Anda di halaman 1dari 43

TUGAS SISTEM KONVERSI ENERGI

NUKLIR

Kelompok 3
Muhammad Andi Fadilah 201710120311016
Muhammad Aulia Farizi 201710120311018
Muhammad Ilham Fadhillah G 201710120311041

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2020
NUKLIR
Bahan Bakar Nuklir
Bahan bakar nuklir adalah bahan bakar yang digunakan dalam reaktor nuklir
untuk mempertahankan reaksi berantai nuklir. Bahan bakar ini fisil, dan bahan
bakar nuklir yang paling umum adalah logam radioaktif uranium-235 dan
plutonium-239. Semua proses yang terlibat dalam memperoleh, menyempurnakan,
dan menggunakan bahan bakar ini membentuk siklus yang dikenal sebagai siklus
bahan bakar nuklir.(Chmielewski, 2009)
Uranium-235 digunakan sebagai bahan bakar dalam berbagai konsentrasi.
Beberapa reaktor, seperti reaktor CANDU, dapat menggunakan uranium alami
dengan konsentrasi uranium-235 hanya 0,7%, sementara reaktor lain
membutuhkan uranium sedikit diperkaya hingga level 3% hingga 5%. (Hafele,
1974) Plutonium-239 diproduksi dan digunakan dalam reaktor (khususnya reaktor
pembiak cepat) yang mengandung sejumlah besar uranium-238. Ini juga dapat
didaur ulang dan digunakan sebagai bahan bakar di reaktor termal. Penelitian saat
ini sedang dilakukan untuk menyelidiki bagaimana thorium-232 dapat digunakan
sebagai bahan bakar.(Chmielewski, 2009)
Produksi
Pabrik fabrikasi bahan bakar adalah fasilitas yang mengubah uranium yang
diperkaya menjadi bahan bakar untuk reaktor nuklir. Untuk reaktor air ringan,
uranium diterima dari pabrik pengayaan dalam bentuk padat. Ini kemudian
dikonversi menjadi gas dan diubah secara kimia menjadi bubuk uranium dioksida.
Bubuk ini kemudian ditekan menjadi pelet dan dikemas ke dalam rakitan bahan
bakar. Bahan bakar campuran oksida juga dapat dibuat ketika bubuk uranium
dikemas bersama dengan plutonium oksida. Bahaya yang ada di fasilitas fabrikasi
bahan bakar — terutama bahan kimia dan radiologis — serupa dengan bahaya di
pabrik pengayaan. Fasilitas-fasilitas ini umumnya menimbulkan risiko rendah bagi
publik. (Hafele, 1974)

MUHAMMAD AULIA FARIZI


201710120311018
Penggunaan
Ketika digunakan dalam reaktor, bahan bakar yang digunakan dapat
memiliki berbagai bentuk logam, paduan, atau semacam oksida. (Kleykamp,
Kleykamp and Karlsruhe, 2017) Sebagian besar reaktor nuklir diisi dengan
senyawa yang dikenal sebagai uranium dioksida. Uranium dioksida ini disatukan
dalam rakitan bahan bakar dan dimasukkan ke dalam reaktor nuklir — di mana ia
dapat bertahan selama beberapa bulan atau hingga beberapa tahun.(Macaskie,
1991) Sementara di reaktor bahan bakar mengalami fisi nuklir dan melepaskan
energi. Energi yang dilepaskan ini digunakan untuk menghasilkan listrik. Neutron
yang dilepaskan selama proses fisi memungkinkan terjadinya reaksi berantai fisi,
memungkinkan energi dihasilkan secara terus menerus. Bahan bakar dikeluarkan
dari reaktor setelah sejumlah besar bahan bakar - apakah itu uranium-235 atau
plutonium-239 - telah mengalami fisi. Bahan bakar nuklir "bekas" dikenal sebagai
bahan bakar bekas atau iradiasi. Setelah digunakan, bahan bakar harus didinginkan
selama beberapa tahun karena sangat panas. (Kleykamp, Kleykamp and Karlsruhe,
2017)
Bahan bakar bekas ditempatkan di genangan air besar dan dalam yang
bertindak sebagai pendingin dan pelindung radiasi. Properti pendingin
memungkinkan air untuk menghilangkan panas yang membusuk dan kemampuan
melindungi melindungi pekerja dari radioaktivitas bahan bakar.(Chmielewski,
2009) Setelah pendinginan, bahan bakar dapat diarahkan atau dikirim ke
penyimpanan tergantung pada peraturan.
Uranium
"Uranium 2007: Sumber Daya, Produksi dan Permintaan", juga dikenal
sebagai Buku Merah, memperkirakan jumlah sumber daya uranium konvensional
yang diidentifikasi yang dapat ditambang dengan kurang dari USD 130 / kg
menjadi sekitar 5,5 juta ton, naik dari 4,7 juta ton yang dilaporkan pada tahun
2005. Sumber daya yang belum ditemukan, yaitu endapan uranium yang dapat
diharapkan ditemukan berdasarkan karakteristik geologis dari sumber daya yang
telah ditemukan, juga telah meningkat menjadi 10,5 juta ton. Ini merupakan
peningkatan 0,5 juta ton dibandingkan dengan edisi laporan sebelumnya.
Peningkatan ini disebabkan oleh penemuan baru dan evaluasi ulang dari sumber
daya yang diketahui, didorong oleh harga yang lebih tinggi(Manchanda and
Pathak, 2004). Menurut para spesialis, perkembangan terbaru di bidang geologi
uranium, eksplorasi uranium dan teknologi eksploitasi menunjukkan bahwa ada
sumber daya yang cukup untuk mendukung signifikan pertumbuhan kapasitas
nuklir. Sumber daya teridentifikasi yang dikenal secara umum sudah cukup untuk
setidaknya 85 tahun, jika mempertimbangkan persyaratan uranium 2006 (sekitar
66.500 t U). Jika perkiraan tingkat penggunaan saat ini digunakan, sumber daya
yang diidentifikasi akan mencukupi untuk sekitar 100 tahun pasokan reaktor,
namun eksploitasi seluruh basis sumber daya konvensional (sekitar 16.872.700 tU)
akan meningkat hingga 300 tahun, meskipun eksplorasi dan pengembangan yang

MUHAMMAD AULIA FARIZI


201710120311018
signifikan akan diminta untuk memindahkan sumber daya ini ke kategori yang
lebih pasti.(Milgram, Unlimited and Functions, 2016)

Namun, sumber daya uranium dunia total dianggap jauh lebih tinggi. Berdasarkan
bukti geologis dan pengetahuan uranium dalam fosfat, studi ini
mempertimbangkan lebih dari 35 juta nada tersedia untuk dieksploitasi. Harga spot
uranium juga meningkat lima kali lipat sejak 2001, memicu inisiatif baru dan
investasi dalam eksplorasi. Pengeluaran eksplorasi di seluruh dunia pada tahun
2004 berjumlah lebih dari US $ 130 juta, meningkat hampir 40% dibandingkan
tahun 2002 dan mendekati US $ 200 juta pada tahun 2005. Hal ini dapat
diharapkan mengarah pada penambahan lebih lanjut pada basis sumber daya
uranium. Sejumlah besar proyek pertambangan baru juga telah diumumkan yang
secara substansial dapat meningkatkan kapasitas produksi uranium dunia.
(Milgram, Unlimited and Functions, 2016)
Dalam jangka panjang, daur ulang plutonium dari bahan bakar bekas yang
diolah kembali dalam reaktor termal sebagai bahan bakar oksida campuran dan
pengenalan reaktor pemulia cepat untuk juga mengubah uranium non-fisi menjadi
plutonium akan meningkatkan potensi energi cadangan uranium yang dikenal
hingga 70 kali lipat, cukup untuk lebih dari 3000 tahun pada tingkat penggunaan
saat ini (Tabel 1).

