Anda di halaman 1dari 35

Pencegahan

Kebakaran
KADEK AYU FRANCISKA DEWI, S.PAR
A. Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran

 Ancaman kebakaran dapat terjadi dimana dan kapan saja. Nyala api yang
tidak terkendali yang diakibatkan oleh terlambatnya memadamkan awal
mula kebakaran akan sangat membahayakan karena sulit dikendalikan.
Apabila terjadi awal mula kebakaran maka harus segera dipadamkan
sebelum api menjadi besar. Adapun penyebab awal mulai kebakaran, biasa
disebabkan oleh:
1. Nyala Api Rokok
a. Membuang puntung rokok yang masih menyala tidak pada
tempatnya akan dapat menyebabkan kebakaran.
b. Matikan rokok sebelum dibuang pada tempat seharusnya.
2. Api Terbuka
Menyalakan korek, mengelas, atau membawa api di tempat, dimana
terdapat bahan/gas yang mudah terbakar akan membahayakan, karena dapat
menyulut terjadinya kebakaran.
3. Listrik
Api yang diakibatkan dari rokok dapat menjadi penyebab awal terjadinya
kebakaran yang lebih Listrik dapat mengakibakan terjadinya kebakaran
apabila ada faktor pendukung yang lain, misalnya ada bahan yang mudah
terbakar. Penyebab kebakaran listrik, antara lain:
a. Terjadinya hubungan singkat dan pengaman tidak bekerja.
b. Beban melebihi kemampuan kabel.
c. Buruknya mutu bahan.
d. Listrik statis.
4. Gesekan
a. Gesekan antara dua logam tanpa pelumas dapat
menimbulkan panas dan ♦erbakar, misalnya pada poros roda yang
berputar tanpa pelumas (pelumas kering).
b. Gesekan pada ban penggerak dengan bahan tertentu
dapat menimbulkan listrik statis, yang pada suatu saat dapat
menimbulkan loncatan listrik yang dapat menimbulkan bunga api.
5. Sinar Matahari
Sinar matahari yang terpaparpada benda-benda tertentudapatmengakibatkan
panas dan jika terdapat bahan yang mudah terbakar akan menyulut terjadinya
kebakaran.
6. Peristiwa Alam
Beberapa peristiwa alam dapat mengakibatkan kebakaran, misalnya angin
topan, gempa bumi, yang merusakan jaringan listrik, instalasi gas alam dan
mengakibatkan kebakaran.
7. Unsur Kesengajaan
Kebakaran dapat diciptakan dengan maksud dan tujuan tertentu misalnya
asuransi, menghilangkan barang bukti.
B. Prinsip Pencegahan dan
Pemadaman Kebakaran
1. Prinsip Pencegahan Kebakaran Mencegah kebakaran akan lebih baik daripada memadamkan
kebakaran. Mencegah kebakaran dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut:
a. Mengendalikan setiap bentuk energi yang dapat menimbulkan kebakaran, yaitu:
- Cara menyimpan bahan,
- Cara penanganan bahan,
- Cara mengamankan peralatan/ mesin,
- Tata ruang dan tata letak,
- Kebersihan tempat kerja dan lingkungan kerja.
b. Dengan cara memasang/mengadakan sistem proteksi kebakaran, yaitu:
- Memasang sistem pasif fire protection.
- Memasang sistem aktif fire protection.
c. Melaksanakan manajemen pencegahan kebakaran di tempat kerja dengan baik, yaitu dengan
melaksanakan kegiatan:
- Membentuk organisasi penanggulangan kebakaran.
- Mengadakan pelatihan kebakaran bagi personel perusahaan.
- Membuat suatu prosedur kerja aman/ izin kerja pada jenis dan tempat kerja
tertentu.
- Membuat prosedur tanggap darurat di tempat kerja.
2. Prinsip Dasar Pemadaman Kebakaran
 Untuk dapat memadamkan kebakaran dengan baik dan dengan sedikit kerusakan,
perlu mengetahui prinsip-prinsip pemadaman kebakaran.
 Cara pemadaman kebakaran tidak terlepas dari menguraikan segitiga api, sehingga
ketiga unsur tersebut tidak bertemu. Terdapat tiga cara pemadaman kebakaran,
yaitu:

a. Cara Penguraian Memadamkan kebakaran dengan cara menghentikan suplai bahan


yang dapat terbakar.
b. Cara Pendinginan Memadamkan kebakaran dengan cara menurunkan suhu bahan
yang terbakar sampai di bawah titik nyala dengan cara memberikan suatu media
pemadam yang bersifat menurunkan suhu/ panas
c. Cara Isolasi
Memadamkan kebakaran dengan cara membatasi/ mengurangi jumlah oksigen,
yaitu dengan cara:
a) Menutup setiap aliran udara ke arah dimana api/ kebakaran terjadi.
b) Menutup permukaan nyala api yang tidak mudah ditembus oleh aliran
oksigen, misalnya busa kimia, bubuk kimia kering, selimut tahan api
(karung basah).
c) Mendorong udara dipermukaan nyala api dengan bahan cair yang mudah
menguap misalnya C 02.

Pemilihan dan pengadaan alat/ media pemadam kebakaran yang tepat harus
disesuaikan dengan kebutuhan serta mempertimbangkan klasifikasi bahan yang
ad a dan dilindungi, serta keterampilan orang dalam menggunakan peralatan
C. Jenis-Jenis Kebakaran
 Klasifikasi kebakaran dimaksudkan sebagai penggolongan atau pembagian jenis
kebakaran berdasarkan jenis bahan bakar yang terbakar. Pembagian atau
penggolongan ini bertujuan agar diperoleh kemudahan dalam menentukan cara
pemadamannya.

1. Klasifikasi di Indonesia Klasifikasi kebakaran di Indonesia mengacu kepada


Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Per. 04/Men/1980 tanggal
14 April 1980 tentang Syarat-Syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat
Pemadam Api Ringan (APAR). Klasifikasi tersebut adalah sebagai berikut.

a. Klasifikasi A: Bahan bakar padat (bukan logam).


b. Klasifikasi B: Bahan bakar cair atau gas yang mudah terbakar.
c. Klasifikasi C: Instalasi listrik bertegangan.
d. Klasifikasi D: Kebakaran logam
2. Klasifikasi Eropa
 Klasifikasi di Eropa sesudah tahun 1970 mengacu kepada Comité European de Normalisation adalah sebagai
berikut.

a. Klasifikasi A: Bahan bakarnya jika terbakar meninggalkan abu.


b. Klasifikasi B: Bahan bakar cair. Contoh: bensin, solar, spiritus, dan bahan bakai cair
lainnya.
c. Klasifikasi C: Bahan bakar gas. Contoh: LNG, LPG, dan lain sebagainya.
d. Klasifikasi D: Bahan bakar logam. Contoh: magnesium, potasium, dan bahan logam
lainnya.
3. Klasifikasi Amerika
 National Fire Protection Association (CNFPA)
a. Klasifikasi A: Bahan bakarnya jika terbakar meninggalkan abu.
b. Klasifikasi B: Bahan bakar cair atau yang sejenis.
c. Klasifikasi C: Kebakaran karena listrik.
d. Klasifikasi D: Kebakaran logam.
Label menurut
klasifikasi NFPA
untuk fire
extinguisher
seperti gambar
berikut:
4. Klasifikasi Amerika US Coast Guard
a. Klasifikasi A: Bahan bakar padat.
b. Klasifikasi B: Bahan bakar cair dengan titik nyala lebih kecil dari 170 derajat
Fahrenheit dan tidak larut dalam air misalnya: bensin, benzena, dan lain
sebagainya.
c. Klasifikasi C: Bahan bakar cair dengan titik nyala lebih kecil dari 170 derajat
Fahrenheit dan larut dalam air misalnya: ethanol, aceton, dan lain sebagainya.
d. Klasifikasi D: Bahan bakar cair dengan titik nyala lebih besar atau sama dengan
170 derajat Fahrenheit dan tidak larut dalam air misalnya: minyak kelapa, minyak
pendingin trafo, dan lain sebagainya.
e. Klasifikasi E: Bahan bakar cair dengan titik nyala sama dengan atau lebih tinggi
dari 170 derajat Fahrenheit dan larut dalam air misalnya: gliserin, etilin, dan lain
sebagainya.
f. Klasifikasi F: Bahan bakar logam misalnya: magnesium, titanium, dan lain
sebagainya.
g. Klasifikasi G: Kebakaran listrik.
D. Penyebab Kebakaran
 Berbagai sebab kebakaran dapat diklasifikasikan sebagai
(1) kelalaian,
Kelalaian Kelalaian merupakan penyebab terbanyak peristiwa kebakaran.
Contoh dari kelalaian ini misalnya: lupa mematikan kompor, merokok di tempat
yang tidak semestinya, menempatkan bahan bakar tidak pada tempatnya,
mengganti alat pengaman dengan spesifikasi yang tidak tepat, dan kelalaian
lainnya.
(2) kurang pengetahuan,
Kurang Pengetahuan Kurang pengetahuan tentang pencegahan kebakaran
merupakan salah satu penyebab kebakaran yang tidak boleh diabaikan. Contoh
dari kekurang pengetahuan ini misalnya tidak mengerti akan jenis bahan bakar
yang mudah menyala, tidak mengerti tanda-tanda bahaya kebakaran, tidak
mengerti proses terjadinya api, dan kurang pengetahuan lainnya.
3. Peristriwa Alam

 Peristiwa alam dapat menjadi penyebab kebakaran.


Contoh: gunung meletus, gempa bumi, petir, panas matahari, dan peristiwa alam
lainnya.
4. Penyalaan Sendiri
 Api bisa terbentuk apabila tiga unsur api, yaitu bahan bakar, oksigen (biasanya
dari udara), dan panas bertemu serta menyebabkan reaksi rantai pembakaran.
Contoh: kebakaran di hutan yang disebabkan oleh panas matahari yang menimpa
bahan bakar kering di hutan.
5. Kesengajaan
 Kebakaran bisa juga disebabkan oleh kesengajaan, misalnya
karena unsur sabotase, penghilangan jejak, mengharap
pengganti dari asuransi, dan unsur kesengajaan lainnya.
E. Pencegahan Kebakaran Tabung Gas
 Sebelum mengetahui cara mencegah ledakan tabung gas, Anda harus paham
penyebab tabung gas bisa meledak disertai dengan proses ledakannya.
 Jika sudah memahaminya maka Anda bisa melindungi diri sendiri dan anggota
keluarga lainnya dari peristiwa ini. Simak penjelasannya di bawah ini.
1. Penyebab Tabung Gas LPG Meledak
 Tabung gas bisa meledak karena beberapa sebab yang mungkin tidak Anda
sadari. Pertama adalah bocornya tabung gas. Ada kalanya selang dan keran
penutup tabung gas tidak rapat. Namun, penggunaan selang yang tidak
sesuai standar keamanan juga mungkin berperan dalam peristiwa
meledaknya tabung gas. Berfungsi sebagai penghantar gas dari tabung ke
kompor, selang tentu harus memiliki kualitas yang baik agar
meminimalisasi potensi bocornya gas.
 Di samping kebocoran tabung gas, dapur yang terlalu tertutup juga bisa
memicu ledakan tabung gas. Gas jenis LPG lebih berat daripada udara
yang dihirup sehingga gas jenis LPG akan turun ke bawah. Jika sirkulasi
udara di bagian bawah dari dapur tidak lancar, gas jenis LPG akan tertahan
di dapur, bercampur dengan udara sehingga bisa membuat tabung gas
meledak.
E. Proses Meledaknya Tabung Gas LPG
 Proses ledakan tabung gas terjadi diawali dengan adanya percikan api di sekitar
tabung gas yang bocor. Percikan api dapat muncul jika terdapat tiga unsur
berikut, yaitu gas LPG itu sendiri yang setara dengan bensin, oksigen dari udara,
serta sumber panas.

 Awalnya, tabung gas mengalami kebocoran dan mulai bercampur dengan oksigen
di udara. Jika tabung gas berada di posisi dekat dengan sumber panas, seperti
kompor, tabung gas akan kemungkinan besar meledak.
3 . Cara Mencegah Ledakan Tabung Gas LPG
 Melihat bahayanya peristiwa ini, Anda pasti ingin tahu cara mencegahnya. Cara-cara
ini bisa dengan mudah Anda terapkan dan pastikan juga seluruh anggota rumah
mengetahuinya.
a. Gunakan Peralatan yang 5esuai Standar Nasional Indonesia (5NI) Memang banyak
beredar selang tabung gas dengan harga yang menggiurkan. Namun, apakah yakin
ingin menukarkan keamanan orang-orang demi menghemat beberapa rupiah?

