Anda di halaman 1dari 51

PEMANFAATAN URANIUM DAN ZAT RADIOAKTIF LAINNYA SEBAGAI BAHAN

BAKAR NUKLIR DAN SEBAGAI SENJATA

PENGERTIAN BAHAN BAKAR NUKLIR


Bahan bakar nuklir adalah semua jenis material yang dapat digunakan untuk
menghasilkan energi nuklir, demikian bila dianalogikan dengan bahan bakar kimia yang
dibakar untuk menghasilkan energi. Hingga saat ini, bahan bakar nuklir yang umum dipakai
adalah unsur beratfissil yang dapat menghasilkan reaksi nuklir berantai di dalam reaktor
nuklir; Bahan bakar nuklir dapat juga berarti material atau objek fisik (sebagai contoh bundel
bahan bakar yang terdiri dari batang bahan bakar yang disusun oleh material bahan bakar,
bisa juga dicampur dengan material struktural, material moderator atau material pemantul
(reflector) neturon. Bahan bakar nuklir fissil yang seirng digunakan adalah 235Udan 239Pu,
dan kegiatan yang berkaitan dengan penambangan, pemurnian, penggunaan dan pembuangan
dari material-material ini termasuk dalam siklus bahan bakar nuklir. Siklus bahan bakar
nuklir penting adanya karena terkait dengan PLTN dan senjata nuklir.
Tidak semua bahan bakar nuklir digunakan dalam reaksi fissi berantai. Sebagai
contoh, 238Pu dan beberapa unsur ringan lainnya digunakan untuk menghasilkan sejumlah
daya nuklir melalui proses peluruhan radioaktif dalam generator radiothermal, dan baterai
atom. Isotop ringan seperti 3H (tritium) digunakan sebagai bahan bakar fussi nuklir. Bila
melihat pada energi ikat pada isotop tertentu, terdapat sejumlah energi yang bisa diperoleh
dengan memfusikan unsur-unsur dengan nomor atom lebih kecil dari besi, dan memfisikan
unsur-unsur dengan nomor atom yang lebih besar dari besi.
BENTUK KIMIA UMUM DARI BAHAN BAKAR NUKLIR
Bahan bakar oksida
Konduktivitas panas dari uranium dioksida sangat rendah, hal ini dipengaruhi
oleh porositas and proses pembakaran (burn-up). Burn-up menghasilkan produk fissi dalam
bahan bakar (seperti lantanida), penyisipan produk fissi seperti palladium, pembentukan
gelembung gas fissi seperti xenon dan kripton dan kerusakan bahan bakar akibat radiasi.
Rendahnya konduktivitas panas dapat berakibat pada pemanasan berlebih pada pusat pellet
bahan bakar. Porositas berakibat pada penurunan konduktivitas panas dan pengembangan
bahan bakar ketika digunakan.
Menurut International Nuclear Safety Center konduktivitas panas dari uranium dioksida dapat
dihitung dengan menggunakan serangkaian persamaan dalam kondisi yang berbeda-beda.
Densitas bahan bakar dapat dihubungkan dengan konduktivitas panas menurut persamaan
berikut:
p = (td-)/
Dengan adalah densitas bahan bakar dan td adalah densitas teori dari uranium dioksida.
Konduktivitas panas dari fase porous (Kf) dihubungkan dengan konduktivitas fase sempurna
(Ko, tidak ada porositas) dengan persamaan berikut. Perlu dicatat bahwa s adalah faktor
shape (bentuk) dari lubang.
Kf = Ko.(1-p/1+(s-1)p)
Selain metode pengukuran konduktivitas panas tradisional seperti lees's disk, Forbes'
method atau Searle's bar, saat ini biasa digunakan metode sinar laser. Dalam metode sinar
laser sebuah cakram bahan bakar berukuran kecil diletakkan dalam pemanggang, setelah
dipanaskan sampai suhu tertentu cakram tersebut disinari dengan laser. Waktu yang
diperlukan gelombang panas untuk merambat melalui cakram, densitas cakram, dan
ketebalan cakram dapat digunakan untuk menghitung konduktivitas panas.
= Cp
koonduktivitas panas
densitas
Cp kapasitas panas
difusivitas panas
Jika t1/2 didefinisikan sebagai waktu yang diperlukan permukaan non-iluminasi untuk
mencapai separuh temperatur yang dibangkitkan maka:
= 0.1388 L2 / t1/2
L adalah ketebalan cakram
UOX
Uranium dioksida adalah padatan semikonduktor berwarna hitam. Bahan ini dapat dibuat
dengan mereaksikan uranil nitrat dengan "base" (amonia) untuk membentuk padatan
(ammonium uranat). Selanjutnya dipanaskan (calcined) untuk membentuk U3O8 yang dapat
diubah dengan memanaskannya dalam campuran argon / hidrogen dengan suhu (700 oC)
untuk membentuk UO2. UO2 kemudian dicampur dengan pengikat organik dan ditekan
menjadi pellet. Pellet ini kemudian di bakar dalam suhu yang jauh lebih tinggi (dalam H2/Ar)
kemudian menjalani proses sintering guna menghasilkan padatan dengan sedikit pori.
Konduktivitas panas uranium dioksida tergolong rendah bila dibandingkan dengan metal
zirconium, dan terus terus menurun seiring dengan naiknya suhu.
Penting untuk dicatat bahwa penanganan karat (corrosion) pada uranium dioksida pada
lingkungan cair serupa dengan proses elektrokimia pada karat galvanik (galvanic corrosion)
dari permukaan metal.
MOX
Mixed oxide, atau Bahan bakar MOX, adalah campuran dari plutonium dan uranium alam
atau uranium depleted yang bersifat serupa (meskipun tidak persis sama) dengan uranium
dengan pengkayaan yang digunakan dalam sebagian besar reaktor nuklir. Bahan bakar MOX
adalah bahan bakar alternatif dari bahan bakar uranium dengan pengkayaan rendah yang
digunakan dalam reaktor air ringan (light water reactor) yang mendominasi jenis PLTN.
Beberapa keprihatinan telah disampaikan berkaitan dengan penggunaan MOX, bahwa
penggunaan MOX akan menimbulkan masalah pembuangan limbah baru, meskipun MOX itu
sendiri merupakan salah satu cara penanganan kelebihan produksi plutonium.

APA ITU URANIUM ?


Uranium adalah mineral yang memancarkan radiasi nuklir atau bersifat radioaktif, digunakan
dalam berbagai bidang salah satunya adalah sebagai bahan bakar nuklir. Uranium merupakan
suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang U dan nomor atom 92.
Sebuah logam berat, beracun, berwarna putih keperakan dan radioaktif alami, uranium
termasuk ke seri aktinida (actinide series). Uranium biasanya terdapat dalam jumlah kecil di
bebatuan, tanah, air, tumbuhan, dan hewan (termasuk manusia).

SEJARAH
Kaca berwarna kuning, mengandung lebih dari 1% uranium oksida dan telah ditemukan di
Naples, Itali dengan perkiraan tahun pembuatan 79 S.M. Klaproth mengenali unsur asing
dalam pitchblende dan berusaha mengisolasi logam tersebut pada tahun 1789.
Tampaknya uranium diisolasi pertama kali oleh Peligot pada tahun 1841, yang mereduksi
anhidrat klorida dengan kalium.

SUMBER
Uranium, tidak selangka yang diduga, bahkan lebih berlimpah daripada raksa, antimon (Sb) ,
perak, atau kadmium dan sama berlimpahnya seperti molibden atau arsen. Uranium terdapat
dalam sejumlah mineral seperti pitchblende, uraninit, karnotit, autunit, uranofan dan tobernit.
Juga terdapat pada batuan fosfat, lignit, pasir monazit, dan bisa diperoleh dari semua sumber
komersial ini.
Departemen Energi Amerika Serikat membeli uranium dalam bentuk yang dapat diterima
yakni U3O8 pekat. Program insentif ini telah meningkatkan persediaan uranium yang ada.
Uranium dapat dibuat dengan mereduksi uuranium halida dengan logam alkali atau alkali
tanah atau dengan mereduksi uranium oksida dengan kalsium, aluminum atau karbon pada
suhu tinggi. Logam ini juga bisa dihasilkan dari proses elektrolisis KUF5 atau UF4, yang
dilarutkan dalam campuran CaCl2 dan NaCl yang dicairkan. Uranium dengan kemurnian
tinggi dapat dibuat dengan penguraian termal senyawa uranium halida dengan filamen panas.

SIFAT-SIFAT
Uranium memiliki tiga bentuk kristal yaitu: alfa (688 C)? beta (776 C)? gamma.
Uranium termasuk logam berat, berwarna putih keperak-perakan, bersifat piroforik (mudah
meledak di udara dan hidrogen dapat menambah intensitas nyala) dalam kondisi halus.
Uranium lebih lunak dariada baja, dan dalam kondisi yang sangat halus, uranium mudah
terlarut dalam air dingin. Mudah ditempa dan sedikit paramagnetik.
Di udara, uranium terlapisi dengan oksidanya. Asam juga dapat melarutkan logamnya, dan
tidak terpengaruh sama sekali oleh basa.

URANIUM MEMILIKI SIFAT FISIK YANG KHAS


Ditemukan di alam dalam bentuk U3O atau UO berwarna hijau kekuning-kuningan
dan coklat tua.
Bila disinari cahaya ultra ungu, uranium akan mengeluarkan cahaya fluoresensi yang
sangat indah

ISOTOP
Uranium memiliki 16 isotop, yang semuanya bersifat radioaktif. Uranium di alam memiliki
kandungan 238U sebanyak 99.28305%,235U sebanyak 0.7110%, dan 234Usebanyak
0.0054%. Hasil studi menunjukkan bahwa persentase berat 235U dalam uranium alam
bervariasi tergantung sumber mineral. DOE Amerika Serikat telah menetapkan nilai 0.711%
sebagai persentase 235U dalam uranium alamiah. Uranium di alam memiliki radioaktif yang
cukup untuk menghitamkan lembar fotografi dalam waktu satu jam.
KEBANYAKAN PANAS BUMI DIDUGA TERKAIT DENGAN KEBERADAAN
URANIUM DAN THORIUM.
Uranium-238 dengan masa waktu paruh 4.51 x 109 tahun, telah digunakan untuk
memperkirakan usia batun gunung api. Sumber uranium, sebagai unsur di alam dengan
nomor tertinggi kecuali kemungkinan adanya neptunium atau plutonium -belum dapat
diketahui. Diperkirakan bahwa uranium adalah produk hasil peluruhan unsur dengan massa
atom yang lebih tinggi, yang hanya ada satu kali di bumi atau di alam semesta. Unsur asli ini
bisa jadi merupakan hasil masa purba, dikenal sebagai big bang (ledakan maha dahsyat pada
permulaan awal alam semesta) yang terjadi di bintang-bintang.

KEGUNAAN
Uranium adalah bahan bakar nuklir yang sangat penting. Uranium 238 bisa diubah menjadi
Plutonium yang bida direaksikan fisi dengan reaksi sebagai berikut:
238U(n, gamma) ? 239U (beta)? 239Np (beta)? 239Pu
Konversi nuklir ini bisa dibawa ke dalam reaktor awal di mana sangat memungkinkan untuk
menghasilkan material baru yang bisa direaksikan fisi, daripada material yang bisa
direaksikan fissi dalam memelihara reaksi berantai.
Uranium-235 juga tak kalah pentingnya karena unsur ini adalah kunci untuk mnggunakan
uranium. 235U, meski terdapat di alam hanya berkadar 0.71%, sangat mudah direaksikan fisi
dengan neutron lambat sehingga reaksi berantai fisi yang panjang dapat dibuat dalam reaktor
berkonstruksi dasar uranium alam dan moderator yang cocok, seperti air berat atau grafit,
sendirian saja.
Uranium-235 bisa dipekatkan dengan difusi gasdan proses fisik lainnya, bila diinginkan dan
digunakan sebagai bahan bakar uklir secara langsung, menggantikan uranium alamiah, atau
digunakan sebagai bahan peledak.
Uranium alamiah, sedikit diperkaya dengan 235U degan kadar yang rendah, digunakan
sebagai bahan bakar reaktor nuklir untuk menghasilkan listrik. Thorium alamiah dapat
diradiasikan dengan neutron sebagai berikut untuk menghasilkan isotop 233U yang penting:
232Th(n, gamma) ? 233Th (beta)? 233Pa (beta)? 233U
Meski thorium sendiri tidak bisa direaksikan fisi, 233U, dalam hal ini bisa digunakan sebagai
bahan bakar nuklir. Satu pon uranium yang tereaksi fisi secara lengkap memiliki nilai bahan
bakar yang sama dengan batu bara sebanyak 1500 ton lebih.
Kegunaan bahan bakar nuklir untuk menghasilkan energi listrik, untuk membuat isotop yang
digunakan untuk tujuan damai, dan sebagai peledak, sangat diketahui dengan baik. Kapasitas
429 reaktor pembangkit listrik tenaga nuklir di seluruh dunia yang beroperasi pada Januari
1990 dierkirakan mencapai 311000 megawatt.
Penggunaan uranium di Amerika Serikat dikontrol oleh Komisi Pengawasan Nuklir Amerika
Serikat. Saat ini sedang dikembangkan penggunaan uranium yang habis, yakni uranium
dengn persentase 235U berkurang hingga 0.2%.
Uranium digunakan dalam peralatan petunjuk inert, dalam kompas giro, sebagai imbangan
berat untuk permukaan kontrol penerbangan, sebagai pemberat untuk kendaraan pembawa
missil, dan sebagai bahan pelindung. Logam uranium digunakan untuk target sinar X untuk
memproduksi sinar X berenergi tinggi; uranium nitrat berguna untuk tinta fotografi, dan
uranium asetat digunakan dalam kimia analisis.
Kristal uranium bersifat triboluminesens (fenomena optis di mana cahaya dihasilkan ketika
ikatan asimetris rusak karena zatnya tergores atau dihancurkan). Garam uranium juga
digunakan untuk memproduksi kaca dan kilau Vaseline kuning. Uranium dan senyawanya
sangat beracun, baik dari sudut pandang kimia dan radiologi.
DAUR BAHAN BAKAR NUKLIR
Ada beberapa tahapan yang harus dilalui untuk mendapatkan bahan bakar uranium dari mulai
kegiatan penambangan sampai dengan proses pembakarannya di dalam teras reaktor nuklir
hingga ke pengelolaan limbah radioaktif yang ditimbulkannya. Proses-proses pada masing-
masing tahapan cukup komplek, rumit dan beberapa di antaranya memerlukan teknologi
tinggi. Daur bahan bakar nuklir mencakup semua proses baik fisika maupun kimia yang
dilalui oleh bahan galian nuklir agar dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar di reaktor
nuklir. Berikut ini akan dibahas tahapan-tahapan proses dalam daur bahan bakar nuklir.
Eksplorasi dan Penambangan Uranium
Eksplorasi bahan galian nuklir merupakan bagian awal dari daur bahan bakar yang sekaligus
dapat digunakan untuk menginventarisasi sumber daya bahan galian nuklir. Kegiatan
eksplorasi uranium pada umumnya dimulai dari penentuan suatu lokasi dimana pada lokasi
tersebut diharapkan dapat ditemukan bahan galian nuklir. Metode eksplorasi yang dianut
sampai sekarang adalah melalui penelitian konvensional, penelitian geologi, pengukuran
tingkat radiasi dan geokimia. Metode tersebut digunakan karena cukup murah dengan hasil
yang cukup bagus.
Cara penambangan uranium sangat mirip dengan cara penambangan bijih-bijih tambang
lainnya, yaitu melalui penambangan terbuka dan penambangan bawah tanah. Dari kegiatan
penambangan ini diperoleh bongkahan-bongkahan berupa batuan yang di dalamnya terdapat
mineral-mineral uranium. Batuan tersebut selanjutnya dikirim ke unit pengolahan untuk
menjalani proses lebih lanjut.
Pengolahan Uranium
Kadar uranium dalam bijih umumnya sangat rendah, yaitu berkisar antara 0,1 0,3 % atau 1-
3 kg uranium tiap ton bijih. Untuk mempermudah dan menekan biaya transportasi, maka
uranium dalam bijih ini perlu diolah terlebih dahulu. Tujuan utama dari pengolahan adalah
untuk pemekatan dengan cara mengurangi sebanyak mungkin bahan lain yang ada dalam
bijih sehingga dapat menyederhanakan proses transportasi ke tempat pemrosesan berikutnya.
Pengolahan bijih uranium dapat dilakukan dengan cara penggerusan, pelindihan maupun
ekstraksi kimia dan pengendapan. Hasil akhir dari proses pengolahan uranium ini adalah
diperolehnya endapan kering berwarna kuning yang disebut pekatan (konsentrat) yang
berkadar uranium sekitar 70 %. Karena berwarna kuning maka endapan ini disebut juga
yellowcake. Dari 1000 ton bijih rata-rata dapat dihasilkan 1,5 ton yellowcake.
Pemurnian Uranium
Proses pemurnian bertujuan untuk merubah yellowcake menjadi bahan dengan tingkat
kemurnian yang tinggi sehingga berderajad nuklir dan bebas dari unsur-unsur pengotor
lainnya. Senyawa kimia bahan bakar berderajad nuklir yang dihasilkan dapat berbeda
bergantung proses pemurnian yang digunakan. Dari proses pemurnian akan diperoleh produk
akhir berupa UO2, U3O8 atau U-logam yang siap untuk proses selanjutnya. Ketiga macam
produk akhir proses pemurnian itu disesuaikan dengan kebutuhan calon pemakai bahan bakar
nuklir.
Pengayaan
Pengayaan dimaksudkan untuk meningkatkan kadar 235U dalam bahan bakar nuklir hasil
proses pemurnian. Perlu diketahui bahwa dalam uranium alam hasil penambangan terdapat
tiga jenis isotop uranium, yaitu 238U dengan kadar 99,285 %, 235U dengan kadar 0,715 %
dan 234U dengan kadar yang sangat kecil. Dalam reaktor nuklir yang dapat berperan sebagai
bahan bakar hanyalah 235U, sedang 238U dan 234U tidak dapat dijadikan bahan bakar
karena tidak dapat melakukan reaksi fisi. Dengan proses pengayaan maka kadar 235U
menjadi tinggi sehingga bahan bakar dapat dipakai dalam waktu lama. Proses
pengayaan ini akan meningkatkan kadar 235U dalam bahan bakar menjadi 2-4 % seperti
lazimnya dibutuhkan oleh suatu reaktor nuklir. Proses pengayaan tidak selalu dilewati oleh
bahan bakar, karena ada jenis reaktor nuklir yang dapat memanfaatkan uranium alam.
Pabrikasi
Proses pabrikasi bertujuan untuk menyiapkan bahan bakar nuklir dalam bentuk fisik yang
sesuai dengan jenis yang dibutuhkan oleh reaktor nuklir calon pemakai bahan bakar tersebut.
Ada bermacam-macam bentuk bahan bakar bergantung pada jenis rancang bangun reaktor.
Perbedaan tersebut umumnya terletak pada bentuk dan ukuran bahan bakar yang
digunakannya. Dalam proses pabrikasi, sebagian besarnya merupakan proses fisis mekanis
ditambah sedikit proses kimia.
Ada berbagai macam bentuk elemen bakar bergantung pada rancang bangun yang dikaitkan
dengan kinerja reaktor pemakainya. Misal ada jenis reaktor yang memakai bahan bakar
diperkaya dengan pengayaan 2-3 % berbentuk UO2 yang diproses menjadi pelet dengan
diameter 10 mm. Pelet kemudian dimasukkan ke dalam tabung kelongsong paduan
zirkonium dengan panjang 4-5 m.
Pembakaran dalam Reaktor
Di dalam teras reaktor, bahan bakar nuklir 235U dibakar untuk mendapatkan panas yang
dapat dimanfaatkan. Pembakaran merupakan satu-satunya proses produktif dalam daur bahan
bakar nuklir. Tempat dan lamanya 235U dibakar di dalam teras diatur melalui program
pengelolaan bahan bakar sehingga dapat dicapai tingkat pembakaran yang optimum.
Umumnya bahan bakar rata-rata berada dalam teras reaktor selama 3-4 tahun.
Dalam proses pembakaran ini dikenal adanya istilah derajad bakar (burn-up) yang dipakai
untuk menyatakan jumlah bahan bakar yang terbakar/melakukan reaksi fisi. Derajad bakar
dapat dinyatakan dalam beberapa cara, yang paling populer adalah dengan satuan MWd/tonU
(jumlah energi yang telah dihasilkan dalam Mega Watt-hari/MWd dari tiap ton uranium
/tonU). Makin tinggi derajad bakar, makin murah biaya pembangkitan energi nuklir,
mengurangi frekwensi penggantian bahan bakar, mengurangi biaya pabrikasi dan lebih
sedikit bahan bakar bekas sehingga menghemat biaya penyimpanan bahan bakar bekas.
Dewasa ini derajad bakar tertinggi yang dapat dicapai adalah 40.000-60.000 MWd/tonU
untuk bahan bakar diperkaya, dan paling rendah adalah 10.000-15.000 MWd/tonU untuk
bahan bakar uranium alam.
Penyimpanan Sementara atau Pendinginan
Setelah bahan bakar nuklir 235U dimanfaatkan dalam reaktor nuklir dan mencapai derajad
bakar tertentu, elemen bakar nuklir akan menjadi sangat radioaktif karena mengandung
unsur-unsur radioaktif beraktivitas sangat tinggi hasil proses fisi 235U. Oleh sebab itu, bahan
bakar bekas tersebut perlu disimpan sementara agar unsur-unsur hasil fisi yang radioaktif itu
melakukan peluruhan sehingga radiasi yang dipancarkannya menjadi rendah. Penyimpanan
sementara ini disebut juga sebagai proses pendinginan.
Laju peluruhan zat radioaktif bergantung pada jenis zat radioaktifnya. Setiap zat radioaktif
memiliki waktu paro (T1/2), yaitu waktu yang diperlukan oleh zat radioaktif untuk meluruh
sehingga jumlahnya tinggal setengah dari jumlah semula. Waktu paro zat radioaktif bervariasi
dari orde beberapa detik hingga tahun.
Bahan bakar begitu dikeluarkan dari teras reaktor mengalami pendinginan dalam kolam
penampung bahan bakar bekas. Kolam ini umumnya terintegrasi dalam gedung reaktor. Lama
pendinginan bisa beberapa bulan hingga beberapa tahun bergantung pada kapasitas tampung
kolam pendingin. Ada dua proses yang dapat dilakukan terhadap bahan bakar bekas setelah
mengalami proses pendinginan, yaitu :
Mengirimkan bahan bakar bekas tersebut ke instalasi pengolahan limbah nuklir untuk
menjalani proses lebih lanjut. Jika hal ini yang tempuh, maka daur bahan bakarnya disebut
sebagai daur terbuka.
Mengirimkan bahan bakar bekas ke instalasi olah ulang untuk pemrosesan lebih lanjut. Jika
hal ini yang ditempuh, maka daur bahan bakarnya disebut daur tertutup.
Proses Olah Ulang
Proses olah ulang bahan bakar bekas bertujuan untuk mengambil sisa bahan bakar fisi yang
belum terbakar dan bahan bakar baru yang terbentuk selama proses pembakaran bahan bakar
nuklir. Jadi dalam hal ini bahan bakar bekas itu masih sangat berharga. Perlu diketahui bahwa
proses pembakaran 235U di dalam teras reaktor tidak dapat membakar habis bahan bakar
tersebut. Dari 100 kg bahan bakar nuklir yang semula berkomposisi 3 kg 235U dan 97 kg
238U, setelah proses pembakaran dalam teras reaktor selama tiga tahun, komposisinya akan
berubah menjadi :
2 kg 235U terbakar/melakukan reaksi fisi sehingga tersisa 1 kg 235U.
2 kg 238U berubah menjadi 239Pu sehingga tersisa 238U sebanyak 95 kg.
Dari 2 kg 239Pu yang terbentuk, 1 kg terbakar langsung dalam teras reaktor sehingga tersisa
1 kg 239Pu.
Karena ada 2 kg 235U dan 1 kg 239Pu yang terbakar, maka dari pembakaran itu dihasilkan 3
kg unsur-unsur radioaktif hasil fisi.
Setelah dipakai sebagai bahan bakar di reaktor nuklir, sebagian besar 235U masih tersisa di
dalam bahan bakar bekas. Pada suatu saat nanti, 235U sebagai satu-satunya bahan bakar
nuklir yang ada di alam ini akan habis dikonsumsi. Oleh sebab itu, proses olah ulang bahan
bakar bekas dapat menghemat penggunaan bahan bakar nuklir apabila dilakukan pada saat
yang tepat. Sisa dari bahan bakar 235U dan bahan bakar baru 239Pu yang terbentuk dalam
bahan bakar bekas dapat diambil kembali melalui proses olah ulang dan untuk selanjutnya
dapat dijadikan bahan bakar baru. Dalam proses olah ulang ini 235U yang terambil dikirim
ke instalasi pengayaan, sedang 239Pu langsung dikirim ke instalasi pabrikasi.
Penyimpanan Lestari
Limbah nuklir merupakan hasil samping dari kegiatan manusia dalam pemanfaatan teknologi
nuklir. Secara ilmiah, istilah limbah nuklir dikaitkan dengan segenap bahan yang tidak dapat
digunakan lagi (didaur ulang) yang karena tingkat radioaktivitasnya bahan tersebut tidak
mungkin dilepas atau dibuang langsung ke lingkungan. Baik bahan bakar bekas yang tidak
mengalami proses olah ulang maupun unsur-unsur radioaktif sisa proses olah ulang akan
diperlakukan sebagai limbah radioaktif. Karena sifatnya yang mampu memancarkan radiasi
dan dapat berakibat buruk bagi kesehatan manusia, maka semua bentuk limbah radioaktif
tersebut harus dipadatkan dan dibuang secara lestari. Pembuangan lestari suatu limbah
radioaktif secara aman merupakan tujuan akhir dari pengelolaan limbah radioaktif.
Pemadatan limbah nuklir dimaksudkan agar limbah tersebut terikat dalam suatu matrik padat
yang sangat kuat. Matrik dirancang mampu bertahan hingga zat radioaktif yang diikatnya
meluruh mencapai kondisi dimana kemampuannya memancarkan radiasi menjadi sangat
lemah dan tidak membahayakan. Dengan pemadatan ini maka zat radioaktif tidak akan
terlepas ke lingkungan dalam kondisi apapun selama disimpan. Proses pemadatannya bisa
dilakukan dengan semen (sementasi), aspal (bitumenisasi), polimer (polimerisasi) maupun
bahan gelas (vitrivikasi). Padatan limbah nuklir selanjutnya dimasukkan ke dalam kontainer
yang dibuat dari baja tahan karat.

APA ITU SENJATA NUKLIR


Istilah senjata nuklir berarti senjata yang menggunakan energi yang dikeluarkan dari reaksi
nuklir seperti fisi dan fusi untuk tujuan merusak. Senjata nuklir bisa dikategorikan secara
garis besar sesuai dengan tipe reaksi nuklir sebagai berikut:
Senjata nuklir dengan reaksi (bom atom) dan senjata nuklir dengan fusi (bom hidrogen).
Selain itu, sesuai dengan perkembangan teknologi, juga melahirkan bom neutron yang
menggunakan radiasi neutron dalam volume besar yang dikeluarkan selama fusi nuklir
putaran pertama untuk membangkitkan reaksi fusi nuklir putaran kedua.
Bom Atom
Inti nuklir dari U235 (uranium 235) Pu239 (Plutonium 239), dan U233, disebut bahan yang
bersifat fisi, karena bahan itu berubah menjadi materi penyebab yang mudah membuat
reaksi fisi nuklir saat menyerap neutron. Saat fisi nuklir terjadi, jumlah besar energi dan
neutron baru dihasilkan dari reaksi tersebut. Pada saat sejumlah tertentu bahan fisi nuklir
tertentu terkumpul dan terkonsentrasi di dalam satu tempat, reaksi rangkaian fisi nuklir bisa
terjadi. Volume paling minimal yang dapat membangkitkan serangkaian reaksi fisi nuklir
secara besar-besaran tersebut dikenal dengan istilah critical mass atau massa kritis.
Bom atom terdiri dari beberapa bahan fisi volume sub-critical mass, yang kemudian menyatu
dengan cara cepat . Bahan yang menyatu itu kemudian menjadi supercritical mass atau
massa super kritis, hingga terjadi rangkaian reaksi cepat yang mengeluarkan jumlah energi
dalam jumlah besar dalam sekejab waktu.
Bom Hidrogen
Bom Hidrogen menggunakan energi yang dikeluarkan dari fusi nuklir dalam inti nuklir yang
ringan termasuk deuterium dan tritium yang merupakan isotop hidrogen.
Karena reaksi fusi hanya terjadi di bawah suhu beberapa juta derajat Celsius lebih, maka
panas yang tinggi yang dikeluarkan dari ledakan bom nuklir fisi (atom) digunakan sebagai
pencetus (pembakar)untuk meledakkan bom Hidrogen.
Oleh karena itu, reaksi fisi dan fusi terjadi selama ledakan bom hidrogen.
Bom Neutron
Bom Neutron menggunakan jumlah radiasi neutron massal yang dikeluarkan selama fusi
nuklir agar membuat efek ledakan lebih besar dengan reaksi fisi nuklir tahap kedua. Hingga
disebut bom 3F (fission -> fusion -> fission). Sisa Bahan Radioaktif ( Residual radioactive
materials) tercipta selama tahap fisi, bernama abu-abu kematian maka bom neutron itu
memiliki nama alias bom hidrogen yang kotor.
HUBUNGAN ANTARA PEMBANGKIT ENERGI NUKLIR DAN PENGEMBANGAN
SENJATA
Penggunaan reaksi nuklir untuk menciptakan energi listrik dan pengembangan senjata nuklir
secara ilmiah adalah sama dalam prosesnya, dan menggunakan yang materi sama. Oleh
karena itu, pembangkit tenaga nuklir untuk tujuan damai selalu bisa berubah digunakan untuk
tujuan perang. Yaitu, bahan bakar nuklir yang digunakan untuk pembangkit tenaga listrik bisa
dikumpulkan dan kemudian diproses kembali menjadi bahan yang bisa digunakan untuk
senjata nuklir (pemrosesan kembali nuklir) ). Itulah alasan masyarakat internasional menaruh
perhatian besar pada pengawasan penggunaan materi nuklir(NPT, IAEA)

REFERENSI :
Online pada tanggal 05 Oktober 2012,di indralaya Sumatera selatan jam 18.00 WIB
http://www.den.go.id/index.php/news/readNews/54
http://www.chem-is-try.org/tabel_periodik/uranium/
http://ansn.bapeten.go.id/index.php?
GroupId=38&menu=public&modul=document&opt=doc&words=
http://world.kbs.co.kr/indonesian/event/nkorea_nuclear/faq_03.htm
http://crystalfield.wordpress.com/2010/01/10/uranium-sebagai-bahan-bakar-nuklir/
http://bayutecno.blogspot.com/2011/12/pemanfaatan-uranium-sebagai-bahan-bakar.html
http://isidunia.blogspot.com/2012/01/thorium-bahan-bakar-alternatif.html
http://blog.uin-malang.ac.id/sholehchemistry/2011/03/20/bahan-pembuatan-nuklir/
http://www.sumbarprov.go.id/detail_artikel.php?id=89
Materi Radioaktif Warisan Reaktor Nuklir yang tidak akan
Lekang Oleh waktu
Pada saat atom dipecah, energi dalam jumlah besar dilepaskan. Secara sederhana seperti inilah
tenaga nuklir dijelaskan. Kedengarannya sangat jinak, tetapi produksi nuklir menghasilkan materi
radioaktif yang berbahaya. Materi ini memancarkan radiasi yang dapat sangat membahayakan
manusia dan lingkungan, bukan hanya sekarang tetapi sampai ratusan ribu tahun mendatang.
Paparan terhadap bahan radioaktif telah dikaitkan dengan mutasi genetika, kelainan lahir, kanker,
leukemia dan kelainan reproduksi, imunitas, kardiovaskuler dan sistem endokrin. Reaktor nuklir
menggunakan uranium sebagai bahan bakarnya. Bahkan sebelum bahan ini siap digunakan sebagai
bahan bakar, serangkaian tahapan prosesnya menyebabkan kontaminasi lingkungan serius (Lihat
gambar 1). Pada saat uranium dibelah, bukan hanya energi yang dihasilkan tetapi juga limbah
radioaktif berbahaya.

Rata-rata bijih uranium mengandung hanya 0,1% uranium. Sebagian besar materi lainnya yang
dipisahkan pada saat penambangan bijih uranium adalah bahan beracun, berbahaya dan radioaktif.
Sebagian besar reaktor nuklir memerlukan satu jenis uranium khusus, yaitu uranium-235 (U-235).
Jenis ini hanya terdapat sebanyak 0,7% dari uranium alam. Untuk meningkatkan konsentrasi U-235,
uranium yang diekstraksi dari bijihnya melalui proses pengayaan, yang menghasilkan sejumlah kecil
uranium yang telah diperkaya yang terpakai dan sejumlah besar limbah, yaitu: depleted uranium
(DU), logam berat yang beracun dan radioaktif (Depleted Uranium (DU) adalah produk samping dari
proses pengayaan uranium.

Saat ini persediaan di dunia ada lebih dari 1,2 juta ton tanpa adanya guna nyata di masa depan.
Inggris dan Amerika Serikat menggunakannya untuk lapisan pelindung pada tank dan ujung
pemotong pada persenjataan di Perang Teluk. ). Uranium yang telah diperkaya lalu ditempatkan
dalam batang-batang bahan bakar dan ditransportasikan ke reaktor-reaktor nuklir pembangkit listrik.
Operasi pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) mengubah bahan bakar uranium menjadi campuran
elemen-elemen radioaktif yang sangat beracun dan berbahaya, seperti plutonium. Plutonium adalah
elemen buatan yang digunakan dalam bom nuklir, yang mematikan dalam hitungan menit dan
berbahaya selama kurang lebih 240.000 tahun. Sebaliknya, energi terbarukan, bersih dan aman.
Sumber-sumber energi terbarukan yang terjangkau secara teknis, mampu menghasilkan energi enam
kali lebih banyak dari permintaan global saat ini.

Limbah nuklir dikategorikan menurut tingkat keradioaktifannya dan berapa lama ia berbahaya. Badan
Tenaga Atom Internasional (IAEA) memperkirakan bahwa tiap tahun industri energi nuklir
menghasilkan apa yang disebutnya sebagai Limbah tingkat rendah dan sedang (LILW atau Low and
Intermediate-Level Waste) setara dengan 1 juta barel (200.000 m3) dan sekitar 50.000 barel (10.000
m3) Limbah tingkat tinggi (HLW). Angka-angka ini tidak termasuk bahan bakar nuklir terpakai, yang
merupakan limbah tingkat tinggi juga.

