Anda di halaman 1dari 15

Materi Pemadam Kebakaran

Gambar 1. Ilustrasi petugas pemadam kebakaran

Pengertian tentang Kebakaran :

1. Api : Suatu reaksi kimia yang diikuti oleh pengeluaran cahaya, asap, panas dan bara,
2. Kebakaran : Suatu musibah / malapetaka yang disebabkan oleh api yang tidak diharapkan.
(Tidak dibutuhkan) mempunyai sifat sulit dikuasai dan merugikan.
3. Pembakaran : Suatu kejadian kebakaran yang karena disengaja, berakibat musnahnya
benda / harta dengan maksud atau tujuan tertentu.
4. Daerah Kebakaran : Suatu daerah yang diancam oleh bahaya kebakaran yang mempunyai
jarak 50 meter dari titik kebakaran terakhir.
5. Darah Bahaya Kebakaran : Suatu daerah yang diancam oleh bahaya kebakaran yang
mempunyai jarak 25 meter dari titik kebakaran terakhir.
6. Api Terbuka : Serangkaian proses yang memang harus menggunakan / membutuhkan api.
Contoh : Memasak dengan kompor gas.
Gambar 2. Segitiga Api

Teori Terjadinya Api Awal :

Lebih dikenal dengan “TEORI SEGITIGA API ” / FIRE TRIANGLE OF COMBUSTION ” yang
menyebutkan :

Api akan terjadi bila terdapat 3 (Tiga) unsur yaitu Bahan Bakar (Fuel), Sumber Panas (Heat /
Energi), dan Udara (Oksigen / 02) yang berada dalam konsentrasi yang seimbang / memenuhi
syarat.

Konsentrasi adalah perbandingan antara volume uap bakar dan udara.

Faktor-faktor Penyebab Kebakaran :

Berdasarkan pengalaman, penyedlidikan dan analisa dari setiap kebakaran dapat diambil
kesimpulan bahwa penyebab terjadinya kebakaran adalah karena unsur manusia dan peralatan yang
digunakan serta unsur alami, diantaranya :

1. Kurangnya pengertian terhadap penanggulangan kebakaran,


2. Kelalaian / kecerobohan,
3. Disengaja,
4. Penyalaan sendiri,
5. Gerakan alam,
6. Dari orang-orang yang hilang ingatan,
7. Kompresi,
8. Listrik,
9. Proses kimia,
10. Panas berpindah (Radiasi, Konduksi, Konveksi),
11. Direct Burning.
Cara-cara Penanggulanagan Kebakaran :

1. Tindakan Preventif (Pencegahan),

Serangkaian usaha / tindakan sebelum terjadinya kebakaran dengan maksud tujuan menekan /
mengurangi faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kebakaran.

2. Tindakan Represif (Pada Saat terjadinya kebakaran),

Serangkaian usaha / tindakan yang dilakukan pada saat terjadinya kebakaran dengan maksud
untuk menekan / memperkecil timbulnya kerugian yang terdiri dari :

a. Usaha pemadam kebakaran,

b. Pemberian informasi (ke Polisi, PLN, PDAM, Petugas Pemadam Kebakaran),

c. Pertolongan / penyelamatan jiwa manusia dan harta benda (Tindakan evakuasi).

3. Tindakan Rehabilitasi / Evakuasi

Serangkaian tindakan yang dilakukan setelah terjadinya kebakaran untuk mengambil langkah-
langkah berikutnya.

Klasifikasi Kebakaran :

Yang dimaksud klasifikasi kebakaran adalah penggolongan atau pembagian atas kebakaran
berdasarkan pada jenis benda / bahan yang terbakar. Dengan Maksud : diharapkan dengan
mengetahui klasifikasi kebakaran akan lebih cepat melakukan pemilihan media / jenis alat
pemadam yang dipakai untuk melakukan pemadaman api.

Ada 4 (Empat) klasifikasi kebakaran diantaranya adalah Klasifikasi Kebakaran menurut NFPA
(National Fire Protection Association) dan dikenal sebagai Klasifikasi Amerika Serikat.

