KEBAKARAN
Intan Safitri
R0215050
Kelas B
A. Pengertian Kebakaran
1. Menurut NFPA kebakaran dapat didefinisikan sebagai suatu peristiwa
oksidasi yang melibatkan tiga unsur yaitu bahan bakar, oksigen, dan sumber
energy atau panas yang berakibat menimbulkan kerugian harta benda, cidera,
bahkan kematian
2. Menurut Ramli (2010) dalam bukunya Pedoman Praktis Manajemen Bencana
menjelaskan pengertian bencana berdasarkan National Fire Protenction
Assosiation (NFPA) 1600 adalah kejadian dimana sumber daya, personal atau
material yang tersedia tidak dapat mengendalikan kejadian luar biasa tersebut
yang dapat mengancam nyawa, sumber daya fisik, dan lingkungan.
3. Menurut Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional (DK3N)
kebakaran adalah suatu peristiwa bencana yang berasal dari api yang tidak
dapat dikehendaki yang dapat menimbulkan kerugian, baik kerugian materi
(berupa harta benda, bangunan fisik, depot, fasilitas sarana dan prasaran)
maupun kerugian yang non-materi (seperti rasa takut, trauma) hingga
kehilangan nyawa atau cacat tubuh yang ditimbulkan akibat kebakaran
4. Menurut PerMen PU No.26/PRT/M/2008, bahaya kebakaran adalah bahaya
yang diakibatkan oleh adanya ancaman potensial dan derajat terkena
pancaran api sejak awal kebakaran hingga penjalaran api yang menimbulkan
asap dan gas.
E. Klasifikasi Kebakaran
Klasifikasi kebakaran yaitu penggolongan kebakaran berdasarkan jenis
bahan yang terbakar dan bahan pemilihan bahan pemadam yang tepat.
Klasifikasi kebakaran berguna untuk :
- Menentukan media pemadam efektif menurut sumber api / kebakaran,
- Menentukan aman tidaknya jenis media
- Menentukan aman tidaknya jenis media pemadam tertentu untuk
memadamkan kelas kebakaran tertentu berdasarkan sumber
api/kebakarannya.
Menurut peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Per
04/Men/1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat
Pemadaman Api Ringan, kebakaran menjadi 4 yaitu katagori A,B,C,D.
Sedangkan National Fire Protection Association (NFPA) menetapkan 5 katagori
jenis penyebab kebakaran, yaitu kelas A, B, C, D dan K.
1. Klasifikasi kelas kebakaran tersebut adalah sebagai berikut :
a. Kebakaran Klas A
Adalah kebakaran yang menyangkut benda-benda padat kecuali
logam. Contoh : Kebakaran kayu, kertas, kain, plastik, dsb.
Alat/media pemadam yang tepat untuk memadamkan kebakaran klas ini
adalah dengan : pasir, tanah/lumpur, tepung pemadam, foam (busa) dan
air.
b. Kebakaran Klas B
Kebakaran bahan bakar cair atau gas yang mudah terbakar. Contoh
: Kerosine, solar, premium (bensin), LPG/LNG, minyak goreng.
Alat pemadam yang dapat dipergunakan pada kebakaran tersebut adalah
Tepung pemadam (dry powder), busa (foam), air dalam bentuk
spray/kabut yang halus.
c. Kebakaran Klas C
Kebakaran instalasi listrik bertegangan. Seperti : Breaker listrik
dan alat rumah tangga lainnya yang menggunakan listrik.
Alat Pemadam yang dipergunakan adalah : Carbondioxyda (CO2), tepung
kering (dry chemical). Dalam pemadaman ini dilarang menggunakan
media air.
d. Kebakaran Klas D
Kebakaran pada benda-benda logam padat seperti : magnesum,
alumunium, natrium, kalium, dsb.
Alat pemadam yang dipergunakan adalah : pasir halus dan kering, dry
powder khusus.
e. Kebakaran Klas K
Kebakaran yang disebabkan oleh bahan akibat konsentrasi lemak
yang tinggi. Kebakaran jenis ini banyak terjadi di dapur. Api yang timbul
didapur dapat dikategorikan pada api Klas B.
2. Klasifikasi Potensi Bahaya Kebakaran
Menurut Keputusan Menteri Tenaga kerja Republik Indonesia No. KEP.
186/MEN/1999 Tentang Unit Penanggualangan Kebakaran Di Tempat Kerja,
Kebakaran dapat diklasifikasi sebagai berikut
a. Bahaya Kebakaran Ringan
Tempat kerja yang mempunyai jumlah dan kemudahan terbakar rendah,
dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas rendah sehingga
menjalarnya api lambat. Contoh : tempat ibadah, perkantoran,
pendidikan, ruang makan, ruang rawat inap, penginapan, hotel, museum,
penjara, perumahan
b. Bahaya Kebakaran Sedang I
Tempat kerja yang mempunyai jumlah dan kemudahan terbakar sedang,
menimbun bahan dengan tinggi tidak lebih dari 2,5 meter dan apabila
terjadi kebakaran melepaskan panas sedang. Contoh : penampungan susu,
restoran, pabrik kaca, pabrik asbestos, pabrik balok beton, pabrik es,
restoran, pabrik pengalengan ikan, daging, tempat pembuatan perhiasan
c. Bahaya Kebakaran Sedang II
Tempat kerja yang mempunyai jumlah dan kemudahan terbakar sedang,
menimbun bahan dengan tinggi lebih dari 4 meter dan apbila terjadi
kebakaran melepaskan panas sedang sehingga menjalarnya api sedang
Contoh : pabrik roti, pabrik minuman, pabrik pengolahan kulit, pabrik
baterai, pabrik bir, pabrik bohlam, tempat parker, pabrik mobil dan motor,
pelabuhan, kantor pos.
d. Bahaya kebakaran Sedang III
Tempat kerja yang mempuyai jumlah dan kemudahan terbakar
tinggi, dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas tinggi, sehingga
menjalarnya api cepat. Contoh : pabrik yang membuat barang dari karet
dan plastic, pabrik karung, pabrik pesawat terbang, pabrik peleburan
metal, pabrik gula, pabrik lilin, pabrik pakaian, pabrik kertas, pabrik
sepatu, pabrik karpet.
e. Bahaya kebakaran Berat
Tempat kerja yang mempunyai jumlah dan kemudahan terbakar tinggi,
menyimpan bahan cair. Contoh: pabrik kembang api, pabrik cat, pabrik
bahan peledak, penyulingan minyak bumi, pabrik karet busa dan plastic
busa.