MUHAMMAD AULIA FARIZI


201710120311018
Uranium dikonversi menjadi UF6 sebelum pengayaan, fasilitas konversi
dioperasikan di Kanada, Prancis, Inggris, Amerika Serikat dan Rusia. Kapasitas
konversi yang tersedia di Eropa mewakili 25% dari total kapasitas dunia. Pabrik
baru termasuk yang dibangun oleh AREVA sedang dibangun. Mengenai
pengayaan, Urenco dan Atomenergoprom adalah kontraktor terbesar. Fabrikasi
bahan bakar untuk reaktor VVER sebagian besar diproduksi oleh TVEL.
Pemrosesan ulang bahan bakar iradiasi hanya berlanjut di pabrik La Hague di
Perancis. Karena kenaikan baru-baru ini dalam harga uranium alami, pemrosesan
ulang menjadi menarik secara ekonomi. Untuk pertama kalinya, Amerika Serikat
juga melihat kemungkinan pemrosesan ulang bahan bakar bekas warga sipil.
(Nuclear, no date)
Uranium ada di mana-mana di Bumi. Ini adalah logam yang kira-kira sama
umum dengan timah atau seng, dan merupakan unsur penyusun sebagian besar
batu dan bahkan laut (Tabel 2). Uranium dapat ditemukan secara alami di banyak
jenis batuan termasuk batu bara, serpih, batupasir, granit dll. Kadar uranium rata-
rata dunia dalam batuan fosfat diperkirakan 50-200 ppm. Deposito fosfor laut rata-
rata mengandung 6–120 ppm, dan deposit fosfor organik hingga 600 ppm. Sumber
uranium dunia dalam batuan fosfat tidak terlalu dikenal; Tabel 3 menunjukkan
perkiraan persediaan.(Perez and Perez, no date)
Uranium adalah unsur ke-92 di tabel periodik, dan merupakan unsur terberat
alami di Bumi. Ia dikenal sebagai sumber energi terkonsentrasi yang berlimpah,
dengan kepadatan energi terbesar dari bahan bakar dunia yang digunakan untuk
menghasilkan listrik.(Salvatores, 2005)
Uranium ditemukan relatif umum di Bumi, dengan kelimpahan 2,8 bagian
per juta di kerak bumi.(Chmielewski, 2009)Ini membuatnya lebih umum daripada
emas, seperti timah, dan lebih jarang dari tembaga. 99,3% uranium yang
ditemukan di Bumi adalah Uranium-238 yang "subur", sedangkan sisanya (0,7%)
adalah Uranium-235, bahan bakar "fisil". Oleh karena itu hanya sejumlah kecil
uranium yang ditemukan secara alami dapat digunakan dalam proses fisi nuklir

MUHAMMAD AULIA FARIZI


201710120311018
kecuali jika itu mengalami proses pengayaan, yang meningkatkan konsentrasi
Uranium-235, atau Uranium-238 "dikembangbiakkan" dari bentuknya yang subur
menjadi suatu isotop fisil plutonium.(Science, An and Modern, 2006)
Efisiensi pencucian uranium menentukan kelayakan ekonomis dari
pengolahan endapan uranium tingkat rendah, dan cukup sensitif terhadap
karakteristik bijih. Hubungan timbal balik antara mineralogi, pembebasan mineral
dan perilaku pencucian uranium tidak didefinisikan dengan baik. Kinetika
pencucian Uraninite dipelajari dengan baik, tetapi penelitian pencucian relatif
sedikit telah dilakukan untuk mineral uranium lainnya. Disolusi yang lebih tinggi
dari 90% sangat sulit dicapai di bawah kondisi operasi normal yang digunakan
untuk pencucian asam bijih Afrika Selatan(Shafiee and Ã, 2009). Metode biologis
pelindian uranium juga dipelajari. Mikroorganisme asli diisolasi dari sampel air
yang dikumpulkan dari tambang uranium Jaduguda, Bhatin dan Nawapahar dari
UCIL India. Strain tenfungi yang diisolasi dalam kultur murni dipilih,
diidentifikasi dan digunakan dalam penelitian ini. Strain tersebut digunakan untuk
pemulihan satu dari bijih uranium kadar rendah dari tambang Turamdih.
Pemulihan maksimum uranium 71% diperoleh dengan strain Cladosporium
oxysporum. Dua strain lainnya milik Aspergillums flavus dan Curvularia clavata
masing-masing memberikan 59% dan 50% pemulihan logam dari bijih yang sama
(Sun, Luo and Dai, 2012).
Uranium yang terjadi secara alami biasanya terjadi dengan zat pereduksi
seperti pirit atau hidrogen sulfida, yang memperbaiki uranium dan mencegah
pelarutannya. Jadi, uranium yang terbentuk secara alami ini adalah tipikal yang
tidak larut, dan karenanya stabil, tetapi seringkali mudah dilarutkan dengan
oksidasi dan dilengkapi dengan ion karbonat atau sulfat. Ion-ion tersebut dapat
hadir di air tanah, atau dapat diperkenalkan oleh pertambangan atau aktivitas
manusia lainnya. (‘Processing of nuclear fuel’, no date)
Berdasarkan informasi geologis, uranium juga ditemukan di batuan tambang
tembaga. Karena bijih tembaga larut dalam kondisi asam dan pengoksidasi, kondisi
yang sama juga akan melepaskan uranium jika ada dalam bijih tembaga. Tingkat
uranium serendah 1 ppm dan setinggi 40 ppm sebelumnya telah dilaporkan dalam
larutan pelindian tembaga. Pemulihan uranium dari larutan pelindian tembaga
dapat berbiaya efektif. Pemulihan uranium yang sukses dari larutan pelindian
tembaga telah dilaporkan dalam literatur. Pabrik pertama dan satu-satunya di dunia
yang memulihkan uranium dari sumber tersebut dibangun dan dioperasikan oleh
Wyoming Mineral Corporation (WMC), anak perusahaan Westinghouse, pada
MUHAMMAD AULIA FARIZI
201710120311018
akhir tujuh puluhan abad terakhir. Pabrik ini mengolah 27.000 lpm larutan
pelindian, sekitar 5 ppm di U3O8, dan menghasilkan sekitar 330 ton U3O8 per
tahun selama bertahun-tahun sebelum ditutup (Hafele, 1974).

Sumber uranium lainnya dapat berupa tanaman asam fosfat. Uranium yang
tidak dipulihkan akan hilang selamanya dan, lebih jauh lagi, itu bisa menjadi
sumber polusi bagi tanah dan tanaman ketika pupuk fosfat menyebar ke tanah.
Total ini mengasumsikan produksi tahunan batuan fosfat 142 juta ton per tahun
menghasilkan 66 juta ton konsentrat. Deposito fosfat laut menyumbang 80% dari
output dunia produk pupuk berbasis fosfat, dan 70% dari total ini dikonversi
menjadi asam fosfat proses basah, proses asam sulfat yang banyak digunakan
mengkonsentrasikan sebagian besar uranium dalam aliran produk dasar untuk
proses ekstraksi uranium saat ini. Asam fosfat yang dihasilkan oleh proses
dehidrasi basah mengandung 40-300 g uranium / ton, tergantung pada asal batuan
fosfat dari mana ia diproduksi. Dengan asumsi konten yang dapat dipulihkan rata-
rata 100 ppm uranium, skenario ini akan menghasilkan output tahunan sebesar
3700 t U / a. Di seluruh dunia, ada sekitar 400 pabrik asam fosfat proses-basah
yang beroperasi dan sekitar 11.000 t U pada prinsipnya dapat dipulihkan setiap
tahun. Angka yang lebih hati-hati hingga 3700 t U / a untuk kemungkinan
pemulihan uranium secara teoritis dari fosfat disajikan dalam (Milgram, Unlimited
and Functions, 2016). Delapan pabrik untuk pemulihan uranium dari asam fosfat
telah dibangun dan dioperasikan di Amerika Serikat sejak tahun 1976 (Florida - 6,
Louisiana - 2). Tanaman juga telah dibangun di Kanada, Spanyol, Belgia, Israel,
dan Taiwan. Biaya pengoperasian historis untuk pemulihan uranium dari kisaran
asam fosfat dari 50 hingga 120 US $ / kg U3O8. Biaya operasi ini jauh lebih tinggi
daripada harga pasar uranium sebelumnya, dan oleh karenanya sebagian besar
pabrik pemulihan uranium telah ditutup. Mengingat kenaikan harga pasar uranium
baru-baru ini, situasinya dapat berubah, lagi. Berbagai teknologi ada untuk
memulihkan uranium dari aliran produk , berdasarkan ekstraksi pelarut: DEPA-
TOPO (juga DEHPA-TOPO, D2EHPA-TOPO) menggunakan asam di (2-