1. Klas A : Kebakaran dimana api berasal dari kebakaran benda atau bahan padat kecuali
logam yang apabila terbakar akan meninggalkan abu dan arang.
2. Klas B : Kebakaran yang disebabkan oleh benda atau bahan cair serta kebocoran gas.
3. Klas C : Kebakaran yang disebabkan oleh adanya arus pendek aliran listrik PLN.
4. Klas D : Kebakaran yang disebabkan oleh peleburan benda logam. Diberlakukan di
Indonesia sesuai dengan peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
Per-04/Men/1980. Tanggal :14 April 1980, tentang syarat-syarat pemasangan dan
pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR).
Alat Pemadam Api Ringan (APAR)

Gambar 3 : Alat Pemadam Api Ringan (APAR)

APAR adalah peralatan Portable untuk memadamkan kebakaran awal / skala kecil yang dapat
dioperasikan oleh 1 (Satu) orang.

Jenis-jenis APAR :

1. Bentuk cair : Air, Foam (Busa),


2. Bantuk gas : Co2, Halon,
3. Bantuk padat : Serbuk kimia kering Multipurpose, Pasir, Karung Goni, Lumpur, Tanah,
Tumbuh-tumbuhan yang mengandung air yang tinggi (Pohon Pisang, Talas, Dll).

Cara Penggunaan APAR :

1. Ambil APAR dari tempatnya,


2. Bebaskan selang dari jepitannya,
3. Cabut PIN pengaman,
4. Pegang Nozzle dengan tangan kiri dan arahkan keatas,
5. Tekan Katup / Handle (Untuk test alat),
6. Ambil jarak ideal (Kurang lebih 4 M) dibelakang arah angin (Jangan melawan angin),
7. Arahkan Nozzle ke sumber api,
8. Sapukan dimulai dari api yang terkecil.

TIPE TABUNG PEMADAM API

Berdasarkan tipe konstruksi :


1. Tipe tabung gas (Catridge Type) pemadam yang bahan pemadamnya didorong keluar oleh
gas bertekanan yang dilepas oleh tabung gas,
2. Tpe tabung bertekanan tetap (Stored Pressure Type) Pemadam yang bahan pemadamnya
didorong keluar oleh gas kering tanpa bahan kimia aktif atau udara kering yang disimpan
bersama media pemadamnya dalam keadaan bertekanan.

CARA PEMADAMAN API

Memadamkan api terbagi beberapa cara yaitu :

1. Pemadaman dengan cara pendinginan (Cooling),


2. Pemadaman dengan cara mengurangi oksigen (Smothering),
3. Pengambilan / pemindahan bahan bakar (Starvation),
4. Melamahkan (Dilution).

Alat yang digunakan untuk memadamkan api antara lain :

1. Alat pemadam api ringan (APAR),


2. Sprinkler System,
3. Hydrant System,
4. Mobil Pemadam Kebakaran (PMK).

Tips Cegah Dini Bahaya Kebakaran :

Biasakan Untuk :

1. Memastikan bahwa kompor, lampu minyak dan lain-lain dipadamkan sebelum


meninggalkan rumah,
2. Tidak mengisi bahan bakar pada saat dalam keadaan menyala,
3. mematikan kompor lebih dahulu bila kompor hendak dipindahkan,
4. Tidak meninggalkan peralatan listrik seperti Kipas Angin, Kompor Listrik dibiarkan
menyala atau tetap tertancap pada sakelar listrik,
5. Tidak memasang tusuk kontak secara bertumpuk-tumpuk,
6. Tidak melakukan penggantian Sikring pemutus arus induk tanpa izin PLN,
7. Jangan Merokok di tempat tidur,
8. Jangan memasang obat nyamuk terlalu dekat dengan tempat tidur atau bahan / benda yang
mudah terbakar,
9. Jangan membiarkan anak-anak bermain api atau korek api,
10. Jangan membakar sampah ditengah terik matahari,
11. Jauhkan bahan-bahan yang mudah terbakar seperti Bensin, Minyak, Thinner dari jangkauan
api.

 Bila terjadi kebakaran dan api semakin membesar pada rumah atau bangunan, tindakan yang
harus dilakukan adalah secepatnya putuskan aliran listrik yang mengalir.
 Jangan ragu memadamkan api kebakaran pada awal karena bila upaya ini gagal, api
kebakaran dapat membesar namun utamakan keselamatan jiwa.

Macam-macam Bantuan Masyarakat yang Dapat Dilakukan Yaitu :

1. Bantuan informasi
Informasi kepada petugas pemadam kebakaran antara lain :

 asal api dan lokasi kebakaran,


 adanya orang yang terperangkap / terkurung api,
 Sumber air terdekat,
 Macam benda yang dapat terbakar.

