Anda di halaman 1dari 6

Kebakaran adalah suatu resiko dan bencana atau musibah yang dapat merugikan,

sehingga segala sesuatu yang berhubungan dengan potensi-potensi untuk menimbulkan


kebakaran harus dipetakkan dan diberi standar operasional perusahaan untuk mencegah bencana
tersebut. Jika hal tersebut terjadi, kita bisa mengatasi dan mencegah bencana tersebut. Kebakaran
adalah suatu nyala api, baik kecil atau besar pada tempat yang tidak kita hendaki, merugikan dan
pada umumnya sukar dikendalikan.

Dasar Hukum Kebakaran adalah :

1. UU No. 1 Tahun 1970 dijelaskan bahwa “Dengan perundangan ditetapkan persyaratan


keselamatan kerja untuk mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran”.
2. Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No.186/MEN/1999 Tentang Unit Penanggulangan
Kebakaran di Tempat Kerja dan lain sebagainya menyebutkan dalam Pasal ayat 01
“Pengurus atau Perusahaan wajib mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran,
menyelenggarakan latihan penanggulangan kebakaran di tempat kerja”. Contoh : Pada
gedung Universitas Negeri Malang di setiap lantainya telah disediakan alat pemadam
kebakaran.

 Definisi Kebakaran
Kebakaran terjadi karena adanya 3 unsur kebakaran yaitu:
1. Bahan bakar/material yang mudah terbakar (fuel) adalah komponen yang mudah terbakar
2. Udara/O2 (oxygen)
3. Titik nyala / panas (heat)

Jika ketiga unsur tersebut bertemu maka bisa menciptakan titik api sehingga akan menyebabkan
suatu kebakaran.

 Macam-Macam Unsur Kebakaran


1. Bahan Bakar
Bahan bakar adalah zat yang mudah terbakar. Zat ini terdiri dari tiga macam, yaitu:
1) Padat
2) Cair
3) Gas
Bahan bakar bisa terbakar apabila kontak dengan udara atau oksigen (02) dan adanya
peletup.
2. Udara/O2
Udara adalah zat yang berbentuk gas yang tersedia di alam dalam jumlah yang tidak
terbatas. Udara mengandung berbagai macam gas, diantaranya yang cukup besar adalah
Nitrogen dan Oksigen. Oksigen termasuk bagian dari Segitiga kebakaran, sehingga gas
ini merupakan bagian yang cukup penting dalam proses kebakaran.
3. Titik Nyala
Titik nyala sering dikatakan sebagai peletup. Penyebabnya bisa bermacam-macam,
diantara lain gesekan, loncatan listrik, percikan api, panas, tekanan, dan lain-lain. Contoh
kebakaran di Sumatra.

 Klasifikasi Kebakaran
1. Kelas A
Kebakaran pada benda non logam yang mana mudah terbakar dan menimbulkan
arang/karbon. Contohnya: kayu, kertas, karton/karuds, kain, kulit, dan plastic. Jenis
APAR yang digunakan untuk memadamkan kebakaran Kelas A adalah APAR jenis
Cairan (Water), APAR HCFC, APAR jenis Busa (Foam) dan APAR jenis Tepung Kimia
(Dry Powder) atau APAR dry chemical (Powder).
2. Kelas B
Kebakaran atau api yang terjadi pada bahan bakar cair. Contohnya: bahan bakar, bensin,
lilin, gemuk, minyak tanah, dan thinner. Jenis APAR yang digunakan untuk
memadamkan kebakaran Kelas B adalah (Powder), CO2, Foam, dan APAR HFCF.
Namun APAR jenis air tidak boleh dipergunakan. Contohnya di SPBU disediakan APAR
berupa pasir untuk mencegah jika terjadi kebakaran.
3. Kelas C
Kebakaran atau api yang terjadi karena kegagalan fungsi peralatan. Contohnya:
kebakaran yang disebabkan oleh adanya arus pendek (konsleting). Jenis APAR yang
digunakan untuk memadamkan kebakaran Kelas C adalah APAR dry chemical (Powder),
APAR CO2, dan APAR HCFC.
4. Kelas D
Kebakaran atau api yang terjadi pada bahan logam. Contohnya: magnesium, kalium,
alumunium, dan sebagainya. Jenis APAR yang digunakan untuk memadamkan kebakaran
Kelas D adalah APAR sodium chloride dry powder. Air dan APAR berbahan baku air
tidak digunakan.
5. Kelas E
Kebakaran yang terjadi pada bahan-bahan radioaktif. Jenis APAR yang digunakan untuk
memadamkan kebakaran Kelas E adalah belum diketahui secara spesifik.
6. Kelas K
Kebakaran atau api yang terjadi karena bahan makanan. Contohnya: lemak, minyak
makanan. Jenis APAR yang digunakan untuk memadamkan kebakaran Kelas K adalah
APAR sodium chloride dry powder. Air dan APAR berbahan baku air tidak digunakan.