MUHAMMAD AULIA FARIZI


201710120311018
ethylhexyl) asam fosfat dan trioctyl phosphine oxide sebagai ekstraktan (ORNL
proses), OPAP menggunakan octyl phenyl acid phosphate sebagai extractant
(proses ORNL), OPPA menggunakan octyl pyro phosphoric acid sebagai
extractant (proses Dow). Proses DEPA-TOPO telah terbukti menjadi teknologi
terbaik yang tersedia, menurut. Ini terdiri dari langkah-langkah berikut;
preconditioning asam dan penghapusan gunk, ekstraksi siklus pertama dan strip,
pasca perawatan rafinate, ekstraksi siklus kedua, strip dan presipitasi uranium.
Proses ekstraksi mikroemulsi diselidiki untuk memfasilitasi langkah ekstraksi
(Hafele, 1974).
Uranium dilarutkan dalam air laut dengan konsentrasi hanya 3,3 ppb.
Namun jumlah totalnya mencapai 4 × 1012 kg yang setara dengan 1000 kali
uranium tambang. Penggunaan listrik di seluruh dunia, 650G. Karena itu kami
dapat dipasok oleh uranium di air laut selama 7 juta tahun. Cohen (Chmielewski,
2009) menganggap bahwa uranium dapat diekstraksi dari air laut dengan harga
kurang dari $ 2.200 per kg dan mengasumsikan perkiraan terbaik $ 450-900 per kg.
Dalam hal biaya bahan bakar per MWh, ia memberikan (uranium $ 880 per kg -
3,75 sen, batubara $ 4,26, minyak OPEC $ 19,41, gas alam $ 7,2–13,6). Tamada et
al. telah mengembangkan adsorben polimer yang diterapkan untuk percobaan in
situ. Jumlah total uranium teradsorpsi diperkirakan dengan pengukuran pada
beberapa tumpukan adsorben menjadi 1 kg dalam hal amonium diuranate, (NH4)
2U2O7. Menurut OECD, uranium dapat diekstraksi dari air laut menggunakan
metode ini sekitar $ 300 / kg-U. Tamada et al. menemukan bahwa biaya bervariasi
dari ¥ 15.000 hingga ¥ 88.000 (Yen) tergantung pada asumsi dan biaya terendah
yang dapat dicapai sekarang adalah ¥ 25.000 dengan 4 g-U / kg-adsorben yang
digunakan di wilayah laut Okinawa, dengan 18 penggunaan berulang. Dengan nilai
tukar Mei 2008, ini sekitar $ 240 / kg-U.(Chmielewski, 2009)
Eksploitasi kejadian uranium yang tidak konvensional akan memerlukan
penelitian tambahan dan upaya pengembangan yang tidak membutuhkan ekonomi
segera, mengingat basis sumber daya konvensional yang besar dan pilihan untuk
memproses ulang dan mendaur ulang bahan bakar bekas. Namun, peluang ceruk
dapat dieksplorasi secara lebih rinci di masa depan yang tidak terlalu jauh. Sebagai
contoh, sebuah konsorsium internasional telah berangkat untuk mengeksplorasi
ekstraksi komersial uranium dari abu batubara dari pembangkit listrik yang
berlokasi di provinsi Yunnan, Cina (Cuellar-Bermudez et al., 2015). Tes semacam
itu dilakukan beberapa tahun yang lalu di Polandia juga. Negara-negara lain

MUHAMMAD AULIA FARIZI


201710120311018
sedang mengeksplorasi sumber dayanya untuk swasembada dalam pasokan
uranium untuk pembangkit listrik tenaga nuklir mereka (Chmielewski, 2009).

PATENT SOLUSI MINING PROSES

MUHAMMAD AULIA FARIZI


201710120311018
Satu atau lebih sumur produksi dibor dan diselesaikan menjadi formasi
bantalan uranium yang memiliki saturasi air yang tinggi. Saturasi air dihilangkan
dari area dalam formasi uranium dengan menyuntikkan slug oksidan melalui
sumur-sumur produksi. Serangkaian sumur injeksi diselesaikan di tepi periferal
bank oksidan sehingga larutan pengajaran disuntikkan ke dalam bank air yang
dibangun selama injeksi oksidan. Larutan kontak dan bereaksi dengan mineral
uranium dan oksidan untuk membentuk garam uranium terlarut yang dihasilkan
dari sumur produksi.(Rhoades and Purser, 1973)
Thorium

MUHAMMAD AULIA FARIZI


201710120311018
Torium dapat berfungsi sebagai bahan bakar reaktor, dan merupakan bahan
bakar lainnya sumber daya energi yang bisa disadap jika ada alas an untuk
melakukannya. Rute thorium cukup menarik dan sedang diselidiki oleh Jepang,
Rusia, Inggris dan Inggris. A.S. dan India dengan uranium asli yang
terbatas.Sebuah studi Kanada tentang konsep reaktor akselerator
pemuliadilaporkan pada 1980. Sistem yang diusulkan bekerja dengan mempercepat
dan memengaruhi proton menjadi uraniumplutonium atau rakitan bahan bakar
thorium-uranium untuk menghasilkan bahan fisil.(Chmielewski, 2009)
Torium ditemukan dalam jumlah kecil di sebagian besar batu dan tanah, di
mana jumlahnya sekitar tiga kali lebih banyak daripada uranium. Tanah umumnya
mengandung rata-rata sekitar 6 bagian per juta (ppm) thorium. Torium terjadi pada
beberapa mineral, yang paling umum adalah mineral jarang-thorium-fosfat,
monasit, yang mengandung hingga sekitar 12% torium oksida, tetapi rata-rata 6-
7%. Ada banyak simpanan di beberapa negara. Thorium juga dapat digunakan
sebagai bahan bakar nuklir melalui pembiakan untuk uranium-233 (U-233).
Meskipun bukan fisil itu sendiri, thorium-232 (Th-232) akan menyerap neutron
lambat untuk menghasilkan uranium-233 (U-233), yang merupakan fisil (dan
berumur panjang). Siklus bahan bakar thorium memiliki beberapa fitur yang
menarik, meskipun belum digunakan secara komersial (Manchanda and Pathak,
2004).

Ketika siklus bahan bakar thorium ini digunakan, lebih sedikit plutonium
dan elemen transuranic lainnya dihasilkan, dibandingkan dengan siklus bahan
bakar uranium. Torium dilaporkan sekitar tiga kali lebih banyak di kerak bumi
seperti uranium. Buku Merah IAEA-NEA 2005 memberikan angka 4,5 juta ton
cadangan dan sumber daya tambahan, tetapi menunjukkan bahwa ini tidak
termasuk data dari banyak dunia (Manchanda and Pathak, 2004).

MUHAMMAD AULIA FARIZI


201710120311018
PATENT THORIUM

Inti reaktor heterogen tipe saluran untuk reaktor air berat untuk pembakaran
bahan bakar berbasis thorium disediakan. Inti reaktor heterogen terdiri dari
setidaknya satu daerah saluran bahan bakar benih yang terdiri dari saluran bahan
bakar benih untuk menerima bundel bahan bakar benih bahan bakar berbasis
thorium; dan setidaknya satu wilayah saluran bahan bakar selimut yang terdiri dari
saluran bahan bakar selimut untuk menerima bundel bahan bakar bahan bakar
berbasis thorium; dimana bundel bahan bakar benih memiliki persentase
kandungan bahan bakar fisil yang lebih tinggi daripada bundel bahan bakar
selimut. Wilayah saluran bahan bakar benih dan wilayah saluran bahan bakar
selimut dapat ditetapkan dalam pola kotak-kotak atau pola annular dalam inti
reaktor heterogen. Bundel bahan bakar untuk inti juga disediakan.(Classification,
2014)

