Anda di halaman 1dari 31

PERTOLONGAN PERTAMA

PADA KECELAKAAN (P3K)


Kadek Ayu Franciska Dewi, S.Par
A. DEFINISI PERTOLONGAN PERTAMA
PADA KECELAKAAN (P3K)
• Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K) adalah upaya pertolongan dan perawatan
sementara terhadap korban kecelakaan sebelum mendapat pertolongan yang lebih sempurna dari
dokter atau paramedik. Hal ini berarti pertolongan tersebut bukan sebagai pengobatan atau
penanganan yang sempurna, tetapi hanyalah berupa pertolongan sementara yang dilakukan oleh
petugas P3K (petugas medik atau orang awam) yang pertama kali melihat korban (Suharni,
2011).
• Pemberian pertolongan harus secara cepat dan tepat menggunakan sarana dan prasarana yang
ada di tempat kejadian. Tindakan P3K yang dilakukan dengan benar akan mengurangi cacat
atau penderitaan dan bahkan menyelamatkan korban dari kematian, tetapi jika tindakan P3K
dilakukan tidak baik, maka dapat memperburuk akibat kecelakaan bahkan menimbulkan
kematian (Andryawan, 2013).
B. MAKSUD DAN TUJUAN P3K
1. Upaya pertolongan yang dilakukan, bukan sebagai pengobatan atau penanganan yang sempurna,
tetapi hanyalah berupa pertolongan sementara yang dilakukan oleh petugas P3K (petugas medik
atau orang awam) yang pertama kali melihat korban.
2. Pemberian pertolongan harus secara cepat, tepat, dan benar menggunakan sarana dan prasarana
yang ada di tempat kejadian.
3. Tindakan P3K yang dilakukan dengan benar akan mengurangi terjadinya bahaya pendarahan
yang lebih parah, infeksi, cacat, atau penderitaan dan bahkan menyelamatkan korban dari
kematian, tetapi jika tindakan P3K dilakukan tidak baik malah bisa memperburuk akibat
kecelakaan bahkan menimbulkan kematian. Dengan maksud dan tujuan tersebut maka perlu
diperhatikan bahwa dalam memberikan pertolongan pertama jangan sampai salah.
C. PRINSIP P3K
Prinsip yang harus ditanamkan pada petugas P3K dalam melaksanakan tugas menurut Margareta (2012), Andryawan dan Amin
(2013), di antaranya:
1. Bersikaplah tenang, jangan pernah panik. Anda diharapkan menjadi penolong bukan pembunuh atau menjadi korban
selanjutnya (ditolong).
2. Gunakan mata dengan jeli, kuatkan hatimu karena Anda harus tega melakukan tindakan yang membuat korban menjerit
kesakitan untuk keselamatannya, lakukan gerakan dengan tangkas dan tepat tanpa menambah kerusakan.
3. Perhatikan keadaan sekitar kecelakaan, cara terjadinya kecelakaan, cuaca, dan aspek lainnya.
4. Perhatikan keadaan penderita apakah pingsan, ada perdarahan dan luka, patah tulang, merasa kesakitan, dan keadaan
lainnya.
5. Periksa pernafasan korban. Jika tidak bernafas, periksa dan bersihkan jalan nafas, kemudian berikan pernafasan bantuan
(A, B = Airway, Breathing management).
6. Periksa nadi atau denyut jantung korban. Jika jantung berhenti, lakukan pijat jantung luar. Jika ada perdarahan berat segera
hentikan (C = Circulatory management).
7. Apakah penderita shock? Jika shock, cari dan atasi penyebabnya.
8. Setelah A, B, dan C stabil, periksa ulang cederá penyebab atau penyerta. Jika ada patah tulang lakukan pembidaian pada
tulang yang patah. Jangan buruburu memindahkan atau membawa ke klinik atau rumah sakit sebelum tulang yang patah
dibidai. Perhatikan keadaan penderita apakah pingsan, ada perdarahan dan luka, patah tulang, atau merasa sangat kesakitan
D. SISTEMATIKA PELAKSANAAN P3K
• Langkah-langkah pemeriksaan korban kecelakaan menurut Margareta (2012), adalah sebagai berikut:
a. Periksa Kesadaran. Apakah korban sadar atau tidak, pingsan, gelisah, acun tak acuh. Hilangkan penyebab gangguan kesadaran, istirahatkan dan
tenangkan korban yang gelisah, jika korban tidak sadar selama 30 menit ia langsung diangkut ke dokter atau puskesmas/ rumah sakit.