 Cara Penanganan Kebakaran


Kebakaran harus ditangani dengan baik dan tidak hanya sekedar melakukan pemadaman saja,
akan tetapi ada tiga langkah yang harus dilakukan yaitu:
1) Pencegahan kebakaran
2) Pemadaman kebakaran (APAR)
3) Prosedur evakuasi yang harus dilakukan (Jalur evakuasi, Tangga darurat)

Untuk menjalankan tiga langkah tersebut diperlukan Sistem Pengendalian Kebakaran (SPK).
Dalam kaitannya dengan kondisi kebakaran, ada lima hal yang harus dilakukan dalam SPK ini,
yaitu:

1) Mencegah penyalaan
2) Pemadaman tahap dini
3) Mencegah pertumbuhan api
4) Mengontrol asap
5) Melakukan evakuasi

 Sistem Pengendalian Kebakaran


1. Mendeteksi sumber api berasal dari mana
Pencegahan penyalaan api dapat dilakukan melalui
a. Peraturan (SOP yang diatur untuk mencegah kebakaran), misal dilarang merokok di
SPBU.
b. Disiplin dalam melaksanakan SOP, misal memakai APD
c. Organisasi, dikembangkannya budaya-budaya K3
2. Api tumbuh
Hal-hal yang harus dilakukan
- Pemadaman tahap dini (pencegahan api yang belum membesar)
1. Pendeteksi (mengetahui bahan yang terbakar)
2. Sarana APA
3. Sarana APAR (alat pemadaman kebakaran)
4. System Hydrant (tempat pengambilan air)
5. Fixed System
- Mencegah api tumbuh
1. Membatasi beban api
2. Bahan non – combustible
3. Kompartemensasi
4. Dinding penahan api
3. Api tumbuh dan membesar menimbulkan asap, petugas pemadam kebakaran melakukan
penanganan sebagai berikut:
- Kontrol Asap
1. Sarana control asap
2. Smoke vents (ventilasi asap)
3. Tata udara

Terjadi di gedung bertingkat

- Evakuasi
Organisasi harus paham mengenai SOP dan Prosedur evakuasi yang dilakukan bagi
warga di tempat kebakaran tersebut. Sarana berupa alat pemadam kebakaran dan
latihan-latihan secara periodik untuk penanganan kebakaran juga diperlukan,
sehingga ketrampilan untuk pencegahan dan penanganan kebakaran bisa menjadi
budaya yang baik.

PENJELASAN :

 Pencegahan Kebakaran
Hal pertama yang harus dilakukan oleh setiap lembaga adalah memahami peraturan
daerah maupun nasional yang berhubungan dengan pencegaham kebakaran, serta
membentuk tim khusus penanganan kebakaran. Setiap anggota tim harus disiplin dan
konsisten dalam menjalankan program penanganan kebakaran yang direncanakan.
 Pemadaman Kebakaran
Ada tiga tahap pemadaman kebakaran yang berkaitan dengan tahap-tahap terjadinya
kebakaran meliputi:
1. Memadamkan api tahap dini
Pemadaman api tahap dini merupakan langkah yang sangat penting dalam mencegah
terjadinya kebakaran yang lebih besar. Alat yang dibutuhkan adalah Alat Pemadam
Api Ringan (APAR), Hydrant yang menyediakan air bertekanan tinggi, fixed system
yang biasa terpasang di gedung-gedung, serta peralatan lain yang ada di sekitar kita.
2. Mencegah api tumbuh
Jika api tidak segera dikuasai dan semakin membesar, maka diperlukan langkah-
langkah lanjutan yang bertujuan untuk melokalisir api, melakukan pendinginan, dan
menguraikan tiga unsur bahan yang terbakar melalui cara yaitu: pengisolasian,
pedinginan, dan penguraian.
3. Mengontrol asap
Timbulnya asap harus dapat ditangani dengan baik, yang mana dapat dilakukan
dengan cara yaitu penetapan tata udara yang sesuai standar yang sudah ditentukan
pada bangunan, pemasangan sebuag alat pendeteksi asap, dan pemasangan instalasi
smoke vent.
4. Prosedur evakuasi
Pelaksanaan evakuasi dilakukan sesuai sistem evakuasi yang ada pada
gedung/bangunan yang terbakar. Gedung yang baik memiliki sistem evakuasi yang
standar. Evakuasi kebakaran perlu adanya manajemen yang baik, SOP, latihan secara
berkala dalam menghadapi kejadian kebakaran, dan penyebaran informasi tentang
cara-cara penanggunalangan kebakaran.

Tugas
Format :
1. Judul Berita
“Kebakaran Terjadi di Tangki Penyimpanan Bahan Bakar di Fasilitas Minyak
Zahrani Lebanon”
2. Link
https://m.liputan6.com/global/read/4681370/kebakaran-terjadi-di-fasilitas-
minyak-zahrani-lebanon
3. Foto/Gambar

4. Ulasan :

Anda mungkin juga menyukai