MUHAMMAD AULIA FARIZI


201710120311018
Siklus Bahan Bakar Nuklir
Siklus bahan bakar nuklir (NFC) adalah proses kompleks mempersiapkan
bahan bakar nuklir untuk aplikasi energi nuklir. NFC sering digambarkan memiliki
"ujung depan" dan "ujung belakang." Ujung depan mencakup kegiatan yang
diperlukan untuk membuat bahan bakar nuklir, seperti penambangan, konversi,
pengayaan, dan pembuatan bahan bakar. Bagian belakang NFC mencakup kegiatan
yang diperlukan setelah bahan bakar nuklir bekas dihilangkan dari reaktor, seperti
penyimpanan, pemrosesan ulang, dan pembuangan. Teknologi pemrosesan ulang
bahan bakar nuklir, yang memisahkan komponen bahan bakar bekas, mencakup
proses air dan non-air. beberapa dekade, NFC mengandalkan ekstraksi pelarut
sebagai teknologi pemisahan yang dominan.(Macaskie, 1991) Berbagai teknologi
ekstraksi pelarut, misalnya, PUREX, SREX, TRUEX, DIAMEX dan DIDPA,
digunakan di seluruh dunia.(Prescott and Frederick, 1959) Proses yang paling
terkenal, PUREX, adalah dikembangkan di Laboratorium Nasional Oak Ridge
pada tahun 1940-an. Untuk memenuhi kebutuhan energi dan lingkungan yang
semakin meningkat, diperlukan terobosan ilmiah besar yang memperbaiki NFC.
NFC canggih memaksimalkan pemanfaatan sumber daya bahan bakar, mengurangi
volume dan toksisitas limbah nuklir, memfasilitasi penanganan dan transportasi,
dan menghemat biaya repositori geologis.(Quarforth and Anderson, 1973) Sebagai
teknologi pemisahan untuk siklus bahan bakar nuklir canggih, cairan ionik suhu-
kamar, jenis pelarut baru, menjanjikan. Untuk memenuhi pemasangan energi dan
persyaratan lingkungan, terobosan ilmiah utama yang memperbaiki NFC
diperlukan.(Shafiee and Ã, 2009) NFC canggih memaksimalkan pemanfaatan
sumber daya bahan bakar, mengurangi volume dan toksisitas limbah nuklir,
memfasilitasi penanganan dan transportasi, dan menghemat biaya repositori
geologi.(Sun, Luo and Dai, 2012) Sebagai teknologi pemisahan untuk siklus bahan
bakar nuklir tingkat lanjut, cairan ionik suhu-kamar, jenis pelarut baru,
menunjukkan harapan.(York, 1970)(Ii, 1959)

MUHAMMAD AULIA FARIZI


201710120311018
Cairan ionik suhu ruang (disingkat di sini hanya sebagai IL) didefinisikan
sebagai garam cair suhu-ruangan. Mereka terdiri dari kation dan anion, dan titik
lebur mereka umumnya di bawah 100 C.(Hafele, 1974) mensintesis IL pertama,
[C2H5NH3] [NO3], pada tahun 1914 dengan menetralkan etilamin dengan HNO3
pekat. IL semacam itu protik karena sintesisnya terjadi melalui reaksi transfer
proton. (Akimoto, Sue and Kaisha, 1966) menyiapkan ILS kelas kedua pada tahun
1951 dengan menggunakan alkylpyridinium chloride dengan AlCl3, yang bersifat
aprotik. Pada tahun 1992 (Lyon and Commission, 1962) mengembangkan ILS
yang stabil terhadap air yang terdiri dari kation organik dan anionik atau anion
organik. ILS kelas ketiga ini telah dipelajari secara luas karena stabilitasnya di
udara dan air. ILS adalah "pelarut perancang" - sifat fisikokimia mereka dapat
disetel dengan mudah melalui kombinasi kation dan anion yang sesuai.15
Dimungkinkan untuk merancang komposisi IL dengan sifat kimia dan fisik tertentu
yang memenuhi kebutuhan pengguna. Karena IL memiliki sifat unik tak
tertandingi oleh senyawa organik yang mudah menguap (VOC), ILS telah
memungkinkan banyak pencapaian di bidang katalisis, penangkapan karbon
dioksida, sel surya yang diwarnai, pemisahan, pelumas, elektrokimia, reaksi
enzimatik, polimerisasi, dan bahan anorganik . Perkembangan lebih lanjut dalam
evolusi IL adalah IL yang difungsionalisasi, yang dipandang sebagai material
serbaguna yang dapat dirubah untuk berbagai aplikasi selain hanya sebagai
pengencer.(Dauvergne, 2009)

MUHAMMAD AULIA FARIZI


201710120311018
Cairan ionik difungsionalisasi (FILs) [juga disebut sebagai cairan spesifik
ion tugas (TSIL)] memasukkan kelompok fungsional dalam kation28 dan / atau
anion mereka.(Hafele, 1974) Mereka dapat berperilaku sebagai fase organik dan
agen ekstraksi, menekan masalah yang ditemui dari ekstraktan / pengencer
ketidakmampuan dan memfasilitasi ekstraksi spesies dan pemulihan pelarut.
Ekstraksi berbasis IL adalah strategi pemisahan baru yang menggunakan IL bukan
VOC sebagai pengencer dan / atau ekstraktan. Dai et al. pertama mencapai rasio
distribusi besar yang belum pernah terjadi sebelumnya menggunakan ekstraksi
berbasis IL untuk pemisahan produk fisi. IL memiliki sifat yang aman dan efisien
yang membuatnya sangat cocok untuk digunakan dalam sistem pemisahan bahan
bakar nuklir canggih. Misalnya, volatilitasnya yang rendah dan mudah terbakar,
rentang liquidus luas, stabilitas termal, dan keamanan kritikalitas yang ditingkatkan
dapat membuat pemrosesan ulang NFC berbasis IL lebih aman daripada yang
didasarkan pada VOC, sementara karakteristik IL seperti kelompok fungsional,
pencegahan pembentukan fase ketiga, konduktivitas tinggi, dan jendela
elektrokimia yang luas dapat meningkatkan efisiensi baik proses berair dan tidak
berair seperti ekstraksi, adsorpsi, dan elektrodeposisi. Penggunaan IL sebagai
pengganti VOC dalam ekstraksi pelarut ion logam meningkatkan kompleksitas
sistem kimia. Selain itu, ILS memiliki beberapa kelemahan dalam sistem yang
kompleks ini yang harus diatasi secara efektif. Banyak pekerjaan tambahan akan
diperlukan sebelum potensi ILS dalam peran ini dapat sepenuhnya dievaluasi.
(Chmielewski, 2009)
Beberapa aplikasi ILS dalam ilmu dan teknologi pemisahan, serta ekstraksi
berbasis IL dalam pemisahan produk fisi telah ditinjau sebelumnya. Tinjauan ini
mencoba merangkum ILS secara komprehensif untuk persiapan, pemurnian, sifat
fisikokimia, lingkungan solvasi, perilaku partisi, dan mekanisme ekstraksi,
bersama dengan strategi untuk perbaikan dan perkiraan ekstraksi berbasis IL dari
sudut pandang teknologi yang menjanjikan untuk NFC canggih. Struktur beberapa

MUHAMMAD AULIA FARIZI


201710120311018
ekstraktan penting, kation, dan anion ILS digunakan sebagai pengencer.(Cui et al.,
2006)
PATENT REACTOR NUKLIR

Pabrik bertenaga nuklir dari tipe portabel dengan pengekang di mana reaksi
berlangsung dalam sebuah inti komposisi thorium / uranium-233 reaktif, dan di
mana suatu sumber neutron eksternal digunakan sebagai mul neutron termodulasi
tiplier untuk output teras reaktor. Inti ditempatkan pada struktur penahanan yang
memancarkan energi panas yang ditangkap dalam penukar panas multi-jalur.

MUHAMMAD AULIA FARIZI


201710120311018
Penukar panas output energi digunakan dalam panas gas-ke-air konvensional
penukar untuk menghasilkan uap berkualitas komersial.(Dauvergne, 2009)
PATENT ALTERNATIVE NUKLIR REACTOR

Penemuan ini berkaitan dengan desain reaktor air ringan,paten diperpanjang atau disesuaikan di
bawah 35 thorium digunakan sebagai bahan bakar dan khususnya untuk desain jaket kurang bahan bakar
rakitan, yang membentuk inti dari bertekananreaktor air (PWR) seperti VVER-1000. Inti reaktor nuklir
yang mengandung benih dan selimut Subassemblies yang membentuk rakitan bahan bakar digunakan
untuk membakar bahan bakar thorium bersama-sama dengan bahan bakar reaktor konvensional yang
mencakup uranium yang diperkaya dengan non-liferatif, serta plutonium yang berkadar senjata dan
reaktor. Pada alternatif pertama, teras reaktor sepenuhnya "nonproliferatif." karena bahan bakar reaktor
maupun limbah yang dihasilkan tidak dapat digunakan untuk menghasilkan nuklirsenjata. Dalam versi
kedua dari penemuan ini, inti Data Aplikasi AS terkait reaktor digunakan untuk membakar sejumlah besar
plutonium tingkat-senjata bersama-sama dengan thorium dan menyediakan sarana yang cocok untuk
menghancurkan timbunan plutonium tingkat-senjata dan mengubah energi yang dilepaskan ke tenaga
listrik . Inti dalam kedua perwujudan dari penemuan ini terdiri dari satu set rakitan selimut benih, yang
memiliki area biji pusat yang dikelilingi oleh area selimut annular. Area benih mengandung batang bahan
bakar uranium atau plutonium, sedangkan area selimut berisi batang bahan bakar thorium. Rasio volume
moderator dengan bahan bakar dan ukuran relatif area benih dan area selimut telah dioptimalkan sehingga

MUHAMMAD AULIA FARIZI


201710120311018
perwujudan dari penemuan ini tidak menghasilkan limbah yang dapat digunakan untuk menghasilkan
senjata nuklir. Sistem pengisian bahan bakar baru juga digunakan untuk sistem ini juga memastikan
bahwa bahan bakar nuklir bekas tidak dapat digunakan untuk menghasilkan senjata nuklir.