b. Periksa Pernafasan. Apakah pernafasan korban berhenti, cepat, lambat, tidak teratur, amati korban. Tindakan awal adalah membebaskan jalan
nafas dan mempertahankan saluran pernafasan.
c. Periksa tanda-tanda perdarahan. Apakah teraba denyut jantung. Pendarahan yang keluar dari pembuluh darah besar dapat menyebabkan
kematian. Tindakan yang harus dilakukan dengan segera adalah menghentikan perdarahan. Jika lokasi luka memungkinkan, meletakkan bagian
perdarahan lebih tinggi dari bagian tubuh.
d. Periksa keadaan lokal apakah ada patah tulang, luka dan perhatikan apa keluhannya: Apakah korban ada rasa nyeri, linu, atau sakit. Minta
korban tunjukan tempat yang sakit. Beritahu korban bahwa ia akan ditolong dan ajaklah bercakap-cakap.
e. Korban tidak boleh dipindahkan dari tempatnya sebelum dapat dipastikan jenis dan keparahan cidera yang dialaminya, kecuali jika tempat
kecelakaan tidak memungkinkan. Jika korban hendak dipindahkan, pendarahan harus dihentikan dahulu dan tulang yang patah dibidai. Dalam
memindahkan korban, usahakan supaya kepala korban tetap terlindung dan perhatikan jangan sampai saluran pernafasan tersumbat oleh kotoran
atau muntahan
f. Segera bawa korban ke pusat pengobatan, puskesmas, atau rumah sakit. Perlu diingat bahwa pertolongan pertama hanyalah sebagai life saving
dan mengurangi kecacatan, bukan terapi. Serahkan keputusan tindakan selanjutnya kepada dokter atau tenaga medis yang berkompeten.
E. PERALATAN P3K
• Ada beberapa bahan dan alat yang harus tersedia dalam kotak P3K,
yaitu:
1. Kasa Steril Terbungkus Kasa steril digunakan untuk menutupi luka
yang telah dibersihkan. Lipat kasa steril untuk menyesuaikan
ukuran lebar kasa dengan ukuran luka, tutup luka tersebut dan
rekatkan menggunakan plester.
2. Perban Terdapat 2 ukuran lebar perban dalam kotak P3K, di
antaranya adalah 5 cm dan 10 cm. Perban berfungsi untuk
membalut luka yang sudah ditutup dengan Kasa steril dan juga
sebagai bantalan menghentikan luka pendarahan.
3. Plester
Plester digunakan dalam kotak P3K adalah plester yang berukuran 1,25 cm
yang berfungsi untuk merekatkan luka yang telah ditutupi dengan kasa atau
perban.
4. Plester Cepat
Plester cepat digunakan untuk menutupi luka kecil. Plester cepat pada
umunya sudah terdapat kasa bantalan yang diberi obat luka. Contoh plester
cepat, yaitu Hansaplast.
5. Kapas
Kapas dalam kotak P3K digunakan untuk membersihkan luka dan juga
sebagai bantalan luka. Setelah membersihkan luka dengan kapas, harus
dipastikan tidak ada kapas yang tersisa pada luka.
6. Kain Segitiga/ Mittela
Kain Segitiga/ Mittela digunakan untuk membalut luka pada kepala dan
juga dapat digunakan untuk membalut gendongan tangan
7. Gunting
Gunting marupakan alat yang digunakan untuk menggunting
perban, plester, ataupun yang lainnya agar sesuai dengan ukuran
yang diinginkan.

8. Peniti
Fungsi peniti adalah untuk merapikan balutan.