2. Bantuan Kelancaran Jalan

Bantu kelancaran perjalanan mobil pemadam kebakaran :

 Menepi dan beri jalan bagi mobil pemmadam kebakaran disaat anda sedang mengendarai
kendaraan bila mendengar sirine mobil pemadam kebakaran,
 Pindahkan segera mobil anda bila mengganggu kelancaran lalu lintas mobil kebakaran,
 Segera membukakan portal / penghalang jalan bagi mobil pemadam kebakaran,
 Jangan meletakkan barang-barang pada jalan yang dilalui mobil pemadam kebakaran.

Latar Belakang Sulitnya Mengendalikan Kebakaran

1. Pada saat terjadinya kebakaran di lingkungan padat penduduk disekitar tempat kejadian
umumnya disebabkan dengan upaya penyelamatan harta benda, hal ini menyebabkan api
menyebar tanpa perlawanan,
2. Harapan yang terlalu berlebihan kepada petugas pemadam kebakaran dapat dengan mudah
berulah menjadi kemarahan apabila apa yang diharapkan ternyata tidak terwujud,
3. Kendala yang dihadapi pasukan pemadam kebakaran pada lingkungan padat hunian berdasar
pada masalah akses jalan, sumber air dan tidak jarang penduduk setempat justru menyulitkan
operasional pemadaman,
4. Pada saat terjadi kebakaran sebagian besar penduduk dan warga sekitarnya menganggap
sebagai bahan tontonan sehingga kontibusi yang diharapkan tidak menjadi kenyataan.

Mengingat kebakaran adalah bencana bagi kesejahteraan penduduk maka seluruh warga perlu
terlibat bersama-sama dalam atu sistem ketahanan lingkungan terhadap bahaya kebakaran. sesiap
apapun pasukan pemadam kebakaran yang ada, yang diharapkan adalah musibah kebakaran itu
jangan sampai terjadi.

Oleh Karenamya : MENCEGAH lebih baik daripada MENANGGULANGI.