CADANGAN DUNIA

Energi nuklir adalah energi baru yang perlu dipertimbangkan karena energi
ini bisa menghasilkan energi dalam order yang besar sampai ribuan megawatt,
Kebijakan yang diambil dalam memilih opsi penggunakan energi nuklir tidak
hanya berkaitan secara teknologi yang establish, komersial , dan kompetitif secara
market ekonomi, akan tetapi sudah menjadi sebuah kebijakan negara dan bahkan
sudah menjadi sebuah kebijakan global tingkat dunia dalam menerapkannya.
Sekarang yang menjadi pertanyaan apakah benar Indonesia membutuhkan nuklir?
Sebenarnya nuklir merupakan salah satu solusi alternatif dan realistis yang dapat
diandalkan untuk mencukupi pasokan listrik di negeri ini. Bagi siapa saja yang
ingin menjadi negara maju dan ingin sejahtera pasti memiliki pembangkit listrik
bertenaga nuklir. Seperti Amerika Serikat, negara-negara Eropa, Rusia, Israel,
Korea Selatan, India, China, bahkan negara Jepang yang pernah menjadi korban
bom nuklir menggunakan program energi nuklir untuk mencukupi kebutuhan
energinya.(Suhaemi, 2016)
Dalam hubungannya dengan cadangan global sumber alam, untuk cadangan
global uranium diperkirakan sekitar 4.36 juta ton. Kalau mengadopsi skenario saat
ini dari daur ulang bahan bakar nuclear (nuclear fuel cycle) Amerika Serikat (US),
yaitu dengan sistem daur ulang once through , dimana setelah bahan bakar yang
telah digunakan di reaktor, akan dibuang ke sebuah daerah pembuangan khusus,
oleh karenanya apabila digunakan sistem ini maka penggunaan uranium ini hanya
dapat seluruhnya digunakan sampai 72 tahun. Akan tetapi jika kita mengadopsi
dengan mendaur ulang atau memproses ulang bahan bakar yang telah digunakan,
dan dengan ditambah kontribusi FBR (Fast Breeder Reactor) dengan jumlah yang
signifikan terhadap jumlah NPP di dunia, semua sisa uranium dapat menjadi
supply energi untuk ribuan tahun. Kemudian juga diketahui terdapat 4 milyar ton
uranium dalam konsentrasi rendah di lautan dan terdapat thoriumsebanyak tiga kali
jumlah uranium, dimana thorium ini bisa menjadi sumber bahan bakar nuklir yang
lain di bumi ini. Oleh karena itu, energi nuklir dapat digunakan jutaan tahun.
(Suhaemi, 2016)

M.ILHAM FADHILLAH GIRSANG


201710120311041
Konsep kebijakan energi mix nasional, dengan memasukan opsi energi
nuklir terdapat dalam cetak biru energi nasional pada departemen energi Indonesia,
guna memenuhi kebutuhan energi untuk pemenuhan listrik nasional dalam 1 dan 2
dasawarsa kedepan. Kebijakan energi mix untuk tahun 2025 masih di dominasi
bahan baker fosil dengan komposisi batubara 32,7 %, Gas bumi 30.6%, minyak
bumi 26.2%, PLTA 2.4%, panas bumi 3.8% dan lainnya 4.4%. Energi nuklir
masuk pada komposisi lainnya dengan kontribusi 1.993% terhadap kebutuhan
energi nasional seperti dijelaskan pada Gambar 4. Sebenarnya aplikasi energi
nuklir dalam bidang lainnya sudah lama berkontribusi, seperti pada bidang
kesehatan, pangan, dan industri. Akan tetapi aplikasi energi nuklir dalam
memenuhi kebutuhan listrik nasional baru dapat di adopsi dengan tahapan
pembangunan tersebut.(Energy, 2015)
KETERSEDIAAN URANIUM DI INDONESIA UNTUK MEMENUHI
KEBUTUHAN BAHAN BAKAR PLTN.
Uranium
Uranium adalah unsur utama di antara bahan radioaktif alami yang ada di
bebatuan terutama batuan beku dan metamorfosa dari batuan sedimen yang bersifat
asam, seperti granit, fosfat, dan black shales kaya organik, yang terdapat di kerak
bumi dan air laut.(Bragg-sitton et al., 2016)
Bahan bakar nuklir merupakan komponen penting PLTN dalam
menghasilkan panas. Besarnya kebutuhan bahan bakar nuklir akan mempengaruhi
jumlah penyediaan bijih uranium. Demi menjaga keberlangsungan operasi PLTN,
sangat penting untuk menjaga keseimbangan kebutuhan dan pasokan uranium.
Oleh karena itu, sebelum PLTN dibangun di Indonesia perlu dilakukan analisis
ketersediaan uranium, agar dapat dibuat strategi pasokan uranium yang baik dan
berkelanjutan. Tujuan penelitian adalah untuk mengkaji pasokan uranium untuk
pengoperasian PLTN di Indonesia dengan menekankan kemampuan pasok
uranium dalam negeri yang didasarkan pada data cadangan uranium yang dimiliki

M.ILHAM FADHILLAH GIRSANG


201710120311041
Indonesia. Metode yang digunakan meliputi pengumpulan data sekunder cadangan
uranium di Indonesia, penyusunan spread sheet Nuclear Fuel Mass Balance
(NFMB) Calculator untuk menghitung jumlah kebutuhan uranium pada setiap
tahap siklus bahan bakar nuklir, selanjutnya membandingkan antara kebutuhan riil
uranium PLTN dan cadangan uranium yang dimiliki oleh Indonesia.(Issn et al., no
date)
Ada tiga isotop uranium di alam, yaitu U-234, U-235, U-238, yang mana
sekitar 99,3% dari total uranium alami adalah uranium-238. U3O8 dan UO2
Adalah senyawa oksida uranium yang paling umum, dan banyak dihasilkan dari
bijih untuk menghasilkan yellow cake (U3O8). Uranium adalah unsur terpenting
dalam bahan bakar nuklir untuk PLTN dalam menghasilkan panas.(Pengkajian,
2007)

M.ILHAM FADHILLAH GIRSANG


201710120311041
Hasil pemetaan cadangan uranium yang dilakukan oleh Pusat
Pengembangan Geologi Nuklir (PPGN) – BATAN ditunjukkan pada Tabel 1,
Indonesia memiliki cadangan uraniumsekitar 70.000 ton U3O8 (yellow cake) [8,9].
Dari 70.000 ton uranium tersebut, 1.608 ton kategori terukur, 6.456 ton kategori
terindikasi, 2.648 ton tereka dan sisanya masuk dalam kategori hipotetik.(Suhaemi,
2016)

Persebaran cadangan uranium di Indonesia baik yang terukur, terindikasi,


tereka, hipotetik.
Siklus bahan bakar nuklir dimulai dari penambangan batuan uranium yang
menghasilkan bijih uranium (uranium ore) dan limbah bebatuan. Setelah melalui
proses penggilingan (mill) akan berubah menjadi U3O8 yang biasa disebut sebagai
uranium alam. Tahap berikutnya adalah proses konversi dari U3O8 menjadi

M.ILHAM FADHILLAH GIRSANG


201710120311041
UF6[30,31,32]. Untuk meningkatkan kadar U-235 dalam uranium total, maka
diperlukan proses pengkayaan (enrichment), dan umumnya untuk reaktor nuklir
jenis air ringan dibutuhkan pengkayaan sampai dengan 3,6% berat. Selanjutnya
dilakukan fabrikasi untuk menghasilkan perangkat bahan bakar nuklir.(Hafele,
1974)
Berdasarkan data Tabel 1, cadangan uranium terukur 1.608 ton, cadangan ini
yang dapat ditambang untuk memasok secara penuh kebutuhan 1 unit PLTN
selama 6 tahun. Jika hanya mengandalkan cadangan terukur maka pada tahun
ketujuh harus mulai mengimpor uranium untuk memenuhi kebutuhan operasi
reaktor, dan hal ini dapat dilihat pada Tabel 4 dan Gambar 6.

M.ILHAM FADHILLAH GIRSANG


201710120311041
Jika hanya mengandalkan cadangan uranium terukur, maka pada tahun
keempat operasi PLTN harus mulai mengimpor uranium untuk memenuhi
kebutuhan operasi PLTN. Untuk menghilangkan kecenderungan mengimpor
uranium, maka sejak awal harus dilakukan eksplorasi atau investigasi lanjutan agar
cadangan terukur uranium meningkat, minimal mampu untuk memenuhi pasokan
satuperiode umur reaktor nuklir yang berkisar 40– 60 tahun. Sebagaimana
dijelaskan sebelumnya bahwa cadangan uranium alam U3O8 (yellowcake) di
Indonesia total sekitar 70.000 ton yang tersebar di Kalimantan Barat, Papua,
Bangka Belitung, dan Sulawesi Barat.(Energy, 2015)
Jika Negara Indonesia mampu untuk menambang seluruh cadangan uranium
tersebut, maka pemerintah Indonesia dapat menyediakan pasokan uranium untuk 7
pembangkit dengan daya masing-masing 1.000 MWe yang beroperasi selama 40
tahun umur PLTN. Jika Indonesia gagal mengeksploitasi seluruh cadangan
tersebut, maka alternatif pemenuhan kebutuhan uranium dengan cara mengimpor
dari negara produsen uranium, seperti Australia, Nigeria dan Afrika Selatan.
(Chmielewski, 2009)
Bank bahan bakar yang dimiliki dan dikelola oleh IAEA tersebut berfungsi
untuk membantu memastikan pasokan uranium sebagai bahan bakar PLTN dan
akan menjadi cadangan bahan bakar untuk setiap negara yang ingin membangun
PLTN. Apabila suatu negara anggota IAEA mengalami gangguan pasokan bahan
bakar nuklir dan tidak dapat dipulihkan melalui pasar komersial, atau melalui
mekanisme G to G, atau dengan cara lain sejenisnya, maka negara tersebut dapat
meminta bantuan pasokan dari bank bahan bakar IAEA tanpa mengganggu pasar
komersial.
Walaupun cadangan uranium diperkirakan masih cukup, namun penggunaan
uranium secara terus menerus menyebabkan jumlah cadangannya semakin
menipis. Karena itu, dalam rangka menjaga keamanan energi dan keberlanjutan
(sustainability) energi nuklir, maka akhir-akhir ini perhatian dunia mulai mengarah
pada penggunaan thorium sebagai bahan bakar nuklir alternatif.(Pengkajian, 2007)

Thorium
Thorium merupakan bahan fertil yang apabila menyerap netron akan
menjadi bahan fisil U-233 yang dalam reaktor nuklir dapat menghasilkan reaksi
berantai sehingga dapat digunakan sebagai bahan bakar PLTN. Jumlah cadangan
thorium dunia cukup besar yaitu 3-4 kali lebih banyak dibanding uranium dan
terdistibusi secara merata. Selain sumber daya thorium yang lebih besar dibanding
uranium, thorium memiliki beberapa keunggulan dibanding uranium, diantaranya
rasio konversi thorium menjadi isotop U-233 lebih tinggi dibanding dengan U-238
menjadi Pu-239. Selain itu, thorium dioksida secara kimia juga lebih stabil dan
tahan radiasi dibanding uranium dioksida. Sedangkan dari besar energi yang

M.ILHAM FADHILLAH GIRSANG


201710120311041
dibangkitkan, hasil fisi 1 atom U-233 lebih besar yaitu 81,95 TJ/kg dibanding hasil
fisi 1 atom U-235 (77 TJ/kg). Namun demikian, tidak seperti uranium alam yang
mengandung ~ 0,7% isotop fisil U-235, thorium alam merupakan bahan fertil,
karena itu thorium dan bahan bakar berbasis thorium seperti thorium karbida,
oksida dapat digunakan dalam reaktor daya dan raektor riset dalam bentuk
kombinasi dengan isotop fisil U-235 atau Pu-239. Hal ini bertujuan agar dapat
terjadi konversi menjadi isotop fisil U-233 yang berdampak dapat memperbesar
jumlah sumber daya bahan fisil dunia.(Dewita, Barat and Prapatan, 2012)
Mineral thorium ditemukan dalam sebagian besar batuan dan tanah. Pada
umumnya tanah mengandung rata-rata sekitar 6 ppm thorium. Selain dalam tanah,
thorium juga terdapat dalam beberapa mineral dan mineral utama yang
mengandung thorium adalah Monazit (Ce,La,Y,Th)PO4, thorit (Th,U)SiO4),
Brockite (Ca,Th,Ce)(PO4) H2O, Xenotime (Y,Th)PO4, Euxenite (Y,Ca,Ce,U,Th)
(Nb,Ta,Ti)2O6 dan thorianite (ThO2+UO2). Di antara beberapa mineral tersebut,
monazit merupakan mineral tanah jarang thorium-fosfate yang mengandung
thorium oksida terbesar yaitu sekitar 12%, namun demikian kandungan thorium
dalam mineral berbeda-beda tergantung lokasi dan rata-rata mengandung thorium
oksida sekitar 6-7%.(Dewita, Barat and Prapatan, 2012)
Jumlah thorium adalah beberapa kali lebih banyak dalam lapisan bumi
dibanding isotop uranium dan thorium-232 beberapa ratus kali lebih banyak
dibanding uranium-235. Terdapat 2 proses yang dapat dilakukan untuk
mengekstraksi thorium dari monazit yaitu proses asam dan proses alkali.
(Chmielewski, 2009)
Thorium tersebar dalam lapisan bumi dalam bentuk batuan dan mineral,
biasanya bercampur dengan uranium, unsur-unsur tanah jarang, niobium dan
tantalum oksida, silikat dan fosfat. Dalam deposit jenis vein, thorium berada
sebagai thorite (thorium silicate) atau thorianite (thorium oksida). Pada dasarnya
terdapat beberapa mineral thorium dan beberapa mineral thorium yang utama
seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2.
Di antara mineral tersebut diatas, mineral dengan kandungan thorium
terbesar adalah mineral thorium fosfat-tanah jarang, monazit (Ce-La-Y) yang
mengandung sekitar 12% thorium oksida, namun rata-rata mengandung thorium
oksida sekitar 6-7% dan merupakan sumber thorium yang akhir-akhir ini paling
banyak diproduksi secara komersial[3] . Namun demikian, monazit mempunyai
kandungan thorium yang berbeda-beda tergantung pada lokasi mineral. Seperti
yang ditunjukkan pada Tabel 3, terlihat bahwa monazit yang terdapat di negara
Srilanka mengandung thorium oksida (ThO2) terbesar yaitu 14,32%berat. Mineral
lain yang mengandung thorium terbesar kedua adalah thorite (ThSiO4), dan
thorianite (ThO2 + UO2). Sumberdaya monazit dunia diperkirakan sekitar 12 juta
ton, sebagian besar dari sumberdaya tersebut terdapat dalam pasir yang terdeposit
pada pantai selatan dan timur India.(Milgram, Unlimited and Functions, 2016)

M.ILHAM FADHILLAH GIRSANG


201710120311041
Jumlah Sumber daya/ cadangan thorium di dunia adalah 3-4 kali lebih besar
dibanding uranium. Berdasarkan data IAEA tahun 2005, jumlah cadangan thorium
dunia 6.078.000 tTh, tetapi jumlah ini setiap tahun berubah tergantung ditemukan
atau tidaknya cadangan baru. Seperti yang ditunjukkan pada Tabel 5, menunjukkan
bahwa sumber daya thorium terbesar terdapat di negara India.
Diantara negara-negara di dunia, 5 negara yang memiliki sumber daya thorium
dalam jumlah besar seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2 adalah India (846.000
ton), Turkey (744.000 ton), Brazil (606.000 ton), Australia (521.000 ton) dan USA
(434.000 ton). (Milgram, Unlimited and Functions, 2016)

M.ILHAM FADHILLAH GIRSANG


201710120311041
M.ILHAM FADHILLAH GIRSANG
201710120311041
Pada 2050, negara-negara ini gabungan hanya akan melihat sedikit
peningkatan pada kapasitas dari 350 GW hingga 400 GW. Dengan angka negara-
negara yang berencana untuk menghentikan nuklir dan dengan tanaman yang lebih
tua mencapai ujungnya beroperasi seumur hidup dalam beberapa dekade
mendatang, Uni Eropa akan melihat penurunan kapasitasnya dari 2040, sementara
di Rusia dan Republik Korea, yang menunjukkan terbesar peningkatan
pertumbuhan, kapasitas akan lebih dari dua kali lipat pada tahun 2050.
Pertumbuhan dalam kapasitas nuklir akan dipimpin oleh Cina, yang di bawah 2DS
bisa melampaui Amerika Serikat pada tahun 2030 dan, dengan 250 GW nuklir,
akan memiliki lebih dari dua kali kapasitas terpasang di Amerika Serikat pada
tahun 2050. India, yang mewakili pasar dengan pertumbuhan tercepat kedua untuk
nuklir, akan memiliki sekitar 100 GW kapasitas pada tahun 2050, menjadikannya
pasar terbesar ketiga setelah nuklir Amerika Serikat. Pasar pertumbuhan lainnya
untuk nuklir termasuk Timur Tengah, Afrika Selatan dan ASEAN Negara-negara
(Perhimpunan Bangsa Bangsa Asia Tenggara).(Milgram, Unlimited and Functions,
2016)(Dewita, Barat and Prapatan, 2012)

M.ILHAM FADHILLAH GIRSANG


201710120311041
Processing of nuclear fuel
Banyak negara menghadapi siklus bahan bakar Negara yang berbeda beda serta,
berada pada tahap yang berbeda beda pula. Sehubungan dengan pengembangan
siklus bahan bakar mereka seperti;
1. Ada 450 reaktor tenaga nuklir di operasi hari ini dan 52 sedang dibangun
2. Lebih dari setengah tenaga nuklir yang ada reaktor berumur lebih dari 30
tahun dan dijadwalkan untuk pensiun di tahun-tahun mendatang.
Karena kurangnya solusi permanen yang diberikan, mengakibatkan
berkurang dukungan publik terhadap nuklir energi di banyak negara. Banyak
reaktor canggih dengan desain yang akan mengkonsumsi bahan bakar bekas dan /
atau secara dramatis mengurangi jumlah limbah, tetapi terdapat beberapa negara
tidak mau memberi teknologi ini, padahal teknologi ini merupakan peluang yang
besar dari itu pembaruan infrastruktur diperlukan untuk mendukung reaktor
lanjutan.(Wagner and Regalbuto, 2019)

Muhammad Andi Fadilah


201710120311016
Urutan Proses ;
• Penyuburan
- Berbagai pengayaan U-235 antara 5 dan 20% berat
• Fabrikasi bahan bakar / de-konversi
- Berbagai pilihan bentuk bahan bakar (logam, oksida,cair, dll.)
• Transportasi
- UF6 untuk bahan bakar fasilitas fabrikasi
- Fasilitas bahan bakar ke reaktor
• Manajemen Bahan Bakar Bekas
- Berbagai bahan bakar dan berbagai lepaskan pembakaran dan komposisi
• Infrastruktur R&D
- Sumber neutron cepat untuk bahan bakar dan material pengembangan
- Situs untuk pengujian dan demonstrasi reaktor
- Fasilitas untuk proses backend dan pengembangan perlindungan.

Muhammad Andi Fadilah


201710120311016
(Bureau, 2016)

Muhammad Andi Fadilah


201710120311016
2. Sistem Pemrosesan Data Nuklir NJOY
Sistem Pemrosesan Data Nuklir NJOY, versi 2016, adalah paket kode
komputer yang komprehensif untuk menghasilkan bagian lintas titik dan
multigroup dan terkait jumlah dari data nuklir yang dievaluasi dalam format
cardimage warisan ENDF-4 hingga ENDF-6. NJOY bekerja dengan file yang
dievaluasi untuk neutron, foton, dan partikel bermuatan, menghasilkan
perpustakaan untuk berbagai transportasi partikel dan kode analisis reaktor.
(Douglas, Iii and Lloyd, 2017)
Sistem ini adalah sistem yang komprehensif terhadap paket kode komputer
untuk memproduksi nuklir lintas, jalur dan multigroup bagian dan jumlah terkait
dari data nuklir yang dievaluasi dalam format ENDF.(Douglas, Iii and Lloyd,
2017)
File Data Nuklir AS (ENDF) yang Dievaluasi telah mengalami kemajuan
melalui sejumlah versi, terutama ENDF / B-III, ENDF / B-IV, ENDF / B-V, ENDF
/ BVI, dan ENDF / B-VII. Format ENDF juga telah berkembang melalui banyak
versi. Variasi format yang disebut "ENDF-6" digunakan untuk ENDF / B-VI dan
ENDF / B-VII, dan akan digunakan dalam ENDF / B-VIII. Versi terbaru dari
format dijelaskan dalam dokumen ENDF-102. Format ENDF juga digunakan di
perpustakaan data nuklir lainnya seperti perpustakaan JEFF di Eropa dan
perpustakaan JENDL di Jepang, atau di perpustakaan khusus yang didistribusikan
melalui Bagian Data Nuklir dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA).
Perpustakaan-perpustakaan ini mewakili data nuklir yang mendasarinya dari sudut
pandang fisika, tetapi perhitungan praktis biasanya membutuhkan perpustakaan
khusus untuk transportasi partikel kode atau kode fisika inti reaktor. Ini adalah misi
NJOY - untuk mengambil data dasar dari pustaka data nuklir dan mengubahnya
menjadi bentuk yang diperlukan untuk aplikasi.(Ignatius, 2017)

Muhammad Andi Fadilah


201710120311016
(Ci, 2017)

Muhammad Andi Fadilah


201710120311016
3. Pemrosesan radiokimia dari radiolanthanida yang diproduksi oleh
reaktor nuklir untuk aplikasi medis
Beberapa radiolanthanida menemukan aplikasi mereka dalam kedokteran
nuklir karena sifat pembusukan yang menguntungkan, yang paling penting
adalah 143Pr, 149Pm, 153Sm, 165Dy, 161Tb, 166Ho, 169Er, 170Tm dan
177Lu. Radiolanthanida ini dapat diproduksi secara efisien melalui iradiasi
neutron dalam reaktor riset nuklir fluks tinggi. Pemrosesan radiokimia dari
target yang diradiasi diperlukan untuk mendapatkan kemurnian yang
dibutuhkan atau untuk menghilangkan bahan target yang berlebihan. Pengotor
yang tahan lama dapat dihilangkan untuk memperpanjang waktu berakhirnya
radiolanthanida yang ditambahkan oleh pembawa, sedangkan radiolanthanida
yang ditambahkan tanpa-pembawa dengan kemurnian radionuklida yang tinggi
dan aktivitas spesifik yang tinggi dapat diperoleh untuk radioterapi yang
ditargetkan. Kriteria transportasi dan distribusi mungkin menjadi lebih
fleksibel, membantu melindungi pasokan radiolanthanida untuk keperluan
medis. Bahan target yang berharga dan mahal dapat diregenerasi setelah
pemisahan radiolanthanide medis. Berbagai proses pemisahan radiokimia
dibahas yang dapat memisahkan dua lantanida yang berdekatan, dengan fokus
pada teknik-teknik yang memanfaatkan kimia koordinasi yang mendasarinya.
(Reynoso et al., 2018)

Muhammad Andi Fadilah


201710120311016
(Genome, 2006)

Muhammad Andi Fadilah


201710120311016
4. Transkriptom nuklir pada resolusi tinggi menggunakan INTACT
retooled
Inti terisolasi menyediakan akses ke langkah-langkah awal dalam regulasi
gen yang melibatkan kromatin serta produksi transkrip dan pengolahan. Di sini,
kami mendeskripsikan transfer isolasi inti dari tipe sel spesifik yang ditandai
(INTACT) ke beras monokotil (Oryza sativa L.). Pemurnian inti biotinylated
dirancang ulang dengan mengganti penargetan-amplop nuklir luar domain dari
protein tagging fusion (NTF) protein dengan domain luar amplop-nuklir
berlabuh. NTF yang dimodifikasi ini dikombinasikan dengan Escherichia coli
BirA yang dioptimalkan dengan kod dalam konstruksi T-DNA tunggal. Kami
juga mengembangkan murah metode untuk INTACT, pemetaan penyisipan T-
DNA, dan pembuatan profil transkriptom lengkap, termasuk ribosom Prosedur
degradasi RNA yang meminimalkan transkrip RNA pra-ribosom (pre-rRNA).
Perbandingan resolusi tinggi dari populasi transkrip benih inti (poly) nuklir dan
steady-state + yang mengkonfirmasikan penangkapan RNA pra-pesan (pre-
mRNA) dan perbedaan yang terbuka dalam keanekaragaman dan kelimpahan
transkriptom nuklir dan total. Ini digunakan kembali INTACT dapat
memungkinkan pemantauan resolusi tinggi dari transkriptom nuklir dan
kromatin dalam jenis sel spesifik padi dan spesies lainnya.(Voorde et al., 2019)

