Anda di halaman 1dari 7

KETERBATASAN ENERGI DAN DAMPAKNYA BAGI KEHIDUPAN

A. Pengertian Sumber Energi


Sumber daya adalah suatu nilai potensi yang dimiliki oleh suatu materi atau unsur tertentu
dalam kehidupan. Sumber daya tidak selalu bersifat fisik, tetapi juga non-fisik (intangible).
Sumber daya ada yang dapat berubah, baik menjadi semakin besar maupun hilang, dan ada
pula sumber daya yang kekal (selalu tetap). Selain itu, dikenal pula istilah sumber daya yang
dapat pulih atau terbarukan (renewable resources) dan sumber daya tak terbarukan (non-
renewable resources). Ke dalam sumber daya dapat pulih
termasuk tanaman dan hewan (sumber daya hayati).

Berdasarkan definisi dalam UU RI No. 30 Tahun 2007 Bab I Pasal 1, sumber energi adalah
yang dapat menghasilkan energi, baik secara langsung maupun melalui proses konversi.
Adapun sumber daya energi adalah sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan baik
sebagai sumber energi maupun sebagai energi.

B. Dampak Keterbatasan Energi


Sejumlah pihak menyatakan bahwa Indonesia saat ini tengah mengalami krisis
Energi. Alasannya, kebutuhan minyak dalam negeri saat ini lebih banyak ditutupi
Lewat impor. Sejumlah data menyebutkan, kebutuhan minyak dalam negeri 1,3
Juta barel per hari (bph) pada 2017 dan naik menjadi 1,7 juta bph pada 2018.
Ironisnya, produksi minyak Indonesia hanya 750 ribu bph.
Posisi energi Indonesia saat ini bisa dikatakan dalam kondisi yang sekarat.
Kenapa? Produksi minyak hanya 750 ribu bph dan sisanya dipenuhi dari impor.
Sejatinya persoalan energi adalah urusan kedaulatan suatu bangsa.
Ketergantungan energi yang dialami Indonesia terhadap negara lain, seperti saat
Ini, bisa mengancam kedaulatan. Selain itu, impor energi ini juga menguras
Anggaran negara.

C. Jenis Sumber Energi Berdasarkan Kelestariannya


1. Sumber daya energi konvensional
Sumber daya energi konvensional adalah sumber daya energi yang digunakan untuk
memenuhi sebagian besar kebutuhan energi manusia sekarang. Sumber daya energi
konvensional terdiri dari:
1. Minyak bumi
2. Batubara
3. Gas alam

2. Sumber daya energi nuklir


Sumber daya energi nuklir merupakan sumber daya energi yang tersedia di alam dan
hanya dapat dikonversi menjadi bentuk energi yang dapat dikonsumsi oleh manusia
melalui reaksi nuklir. Sumber energi nuklir terdiri dari :
1. sumber daya energi fissi nuklir (uranium, torium),
2. material radioaktiv alami,
3. sumber daya energi fusi nuklir (deuterium, litium)
3. Sumber Daya Energi Terbarukan
Sumber daya energi terbarukan adalah sumber daya energi yang tersedia secara
terus menerus dalam waktu sangat lama karena siklus alaminya. Sumber daya energi
terbarukan terdiri dari :
1. Energi angin
2. Energi surya
3. Geotermal
4. Aliran air (sungai)
5. Biomassa (sampah, kultivasi)
6. Energi kelautan (arus laut, gelombang, pasang surut, beda suhu)
7. Energi badan air besar / danau (beda suhu)

D. Sumber Daya Energi Konvensional


Sumber Daya Energi Konvensional adalah potensi alam yang berasal atau diambil dari alam
dengan teknologi yang biasa digunakan (natural), seperti minyak bumi, gas alam, panas
bumi, dan batubara. Sedangkan sumber daya alam nonkonvensional adalah potensi alam
yang banyak berasal dari temuan atau pengembangan teknologi seperti accu (aki) atau
baterai, nuklir, solar cell dan sejenisnya. Berikut ini adalah beberapa contoh dari Sumber
Daya Energi Konvensional :
1. Angin
Saat ini sebuah turbin angin modern 100 kali lebih kuat daripada turbin dua dekade
yang lalu dan ladang angin saat ini menyediakan tenaga besar yang setara dengan
pembangkit listrik konvensional. Teknologi tenaga angin, sumber energi paling cepat
berkembang di dunia, sepintas terlihat sederhana. Namun dibalik menara tinggi,
langsing dan bilahan besi putar terdapat pergerakan yang kompleks dari bahan-
bahan yang ringan seperti desain aerodinamis dan komputer yang dijalankan secara
elektronik. Tenaga ditransfer melalui baling-baling, kadang dioperasikan pada
variable kecepatan, lalu ke generator (meskipun beberapa turbin menghindari kotak
peralatan dengan menjalankan langsung). Pada awal tahun 2004, pemasangan
tenaga angin secara global telah mencapai 40.300 MW sehingga tenaga yang
dihasilkan cukup untuk memenuhi kebutuhan sekitar 19 juta rumah tangga
menengah di Eropa yang berarti sama dengan mendekati 47 juta orang. Dalam 15
tahun terakhir ini, seiring meningkatnya pasar, tenaga angin memperlihatkan
menurunnya biaya produksi hingga 50%.
Saat ini di wilayah yang anginnya maksimum, tenaga angin mampu menyaingi PLTU
batu bara teknologi baru dan di beberapa lokasi dapat menandingi pembangkit
listrik tenaga gas alam.Tenaga ini juga bebas dari polusi yang sering diasosiasikan
dengan pembangkit listrik berbahan bakar fosil dan nuklir.

2. Gas Alam
Campuran organosulfur dan hidrogen sulfida adalah kontaminan (pengotor) utama
dari gas yang harus dipisahkan . Gas dengan jumlah pengotor sulfur yang signifikan
dinamakan sour gas dan sering disebut juga sebagai “acid gas (gas asam)”. Gas alam
yang telah diproses dan akan dijual bersifat tidak berasa dan tidak berbau. Akan
tetapi, sebelum gas tersebut didistribusikan ke pengguna akhir, biasanya gas
tersebut diberi bau dengan menambahkan thiol, agar dapat terdeteksi bila terjadi
kebocoran gas.
Gas alam yang telah diproses itu sendiri sebenarnya tidak berbahaya, akan tetapi
gas alam tanpa proses dapat menyebabkan tercekiknya pernafasan karena ia dapat
mengurangi kandungan oksigen di udara pada level yang dapat membahayakan. Gas
alam sering juga disebut sebagai gas bumi atau gas rawa, adalah bahan bakar fosil
berbentuk gas yang terutama terdiri dari metana CH4). Ia dapat ditemukan di
ladang minyak, ladang gas bumi dan juga tambang batu bara. Ketika gas yang kaya
dengan metana diproduksi melalui pembusukan oleh bakteri anaerobik dari bahan-
bahan organik selain dari fosil, maka ia disebut biogas.

3. Batu bara
Indonesia tidak mungkin membakar habis batu bara dan mengubahnya menjadi
energis listrik melalui PLTU. Selain mengotori lingkungan melalui polutan CO2, SO2,
NOx dan CxHy cara ini dinilai kurang efisien dan kurang memberi nilai tambah tinggi.
Batu bara merupakan bahan bakar selain solar (diesel fuel), yang telah umum
digunakan pada banyak industri.
Dari segi ekonomis, batubara jauh lebih hemat dibandingkan solar, dengan
perbandingan sebagai berikut : solar Rp 0,74 / kilokalori sedangkan batubara hanya
Rp 0,09 / kilokalori. Dari segi kuantitas batu bara termasuk cadangan energi fosil
terpenting bagi Indonesia. Jumlahnya sangat berlimpah, mencapai puluhan milyar
ton. Jumlah ini sebenarnya cukup untuk memasok kebutuhan energi listrik hingga
ratusan tahun ke depan. batu bara sebaiknya tidak langsung dibakar, akan lebih
bermakna dan efisien jika dikonversi menjadi migas sintetis, atau bahan petrokimia
lain yang bernilai ekonomi tinggi.
Dua cara yang dipertimbangkan dalam hal ini adalah likuifikasi (pencairan) dan
gasifikasi (penyubliman) batu bara. Membakar batu bara secara langsung (direct
burning) telah dikembangkan teknologinya secara continue, yang bertujuan untuk
mencapai efisiensi pembakaran yang maksimum, cara-cara pembakaran langsung
seperti: fixed grate, chain grate, fluidized bed, pulverized, dan lain-lain, masing-
masing mempunyai kelebihan dan kelemahannya.

4. Minyak Bumi
Minyak bumi dijuluki juga sebagai emas hitam, adalah cairan kental, coklat gelap,
atau kehijauan yang mudah terbakar, yang berada di lapisan atas dari beberapa
area di kerak Bumi. Minyak bumi terdiri dari campuran kompleks dari berbagai
hidrokarbon, sebagian besar seri alkana, tetapi bervariasi dalam penampilan,
komposisi, dan kemurniannya.
Komposisi minyak bumi (petroleum) adalah campuran kompleks, terutama terdiri
dari hidrokarbon bersama-sama dengan sejumlah kecil komponen yang
mengandung sulfur, oksigen dan nitrogen dan sangat sedikit komponen yang
mengandung logam.

5. Panas Bumi (Gheothermal)


Energi panas bumi adalah energi yang diekstraksi dari panas yang tersimpan di
dalam bumi. Energi panas bumi ini berasal dari aktivitas tektonik di dalam bumi
yang terjadi sejak planet ini diciptakan. Panas ini juga berasal dari panas matahari
yang diserap oleh permukaan bumi. Energi ini telah dipergunakan untuk
memanaskan (ruangan ketika musim dingin atau air) sejak peradaban Romawi,
namun sekarang lebih populer untuk menghasilkan energi listrik. Sekitar 10 Giga
Watt pembangkit listrik tenaga panas bumi telah dipasang di seluruh dunia pada
tahun 2007, dan menyumbang sekitar 0.3% total energi listrik dunia. Energi panas
bumi cukup ekonomis dan ramah lingkungan, namun terbatas hanya pada dekat
area perbatasan lapisan tektonik.
Pembangkit listrik tenaga panas bumi hanya dapat dibangun di sekitar lempeng
tektonik di mana temperatur tinggi dari sumber panas bumi tersedia di dekat
permukaan. Pengembangan dan penyempurnaan dalam teknologi pengeboran dan
ekstraksi telah memperluas jangkauan pembangunan pembangkit listrik tenaga
panas bumi dari lempeng tektonik terdekat. Efisiensi termal dari pembangkit listrik
tenaga panas bumi cenderung rendah karena fluida panas bumi berada pada
temperatur yang lebih rendah dibandingkan dengan uap atau air mendidih.
Berdasarkan hukum termodinamika, rendahnya temperatur membatasi efisiensi
dari mesin kalor dalam mengambil energi selama menghasilkan listrik. Sisa panas
terbuang, kecuali jika bisa dimanfaatkan secara lokal dan langsung, misalnya untuk
pemanas ruangan. Efisiensi sistem tidak memengaruhi biaya operasional seperti
pembangkit listrik tenaga bahan bakar fosil.

6. Matahari
Energi surya adalah energi yang didapat dengan mengubah energi panas surya
(matahari) melalui peralatan tertentu menjadi sumber daya dalam bentuk lain.
Teknik pemanfaatan energi surya mulai muncul pada tahun 1839, ditemukan oleh
A.C. Becquerel. Ia menggunakan kristal silikon untuk mengkonversi radiasi matahari,
namun sampai tahun 1955 metode itu belum banyak dikembangkan.
Selama kurun waktu lebih dari satu abad itu, sumber energi yang banyak digunakan
adalah minyak bumi dan batu bara. Upaya pengembangan kembali cara
memanfaatkan energi surya baru muncul lagi pada tahun 1958. Sel silikon yang
dipergunakan untuk mengubah energi surya menjadi sumber daya mulai
diperhitungkan sebagai metode baru, karena dapat digunakan sebagai sumber daya
bagi satelit angkasa luar.

7. Tenaga air
Tenaga air adalah energi yang diperoleh dari air yang mengalir. Pada dasarnya, air di
seluruh permukaan Bumi ini bergerak (mengalir). Di alam sekitar kita, kita
mengetahui bahwa air memiliki siklus. Dimana air menguap, kemudian
terkondensasi menjadi awan. Air akan jatuh sebagai hujan setelah ia memiliki massa
yang cukup. Air yang jatuh di dataran tinggi akan terakumulasi menjadi aliran
sungai. Aliran sungai ini menuju ke laut.
Di laut juga terdapat gerakan air, yaitu gelombang pasang,ombak, dan arus laut.
Gelombang pasang dipengaruhi oleh gravitasi bulan, sedangkan ombak disebabkan
oleh angin yang berhembus di permukaan laut dan arus laut di sebabkan oleh
perbedan kerapatan (massa jenis air), suhu dan tekanan, serta rotasi bumi.
Tenaga air yang memanfaatkan gerakan air biasanya didapat dari sungai yang
dibendung. Pada bagian bawah dam tersebut terdapat lubang-lubang saluran air.
Pada lubang-lubang tersebut terdapat turbin yang berfungsi mengubah energi
kinetik dari gerakan air menjadi energi mekanik yang dapat menggerakan generator
listrik. Energi listrik yang berasal dari energi kinetik air disebut “hydroelectric”.
Hydroelectric ini menyumbang sekitar 715.000 MW atau sekitar 19% kebutuhan
listrik dunia. Bahkan di Kanada, 61% dari kebutuhan listrik negara berasal dari
Hydroelectric.

E. Ketersediaan Sumber Energi


Pemanfaatan energi tak terbarukan yang hingga saat ini masih mendominasi penggunaan
energi di Indonesia membuat masalah yang sangat serius dalam hal ketersediaan cadangan
sumber energi tak terbarukan itu sendiri.  Cadangan minyak bumi, batu bara, atas gas alam
suatu saat akan habis di alam ini jika dari sekarang kita tidak memperhatikan
pemanfaatannya secara optimal.
Untuk mengatasi krisis energi ini, maka dibutuhkan solusi yaitu dengan menigkatkan
pemanfaatan sumber nergi terbarukan di Indonesia. Sumber energi terbarukan di Indonesia
saat ini sangat melimpah. Selain itu, pemanfaatan sumber energi terbarukan juga
mengurangi dampak pencemaran lingkungan.

F. Penggunaan Sumber Energi


A. Penggunaan Energi untuk Keperluan Industri
Berbagai industri baik industri kecil maupun besar memerlukan sumber
Energi dalam proses produksinya. Sumber industri yang biasa digunakan
Adalah minyak bumi, batu bara, atau gas alam. Untu industri kecil tak jarang
Juga memanfaatkan sumber energi dari kayu untuk bahan bakar.

B. Penggunaan Energi untuk Keperluan Rumah Tangga


Rumah tangga juga memerlukan bahan bakar dalam kegiatan sehari-hari.
Kayu bakar dan gas digunakan untuk memasak, listrik digunakan untuk
Penerangan, menyeterika, menyalakan televise, radio dan juga memasak.
Coba sebutkan dalam memasak apa saja yang memerlukan energi listrik.

C. Penggunaan Energi untuk Keperluan Transportasi


Sektor transportasi juga salah satu sektor yang memanfaatkan banyak energi
Tak terbarukan. Hal ini karena bahan bakar untuk kendaraan di Indonesia
Masih didominasi oleh bahan bakar minyak (BBM). Penggunaan untuk sektor
Transportasi juga menimbulkan beberapa masalah yaitu menimbulkan
Pencemaran udara.

D. Penggunaan Energi untuk Keperluan Komersial


Penggunaan energi untuk komersial seperti sektor perhotelan, rumah sakit,
Ataupun rumah makan antara lain listrik, elpiji, BBM, dan gas bumi.

Solusi Terhadap Keterbatasan Energi

Krisis energi dan berbagai pencemaran yang berdampak sangat negatif bagi lingkungan dan
kehidupan manusia mengharuskan kita mencari solusi untuk mengatasau permasalahan tersebut.
Secara umum solusi untuk mengatasi permasalahan akibat energi antara lain sebgai berikut.

A. Penghematan Energi
Dengan cara melakukan penghematan energi dapat mengatasi krisis energi. Penghematan
energi dapat menyebablan berkurannya biaya, meningkatnya nilai lingkungan, keamanan
negara, keamanan pribadi, dan kenyamanan. Selain itu, dengan mengurangi emisi
penghematan emisi penghematan energi merupakan bagian penting dari mencegah atau
mengurangi perubahan iklim.

B. Pemanfaatan Sumber Energi Terbarukan sebagai Sumber Energi Alternatif


Indonesia merpakan salah satu negara yang memiliki potensi energi terbarukan yang sangat
melimpah. Namun, pada kenyataannya potensi sumber energi terbarukan masih belum
dimanfaatkan secara maksimal. Hal ini disebabkan karena saat ini Indonesia masih
bergantung pada sumber energi fosil yang sudah jelas menyajikan masalah besar. Sumber
energi fosil yang ketersediaannya di alam sangat terbatas juga dapat menyebabkan polusi
udara, air dan tanah, serta menghasilkan gas rumah kaca yang berkontribusi terhadap
pemanasan global. 

Peraturan Pemerintah No 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasioanal menunjukan


bahwa kebijakan pemerintah juga masih kurang mendukung terhadap pemanfaatan energi
alternatif atau terbarukan untuk tahun 2025 yang hanya sekitar 15%. Hal ini dapat dilihat
dalam bab II Pasal 2 Peraturan Pemerintahan bahwa target konsumsi energi yang digunakan
di Indonesia pada tahun 2025 antara lain sebagai berikut.
1. Minyak bumi kurang dari 20%
2. Gas bumi lebih dari 33%
3. Batu bara lebih dari 5%
4. Biofuel lebih dari 5%
5. Panas bumi lebih dari5%
6. Energi baru terbarukan lainnya, khususnya biomassa, nuklir, tenaga air skala kecil,
tenaga surya dan angin lebih dari 5%.
7. Bahan bakar lain yang berasal dari pencarian batu bara lebih dari 2%.

C. Sumber-sumber energi terbarukan di Indonesia yang layak dikembangkan


1. Biomassa, yaitu bahan organik yang dihasilkan proses fotosintesis, baik berupa
produk maupun buangan. Contohnya tanaman, rumput, pohon, limbah pertanian,
ubi, limbah hutan, tinja, dan kotoran hewan.
2. Biofuel atau bahan bakar hayati, yaitu sumber energi terbarukan yang berupa bahan
bakar baik cair, padat, maupun gas yang dihasillkan dari bahan organik.
3. Panas bumi atau geotermal, yaitu sumber energi terbarukan berupa energi termal
(panas) yang dihasilkan dan disimpan di dalam bumi.
4. Tenaga air, enegi air merupakan salah satu alternatif bahan bakar fosil yang paling
umum. Sumber energi ini diperoleh dengan cara memanfaatkan energi potensial
dan energi kinetik yang dimiliki air.
5. Energi angin, angin adalah gerakan udara yang terjadi ketika naik udara hangat dan
udara angin. Energi angin telah digunakan selama berabad-abad untuk kapal layar,
kincir angin, dan menggiling gandung. Energi angin ditangkap oleh turbin angin,
kemudian digunakan untuk menghasilkan listrik.
6. Tenaga nuklir, proses reaksi nuklir yang terkendali dapat menjadi sumber energi
alternatif yang berpotensi sangat besar, tetapi pendirian pembangkit listrik tenaga
nuklir ini sering diprotes oleh masyarakat.
7. Tenaga surya, matahari adalah sumber energi yang paling kuat. Energi surya dapat
digunakan untuk pemanasan rumah, pencahayaan dan pendinginan , pembangkit
listrik, pemanasan air, dan berbagai proses indistri lainnya.
8. Gelombang laut,  Energi gelombang laut adalah energi yang dihasilkan oleh
pergerakan gelombang laut menuju daratan sebaliknya.
9. Pasang Suruh Air Laut, Energi pasang surut adalah energi terbarukan yang dihasilkan
oleh pergerakan air laut akibat perbedaan pasang surut

Anda mungkin juga menyukai