Anda di halaman 1dari 5

Tugas 6 K3LL

Yohanes Karuniawan - 2006573733

Nama Kasus Peristiwa Toksikologi : Laboratorium PT Obsidian Stainlees Steel Berisi


Bahan Kimia Meledak

Sumber:https://kumparan.com/kendarinesia/ledakan-laboratorium-pt-oss-karena-percikan-las
1rg5jyd7U8v/full/gallery/2

1. Kronologis :
Peristiwa terjadi pada hari Rabu, 14 Agustus 2019. Kejadian ini bermula sekitar pukul
08.00 WITA, pada saat itu beberapa karyawan lokal sedang melakukan kegiatan pekerjaan
pembenahan ruangan di dalam laboratorium. Sementara itu, pada waktu yang bersamaan,
beberapa tenaga kerja asing (TKA) sedang melakukan pekerjaan konstruksi pengelasan anak
tangga menuju lantai dua. Selang kurang lebih 2 jam 45 menit sekitar pukul 10.45, secara tiba
tiba muncul kepulan asap dari ruangan laboratorium tempat penyimpanan bahan kimia yang
terletak di lantai dasar dan berhubungan secara langsung dengan tempat pengelasan anak
tangga. Dekat dengan lokasi kejadian, AKBP Harry Golderhardt mendengar ledakan keras dari
ruangan laboratorium tersebut. Hal ini sontak membuat para karyawan yang mayoritas
perempuan berlarian keluar dari Gedung untuk menyelamatkan diri. Melihat kejadian itu, TKA
langsung memadakmkan api dengan bantuan beberapa karyawan local yang berada pada saat
itu disekitar lokasi ledakan.

Setelah dilakukan investigasi di lokasi kejadian, ditemukan bahwa penyebab dari


ledakan disebabkan oleh percikan api akibat pengerjaan las yang dilakukan mengenai pakaian

1
yang berada dalam Lab. Dekat pada lokasi beradanya pakain tersebut terdapat thinner sehingga
api mudah sekali menyambar thinner sehingga ledakan terjadi.

2. Toksikan
Berdasarkan hasil investigasi, ledakan yang terjadi pada laboratorium kimia tidak
menyebabkan ledakan pada bahan kimia yang tersimpan pada lab, tetapi hanya pada lokasi
yang terdapat Thinner saja. Asap hasil pembakaran thinner tersebut yang menyebebakan
para korban mengalami keracunan, lemas, mual, dan pusing. Maka dapat disimpulkan,
Toksikan pada peristiwa toksikologi yang terjadi di PT OSS adalah Thinner yang terbakar
menjadi gas.

Thinner adalah cairan yang digunakan untuk bahan pelarut cat, finishing, serta
membantu mengencerkan cat besi, kayu atau politur yang terlalu kental.

Ilustrasi thinner yang dipakai


dalam laboratorium.

Bahaya yang ditimbulkan dari efek menghirup thinner setelah terhirup adalah dapat
menyebaban rasa pusing, sesak napas, mata perih. Selain itu, apabila terpapar dalam
jangka waktu Panjang dapat menyebabkan kanker sebab terganggunya proses pernapasan
dan kerusakan pada syaraf pada otak. Senyawa yang cukup beracun pada thinner atau pada
cat tembok adalah volatile organic compound (VOC).

Belum ada standar yang dibuat untuk mengatur emisi VOC untuk non industrial,
umumnya standar yang ada adalah untuk industrial. Dalam OSHA secara spesifik
mengatur mengenai Formaldehid sebagai bahan yang bersifat karsinogen. OSHA
menetapkan nilai ambang batas (permissible exposure level-PEL) untuk formaldehid
adalah 0.75 ppm sebab merupakan gas yang dihasilkan.

2
Pada umumnya volatile organic compound (VOC) yang dipakai dalam industri cat
adalah buatan sehingga dapat diklasifikasikan toksin/racun sumber buatan. Berdasarkan
wujud dari toksikan ini adalah gas sebab thinner tersebut sudah terbakar dan menjadi gas.
Selain itu, toksikan ini bersifat evaporatif sebab thinner mudah terbakar dan menguap.

Sumber:

 https://health.detik.com/hidup-sehat-detikhealth/d-1413744/akibat-menghirup-bau-cat
 https://healthsafetyprotection.com/voc/
 https://labenviro.co.id/apa-itu-volatile-organic-compoundvoc/

3. Tempat dan Waktu


Tempat: Desa Tani Indah, Kecamatan Kapoiala, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara
Waktu : Rabu, 14 Agustus 2019, pada pukul 08.00 – 10.45 WITA

4. Jumlah Korban
Korban dalam peristiwa toksikologi ini adalah para pekerja laboratorium sebanyak 19
orang yang merupakan korban dari ledakan, terdiri dari 17 orang wanita dan 2 orang pria.
Setelah dilakukan pengecekan, bawah seluruh korban hanya mengalami trauma inhalasi
yang merupakan cedera pada saluran pernapasan akibat masuknya sejumlah asap ke dalam
saluran pernapasan. Setelah dilakukan pengecekan dan istirahat dirumah sakit sejenak bagi
para korban, sejumlah 14 korban dapat langsung dipulangkan serta terdapat 5 korban yang
ahrus dirawat inap sebab cukup terpapar kimia dalam waktu lama. Berikut adalah rincian
dari korban toksikologi:

No Nama Jenis Kelamin Umur


1 Dinas Tiara Perempuan 22
2 Marwatin Perempuan 24
3 Fitri Perempuan 22
4 Anggi Perempuan 22
5 Dilla Perempuan 22
6 Rani Perempuan 21
7 Ririn Perempuan 22
8 Winda Perempuan 23
9 Niputu Perempuan 23
10 Trisna Perempuan 24
11 Kartika Perempuan 23
12 Nurangsit Perempuan 23
13 Deviana Perempuan 23
14 Sari Puspita Perempuan 23
15 Eka Indriani Perempuan 23

3
16 Suhana Perempuan 24
17 Jusna Perempuan 24
18 Ical Saputra Laki - laki 24
19 Wahyu Pebrianto Laki - laki 24
Sumber: https://kumparan.com/kendarinesia/lab-pt-oss-meledak-polisi-19-korban-pingsan-tak-keracunan-zat-
kimia-1rfyuJyYexT/full

5. Kerugian
Dalam peristiwa toksikologi ini hanya ada 3 hal yang dirugikan, yaitu manusia, aset,
serta lingkungan. Berikut adalah penjelasan dari kerugian yang diterima :

a. Kerugian Manusia

Pada peristiwa ini sudah dapat dipastikan terdapat kerugian dari segi kesehatan
dari pekerja laboratorium PT OSS. Kerugian ini dapat dikatakan sukup berbahaya
sebab sudah menyerang sampai pada sistem pernapasan dari para korban. Jika tidak
dieberikan tindakan khusus secara cepat maka para korban dapat mengalami sesak
napas hingga meninggal dunia. Namun, pada fakta yang diberikan dilapangan para
korban tidak ada yang meninggal dunia tetapi hanya sampai tahap merusak sistem
pernapasan korban serta keracunan.

b. Kerugian Aset

Pada peristiwa ini sudah cukup jelas bahwa ledakan terjadi pada Gudang
laboratorium PT OSS sehingga asset Gedung inilah yang mengalami kerugian sebab
peralatan dan juga tempat pengerjaan seperti las mengalami kerusakan sehingga
haruslah dilakukan renovasi dan juga perbaikan peralatan yang terkena dampak ledakan
serta terbakar pada Gedung laboratorium. Dalam berita dan juga data litaratur di
internet tidak menyebutkan secara pasti besar secara pasti secara material besar
kerugiannya. Sehingga hanya diketahui data objek yang sudah disebutkan diatas yang
tersedia.

c. Kerugian Lingkungan

Ledakan yang terjadi ini menimbulkan kebakaran pahan kimia yang mana asap
yang ditimbulkan ini sampai keluar dari jendela gedung yang menimbulkan polusi asap
kimia disekitar lokasi gedung yang tentu mencemari udara sekitarnya. Hal ini cukup
menimbulkan bahaya bagi pekerja yang berada di sekitar lokasi gedung sehingga perlu
menjauh dari lokasi sekitar gedung agar tidak terpapar asap kimia hasil pembakaran

4
6. Pengendalian yang Telah Dilakukan

Pengendalian telah dilakukan oleh pihak pengelola Gedung serta karyawan yang
bekerja pada lokasi Gedung tersebut. Pengendalian yang telah dilakukan seperti
pemadaman akan api yang masih menyala agar asap dari thinner yang terbakar tidak
bertambah banyak dan menyebar terlalu luas. Pengendalian ini dilakukan tepat setelah
diketahui adanya kebakaran yang mana langsung dilakukan tindakan pemadaman. Selain
itu, juga dilakukan tindakan penyelidikan dari sumber penyebab ledakan dan asap kimia
yang menyebabkan keracunan para pekerja. Penyelidikan ini menghasilkan suatu
kesimpulan bahwa bahan kimia yang tersimpan tidak menjadi penyebab dari timbulknya
asap kimia tetapi thinner yang terbakar yang menyebabkan keracunan para pekerja.
Kemudian pengendalian yang dilakukan juga dalam bentuk pengecekan terhadap K3 dari
laboratorium, setelah dilakukan penyelidikan pada lokasi laboratorium bahwa PT OSS lalai
dalam penerapan K3. Hal yang cukup mencolok dari kejadian ini adalah tempat dilakukan
pengelasan berdekatan dengan bahan yang mudah terbakar seperti jaslab dan thinner. Maka
penerapan K3 ini lah yang kedepannya berusaha untuk ditingkatkan dan diterapkan sesuai
prosedur K3 Lab agar toksikologi ini tidak terulang kembali.

7. Saran

Peristiwa toksikologi ini tentuk menjadi salah satu permasalahan besar bagi PT
OSS sebab menimbulkan banyak kerugian. Maka diperlukan suatu saran kepada pihak
pengelola laboratorium PT OSS di Konawe agar peristiwa toksikologi serupa tidak terjadi,
antara lain:

1. Melakukan penerapan K3 dalam lingkup kerja sebab sudah diatur dalam ketentuan
undang undang nomor 1 tahun 1970.
2. Memperhatikan secara lebih teliti mengenai lokasi dari peletakan dari bahan yang
mudah terbakar dengan lokasi pengelasan, perlu diletakan pada lokasi yang berjauhan
satu sama lain.
3. Toksikan yang mudah bereaksi seharusnya diletakan pada ruangan tertutup dan tidak
pada ruangan terbuka agar tidak bereaksi serta tidak menimbulkan paparan gas kimia
beracun ataupun paparan asap hasil pembakaran bahan kimia.

Anda mungkin juga menyukai