Muhammad Andi Fadilah


201710120311016
Penjelasan gambar : Gambar 1. Tiga protein NTF dan lokalisasi subseluler
mereka. A, Tiga protein NTF sintetis diuji. Masing-masing terdiri dari tiga wilayah
fungsional: BLRP, GFP untuk visualisasi, dan domain WPP atau wilayah C-
terminal protein WIP untuk penargetan ke atau berlabuh di sisi sitoplasma dari
amplop nuklir, masing-masing. Domain penargetan nuklir adalah OsWPP (1), c-
OsWIP2 (2), dan c-OsWIP3 (3). B, Representasi diagram prediksi lokasi NTF
dalam sitoplasma nuklir-amplop antarmuka. OsNTF1 dikaitkan dengan amplop
nuklir melalui interaksi antara domain WPP dan protein WIP endogen. Wilayah
terminal-C WIP OsNTF2 dan OsNTF3 mungkin cukup untuk integrasi ke dalam
amplop nuklir luar. C, Gambar confocal representatif fluoresensi GFP pada organ
dari tanaman berumur 7 tahun yang tumbuh di ruang pertumbuhan yang
mengekspresikan p35S: OsNTF. a to f, root meristematic zone (Root MZ); g to i,
zona diferensiasi akar (Root DZ) 1 cm dari ujung akar, sel-sel epidermis; j to l,
daerah bilah antara midvein dan margin luar bilah daun yang baru mengembang —
sel penjaga dan sel epidermis adalah terlihat. Daun adalah proyeksi Z intensitas
maksimum dari seri Z confocal. INM, membran nuklir bagian dalam; ONM: nuklir
luar selaput. Skala bar: a ke c dan g ke l, 25 mM; d ke f, 5 mM.(Voorde et al.,
2019)(Douglas, Iii and Lloyd, 2017)

Muhammad Andi Fadilah


201710120311016
(Bureau, 2017)

Muhammad Andi Fadilah


201710120311016
DAFTAR PUSTAKA
Akimoto, Y., Sue, Y. and Kaisha, K. K. (1966) ‘United States Patent Office’, pp.
3–6.
Bragg-sitton, S. M. et al. (2016) ‘Nuclear-Renewable Hybrid Energy Systems :
2016 Technology Development Program Plan Idaho National Laboratory’,
(March).
Bureau, I. (2016) ‘PCT o o’, (12).
Bureau, I. (2017) ‘Al (51)’, (12).
Chmielewski, A. G. (2009) ‘Nuclear fissile fuels worldwide reserves’, 53(October
2008).
Ci, U. S. (2017) ‘yakedoni’, 1.
Classification, P. (2014) ‘a ) 35-Pu / Th ( or 35-LEU / Th ) with 8 Central Fuel
Pins of ThO .’, 1(19).
Cuellar-Bermudez, S. P. et al. (2015) ‘Photosynthetic bioenergy utilizing CO2: An
approach on flue gases utilization for third generation biofuels’, Journal of
Cleaner Production. Elsevier Ltd, 98, pp. 53–65. doi:
10.1016/j.jclepro.2014.03.034.
Cui, F. J. et al. (2006) ‘Optimization of the medium composition for production of
mycelial biomass and exo-polymer by Grifola frondosa GF9801 using response
surface methodology’, Bioresource Technology, 97(10), pp. 1209–1216. doi:
10.1016/j.biortech.2005.05.005.
Dauvergne, H. A. (2009) ‘( 12 ) Patent Application Publication ( 10 ) Pub . No .:
US 2009 / 0323881 A1’, 1(10).
Dewita, E., Barat, J. K. and Prapatan, M. (2012) ‘ANALISIS POTENSI
THORIUM SEBAGAI BAHAN BAKAR’, 232, pp. 45–56.
Douglas, W., Iii, A. C. and Lloyd, J. (2017) ‘LA-UR-17-20093 Title : Intended
for : Issued ’:
Energy, N. (2015) ‘Technology Roadmap’.
Genome, O. F. A. S. (2006) ‘(12) United States Patent’, 1(12).
Hafele, W. (1974) ‘RR - 74-7 STRATEGIES FOR A TRANSITION FROM
FOSSIL TO NUCLEAR FUELS Wolf Hafele Alan’, (June).
Ignatius, D. I. (2017) ‘Performance analysis of Rankine cycle using supercritical
steam for energy conversion system of RDE’, Sigma Epsilon, 21(2), pp. 61–69.
Available at: https://inis.iaea.org/search/search.aspx?orig_q=RN:49055037.
Ii, F. I. (1959) ‘Exxxx xxxx xxxx’.
Issn, M. I. et al. (no date) ‘No Title’.
Kleykamp, H., Kleykamp, H. and Karlsruhe, K. (2017) ‘The Chemical State of
Fission Products in Oxide Fuels at Different Stages of the Nuclear Fuel Cycle THE
CHEMICAL STATE OF FISSION PRODUCTS IN OXIDE FUELS AT
DIFFERENT STAGES OF THE’, 5450(October). doi: 10.13182/NT88-A34065.
Lyon, W. L. and Commission, A. E. (1962) ‘United States Patent Office’, pp. 3–5.
Macaskie, L. E. (1991) ‘The Application of Biotechnology to the Treatment of
Wastes Produced from the Nuclear Fuel Cycle : Biodegradation and
Bioaccumulation as a Means of Treating Radionuclide-Containing Streams’, 11(1),
pp. 41–112.
Manchanda, V. K. and Pathak, P. N. (2004) ‘Amides and diamides as promising
extractants in the back end of the nuclear fuel cycle : an overview’, 35, pp. 85–103.
doi: 10.1016/j.seppur.2003.09.005.
Milgram, M., Unlimited, G. and Functions, H. (2016) ‘THORIUM FUEL
CYCLES IN CANDU REACTORS : A REVIEW . OF CANADA LIMITED
WSvSg • ^ & j f DU CANADA LIMITEE THORIUM FUEL CYCLES IN
CANDU REACTORS : A REVIEW L ’ auteur compare les caracteristiques des
divers cycles de combustible avances pouvant etre employes ’, (February).
Nuclear, I. (no date) ‘The nuclear fuel cycle from ore to wastes’.
Pengkajian, B. (2007) ‘Energi terbarukan dalam pembangunan berkelanjutan’,
8(2).
Perez, R. and Perez, M. (no date) ‘A FUNDAMENTAL LOOK AT ENERGY
RESERVES FOR THE PLANET’, pp. 9–11.
Prescott, C. H. and Frederick, L. (1959) ‘United States Patent Office’, pp. 12–14.
‘Processing of nuclear fuel’ (no date).
Quarforth, P. E. D. and Anderson, A. A. (1973) ‘United States Patent (19)’, (19).
Reynoso, M. A. et al. (2018) ‘Nuclear Transcriptomes at High Resolution Using
Retooled INTACT 1 [ OPEN ]’, 176(January), pp. 270–281. doi:
10.1104/pp.17.00688.
Rhoades, V. W. and Purser, P. E. R. (1973) ‘United States Patent (19)’, (19), pp.
1–5.
Salvatores, M. (2005) ‘Nuclear fuel cycle strategies including Partitioning and
Transmutation’, 235, pp. 805–816. doi: 10.1016/j.nucengdes.2004.10.009.
Science, N., An, P. and Modern, I. R. (2006) ‘november/december 2006’,
(december), pp. 49–55.
Shafiee, S. and Ã, E. T. (2009) ‘When will fossil fuel reserves be diminished ?’,
37, pp. 181–189. doi: 10.1016/j.enpol.2008.08.016.
Suhaemi, T. (2016) ‘Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir ( PLTN )
Menopang Kebutuhan Eenergi Listrik Nasional’, pp. 162–170.
Sun, X., Luo, H. and Dai, S. (2012) ‘Ionic Liquids-Based Extraction : A Promising
Strategy for the Advanced Nuclear Fuel Cycle’, pp. 2100–2128.
Voorde, M. Van De et al. (2019) ‘Radiochemical processing of nuclear-reactor-
produced radiolanthanides for medical applications’. Elsevier B.V., 382, pp. 103–
125. doi: 10.1016/j.ccr.2018.11.007.
Wagner, J. C. and Regalbuto, M. C. (2019) ‘Nuclear Fuel Cycle’, (September).
York, N. (1970) ‘United States Patent Office’, pp. 3–5.

Anda mungkin juga menyukai