9. Sarung Tangan Sekali Pakai (Pasangan)


Sarung tangan digunakan untuk melindungi tangan petugas P3K
agar tidak terjadi kontak langsung dengan luka korban dan juga
untuk melindungi tangan dari bahaya terkena bahan kimia
10. Masker
Masker digunakan sebagai alat perlindungan terhadap pernafasan untuk petugas
P3K sendiri maupun korban. Penggunaan masker yang baik adalah menutupi
hidung dan mulut.
11. Pinset
Pinset adalah alat yang digunakan untuk mengambil alat steril ataupun benda
asing (kotoran) pada luka.
12. Lampu Senter
Lampu Senter dipergunakan untuk memperjelas dalam melihat luka ataupun pupil
mata korban pingsan. Jika pupil mata tetap melebar atau antara pupil kanan dan
pupil kiri tidak sama berarti korban benar-benar pingsan, tetapi apabila pupil mata
mengecil saat disinari berarti korban masih sadar.
13. Gelas untuk Cuci Mata
Gelas diperlukan untuk mencuci atau membilas mata dari kotoran atau kontak
bahan kimia. Tempelkan gelas menutupi mata, buka mata dengan lebar dan
gerakan mata, bilas sampai bersih.
14. Kantong Plastik Bersih
Kantong plastik digunakan sebagai tempat untuk menampung bekas-bekas
perawatan luka
15. Aquades (100 ml Larutan Saline) - Aquades dengan larutan saline digunakan
untuk membersihkan kotoran dari mata dan juga dapat digunakan untuk
membersihkan luka.
16. Povidon Iodin - Povidon Iodin adalah obat antiseptik digunakan untuk
mengobati luka tersayat atau tergores yang tidak dalam. Oleskan Povidon
Iodin pada bagian luka. Jenis obat Povidon Iodin yang sering ditemukan di
pasaran adalah Betadine.
17. Alkohol 70% - Alkohol 70% digunakan sebagai antiseptik luka dan juga dapat
digunakan sebagai perangsang orang yang pingsan.
18. Buku Panduan P3K - Buku yang dipergunakan sebagai panduan dalam
pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K). Isi dari buku tersebut di
antaranya adalah cara-cara melakukan pertolongan pertama pada patah tulang,
luka bakar, korban keracunan, serangan asma, korban pingsan, sumbatan nafas,
terpapar bahan kimia, evakuasi korban, dan lain sebagainya.
19. Salep Luka Bakar - Salep ini digunakan untuk menangani luka bakar kecil
akibat sentuhan api kecil atau percikan minyak saat memasak. Salep ini selalu
tersedia di kotak P3K area kitchen yang banyak berhubungan dengan api dan
minyak. Contoh produk salep yang banyak digunakan adalah biplacentol
F. PEMBERIAN PERTOLONGAN PERTAMA
PADA KECELAKAAN (P3K)
1. Pertolongan pada Luka
a. Luka adalah terputusnya/ terkelupasnya jaringan kulit yang disebabkan oleh
benda tajam atau tumpul, benda panas, bahan kimia, dan lain-lain
(Andryawan, 2013).

b. Tujuan perawatan luka, di antaranya:


1) Menjaga luka dari trauma.
2) Mencegah timbulnya infeksi.
3) Meningkatkan kenyamanan.
C. PENANGANAN KORBAN DENGAN LUKA
MENURUT KUSYATI (2003) DAN MURWANI (2008),
YAITU:
1) Mencuci tangan sebelum merawat luka,
2) Mengatur posisi korban hingga luka terlihat jelas,
3) Membuka peralatan,
4) Memakai sarung tangan steril,
5) Membersihkan sekitar luka dengan cairan fisiologis,
6) Membersihkan luka dengan cairan fisiologis mengalir,
7) Mengeringkan luka dengan kasa steril,
8) Melakukan oles obat luka,
9) Menutup luka dengan kasa steril,
10)Menutup luka dengan cara membalutnya menggunakan plester,
11) Melepas sarung tangan,
12)Mencuci tangan setelah merawat luka.
D. BEBERAPA JENIS LUKA
• Menurut Adryawan (2013), Titin (2010), dan Murwani (2008), beberapa jenis luka
beserta penangannya, di antaranya:
1) Luka Tertutup
a) Memar Terjadi karena tumbukan benda tumpul pada jaringan lunak.
