Kanker tidak langsung
c) Kanker tulang sekunder
Page 187
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
Page 188
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
1. B. Dimana saja
2. A. Multypel myeloma
3. C. Kanker tulang sekunder
4. B. Berkembang
5. D. Kanker tulang primer
6. A. Proses osteolitik
7. C. Peningkatan kadar kalsium dalam darah
8. B. Foto tulang konvensional
9. C. Scinting graphy
10. D. Mengidentifikasi tulang
Fraktur
Gips
Dislokasi
Amputasi
trauma.
Fraktur
&
patofisiologi
cedera
(oleh
(jatuh,
karena
Page 189
kecelakaan)
patogen,
kelainan)
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
Page 190
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
Page 191
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
b. Traksi Skelet
c. Traksi Rangka Seimbang
d. Traksi Dunlop
4. Prinsip pemasangan traksi adalah, kecuali.....
a. Traksi lurus atau langsung
b. Traksi suspensi seimbang
c. traksi kulit
d. Traksi Dunlop
5. Prinsip perawatan traksi adalah, kecuali....
a. Berikan tindakan kenyamanan dan aktivitas terapeutik
b. Berikan obat sesuai indikasi contoh analgesik relaksan
otot.
c. Berikan pemanasan lokal sesuai indikasi.
d. Selalu dikontrol dengan sinar roentgen
6. balutan ketat yang digunakan untuk imobilisasi bagian tubuh
dengan mengunakan bahan gips tipe plester atau fiberglass.
Merupakan pengertian dari.....
a. Traksi Skelet
b. Traksi Rangka Seimbang
c. Gips
d. Traksi
7. Jenis-jenis gips adalah, kecuali........
a. Gips lengan pendek
b. Gips lengan panjang
c. Gips tungkai pendek.
d. Gips lengan
8. Gips dipasang memanjang dari bawah siku sampai lipatan telapak
tangan, dan melingkar erat didasar ibu jari. Pengertian dari.......
a. Gips lengan pendek.
b. Gips spika pinggul
c. Gips spika
d. Gips spika bahu
9. Persiapan alat-alat untuk pemasangan gips adalah. kecuali.....
a. Bahan gips dengan ukuran sesuai ekstremitas tubuh
yang akan di gips
b. Baskom berisi air hangat
c. Gunting perban
d. Nonplester berpori-pori,
10. Yang diperhatikan dalam pemasangan gips adalah. Kecuali....
a. Gips yang pas tidak akan menimbulkan perlukaan.
b. Gips patah tidak bisa digunakan
c. Krim atau minyak
d. Gips yang terlalu kecil atau terlalu longgar sangat
membahayakan klien.
Page 192
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
Page 193
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
a. Perban kasa
b.Perban planel
c.Perban trikot
d.Perban katun dan linen
5. pada gambar di samping merupakan cara
membuat?
a.balutan anduh kecil
b.balutan anduh besar
c. balutan anduh cincin
d. balutan anduh simpul
6. pada gambar di samping merupakan cara membuat?
a.balutan anduh kecil
b.balutan anduh besar
c. balutan anduh cincin
d. balutan anduh simpul
Page 194
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
kembali
toleransi
aktivitas
&
mencegah
Page 195
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
7.alat dan bahan untuk memindahkan pasien dari tempat tidur ke brankar:
a. Brankart,Bantal bila perlu
b. hammer
c.spoit
d.nierbekken
8. fungsi Catatan prosedur pada catatan perawat
a.mempersulit perawat dan tenaga kesehatan lain
b. Mendokumentasikan efektivitas asuhan keperawatan.
Mendukung konsistensi diantar tenaga keperawatan
c.meminimalkan biaya
d. menambah jumlah personil tnaga perawat
9. pengertian memindahkan pasien dari kursiroda ke tempat tidur
a.Suatu kegiatan yang dilakuanian pada klien dengan
kelemahan kemampuan fungsional untuk berpindah dari kursi roda
ke tempat tidur.
b.suatu tindakan memindahkan pasien dari ambulance ke brankar
c.tindakan mengangkat pasien dari kursi roda ke tampat tidur.
d.Adalah suatu tindakan keperawatan memindahkan pasien dari
tempat tidur satu ke tempat tidur yang lain.
10.persiapan lingkungan memindahkan pasien dari kursiroda ke tempat
tidur :
a.Berikan lingkungan yang nyaman bagi pasien (kondusif)
menjaga privacy pasien, Tutup pintu atau gorden
b.berikan lingkungan yangpenat dan tidak nyaman.
c.buka pintu atau gorden.
d.biarkan ruangan tetap gelap.
Page 196
BAB I
BALUTAN
CARA MEMBUAT
tulang
mengkhawatirkan
dan
dipengaruhi
oleh
yang
pada
akhirnya
menimbulkan
akibat
Page 197
BAB I
BALUTAN
d. kelainan hormonal
5. penyakit tulang sistemik
CARA MEMBUAT
yang
di
tandai
oleh
penurunan
tulang
secara
progresif
menjadi.kecuali
a. fraktur
b. ruptur
c. prognosis
d. tidak nyaman
8. sebuah metode yang di gunakan untuk menilai sebuah metode
yang digunakan gelombang suara dan tanpa adanya resiko radiasi
yaitu......
a. MRI
b. Radiologis
c. Histomorfomateri
d. Sonodensitometri
9. Komprensi fraktur pada tulang belakang dapat disebabkan
oleh........
a. Kondisi kronis
b. Tidak nyaman dan mengganggu pernafasan
c. Terjadinya cedera
d. Kelainan metabolisme tulang
10. Obat-obatan yang dapat meningkatkanpembentukan
adalah....
a. Kalsium
b. Kalsitonin
c. Na-fluorida
d. estrogen
Page 198
tulang