Pendahuluan Rumah sakit merupakan tempat yang harus tetap dalam keadaan baik dan harus berada
pada bagian terdepan dalam melayani keamanan pasien, keluarga pasien, pengunjung dan staf yang
berada di rumah sakit. Kebakaran adalah suatu reaksi oksidasi eksotermis yang berlangsung dengan
cepat dari suatu bahan bakar yang disertai dengan timbulnya api/penyalaan. Tiga unsur penting
dalam kebakaran antara lain: bahan bakar dalam jumlah yang cukup. Hal yang harus diperhatikan
oleh rumah sakit sebelum dan setelah terjadi kebakaran adalah: Proteksi atas hidup pasien dan staf
rumah sakit dengan memastikan sistem proteksi kebakaran dapat dipergunakan dengan baik
Memastikan bahwa fasilitas sistem proteksi kebakaran dapat berfungsi secara memadai.
Meningkatkan kapasitas atau kemampuan mengurangi resiko kebakaran. Rumah Sakit Umum
Daerah dr. Muhammad Zein Painan sebagai tempat umum dimaa potensi atau resiko kebakaran.
Apapun bentuknya resiko atau bahaya yang dapat menimpa banyak orang memerlukan penanganan
khusus yang telah direncanakan, agar dapat meminimalisir korban baik manusia, data maupun
properti. Resik* maupun bahaya terhadap pasien, staf, pengunjung dan kelangsungan operasional
rumah sakit juga dapat disebabkan oleh kegagalan sistem yang ada di rumah sakit, maupun keadaan
darurat. Pengertian Kebakaran adalah suatu reaksi oksidasi eksotermis yang berlangsung dengan
cepat dari suatu bahan bakar yang disertai dengan timbulnya I t" 2. 2. a. b. api/penyalaan. Tiga
unsur penting dalam kebakaran antara lain: bahan bakar dalam jumlah cukup. Fire Safety Risk
Assesment / FSRA { Penilaian Resiko Kebakaran) adalah proses yang melibatkan evaluasi
sistematis terhadap faktor-faktor yang menentukan bahaya kebakaran, serta kemungkinan kebakaran
akan terjadi. dan konsekuensinya jika terjadi. Penilaian resiko kebakaran dirancang untuk
meminimalkan kemungkinan terjadi kebakaran dengan mengidentifikasi potensi bahaya dn resiko
kebakaran. Pengelolaan proteksi kebakaran adalah upaya mencegah terjadinya kebakaran atau
meluasnya kebakaran ke ruangan-ruangan ataupun lantailantai bangunan, termasuk ke bangunan
lainnya melalui eliminasi ataupun meminimalisasi resiko bahaya kebakaran, pengaturan zona-zana
yang berpotensi menimbulkan kebakaran serta kesiapan dan kesiagaan sistem proteksi aktif maupun
pasif. 3. Langkah-langkah dalam penilaian resiko kebakaran a. ldentifikasi resiko kebakaran 1)
Daerah rawan kebakaran adalah daerah atau unit kerja yang memenuhi kriteria rawan terjadinya
resiko kebakaran, baik karena penyalaan sendiri maupun akibat kelalaian petugas yaitu : . Unit kerja
dengan peralatan listrik tegangan tinggi: instalasi radiologi o Unit kerja dengan peralatan listrik
sebagai alat bantu utama bagi pasien : ICU,OK. r Unit kerja dimana disimpan/ menggunakan bahan-
bahan yang mudah terbakar : gudang farmasi, gudang material, gizi, ruangan genset, laundry dan
laboratorium 2i Asesment resiko kebakaran di RSUD dr. Muhammad Zein Painan meliputi { ceklis
FSRA terlampir): r Tekanan dan resiko lainnya dikamar operasi r Sistem pemisahan ( pengisolasian
dan kompartemensasi pengendalian api dan asap) r Daerah berbahaya ( dan ruang diatas langit-
langit diseluruh area) seperti kamar linen kotor, tempat pengumpulan sampah, ruang penyimpanan
oksigen r Sarana jalan keluar/ evakuasi . Dapur yang berproduksi dan peralatan masak . Londry dan
linen . Sistem tenaga listrik darurat dan peralatan . Gas medis dan komponen sistem vakum r