1. Tanda-tandanya
Terlihat bengkak, berwarna merah kebiruan jika pembuluh darah yang terkena,
terasa sakit apabila ditekan.
2. Tindakan pertolongannya
Kompres dengan air dingin/es, setelah 1 jam baru dapat dikompres dengan air
hangat, jika memar lokal dapat diberikan macam-macam obat gosok, untuk
mencegah sakit dapat diberikan antalgin.
b) Keseleo Suatu keadaan dimana persendian keluar dari sendinya. Hal ini
disebabkan karena tarikan, dorongan.
1) Tanda-tandanya
Pergerakan terbatas, terasa nyeri, bentuk sendi tidak sama dengan sendi
satunya, sendi terbhat membengkak, dapat menimbulkan shock jika
teramat sakit.
2) Tindakan pertolongannya
Istirahatkan sendi yang terkilir dan letaknya harus lebih tinggi dari
jantung, dapat dikompres dengan air panas dan diurut dengan arah ke
jantung, dibalut dengan balut tekan, berikan bidai pada sendi yang keluar,
sewaktu akan mengembalikan sendi yang keluar harap berhati-hati karena
dapat mengakibatkan penekanan syaraf. Pengembalian sendi tidak boleh
sembarangan, dan hanya dilakukan oleh ahlinya.
2) LUKA TERBUKA
a) Lecet (Scratch) Luka lecet dapat disebabkan karena bersinggungan dengan benda kasar/ lama
tergosok.
1) Tanda-tandanya:
Terlihat penggembungan yang berisi air/lecet di kaki. Terlihat luka-luka kecil di kulit akibat
duri atau kayu.
2) Tindakan pertolongannya
Bersihkan luka dengan larutan pembersih dan steril, seperti betadine, boor water, kemudian
berikan obat merah/ Betadine
b) Luka Sayat/ Tusuk Luka sayat/ tusuk adalah suatu bentuk luka dimana bukan hanya permukaan
kulit atau keseluruhan kulit yang terluka, tetapi juga jaringan di bawah kulit. Biasanya, luka seperti
ini akibat ruda paksa yang memiliki permukaan tajam.
1) Tanda-tandanya: Terlihat adanya pendarahan dan kulit yang terbuka, bergantung pada
pembuluh darah yang sobek, pendarahan dapat besar atau kecil
2) Tindakan pertolongannya Bersihkan luka dengan larutan pembersih, seperti betadine 1%,
apabila diperlukan bius lokal terlebih dahulu. Apabila dirasa perlu, luka dapat diperbesar
dengan sayatan sehingga cairan pembersih dapat masuk. Beri obat yang diminum, seperti
antalgin sebagai penahan sakit dan anti biotik sebagai pencegah infeksi. Apabila luka besar dan
perlu dijahit harus segera dibawa ke rumah sakit sebelum 8 jam. Penggunaan obat penahan rasa
sakit perlu mempertimbangkan keadaan penderita dan riwayat penyakit agar tidak
membahayakan penderita.
C) LUKA GIGITAN
Luka gigitan, yaitu luka yang disebabkan akibat gigitan binatang buas, berbisa
maupun serangga. Luka karena gigitan binatang buas dapat dimasukan dalam
golongan luka tusuk.
1) Luka gigitan binatang buas
a) Tanda-tandanya:
Terdapat bekas gigi atau taring hewan tersebut. Luka mungkin tidak hanya
satu kadang terdapat juga luka robek.
b) Tindakan pertolongannya
Bersihkan luka setelah dibius total, berikan Alkohol 1%, kemudian berikan
betadine 10%, bahkan mungkin diperlukan jahitan dari berbagai bagian,
gunakan plester kupu-kupu. Tutup luka dengan kasa steril yang telah
diberikan larutan Betadine 10%. Berikan pembalut dengan sedikit tekanan.