Limbah tingkat rendah dan sedang termasuk bagian dari PLTU yang diuraikan (beton, metal), dan
juga pakaian pelindung sekali pakai, plastik, kertas, metal, filter dan resin. Limbah tingkat rendah dan
sedang akan tetap radioaktif mulai dari hitungan menit sampai ribuan tahun dan harus disimpan
dengan kondisi terkendali dalam waktu tersebut. Walau demikian, limbah radioaktif dalam jumlah
besar dilepas ke udara dan laut setiap harinya.

Limbah tingkat tinggi yang sangat berbahaya termasuk materi yang mengandung elemen radioaktif
tinggi. Limbah tingkat tinggi bisa tetap radioaktif selama ratusan ribu tahun dan memancarkan radiasi
berbahaya dalam jumlah besar. Bahkan paparan selama beberapa menit saja terhadap limbah tingkat
tinggi ini dapat menyebabkan radiasi dalam dosis yang mematikan. Dengan demikian perlu disimpan
dengan aman selama ratusan ribu tahun. Sebagai perbandingan, umat manusia hidup di muka bumi
paling tidak selama 200.000 tahun, dan agar plutonium dianggap aman perlu waktu 240.000 tahun.
Penyimpanan yang aman dan terjaga dari limbah berbahaya harus dijamin selama periode ini, yang
kemungkinan akan mengalami beberapa Era Es. Tidak heran bahwa solusi penanganan limbah nuklir
sampai sekarang belum ditemukan.

Sebagian dari bahan bakar nuklir yang terpakai diproses kembali, yang artinya plutonium dan
uranium yang tak terpakai dipisahkan dari limbah, dengan maksud untuk dipergunakan kembali
dalam PLTN. Sejumlah kecil negara Perancis, Rusia dan Inggris melakukan pengolahan kembali
dalam skala komersial. Hasilnya, limbah nuklir berbahaya dan plutonium yang tersaring terus
menerus ditransportasikan melewati lautan, perbatasan dan melalui kota-kota. Masalahnya, istilah
pengolahan kembali adalah menyesatkan. Proses ini sebenarnya menghasilkan lebih banyak limbah
berbahaya. Hanya bagian materi radioaktif saja yang diambil dan diproses kembali menjadi
bahanbakar; sisanya menghasilkan jumlah besar limbah radioaktif dengan berbagai jenis yang
seringkali sulit disimpan.

Tempat-tempat pengolahan kembali nuklir mengeluarkan jumlah besar limbah radioaktif tiap harinya
dengan dampak lingkungan serius. Sebuah studi yang dikeluarkan pada tahun 2001 menunjukkan
peningkatan kasus leukemia pada umur di bawah 25 tahun yang tinggal dalam radius 10 kilometer
dari proyek pengolahan kembali nuklir La Hague, di baratlaut Perancis. Menurut sebuah studi yang
dibuat pada tahun 1997 di Inggris, jumlah plutonium yang terdapat pada gigi anak muda yang tinggal
dekat proyek pengolahan kembali nuklir Sellafield dua kali lebih tinggi daripada yang ada pada gigi
anak-anak yang tinggal lebih jauh. Pengolahan kembali limbah nuklir membahayakan kesehatan dan
tidak menurunkan masalah limbah radioaktif. Telah diperkirakan bahwa dalam 40 tahun ke depan,
radioaktifitas yang dikeluarkan proyek pengolahan kembali nuklir Rokkasho yang akan dibangun di
Jepang, akan sangat tinggi dibandingkan dengan proyek-proyek nuklir lainnya dan akan
mengakibatkan paparan nuklir ke masyarakat yang setara dengan separuh dari yang dilepaskan pada
bencana Chernobyl.
Siklus Nuklir: Penambangan, Pengayaan,
di Reaktor dan Pembuangan
Reaktor nuklir menggunakan bahan yang disebut uranium dioksida (UO2) sebagai bahan bakar
mereka. Bahan bakar ini dimuat ke dalam inti reaktor, yang, untuk menghasilkan listrik 1.000
Megawatt, adalah sekitar 14 kaki tingginya dan 12 meter diameternya. Operator pembangkit
listrik tenaga nuklir dapat menghasilkan sejumlah besar panas dan listrik dari inti reaktor.

Siklus bahan bakar nuklir

Siklus bahan bakar nuklir untuk reaktor light-water ditunjukkan pada gambar di atas. Siklus ini
terdiri dari langkah-langkah "front end" yang mengarah pada persiapan uranium untuk digunakan
dalam reaktor nuklir dan "back end" berupa langkah-langkah aman untuk mengelola,
mempersiapkan, dan membuang sisa bahan bakar nuklir yang sangat radioaktif.

Siklus Front End Bahan Bakar Nuklir


Eksplorasi
Siklus bahan bakar nuklir dimulai dengan eksplorasi sumber daya uranium dan penambangan
untuk mengekstrak bijih yang ditemukan. Berbagai teknik digunakan untuk menemukan uranium
termasuk survei radiometrik udara, sampling kimia air-tanah dan tanah, dan eksplorasi
pengeboran untuk memahami geologi yang mendasarinya.

Kadang-kadang sulit untuk menemukan sumber daya uranium yang ekonomis karena bijih
biasanya tidak kontinyu seperti lapisan batubara, melainkan mereka membentuk diskrit, deposito
terkonsentrasi seperti bintik-bintik dalam keju biru. Sebuah perusahaan pertambangan dapat
mengebor lubang di sekitar deposit besar uranium tanpa menemukannya. Demikian juga, satu
lubang bor dapat menemukan simpanan tunggal, namun tidak bisa mengkonfirmasi keberadaan
deposit yang lebih besar.
Setelah deposit tersebut ditemukan, penambang biasanya melacak lokasi-lokasi yang lebih
dekat atau melakukan pengeboran lanjutan untuk mengetahui karakteristik deposit.

Pertambangan Uranium
Setelah sumber daya yang ekonomis telah ditemukan, langkah berikutnya dalam siklus bahan
bakar adalah menambang bijih baik menggunakan teknik pertambangan konvensional (bawah
tanah atau terbuka) atau teknik tidak konvensional seperti teknik in-situ solution
mining atau heap leaching, yang menggunakan cair pelarut untuk melarutkan dan mengekstrak
bijih uranium.

Penggilingan Uranium

Konsentrat uranium, biasa dikenal sebagai U3O8 atau yellowcake

Setelah diekstrak dari tambang, bijih uranium kemudian disempurnakan menjadi konsentrat
uranium di fabrikasi. Untuk deposit jenis vena, fasilitas penggilingan pada tambang terbuka atau
tambang bawah tanah akan menghancurkan, melumat, dan menggiling bijih menjadi bubuk
halus yang kemudian akan direaksikan dengan bahan kimia untuk memisahkan uranium dari
mineral lainnya. Produk uranium yang terkonsentrasi biasanya berupa bubuk kuning atau oranye
terang yang disebut "yellowcake" (U3O8), dan aliran limbah dari operasi ini disebut "mill tailings".

Untuk solution mining, uranium biasanya ditemukan berupa lapisan pada partikel pasir bawah
tanah yang disebut conglomerate. Untuk deposit jenis ini, uranium dipisahkan dengan
mengekspose pasir dengan larutan air tanah yang pH-nya telah sedikit ditingkatkan
menggunakan bahan kimia alami seperti oksigen, karbon dioksida, atau soda kaustik. Uranium
larut ke dalam air, yang lalu diambil dan diedarkan melalui fasilitas bed resin (juga disebut
penggilingan) untuk diekstrak dan selanjutnya dikonsentrasikan menjadi "yellowcake". Air bersih
kemudian dikembalikan ke tanah di mana proses penambangan diulang.
Konversi uranium
Langkah selanjutnya dalam siklus bahan bakar nuklir adalah konversi "yellowcake" ke gas
heksafluorida uranium (UF6). Langkah ini diperlukan karena ada tiga bentuk (isotop) uranium
yang terjadi di alam: U-234, U-235, dan U-238. Banyak desain reaktor nuklir yang memerlukan
konsentrasi lebih kuat (pengayaan) dari isotop U-235 untuk beroperasi secara efisien. Untuk
melakukan pemecahan atom, uranium yellowcake pertama-tama diubah menjadi senyawa gas
(UF6).

Pengayaan Uranium
Gas heksafluorida uranium yang berasal dari fasilitas converter disebut "UF6 alami" karena
konsentrasi asli dari isotop uranium masih tidak berubah. Gas ini kemudian dikirim ke lokasi
pengayaan dimana pemisahan isotop terjadi.

Karena atom U-235 lebih kecil, ia bergerak lebih cepat daripada atom U-238, mereka cenderung
berdifusi lebih cepat melalui dinding membran berpori, di mana mereka dikumpulkan dan
terkonsentrasi. Produk akhir terdiri dari sekitar 4% sampai 5% konsentrasi U-235 yang disebut
"enriched UF6". Material ini disegel dalam tabung dan dibiarkan dingin dan mengeras sebelum
diangkut ke lokasi pengolahan selanjutnya dengan kereta api, truk atau kapal.

Teknik lain adalah proses pengayaan gas centrifuge, di mana gas UF6 berputar dengan
kecepatan tinggi dalam serangkaian silinder untuk memisahkan atom 235UF6 dan 238UF6
berdasarkan massa atom yang berbeda. Teknologi pengayaan baru yang saat ini sedang
dikembangkan adalah atomic vapor laser isotope separation (AVLIS) and molecular laser
isotope separation (MLIS).

Uranium Re-Konversi dan Fabrikasi Bahan Bakar Nuklir


assembly fuel
Langkah berikutnya dalam produksi bahan bakar nuklir berlangsung di salah satu fasilitas
fabrikasi bahan bakar nukir. Di sini, gas UF6 yang telah diperkaya direaksikan untuk membentuk
serbuk uranium dioksida hitam. Bubuk tersebut kemudian dipadatkan dan dibentuk menjadi
berbentuk pelet bahan bakar yang kecil. Pelet ditumpuk dan disegel ke dalam tabung logam
panjang yang berdiameter sekitar 1 cm untuk membentuk batang bahan bakar (fuel rod). Batang
bahan bakar tersebut kemudian digabungkan bersama untuk membentuk sebuah fuel
assembly (rangkaian bahan bakar nuklir). Tergantung pada jenis reaktor, ada sekitar 179-264
batang bahan bakar dalam setiap fuel assembly , dan sebuah inti reaktor berisi 121-193 fuel
assembly .

Di Reaktor
Dari fabrikasi, fuel assembly dikirim dengan truk ke reaktor dan disimpan di gudang "fresh fuel"
sampai ia diperlukan oleh operator reaktor. Pada tahap ini, uranium tersebut hanya sedikit
bersifat radioaktif dan pada dasarnya semua radiasi terjadi dalam tabung logam. Biasanya,
sekitar sepertiga dari inti reaktor (40 sampai 90 fuel assembly) ditukar setiap 12 sampai 24
bulan.

Inti reaktor itu sendiri dirangkai secara silinder dari banyak bahan bakar, dengan diameter sekitar
12 meter dan tinggi 14 meter.
Inti reaktor pada dasarnya tidak memiliki bagian yang bergerak kecuali sejumlah kecil batang
kendali yang dapat dimasukkan untuk mengatur reaksi. Menempatkan perangkat bahan bakar di
samping satu sama lain dan menambahkan air cukup untuk memulai reaksi nuklir.

Siklus Back End Bahan Bakar Nuklir


Penyimpanan Interim
Setelah digunakan dalam reaktor, fuel assembly menjadi sangat radioaktif dan harus dilepas dan
disimpan di bawah air di kolam bahan bakar bekas-pakai, di area reaktor selama beberapa
tahun. Meskipun reaksi fisi telah berhenti, bahan bakar bekas-pakai tadi terus mengeluarkan
panas dari peluruhan unsur-unsur radioaktif yang terjadi ketika atom uranium terbelah. Air di
kolam berfungsi untuk mendinginkan bahan bakar dan melindungi operator dari radiasi.

Setelah dilakukan pendinginan selama beberapa tahun di kolam pendingin, elemen bahan
bakar bekas-pakai dapat dipindahkan ke wadah penyimpanan, tong kering, untuk disimpan lebih
lanjut di tempat penyimpanan. Operator reaktor sekarang menyimpan bahan bakar bekas-
pakai ini dalam beton outdoor khusus atau kontainer baja dengan pendingin udara.

Pengolahan Ulang
Kurang dari 4% dari uranium yang dimuat ke dalam reaktor dikonsumsi saat reaksi nuklir terjadi.
Sisa uranium tetap tidak berubah. Pengolahan kimia dari bahan bakar bekas-pakai untuk
memulihkan sebagian sisa produk fisi untuk digunakan dalam perangkat bahan bakar yang baru
memang layak secara teknis. Beberapa negara, seperti Perancis, memproses ulang bahan
bakar bekas nuklir, tetapi negara lain seperti Amerika Serikat tidak mengizinkannya.

Pembuangan Akhir
Langkah terakhir dalam siklus bahan bakar bekas-pakai nuklir adalah mengumpulkan
limbah fuel assembly dari situs penyimpanan sementara atau fasilitas pemrosesan ulang, dan
membuang limbah sisa nuklir tingkat tinggi ini di sebuah gudang penyimpanan bawah tanah
permanen.

via eia

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini pemanfaatan radioaktivitas semakin meluas, diantaranya
dalam perkembangan ilmu kedokteran, bidang pertanian, bahkan
perkembangan energi yang selama ini sedang hangat dibicarakan
karena keterbatasan energi yang tersedia di dunia belum bisa
memenuhi kebutuhan manusia.
Istilah keradioaktifan (radioactivity) diusulkan Marie Curie untuk
menggambarkan gejala yang paling mudah diamati yang menyertai
perubahan inti atom tertentu yang dikenal dengan emisi radiasi
pengion. Sinar yang dipancarkan disebut sinar radioaktif dan unsur
yang memancarkan disebut unsur radioaktif. Pierre dan Marie Curie
berhasil mengisolasi dua unsur baru yang terbentuk dari peluruhan
unsur Uranium, kedua unsur tersebut diberi nama Polonium dan Radium
Dalam makalah ini kami akan membahas tentang radioatif, macam-
macam sinar radioaktif dan sifatnya serta struktur inti, kestabilan inti
dan reaksi inti.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan radioaktif?
2. Bagaimana sejarah penemuan sinar-sinar radioaktif?
3. Apa sifat-sifat radioaktif?
4. Apa saja macam-macam sinar radioaktif dan bagaimana sifatnya?
5. Apa yang dimaksut dengan struktur inti, kestabilan inti dan reaksi
inti?

C. Tujuan
1.Untuk mengetahui pengertian radioaktif.
2.Untuk mengetahui bagaimana penemuan sinar-sinar radioaktif.
3.Untuk mengetahui sifat-sifat radioaktif.
4.Untuk mengetahui macam-macam sinar radiokatif dan sifat-sifatnya.
5.Untuk mengetahui struktur inti, kestabilan inti dan reaksi inti.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Radioaktif

Radioaktifitas adalah suatu gejala yang menunjukan adanya aktivitas


inti atom, yang disebabkan karena inti atom tak stabil. Gejala yang
dapat diamati ini dinamakan sinar radio aktif. Pengertian lain dari
radioaktivitas adalah fenomena pemancaran yang spontan dari radiasi-
radiasi yang ditunjukkan oleh elemen-elemen berat. Sebagai contoh
Uranium, Polonium, Radium, Ionium, Thorium, Actinium, dan
Mesothorium. Radioaktivitas disebut juga peluruhan radioaktif, Sinar-
sinar yang dipancarkan tersebut disebut sinar radioaktif, sedangkan
zat yang memancarkan sinar radioaktif disebut dengan zat radioaktif.
Radioaktivitas terbagi atas:
1. Radioaktivitas alam ditunjukkan oleh elemen-elemen yang
ditemukan di dalam alam. Radioaktivitas alam selalu ditemukan
dengan elemen-elemen barat dalam tabel periodik. Ciri-cirinya adalah
memancarkan sinar ,, dan
2. Radioaktivitas buatan, dengan menggunakan teknik modern maka
transmutasi buatan dari elemen dapat dilakukan dan menghasilkan
radioaktivitas pada elemen-elemen yang lebih ringan daripada elemen-
elemen radioaktivitas alam. Ciri-cirinya adalah memancarkan partikel
selain ,, dan .

B. Sejarah Penemuan Sinar Radioaktif


Pada tahun 1895 Wilhelm Konrad Rontgen (1845-1923) dari Jerman
menemukan bahwa apabila arus elektron (sinar katoda) menumbuk
anoda akan timbul suatu cahaya (radiasi) yang dapat menyebabkan
Fluoresensi (pendar cahaya). Radiasi tersebut dinamakan sinar X.
Dinamakan demikian karena belum diketahui sifat-sifatnya.
Kemudian pada tahun 1896 Antonie Henry Becquerel (1852-1908)
seorang ahli kimia dari Perancis. Yang mengetahui bahwa batuan
koleksi ayahnya dapat memancarkan sinar, meskipun ia belum
memahami sinar tersebut, dalam hatinya timbul pertanyaan sinar
apakah ini ? untuk membuktikan sinar tersebut, Becquerel pada tahun
1896 menjemur batuan Kalium Uranil Sulfat (K2UO2(SO4)2 diatas
lempeng fotografi yang diselimuti dengan keras hitam.
Becquerel mengharapkan bahwa sinar ultraviolet dari matahari
membangkitkan Fluoresensi yang mungkin terkandung dalam batuan
tersebut, sehingga sinar X menembus kertas dan menimbulkan
bayangan hitam pada lempeng fotografi. Akan tetapi karena cuaca
mendung hal itu tidak didapatkan, namun apa yang terjadi Becquerel
justru menemukan sesuatu yaitu batuan tersebut tetap memancarkan
sinar tetapi tidak mengalami Fluoresensi dan menghitamkan lempeng
fotografi walaupun tanpa ada sinar matahari.
Pada tahun 1898 sepasang ahli kimia Marie Sklodovska Curre (1867-
1934) dan suaminya Pierre Curie (1859-1906), mengamati bahwa radiasi
dari Uranium dapat menyebabkan terbentuknya unsur baru.
Istilah keradioaktifan (radioactivity) diusulkan Marie Curie untuk
menggambarkan gejala yang paling mudah diamati yang menyertai
perubahan inti atom tertentu yang dikenal dengan emisi radiasi
pengion. Sinar yang dipancarkan disebut sinar radioaktif dan unsur
yang memancarkan disebut unsur radioaktif. Pierre dan Marie Curie
berhasil mengisolasi dua unsur baru yang terbentuk dari peluruhan
unsur Uranium, kedua unsur tersebut diberi nama Polonium dan Radium
C. Sifat Radioaktif
Sifat-Sifat Sinar Radioaktif
1. Dapat menembus kertas atau lempengan logam tipis.
2. Dapat mengionkan gas yang disinari.
3. Dapat menghitamkan pelat film.
4. Menyebabkan benda-benda berlapis ZnS dapat berpendar
(fluoresensi).
5. Dapat diuraikan oleh medan magnet menjadi tiga berkas sinar, yaitu
sinar , ,dan .
6. Radiasi-radiasi mempunyai daya tembus yang tinggi, radiasi-radiasi
itu mempengaruhi plat-plat fotografik, menyebabkan sintilasi pada
layar-layar yang floresen, menimbulkan panas dan menghasilkan
perubahan-perubahan kimia.
7. Bila radiasi dipancarkan habis, maka terbentuklah elemen-elemen
baru yang biasanya juga bersifat radioaktif.
8. Pemancaran dari radiasi-radiasi adalah spontan.
9. Pemancaran tidak segera, tetapi dapat meliputi suatu periode
waktu.

D. Macam-macam Sinar Radioaktif dan Sifatnya


1. Sinar Alpha
Pengertian Sinar Alpha
Definisi Sinar alfa adalah zat radioaktif yang mempunyai massa partikel
sekitar empat kali massa partikel hydrogen. Sinar alfa merupakan inti
atom helium bermuatan positif yang dipengaruhi medan magnet dengan
lambang : atau 2He4. Partikel sinar sama dengan inti helium. Sinar
merupakan radiasi partikel bermuatan positif dan merupakan partikel
terberat yang dihasilkan zat radioaktif. Sinar yang dipancarkan dari
inti dengan kecepatan sepersepuluh atau 0,1 dari kecepatan cahaya.
Daya tembus sinar palng kecil dibandingkan sinar radioaktif lainnya,
sedangkan daya jangkau mencapai 2,8-8,5 cm dalam udara dan dapat
dihentikan oleh selembar kertas biasa. Daya ionisasi sinar paling
besar karena dapat mengionisasi molekul yang dilaluinya sehingga
dapat menyebabkan 1 atau lebih electron suatu molekul lepas,
sehingga molekul menjadi ion. Sinar alfa dapat membelok kea rah
kutub negative dalam medan listrik.
Partikel Alpha adalah bentuk radiasi partikel yang sangat menyebabkan
ionisasi, dan kemampuan penetrasinya rendah. Partikel tersebut terdiri
dari dua buah proton dan dua buah neutron yang terikat menjadi
sebuah partikel yang identik dengan nukleus helium, dan karenanya
dapat ditulis juga sebagai He2+. Partikel Alpha dipancarkan oleh
nukleus yang bersifat radioaktif seperti uranium atau radium dalam
proses yang disebut dengan peluruhan alpha. Kadang-kadang proses
membuat nukleus berada dalam excited state dan akan memancarkan
sinar gamma untuk membuang energi yang lebih. Setelah partikel alpha
dipancarkan, massa atom elemen yang memancarkan akan turun kira-
kira sebesar 4 amu. Ini dikarenakan oleh hilangnya 4 nukleon. Nomor
atom dari atom yang bersangkutan turun 2, karena hilangnya 2 proton
dari atom tersebut, menjadikannya elemen yang baru. Contohnya
adalah radium yang menjadi gas radon karena peluruhan alpha.
Penemuan Sinar Alpha
Pada tahun 1903, Ernest Rutherford mengemukakan bahwa sinar
radioaktif dapat dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan muatan
mereka. Sinar radioaktif yang bermuatan positif diberi nama sinar alfa,
dan tersusun dari inti-inti helium. Partikel Alfa tidak mampu menembus
selembar kertas, partikel beta tidak mampu menembus pelat
alumunium. Untuk menghentikan gamma diperlukan lapisan metal
tebal, namun karena penyerapannya fungsi eksponensial akan ada
sedikit bagian yang mungkin menembus pelat metal. Pada awalnya
tampak bentuk radiasi yang baru ditemukan ini mirip dengan penemuan
sinar-X. Akan tetapi, penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh
Becquerel, Marie Curie, Pierre Curie, Ernest Rutherford dan ilmuwan
lainnya menemukan bahwa radiaktivitas jauh lebih rumit ketimbang
sinar-X.
Beragam jenis peluruhan bisa terjadi. Sebagai contoh, ditemukan
bahwa medan listrik atau medan magnet dapat memecah emisi radiasi
menjadi tiga sinar. Demi memudahkan penamaan, sinar-sinar tersebut
diberi nama sesuai dengan alfabet yunani yakni alpha, beta, dan
gamma, nama-nama tersebut masih bertahan hingga kini. Kemudian
dari arah gaya elektromagnet, diketahui bahwa sinar alfa mengandung
muatan positif, sinar beta bermuatan negatif, dan sinar gamma
bermuatan netral. Dari besarnya arah pantulan, juga diketahui bahwa
partikel alfa jauh lebih berat ketimbang partikel beta. Dengan
melewatkan sinar alfa melalui membran gelas tipis dan menjebaknya
dalam sebuah tabung lampu neon membuat para peneliti dapat
mempelajari spektrum emisi dari gas yang dihasilkan, dan
membuktikan bahwa partikel alfa kenyataannya adalah sebuah inti
atom helium. Percobaan lainnya menunjukkan kemiripan antara radiasi
beta dengan sinar katode serta kemiripan radiasi gamma dengan sinar-
X.
Sifat-Sifat Sinar Alpha
1. Dipengaruhi antara 1,4 x 107 m.s-1 sampai dengan 2,2 x 107 m.s-1
atau kira-kira 1/10 kali kecepatan rambat cahaya
2. mempunyai energi 5,3 MeV sampai 10,5 MeV
3. daya tembusnya paling lemah jika dibandingkan sinar dan sinar
4. dapat menembus kertas atau lempeng alumunium setebal 0,04 mm
5. daya iosinasinya paling kuat
6. lintasan di dalam bahan radioaktif berupa garis lurus.
7. memiliki daya tembus kecil (daya jangkau 2,8 8,5 cm dalam udara),
8. dapat mengionsasi molekul yang dilaluinya. Sinar alfa ini dapat
menyebabkan satu atau lebih elektron suatu molekul lepas, sehingga
molek ul berubah menjadi ion (ion positif dan elektron) per cm bila
melewati udara,
9. dalam medan listrik dapat dibelokkan ke arah kutub negatif.
10. Mempunyai massa 4 dan bermuatan +2.
11. Partikel-partikel alfa bergerak dengan kecepatan antara 2.000
20.000 mil per detik, atau 1 10 persen kecepatan cahaya
Peluruhan Sinar Alpha
Peluruhan Alfa ( ) adalah bentuk radiasi partikel dengan kemampuan
mengionisasi atom sangat tinggi dan daya tembusnya rendah. Pertikel
alfa terdiri atas dua buah proton dan dua buah netron yang terikat
menjadi suatu atom dengan inti yang sangat stabil, dengan notasi atom
atau . Partikel diradiasikan oleh inti atom radioaktif seperti uranium
atau radium dalam suatu proses yang disebut dengan peluruhan alfa.
Sering terjadi inti atom yang selesai meradiasikan partikel alfa akan
berada dalam eksitasi dan akan memancarkan sinar gamma untuk
membuang energi yang lebih.Setelah partikel alfa diradiasikan , massa
inti atom akan turun kira-kira sebesar 4 sma, karena kehilangan 4
partikel. Nomor atom akan berkurang 2, karena hilangnya 2 proton
sehingga akan terbentuk inti atom baru yang dinamakan inti anak.
Pada peluruhan berlaku :
1. hukum kekekalan nomor massa : nomor massa (A) berukuran 4 dan
2. hukum kekekalan nomor atom : nomor atom (Z) berkurang 2.
Daya Jangkau Partikel Alfa :
Berdasarkan hasil eksperimen diketahui bahwa kecepatan gerak
partikel alfa berkisar antara 0,054 c hingga 0,07 c. Karena massa
partikel alfa cukup besar, yaitu 4 u, maka jangkauan partikel alfa
sangat pendek. Partikel alfa dengan energi paling tinggi, jangkauannya
di udara hanya beberapa cm. Sedangkan dalam bahan hanya beberapa
mikron. Partikel alfa yang dipancarkan oleh sumber radioaktif memiliki
energi tunggal (mono-energetic). Bertambah tebalnya bahan hanya
akan mengurangi energi partikel alfa yang melintas, tetapi tidak
megurangi jumlah partikel alfa itu sendiri. Pengujian jejak partikel alfa
dengan kamar kabut Wilson, menunjukkan bahwa sebagian besar
partikel alfa memiliki jangkauan yang sama di dalam gas dan bergerak
dengan jejak lurus

2. Sinar Beta
Pengertian Sinar Beta
Partikel Beta merupakan suatu partikel subatomik yang terlempar dari
inti atom yang tidak stabil beta. Partikel tersebut ekuivalen dengan
elektron dan memiliki muatan listrik negatif tunggal -e ( -1,6 x 10-19 C )
dan memiliki massa yang sangat kecil ( 0.00055 atomic mass unit )
atau hanya berkisar 1/2000 dari massa neutron atau proton.
Perbedaannya adalah partikel beta berasal dari inti sedangkan elektron
berasal dari luar inti. Kecepatan dari partikel beta adalah beragam
bergantung pada energi yang dimiliki oleh tiap tiap partikel.
Karena pertimbangan pertimbangan teoritis tidak memperkenankan
eksistensi independen dan dari elektron intra nuklir, maka
dipostulatkan bahwa partikel terbentuk pada saat pemancaran oleh
transformasi suatu neutron menjadi sebuah proton dan sebuah electron

Penemuan Sinar Beta


Padatahun1898 Ernest rutherford dan frederick soddy menemukan
adanya unsur radon yang dapat memancarkan radiasi sepertisinar- X,
tetapi sinar radiasinya berbeda dengan sinar X. Dari percobaannya
Ernest rutherford dan frederick soddy menemukan tiga jenis sinar yang
dipancarkan oleh bahan radio-radioaktif. Ketiga sinar tersebut
dinamakannya sinar alfa (), sinar beta (), dan sinar gama (). Ketiga
sinar radiasi itu selanjutnya di sebut sinar radioaktif.
Ketiga sinar radioaktif tersebut mempunyai karakteristik ( ciri khas )
yang berbeda-beda sinar tidak dapat menembus lempeng logam
dengan ketebalan kurang dari 100cm, sedang kan sinar dapat
menembus lempung logam setebal 100cm, daya tembusnya sampai 100
kali lebih kuat dari pada sinar . Sinar memiliki daya tembus lebih
kuat, bahkan dapat menembus lempengan timbel sampai beberapa cm.
pengamatan Ernest rutherford terhadap pengaruh medan listrik
terhadap ketiga sinar radioaktif tersebut menunjukkanbah wasinar
bermuatan positif, sinar bermuatan negatif, dan sinar merupakan
suatu gelombang elektomagnetik berenergi tinggi yang tidak
bermuatan.
Untuk mengetahui lebih jauh tentang ketiga sinar radioaktif tersebut ,
Ernest rutherford menampung masing masing sinar tersebut dalam
ruang kaca yang tidak tertembus sinar itu, dan kemudian mengamati
spektrumnya. Dari pengamatannya itu ternyata perbandingan massa
dan muatan serta spektrumnya sesuai denganperbandingan massa dan
muatan serta spektrum dari ion He2+, maka di simpulkan bahwa sinar
merupakan inti helium. Dengan cara yang sama di simpulkan bahwa
sinar merupakan eletron.
Sifat-Sifat Sinar Beta
1. Sinar beta ini bermuatan negatif dan bermassa sangat kecil, yaitu
5,5 x 104 satuan massa atom
2. simbol beta atau e
3. memiliki daya tembus yang jauh lebih besar daripada sinar alfa
(dapat menembus lempeng timbel setebal 1 mm),
4. daya ionisasinya lebih lemah dari sinar alfa,
5. bermuatan listrik negatif, sehingga dalam medan listrik dibelokkan
ke arah kutub positif
6. Kecepatannya antara 0,32 sampai 0,7 kali kecepatan cahaya,
sedangkan energinya mencapai 3MeV.
7.Di dalam bahan radioaktif, lintasan sinar beta berbelok-belok karena
hamburan electron dalam atom
Peluruhan Sinar Beta
Peluruhan beta () adalah suatu proses peluruhan radioaktif dengan
muatan inti berubah tetapi jumlah nukleonnya tetap.Dalam peluruhan
sinar beta, terdapat 3 jenis proses dalam peluruhan sinar beta
tersebut, yakni, (i) Peluruhan inti akibat emisi elektron, disimbolkan
sebagai ^- , (ii) Peluruhan inti akibat emisi positron, disimbolkan
sebagai ^+ , dan yang terakhir (iii) Penangkapan electron inti oleh inti
yang disebut dengan penangkapan electron.
Semua 3 jenis proses yang termasuk dalam proses peluruhan beta
sering disebut dengan perubahan isobar karena semua proses tersebut
tidak membuat perubahan dalam nomor massa A, yakni perubahan
nomor massa sama dengan nol. Tetapi selalu terjadi peristiwa yang
mengakibatkan perubahan dalam muatan inti. Karena sebuah inti
selalu terdiri dari neutron dan proton, maka konservasi perubahan
listrik yang dibutuhkan dapat diambil dari proses emisi ^- , sebuah
neutron yang ada pada inti dikonversikan menjadi sebuah proton.
Ketika inti radioaktif mengalami peluruhan beta, maka anak inti
memiliki jumlah yang sama dengan nukleon seperti inti sebelumnya.
Sekali lagi, perhatikan bahwa jumlah nukleon dan muatan total
keduanya dilestarikan dalam keadaan yang sama. Namun, seperti yang
akan kita lihat nanti, proses ini tidak dijelaskan sepenuhnya oleh
ekspresi seperti itu. Perhatikan bahwa dalam peluruhan beta, neutron
berubah menjadi sebuah proton, dan hal tersebut juga penting untuk
menunjukkan bahwa elektron atau positron dalam meluruh tidak ada
sebelumnya di inti tetapi diciptakan pada saat keluar peluruhan,
sehingga energi sisa yang ada akan hilang pada inti. Sekarang
perhatikan energi sistem sebelum dan sesudah pembusukan. Seperti
dengan peluruhan alpha, kita asumsikan energi adalah kekal dan
bahwa inti recoiling berat putri membawa energi kinetik diabaikan.
Secara eksperimen, ditemukan bahwa partikel beta dari satu jenis inti
yang dipancarkan, dengan berbagai kontinu energi kinetik sampai
dengan beberapa nilai maksimum.

3. Sinar Gama
Pengertian Sinar Gamma
Sinar gama (Sinar gamma; seringkali dinotasikan dengan huruf Yunani
gamma, ) adalah sebuah bentuk berenergi dari radiasi
elektromagnetik yang diproduksi oleh radioaktivitas atau proses nuklir
atau subatomik lainnya seperti penghancuran elektron-positron.
Sinar gama membentuk spektrum elektromagnetik energi-tertinggi.
Mereka seringkali didefinisikan bermulai dari energi 10 keV/ 2,42 EHz/
124 pm, meskipun radiasi elektromagnetik dari sekitar 10 keV sampai
beberapa ratus keV juga dapat menunjuk kepada sinar X keras. Penting
untuk diingat bahwa tidak ada perbedaan fisikal antara sinar gama dan
sinar X dari energi yang sama mereka adalah dua nama untuk radiasi
elektromagnetik yang sama, sama seperti sinar matahari dan sinar
bulan adalah dua nama untuk cahaya tampak. Namun, gama dibedakan
dengan sinar X dari sumber mereka. Sinar gama adalah istilah untuk
radiasi elektromagnetik energi-tinggi yang diproduksi oleh transisi
energi karena percepatan elektron. Karena beberapa transisi elektron
memungkinkan untuk memiliki energi lebih tinggi dari beberapa
transisi nuklir, ada tumpang-tindih antara apa yang kita sebut sinar
gama energi rendah dan sinar-X energi tinggi.
Sinar gama merupakan sebuah bentuk radiasi mengionisasi mereka
lebih menembus dari radiasi alfa atau beta (keduanya bukan radiasi
elektromagnetik), tapi kurang mengionisasi.
Perlindungan untuk sinar membutuhkan banyak massa. Bahan yang
digunakan untuk perisai harus diperhitungkan bahwa sinar gama
diserap lebih banyak oleh bahan dengan nomor atom tinggi dan
kepadatan tinggi. Juga, semakin tinggi energi sinar gama, makin tebal
perisai yang dibutuhkan. Bahan untuk menahan sinar gama biasanya
diilustrasikan dengan ketebalan yang dibutuhkan untuk mengurangi
intensitas dari sinar gama setengahnya.
Penemuan Sinar Gamma
Thomson (Joseph John Thomson) melakukan penelitian sinar katoda di
pusat penelitian Cavendish di Universitas Cambridge dan menemukan
elektron yang merupakan salah satu pembentuk struktur dasar materi.
(http://um.ac.id) Pada tahun 1895 datanglah Ernest Rutherford,
(http://ksupointer.com) seorang kelahiran Selandia Baru yang
bermigrasi ke Inggris, untuk bekerja di bawah bimbingan J.J. Thomson.
Pada mulanya Rutherford tertarik kepada efek radioaktivitas dan sinar-
X terhadap konduktivitas listrik udara. Partikel (radiasi) berenergi
tinggi yang dipancarkan oleh bahan radioaktif menumbuk dan
melepaskan elektron dari atom yang ada di udara, dan inilah yang
menghantarkan arus listrik.
Setelah mengadakan penelitian bersama dengan J.J. Thomson, pada
tahun 1898 Rutherford menunjukkan bahwa sinar-X dan radiasi yang
dipancarkan oleh materi radioaktif pada dasarnya bertingkah laku
sama. Selain itu berdasarkan pengukuran serapan materi terhadap
radiasi yang dipancarkan oleh materi radioaktif seperti uranium atau
thorium, ia menyatakan paling sedikit ada 2 jenis radiasi yang
dipancarkan oleh bahan radioaktif alam uranium dan thorium.
Satu memiliki daya ionisasi yang sangat besar, karena itu mudah
diserap oleh materi, dapat dihentikan dengan kertas tipis, yang satu
lagi memiliki daya ionisasi yang lebih kecil dan daya tembus yang
besar. Menggunakan dua huruf pertama abjad Yunani, yang pertama
disebut radiasi alpha, yang kedua radiasi Beta. Selain itu juga diketahui
adanya radiasi yang memiliki daya tembus lebih besar dari pada Beta,
dan radiasi ini disebut radiasi Gamma.
Sifat-Sifat Sinar Gamma
1. Mempunyai daya tembus paling besar disbanding sinar radio aktif
lainnya ( atau )
2.Tidak dipengaruhi medan magnet dan medan listrik, karena tidak
bermuatan
3. Dapat mempengaruhi film
4.Energinya mencapai 3MeV
5.Foto sinar tidak banyak berinteraksi dengan atom suatu bahan
6. daya ionisasinya paling lemah,
7.tidak bermuatan listrik, oleh karena itu tidak dapat dibelokkan oleh
medan listrik.
8. mempunyai panjang gelombang antara 1 (10-10 m) sampai 10-4
(10-14 m).
9.Merupakan gelombang elektromagnetik
Peluruhan Sinar Gamma
Suatu inti unsur radioaktif yang mengalami peluruhan, baik peluruhan
maupun peluruhan atau mengalami tumbukan dengan netron
biasanya berada pada keadaan tereksitasi. Pada saat kembali ke
keadaan dasarnya inti tersebut akan melepas energi dalam bentuk
radiasi gamma.
Radiasi gamma mempunyai energi yang diskrit. Energi sinar gamma ()
akan berkurang atau terserap oleh suatu material yang dilewatinya.
Karena ada penyerapan energi olah bahan maka intensitas dari sinar
gamma akan berkurang setelah melewati material tersebut.
Setelah peluruhan alfa dan beta, inti biasanya dalam keadaan
tereksitasi. Seperti halnya atom, inti akan mencapai keadaan dasar
(stabil) dengan memancarkan foton (gelombang elektromagnetik) yang
dikenal dengan sinar gamma (). Dalam proses pemancaran foton ini,
baik nomor atom atau nomor massa inti tidak berubah.
Setelah inti meluruh menjadi inti baru biasanya terdapat energi
kelebihan pada ikatan intinya sehingga seringkali disebut inti dalam
keadaan tereksitasi. Inti yang kelebihan energinya ini biasanya akan
melepaskan energinya dalam bentuk sinar gamma yang dikenal dengan
peluruhan gamma, sinarnya ini adalah foton dan termasuk ke dalam
gelombang elektromagnetik yang mempunyai energi yang sangat besar
melebihi sinar X.
Peluruhan gamma () merupakan radiasi gelombang elektromagnetik
dengan energi sangat tinggi sehingga memiliki daya tembus yang
sangat kuat. Sinar gamma dihasilkan oleh transisi energi inti atomdari
suatu keadaan eksitasi ke keadaan dasar. Saat transisi berlangsung
terjadi radiasi energi tinggi (sekitar 4,4 MeV) dalam bentuk gelombang
elektromagnetik. Sinar gamma bukanlah partikel sehingga tidak
memiliki nomor atom (A=0) maka dalam peluruhan sinar- tidak
dihasilkan inti atom baru.

E. Struktur Inti, Kestabilan Inti, dan Reaksi Inti


Struktur Inti
Inti atom tersusun dari partikel-partikel yang disebut nukleon. Suatu
inti atom yang diketahui jumlah proton dan neutronnya disebut nuklida.

Macam-macam nuklida:
a. Isotop: nuklida yang mempunyai jumlah proton sama tetapi jumlah
neutron berbeda.
Contoh:

b. Isobar: nuklida yang mempunyai jumlah proton dan neutron sama


tetapi jumlah proton berbeda.
Contoh:

c. Isoton: nuklida yang mempunyai jumlah neutron sama.


Contoh:

Kestabilan Inti

Pita kestabilan adalah tempat kedudukan isotop-isotop stabil dalam


pita isotop. Inti yang tidak stabil (bersifat radioaktif) memiliki
perbandingan di luar pita kestabilan, yaitu :
1. Diatas pita kestabilan
2. Dibawah pita kestabilan
3. Diseberang pita kestabilan
Unsur-unsur dengan nomor atom rendah dan sedang kebanyakan
mempunyai nuklida stabil maupun tidak stabil (radioaktif). Contoh pada
atom hidrogen, inti atom protium dan deuterium adalah stabil
sedangkan inti atom tritium tidak stabil. Waktu paruh tritium sangat
pendek sehingga tidak ditemukan di alam. Pada unsur-unsur dengan
nomor atom tinggi tidak ditemukan inti atom yang stabil. Jadi faktor
yang memengaruhi kestabilan inti atom adalah angka banding dengan
proton.
Inti-inti yang tidak stabil cenderung untuk menyesuaikan perbandingan
neutron terhadap proton agar sama dengan perbandingan pada pita
kestabilan. Bagi nuklida dengan Z = 20, perbandingan neutron terhadap
proton (n/p) sekitar 1,0 sampai 1,1. Jika Z bertambah maka
perbandingan neutron terhadap proton bertambah hingga sekitar 1,5.
Inti atom yang tidak stabil akan mengalami peluruhan menjadi inti yang
lebih stabil dengan cara:

Reaksi Inti
Reaksi yang terjadi di inti atom dinamakan reaksi nuklir. Jadi Reaksi
nuklir melibatkan perubahan yang tidak terjadi di kulit elektron terluar
tetapi terjadi di inti atom. Reaksi nuklir memiliki persamaan dan
perbedaan dengan reaksi kimia biasa.
Persamaan reaksi nuklir dengan reaksi kimia biasa, antara lain seperti
berikut:
a. Ada kekekalan muatan dan kekekalan massa energi.
b. Mempunyai energi pengaktifan.
c. Dapat menyerap energi (endoenergik) atau melepaskan energi
(eksoenergik).
Perbedaan antara reaksi nuklir dan reaksi kimia biasa, antara lain
seperti berikut:
a. Nomor atom berubah.
b. Pada reaksi endoenergik, jumlah materi hasil reaksi lebih besar dari
pereaksi, sedangkan dalam reaksi eksoenergik terjadi sebaliknya.
c. Jumlah materi dinyatakan per partikel bukan per mol.
d. Reaksi-reaksi menyangkut nuklida tertentu bukan campuran isotop.
Reaksi nuklir dapat ditulis seperti contoh di atas atau dapat dinyatakan
seperti berikut. Pada awal dituliskan nuklida sasaran, kemudian di
dalam tanda kurung dituliskan proyektil dan partikel yang dipancarkan
dipisahkan oleh tanda koma dan diakhir perumusan dituliskan nuklida
hasil reaksi.
Contoh :

Ada dua macam partikel proyektil yaitu:


a. Partikel bermuatan seperti , atau atom yang lebih berat seperti
b. Sinar gamma dan partikel tidak bermuatan seperti neutron.
1. Reaksi Penembakan
Penembakan dengan partikel alfa

Penembakan dengan proton

Penembakan dengan neutron

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Radioaktifitas adalah suatu gejala yang menunjukan adanya
aktivitas inti atom, yang disebabkan karena inti atom tak stabil.
2. Sejarah penemuan sinar sinar radioaktiv adalah Pada tahun 1895
Wilhelm Konrad Rontgen (1845-1923) menemukan sinar X, tahun 1896
Antonie Henry Becquerel (1852-1908) menjemur batuan Kalium Uranil
Sulfat (K2UO2(SO4)2 diatas lempeng fotografi yang diselimuti dengan
keras hitam, Pada tahun 1898 sepasang ahli kimia Marie Sklodovska
Curre (1867-1934) dan suaminya Pierre Curie (1859-1906), mengamati
bahwa radiasi dari Uranium dapat menyebabkan terbentuknya unsur
baru
3. Sifat sifat sinar radioactive
a. Dapat menembus kertas atau lempengan logam tipis.
b. Dapat mengionkan gas yang disinari.
c. Dapat menghitamkan pelat film.
d. Menyebabkan benda-benda berlapis ZnS dapat berpendar
(fluoresensi).
e. Dapat diuraikan oleh medan magnet menjadi tiga berkas sinar, yaitu
sinar , ,dan .
f. Radiasi-radiasi mempunyai daya tembus yang tinggi, radiasi-radiasi
itu mempengaruhi plat-plat fotografik, menyebabkan sintilasi pada
layar-layar yang floresen, menimbulkan panas dan menghasilkan
perubahan-perubahan kimia.
g. Bila radiasi dipancarkan habis, maka terbentuklah elemen-elemen
baru yang biasanya juga bersifat radioaktif.
h. Pemancaran dari radiasi-radiasi adalah spontan.
i. Pemancaran tidak segera, tetapi dapat meliputi suatu periode waktu.
4. macam-macam sinar radiokatif
a. Sinar Alpha
b. Sinar Beta
c. Sinar Gama
5. struktur inti, kestabilan inti dan reaksi inti
a. Struktur Inti
Inti atom tersusun dari partikel-partikel yang disebut nukleon. Suatu
inti atom yang diketahui jumlah proton dan neutronnya disebut nuklida.
b. Kestabilan inti
Faktor yang memengaruhi kestabilan inti atom adalah angka banding
dengan proton.
c. Reaksi Inti
Reaksi yang terjadi di inti atom dinamakan reaksi nuklir. Jadi Reaksi
nuklir melibatkan perubahan yang tidak terjadi di kulit elektron terluar
tetapi terjadi di inti atom.

DAFTAR PUSTAKA

Oktafia (2012) . Radioaktif.


http://oktafianaoka.blogspot.com/2012/12/radioaktif. html, diakses pada
tanggal 24 Maret 2014 pukul 11.00 WIB
Deswanti, reni (2011). Unsur Radioaktif.
http://renideswantikimia.wordpress.com/ kimia-kelas-xii-3/semester-i/3-
kimia-unsur/5-unsur-radioaktif/, diakses pada tanggal 24 Maret 2014
pukul 11.16 WIB
(2012) http://hellomyinterest.blogspot.com/2012/12/macam-macam-
sinar-radio aktif.html, diakses pada tanggal 24 Maret 2014 pukul 11.25
WIB
Dayi (2013) . Makalah Radio Aktif.
http://ddayipdokumen.blogspot.com/2013/01/ makalah-radio-aktif.html,
diakses pada tanggal 24 Maret 2014 pukul 11.38 WIB
Yuniarni (2013). Makalah
Radioaktivitas.http://yunicfs.blogspot.com/2013/ 11/makalah-
radioaktivitas_21.html, diakses pada tanggal 24 Maret 2014 pukul
11.55WIB
Yulianti ,Nofrika (2013) .Sifat Sifat Sinar
Radioaktif.http://nofrikakimiapasca. wordpress.com/kimia-kelas-
xii/radioaktif/sifat-sifat-sinar-radioaktif/, diakses pada tanggal 24 Maret
2014 pukul 12.15 WIB
(2014).Sinar Radioaktif (Alfa, Beta, dan Gamma) | Ilmu Kimia.
http://www. ilmukimia.org/2014/01/sinar-radioaktif-alfa-beta-dan-
gamma.html, diakses pada tanggal 24 Maret 2014 pukul 13.00 WIB

RADIOAKTIF
A. APA ITU RADIOAKTIF
Radioaktif adalah bahan yang terkontaminasi dengan radio isotop yang berasal dari
penggunaan medis atau riset radio nukleida. Limbah ini dapat berasal dari antara lain :
tindakan kedokteran nuklir, radio-imunoassay dan bakteriologis; dapat berbentuk padat,
cair atau gas. Selain sampah klinis, dari kegiatan penunjang rumah sakit juga
menghasilkan sampah non klinis atau dapat disebut juga sampah non medis. Sampah
non medis ini bisa berasal dari kantor/administrasi kertas, unit pelayanan (berupa
karton, kaleng, botol), sampah dari ruang pasien, sisa makanan buangan; sampah
dapur (sisa pembungkus, sisa makanan/bahanmakanan, sayur dan lain-lain). Limbah
cair yang dihasilkan rumah sakit mempunyai karakteristik tertentu baik fisik, kimia dan
biologi. Limbah rumah sakit bisa mengandung bermacam-macam mikroorganisme,
tergantung pada jenis rumah sakit, tingkat pengolahan yang dilakukan sebelum dibuang
dan jenis sarana yang ada (laboratorium, klinik dll). Tentu saja dari jenis-jenis
mikroorganisme tersebut ada yang bersifat patogen. Limbah rumah sakit seperti halnya
limbah lain akanmengandung bahan-bahan organik dan anorganik, yang tingkat
kandungannya dapat ditentukan dengan uji air kotor pada umumnya seperti BOD, COD,
TTS, pH, mikrobiologik, dan lain-lain.

B. BAHAN KIMIA RADIOAKTIF (RADIOACTIVE SUBSTANCES)


Radiasi dari bahan radioaktif dapat menimbulkan efek somatik dan efek genetik,
efek somatik dapat akut atau kronis. Efek somatik akut bila terkena radiasi 200[Rad]
sampai 5000[Rad] yang dapat menyebabkan sindroma system saraf sentral,
sindroma gas trointestinal dan sindroma kelainan darah, sedangkan efek somatik
kronis terjadi pada dosis yang rendah. Efek genetik mempengaruhi alat reproduksi
yang akibatnya diturunkan pada keturunan. Bahan ini meliputi isotop radioaktif dan
semua persenyawaan yang mengandung radioaktif. Pemakai zat radioaktif dan
sumber radiasi harus memiliki instalasi fasilitas atom, tenaga yang terlatih untuk
bekerja dengan zat radioaktif, peralatan teknis yang diperlukan dan mendapat izin
dari BATAN. Penyimpanannya harus ditempat yang memiliki peralatan cukup untuk
memproteksi radiasi, tidak dicampur dengan bahan lain yang dapat membahayakan,
packing/ kemasan dari bahan radioaktif harus mengikuti ketentuan khusus yang
telah ditetapkan dan keutuhan kemasan harus dipelihara. Peraturan
perundangan mengenai bahan radioaktif diantaranya :
a. Undang-Undang Nomor 31/64 Tentang Ketentuan Pokok Tenaga Atom
b. Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 1975 Tentang Keselamatan Kerja terhadap
radiasi
c. Peraturan pemerintah No. 12 Tahun 1975 Tentang izin Pemakaian Zat Radioaktif dan
atau Sumber Radiasi lainnya
d. Peraturan Pemerintah No. 13 Tahun 1975 Tentang Pengangkutan Zat Radioaktif.
Maka Peta Keterkaitan Kegiatan untuk tata letak penyimpanan material kimia
berbahaya berdasarkan ketentuan safety tersebut di atas adalah sebagai berikut :
Lembar Data Bahaya
Lembar data bahaya (Hazard Data Sheets/HDSs) terkadang disebut Material Safety
Data Sheets (MSDSs) atau Chemical Safety Data Sheet (CSDSs) adalah lembar
informasi yang detail tentang bahan-bahan kimia. Umumnya lembar ini disiapkan
dan dibuat oleh pabrik kimia atau suatu program, seperti International Programme
On Chemical Safety (IPCS) yang aktifitasnya terkait dengan World Health
Organization (WHO), International Labour Organization (ILO), dan United
Environment Programme (UNEP). HDSs/MSDSs/CSDSs merupakan sumber
informasi tentang bahan kimia yang penting dan dapat diakses tetapi kualitasnya
dapat bervariasi. Jika anda menggunakan HDSs, berhati-hatilah terhadap
keterbatasannya, sebagai contoh, HDSs sering sulit untuk dibaca dan dimengerti.
Keterbatasan lain yang serius adalah seringnya tidak memuat informasi yang cukup
tentang bahaya dan peringatan penting yang anda butuhkan ketika bekerja dengan
bahan kimia tertentu. Untuk mengatasi keterbatasan ini, kapanpun dimungkinkan
untuk menggunakan sumber informasi lain secara bersama-sama dengan HDSs.
Suatu ide yang baik untuk mewakili kasehatan dan keselamatan dengan menyimpan
lembar data bahaya pada setiap penggunaan bahan kimia di tempat kerja.
Informasi berikut harus muncul pada semua lembar data bahaya, akan tetapi
urutan dapat berbeda dari yang dijelaskan dibawah ini.

Bagian 1 : Identifikasi produk dan pabrik


Identifikasi produk : nama produk tertera disini dengan nama kimia atau nama
dagang, nama yang tertera harus sama dengan nama yang ada pada label. Lembar
data bahaya juga harus mendaftar sinonim produk atau substansinya, sinonim
adalah nama lain dengan substansi yang diketahui. Contohnya Methyl alcohol juga
dikenal sebagai Metanol atau Alkohol kayu.
Identifikasi pabrik : nama pabrik atau supplier, alamat, nomor telepon, tanggal HDSs
dibuat, dan nomor darurat untuk menelepon setelah jam kerja, merupakan ide yang
baik bagi pengguna produk untuk menelepon pabrik pembuat produk sehingga
mendapatkan informasi tentang produk tersebut sebelum terjadi hal yang darurat.

Bagian 2 : Bahan-bahan berbahaya


Untuk produk campuran, hanya bahan-bahan berbahaya saja yang tercantum pada
daftar khusus bahan kimia, dan yang didata bila komposisinya 1% dari produk.
Pengecualian untuk zat karsinogen yang harus di daftar jika komposisinya 0,1% dari
campuran. Batas konsentrasi yaitu Permissible Exposure Limit (PEL)[13] dan The
Recommended Threshold Limit Value (TLV )[14] harus didata dalam HDSs.

Bagian 3 : Data Fisik


Bagian ini mendata titik didih, tekanan, density, titik cair, tampilan, bau, dan lain-lain.
Informasi pada bagian ini membantu anda mengerti bagaimana sifat bahan kimia
dan jenis bahaya yang ditimbulkannya.

Bagian 4 : Data Kebakaran Dan Ledakan


Bagian ini mendata titik nyala api dan batas mudah terbakar atau meledak, serta
menjelaskan kepada anda bagaimana memadamkan api. Informasi pada bagian ini
dibutuhkan untuk mencegah, merencanakan dan merespon kebakaran atau ledakan
dari bahan-bahan kimia.
Bagian 5 : Data Reaktifitas
Bagian ini menjelaskan kepada anda apakah suatu substansi stabil atau tidak, bila
tidak, bahaya apa yang ditimbulkan dalam keadaan tidak stabil. Bagian ini mendata
ketidakcocokan substansi, substansi mana yang tidak boleh diletakkan atau
digunakan secara bersamaan. Informasi ini penting untuk penyimpanan dan
penanganan produk yang tepat.

Bagian 6 : Data Bahaya Kesehatan


Rute tempat masuk (pernafasan, penyerapan kulit atau ingestion), efek kesehatan
akut dan kronik, tanda-tanda dan gejala awal, apakah produknya bersifat
karsinogen, masalah kesehatan yang makin buruk bila terkena, dan pertolongan
pertama yang direkomendasikan/prosedur gawat darurat, semuanya seharusnya
terdaftar di bagian ini.

Bagian 7 : Tindakan Pencegahan Untuk Penanganan


Informasi dibutuhkan untuk memikirkan rencana respon gawat darurat, prosedur
pembersihan, metode pembuangan yang aman, yang dibutuhkan dalam
penyimpanan, dan penanganan tindakan pencegahan harus detail pada bagian ini.
Akan tetapi sering kali pabrik pembuat produk meringkas informasi ini dengan satu
pernyataan yang simple, seperti hindari menghirup asap atau hindari kontak dengan
kulit.

Bagian 8 : Pengukuran Kontrol


Metode yang direkomendasikan untuk control bahaya termasuk ventilasi, praktek
kerja dan alat pelindung diri/Personal Protective Equipment (PPE) dirincin pada
bagian ini. Tipe respirator, baju pelindung dan sarung tangan material yang paling
resisten untuk produk harus diberitahu. Lebih dari rekomendasi perlindungan
material yang paling resisten, HDSs boleh dengan simple menyatakan bahwa baju
dan sarung tangan yang tidak dapat ditembus harus digunakan. Bagian ini
cenderung menekankan alat pelindung diri daripada control engineering.

C. DAMPAK RADIOAKTIF
Pengertian atau arti definisi pencemaran radioaktif adalah suatu pencemaran
lingkungan yang disebabkan oleh debu radioaktif akibat terjadinya ledakan reaktor-
reaktor atom serta bom atom. Yang paling berbahaya dari pencemaran radioaktif
seperti nuklir adalah radiasi sinar alpha, beta dan gamma yang sangat
membahayakan makhluk hidup di sekitarnya. Selain itu partikel-partikel neutron yang
dihasilkan juga berbahaya. Zat radioaktif pencemar lingkungan yang biasa
ditemukan adalah 90SR merupakan karsinogen tulang dan 131J.
Apabila ada makhluk hidup yang terkena radiasi atom nuklir yang berbahaya
biasanya akan terjadi mutasi gen karena terjadi perubahan struktur zat serta pola
reaksi kimia yang merusak sel-sel tubuh makhluk hidup baik tumbuh-tumbuhan
maupun hewan atau binatang.
Efek serta Akibat yang ditimbulkan oleh radiasi zat radioaktif pada umat manusia
seperti berikut di bawah ini :
1. Pusing-pusing
2. Nafsu makan berkurang atau hilang
3. Terjadi diare
4. Badan panas atau demam
5. Berat badan turun
6. Kanker darah atau leukemia
7. Meningkatnya denyut jantung atau nadi
8. Daya tahan tubuh berkurang sehingga mudah terserang penyakit akibat sel darah
putih yang jumlahnya berkurang.

Ada beberapa pengertian limbah radioaktif :


1. Zat radioaktif yang sudah tidak dapat digunakan lagi, dan atau
2. Bahan serta peralatan yang terkena zat radioaktif atau menjadi radioaktif, dan
sudah tidak dapat difungsikan. Bahan atau peralatan tersebut terkena atau menjadi
radioaktif kemungkinan karena pengoperasian instalasi nuklir atau instalasi yang
memanfaatkan radiasi pengion.

Jenis limbah radioaktif :


1.Dari segi besarnya aktivitas dibagi dalam limbah aktivitas tinggi, aktivitas sedang dan
aktivitas rendah.
2.Dari umurnya di bagi menjadi limbah umur paruh panjang, dan limbah umur paruh
pendek.
3.Dari bentuk fisiknya dibagi menjadi limbah padat, cair dan gas.

Zat radio aktif adalah setiap zat yang memancarkan radiasi pengion
Penentuan tingkat keamanan selama pengangkutan zat radioaktif.
Berasal dari manakah limbah radioaktif ?
Limbah radioaktif berasal dari setiap pemanfaatan tenaga nuklir, baik pemanfaatan
untuk pembangkitan daya listrik menggunakan reaktor nuklir, maupun pemanfaatan
tenaga nuklir untuk keperluan industri dan rumah sakit

Bagaimana cara mengelola limbah radioaktif ?


Limbah radioaktif dikelola sedemikian rupa sehingga tidak membahayakan
masyarakat, pekerja dan lingkungan, baik untuk generasi sekarang maupun
generasi yang akan datang. Cara pengelolaannya dengan mengisolasi limbah
tersebut dalam suatu wadah yang dirancang tahan lama yang ditempatkan dalam
suatu gedung penyimpanan sementara sebelum ditetapkan suatu lokasi
penyimpanan permanennya. Apabila dimungkinkan pengurangan volume limbah
maka dilakukan proses reduksi volume, misalnya menggunakan evaporator untuk
limbah cair, pembakaran untuk limbah padat maupun cair yang dibakar, ataupun
pemanfaatan untuk limbah padat yang bisa dimanfaatkan.

A. MANFAAT RADIOAKTIF
Secara garis besar manfaat dari Zat Radioaktif diuraikan di bawah ini, antara lain :
1. Sebagai Perunut dan 2. Sebagai Sumber Radiasi
a. Bidang Kedokteran
Penggunaan radioaktif untuk kesehatan sudah sangat banyak, dan sudah berapa juta
orang di dunia yang terselamatkan karena pemanfaatan radioaktif ini. Sebagai contoh
sinar X untuk penghancur tumor atau untuk foto tulang. Berdasarkan radiasinya:
1) Sterilisasi radiasi.
Radiasi dalam dosis tertentu dapat mematikan mikroorganisme sehingga dapat
digunakan untuk sterilisasi alat-alat kedokteran. Steritisasi dengan cara radiasi
mempunyai beberapa keunggulan jika dibandingkan dengan sterilisasi konvensional
(menggunakan bahan kimia), yaitu:
a) Sterilisasi radiasi lebihsempurna dalam mematikan mikroorganisme.
b) Sterilisasi radiasi tidak meninggalkan residu bahan kimia.
c) Karena dikemas dulu baru disetrilkan maka alat tersebut tidak mungkin tercemar
bakteri lagi
sampai kemasan terbuka. Berbeda dengan cara konvensional, yaitu disterilkan dulu baru
dikemas, maka dalam proses pengemasan masih ada kemungkinan terkena bibit
penyakit.
2) Terapi tumor atau kanker.
Berbagai jenis tumor atau kanker dapat diterapi dengan radiasi. Sebenarnya, baik sel
normal maupun sel kanker dapat dirusak oleh radiasi tetapi sel kanker atau tumor
ternyata lebih sensitif (lebih mudah rusak). Oleh karena itu, sel kanker atau tumor dapat
dimatikan dengan mengarahkan radiasi secara tepat pada sel-sel kanker tersebut.
3) Penentuan Kerapatan Tulang Dengan Bone Densitometer
Pengukuran kerapatan tulang dilakukan dengan cara menyinari tulang dengan radiasi
gamma atau sinar-X. Berdasarkan banyaknya radiasi gamma atau sinar-X yang diserap
oleh tulang yang diperiksa maka dapat ditentukan konsentrasi mineral kalsium dalam
tulang. Perhitungan tersebut dilakukan oleh komputer yang dipasang pada suatu alat
dengan nama bone densitometer. Teknik ini sangat bermanfaat guna membantu
mendiagnosis pada kekeroposan tulang (osteoporosis) yang sering menyerang wanita
pada usia menopause (mati haid).
4) Three Dimensional Conformal Radiotheraphy (3d-Crt)
Terapi radiasi dengan menggunakan sumber radiasi tertutup atau pesawat pembangkit
radiasi telah lama dikenal untuk pengobatan penyakit kanker. Perkembangan teknik
elektronika maju dan peralatan komputer canggih dalam dua dekade ini telah membawa
perkembangan pesat dalam teknologi radioterapi. Dengan menggunakan pesawat
pemercepat partikel generasi terakhir telah dimungkinkan untuk melakukan radioterapi
kanker dengan sangat presisi dan tingkat keselamatan yang tinggi melalui
kemampuannya yang sangat selektif untuk membatasi bentuk jaringan tumor yang akan
dikenai radiasi, memformulasikan serta memberikan paparan radiasi dengan dosis yang
tepat pada target. Dengan memanfaatkan teknologi 3D-CRT ini sejak tahun 1985 telah
berkembang metoda pembedahan dengan menggunakan radiasi pengion sebagai pisau
bedahnya (gamma knife). Dengan teknik ini kasus-kasus tumor ganas yang sulit
dijangkau dengan pisau bedah konvensional menjadi dapat diatasi dengan baik oleh
pisau gamma ini, bahkan tanpa perlu membuka kulit pasien dan yang terpenting tanpa
merusak jaringan di luar target.
5) Teknik Pengaktivan Neutron
Teknik nuklir ini dapat digunakan untuk menentukan kandungan mineral tubuh terutama
untuk unsur-unsur yang terdapat dalam tubuh dengan jumlah yang sangat kecil (Co, Cr,
F, Fe, Mn, Se, Si, V, Zn dsb) sehingga sulit ditentukan dengan metoda konvensional.
Kelebihan teknik ini terletak pada sifatnya yang tidak merusak dan kepekaannya sangat
tinggi. Di sini contoh bahan biologik yang akan diperiksa ditembaki dengan neutron.
Penggunaan radioaktif dalam bidang kedokteran terutama untuk pendeteksian jenis
kelainan di dalam tubuh dan untuk penyembuhan kanker yang sangat sukar dioperasi
menggunakan metode lama. Prinsip radioaktif ini juga dimanfaatkan untuk pengetesan
kualitas bahan di dalam suatu industri yang dapat dipergunakan dengan mudah dan
dengan ketelitian yang tinggi. Radioisotop yang digunakan dalam bidang kedokteran
dapat berupa sumber terbuka (unsealed source) dan sumber tertup (sealed source).
Ketika radioisotop tersebut tidak dapat dipergunakan lagi, maka sumber zat radioaktif
bekas tersebut sudah menjadi limbah radioaktif.
Dalam bidang kedokteran, radiografi digunakan untuk mengetahui bagian dalam dari
organ tubuh seperti tulang, paru-paru dan jantung. Dalam radiografi dengan
menggunakan film sinar-x, maka obyek yang diamati sering tertutup oleh jaringan
struktur lainnya, sehingga didapatkan pola gambar bayangan yang didominasi oleh
struktur jaringan yang tidak diinginkan. Hal ini akan membingungkan para dokter untuk
mendiagnosa organ tubuh tersebut. Untuk mengatasi hal ini maka dikembangkan
teknologi yang lebih canggih yaitu CT-Scanner
Radioisotop Teknesium-99m (Tc-99m) merupakan radioisotop primadona yang
mendekati ideal untuk mencari jejak di dalam tubuh. Hal ini dikarenakan radioisotop ini
memiliki waktu paro yang pendek sekitar 6 jam sehingga intensitas radiasi yang
dipancarkannya berkurang secara cepat setelah selesai digunakan. Radioisotop ini
merupakan pemancar gamma murni dari jenis peluruhan electron capture dan tidak
memancarkan radiasi partikel bermuatan sehingga dampak terhadap tubuh sangat kecil.
Selain itu, radioisotop ini mudah diperoleh dalam bentuk carrier free (bebas pengemban)
dari radioisotop molibdenum-99 (Mo-99) dan dapat membentuk ikatan dengan senyawa-
senyawa organik. Radioisotop ini dimasukkan ke dalam tubuh setelah diikatkan dengan
senyawa tertentu melalui reaksi penandaan (labelling).
Di dalam tubuh, radioisotop ini akan bergerak bersama-sama dengan senyawa yang
ditumpanginya sesuai dengan dinamika senyawa tersebut di dalam tubuh. Dengan
demikian, keberadaan dan distribusi senyawa tersebut di dalam tubuh yang
mencerminkan beberapa fungsi organ dan metabolisme tubuh dapat dengan mudah
diketahui dari hasil pencitraan. Pencitraan dapat dilakukan menggunakan kamera
gamma. Radioisotop ini dapat pula digunakan untuk mencari jejak terjadinya infeksi
bakteri, misalnya bakteri tuberkolose, di dalam tubuh dengan memanfaatkan terjadinya
reaksi spesifik yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Terjadinya reaksi spesifik tersebut
dapat diketahui menggunakan senyawa tertentu, misalnya antibodi, yang bereaksi
secara spesifik di tempat terjadinya infeksi. Beberapa saat yang lalu di Pusat
Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR) BATAN telah berhasil disintesa radiofarmaka
bertanda teknesium-99m untuk mendeteksi infeksi di dalam tubuh. Produk hasil litbang
ini saat ini sedang direncanakan memasuki tahap uji klinis.
Dalam bidang kesehatan radioisotop digunakan sebagai perunut (tracer) untuk
mendeteksi kerusakan yang terjadi pada suatu organ tubuh. Selain itu radiasi dari
radioisotop tertentu dapat digunakan untuk membunuh sel-sel kanker sehingga tidak
perlu dilakukan pembedahan untuk mengangkat jaringan sel kanker tersebut. Berikut ini
adalah contoh beberapa radioisotop yang dapat digunakan dalam bidang kesehatan
(Sutresna, 2007).

Beberapa Contoh Radioisotop dalam bidang kedokteran :


I-131 Terapi penyembuhan kanker Tiroid, mendeteksi kerusakan pada kelenjar, gondok,
hati dan otak
Pu-238 energi listrik dari alat pacu jantung
Tc-99 & Ti-201 Mendeteksi kerusakan jantung
Na-24 Mendeteksi gangguan peredaran darah
Xe-133 Mendeteksi Penyakit paru-paru
P-32 digunakan untuk pengobatan penyakit polycythemia rubavera,
yaitu pembentukkan sel darah merah yang berlebihan.
Didalam penggunaannya P-32 disuntikkan ke dalam tubuh sehingga radiasinya yang
memancarkan sinar beta dapat menghambat pembentukan sel darah merah pada
sumsum tulang. Sedangkan, sinar gamma dapat digunakan untuk mensterilkan alat-alat
kedokteran, sebelum dikemas dan ditutup rapat, misalnya pada proses sterilisasi alat
suntik. Sebenarnya sebelum dikemas, alat suntik sudah disterilkan. Tetapi, pada proses
pengemasan masih mungkin terjadi kontaminasi, sehingga setelah alat suntik tersebut
dikemas dan ditutup rapat perlu dilakukan sterilisasi ulang dengan menggunakan sinar
gamma (Sutresna, 2007).
b. Bidang Hidrologi
1. Mempelajari kecepatan aliran sungai.
2. Menyelidiki kebocoran pipa air bawah tanah.
c. Bidang Biologis
1. Mempelajari kesetimbangan dinamis.
2. Mempelajari reaksi pengesteran.
3. Mempelajari mekanisme reaksi fotosintesis.
d. Bidang pertanian
1. Pemberantasan hama dengan teknik jantan mandul, contoh : Hama kubis
2. Pemuliaan tanaman/pembentukan bibit unggul, contoh : Padi
3. Penyimpanan makanan sehingga tidak dapat bertunas, contoh : kentang dan bawang.
e. Bidang Industri
1. Pemeriksaan tanpa merusak, contoh : Memeriksa cacat pada logam
2. Mengontrol ketebalan bahan, contoh : Kertas film, lempeng logam
3. Pengawetan bahan, contoh : kayu, barang-barang seni
4. Meningkatkan mutu tekstil, contoh : mengubah struktur serat tekstil
5.. Untuk mempelajari pengaruh oli dan aditif pada mesin selama mesin bekerja.
f. Bidang Arkeologi
1. Menentukan umur fosil dengan C-14

B. PEMASANGAN LABEL DAN TANDA PADA BAHAN BERBAHAYA


Pemasangan label dan tanda dengan memakai lambang atau tulisan peringatan
pada wadah atau tempat penyimpanan untuk bahan berbahaya adalah tindakan
pencegahan yang esensial. Tenaga kerja yang bekerja pada proses produksi atau
pengangkutan biasanya belum mengetahui sifat bahaya dari bahan kimia dalam
wadah/packingnya, demikian pula para konsumen dari barang tersebut, dalam hal
inilah pemberian label dan tanda menjadi sangat penting.
Peringatan tentang bahaya dengan label dan tanda merupakan syarat penting dalam
perlindungan keselamatan kerja, namun hal tersebut tidak dapat dianggap sebagai
perlindungan yang sudah lengkap, usaha perlindungan keselamatan lainnya masih
tetap diperlukan. Lambang yang umum dipakai untuk bahan kimia yang memiliki
sifat berbahaya adalah sebagai berikut :

TANDA BAHAYA DARI BAHAN KIMIA


Keterangan :
E = Dapat Meledak T = Beracun
F+ = Sangat Mudah Terbakar C = Korosif
F = Mudah Terbakar Xi = Iritasi
O = Pengoksidasi Xn = Berbahaya Jika Tertelan
T+ = Sangat Beracun N = Berbahaya Untuk Lingkungan

F. Kebijakan Penanganan Bahan Kimia Khususnya Dalam Penggunaan Dibidang


Industri/Perusahaan Pada Dasarnya Meliputi Kebijakan :
- Pembuatan peraturan/perundang-undangan
- Pengawasan
- Pendidikan/penyuluhan/training
- Survei/penelitian
- Informasi
- Standarisasi
- Kampanye

G. KESIMPULAN
Limbah Radioaktif adalah bahan yang terkontaminasi dengan radio isotop
yang berasal dari penggunaan medis atau riset radio nukleida.Pengertian atau arti
definisi pencemaran radioaktif adalah suatu pencemaran lingkungan yang
disebabkan oleh debu radioaktif akibat terjadinya ledakan reaktor-reaktor atom serta
bom atom. Yang paling berbahaya dari pencemaran radioaktif seperti nuklir adalah
radiasi sinar alpha, beta dan gamma yang sangat membahayakan makhluk hidup di
sekitarnya.
Zat radioaktif dan radioisotop berperan besar dalam ilmu kedokteran yaitu untuk
mendeteksi berbagai penyakit, diagnosa penyakit yang penting antara lain tumor
ganas. Kemajuan teknologi dengan ditemukannya zat radioaktif dan radioisotop
memudahkan aktifitas manusia dalam berbagai bidang kehidupan.

H. SARAN
1. Masalah zat radioaktif dan radioisotop hendaknya tidak ditafsirkan sebagai satu
fenomena yang menakutkan.
2. Penggunaan radioaktif dan radioisotop hendaknya dibarengi pengetahuan dan
teknologi yang tinggi.
3. Penerapan dalam diagnosa berbagai penyakit hendaknya memikirkan efek-efek
yang akan ditimbulkan.
4. Diharapkan penggunaan zat radioaktif dan radioisotop ini untuk kemakmuran dan
kesejahteraan umat manusia.
Uranium adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang U dan nomor atom 92.. Ia merupakan logamputih keperakan yang
termasuk dalam deret aktinida tabel periodik. Uranium memiliki 92 proton dan
92 elektron, dan berelektron valensi 6. Inti uranium mengikat sebanyak 141 sampai
dengan 146 neutron, sehingganya terdapat 6 isotop uranium. Isotop yang paling
umum adalah uranium-238 (146 neutron) danuranium-235 (143 neutron).
Semua isotop uranium tidak stabil dan bersifat radioaktif lemah. Uranium
memiliki bobot atom terberat kedua di antara semua unsur-unsur kimia yang dapat
ditemukan secara alami.[3] Massa jenis uranium kira-kira 70% lebih besar
daripada timbal, namun tidaklah sepadat emas ataupun tungsten. Uranium dapat
ditemukan secara alami dalam konsentrasi rendah (beberapa bagian per juta (ppm))
dalam tanah, bebatuan, dan air.
Uranium yang dapat dijumpai secara alami adalah uranium-238 (99,2742%), uranium-
235 (0,7204%), dan sekelumit uranium-234(0,0054%). Uranium meluruh secara
lambat dengan memancarkanpartikel alfa. Umur paruh uranium-238 adalah sekitar
4,47 milyartahun, sedangkan untuk uranium-235 adalah 704 juta tahun.[4] Oleh sebab
itu, uranium dapat digunakan untuk penanggalan umur Bumi.
Uranium-235 merupakan satu-satunya isotop unsur kimia alami yang
bersifat fisil (yakni dapat mempertahankan reaksi berantai pada fusi nuklir), sedangkan
uranium-238 dapat dijadikan fisil menggunakan neutron cepat. Selain itu, uranium-238
juga dapat ditransmutasikan menjadi plutonium-239 yang bersifat fisil dalamreaktor
nuklir. Isotop uranium lainnya yang juga bersifat fisil adalah uranium-233, yang
dapat dihasilkan dari
torium

PERSEBARAN URANIUM

Uranium ditemukan dalam jumlah kecil sebagai mineral uranium oksida uraninite
(pitchblende) dalam sulfide veins di granit atau batuan beku felsic lainnya (mengandung
mineral felspar, felspathoid, silica) batuan beku asam. Uranium juga ditemukan dalam
batuan sedimen. Di bawah kondisi air tanah dekat permukaan, uranium dalam batuan
beku dapat teroksidasi dan teruraikan, ditransportasi air tanah, kemudian diendapkan
sebagai uraninit dalam batuan sedimen Deposit uranium terbesar Amerika ditemukan
justru di batuan sedimen berumur Trias-Yura di Plato Colorado (Utah, Arizona, Wyoming,
New Mexico).
PERSEBARAN URANIUM DI INDONESIA
Pemetaan bersistem sumberdaya mineral radioaktif oleh Sastratenaya dan
Tjokrokardono (dipublikasi IAGI, 1985) bisa menjadi acuan awal kita untuk mengetahui
persebaran uranium di Indonesia (khususnya di wilayah Indonesia Barat). Selama ini,
kita hanya mengenal Kalimantan sebagai sumber uranium terbesar di Indonesia. Potensi
kandungan uranium di bumi Borneo, termasuk Kaltim, lebih tinggi dibanding kandungan
uranium lain yang ditemukan di dunia.
Kandungan uranium di Kalimantan mencapai 24 ribu ton yang setara dengan kebutuhan
listrik 9.000 megawatt selama 125 tahun. Lokasinya di Desa Kalan, Kecamatan Ella Hilir,
Melawai, Kalimantan Barat.

Selama ini indikasi mineralisasi uranium di Kalimantan telah ditemukan pada batuan
metamorfik dan granit di Pegunungan Schwaner yang membentang antara Kalimantan
Barat dengan Kalimantan Tengah, berupa anomali radioaktivitas dan anomali geokimia
uranium. Geologi regional Pegunungan Schwaner yang merupakan watershed
Kalimantan Barat-Kalimantan Tengah terdiri dari batuan metamorfik Pinoh yang diintrusi
oleh batuan tonalit dan granit alkali. Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) sendiri telah
melakukan sejumlah pemboran dengan kedalaman hampir 400 meter di sejumlah
wilayah Kalimantan Tengah untuk mengetahui eksistensi pemineralan U di bawah
permukaan dan bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan tentang potensi
sumberdaya uranium. Mineralisasi uranium dijumpai dalam dua lobang bor pada zone
rekahan atau fraktur yang terisi urat sulfida dan magnetit dengan mineral radioaktif
berupa uraninit dan branerit. Banyaknya U yang ada di sekitar dua lubang bor itu sampai
kedalaman sekitar 55 m diperkirakan 623,21 kg.

PERSEBARAN URANIUM DI INDONESIA TIMUR.


Persebaran uranium di wilayah Indonesia timur telah diindikasi tujuh daerah di Sulawesi
termasuk Banggai Sula dan empat daerah di Papua,yang di wilayah2 yang secara geologi
terdapat batuan granitik dan felsik lainnya.

MANFAAT URANIUM

Uranium adalah bahan bakar nuklir yang sangat penting. Uranium 238 bisa diubah
menjadi Plutonium.Kegunaan bahan bakar nuklir untuk menghasilkan energi listrik,
untuk membuat isotop yang digunakan untuk tujuan damai, dan sebagai peledak, sangat
diketahui dengan baik. Kapasitas 429 reaktor pembangkit listrik tenaga nuklir di seluruh
dunia yang beroperasi pada Januari 1990 dierkirakan mencapai 311000 megawatt.
Uranium digunakan dalam peralatan petunjuk inert, dalam kompas giro, sebagai
imbangan berat untuk permukaan kontrol penerbangan, sebagai pemberat untuk
kendaraan pembawa missil, dan sebagai bahan pelindung. Logam uranium digunakan
untuk target sinar X untuk memproduksi sinar X berenergi tinggi; uranium nitrat
berguna untuk tinta fotografi, dan uranium asetat digunakan dalam kimia analisis.
Kristal uranium bersifat triboluminesens (fenomena optis di mana cahaya dihasilkan
ketika ikatan asimetris rusak karena zatnya tergores atau dihancurkan). Garam uranium
juga digunakan untuk memproduksi kaca dan kilau Vaseline kuning. Uranium dan
senyawanya sangat beracun, baik dari sudut pandang kimia dan radiologi.
A. Sebagai proyektil (penembus berbasis energi kinetik )
Secara kimiawi, uranium merupakan logam berat berwarna keperakan yang sangat
padat. Sebuah kubus uranium bersisi 10 cm memiliki massa mendekati 20 kg dan secara
umum 70 % lebih padat dibanding timbal (timah hitam). Pada suhu 600 700C dalam
tekanan yang sangat tinggi logam DU akan menyala dengan sendirinya, membentuk
kabut Aerosol DU yang bersifat cair dan sangat panas. Sifat-sifat kimiawi dan fisis
semacam ini yang menyebabkan kalangan militer menyukai DU untuk digunakan dalam
sistem persenjataan
konvensional yang bersifat taktis. Tidak sebagai bahan peledak nuklir, DU digunakan
sebagai senjata penembus berenergi kinetis dan biasa digunakan dalam bentuk Senjata
Antitank (atau ankerucutti kendaraan lapis baja lainnya). Jadi senjata ini benar-benar
konvensional, sama sekali tak melibatkan reaksi berantai didalamnya (baik reaksi fisi
maupun reaksi fusi). Senjata inisebagian besar menggunakan prinsip yang dikenal
dengan Efek Munroe. Prinsip dari penerapan senjata berbasis DU ini dapat dijelaskan
dengan tabung yang didalamnya ada rongga yang berbentuk Kerucut, dengan dasar
kerucut tepat beririsan dengan dasar tabung. Dinding kerucut ini terbuat darilapisan DU,
sementara ruang antara kerucut dan tabung diisi dengan bahan peledak konvensional
(anggaplah TNT). Di dasar kerucut terdapat sebentuk pipa kecil (lebih kecil dari tabung)
yang sumbunya tepat berada pada sumbu tabung
dan kerucut, mengarah keluar. Pipa ini tertutup, diujungnya terdapat detonator dan
dinding kerucut mencair dalam derajat yang berbeda. Di ujung kerucut DU mencair
sempurna dan oleh tekanan ledakan ia akan bergerak mengalir keluar (menyusuri pipa)
dengan kecepatan 10 km/detik (ini diistilahkan dengan jet). Sementara DU yang
menyusun bagian tengah dinding kerucut hanya mengalami pencairan sebagian
sehingga membentuk gumpalan-gumpalan kecil logam (pasir logam) yang larut dalam
cairan DU (dinamakan slug), dan melesat dengan kecepatan 1000 m/detik melalui pipa.
Jet dan slug inilah yang dengan mudah mampu menembus dinding lapis baja (setebal
apapun) akibat kecepatan dan sifat cairnya. Penembusan ini menyebabkan bagian dalam
kendaraan lapis baja itu terpanaskan dengan hebat, dan membuat tanki bahan bakar
solar-nya meledak sehingga kendaraan lapis baja ini akan terbakar dan personel yang
ada didalamnya terpanggang. Jet dan slug inilah yang merupakan bagian dari efek
Munroe, dan belum ada material baja yang mampu menangkalnya (meski material baja
tersebut sanggup menahan gelombang tekanan produk ledakan senjata nuklir
sekalipun).

B. Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir


Energi yang dihasilkan dari reaksi fisi nuklir terkendali di dalam reactor nuklir dapat
dimanfaatkan untuk membangkitkan listrik. Instalasi pembangkitan energi listrik
semacam ini dikenal sebagai pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN). Salah satu bentuk
reaktor nuklir adalah reaktor air bertekanan (pressurized water reactor/PWR) yang
skemanya ditunjukkan dalam gambar. Energi yang dihasilkan di dalam reaktor nuklir
berupa kalor atau panas yang dihasilkan oleh batang-batang bahan bakar. Kalor atau
panas dialirkan keluar dari teras reaktor bersama air menuju alat penukar panas (heat
exchanger). Di sini uap panas dipisahkan dari air dan dialirkan menuju turbin untuk
menggerakkan turbin menghasilkan listrik, sedangkan air didinginkan dan dipompa
kembali menuju reaktor. Uap air dingin yang mengalir keluar setelah melewati turbin
dipompa kembali ke dalam reaktor Untuk menjaga agar air di dalam reaktor (yang
berada pada suhu 300oC) tidak mendidih (air mendidih pada suhu 100oC dan tekanan 1
atm), air dijaga dalam tekanan tinggi sebesar 160 atm. Tidak heran jika reaktor ini
dinamakan reaktor air bertekanan.

C. Pada Bidang pertanian.


1) Pemberantasan hama dengan teknik jantan mandul
Radiasi dapat mengakibatkan efek biologis, misalnya hama kubis.Di laboratorium
dibiakkan hama kubis dalam bentuk jumlah yang cukup banyak. Hama tersebut lalu
diradiasi sehingga serangga jantan menjadi mandul. Setelah itu hama dilepas di daerah
yang terserang hama. Diharapkan akan terjadi perkawinan antara hama setempat
dengan jantan mandul dilepas. Telur hasil perkawinan seperti itu tidak akan menetas.
Dengan demikian reproduksi hama tersebut terganggu dan akan mengurangi populasi.
2) Pemuliaan tanaman
Pemuliaan tanaman atau pembentukan bibit unggul dapat dilakukan dengan
menggunakan radiasi. Misalnya pemuliaan padi, bibit padi diberi radiasi dengan dosis
yang bervariasi, dari dosis terkecil yang tidak membawa pengaruh hingga dosis rendah
yang mematikan. Biji yang sudah diradiasi itu kemudian disemaikan dan ditaman
berkelompok menurut ukuran dosis radiasinya.
3) Penyimpanan makanan
Kita mengetahui bahwa bahan makanan seperti kentang dan bawang jika disimpan
lama akan bertunas. Radiasi dapat menghambat pertumbuhan bahan-bahan seperti itu.
Jadi sebelum bahan tersebut di simpan diberi radiasi dengan dosis tertentu sehingga
tidak akan bertunas, dengan dernikian dapat disimpan lebih lama.