Ketersedian sistem Proteksi Kebakaran b- Identifikasi orang yang terkena dampak kebakaran
Kemungkinan orang yang terkena dampak dari kejadian kebakaran di rumah sakit adalah pasien,
keluarga pasien, pengunjung dan staf rumah sakit 4. Kesimpulan dan Rekomendasi Berdasarkan
hasil penilaian resiko kebakaran diunit kerja yang memiliki resiko tinggi terjadinya kebakaran,
maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: a. RSUD dr. Muhammad Zein Fainan belum
mempunyai system pemisah {pengisolasian) dan kompartemenisasi pengendalian api dan asap
terutama di Kamar Operasi dan lnstalasi Gizi b. Pemeliharaan sistem proteksi kebakaran yang ada
belum berjalan maksimal c. Belum semua gedung di RSUD dr. Muhammad Zein Painan memiliki
sistem proteksi kebakaran baik aktif maupun pasif ( rincian terlampir) d. Sistem proteksi kebakaran
yang ada saat ini beberapa belum sesuai dan mengalami kerusakan: 1. APAR yang tersedia saat
jenis kimia kering tidak sesuai kondisi ruangan yang ada di RS seperti di lnstalasi Gizi, lnstalasi
Farmasi, Kamar Operasi, Ruang Pemeriksaan Radiologi Laboratorium, karena meninggalkan debu
yang dapat merusak makanan dan obat serta alatalat kesehatan. e. Sistem perkabelan diruangan
belum semua tertata rapi f. Masih terdapat kebocoran dibeberapa atap gedung yang memiliki resiko
untuk terjadi konsleting listrik Berdasarkan hal tersebut diatas maka dengan ini kami
merekomendasikan hal-hal sebagai berikut a. Penambahan Sistem Proteksi Kabakaran dan
perbaikan sistem yang ada saat ini diantaranya: 1. Pembuatan hydrant didepan Ruangan Kamar
Operasi 2. Menyediakan APAR sesuai dengan kondisi ruangan di RS dengan Ketentuan sebagai
berikut: r Media yang bersih dan tidak meninggalkan residu ' Dapat digunakan untuk kebakaran
kelas A,B,C r Tidak berbahaya dan beracun bagi tanaman, hewan dan manusia b. Pemantauan dan
pemeliharaan sistem proteksi kebakaran secara rutin 1. Pemantauan sistem proteksi kebakaran
secara rutin oleh instalasi Kesling, IPS Non Medik dan Unit K3RS 2. Pemeliharaan APAR : secara
kontinu dan berkala dilakukan sleh Unit K3RS 3. Pemeliharaan Hydrant : pemeliharaan secara
berkala oleh Unit K3R$, IPS Non Medik 4. Pemeliharaan Springkler : pemeliharaan secara berkala
oleh lP$ Non Medik pada titik-titik springkler yang sudah ditentukan sebelumnya. 5. Pemeliharaa
system alarm kebakaran: pemeliharaan ini dilakukan secara berkala oleh IPS Non Medik c.
Pemantauan bahaya potensial resiko kebakaran secara rutin terkait dengan berbagai aspek bahaya
seperti pemantauan fisika, biologi, kimia, ergonorni, psikologi, elektrikal dan mekanikal. d. IPS Non
Medis melakukan penilaian dan pemeliharaan terhadap kondisi gedung, atap dan perkabelan yang
beresiko terhadap kebakaran. e, Meningkatkan monitoring dan evaluasi penerapan kawasan tanpa
rokok di RSUD dr. Muhammad Zein Painan Unit kerja memperhatikan kegiatan pencegahan resiko
kebakaran sebagai berikut: 1. Berhati-hati terhadap sumber kebakaran seperti lidah api dan alat
pemanas 2. Perhatikan/ cek kabel listrik yang ada secara berkala 3. Berhati-hati bila mernbuang atau
menaruh benda atau peralatan membakar atau mudah meledak karena dapat menjadi sumber bahaya
4. Jangan menyimpan cairan yang mudah terbakar berdekatan dengan sumber api seperti pemanas
listrik portable, tungku dll 5. Beri label yang jelas dan mudah terbaca pada wadah cairan mudah
terbakar dan bahan kimia, pastikan isinya sesuai dengan bahan tersebut, tutup wadah cairan tersebut
dan simpan dengan aman bila tidak digunakan

