Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas kasih
dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul Keselamatan Kerja
Bidang Kebakaran, untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Dosen pengajar.
Penulis berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan mengenai Keselamatan Kerja Bidang Kebakaran.
Penulis menyadari bahwa di dalam tugas makalah ini masih terdapat kekurangan dan
jauh dari kesempurnaan. Apabila ada kesalahan dalam hal teknis penulisan maupun materi.
Untuk itu, penulis berharap adanya kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi
kesempurnaan makalah ini .Atas perhatiannya penulis mengucapkan terimakasih.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kondisi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) perusahaan di Indonesia secara umum
diperkirakan termasuk rendah sehingga angka kecelakaan kerja yang mengakibatkan tenaga
kerja mengalami cacat dan meninggal dunia cukup tinggi. Padahal kemajuan perusahaan
sangat ditentukan peranan mutu tenaga kerjanya. Sehubungan dengan perkembangan sektor
industri yang semakin kompleks, terdapat banyak sumber yang berpotensi menimbulkan
bahaya kebakaran.
Bahaya kebakaran adalah salah satu musuh utama pada setiap kegiatan produksi.
Dengan memperhatikan banyaknya dampak buruk yang diakibatkan oleh bahaya kebakaran
baik yang diderita oleh pekerja maupun pengusaha maka dengan demikian sudah saatnya di
lingkungan kerja menyediakan sarana keselamatan untuk menjaga kesehatan dan keselamatan
kerja para pekerja terutama di bidang industri yang rentan dengan risiko kebakaran. Namun
kenyataan yang ada pada saat ini penggunaan berbagai macam material, mesin-mesin, alatalat kerja, energi, proses kerja yang buruk, kurang keterampilan dan latihan kerja, serta tidak
adanya pengetahuan tentang sumber bahaya dalam industrialisasi berpotensi menimbulkan
kebakaran. Dengan memperhatikan banyaknya dampak buruk yang diakibatkan oleh bahaya
kebakaran baik yang diderita oleh pekerja maupun pengusaha maka perlu diadakan suatu
program khusus untuk penanggulangan kebakaran yang didalamnya terdapat organisasi
penyelamat dan kelengkapan sarana keselamatan terhadap bahaya kebakaran guna
menghindari kerugian yang lebih buruk.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gambar 2.1
Segitiga Api (Fire Triangle)
Berdasarkan teori segitiga api tersebut, maka apabila ketiga unsur di atas bertemu
akan terjadi api. Namun apabila salah satu unsur tersebut tidak ada atau tidak berada pada
keseimbangan yang cukup, maka api tidak akan terjadi. Prinsip segitiga api ini dipakai
sebagai dasar untuk mencegah kebakaran (mencegah agar api tidak terjadi) dan
penanggulangan api yakni memadamkan api yang tak dapat dicegah (Karla, 2007; Sumamur,
1989).
1.3 Kebakaran
Definisi umumnya adalah suatu peristiwa terjadinya nyala api yang tidak dikehendaki,
sedangkan defenisi khususnya adalah suatu peristiwa oksidasi antara tiga unsur penyebab
kebakaran
Penanggulangan bahaya kebakaran meliputi :
1. Fire Prevention
Pencegahan kebakaran untuk meniadakan terjadinya peristiwa kebakaran.
2. Fire Protection
Perlindungan terhadap bahaya kebakaran upaya melindungi jiwa manusia ataupun harta
benda dari bahaya kebakaran.
3. Fire Fighting
Pemadaman kebakarab yaitu upaya melakukan tindakan dengan cepat dan cermat dalam
memadamkan setiap terjadi kebakaran.
4. Fire Resque
Pertolongan dalam kebakaran yaitu upaya pertolongan secepat-cepatnya guna penyelamatan
jiwa manusia serta menekan kerugian sekecil-kecilnya.
A. PENYEBAB KEBAKARAN
Panas merupakan salah sumber penyebab kebakaran. Panas adalah penyebab timbulnya
kebakaran yang memnyebabkan perubahan temperatur hingga mencapai titik nyala dan
terjadi kebakaran. Yang termasuk sumber-sumber panas adalah :
1.
2.
3.
4.
5.
Sinar matahari
Listrik
Panas yang berasal dari energi mekanik (mesin)
Panas yang berasal dari reaksi kimia
Komperasi udara
Panas yang berasl dari sumber tersebut dipindahkan melalui 4 cara, yaitu :
1. Radiasi
2. Konduksi
3. Konveksi
4. Loncatan buga api
Selain panas, api juga merupakan sumber penyebab kebakaran. Adapun jenis-jenis api
penyebab kebakaran adalah :
1. Api kelas A, adalah api yang berasal dari bahan yang mudah terbakar seperti kayu, kertas,
plastik, tekstil dll. Alat pemadam yang digunakan adalah air, busa, cairan penguap, dan bubuk
kering.
2. Api kelas B, adalah nyala api dari bahan minyak tanah, bensol, dll. Alat pemadam yang
digunakan adalah busa, cairan penguap, karbondioksida, dan bubuk kering.
3. Api kelas c, adalah nyala api yang berasal dari arus listrik. Alat pemadam yang digunakan
adalah bubuk kering.
4. Api kelas D, adalah nyala api yang berasal dari bahan logam seperti titanium, sodium,
aliminium, dll. Alat pemadam yang digunakan adalah bubuk kering.
B. BAHAYA KEBAKARAN
Peristiwa terbakar adalah reaksi hebat dari zat yang mudah terbakar dengan zat yang asam
yang menimbulkan panas. Kebakaran terjadi apada ada 3 unsur terdapat secara bersamaan,
unsur tersebut merupakan zat asam (oksigen), panas, dan bahan yang dapat terbakar. Bahaya
kebakaran dapat timbul akibat :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Merokok
Zat cair yang mudah terbakar
Nyala api yang terbuka
Ketatrumahtangaan yang buruk
Mesin-mesin yang tidak terawat dan menjadikannya panas
Kabel-kabel listrik
Kelistrikan statis
Alat-alat las
Peristiwa yang mengakibatkan terjadinya kebakaran adalah :
sampai habis.
Kemungkinan terbakar atau tidak, tergantung dari sifat, besar, keadaan, dan cara menyalakan
zat padat.
2. Penyinaran
Sumber panas berupa gelombang elektronik yang mengenai panas akan membakar suatu
bahan yang mudah terbakar tanpa bersentuhan, contohnya sinar infra merah.
3. Peledakan uap atau gas
Campuran uap atau gas yang mudah terbakar dalam batas untuk menyala/meledak) dengan
5. Percikan api
Percikan api dengan temperatur tinggi mampu menyebabkan terbakarnya campuran gas, uap
6.
Terbakar sendiri
Dapat terjadi pada onggokan bahan bakar mineral yang padat atau organis.
Dipercepat oleh tingkat kelembaban.
Bahan mineral bertindak sebagai katalisator dalam proses tersebut dan bahan organik
menggunakan bakteri.
Kebakaran minyak mudah teroksidasi dan cepat menyebar melalui benda yang menyerap
minyak tersebut.
7. Reaksi kimiawi
Zat kimia yang bereaksi dengan udara bisa menimbulkan kebakaran. Contohnya fosfor
kuning (teroksidasi dengan cepat di udara), kalsium karbida (mengurai secara seksotermis
dengan air dan membebaskan gas asetilen penyebab kebakaran.
8. Peristiwa-peristiwa lain akibat gesekan antara 2 benda yang koefisiennya lebih besar dari
koefisien gesekan panas.
C. ZAT-ZAT YANG MUDAH TERBAKAR DAN MELEDAK
Risiko yang timbul akibat kebakaran dipengaruhi oelh titik nyala (flash point), suhu
menyala senditi, sifat terbakar karena proses pemanasan sendiri, berat jenis dan perbandingan
berat uap terhadap udara, sifat bercampur dengan air, dan keadaan fisik.
1. Titik nyala api
Suhu terendah zat cair menyebabkan cukup uap untuk membentuk campuran yang dapat
menyalakan api.
2. Suhu menyala
Suhu terendah zat padat, cair, an gas yang mampu menyala sendiri tanpa adanya bunga api
atau nyala api yang dipengaruhi keadaan fisik zat tersebut.
3. Sifat terbakar
Terjadi karena proses pemanasan sendiri : zat tertentu (minyak biji-bijian, arang, dan logam
bentuk bubuk halus), terbakar karena fermentasi dan oksidasi (jerami, biji-bijian).
: SOP-A4-15/PW.18/1/2008
: Penanggulangan Kebakaran serta Penyelamatan diri
A. UMUM
1. Penanggulangan
Sediakan alat pemadam kebakaran di Kantor anda. Apabila anda bisa membelinya,
serat
manila hennep).
Basahi
karung
goni
memadamkan api.
Panggil pemadam kebakaran apabila masih sempat. Pasang nomor penting dekat
telephone, atau program telephon untuk nomor-nomor penting. Ingat bahwa
mereka tidak akan datang dalam waktu singkat, kemungkinan api telah berkobar lebih
besar.
1.2 Prinsip-prinsip dalam penanggulangan bencana kebakaran
Prinsip-prinsip dalam penanggulangan bencana kebakaran adalah :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
2. Penyelamatan diri
Apabila karyawan/karyawati kantor sudah
kobaran api.
B. PIHAK-PIHAK YANG TERKAIT
1.
2.
3.
4.
5.
6.
C. PROSEDUR
No.
Prosedur
Jangka waktu
maksimal
01.
Bila
terjadi
kebakaran
karyawan
dan
tamu
penyelesaian
3 menit
02.
2 menit
03.
3 menit
sakelar
pemutus
04.
padamkan
kebakaran tersebut
15 menit/selesai
5 menit
06. (a)
5-10 menit
7-10 menit
07.
telah ditentukan
Melakukan pemadaman sumber kebakaran / api
5-10 menit
30 menit sd selesai
08.
Lakukan
penyelamatan
dokumen-dokumen serta
30 menit/selesai
peralatan kantor
4. Contoh Kasus
Human Error Pemicu Kebakaran Pabrik Swallow
"Saat mesin dinyalakan, tiba-tiba keluar lidah api yang mengenai bahan kimia dan karet."
Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana DKI Jakarta mensinyalir
penyebab kebakaran pabrik sandal Swallow di Jalan Kamal Raya No 34, Kalideres, Jakarta
Barat akibat human error. Menurut Kepala Dinas Pemadam Kebakaran
dan Penanggulangan Bencana DKI Jakarta Paimin Napitupulu, berdasarkan penyelidikan
yang dilakukan dan keterangan korban luka, kebakaran diakibatkan forklip yang terbakar.
"Saat mesin dinyalakan, tiba-tiba keluar lidah api yang mengenai bahan kimia dan karet di
dekatnya," ujarnya di Jakarta, Selasa, 16 Maret 2010. Sementara itu, kemarin, petugas
Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana DKI yang melakukan penyisiran
di lokasi kembali menemukan tubuh yang telah menempel dengan bahan plastik dan karet.
Setelah diidentifikasi, ternyata itu adalah bagian tubuh jenazah Parngat, petugas keamanan
yang telah ditemukan sebelumnya."Indikatornya dari cincin, kunci motor dan kunci loker.
Mungkin tubuhnya terbelah saat proses evakuasi menggunakan esvakator, ujar Paimin.
