Anda di halaman 1dari 23

PENCEGAHAN DAN

PENANGGULANGAN PADA
KEBAKARAN
 Kebakaran merupakan suatu bencana yang merugikan bagi
banyak pihak yang dapat mengakibatkan kerugian materil dan
berpotensi terhadap kematian yang cukup besar sehingga
memerlukan perhatian akan keselamatan masyarakat. Namun
sampai saat ini penanganan terhadap kebakaran di Indonesia
masih memiliki berbagai kendala yang mengakibatkan kejadian
kebakaran sering berakibat fatal dan berulang.
 Adanya peningkatan jumlah kejadian kebakaran di wilayah kota
Surabaya rata-rata 250 kejadian kebakaran per tahun
disebabkan oleh beberapa hal (Perda Surabaya, 2004), yaitu
rendahnya pemahaman dan kesadaran masyarakat akan bahaya
kebakaran, masih kurangnya kesiapan masyarakat untuk
menghadapi dan menanggulangi bahaya kebakaran, rendahnya
sistem proteksi kebakaran yang dimiliki gedung dan bangunan,
sistem penanganan kebakaran belum terwujud dan terintegrasi,
yaitu akselerasi kecepatan unit pemadam kebakaran tiba di
lokasi bencana dikarenakan jauhnya pos PMK dengan lokasi
bencana dan kemacetan lalulintas.
 PENGERTIAN KEBAKARAN
 A.Kebakaran adalah api yang tidak terkendali, yang berarti
diluar kemampuan dan keinginan manusia. Api tidak terjadi
begitu saja tetapi merupakan suatu proses kimiawi antara uap
bahan bakar dengan oksigen dan bantuan panas. Teori ini
dikenal sebagai segitiga api (fire triangle) (respository.usu.ac.id).
 B.Menurut teori ini, kebakaran terjadi karena adanya 3 faktor
yang menjadi unsur api, yaitu: bahan bakar (fuel), sumber panas
(heat), dan oksigen. Kebakaran dapat terjadi jika ketiga unsur
api tersebut saling bereaksi satu dengan lainnya. Tanpa adanya
salah satu unsur tersebut, api tidak dapat menyala. Teori ini
dikembangkan oleh W.H Haessler (1974). Menururt beliau,
kebakaran disebabkan oleh empat faktor, yaitu, bahan bakar,
bahan pengoksidasi, suhu, dan reaksi berantai. Ke empat unsur
ini disebut Bidang Empat Api atau istilah lainnya ialah The
Tetahedron of Fire (Zaini, 1998).
 C.Kebakaran adalah suatu nyala api, baik kecil
atau besar pada tempat yang tidak kita
kehendaki, merugikan, pada umumnya sukar
dikendalikan (Perda DKI, 1992).
 DKebakaran adalah suatu nyala api atau
bencana yang tidak dikehendaki bersama,
karena dapat menimbulkan bencana bagi
masyarakat (Departemen penerangan RI,
1978).
 PENYEBAB KEBAKARAN
 Kebakaran disebabkan oleh berbagai faktor, secara
umum dikelompokkan sebagai berikut:

 A.Faktor Manusia
 Manusia sebagai salah satu faktor penyebab
kebakaran antara lain: manusia yang kurang peduli
terhadap keselamatan dan bahaya kebakaran,
menempatkan barang atau menyusun barang yang
mungkin terbakar tanpa menghiraukan norma –
norma pencegahan kebakaran, pemakaian tenaga
listrik melebihi kapasitas yang telah ditentukan,
kurang memiliki rasa tanggung jawab dan disiplin,
dan adanya unsur- unsur kesengajaan.
 B.Faktor Teknis
 Kebakaran juga dapat disebabkan oleh faktor teknis
khususnya kondisi tidak aman dan membahayakan yang
meliputi:

 1.Proses fisik/mekanis
 Faktor penting yang menjadi peranan dalam proses ini adalah
timbulnya panas akibat kenaikan suhu atau timbulnya bunga
api, misalnya pekerjaan perbaikan dengan menggunakan
mesin las atau kondisi instalasi listrik yang sudah tua atau
tidak memenuhi standar.