PENGKAJIAN RESIKO KEBAKARANFIRE SAFETY RISK ASSESMENT


( FRSA )I . P E N D A H U L U A N
Setiap rumah sakit sudah sepatutnya memiliki rencana atau prosedure
untuk m e n g h a d a p i k e a d a a n d a r u r a t d a n b e n c a n a s e p e r t i k e b a k a r a n
, g e m p a b u m i , kerusuhan/krisis social, atau kecelakaan di tempat kerja lainnya
yang terjadi karenafaktor kelalaian manusia. Usaha-usaha keselamatan kerja harus
terintegrasi denganrencana operasional secara keseluruhan, atau dengan kata lain
bahwa usaha-usahakeselamatan kerja adalah merupakan tanggung jawab setiap
karyawan.M e n u r u t k e p u t u s a n M e n t e r i K e s e h a t a n R I N o . 4 3 2 / M E N K E S / I V / 2 0 0 7 t
entang Pedoman Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di rumah
sakit bahwa kedaruratan dapat terjadi di rumah sakit. Kedaruratan merupakan suatuk e j a d i a n y
ang dapat menimbulkan kematian atau luka serius bagi pekerja
, pengunjung, masyarakat, atau dapat menutup kegiatan usaha, mengganggu operasi,menyebabkan
kerusakan fisik lingkungan, ataupun mengancam finansial atau
citrar u m a h s a k i t . H a l i n i p e r l u m e n d a p a t k a n p e r h a t i a n y a n g s e r i u s d a r i s e m u a
pihak,k a r e n a a p a b i l a k e j a d i a n t e r s e b u t a p a b i l a t i d a k d i t a n g a n i s e c a r a
k h u s u s a k a n mengakibatkan kerugian, baik harta maupun nyawa manusia, dalam hal ini SDM
yang berada di lingkungan kerja maupun masyarakat sekitar.Program Pengamanan Bahaya dan
Evakuasi adalah rangkaian tindakan yangharus dilakukan oleh petugas yang ditunjuk sebelumnya,
baik dalam penanggulanganawal maupun lanjut dalam upaya penyelamatan penghuni bangunan,
asset, termasuk tindakan yang menyangkut komunikasi darurat, medical evacuation/emergency,
danlain sebagainya. Sistem ini mengintregrasikan beberapa depertemen mencakup HRD,keamanan
(security), kesehatan, termasuk K3 (keselamatan dan kesehatan kerja) itu sendiri untuk
menanggulangi kejadian bencana.
I I . L A T A R B E L A K A N G
Fire Risk Assessment (FRA) adalah proses untuk menggambarkan risiko yangterkait dengan
kebakaran yang membahas skenario atau skenario-skenario
kebakaran perhatian, probabilitas mereka, dan potensi-potensi konsekuensinya. Dokumen-dokumen
lain dapat menggunakan istilah-istilah selain FRA, misalnya analisis
risikok e b a k a r a n , b a h a y a k e b a k a r a n , a n a l i s i s b a h a y a , d a n p e n i l a i a n a n a l
isis bahaya
kebakaran. Penerapan FRA ini dapat mengacu kepada standar Nationa
l F i r e Protection Association (NFPA) dan juga peraturan lokal seperti PerMen PU No.
26Tahun 2008.Perusahaan perlu memastikan tingkat keselamatan instalasi proses,
peralatandan fasilitas yang mereka operasikan. Kehadiran bahaya kebakaran pada
bangunan, peralatan dan fasilitas dapat secara signifikan mempengaruhi keselamatan pekerjas e r t a
kelangsungan operasional dan kegiatan di dalamnya. Tingkat keselamatank e b
akaran, yang selanjutnya kita sebut sebagai bahaya kebakaran atau ri
s i k o kebakaran, dapat dilakukan melalui Fire Risk Assessment ini.
I I I . A . T U J U A N U M U M
Melaksanakan assessment /penilaian risiko bahaya kebakaran di RS Dharma Husada.
B. TUJUAN KHUSUS
Rumah sakit melakukan pengkajian risiko kebakaran meliputi:a) Pemisah / kompartemen bangunan
untuk mengisolasi asap/api.
b) Laundry
, ruang linen, area berbahaya termasuk ruang di atas plafon.c) Tempat pengelolaan sampah.d) Pintu
keluar darurat kebakaran (
emergency exit).
e) Dapur termasuk peralatan memasak penghasil
minyak.f ) S i s t e m d a n p e r a l a t a n l i s t r i k d a r u r a t / a l t e r n a t i f s e r t a j a l u r k a b e l d a n i
n s t a l a s i listrik.g ) P e n y i m p a n a n d a n p e n a n g a n a n b a h a n y a n g b e r p o t e n s i m
u d a h t e r b a k a r (misalnya, cairan dan gas mudah terbakar, gas medis yang mengoksidasi
sepertioksigen dan dinitrogen oksida), ruang penyimpanan oksigen dan komponennyadan vakum
medis.h ) P r o s e d u r d a n t i n d a k a n u n t u k m e n c e g a h d a n m e n g e l o l a k e b a k a r
a n a k i b a t pembedahan.i ) B a h a y a k e b a k a r a n t e r k a i t d e n g a n p r o y e
k k o n s t r u k s i , r e n o v a s i , a t a u pembongkaran.
K E G I A T A N P O K O K
1.Melakukan assessment / penilaian risiko kebakaran menggunakan instrument Fire Risk
Assesment2.Menindaklanjutihasilassessment/penilaianrisikokebakaran
V . R I N C I A N K E G I A T A N
1.Menilaibahaya kebakaran/Fire Hazard2.Menilai Fire Protection3.MenilaiManaging Fire Safety4.AnalisaFire
Risk Assesment5.MembuatRencanaTindakLanjut ActionPlanMasing-masingmeliputi:a . t e k a n a n
d a n r i s i k o l a i n n y a d i k a m a r o p e r a s i b.system pemisahan (pengisolasian) dan
kompartemenisasi pengendalian api danasapc.daerah berbahaya (dan ruang diatas langit-
langit di seluruh area) seperti ruanglinen kotor, tempat pengumpulan sampah,
tempat penyimpanan
oksigend . s a r a n a e v a k u a s i e . d a p u r y a n g b e r p r o d u k s i d a n p e r a l a t a n m a s a
k f . l o n d r i d a n l i n e n g.system tenaga listrik
darurat dan peralatanh . g a s m e d i s
VII.
HASIL ASSESMEN RISIKO KEBAKARAN
VIII. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Demikian Penilaian/ assessment kebakaran di RS Dharma
Husada tahun 2022, berdasarkan hasil penilaian resiko kebakaran di unit kerja yang
memiliki resiko tinggiterjadinya kebakaran, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:a ) R S
Dharma Husada belum mempunyai system pemisah {pengisolasian)
d a n kompartemenisasi pengendalian api dan asap terutama di
Kamar Operasi danlnstalasi Gizi/ dapur b)Pemeliharaan sistem proteksi kebakaran yang ada
belum berjalan maksimalc)Sistem proteksi kebakaran yang ada saat ini sudah dipelihara
dengan rutind)APAR yang tersedia saat jenis serbuk belum sesuai kondisi ruangan
yang adaseperti di lnstalasi IT, dan lnstalasi Farmasi, karena meninggalkan
debu yangdapat merusak alat dan
obat.e)Sistem perkabelan diruangan belum semua tertata rapi.f)Masih terdapat
kebocoran dibeberapa atap gedung yang memiliki resiko untuk terjadi konsleting
listrikBerdasarkan hal tersebut diatas maka dengan ini kami merekomendasikan hal-hal sebagai
berikuta ) P e n a m b a h a n S i s t e m P r o t e k s i K a b a k a r a n d a n p e r b a i k a n s i s t e m y a n g
ada
saatini diantaranya menyediakan APAR sesuai dengan kondisi ruangan di RS
dengan ketentuan sebagai berikut: Media yang bersih dan tidak meninggalkanresidu ' Dapat
digunakan untuk kebakaran kelas A,B,C , Tidak berbahaya dan beracun bagi tanaman, hewan dan
manusia. b)Pemantauan dan pemeliharaan sistem proteksi kebakaran secara rutin oleh IPSdan
K3RSc)Pemeliharaan APAR : secara kontinu dan berkala dilakukan sleh Unit K3RS

d)IPS melakukan penilaian dan pemeliharaan terhadap kondisi gedung, atap


dan perkabelan yang beresiko terhadap
kebakaran.e ) M e n i n g k a t k a n m o n i t o r i n g d a n e v a l u a s i p e n e r a p a n k a w a s a n t
a n p a r o k o k memperhatikan kegiatan pencegahan resiko kebakaran sebagai berikut:1. Berhati-
hati terhadap sumber kebakaran seperti lidah api dan alat pemanas2. Perhatikan/ cek kabel listrik
yang ada secara berkala3. Berhati-hati bila mernbuang atau menaruh benda atau peralatan
membakar atau mudah meledak karena dapat menjadi sumber bahaya5. Beri label yang jelas dan
mudah terbaca pada wadah cairan mudah terbakar dan bahan kimia, pastikan isinya sesuai
dengan bahan tersebut, tutup wadahcairan tersebut dan simpan dengan aman bila tidak
digunakan Mojokerto, 13 Juni 2022Ketua Komite K3RSRS Dharma HusadaItus Nusantoro, S. Kep.
Ners

A. Tata Laksana

1.
Kordinasikan dengan setiap unit untuk bersama meninjauareanya
2.
Siapkan FormulirFSRA
3.
Identifikasikan benda-benda yang berpotensi terjadinyakebakaran
4.
I d e n t i f i k a s i k a n s e t i a p o r a n g y a n g b e r e s i k o m e n j a d i korban jika
terjadi kebakaran
5.
I d e n t i f i k a s i k a n l a n g k a h - l a n g k a h d a l a m p e n c e g a h a n , pengendalian dan perlindungan
dari bahaya kebakaran
6.
Lakukan dokumentasi, perencanaan dan pelatihan
untuks e t i a p h a l y a n g b e r p o t e n s i m e n j a d i k e b a k a r a n d a n kejadian potensial
kebakaran
7.
Setelah selesai, Tim K3 akan mengisi kolomlainnya.
8.
Jika sudah terisi lengkap, Tim K3 wajib memberikanr e k o m e n d a s i y a n g t e l a
h d i h a s i l k a n d a r i f o r m F S R A mengenai pengendalian bahaya/resiko kebakaran
9.
G a b u n g k a n s e l u r u h f o r m F S R A s e t i a p u n i t , b u a t rekapannya.
10.
Setelah dokumen lengkap, Ajukan ke Kepala RumahSakit untuk disahkan
11.
S e t e l a h d i s a h k a n , b a g i k a n l a m p i r a n F S R A k e p a d a unitterkait
URAIAN TIM PENANGGULANGAN KEBAKARAN DAN BENCANADI PUSKESMAS
KECAMATAN MAMPANG PRAPATANNoURAIAN TUGASPJ DANWARNA HELM