Beri obat anti biotik dan Antalgin
(2) LUKA GIGITAN LINTAH/ PACET (LEECHES
BLITE)
Mula-mula tidak terasa, kemudian terasa gatal.
a) Tanda-tandanya:
Terasa gatal dan pendarahan tidak Pembekuan darah dari lidah
lintah.
b) Tindakan pertolongan
Lepaskan lintah dengan menyentuhkan benda panas/ api atau
tembakau. Berikan betadine 1%, kemudian berikan salep anti
gatal. Baiknya lintah atau pacet tidak ditarik dengan paksa sebab
akan menimbulkan infeksi dan gigi yang tertinggal.
(3) LUKA GIGITAN SERANGGA
a) Tanda-tandanya: Bengkak berwarna merah, terasa,
nyeri, shock (terjadi pada orang yang sensitif).

b) Tindakan pertolongan Usahakan untuk


mengeluarkan jarum sengat yang tertinggal. Berikan
salep anti gatal dan minumkan antalgin untuk
menghilangkan rasa sakit, jika diperlukan.
(4) Luka gigitan Ular

Menurut cara kerjanya, bisa ular merusak 2 (dua) bagian, yaitu saraf dan sel darah.
Ular hanya menggigit jika merasa terganggu.
a) Tanda-tandanya:
Lihat bekas gigitannya, berbisa atau tidak. Pada daerah luka terasa panas dan nyeri.
b) Tindakan pertolongan
Letakan penderita dengan posisi yang lebih rendah dari pada jantung. Penderita
harus tenang dan diam sebisa mungkin agar peredaran darah tidak terpacu. Buatlah
ikatan 10 cm dari luka ke arah jantung untuk hal ini dapat pula dibuat ikatan
lainnya lagi di daerah bertulang satu (lengan/paha).
baru dapat dikatakan benar jika nadi tidak teraba atau darah berhenti mengalir pada
luka. Ikatan ini tidak boleh dibalut/ ditutup agar mudah terlihat. Dapat dibuat
sayatan melalui luka taring sedalam 0,5 cm sepanjang 1-1,5 cm ingat pisau harus
steril. Biarkan darah yang bercampur bisa dapat keluar atau dihisap
3) LUKA BAKAR
Pada orang dewasa, luka bakar sebesar 20% dapat mengakibatkan schok. Pada
anak-anak schok dapat terjadi akibat luka bakar selebar 10%. Pedoman untuk
memperkirakan luas daerah yang terbakar disebut "rule of nine".
1. Luas permukaan seluruh kepala: 9%
2. Luas permukaan setiap lengan sampai telapak tangan: 9%
3. Luas permukaan dada: 9%
4. Luas permukaan perut: 9%
5. Luas permukaan punggung: 9%
6. Luas permukaan pinggang(dinding permukaan perut): 9%
7. Luas permukaan tungkai bagian depan: 9%
8. Luas permukaan tungkai bagian belakang: 9%
9. kemaluan: 1%
MACAM LUKA BAKAR
a) Luka bakar tingkat 1, gejalanya kulit kemerahan, rasa nyeri, bengkak
pertolongannya siram/ rendam air dingin 10-15 menit jika terasa nyeri berikan
penawar nyeri.
b) Luka bakar tingkat 2, gejalanya kulit sangat merah, rasa nyeri bengkak. gelembung
berisi cairan kuning, pertolongannya rendam di air bersih. Tutup dengan kain
bersih/ steril. Beri balutan longgar jika ada obat anti nyeri. Beri minum
c) Luka bakar tingkat 3, gejalanya kulit warna hitam ke putih putihan, syok
pertolongannya tutup luka yang terbakar dengan kain steril/kain bersih. Baringkan
korban dengan kepala lebih rendah, kirim ke rumah sakit, perhatikan keadaan
umum korban.
Catatan:
• Luka bakar karena zat kimia: sambil melepas pakaian korban, siramlah bagian
yang terbakar dengan air yang mengalir 10-15 menit.
• Pada pertolongan luka bakar, hati-hati bahaya infeksi.
• Tanda infeksi: warna kemerahan. Sakit, panas dan bengkak, daerah itu nyeri
apabila hendak digerakan.