Dijelaskan Paimin, hingga kini jenazah yang ditemukan di lokasi kebakaran berjumlah
empat orang. Keempat korban masing-masing bernama Andrew Anggrayani (29) yang
diketahui tengah hamil lima bulan, Liana yang merupakan staf administrasi, Rusli (70)
kepala gudang, dan Parngat (60) petugas keamanan. Petugas sampai sekarang masih
melakukan pendingin di lokasi, karena masih adanya beberapa titik api. Petugas juga masih
menyiagakan alat berat untuk mempermudah proses evakuasi. Dalam kesempatan yang
sama, Paimin menyesalkan kurangnya sistem pemadaman kurang baik. Hal itu, diperparah
sikap manajemen perusahaan yang kurang kooperatif, termasuk pendataan jumlah
karyawan. Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Boy Rafli Amar menuturkan,
penyelidikan yang rencananya dilakukan Puslabfor Mabes Polri akan dilakukan setelah
pemadaman api ataupun bara di lokasi dinyatakan telah selesai. Anton, Manajer HRD PT
Sinar Jaya Prakarsa mengakui adanya keteledoran. Pasalnya, pada waktu kebakaran pintu
darurat yang seharusnya digunakan untuk menyelamatkan diri saat itu, dalam kondisi
terkunci sehingga menyulitkan karyawan keluar. "Keteledoran itu kami akui, tapi soal
penyebab kebakaran akan dilakukan penyelidikan,katanya. Dia juga minta maaf kepada
keluarga korban karena sampai hari ini belum dapat mengevakuasi seluruh korban yang
tewas. Dia mengungkapkan perusahaan bukan tidak peduli, tapi terbentur dengan
kebijakan direksi. "Bukannya kami menghindar, tapi kami belum mendapat kejelasan tentang
identitas korban,"katanya. Terkait sistem keamanan kerja dan penanggulangan kebakaran,
Anton mengatakan pabriknya memiliki 20 titik hidran di lahan seluas 2 hektar persegi, dan
216 alat pemadam ringan (apar). Bahkan, ada sejumlah tenaga kerja yang ditarik berasal
dari petugas pemadam. "Ini peristiwa keempat dan kami sudah mengantisipasi dengan
menyiapkan kebutuhan dalam penanganan kebakaran. Ini musibah," katanya
Analisis Kasus
Di dalam kasus kebakaran yang terjadi di pabrik Swallow disebabkan karena human
error,berdasarkan penyelidikan yang dilakukan dan keterangan korban luka, kebakaran
diakibatkan forklip yang terbakar.
Lokasi : pabrik sandal Swallow di Jalan Kamal Raya No 34, Kalideres,Jakarta Barat
Waktu : Selasa, 16 Maret 2010
Korban : 4 orang.
Masalah : Petugas tidak mengidentifikasi tentang adanya faktor yang dapat menimbulkan
bahaya, karena kebakaran pada pabrik swallow ini disebabkan oleh forklip yang tebakar.
Selain itu, sikap manajemen perusahaan yang kurang kooperatif, termasuk pendataan jumlah
karyawan. Pada kasus ini terjadi pelanggaran pada Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I No.
KEP.186/MEN/1999 tentang Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja :
1. Pasal 7 ayat 1 :Petugas peran kebakaran sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 ayat a
mempunyai tugas :
a. Mengidentifikasi dan melaporkan tentang adanya faktor yang dapat menimbulkan
kebakaran;
b. Memadamkan kebakaran pada tahap awal;
c. Mengarahkan evakuasi orang dan barang;
d. Mengadakan koordinasi dengan instasi terkait;
e. Mengamankan lokasi kebakaran
2. Pasal 2 ayat 2
Kewajiban mencegah, mengurangi, dan memadamkan kebakaran di tempat kerja
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melipti:
a. Pengendalian setiap bentuk energi;
b. Penyediaan sarana deteksi, alarm, memadamkan kebakaran dan sarana evakuasi;
c. Pengendalian penyebaran asap, panas dan gas;
d. Pembentukan unit penanggulangan
3. Pasal 3
Pembentukan unit penanggulangan kebakaran sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1)
dengan memperhatikan jumlah tenaga kerja dan atau klasifikasi tingkat potensi bahaya
kebakaran.