1Melakukan Tim Evakuasi/Helmet


pengamanan barang Kuning
berharga
pasien/karyawanatau
dokumen atau alat
kesehatan yang
tersimpan di
ruangantersebut dengan
mencatat barang yang
evakuas
a.Bekerja sama dengan Assistenkomandan
komandan regu lantai regulantai/
dalam mengidentifikasi Helmberwarna Biru
dan evakuasi pasien,
pengunjung dankaryawan
b.Memadamkan api
dengan APAR dan
memecahkan breakglass
untuk membunyikan alarm
kebakaran
c.Menghitung kembali
jumlah orang yang
terselamatkan
Komandan
regulantai /
HelmetMerah
a.Melakukan koordinasi
kepada asisten komandan
regu lantai untuk
memimpin pemadaman
kebakaran dan
evakuasidilokasi
(mengarahkan, mencarikan
jalan keluar sampai ketitik
kumpul)
b.Berkoordinasi dengan
ketua komandan regu
untuk prosespersetujuan
evakuasi
c.Menginformasikan
kepada tim medis apabila
ada yang perlu mendapat
pertolongan
d.Pada saat evakuasi
berikan prioritas kepada
orang cacat,lansia, wanita
hamil dan anak-anak
e.Memberitahukan “Kode
Merah dan Lokasi“
melaluipengeras suara
a.Menghubungi pihak KetuaKomandanRegu
pemadam kebakaran dan PJ K3dan
setempatb.Memastikan Ka.Puskesmas
bahwa pemberitahuan /Helmet Putih
kewaspadaan
tingkatpertama telah
dilaksanakan kepada
seluruh komandan
regulantaic.Tetap siaga
menerima status laporan
dan memperkirakanharus
evakuasi bertahap atau
totald.Menuju titik kumpul
untuk memimpin
operasional
Mengevakuasi dan Tim Medis /helmet
pertolongan pertama Hijau
pasien yangmengalami
cedera ringan hingga berat
saat evakuas
a.Mengamankan area Satpam danTeknis
gedung berkoordinasi
dengan asisten dan
komandan regu tiap lantai
dengan mengingatkan untu
ktidak panik dan tidak
berlari menuju tangga
darurat saat evakuasi
b.Menjaga dokumen/alat
kesehatan/ pengunjung/
pasien/karyawan yang
diselamatkan
b.Mengatur lalu lintas
sekitar gedung dan
mengatur tersedia jalan
masuk bagi bantuan yang
datang (pemadam
kebakaran)
c.Mengoperasikan hidran
dalam dan luar gedung
d.Mengoperasikan alarm
kebakaran
e.Membantu proses
pemadaman api

1Melakukan pengamanan barang berharga pasien/karyawanatau dokumen atau alat kesehatan yang
tersimpan di ruangantersebut dengan mencatat barang yang evakuasiTim Evakuasi/Helmet
Kuning2a.Bekerja sama dengan komandan regu lantai dalammengidentifikasi dan evakuasi pasien,
pengunjung dankaryawanb.Memadamkan api dengan APAR dan memecahkan breakglass untuk
membunyikan alarm kebakaranc.Menghitung kembali jumlah orang yang terselamatkan
Assistenkomandan regulantai/ Helmberwarna Biru3a.Melakukan koordinasi kepada asisten
komandan regu lantaiuntuk memimpin pemadaman kebakaran dan evakuasidilokasi (mengarahkan,
mencarikan jalan keluar sampai ketitik kumpul)b.Berkoordinasi dengan ketua komandan regu untuk
prosespersetujuan evakuasic.Menginformasikan kepada tim medis apabila ada yangperlu mendapat
pertolongand.Pada saat evakuasi berikan prioritas kepada orang cacat,lansia, wanita hamil dan anak-
anake.Memberitahukan “Kode Merah dan Lokasi“ melaluipengeras suara Komandan regulantai /
HelmetMerah4a.Menghubungi pihak pemadam kebakaran setempatb.Memastikan bahwa
pemberitahuan kewaspadaan tingkatpertama telah dilaksanakan kepada seluruh komandan
regulantaic.Tetap siaga menerima status laporan dan memperkirakanharus evakuasi bertahap atau
totald.Menuju titik kumpul untuk memimpin operasionalKetuaKomandanRegu dan PJ K3dan
Ka.Puskesmas /Helmet Putih5Mengevakuasi dan pertolongan pertama pasien yangmengalami
cedera ringan hingga berat saat evakuasiTim Medis /helmet Hijau6.a.Mengamankan area gedung
berkoordinasi dengan asistendan komandan regu tiap lantai dengan mengingatkan untuktidak panik
dan tidak berlari menuju tangga darurat saatevakuasib.Menjaga dokumen/alat kesehatan/
pengunjung/ pasien/karyawan yang diselamatkanb.Mengatur lalu lintas sekitar gedung dan
mengatur tersedia jalan masuk bagi bantuan yang datang (pemadamSatpam danTeknisi

Anda mungkin juga menyukai