E. PERTOLONGAN GANGGUAN PERNAPASAN
Untuk P3K dikenal beberapa macam pernapasan buatan, di antaranya:
a. Pernafasan buatan dari mulut ke mulut
1. Baringkan korban terlentang.
2. Longgarkan pakaian korban, misalnya ikat pinggang, dasi.
3. Bersihkan mulut, hidung, dan tenggorokan korban.
4. Bebaskan jalan napas dengan cara tengadahkan kepala ke belakang dengan satu tangan, lalu tangan yang lain menunjang
leher (ekstensi).
5. Pada pernafasan buatan dari mulut ke mulut, tutup hidung korban agar udara yang ditiup tidak keluar lagi melalui hidung.
6. Ambil napas dalam, agar udara cukup banyak untuk ditiupkan ke dalam paru-paru korban.
7. Letakan mulut penolong rapat-rapat mencakup seluruh mulut korban, kemudian tiup dengan kuat hingga terlihat dada
korban mengembang.
8. Berikan 4 kali nafas dengan cepat, napas dalam dan hembus dengan cepat. Setiap napas harus cukup untuk mengembangkan
dada korban.
9. Lanjutkan pertolongan napas 12-15 per menit.
10. Sesudah satu menit diberi bantuan napas, periksa kembali apakah korban dapat bernapas sendiri, lakukan pemeriksaan itu
setiap beberapa menit sesudah itu.
11. Jika korban sudah bernapas kembali, ia harus dalam posisi aman/stabil dan diawasi pernapasannya.
12. Jika korban tidak bernapas atau pernapasannya berhenti kembali harus dilanjutkan bantuan napas.
b. Pernapasan buatan dari mulut ke hidung Cara ini dilakukan jika terjadi
pada rahang/bibir atau jika mulut korban tidak dapat dibuka.
1. Bebaskan jalan napas.
2. Gunakan jempol satu tangan untuk menahan dagu dan menekan bibir bawah
agar mulut tertutup.
3. Ambil napas dalam dan berikan 4 kali hembusan napas penuh dengan cepat
melalui hidung. Sehingga dada korban mengembang.
4. Buka mulut korban, perhatikan dada korban turun sambil mengambil napas
lagi.
5. Tutup mulut korban, hembuskan napas dengan kuat dan lakukan sebanyak 12-
15 kali per menit.
6. Lanjutkan bantuan dengan beberapa napas hembusan yang cukup untuk
mengembangkan dada.
7. Istirahat 5-10 detik untuk memeriksa apakah pernapasan telah kembali.
3. RESUSITASI JANTUNG PAM
Resusitasi jantung paru adalah satu-satunya cara untuk mempertahankan hidup selama seseorang tidak ada
pernapasan dan denyut jantung. Sekali dimulai resusitasi jantung paru harus diteruskan sampai:
a. Pernapasan spontan dan denyut nadi korban timbul kembali.
b. Ada orang yang lebih ahli mengambil alih resusitasi jantung paru.
c. Ada dokter yang menangani.
d. Penolong terlalu lelah.
e. Setelah 30 menit tidak ada hasil. Resusitasi jatung paru pada orang dewasa:
1. Korban berbaring terlentang di atas dasar yang keras dan rata.
2. Kepala korban ditengadahkan.
3. Segera lakukan pernapasan buatan dengan mulut 3-5 kali.
4. Jika nadi leher tidak teraba, segera lakukan tekanan jantung dari luar.
5. Letakan salah satu pangkal tangan penolong pada 2 jari di atas ujung tulang dada korban, sedangkan
tangan yang lain diletakan di atas tangan yang pertama.
6. Renggangkan dan angkat jari-jari tangan hingga dapat melakukan penekanan tanpa merusak tulang
rusuk.
7. Jika posisi tangan sudah benar, dengan kedua tangan tegak lurus terhadap tulang dada,
dilakukan tekanan dengan bantuan berat badan.
8. Tekan langsung ke bawah tulang dada korban 4-5 cm guna memeras darah keluar
jantung, kemudian dilepaskan agar jantung terisi kembali. Jangan mengangkat tangan
dari dada karena titik tekanan dapat berubah. Tekanan harus dilakukan secara lembut
dan teratur
9. Penekanan dilakukan 60 kali per menit, dengan menghitung; one and two and three
and ....