Pelanggaran pasal 3, dikarenakan perusahan tidak mendata jumlah karyawan sehingga
perusahaan tidak dapat memperkirakan jumlah alat pemadam kebakaran sesuai dengan yang
dimaksud dalam pasal 3. Pada kasus ini juga terdapat adanya keteledoran,dimana pada waktu
kebakaran pintu darurat yang seharusnya digunakan untuk menyelamatkan diri saat itu, dalam
kondisi terkunci sehingga menyulitkan karyawan keluar. Dan sistem pemadaman kurang baik
dimana alat- alat pemadam api yang dimiliki Pabrik Swallow tidak berfungsi dengan baik
karena peletakan dan pemeliharaan yang kurang tepat. Dalam hal ini melanggar PERMEN
No. 4 Tahun 1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api
Ringan pasal 4 ayat 1 dan pasal 11 ayat 1.
Pasal 4 ayat 1
Setiap satu atau kelompok alat pemadam api ringan harus ditempatkan pada posisi yang
mudah dilihat dengan jelas, mudah dicapai dan diambil serta dilengkapi dengan pemberian
tanda pemasangan.
Pasal 11 ayat 1
Setiap alat pemadam api ringan harus diperiksa 2 (dua) kali dalam setahun, yaitu :
a. Pemeriksaan dalam jangka 6 bulan
b. Pemeriksaan dalam jangka 12 bulan
5. Kondisi nyata pada industri
Kebakaran yang terjadi dalam kasus di atas adalah kurangnya pelatihan dan edukasi terhadap
contohnya pada kasus satu persushaan tidak memiliki hydrant air untuk kebakran .
Pendataan pada pekerja harusnya lebih akurat sehinnga pada saat ada bahaya pendataan akan
lebih mudah.
Harusnya perusahaan lebih banyak menempelkan peringatan pada mesin maupun bahan yang
dapt menyebabkan bahaya kebakaran .
6. Kerugian
Hilang penghasilan
Biaya pengobatan
Premi asuransi dan administrasi
Kerusakan alat
Hilang produksi
7. Dampak
Cedera
Kerugian
Kehilangan tempat kerja
Kehilangan pekerjaan
8. Saran Untuk Pemadam Kebakaran dan Perusahaan
Memberi pengetahuan dan melatih semua karyawan, anggota keluarga, masyarakat mengenai
bahaya, pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran dengan mengadakan latihanlatihan.
Menempatkan / memasang alat pemadam yang cocok sesuai dengan jenis / bahan serta
aktifitas kerja dan bangunan yang ada.
Menata, memelihara dan menginspeksi ruang, tempat kerja, bangunan atau instalasi tempat
kerja.
Tanda untuk menyatakan tempat alat pemadam yang dipasang pada tiang kolom.
Kebakaran dan jenis alat pemadam api ringan yang dapat digunakan.
Jangka waktu pemeriksaan, pengisian kembali dan percobaan tekan.
Cara dan konstruksi pemasangan alat pemadam api.
Suhu maksimum tempat penyimpanan alat pemadam.
Checklist item pemeriksaan alat pemadam.
Prosedur pemeriksaan alat pemadam.
Prosedur pengisian kembali tabung alat pemadam api ringan.
Sanksi pidana yang akan dikenakan terhadap pihak-pihak yang tidak melaksanakan
permen ini.
Hydran
Ada 3 jenis hydran, yaitu hydran gedung, hydran halaman dan hydran kota, sesuai namanya
hydran gedung ditempatkan dalam gedung, untuk hydran halaman ditempatkan di halaman,
sedangkan hydran kota biasanya ditempatkan pada beberapa titik yang memungkinkan Unit
dalam gedung.
Fire Alarm
Peralatan yang dipergunakan untuk memberitahukan kepada setiap orang akan adanya bahaya