Sebaiknya pastikan selang dan regulator untuk tabung gas di hotel sesuai dengan
SNI. Penggunaan selang dan regulator ber-SNI tentu akan memperkecil potensi
tabung gas meledak. Perhatikan juga kompor agar terdapat tanda SNI untuk
meminimalisasi kecelakaan di dapur.

Semua peralatan di dapur perlu diperhatikan dan dirawat dengan baik sebelum,
saat, dan setelah penggunaan. Jangan sampi makanan tump ah dan mengenai
peralatan dapur, terutama selang tabung gas. Jika ada bekas makanan menempel,
tikus pasti akan datang mengincar dan merusak peralatan dapur tersebut. Tentu
sangat berbahaya apabila selang tabung gas rusak dan gas LPG bocor. Selain itu,
Anda juga bisa beralih menggunakan peralatan masak lain, seperti kompor listrik.
b. Peralatan Terkait Tabung Gas Harus
Terpasang Erat
 Setelah dibeli, perhatian kita tidak boleh berhenti. Peralatan ber-SNI harus
dipasang sesuai dengan instruksi, pastikan pemasangan hingga erat supaya
tabung gas tidak bocor.
 Jika Anda mendengar suara mendesis walaupun selang dan regulator tampak
sudah terpasang di tabung gas, itu pertanda bahwa pemasangan peralatan
tersebut masih belum cukup erat.
 Apabila suara mendesis masih terus terdengar, mungkin saatnya Anda
mengganti regulator tabung gas karena karet penahan gas mungkin sudah
kendur.
c. Dapur Punya Ventilasi Udara yang Baik
 Seperti yang dijabarkan sebelumnya, berat jenis gas LPG lebih berat dari udara
sehingga gas turun ke bawah. Oleh karena itu, dapur harus memiliki sirkulasi
udara yang baik di bagian bawah.
 Hal ini dilakukan supaya gas LPG bisa keluar dari dapur dan tidak bercampur
dengan udara di dapur. Dengan begitu, tabung gas tidak akan meledak karena
campuran gas yang sensitif akan panas.
d. Letakan Tabung Gas Jauh dari Sumber Panas

 Jangan meletakan tabung gas sejajar dengan kompor atau di atas kompor.
Sebaiknya, tabung gas simpan di bawah kompor dengan jarak yang agak jauh
supaya tabung tidak terpapar api yang bisa menstimulasi ledakan. Lebih baik
apabila tabung gas diletakan di kabinet di bawah kompor.
 Pada intinya, ledakan tabung gas LPG sering terjadi karena lalai merawat ian
memastikan kondisi tabung gas, selang, regulator, dan kompor milik kita.
 Pastikan Anda dan seluruh karyawan mengetahui bahwa selang dan regulator
harus terpasang di tabung gas dan kompor dengan erat, sirkulasi udara di dapur
dipastikan selalu lancar, dan tabung gas harus diletakan agak jauh dari kompor.
F. Alat Pemadam Kebakaran
 Alat pemadam api telah berkembang seiring dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Secara garis besar, alat pemadam api ini .dapat
dibedakan menjadi:

1. Alat pemadam api gerak, yaitu alat pemadam api yang dapat dipindahkan dari
satu tempat ke tempat yang lain dengan mudah, misalnya alat pemadam api
ringan (APAR), mobil pemadam api, dan alat pemadam api gerak lainnya.

2. Pemadam api instalasi tetap, misalnya springkle, hydrant, dan alat pemadam
api instalasi tetap lainnya.
1. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
 Alat pemadam api ringan (APAR) atau fire extinguisers adalah alat pemadam api
yang mudah dipergunakan oleh satu orang untuk memadamkan api pada awal
terjadinya kebakaran. APAR dapat berupa tabung jinjing, gendong maupun beroda.
Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa APAR berhasil menanggulangi sekitar
30% kejadian kebakaran.
a. Penempatan APAR, yaitu: Dipasangkan/di tempat jalur keluar ruangan dan cukup
berdekatan dengan pintu-pintu, tetapi tidak mengganggu operasi kerja di ruangan
yang bersangkutan (mudah dilihat dan dijangkau).
b. Ditempatkan cukup berdekatan dengan daerah, dimana terdapat potensi bahaya
kebakaran.
c. Pada gedung-gedung bertingkat APAR ditempatkan pada: Posisi yang sama di
setiap lantai gedung (tipika). Sudut-sudut koridor. Berdekatan dengan pintu tangga.
Di atas setiap APAR agar dipasang tanda khusus yang menunjukkan adanya APAR.
Secara singkat cara mengoperasikan
APAR adalah sebagai berikut.
a. APAR Jenis Air
Pada jenis ini, media pemadamnya berupa air yang terletak pada tabung. Dibuat
dalam dua konstruksi, yaitu SPT dan GCT. Jarak jangkau pancaran sekitar 10 ft
sampai 20 ft. Adapun waktu pancaran sekitar satu menit untuk kapasitas 2,5 galón.
Hanya direkomendasikan untuk kebakaran jenis A, dengan luas bidang jangkauan
sekitar 2500 ft persegi, jarak penempatan setiap 50 ft.

b. APAR Jenis Busa


Tabung utama berisi larutan sodium bikarbonat (ditambah dengan penstabil
busa). Tabung sebelah dalam berisi larutan aluminium sulfat. Campuran dari kedua
larutan tersebut akan menghasilkan busa dengan volume 10 kali lipat. Busa ini
kemudian didorong oleh gas pendorong (biasanya COz).
c. APAR Jenis Karbon Dioksida
APAR jenis ini memadamkan dengan cara isolasi (smothering), di mana
oksigen diupayakan terpisah dari apinya. Di samping itu, C 02 juga mempunyai
peranan dalam pendinginan. Material yang diselimuti oleh C 02 akan cenderung
lebih dingin.
d. APAR Jenis Serbuk Kimia Kering (Dry Chemical Powder)
APAR jenis ini berisi tepung kering sodium bikarbonat dan tabung gas
karbon dioksida atau gas nitrogen (di dalam cartridge) sebagai pendorongnya. Gas
pendorong bisa ditempatkan dalam tabung atau di luar tabung. Tepung kimia kering
bersifat cepat menutup material yang terbakar, dan mempunyai daya jangkau
menutup permukaan yang cukup luas.
e. APAR Jenis Gas Halan dan Pasca Halan
APAR jenis ini biasanya berisi gas halón yang terdiri atas unsur-unsur
karbon, fluorine, bromide, dan chlorine. Namun sejak ditemukan lubang pada lapisan
ozon yang diduga disebabkan oleh salah satu unsur gas halón maka menurut
perjanjian Montreal, gas halón tidak boleh dipergunakan lagi, dan mulai 1 Januari
1994 gas halón tidak boleh diproduksi.
E. Pemadam Api Instalasi Tetap
Untuk mencegah akibat yang lebih fatal dari suatu kebakaran maka suatu
bangunan atau tempat terentu serta sesuai ketentuan dianggap penting dipasang
peralatan pemadam instalasi tetap.

a. Pemercik Air Otamatis


1) Penggunaan Pemercik Otomatis Pemercik air otomatis (automatic sprinklers)
merupakan sarana pemadam kebakaran instalasi tetap yang paling sering
digunakan/ dipasang pada gedung-gedung. Sistem ini bekerja apabila gelas
(quartzoid bulb) pada kepala sprinklers pecah karena panas. Dengan pecahnya
quartzoid bulb ini maka air bertekanan memercik ke seluruh tempat kebakaran
dan memadamkan api.
2) Jenis Sistem Pemercik Otomatis
Secara garis besar, sistem pemercik otomatis dikategorikan, menjadi (1) sistem pipa basah,
(2) sistem pipa kering, (3) sistem deluge, dan (4) pre action system.
(1) sistem pipa basah,
Sistem Pipa Basah Pemercik otomatis disebut sebagai sistem pipa basah (wet pipe
system) ialah apabila seluruh pipa distribusi sampai ke sprinkler terisi air bertekanan.
Sistem ini memakai kepala sprinkler otomatis. Apabila gelas pada kepala sprinklers pecah
karena panas maka air bertekanan segera memancar keluar memadamkan area yang
terbakar. Air akan memancar hanya pada daerah yang sprinklernya pecah saja.
(2) sistem pipa kering,
Sistem Pipa Kering Pada sistem pipa kering, pipa distribusi tidak tersisi air. Sistem ini
dipakai apabila tempat atau bangunan yang dilindungi mempunyai kemungkinan
bertemperatur dingin sehingga air di dalam pipa distribusi dan sprinklers membeku. Tempat
seperti ini misalnya ruang refrigerator, bangunan di tempat dingin, dan tempat lainnya. Di
dalam pipa distribusi tidak berisi air, melainkan gas nitrogen atau udara bertekanan. Apabila
terjadi kebakaran maka sprinklers akan pecah, gas terdorong keluar sambil menghidupkan
kontrol aliran gas bertekanan yang kemudian memancarkan gas untuk memadamkan
kebakaran. Gas hanya memancar pada daerah yang sprinklernya pecah saja.
3) Deluge System
Deluge system atau sistem banjir atau sistem pancaran serentak biasanya
dipasang pada tempat atau bangunan yang berisi material mudah terbakar secara
keseluruhan, misalnya gudang busa polyester, bagian pengeringan hardboard,
polyurethane, hanggar pesawat terbang, dan lain sebagainya. Pada sistem ini,
semua sprinkler dalam keadaan terbuka, kemudian apabila ada sinyal kebakaran
dari sistem deteksi maka seluruh sprinkler akan memancarkan air.
Jadi sistem pancaran serentak ini dihubungkan dengan pengontrol lain yang
berfungsi memberitahu adanya kebakaran pada tempat itu. pre action system.
4) Pre-action System
Sistem ini bertujuan membantu mempercepat aliran air pada sistem kering.
Pada dasarnya, konstruksiterdiri atas gabungan standard sprinkler system dengan
alat pengindera kebakaran (baik smoke ataupun heat detector). Pada saat awal,
pengindera mencium adanya bahaya kebakaran maka sistem langsung bekerja
mengisi air pada pipa distribusi springkler, sehingga air sudah terisi sebelum
sprinkler pecah karena panas.
Jadi ketika sprinkler pipa sistem kering pecah maka di dalam pipa sudah
berisi air yang langsung memancar pada tempat yang terbakar.
3) Kepala Pemercik Otomatis
 Kepala pemercik otomatis betugas untuk memancarkan air apabila telah mendapat
sinyal deteksi kebakaran. Kepala pemercik otomatis akan aktif memancarkan air jika
temperatur pada ruangan cukup untuk memecahkan quartozoid bulb (jenis a) atau
memutus pengunci (jenis b).

 Temperatur ini disebut “temperature rating’ dan biasanya besarnya sekitar 60°C
sampai 70°C. Namun untuk beberapa tempat dengan pertimbangan tertentu di pasaran
juga tersedia kepala pemercik dengan temperatur rating yang lebih tinggi.
b. Sistem Hidran
 Sistem hidran adalah sistem pemadam manual menggunakan selang penyemprot
dengan cara membuka kran pada hidran pilar/ box.
Berdasarkan penempatannya, sistem hidran terdiri atas:
1) Hidran di dalam gedung,
2) Hidran halaman (di luar gedung).

Berdasarkan pembagian kelas terdiri atas:


3) Hidran kelas I, yaitu hidran yang menggunakan selang 2,5” (khusus orang yang
terlatih).
4) Hidran kelas II, yaitu hidran yang menggunakan selang 1,5".
5) Hidran kelas III, yaitu hidran yang menggunakan sistem gabungan kelas I dan II.
Kelengkapan sistem hidran terdiri atas:
 Persediaan air
 Pompa air (pompa kebakaran)
 Instalasi pipa
 Hidran pilar
 Nozel
 Panel kontrol
 Alarm
 Kopling kembar siam (FDC) sesuaikan dengan milik dinas
kebakaran setempat

Sistem hidran (pompa air) akan bekerja secara otomatis jika keran pada
hidran pilar dibuka.
Q&A
Thank You

Anda mungkin juga menyukai