 2.Proses kimia
 Kebakaran dapat terjadi ketika pengangkutan bahan - bahan
kimia berbahaya, penyimpanan dan penanganan tanpa
memerhatikan petunjuk - petunjuk yang ada.
 3.Faktor Alam
 Salah satu faktor penyebab adanya kebakaran dan
peledakan akibat faktor alam adalah petir dan
gunung meletus yang dapat menyebabkan kebakaran
hutan yang luas dan juga perumahan – perumahan
yang dilalui oleh lahar panas dan lain-lain
 (Anonim, 2010).
 KLASIFIKASI KEBAKARAN
 Menurut peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
No. Per-04/MEN/1980, tanggal 14 April 1980 tentang
syarat – syarat pemasangan dan pemeliharaaan Alat
Pemadam Api Ringan, kebakaran dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:
Klasifikasi Kebakaran di Indonesia

Kelas Jenis Contoh


Kelas A Bahan Padat Kebakaran dengan bahan bakar padat
bukan logam
Kelas B Bahan Cair dan Gas Kebakaran dengan bahan bakar cair atau
gas mudah terbakar
Kelas C Listrik Kebakaran instalasi listrik bertegangan
Kelas D Bahan Logam Kebakaran dengan bahan bakar logam
 KLASIFIKASI BAHAYA KEBAKARAN
 Menurut Perda DKI Jakarta, (2008) terdiri dari:
 1.Bahaya Kebakaran Ringan

 Ancaman bahaya kebakaran yang mempunyai nilai dan kemudahan


terbakar rendah, apabila kebakaran melepaskan panas rendah,
sehingga penjalaran api lambat. Yang dimaksud bahaya kebakaran
ringan ialah hunian:
 Tempat ibadah
 Perkantoran
 Pendidikan
 Ruang makan
 Ruang rawat inap
 Penginapan
 Hotel
 Museum
 Penjara
 Perumahan
 2.Bahaya Kebakaran Sedang
 a.Bahaya Kebakaran Sedang I

 Ancaman bahaya kebakaran mempunyai jumlah dan


kemudahan terbakar sedang, penimbunan bahan yang mudah
terbakar dengan tinggi tidak lebih dari 2,5 (dua setengah)
meter dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas
sedang, sehingga penjalaran api sedang.

 B.Bahaya Kebakaran Sedang II

 Ancaman bahaya kebakaran yang mempunyai jumlah dan


kemudahan terbakar sedang, penimbunan bahan yang mudah
terbakar dengan tinggi tidak lebih dari 4 (empat) meter dan
apabila terjadi kebakaran melepaskan panas sedang, sehingga
penjalaran api sedang.
 C.Bahaya Kebakaran Sedang III

 Ancaman bahaya kebakaran yang mempunyai jumlah


dan kemudahan terbakar agak tinggi, menimbulkan
panas agak tinggi serta penjalaran api agak cepat apabila
terjadi kebakaran.
 3.Kebakaran Berat
 a.Bahaya Kebakaran Berat I

 Ancaman bahaya kebakaran yang mempunyai jumlah


dan kemudahan terbakar tinggi, menimbulkan panas
tinggi serta penjalaran api cepat apabila terjadi
kebakaran.

 b.Bahaya Kebakaran Berat II

 Ancaman bahaya kebakaran yang mempunyai jumlah


dan kemudahan ter Bakar sangat tinggi, menimbulkan
panas sangat tinggi serta penjalaran api sangat cepat
apabila terjadi kebakaran.
 KERUGIAN AKIBAT KEBAKARAN
 Kebakaran menimbulkan kerugian baik terhadap manusia,
aset, maupun produktivitas.
 1.Kerugian Materi
 2.Kerugian Jiwa
 3.Menurunnya Produktivitas
 4.Gangguan Bisnis
 5..Kerugian Sosial
 SARANA PROTEKSI AKTIF
 Sistim perlindungan terhadap kebakaran yang di laksanakan dengan mempergunakan
peralatan yang dapat bekerja secara omatis maupun manual, digunakan oleh
mpenghuni atau petugas pemadam kebakaran dalam melaksanakan operasi
pemadaman
 1.Sarana pendeteksi dan peringatan kebakaran

a.Detektor dan alarm kebakaran



 Berdasarkan SNI 0-3985-2000 Alarnm kebakaran adalah komponen dari sistem
yang memberikan isyarat /tanda setelah kebakaran terdeteksi.

B.Jalan petugas

 Diperlukan bagi petugas yang datang menggunakan kendaraan pemadam kebakaran,
kadang harus mondar-mandir/keluar masuk mengambil air, sehingga perlu jalan yang
memadai, keras dan lebar, juga untuk keperluan evakuasi. Untuk itu diperlukan
fasilitas:
 Daun intu dapat dibuka keluar
 Pintu dapat dibuka dari dalam tanpa kunci
 Lebar pintu dapat dilewati 40 orang/menit
 Bangunan beton strukturnya harus mampu terbakar minimal 7 jam.

 2.Sarana pemadam kebakaran
 a.Perlengkapan dan alat pemadam kebakaran sederhana
 Air, Pasir, Karung goni, kain katun, atau selimut basah
sangat efektif untuk menutup kebakaran dini pada api
kompor atau kebakaran di rumah tangga, luasnya
minimal 2 kali luas potensi api.
 Tangga, gantol dan lain-lain sejenis,

 b.AlatPemadam Api Ringan (APAR)


 APAR atau istilah lainnya Portable Fire Extinguisher
adalah alat pemadam kebakaran yang dapat dibawa dan
mampu dipakai oleh satu orang
 Alat Pemadam Kebakaran Besar
 Alat-alat ini ada yang dilayani secara manual ada pula
yang bekerja secara otomatis.
 1.Hidran Kebakaran
 Instalasi Hidran kebakaran adalah suatu sistem pemadam
kebakaran tetap yang menggunakan media pemadaman air
bertekanan yang di alirkan melalui pipa-pipa dan selang
kebakaran.
 PENANGGULANGAN DAN PENCEGAHAN BAHAYA
KEBAKARAN
 Dalam upaya prosedur tanggap darurat secara garis bsar meliputi
rencana / rencana dalam menghadapi keadaan darurat, pendidikan
dan latihan penangulagan keadaan darurat, pendidikan dan latihan
penanggulangan keadaan darurat seperti proses evakuasi atau
pemindahan dan penutupan .

 Penceghahan kebakaran dan cara penagulangan korban kebakran


tergantung lima (5) prinsip pokok sebagai berikut :

 1.Pencegahan kecelakaan sebagai akibat kecelakaan atas keadaan


panik
 2.Pembuatan bangunan tahan api
 3.Pengawasan yang teratur dan berkala
 4.Penemuan kebakaran pada tingat awal dan pemadamannya
 5.Pengendalian kerusakan untuk membatasi kersakan sebagai akibat
kebakaran
 a.Pedoman Singkat Antisipasi dan Tindakan Pemadaman
Kebakaran

 1.Tempatkan APAR selalu pada tempat yang sudah


ditentukan, mudah dijangkau dan mudah dilihat, tidak
terlindung benda/perabot seperti lemari, rak buku dsb. Beri
tanda segitiga warna merah panjang sisi 35 cm.
 2.Siagakan APAR selalu siap pakai.
 3.Bila terjadi kebakaran kecil: bertindaklah dengan tenang,
identifikasi bahan terbakar dan tentukan APAR yang dipakai.
 4.Bila terjadi kebakaran besar: bertindaklah dengan tenang,
beritahu orang lain untuk pengosongan lokasi, nyalakan
alarm, hubungi petugas pemadam kebakaran.
 5.Upayakan latihan secara periodik untuk dapat bertindak
secara tepat dan tenang.
 
 Pencegahan Secara Umum Agar Tidak Terjadi
Kebakaran

 1.Alat-alat elektrik adalah penyebab utama kebakaran


di rumah tangga.
 2.Belilah alat pemadam kebakaran yang praktis, jika
mungkin, dan letakkan dekat kompor atau di dalam
dapur serta ajarkanlah semua orang di rumah anda
bagaimana menggunakannya sewaktu-waktu
dibutuhkan.
 3.Jangan pernah meninggalkan masakan yang belum
matang di atas api, jika anda tidak bisa mengawasinya
secara langsung karena harus ke ruangan lain. Lebih
baik matikan kompor
 4.Tidak melakukan aktifitas lain pada saat memasak.
 5.Saat ini sudah banyak  orang memasang detektor asap (smoke
detector) di rumahnya , terutama di setiap ruangan tertutup dan di
setiap lantai.
 6.Simpan benda-benda yang mudah terbakar seperti spray
pengharum ruangan, cat dan lainnya jauh dari sumber api.
Jangan sampai lupa: Gas, Bensin dan Propane harus disimpan di
luar ruangan, jangan di dalam rumah.
 7.Buatlah rencana evakuasi jika sewaktu-waktu terjadi kebakaran
dan latihlah semua anggota keluarga.
 8.Buatlah tempat berkumpul  yang diketahui semua keluarga jika
sewaktu-waktu terjadi kebakaran dan semua orang harus keluar
rumah. Misalnya di rumah tetangga anda.
 9.Buatlah daftar barang berharga anda, dengan foto dan video
jika mungkin dan taruh di luar rumah di tempat yang aman
(misalnya jika anda mampu menyewa safety box  di bank,
taruhlah bersama benda dan kertas berharga lainnya). Ini akan
membantu jika anda akan mengklaim asuransinya
 Tindakan Ketika Kebakaran Terjadi

 1.Jika anda rasa kebakaran masih bisa diatasi karena baru terjadi
atau belum menjalar, gunakan alat pemadam kebakaran dan arahkan
ke bagian bawah api, bukan di atasnya karena itulah akarnya. Hal ini
akan percuma jika kebakaran sudah terjadi beberapa lama.
 2.Tutup ruangan yang terjadi kebakaran agar tidak menjalar ke
ruang lainnya.
 3.Sebelum memasuki ruang lainnya, sentuh bagian atas pintu karena
jika terasa panas berarti ruang itu sudah terbakar.
 4.Dengan cepat tetapi tanpa membuat keributan, keluarkan seluruh
anggota keluarga. Keributan akan membuat panik dan semua orang
tidak bisa menyelamatkan diri dengan baik.
 5.Jika kebakaran terjadi di malam hari, tutupi tubuh anda dengan
selimut segera dibanding mencari baju luar.
 6.Carilah jalan keluar lalu pergilah ke tempat berkumpul dan
teleponlah pemadam kebakaran.
 Tindakan Pasca Api Kebakaran Padam

 1.Jangan masuk ke rumah yang telah rusak oleh api.


Strukturnya mungkin lemah dan akan cepat roboh. Ini
berbahaya bagi keselamatan anda sendiri.
 2.Kontak pemerintah setempat agar mereka bisa
mengontak anda dan memberi bantuan yang diperlukan
(jika ada).
 3Kontak perusahaan asuransi anda dan  jika anda
membeli barang-barang pengganti yang telah terbakar,
simpanlah semua tanda terima agar mendapat ganti
rugi.
 
 CARA /METODE MEMADAMKAN API

 Pemadaman api pada perinsipnya adalah menghilangkan salah satu atau


lebih dari ke-3 faktor tersebut dengan melakukan salah satu / lebih cara-
cara sebagai berikut:
 1.Cooling
 Menghilangkan factor panas dengan mendinginkan api sampai pada
titik uap api / panas tidak lagi diproduksi.
 2.Smothering
 Menghilangkan faktor panas dengan memisahkan udara oksigen
hingga mematikan pembakaran.
 3.Starving
 Menyingkirkan bahan bakar / bahan yang mudah terbakar sampai
pada titik dimana tidak terdapat apapun yang dapat terbakar.
 4.Breaking chain reaction
 Mencegah reaksi nyala api dengan menyingkirkan rangkaian reaksi
kimia di daerah nyala api. Dengan demikian proses pembakaran akan
terhenti.
 

Anda mungkin juga menyukai