BENCANA KEBAKARAN
kalsifikasi kebakaran
02
Kelas B
sesuai dengan bahan Kebakaran pada kelas ini adalah yang melibatkan
bakar yang terbakar dan bahan cairan combustible dengan cairan flammable,
bahan pemadaman seperti bensin, minyak tanah,
untuk masing-masing
kelas yaitu :
03
Kelas C
Kebakaran yang disebabkan oleh listrik yang bertegangan
untuk untuk mengatasinya yaitu dengan menggunakan bahan
pemadaman kebakaran non kondusif agar terhindar dari
sengatan listrik.
04 Kelas D
Kebakaran pada bahan logam yang mudah
terbakar seperti titanium, alumunium, magnesium, dan
kalium
PENYEBAB KEBAKARAN
2.Faktor Teknis
1.Faktor Manusia
Asap
Efeknya iritasi/rangsangan pada mata, selaput lendir pada hidung
dan kerongkongan.
Panas
Efeknya tubuh kehilangan cairan dan tenaga, luka bakar/terbakar pada kulit
dan pernafasan, mematikan jantung.
Nyala/Flame biasa timbul pada proses timbul pada proses
pembakaran sempurna dan pembakaran sempurna dan membentuk cahaya
berkilauan.
Gas Beracun
Cara Pencegahan Kebakaran
2.Waspada Pada
Penerang Api 3.Waspada Anak-Anak 4.Waspada & Rawat
1.Waspada Ketika mati lampu dan dan Lansia Perangkat Listrik dan 5.Melakukan
Rokok menggunakan Jauhkan benda-benda Perangkat Api
Tidak Pembinaan dan
penerangan api seperti yang berapi atau yang Rawat dengan baik dan Sosialisasi
membuang lilin dan lampu tempel dapat mengeluarkan rutin kompor gas,
puntung rokok Kebakaran
semprong / petromak api. Paling tidak ada setrikaan, mejik, jar,
sembarangan maka jangan pernah lalai orang dewasa yang solder, kabel-kabel listrik
untuk mengawasi lampu mengawasi dan perangkat listrik dan
api lainnya
Jika bangunan cukup besar gunakan sistem pemadam Kebakaran juga bisa akibat dari bangunan sebelah
detektor asap, pemancar air, perangkat penunjang yang terbakar sehingga bangunan kita ikut menjadi
hidup saat kebakaran, hidran, selang penyemprot air, korban karena api bisa membesar dan merembet ke
tabung pemadam semprot, dan lain sebagainya mana-mana
Disaste Preparedness
1.Pencegahan
Mitigation Kebakaran Tidak menggunakan perangkat listrik bercabang untuk meminimalisir konsleting
Mengetahui standar penggunaan gas elpiji dan memelihara memelihara kondisi gas
kondisi gas dan kompor.
Hindari peralatan yang mudah terbakar dari jan ari jangkauan anak-anak
2.Mitigasi
Penyediaan alat pemadam api ringan (APAR) minimal 1 unit/RT (sesuai standar
sarana penanggulangan kebakaran)
Menyediakan karung basah atau alat yang dapat memadamkan api
Pengaktifan dan pemeliharaan fungsi hidran dan sumber air rumah tangga secara
berkala
penampungan air hujan sebagai alternatif prasarana pemadaman
3.Kesiapsiagaan
Menyediakan peta jalur evakuasi dan asemblly point (titik kumpul) bagi masyarakat.
Penyuluhan dan pelatihan masyarakat terhadap jenis- jenis kebakaran dan cara
menanganinya.
Penyiapan warga/masyarakat dalam proses evakuasi, pertolongan pertama pada
kecelakaan, dan penyedia penyedia logistik logistik awal saat bencana.
Peningkatan akses dan kapasitas informasi proses encegahan kebakaran dari berbagai
media dan institusi pemerintah
4.Penanggulangan kedaruratan/Response/Early se/Early Warning System
Penyediaan lokasi evakuasi warga dan barang- barang saat terjadi kebakaran ke jalan
atau lapangan yang luas
Menggunakan sumber air mandiri di rumah yang memiliki kuantitas dan kontinuitas
yang baik untuk melakukan pemadaman api di rumah.
Menggunakan bak penampungan air mandiri yang ditempatkan di bagian depan
rumah.
Menggunakan lap/karung basah yang ditempatkan di sumber potensi api di
rumah (didekat tungku/dapur).
Menggunakan pasir yang ditempatkan di sumber potensi api di rumah
(didekat tungku/dapur).
5.Pemulihan
Memperbaiki fisik yang terkena dampak kebakaran seperti bangunan ataupun sarana
dan prasarana.
Memperbaiki dan memulihkan ekonomi warga yang terkena dampak kebakaran
Peningkatan building capacity warga agar ga agar memiliki kearifan local dalam
proses mitigasi kebakaran
Peran Perawat Dalam Penanganan Bencana
Kebakaran
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan tim perawat Perawat harus melakukan pengkajian secara cepat
dalam masa pra bencana ini antara lain : untuk memutuskan tindakan pertolongan pertama.
Mengenali intruksi ancaman bahaya kebakaran
Menyiapkan peralatan kesehatan di daerah rawan
Ada saat dimana seleksi pasien untuk penanganan
kebakaran segera (emergency), akan ;ebih efektif. Bisa disebut
Mengidentifikasi kebutuhan saat fase emergency TRIASE:
Melatih penanganan pertama korban bencana Label Merah paling penting prioritas utama,
kebakaran baik mengembangkan kemampuan mengancam jiwa.
sendiri maupun melatih masyarakat Label Kuning prioritas kedua, meliputi cedera,
Berkoordinasi dengan dinas pemerintahan,organisasi fraktur.
lingkungan, palang merah Label Hijau, prioritas ketiga, meliputi cedera
nasional maupun lembaga-lembaga
tertutup, luka lecet.
kemasyarakatan
Label Hitam, meninggal.
Peran perawat dalam posko pengungsian