10. Setelah beberapa menit lihat dan raba dengan cepat nadi leher.
11. Jika penolong hanya seorang diri dilakukan dulu pernapasan buatan 2 kali disusul
dengan pijat jantung luar 15 kali.
12. Jika ada 2 penolong maka baik tekanan jantung maupun pernapasan buatan dikerjakan
bersama-sama dengan perbandingan 1 : 5.
4 . PENYAKIT DALAM
• Penyakit dalam yang dimaksud di sini adalah penyakit yang sering ditemukan
dalam perjalanan dan dapat ditanggulangi sendiri.
a. Mimisan Pendarahan pada hidung dapat disebabkan karena
jatuh, panas terik, atau tekanan darah tinggi.
1. Tanda-tandanya:
Tiba-tiba keluar darah segar dari hidung tanpa didahului dengan batuk atau
muntah.
2. Tindakan pertolongan:
Penderita di dudukan dengan kepala tertunduk agar darah tidak terhisap ke
paru-paru. Berikan tekanan pada hidung (tepatnya daerah antara tulang
hidung dan tulang rawan) dengan jari searah lubang hidung berdarah. Hal ini
dilakukan selama 5 — 10 menit. Gunakan tisu untuk membersihkan darah.
Jangan biarkan penderita menengadahkan kepala hingga darah berhenti
mengalir.
B. KERACUNAN
Racun merupakan suatu bahan dimana ketika diserap oleh organisasi hidup dapat
membunuh atau melukainya. Racun dapat diserap melalui pencernaan, hisapan,
intraverna, kulit atau melalui jalan lainnya. Reaksiyang timbul mungkin seketika itu
juga, cepat, lambat, atau kumulatif.
1. Tandanya:
Wajah pucat dan kebiruan, muntah dan buang-buang air serta badan terasa lemas.
2. Tindakannya:
Usahakan untuk mengeluarkan kembali makanan yang telah di makan, berikan
norit, atau beras yang telah di tumpuk, namun sebelumnya disangrai (goreng
tanpa minyak) sampai gosong (susu air kelapa).
Mengonsumsi air kelapa dan susu murni atau susu vanila dapat membantu
meringankan gejala akibat keracunan makanan dan menjadi tindakan pertolongan
pertama pada penderita. Jika keadaan mendesak dapat pula menelan arang bersih
yang telah ditumbuk halus, jika buang-buang air saja berikan oralit dan banyak
minum air tawar. Keracunan makanan kaleng yang telah kadaluarsa dapat berakibat
fatal, maka hendaknya makanan kaleng dipanaskan dahulu hingga mendidih.
C. DIARE
Diare biasanya disebabkan karena makanan/minuman yang tidak
bersih.
1. Tandanya:
Perut terasa sakit, mules, kadang disertai muntah-muntah tubuh
tertasa lemas dan pandangan berkunang-kunang.
2. Tindakannya:
Berikan oralit setiap kali muntah atau buang-buang air.
D. KEJANG ATAU KERAM
Kejang otot dapat terjadi karena berbagai sebab, di antaranya temperatur yang terlalu
panas /terlalu dingin, terlalu letih, sakit/demam tinggi.
1. Tandanya:
Pasien terlihat kesakitan, otot yang kejang terlihat mengembung. Otot keras dan
sangat nyeri sewaktu diraba.
2. Tindakannya:
Kejang otot karena letih dapat diatasi dengan meregangkan otot tersebut. Kejang
pada otot betis diatasi dengan bertumpu pada ujung kaki, kemudian sentakan
tumit ke bawah. Kejang otot perut penderita dibuat gerakan sit-up, gosok otot
yang kejang mamakai obat gosok dengan cara menggosokan, seperti memijit/
mengurut, ke arah jantung. Kejang akibat demam, biasanya ditemukanpada
anakkecil, (usiadibawah6tahun) pertolongannya, dengan memasukan sebuah
sendok ke dalam mulut dan biarkan ia menggigit sendok (terlebih dahulu sendok
dilapisi kain sapu tangan). Kemudian, kompres kepalanya dengan kain basah,
jika perlu seluruh tubuh dimasukkan ke dalam bak agar tubuh terasa dingin dan
segera di bawa ke rumah sakit.
Q&A
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai