Anda di halaman 1dari 15

DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 02.04.

03
RUMAH SAKIT TK IV 02.07.04

PANDUAN
PENANGGULANGAN KEBAKARAN

RUMAH SAKIT TK IV 02.07.04


BANDAR LAMPUNG
DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 02.04.03
RUMAH SAKIT TK IV 02.07.04

SURAT KEPUTUSAN

Nomor: Skep/

/2016

TENTANG
PANDUAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN
RUMAH SAKIT TK IV 02.07.04

Menimbang : Bahwa dalam rangka meningkatkan pelaksanaan kesehatan


keselamatan kerja di Rumah Sakit TK IV 02.07.04, maka dipandang
perlu untuk menentapkan Panduan Penanggulan Kebakaran
Mengingat :

1.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang


Rumah Sakit.

2. Keputusan

Menteri

Kesehatan

Republik

Indonesia

Nomor

432/Menkes/SK/IV/2007 tentang Pedoman Manajemen Kesehatan


3.

dan Keselamatan Kerja (K3) di rumah sakit.


Undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
4. Surat Keputusan Rumah Sakit TK IV 02.07.04 No Skep / / / 2016
tentang Kebijakan Manajemen Fasilitas dan Keselamatan RS TK IV
02.07.04
M E M U T U S K AN :

Menetapkan :
Pertama

: Keputusan Kepala rumah sakit tentang Panduan Penanggulangan


Kebakaran di Rumah Sakit TK IV 02.07.04 Lampung.

Ketiga

: Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila di


kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya

Ditetapkan di Bandar Lampung


Pada tanggal

Januari 2016

Kepala Rumah Sakit Tk IV 02.07.04,

dr.Djoko Sulistyo Purwodarminto,Sp.An


Mayor Ckm NRP 11000003530571

Lampiran
Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit
Nomor
:
Tanggal
:
BAB I
DEFINISI

1. Pencegahan adalah proses, cara, perbuatan mencegah, penegahan, penolakan.

2. Penanggulangan adalah proses, cara, perbuatan menanggulangi


3. Kebakaran adalah api yang tak terkendalikan, peristiwa terbakarnya sesuatu
4. Faktor penyebab kebakaran :

Alam : gunung meletus, gempa bumi, petir, sinar matahari yang mengenai
lensa,dsb

Manusia : karena disengaja (balas dendam, menutupi kejahatan, penggantian


asuransi, dsb); kelalaian (konsluiting listrik, kompor meledak, kebocoran gas,
dsb)

Binatang : tikus, kucing, anjing, burung

5. Api merupakan suatu reaksi kimia (reaksioksidasi) yang bersifat oksotermis dan
diikuti pengeluaran cahaya dan panas serta dapat menghasilkan nyala, asap dan bara.
Terjadinya api disebabkan oleh bersatunya tiga unsur yaitu bahan bakar yang mudah
terbakar, udara dan panas (disebut SEGITA API). Api dapat dipadamkan dengan cara
menghilangkan salah satu unsur tsb.
6. Menurut NFPA (National Fire Protection Association) api di bagi menurut kelasnya
menjadi :

Kebakaran pada benda yang mudah terbakar yang menimbulkan arang/karbon


(contoh: kayu, kertas, kardus, kain, kulit, plastic)

Kebakaran pada benda cair dan gas yang mudah terbakar contoh: bahan bakar,
bensin, lilin, gemuk, minyak tanah, thinner)

Kebakaran pada listrik atau yang mengandung aliran listrik

Kebakaran pada logam mudah terbakar (contoh: sodium, lithium, radium)

7. Menurut SAA (Standard Australian Association) api di bagi menurut kelasnya menjadi
:

Kebakaran pada benda yang mudah terbakar yang menimbulkan arang/karbon


(contoh: kayu, kertas, kardus, kain, kulit, plastic)

Kebakaran pada benda cair mudah terbakar (contoh: bahan bakar, bensin, lilin,
minyak tanah, thinner)

Kebakaran pada benda gas ( contoh: LPG, LNG, metan, dll )

Kebakaran pada logam mudah terbakar (contoh: sodium, lithium, radium)

Kebakaran pada peralatan yang menggunakan tenaga listrik / menimbulkan


tenaga listrik.

8. Kebakaran dibagi menjadi :


1. Bahaya kebakaran ringan adalah ancaman bahaya kebakaran yang mempunyai
nilai dan kemudahan terbakar rendah, apabila kebakaran melepaskan panas
rendah, sehingga perjalanan api lambat.
2. Bahaya kebakaran sedang I adalah ancaman bahaya kebakaran yang
mempunyai jumlah dan kemudahan terbakar sedang; penimbunan bahan yang
mudah terbakar dengan tinggi tidak lebih dari 2,5 (dua setengah) meter dan
apabila terjadi kebakaran melepaskan panas sedang, sehingga perjalanan api
sedang.
3. Bahaya kebakaran sedang II adalah ancaman bahaya kebakaran yang
mempunyai jumlah dan kemudahan terbakar sedang; penimbunan bahan yang
mudah terbakar dengan tinggi tidak lebih dari 4 (empat) meter dan apabila terjadi
kebakaran melepaskan panas sedang, sehingga perjalanan api sedang.
4. Bahaya kebakaran sedang III adalah ancaman bahaya kebakaran yang
mempunyai jumlah dan kemudahan terbakar agak tinggi, menimbulkan panas
agak tinggi serta penjalaran api agak cepat apabila terjadi kebakaran

5. Bahaya kebakaran berat I adalah ancaman bahaya kebakaran yang mempunyai


jumlah dan kemudahan terbakar tinggi, menimbulkan panas tinggi serta
penjalaran api cepat apabila terjadi kebakaran.
6. Bahaya kebakaran berat II adalah ancaman bahaya kebakaran yang mempunyai
jumlah dan kemudahan terbakar sangat tinggi, menimbulkan panas tinggi serta
penjalaran api cepat apabila terjadi kebakaran.

BAB II
RUANG LINGKUP
1. Identifikasi daerah paling beresiko terjadi bahaya kebakaran di rumah sakit
2. Pencegahan bahaya kebakaran
3. Penanggulangan jika terjadi kebakaran

BAB III
TATA LAKSANA

1. Identifikasi daerah paling beresiko terjadi bahaya kebakaran di rumah sakit,


yaitu :

a. Instalasi Gizi

b. Bagian Pemeliharaan Sarana

c. Tempat penyimpanan O

d. Tempat penyimpanan LPG

e. Ruang panel, ruang mesin & tangki BBM generator

f. Instalasi Farmasi

g. Instalasi Laboratorium

h. Instalasi Kamar Operasi

i. CSSD

j. Instalasi Radiologi

Daerah/tempat beresiko ini perlu mendapatkan tanda / rambu sebagai kawasan


beresiko/ mudah meledak / mudah terbakar. Sehingga pegawai & orang yang melihat,
mengetahui bahwa tempat tersebut rawan/berbahaya.

2. Pencegahan Bahaya Kebakaran

Melakukan pengecekan rutin dan teliti pada instalasi dan peralatan listrik, regulat
ordan tabung LPG

Jangan membebani listrik terlalu berlebihan / melebihi kapasitas yang ada


(contoh: stop kontak isi 3 sudah terisi semua masih ditambahi sambungan T
listrik hingga bertumpuk tumpuk)

Tidak melakukan penggantian sekering arus induk tanpa sepengetahuan


petugas yang berwenang

Cabut kabel peralatan elektronik jika tidak dipakai / hendak ditinggal pulang,
jangan dibiarkan terus menancap di stop kontak (contoh: computer, printer,dll)

Pastikan seluruh jaringan kabel dan peralatan elektronik tidak ada yang
rusak/terkelupas kabelnya

Pastikan agar semua pintu keluar bebas dari bahan bahan mudah terbakar

Simpan cairan yang mudah terbakar di tempat yang aman dan jauh dari nyala
api atau aktivitas manusia yang padat, gudang penyimpanan logistic, dll.

Jauhkan tabung LPG / O/ gas yang mudah meledak dari nyala api / listrik,
sebaiknya ditempatkan di ruangan terbuka / memiliki ventilasi lebar & banyak

Gunakan wadah yang tepat untuk menyimpan atau menuangkan bahan cair
mudah terbakar

Jangan menempatkan tabung APAR (Alat Pemadam Api Ringan) yang telah
terpakai/kosong pada tempat semula. Segera laporkan tabung APAR yang telah
terpakai kepada petugas terkait untuk dilakukan pengisian

Untuk mengatasi kebakaran, pasanglah APAR cukup sesuai peraturan yang


telah ada

Rawat dan periksa APAR serta Hidran secara berkala

Jika terlihat puntung rokok yang masih ada apinya segera matikan dan pastikan
tidak ada puntung rokok di ruangan/area yang mudah terbakar

3. Penanggulangan Jika Terjadi Kebakaran

a. Jangan panik Ingat setiap kepanikan akan mengurangi daya pikir dan ruang
gerak

b. Sesuai dengan K3RS (Keselamatan Keselamatan Kerja Rumah Sakit) maka


dalam setiap shift / dinas jaga, setiap kepala unit kerja / koordinator shift wajib
untuk membagi/ membuat jadwal Tim Bencana Kebakaran di tempat kerjanya

masing masing. Di setiap shift/dinas jaga harus ada tim pemadam, tim
evakuasi pasien, tim evakuasi dokumen dan tim evakuasi alkes. Semua petugas
yang dinas wajib untuk mendapat salah satu peran tersebut. Ini adalah standar
minimal dari struktur organisasi Tim Bencana Kebakaran , gunanya adalah agar
saat terjadi bencana kebakaran, setiap petugas diunit masing masing telah
mengetahui peran mereka.

Adapun rincian tugas dari masing masing peran adalah sbb:


I.

Tugas Ketua K3RS

Memastikan bahwa Dinas Pemadam Kebakaran sudah dihubungi.

Menuju ke pos piket untuk memimpin operasional

Mesatikan bahwa alarm kebakaran dan code merah telah


dilaksanakan.

Memastikan bahwa peran tim bencana kebakaran telah


melaksanakan tugasnya.

Tetap siaga untuk menerima status laporan dan memperkirakan


harus evakuasi bertahap atau evakuasi total.

II.

Tugas Bintara Jaga

Menghidupkan alarm kebakaran dan code merah

Segera menghubungi Dinas Pemadam Kebakaran dan Instansi


terkait.

III.

Mengendalikan sistem pemberitahuan umum.

Tugas Pemelihara Bangunan

Mematikan panel listrik

Membantu kelancaran tugas bantuan yang datang di tempat


kejadian kebakaran.

IV.

Tugas Ka Ruangan / Penanggung Jawab Ruangan / Ka Unit

Apabila kebakaran di raungan segera laporkan ke pos piket :

Nama pelapor :.

Jenis yang terbakar :.

Lokasi kebakaran :.

Situasi terakhir :.

Apabila kebakaran tidak terjadi pada ruangan, maka ruangan siap


dievakuasi.

Memimpin pelaksanaan operasional di ruangannya

Pada saat mendengar pemberitahuan evakuasi :

Periksa semua ruangan dan pastikan setiap penghuni di


ruangannya untuk melaksanakan evakuasi.

Pada saat evakuasi berikan perhatian khusus pada orang


cacat, hamil, anak-anak, lansia dll

Pada saat tiba di titik berkumpul, laksanakan inventarisasi


terhadap penghuni (pasien,pengunjung,pegawai) lantainya.

Laporkan tentang situasi terakhir dan status evakuasi


kepada Ketua K3RS.

V.

Tugas Tim Pemadam Kebakaran Perwilayah (Memakai Helm Merah)

Memadamkan dan melokalisir kebakaran serta menekan kerugian


sekecil-kecilnya.

Memadamkan kebakaran dengan menggunakan APAR (Alat


Pemadam Api Ringan) secara efektif dan efisien.

VI.

Selalu berkoordinasi dengan regu atau pihak lain.

Tugas Tim Evakuasi Pasien (Memakai Helm Warna Biru)

Mengevakuasi pasien, pengunjung dan karyawan ke titik kumpul


sesuai dengan wilayah yang sudah ditetapkan.

Memberi arahan kepada pasien, pengunjung dan karyawan menuju


titik kumpul evakuasi.

Mengingatkan kepada ibu-ibu yang memakai sepatu berhak tinggi


harap dilepas.

VII.

Selalu berkoordinasi denga tim lain.

Tugas Tim Evakuasi Dokumen (Memakai helm Putih)

Menyelamatkan dokumen penting ketempat lain yang aman yang


telah ditentukan.

Menyerahkan dokumen tersebut ke bagian pengamanan.

Selalu memonitor situasi terakhir kebakaran.

Selalu berprinsip bahwa keselamatan jiwa lebih penting dari harta


benda.

VIII.

Selalu berkoordinasi dengan tim lain.

Tugas Tim Evakuasi Alat Medis (Memakai Helm Kuning)

Menyelamatkan alat kesehatan penting ketempat lain yang aman


yang telah ditentukan.

Menyerahkan alat kesehatan tersebut ke bagian pengamanan.

Selalu memonitor situasi terakhir kebakaran.

Selalu berprinsip bahwa keselamatan jiwa lebih penting dari harta


benda.

Selalu berkoordinasi dengan tim lain.

BAB IV
DOKUMENTASI

1. Form pemeliharaan sarana evakuasi & kebakaran.


2. Audit pemeliharaan sarana evakuasi & kebakaran.
3. Audit kemampuan pemakaian APAR.

Ditetapkan di : Bandar Lampung


Pada tanggal : Maret 2016
Kepala Rumah Sakit Tk. IV 02.07.04,

dr. Djoko Sulistyo Purwo Darminto, Sp.An,


Mayor CKM NRP 11000003530571

ALUR PENANGGULANGAN KEBAKARAN

Kebakaran

Hubungi Pos Piket

Api Padam lapor


karumkit

Menghidupkan
Alarm Kebakaran
dan Code Merah

Pos Piket
Melaporkan Ke
K3RS

tim pemadam
memadamkan Api
dengan APAR

K3RS melaporkan
ke Karumkit

Bila Api Tidak


Padam Evakuasi

Menuju Titik Kumpul

Tunggu Arahan
Petugas.

Anda mungkin juga menyukai