Anda di halaman 1dari 11

EDUKASI PENANGANAN

BENCANA KEBAKARAN

Disusun Oleh Kelompok 4 :


ARINTINA HERAWATI
EGGA ELLISIYA
ISLAMANDA
JANWARIA CHANGRILA
NATALIANA DOQ
NOVIN ANGGRAINI
RISCHO RASMARA
YOANDRA RESA VERONIKA
Pengertian

Definisi umum Kebakaran adalah


suatu nyala api, baik kecil atau
besar pada tempat yang tidak kita
kehendaki, merugikan pada
umumnya sukar dikendalikan
Perda DKI (1992)
01 Kelas A Temasuk dalam kelas ini adalah kebakaran pada
bahan yang mudah terbakar biasa,misalnya : kertas,
kayu, maupun plastic.

kalsifikasi kebakaran

02
Kelas B
sesuai dengan bahan Kebakaran pada kelas ini adalah yang melibatkan
bakar yang terbakar dan bahan cairan combustible dengan cairan flammable,
bahan pemadaman seperti bensin, minyak tanah,
untuk masing-masing
kelas yaitu :

03
Kelas C
Kebakaran yang disebabkan oleh listrik yang bertegangan
untuk untuk mengatasinya yaitu dengan menggunakan bahan
pemadaman kebakaran non kondusif agar terhindar dari
sengatan listrik.

04 Kelas D
Kebakaran pada bahan logam yang mudah
terbakar seperti titanium, alumunium, magnesium, dan
kalium
PENYEBAB KEBAKARAN

2.Faktor Teknis
1.Faktor Manusia

1) Merokok di sembarang tempat 1) Tidak pernah mengecek kondisi


2) Menggunakan instalasi listrik instalasi listrik
yang berbahaya 2) Menggunakan peralatan masak
3) Melakukan pekerjaan yang yang tidak aman
berisiko menimbulkan kebakaran 3) Menempatkan bahan yang
tanpa menggunakan pengamanan mudah terbakar didekat api
yang memadai 4) Menumpuk kain-kain bekas
4) Pekerjaan yang mengandung yang mengandung minyak
sumber gas dan api tanpa tanpa tanpa adanya sirkulasi udara
mengikuti persyaratan
keselamatan
Dampak Kebakaran

Peristiwa kebakaran memberikan efek bahaya antara lain:

 Asap
Efeknya iritasi/rangsangan pada mata, selaput lendir pada hidung
dan kerongkongan.
 Panas
Efeknya tubuh kehilangan cairan dan tenaga, luka bakar/terbakar pada kulit
dan pernafasan, mematikan jantung.
 Nyala/Flame biasa timbul pada proses timbul pada proses
pembakaran sempurna dan pembakaran sempurna dan membentuk cahaya
berkilauan.
 Gas Beracun
Cara Pencegahan Kebakaran

2.Waspada Pada
Penerang Api 3.Waspada Anak-Anak 4.Waspada & Rawat
1.Waspada Ketika mati lampu dan dan Lansia Perangkat Listrik dan 5.Melakukan
Rokok menggunakan Jauhkan benda-benda Perangkat Api
Tidak Pembinaan dan
penerangan api seperti yang berapi atau yang Rawat dengan baik dan Sosialisasi
membuang lilin dan lampu tempel dapat mengeluarkan rutin kompor gas,
puntung rokok Kebakaran
semprong / petromak api. Paling tidak ada setrikaan, mejik, jar,
sembarangan maka jangan pernah lalai orang dewasa yang solder, kabel-kabel listrik
untuk mengawasi lampu mengawasi dan perangkat listrik dan
api lainnya

6.Siapkan Perangkat Pemadam Kebakaran


Ringan 7.Waspada Lingkungan Sekitar

Jika bangunan cukup besar gunakan sistem pemadam Kebakaran juga bisa akibat dari bangunan sebelah
detektor asap, pemancar air, perangkat penunjang yang terbakar sehingga bangunan kita ikut menjadi
hidup saat kebakaran, hidran, selang penyemprot air, korban karena api bisa membesar dan merembet ke
tabung pemadam semprot, dan lain sebagainya mana-mana
Disaste Preparedness
1.Pencegahan
Mitigation Kebakaran Tidak menggunakan perangkat listrik bercabang untuk meminimalisir konsleting
Mengetahui standar penggunaan gas elpiji dan memelihara memelihara kondisi gas
kondisi gas dan kompor.
Hindari peralatan yang mudah terbakar dari jan ari jangkauan anak-anak

2.Mitigasi
Penyediaan alat pemadam api ringan (APAR) minimal 1 unit/RT (sesuai standar
sarana penanggulangan kebakaran)
Menyediakan karung basah atau alat yang dapat memadamkan api
Pengaktifan dan pemeliharaan fungsi hidran dan sumber air rumah tangga secara
berkala
penampungan air hujan sebagai alternatif prasarana pemadaman

3.Kesiapsiagaan
Menyediakan peta jalur evakuasi dan asemblly point (titik kumpul) bagi masyarakat.
Penyuluhan dan pelatihan masyarakat terhadap jenis- jenis kebakaran dan cara
menanganinya.
Penyiapan warga/masyarakat dalam proses evakuasi, pertolongan pertama pada
kecelakaan, dan penyedia penyedia logistik logistik awal saat bencana.
Peningkatan akses dan kapasitas informasi proses encegahan kebakaran dari berbagai
media dan institusi pemerintah
4.Penanggulangan kedaruratan/Response/Early se/Early Warning System
Penyediaan lokasi evakuasi warga dan barang- barang saat terjadi kebakaran ke jalan
atau lapangan yang luas
Menggunakan sumber air mandiri di rumah yang memiliki kuantitas dan kontinuitas
yang baik untuk melakukan pemadaman api di rumah.
Menggunakan bak penampungan air mandiri yang ditempatkan di bagian depan
rumah.
Menggunakan lap/karung basah yang ditempatkan di sumber potensi api di
rumah (didekat tungku/dapur).
Menggunakan pasir yang ditempatkan di sumber potensi api di rumah
(didekat tungku/dapur).

5.Pemulihan
Memperbaiki fisik yang terkena dampak kebakaran seperti bangunan ataupun sarana
dan prasarana.
Memperbaiki dan memulihkan ekonomi warga yang terkena dampak kebakaran
Peningkatan building capacity warga agar ga agar memiliki kearifan local dalam
proses mitigasi kebakaran
Peran Perawat Dalam Penanganan Bencana
Kebakaran

Peran dalam pencegahan primer Peran perawat dalam keadaan darurat

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan tim perawat Perawat harus melakukan pengkajian secara cepat
dalam masa pra bencana ini antara lain : untuk memutuskan tindakan pertolongan pertama.
 Mengenali intruksi ancaman bahaya kebakaran
Menyiapkan peralatan kesehatan di daerah rawan
Ada saat dimana seleksi pasien untuk penanganan
kebakaran segera (emergency), akan ;ebih efektif. Bisa disebut
 Mengidentifikasi kebutuhan saat fase emergency TRIASE:
Melatih penanganan pertama korban bencana Label Merah paling penting prioritas utama,
kebakaran baik mengembangkan kemampuan mengancam jiwa.
sendiri maupun melatih masyarakat Label Kuning prioritas kedua, meliputi cedera,
Berkoordinasi dengan dinas pemerintahan,organisasi fraktur.
lingkungan, palang merah Label Hijau, prioritas ketiga, meliputi cedera
nasional maupun lembaga-lembaga
tertutup, luka lecet.
kemasyarakatan
 Label Hitam, meninggal.
Peran perawat dalam posko pengungsian

 Mamfasilitasi jadwal kunjungan konsultasi medis


 Tetap menyusun rencana prioritas asuhan keperawatan
Merencanakan dan memfasilitasi transfer pasien dari tempat posko ke RS
 Mengevaluasi kebutuhan harian
Memeriksa dan mengatur ketersediaan obat, makanan, makanan khusus
bayi, peralatan kesehatan.
Membantu penganan dan penempatan pasien dengan penyakit menular maupun
kondisi kejiwaan labil sehingga membahayakan diri dan lingkungan
Mengidentifikasi reaksi psikologis yang muncul pada korban (ansietas,
depresi) maupun reaksi psikomatik (hilang nafsu makan, insomnia)
 Membantu terapi kejiwaan korban khususnya anak- anak
 Memfasilitasi konseling dan terapi kejiwaan lainnya.
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai