Anda di halaman 1dari 12

Makalah K3LH

Kebakaran

Oleh :

Azwar Baharudin Karsono (200533628053)


Lintang Novianti Ramadani (200533628008)
S1 PTI A’20
Latar Belakang
Kebakaran merupakan salah satu peristiwa yang tidak diinginkan dan terkadang tak
terkendali. Oleh karena sifatnya yang membahayakan dan mengganggu kehidupan dan
penghidupan masyarakat, maka kebakaran dikatagorikan sebagai salah satu bentuk
bencana. Bencana, menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana.
Bahaya kebakaran bagi sebagian orang merupakan kejadian bahaya yang
dianggap ringan akan tetapi pada dasarnya kebakaran adalah bahaya yang besar dan
serius. Kebakaran bisa terjadi karena unsur teknis maupun non teknis.Bahaya kebakaran
merupakan bahaya yang besar dan serius karena dampak yang ditimbulkan sangat besar,
bisa berupa kerugian materil, moril bahkan korban jiwa. Pengertian kebakaran menurut
Adzim, Hebbie Ilma (2013) adalah nyala api baik kecil maupun besar pada tempat, situasi
dan waktu yang tidak dikehendaki yang bersifat merugikan dan pada umumnya sulit untuk
dikendalikan. Nyala api disebabkan beberapa unsur diantaranya panas, oksigen, dan
bahan mudah terbakar yang menghasilkan panas dan cahaya. Adapun penyebab umum
terjadinya kebakaran dikarenakan tiga faktor yaitu faktor manusia, faktor teknis dan faktor
alam dan bencana alam.Resiko kebakaran dapat terjadi kapan dan dimana saja, tidak
mengenal waktu akan terjadinya bencana tersebut.
(BNPB), adalah “peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan oleh faktor alam,
faktor non-alam, ataupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa,
kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis”.
Kebakaran di perkotaan umumnya terjadi akibat hubungan singkat arus listrik
(korsleting) pada kabel/alat listrik, kebocoron pada pipa saluran tabung gas LPG, atau
akibat kelalaian manusia itu sendiri seperti lupa mematikan api kompor, api pembakaran
sampah, atau api puntung rokok. Selain oleh faktor manusia, kejadian kebakaran juga
dapat disebabkan oleh alam seperti petir, gempa bumi, letusan gunung api, kekeringan,
dan lain sebagainya.
Upaya pemadaman kebakaran biasanya dilakukan secara gotong royong oleh
warga dengan peralatan seadanya, sebelum satuan pemadam kebakaran tiba di lokasi
kejadian. Masalah yang sering terjadi selama ini adalah keterlambatan kehadiran satuan
pemadam kebakaran di lokasi kebakaran. Hal ini bisa disebabkan karena tiga hal.
Pertama, kurangnya kesiapsiagaan petugas. Kedua, padatnya lalulintas di jalan menuju
lokasi kejadian. Ketiga, terlambatnya informasi yang diterima petugas (melalui nomor
telepon darurat 113) dari warga yang mengalami bencana tersebut.
Penyebab pertama dapat diatasi dengan meningkatkan kedisiplinan petugas.
Penyebab kedua dan ketiga dapat diatasi dengan menyediakan atau membuat suatu
sistem deteksi dan penyampaian informasi kebakaran secara otomatis kepada pihak
kepolisian dan petugas pemadam kebakaran. Jika terjadi kemacetan menuju lokasi
kebakaran maka petugas kepolisian akan melakukan penertiban jalan sehingga petugas
pemadam kebakaran bisa menuju lokasi kebakaran tanpa adanya hambatan.
Beberapa penelitian terkait dengan sistem penyampaian informasi kebakaran telah
dilakukan, antara lain dengan menggunakan sistem detektor kebakaran berbasis
mikrokontroler yang mengirimkan informasi melalui handphone. Pada sistem tersebut
digunakan MQ-2 sebagai sensor asap, Uvtron sebagai sensor api, handphone Siemens
C45 sebagai pengirim informasi, dan mikrokontroler ATmega32 sebagai pengendali.
Kelemahannya, sistem ini mengirimkan informasi hanya dalam bentuk short message
service (sms) bertuliskan “ADA KEBAKARAN” , tanpa informasi tentang lokasi kejadian.

Permasalahan
1. Apa itu kebakaran?
2. Apa sajakah penyebab dari kebakaran?
3. Bagaimanakah cara mencegah kebakaran?
4. Seperti apa dapak dari sebuah kebakaran?

Pembahasan
1. Definisi Kebakaran
A. Pengertian Kebakaran dan Api
Pengertian Kebakaran, Secara umum, pengertian api dan
kebakaran adalah dua hal yang saling berkaitan. Kebakaran adalah nyala api
baik besar atau kecil yang bersifat merugikan dan secara umum sulit untuk
dikendalikan.
Kebakaran juga menjadi sebuah peristiwa yang terjadi karena kondisi
darurat baik di lingkungan perusahaan, di lingkungan tempat tinggal atau di
tempat kerja. Seperti yang telah kami sampaikan sebelumnya bahwa jika
membahas perihal kebakaran, arti kebakaran sendiri terdiri atas kondisi
merugikan karena api.
Kebakaran merupakan kejadian yang biasanya muncul akibat dari
adanya api yang tidak terkontrol yang disebabkan oleh konsleting listrik, rokok,
dan bahan kimia, dll.
B. Pengertian Kebakaran Menurut Para Ahli
Definisi kebakaran menurut para ahli yaitu menurut Direktorat
Pengawasan Keselamatan Kerja, kebakaran adalah sebuah fenomena yang
gejalanya dapat diamati. Gejala kebakaran adalah terdapatnya panas dan unsur
cahaya dalam jumlah besar yang berpotensi berpindah pada suatu bahan yang
mudah terbakar.
1) Menurut NFPA, secara umum kebakaran adalah suatu peristiwa oksidasi
yang melibatkan tiga unsur yaitu bahan bakar yang mudah terbakar, oksigen
yang terdapat di  udara dan sumber energi atau panas yang berakibat
menimbulkan kerugian harta benda, cedera atau bahkan berpotensi
merenggut nyawa seseorang (menimbulkan kematian).
2) Menurut Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional (DK3N)
kebakaran adalah suatu peristiwa bencana yang berasal dari api yang tidak
dapat dikehendaki dan menimbulkan kerugian baik kerugian materi atau non
materi, serta menghilangkan nyawa.
3) Kerugian materi seperti hilangnya atau hangusnya harta benda, bangunan
fisik serta sarana dan prasarana. Sementara kerugian non materi seperti
trauma dan rasa takut.
C. Pengertian Api
Api adalah suatu reaksi kimia atau oksidasi secara cepat yang terbentuk
dari segitiga api. Pengertian segitiga api sendiri merupakan tiga unsur
pembentuk api yang terdiri atas panas, oksigen dan bahan atau benda mudah
terbakar yang outputnya adalah panas dan cahaya. Ketika api muncul,
kebakaran belum tentu terjadi. Kebakaran hanya akan terjadi jika segitiga api
bereaksi dalam jumlah yang besar dan tidak terkendalikan. Agar kebakaran
tidak berpotensi terjadi, maka tentu saja segitiga api harus dikendalikan sejak
kemunculan api. Pedoman Segitiga Api dibawah ini menjelaskan tentang
munculnya api memerlukan 3 komponen yakni bahan yang mudah terbakar,
oksigen dan panas.
D. Pedoman Segitiga Api
Cara pengendalian segitiga api yang dapat dilakukan adalah
memperkecil kemungkinan unsur – unsur pembentuk segitiga api berkumpul
dalam satu ruang. Pastikan Anda memisahkan panas atau penghasil panas dari
bahan – bahan yang sifatnya cenderung mudah terbakar. Kebakaran juga
termasuk dalam salah satu kategori kondisi/situasi darurat di lingkungan
Perusahaan baik dari luar maupun dalam lokasi tempat kerja. Kebakaran bisa
terjadi dimana dan kapan saja ketika ada bahan yang mudah terbakar dan
sumber kebakaran. Terdapat dua macam sistem perlindungan bangunan
terhadap bencana kebakaran yakni sistem proteksi aktif atau APAR dan pasif.
E. Konsep Kebakaran
Kebakaran terjadi karena api kecil yang tidak segera dipadamkan. Untuk
menimbulkan api harus ada 3 unsur yang saling berhubungan, yaitu oksigen,
bahan yang dapat terbakar (bahan bakar), dan peningkatan suhu adalah teori
api. Ketiga unsur tersebut disebut dengan istilah ‘Segitiga Api’.
Segitiga api adalah tiga unsur yang saling berhubungan yang dapat
menimbulkan api. Jika ketiga unsur tersebut masih ada maka kebakaran tidak
akan padam.

1) Bahan Bakar (yang harus menjadi / berbentuk uap)


Bahan bakar dapat berupa padat, cair dan gas. Bahan bakar yang dapat
terbakar yang bercampur dengan oksigen dari udara.
2) Oksigen (yang cukup untuk menentukan titik penyalaan)
Oksigen merupakan kebutuhan dasar yang mutlak diperlukan oleh
makhluk hidup, kendaraan bermotor, maupun industri. Sumber oksigen
adalah dari udara, dimana dibutuhkan paling sedikit sekitar 15% volume
oksigen dalam udara agar terjadi pembakaran. Tanpa adanya oksigen
maka proses kebakaran pun tidak dapat terjadi.

3) Panas
Sumber panas diperlukan untuk mencapai suhu penyalaan sehingga
dapat mendukung terjadinya kebakaran. Sumber panas antara lain:
panas matahari, permukaan yang panas, nyala terbuka, gesekan, reaksi
kimia eksotermis, energi listrik, dan percikan api listrik, api las / potong.

2. Penyebab dari kebakaran


A. Kebakaran dapat terjadi bila terdapat 3 hal sebagai berikut :
1) Terdapat bahan yang mudah terbakar baik berupa bahan padat cair atau gas
( kayu, kertas, textil, bensin, minyak,acetelin dll)
2) Terdapat suhu yang tinggi yang disebabkan oleh sumber panas seperti
Sinar Matahari, Listrik (kortsluiting, panas energy mekanik (gesekan), Reaksi
Kimia, Kompresi Udara
Terdapat Oksigen (02) yang cukup kandungannya. Makin besar kandungan
oksigen dalam udara maka nyal api akan semakin besar. Pada kandungan oksigen
kurang dari 12% tidak akan terjadi kebakaran. Dalam keadaan normal kandungan
oksigen di udara 21%, cukup efektif untuk terjadinya kebakaran
Bila tiga unsur tersebut cukup tersedia maka kebakaran terjadi. Apabila
salah satu dari 3 unsur tersebut tidak tersedia dalam jumlah yang cukup maka tidak
mungkin terjadi kebakaran. Jadi api dapat dipadamkan dengan tiga cara yaitu :
1) Dengan menurunkan suhunya dibawah suhu kebakaran,
2) Menghilangkan zat asam
3) Menjauhkan barang-barang yang mudah terbakar

B. Pengelompokan Kebakaran
Pengelompokkan kebakaran menurut peraturan Menteri Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Nomor 04/MEN/1980 Bab I Pasal 2, ayat 1 mengkalisikasikan
kebakaran menjadi 4 yaitu katagori A,B,C,D. Sedangkan National Fire
Protection Association (NFPA) menetapkan 5 katagori jenis penyebab
kebakaran, yaitu kelas A, B, C, D dan K. Bahkan beberapa Negara menetapkan
tambahan klasikasi dengan kelas E.
Klasifikasi tersebut adalah sebagai berikut :
1) Kebakaran Klas A
a. Adalah kebakaran yang menyangkut benda-benda padat kecuali logam.
Contoh : Kebakaran kayu, kertas, kain, plastik, dsb.
b. Alat/media pemadam yang tepat untuk memadamkan kebakaran klas ini
adalah dengan : pasir, tanah/lumpur, tepung pemadam, foam (busa) dan
air .
2) Kebakaran Klas B
a. Kebakaran bahan bakar cair atau gas yang mudah terbakar.
b. Contoh : Kerosine, solar, premium (bensin), LPG/LNG, minyak goreng.
c. Alat pemadam yang dapat dipergunakan pada kebakaran tersebut adalah
Tepung pemadam (dry powder), busa (foam), air dalam bentuk
spray/kabut yang halus.
3) Kebakaran Klas C
a. Kebakaran instalasi listrik bertegangan. Seperti : Breaker listrik dan alat
rumah tangga lainnya yang menggunakan listrik.
b. Alat Pemadam yang dipergunakan adalah : Carbondioxyda (CO2),
tepung kering (dry chemical). Dalam pemadaman ini dilarang
menggunakan media air.
4) Kebakaran Klas D
a. Kebakaran pada benda-benda logam padat seperti : magnesum,
alumunium, natrium, kalium, dsb.
b. Alat pemadam yang dipergunakan adalah : pasir halus dan kering, dry
powder khusus.
5) Kebakaran Klas K
a. kebakaran yang disebabkan oleh bahan akibat konsentrasi lemak yang
tinggi. Kebakaran jenis ini banyak terjadi di dapur. Api yang timbul
didapur dapat dikategorikan pada api Klas B.
6) Kebakaran kelas E
a. Kebakaran yang disebabkan oleh adanya hubungan arus pendek pada
peralatan elektronik. Alat pemadam yang bisa digunakan untuk
memadamkan kebakaran jenis ini dapat juga menggunakan tepung kimia
kering (dry powder), akan tetapi memiliki resiko kerusakan peralatan
elektronik, karena dry powder mempunyai sifat lengket. Lebih cocok
menggunakan pemadam api berbahan clean agent
3. Pencegahan kebakaran
Pencegahan kebakaran adalah usaha menyadari/mewaspadai akan faktor-
faktor yang menjadi sebab munculnya atau terjadinya kebakaran dan mengambil
langkah-langkah untuk mencegah kemungkinan tersebut menjadi kenyataan.
Pencegahan kebakaran membutuhkan suatu program pendidikan dan pengawasan
beserta pengawasan karyawan, suatu rencana pemeliharaan yang cermat dan
teratur atas bangunan dan kelengkapannya, inspeksi/pemeriksaan, penyediaan dan
penempatan yang baik dari peralatan pemadam kebakaran termasuk
memeliharanya baik segi siap-pakainya maupun dari segi mudah dicapainya.
A. Prinsip Pemadaman Kebakaran
Kebakaran adalah suatu nyala api, baik kecil atau besar pada tempat yang tidak
kita hendaki, merugikan dan pada umumnya sukar dikendalikan. Api terjadi
karena persenyawaan dari:
 Sumber panas, seperti energi elektron (listrik statis atau dinamis), sinar
matahari, reaksi kimia dan perubahan kimia.
 Benda mudah terbakar, seperti bahan-bahan kimia, bahan bakar, kayu,
plastik dan sebagainya.
 Oksigen (tersedia di udara)
Apabila ketiganya bersenyawa maka akan terjadi api. Dalam pencegahan
terjadinya kebakaran kita harus bisa mengontrol Sumber panas dan Benda
mudah terbakar, misalnya Dilarang Merokok ketika Sedang Melakukan
Pengisian Bahan Bakar, Pemasangan Tanda-Tanda Peringatan, dan
sebagainya.
Apabila sudah terjadi kebakaran maka langkah kita adalah
menghilangkan adanya Oksigen dalam kebakaran tersebut. Contoh mudahnya
seperti ketika kita menghidupkan lilin, lalu coba kita tutup dengan gelas maka
api pada lilin tersebut akan mati karena
oksigen yang berada di luar gelas tidak dapat masuk dan oksigen yang
berada dalam gelas berubah menjadi Karbon Dioksida (CO2) yang mematikan
api. Ketika kita memadamkan kebakaran dengan mengunakan APAR, karung
goni yang basah dan pasir yang terjadi adalah kita mengisolasi adanya oksigen
dalam api tersebut asal semua permukaan api tertutupi oleh ketiga media
pemadaman tersebut dan api akan mati seperti lilin yang kita tutup memakai
gelas tadi. Bila kita menggunakan air sebagai media pemadaman maka terjadi
reaksi pendinginan panas dan isolasi oksigen dari kebakaran tersebut.
B. Peralatan Pencegahan Kebakaran
1) APAR / Fire Extinguishers / Racun Api
Peralatan ini merupakan peralatan reaksi cepat yang multi guna karena
dapat dipakai untuk jenis kebakaran A,B dan C. Peralatan ini mempunyai
berbagai ukuran beratnya, sehingga dapat ditempatkan sesuai dengan
besar-kecilnya resiko kebakaran yang mungkin timbul dari daerah tersebut,
misalnya tempat penimbunan bahan bakar terasa tidak rasional bila di situ
kita tempatkan racun api dengan ukuran 1,2 Kg dengan jumlah satu tabung.
Bahan yang ada dalam tabung pemadam api tersebut ada yang dari bahan
kinia kering, foam / busa dan CO2, untuk Halon tidak diperkenankan dipakai
di Indonesia.
2) Hydran
Ada 3 jenis hydran, yaitu hydran gedung, hydran halaman dan hydran kota,
sesuai namanya hydran gedung ditempatkan dalam gedung, untuk hydran
halaman ditempatkan di halaman, sedangkan hydran kota biasanya
ditempatkan pada beberapa titik yang memungkinkan Unit Pemadam
Kebakaran suatu kota mengambil cadangan air.
3) Detektor Asap / Smoke Detector
Peralatan yang memungkinkan secara otomatis akan memberitahukan
kepada setiap orang apabila ada asap pada suatu daerah maka alat ini akan
berbunyi, khusus untuk pemakaian dalam gedung.
4) Fire Alarm
Peralatan yang dipergunakan untuk memberitahukan kepada setiap orang
akan adanya bahaya kebakaran pada suatu tempat
5) Sprinkler
Peralatan yang dipergunakan khusus dalam gedung, yang akan
memancarkan air secara otomatis apabila terjadi pemanasan pada suatu
suhu tertentu pada daerah di mana ada sprinkler tersebut
C. Pencegahan Kebakaran
Setelah kita mengetahui pengklasifikasian, prinsip pemadaman dan
perlengkapan pemadaman suatu kebakaran maka kita harus bisa mengelola
kesemuanya itu menjadi suatu sistem manajemen /pengelolaan pencegahan
bahaya kebakaran.
Kita mengambil contoh dari pengelolaan pencegahan kebakaran pada
bangunan tinggi.
 Identifikasi bahaya yang dapat mengakibatkan kebakaran pada gedung itu.
 Bahan Mudah Terbakar, seperti karpet, kertas, karet, dan lain-lain
 Sumber Panas, seperti Listrik, Listrik statis, nyala api rokok dan lain-lain
 Penilaian Resiko
 Resiko tinggi karena merupakan bangunan tinggi yang banyak orang
 Monitoring
 Inspeksi Listrik, Inspeksi Bangunan, Inspeksi Peralatan Pemadam
Kebakaran, Training, Fire Drill / Latihan Kebakaran dan lain-lain
 Recovery / Pemulihan
 Emergency Response Plan / Rencana Tindakan Tanggap Darurat, P3K,
 Prosedur- Prosedur, dan lain-lain.

4. Dampak dari sebuah kebakaran


A. kebakaran pada perkotaan juga dapat menimbulkan kerugian yang diantaranya
ialah sebagai berikut :
 Manusia (korban jiwa pada kejadian kebakaran).
 Material (nilai bangunan dan aset yang rusak disebabkan kejadian
kebakaran).
 Lingkungan (flora dan fauna yang musnah karena kejadian kebakaran, efek
termal kebakaran serta peningkatan gas CO2 dan polusi).
 Ekonomi (kerugian finansial akibat tidak mampu berjalannya bisnis dampak
dari kejadian kebakaran).
 Sosial (PHK massal dikarenakan kebangkrutan bisnis dampak dari kejadian
kebakaran).
B. Lalu untuk kebakaran hutan juga dapat menimbulkan akibat yang buruk kepada
manusia dan binatang
1) Dampak terhadap Manusia
Lebih berdampak pada kesehatan, yang mana asap pada kebakaran
hutan menyebarkan emisi gas karbon dioksida dan zat kimia sisa pembakaran
seperti dioksin, akrolein dan sebagainya, yang dapat merusak sistem
penglihatan, pernafasan. Dampak lagsungnya terhadap kesehatan seperti
sesak nafas, asma berat, kekurangan oksigen Serta iritasi terhadap
tenggorokan dan sistem pernafasan dan jika lebih parah dapat memicu penyakit
kangker, yang di sebabka oleh asap dan zat-zat kimia yang terkandung.
Menyebarnya api terhadap pemukiman dan perkebunan yang merupakan
sumber penghasilan warga sekitar, rumah-rumah dan tanaman-tanaman ikut
terbakar yang menjadi menjadi permasalahan kerugian dan ekonomi.
Pencemaran lingkungan, tentu pebcemaran lingkungan sangat berdampak
buruk terhadap kesehatan manusia atau aktivitas manusia dan juga kesehatan
mahluk hidup lainnya. Bahan baku industri sebagai sumber penghasilan
manusia, hutan juga merupakan salah satu bahan yang dibutuhkan untuk
keperluan dalam dunia industri. Hutan juga memiliki peran yang sangat penting
dalam suatu pedesaan.
2) Dampak terhadap Hewan
Hilangnya sejumlah spesies hewan yang hidup di hutan, banyak hewan
yang mati akibat terbakar maupun asap, banyaknya kematian hewan tersebut
juga dapat menimbulkan kepunahan terhadap spesiesnya. Kehilangan tempat
tinggal atau tempat berkembang biak nya di dunia bebas. saat kebakaran hutan,
akan banyak hewan-hewan yang pergi dari hutan untuk menyelamatkan diri,
terkadang banyak juga yang berkeliaran di tempat warga di daerah tertentu,
yang menyebabkan berbagai aktivitas terganggu serta meresahkan warga
setempat.
Terbunuhnya satwa liar, hal ini berdampak besar terhadap ekosistem,
dan juga menyebabkan kekosongan hutan. Dan juga mengganggu struktur
rantai makanan yang ada.
Dampak dari kebakaran tentu sangat merugikan mahluk hidup, entah itu
manusia, hewan ataupun tumbuhan. Kebakaran hutan juga berdampak besar
terhadap kesehatan bumi dan isinya, karna dengan adanya hutan yang
terbakar, hutan akan kehilangan kemampuannya dalam menyerap atau
menimpan air hujan, dan hilangnya kemampuan hutan tersebut akan banyak
bencana yang terjadi seperti banjir, longsor serta juga pemanasana global.

Kesimpulan
K3 kebakaran diperlukan untuk meminimalisir dampak dari kebakaran dan mencegah
terjadinya kebakaran yang sangat merugikan banyak pihak. Pada prinsipnya, metode
pemadaman api ketika kebakaran terjadi sebagai berikut :
 Pendinginan : peristiwa ini merupakan metode pemadaman api yang dilakukan
untuk menghilangkan unsur panas. Pendinginan biasanya dilakukan dengan
menggunakan media berbahan dasar air.
 Isolasi : permukaan benda yang terbakar perlu ditutup setelah proses
pendinginan berlangsung. Metode isolasi diperlukan guna menghalangi unsur O2
menyalakan api. Isolasi dapat dilakukan dengan media busa atau serbuk.
 Dilusi : Meniupkan gas inert untuk menghalangi unsur O2 menyalakan api sangat
penting setelah proses memadamkan api dilakukan. Dilusi dilakukan
menggunakan media gas CO2
 Pemisahan bakan mudah terbakar merupakan metode lanjutan yang dilakukan
dengan cara memisahkan bahan mudah terbakar dari unsur api. Metode ini
dilakukan dengan memindahkan bahan mudah terbakar dari jangkauan api atau
sumber api.
 Terakhir pemutusan rantai reaksi yang perlu dilakukan menggunakan bahan
tertentu untuk mengikat radikal bebas yang dapat memicu rantai reaksi api.
Proses terakhir ini dilakukan menggunakan bahan dasar halon.

1. Cara tepat mengantisipasi bencana kebakaran di sekitar


perumahan dan penanggulannya seperti apa?
Jawab : Kebakaran pemukiman merupakan ranah dari BPBD
setempat. Dari perspektif BNPB terkait dengan antisipasi bencana
kebakaran, warga dapat membentuk tim siaga kelurahan dan
secara kolektif membangun perencanaan untuk mengantisipasi
ancaman bahaya.
2. Bagaimana memilih alat pemadam api yang baik?

Jawab : alat untukmemadamkan api bisa menggunakan apar,

Untuk memilih apar, Sebaiknya memilih APAR yang memiliki penunjuk pressure tekanan
dalam tabung, sehingga dapat dilihat masih fungsi atau tidaknya tabung pemadam api
tersebut.

Memilih tabung seamless (Tanpa Las), sehingga mengurangi bahaya kebocoran pada
tabung pemadam api.

Telah diuji kelayakannya oleh Dinas PMK Laboratories.

Sebaiknya memilih atau membeli tabung pemadam api yang bergaransi

Anda mungkin juga menyukai