Anda di halaman 1dari 2

Penjelasan Slide 5

 Pemadaman dengan Karbondioksida


Hal pertama yang diupayakan operator untuk memadamkan api adalah dengan
menggunakan gas karbondioksida. Gas ini diharapkan dapat mengikat aliran uranium
yang mulai teroksidasi diudara. Tetapi karena ketersediaan tabung gas yang dimiliki saat
itu hanya tabung yang kecil, mengakibatkan proses pemadaman yang tidak maksimal.
Sehingga para operator harus memikirkan cara pemadaman yang lain.
 Pemadaman dengan Air
Hingga pagi tanggal 11, api belum juga dapat dipadamkan dan bahkan sedang berada
dikondisi terburuk dan terparah. Sebelas ton uranium mulai semakin terbakar,
temperature semakin extrem hingga mencapai 1.300°C dan yang lebih parahnya lagi
cerobong reaktor dapat runtuh sewaktu-waktu. Tetapi, kepala pemadam kebakaran
menyarankan untuk menggunakan air. Walaupun ia tau, hal ini akan berakibat fatal
karena logam cair yang sedang teroksidasi melepaskan oksigen apabila kontak dengan air
akan meninggalkan hydrogen bebas yang dapat bercampur dengan udara dan akan
menyebabkan terjadinya ledakan. Tetapi, tidak ada pilihan lain saat itu, sehingga para
operator memustuskan untuk tetap melanjutkannya. Ketika saluran selang telah ditarik
dan mulai diarlirkan air menuju ke inti reaktor tidak ada tanda-tanda apapun yang terjadi
sehingga proses pemadaman dengan air berujung gagal lagi.
 Pemadaman dengan Mematikan Udara
Kepala produksi dan kepala pemadam kebaran memerintahkan semua orang untuk keluar
dari Gedung tersebut. Kemudian kepala pemadam kebakaran mematikan semua alat
udara pendingin dan menutup segala ventilasi yang membuat udara masuk kedalam
reaktor. Lalu, kepala pemadam api tersebut memanjat untuk melihat nyala api yang
keluar dari inti reaktor. Dari situ, ia menemukan pelat inspeksi dengan kait logam yang
terjebak pada letak kebocoran katrid. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya
penyedotan udara yang tidak wajar sehingga semakin membuat api cepat membesar.
Akhirnya dengan bantuan alat sling dan pengait ia berusaha keras untuk menarik pelat
inpeksi tersebut keluar. Dan secara perlahan api mulai meredup hingga butuh waktu 16
jam untuk api benar-benar padam.

Penjelasan Slide 6
 240 Kasus Kanker Baru
Yang menjadi perhatian khusus pada saat itu adalah isotop radioaktif yodium-131 yang
ditimbulkan akibat proses pembakaran senyawa uranium tersebut, dengan waktu sekitar 8
hari mengambang diudara dan terhirup bebas oleh manusia disekitar lokasi kejadian.
Yodium tersebut terhirup manusia dan akan mengganggu sitem imun yang langsung
merusak kelenjar tiroid yang mengakibatkan munculnya kanker tiroid.
 500 Km2 desa dan peternakan terkontaminasi
Setelah kejadian tersebut, pemerintah Inggris menghimbau untuk sementara tidak
mengkonsumsi susu yang berasal dari peternakan terdekat lokasi kejadian karena
takutnya susu tersebut terkontaminasi zat radioaktif yang berbahaya. Ada sekitar 2 desa
yang terkena dampak dari kebakaran ini, selama sebulan penuh mereka harus selalu
memeriksakan kondisi kesehatan secara berkala untuk mencegah makin banyaknya orang
yang terkena kanker tiroid.
 10 ton zat radioaktif meleleh yang harus dibersihkan
Setelah reaktor windscale resmi disegel pemerintah inggris pada awal tahun 1980,
kejadian tersebut masih meninggalkan zat radioaktif berupa uranium hidrida piroforik
yang dalam kondisi tertentu apalagi zat tersebut terganggu akan dapat menyebabkan
kebakaran. Sehingga setelah resmi ditutup reaktor tersebut resmi ditinggalkan dan setelah
dinyatakan aman. Secara resmi, pada tahun 2015 lalu. Reaktor windscale mulai
memasuki tahap pembersihan dan penonaktifan zat radioaktif yang diperkirakan akan
selelasi hingga tahun 2037 mendatang.

Anda mungkin juga menyukai