D. Pada Bidang Industri


1) Pemeriksaan tanpa merusak.
Radiasi sinar gamma dapat digunakan untuk memeriksa cacat padalogam atau
sambungan las, yaitu dengan meronsen bahan tersebut. Tehnik ini berdasarkan sifat
bahwa semakin tebal bahan yang dilalui radiasi, maka intensitas radiasi yang diteruskan
makin berkurang, jadi dari gambar yang dibuat dapat terlihat apakah logam merata atau
ada bagian-bagian yang berongga didalamnya. Pada bagian yang berongga itu film akan
lebih hitam,

2) Mengontrol ketebalan bahan


Ketebalan produk yang berupa lembaran, seperti kertas film atau lempeng logam dapat
dikontrol dengan radiasi. Prinsipnya sama seperti diatas, bahwa intensitas radiasi yang
diteruskan bergantung pada ketebalan bahan yang dilalui. Detektor radiasi dihubungkan
dengan alat penekan. Jika lembaran menjadi lebih tebal, maka intensitas radiasi yang
diterima detektor akan berkurang dan mekanisme alat akan mengatur penekanan lebih
kuat sehingga ketebalan dapat dipertahankan.
3) Pengawetan bahan
Radiasi juga telah banyak digunakan untuk mengawetkan bahan seperti kayu, barang-
barang seni dan lain-lain. Radiasi juga dapat menningkatkan mutu tekstil karena
inengubah struktur serat sehingga lebih kuat atau lebih baik mutu penyerapan
warnanya. Berbagai jenis makanan juga dapat diawetkan dengan dosis yang aman
sehingga dapat disimpan lebih lama

Tahapan pengolahan uranium

Tahapan dimulai dari penambangan dan penggilingan bijih uranium untuk mendapatkan
konsentrat uranium. Tahapan proses selanjutnya adalah pemurnian dan konversi,
pengkayaan atau peningkatan kadar U-235 dalam uranium, dan fabrikasi perangkat
bakar nuklir sesuai dengan jenis reaktornya. Seluruh tahapan mulai dari penambangan
hingga fabrikasi perangkat bakar disebutsebagai ujung depanatau front end siklus
bahan bakar nuklir. Bahan bakar uranium yang telah habis masa gunanya dalam
membangkitan energidisebut bahan bakar bekas atau spent fuel yang akan melalui
beberapa tahapan pengelolaan setelah dikeluarkan dari teras reaktor. Masa guna bahan
bakar nuklir di reaktor antara 3 6 tahun.

Pengelolaan bahan bakar bekas meliputi: penyimpanan sementara, proses olah ulang
dan daur ulang, dan pada akhirnya ditangani sebagai limbah aktivitas tinggi. Tahapan ini
disebut sebagai ujung belakangatau back end siklus bahan bakar nuklir.

Proses olah ulang dan daur ulang bahan bakar nuklir bekas merupakan sebuah opsi.
Siklus bahan bakar nuklir yang tidak menerapkan proses olah ulang dan daur ulang pada
ujung belakang disebut siklus bahan bakar terbuka atau open fuel cycle. Sedangkan
siklus bahan bakar nuklir yang menerapkan proses olah ulang dan daur ulang bahan
bakar bekas disebut siklus bahan bakar tertutup atau closed fuel cycle.

Siklus bahan bakar nuklir tertutup melalui daur ulang bahan bakar bekas tanpa melalui
proses pemisahan plutonium telah menjadi pilihan utama pengembangan sistem energi
nuklir di masa depan.

1. Penambangan dan Penggilingan

Uranium dapat ditambang melalui teknik terbuka (open cut) maupun teknik terowongan
(underground) tergantung pada kedalaman batuan uranium yang diketemukan. Sebagai
contoh tambang uranium Ranger adalah tambang terbuka sementara Olympic Dam
merupakan tambang bawah tanah (tambang ini juga memproduksi tembaga, emas dan
perak). Kedua tambang uranium tersebut berada di Australia yang merupakan negara
dengan cadangan uranium kategori murah terbesar di dunia. Bijih uranium hasil
penambangan selanjutnya dikirim ke pabrik pengolah bijih yang umumnya berada di
dekat tambang. Di pabrik ini, bijih uranium dihancurkan secara mekanik, dan kemudian
uranium dipisahkan dari mineral lainnya melalui proses kimia menggunakan larutan
asam sulfat. Hasil akhir dari proses ini berupa konsentrat uranium oksida (U3O8) yang
sering disebut kue kuning atau Yellow Cake, meskipun dalam banyak hal berwarna
kecoklatan.

Beberapa tambang uranium di Australia, Amerika Serikat, dan Kazakhstan menggunakan


In Situ Leaching (ISL) untuk mengkstrak uranium secara langsung dari batuan di dalam
tanah dan membawanya ke permukaan dalam bentuk larutan kaya uranium, yang
kemudian diendapkan dan dikeringkan menjadi padatan uranium oksida. Teknik ini
terutama digunakan untuk mengekstrak uranium yang terdapat dalam batuan di dalam
tanah yang tidak ekonomis apabila delakukan dengan teknik konvensional.

U3O8merupakan produk komersial yang diperjual-belikan di pasar dunia. Sepuluh


negara utama pemroduksi uranium adalah Kanada, Australia, Kazakhstan, Nigeria,
Rusia, Namibia, Afrika Selatan, Ukraina, Amerika Serikat, dan Uzbekistan. Kanada dan
Australia memproduksi uranium hampir 50% dari total produksi dunia.

Secara kasar, dibutuhkan sekitar 200 ton uranium agar sebuah reaktor daya 1000 MWe
mampu beroperasi selama 1 tahun. Saat ini permintaan dunia akan uranium relatif
stabil, yaitu sekitar 65000 ton/tahun.

2. Konversi

Tahapan selanjutnya untuk pembuatan bahan bakar nuklir adalah proses pemurnian dan
konversi Yellow Cake menjadi serbuk uranium dioksida (UO2) berderajat nuklir. UO2 ini
kemudian dikonversi lagi ke dalam bentuk gas uranium hexafluoride (UF6).

Untuk reaktor nuklir yang menggunakan bahan bakar uranium alam, yaitu reaktor yang
mampu menghasilkan reaksi fisi berantai dengan bahan bakar uranium alam yang hanya
mengandung 0,7% U-235, serbuk UO2 hasil konversi Yellow Cake dapat langsung
dikirim ke pabrik bahan bakar nuklir untuk diproses menjadi perangkat bakar nuklir yang
siap digunakan di dalam reaktor.

Sedangkan untuk reaktor nuklir yang hanya mampu menghasilkan reaksi fisi berantai
dengan bahan bakar uranium diperkaya, serbuk UO2 hasil proses konversi Yellow Cake
perlu diubah ke bentuk gas UF6 sebagai umpan proses pengayaan (proses peningkatan
kadar U-235 dalam bahan bakar uranium).
Konversi UO2 menjadi UF6 dilakukan dalam dua langkah proses. Pertama adalah
mereaksikan UO2 dengan asam anhydrous HF hingga menjadi uranium tetrafluorida
(UF4). Kemudian UF4 direaksikan dengan gas F2 sehingga terbentuk UF6.

Negara utama pengoperasi pabrik komersial konversi Yellow Cake UF6adalah Kanada,
Perancis, Amerika Serikat, Inggris, dan Rusia. Beberapa negara seperti Cina, India,
Aragentina, dan Romania juga mengoperasikan pabrik konversi tetapi hanya sebatas
untuk memenuhi kebutuhan dalam negrinya sendiri.

3. Pengkayaan

Mayoritas PLTN yang sekarang beroperasi maupun yang sedang dalam konstruksi
memerlukan uranium diperkaya sebagai bahan bakarnya. Pengkayaan uranium adalah
proses meningkatkan kadar U-235 dalam bahan bakar uranium dari 0,7% (kadar U-235
dalam uranium alam) menjadi sekitar 3 5% atau lebih.

Proses pengkayaan membuang sekitar 85% U-238 melalui proses pemisahan gas UF6 ke
dalam dua aliran, yaitu satu aliran merupakan uranium yang telah diperkaya dan akan
dipergunakan umpan proses fabrikasi bahan bakar. Sedangkan aliran lainnya adalah
aliran buangan atautailing berupa aliran uranium miskin U-235 yang disebut sebagai
uranium deplesi (kadar U-235 kurang dari 0,25%).

Ada dua metode yang secara komersial digunakan untuk proses pengkayaan uranium,
yaitu metode difusi gas dan metode sentrifugasi gas. Kedua metode ini pada dasarnya
menggunakan prinsip yang sama, yaitu beda berat antara atom U-238 dan atom U-235.

Pada pengayaan metode difusi, gas UF6dialirkan ke membran berpori. Oleh karena lebih
ringan maka atom U-235 akan berdifusi atau bergerak lebih cepat dibanding atom U-
238, sehingga gas UF6 yang lolos membran akan mengandung U-235 lebih banyak.
Untuk mencapai tingkat pengayaan U-235 antara 35%, diperlukan sekitar 1400 kali
pengulangan proses. Sehingga metode ini sangat boros energi, kira-kira akan
mengonsumsi 34 % dari energi listrik yang dibangkitkannya.

Pada pengayaan metode sentrifugasi, gas UF6diputar dengan kecepatan sudut tinggi
dalam sebuah tabung panjang dan ramping (12 m panjang, 15-20 cm diameter). Gaya
sentrifugal akan melemparkan isotop U-238 yang lebih berat menjauh dari pusat rotasi,
sedangkan isotop U-235 yang lebih ringan akan terkonsentrasi di pusat rotasi.

Metode gas sentrifugasi lebih hemat energi dan dapat dibangun dengan unit yang lebih
kecil dibanding metode difusi gas, sehingga metode ini lebih ekonomis dan secara
komersial cepat berkembang.
Pabrik pengkayaan uranium di dunia pertama kali dibangun di Amerika Serikat dengan
metode difusi gas. Beberapa pabrik pengkayaan modern yang berada di Eropa (Perancis,
Inggris, Jerman, Belanda) dan Rusia menggunakan metode gas sentrifugasi. Negara lain
yang mengoperasikan pabrik pengkayaan uranium komersial adalah Jepang, Cina,
Argentina, dan Brazil.

Beberapa tipe PLTN, terutama PLTN Candu di Kanada dan PLTN generasi awal dengan
reaktor berpendingin gas di Inggris tidak memerlukan bahan bakar uranium diperkaya.

4. Fabrikasi Bahan Bakar

Fabrikasi bahan bakar atau perangkat bakar nuklir diawali dengan proses konversi
UF6yang telah diperkaya (keluaran pabrik pengayaan) menjadi serbuk uranium dioksida
(UO2) yang kemudian dibentuk menjadi pil-pil (pelet) silinder melalui pengepresan dan
diteruskan dengan pemanggangan dalam suasana gas hidrogen pada temperatur tinggi
(1700 oC) hingga membetuk pelet UO2berderajat keramik yang rapat dan kuat.

Pelet-pelet UO2yang memenuhi persyaratan kualitas kemudian dimasukkan ke dalam


sebuah selongsong dari bahan paduan zirconium (zircalloy).

Setelah kedua ujung selongsong ditutup dan dilas, batang bahan bakar (fuel rod)
disusun membentuk suatu perangkat bakar (fuel assembly).

Teras PWR 1000 MWe berisi sekitar 160 perangkat bakar. Total batang bahan bakar
yang digunakan mencapai 42000 buah. Setiap batang bahan bakar kira-kira berisi 300
370 pelet UO2 yang masing-masing pelet beratnya 6 7 gram.

Pabrik perangkat bakar PWR terbesar di dunia antara lain adalah Westinghouse USA
dengan kapasitas produksi 1600 ton/tahun, Global Nuclear Fuel Americas dengan
kapasitas produksi 1200 ton/tahun, Ulba Kazakhstan dengan kapasitas produksi 2000
ton/tahun, TVEL Elektrosal Rusia dengan kapasitas produksi 1020 ton/tahun, TVEL
Novosibirsk Rusia dengan kapasitas produksi 1000 ton/tahun, dan FBFC Perancis
dengan kapasitas produksi 820 ton/tahun.

Negara lain pengoperasi PLTN yang juga memproduksi perangka bakar adalah Jepang,
Korea Selatan, China, India, Argentina, Brazil, Inggis (UK), dll. . Reaktor Nuklir

Setelah proses fabrikasi, perangkat bakar nuklir di masukkan ke dalam teras reaktor.
Susunan perangkat bakar (fuel assembly) inilah yang membentuk struktur inti atau teras
reaktor (reactor core). PLTN tipe PWR dengan daya 1000 MW listrik (MWe) berisi sekitar
75 ton uranium sedikit diperkaya. Dalam teras reaktor, U-235 mengalami reaksi fisi dan
menghasilkan panas dalam sebuah proses berkesinambungan yang disebut reaksi fisi
berantai. Kelangsungan proses ini sangat bergantung pada moderator seperti air atau
grafit, dan sepenuhnya dikendalikan dengan menggunakan batang kendali.

Di dalam teras reaktor, sejumlah U-238 akan menyerap neutron hasil reaksi fisi dan
berubah menjadi plutonium (Pu-239).

Setengah dari plutonium yang dihasilkan juga mengalami reaksi fisi dan menghasilkan
sepertiga dari energi total reaktor. Untuk mempertahankan kinerja reaktor, sekitar
sepertiga dari bahan bakar yang digunakan di dalam teras harus diganti dengan bahan
bakar baru setiap satu tahun atau setiap 18 bulan.

5. Penyimpanan Sementara

Bahan Bakar Bekas Bahan bakar bekas sangat radioaktif serta mengeluarkan banyak
panas. Untuk penanganan yang aman dan selamat, bahan bakar bekas yang baru
dikelurakan dari reaktor disimpan dalam kolam khusus yang berada di dekat reaktor
untuk menurunkan panas maupun radioaktivitas. Air di dalam kolam berfungsi sebagai
penghalang terhadap radiasi dan pemindah panas dari baban bakar bekas.

Bahan bakar bekas dapat disimpan di kolam penyimpanan untuk waktu yang lama
(sampai lima puluh tahun atau lebih), sebelum akhirnya diolah ulang atau dikirim ke
pembuangan akhir sebagai limbah (penyimpanan lestari).

Alternatif lain, setelah tingkat radioaktivitas dan pemancaran panas bahan bakar bekas
menurun drastis, bahan bakar bekas dapat dikeluarkan dari kolam penyimpanan dan
selanjutnya disimpan dengan cara kering. Perisai radiasi yang cukup murah dan
pendinginan alamiah yang bebas perawatan, menjadikan cara ini menjadi pilihan yang
menarik.

6. Reprocessing (Olah Ulang)

Bahan bakar bekas masih mengandung sekitar 96% (480 kg) uranium dengan
kandungan bahan fisil U-235 kurang dari 1%. Kemudian 3% (15 kg) dari bahan bakar
bekas berupa produk fisi yang dapat dikategorikan sebagai limbah aktivitas tinggi, dan
1% (5 kg) sisanya berupa plutonium (Pu) yang diproduksi selama bahan bakar berada di
dalam reaktor dan tidak mengalami pembakaran.

Pemisahan uranium dan plutonium dari produk fisi dilakukan dengan memotong elemen
bakar kemudian melarutkannya ke dalam asam. Uranium yang didapat dari proses
pemisahan ini bisa dikonversi kembali menjadi uranium hexaflourida untuk kemudian
dilakukan pengkayaan. Adapun plutonium yang diperoleh dapat dicampur dengan
uranium diperkaya untuk menghasilkan bahan bakar MOX (Mixed Oxide).
Pabrik bahan bakar MOX komersial yang ada di dunia adalah Belgia, Perancis, Jerman,
Inggris, Rusia, Jepang, Cina, dan India. Amerika Serikat tidak melakukan olah-ulang
terhadap bahan bakar bekas PLTN komersial yang ada di negaranya. Hingga saat ini
Amerika Serikat menganut sistem daur terbuka atau open cycle.

Beberapa PLTN PWR di dunia khususnya di Eropa telah menggunakan bahan bakar MOX
ini walaupun sifatnya masih parsial, yaitu 20 30% dari bahan bakar yang ada di teras.
Jepang dalam waktu dekat ini berencana untuk memuati sepertiga dari 54 PLTN-nya
dengan bahan bakar MOX.

Adapun 3% limbah radioaktif tinggi yang dihasilkan dari proses olah ulang adalah produk
fisi yang jumlahnya sekitar 750 kg pertahun dari reaktor daya 1000 MWe. Limbah ini
mula-mula disimpan dalam bentuk cairan untuk kemudian dipadatkan.

Proses olah ulang bahan bakar bekas dilakukan di fasilitas di Eropa dan Rusia dengan
kapasitas 5000 ton per tahun, dan total produksi selama hampir 40 tahun telah
mencapai sekitar 90000 ton.

7. Vitrifikasi

Limbah radioaktivitas tinggi dari proses olah ulang dapat dikalsinasi (dipanaskan pada
suhu yang sangat tinggi) sehingga menjadi serbuk kering yang kemudian di masukkan
kedalam borosilikat (pyrex) untuk immobilisasi limbah. Bahan gelas tersebut kemudian
dituangkan ke dalam tabung stainless steel, masing-masing sebanyak 400 kg limbah
gelas. Pengoperasiaan reaktor 1000 MWe selama satu tahun akan menghasilkan limbah
gelas tersebut sebanyak 5 ton atau sekitar 12 tabung stainless setinggi 1,3 meter dan
berdiameter 0,4 meter. Setelah diberi pelindung radiasi yang sesuai, limbah yang sudah
diproses ini kemudian diangkut ke tempat penyimpanan limbah.

Hingga saat ini, siklus bahan bakar nuklir bagian ujung belakang atau back end hanya
sampai pada tahap ini.

Pembuangan akhir dari limbah radioaktifitas tinggi atau pembuangan akhir bahan bakar
bekas yang tidak diolah ulang (siklus terbuka), masih belum dilakukan.

8. Pembuangan Akhir Limbah

Pembuangan akhir limbah pada prinsipnya adalah penyimpanan lestari limbah


radioaktivitas tinggi yang telah digelasifikasi dan disegel dalam tabung stainless steel,
dan juga penyimpanan lestari bahan bakar bekas yang telah melalui proses pendinginan
yang cukup dan telah disegel dalam wadah atau canister terbuat dari logam tahan
korosi seperti tembaga atau stainless steel.
Secara umum telah dapat diterima bahwa limbah-limbah tersebut rencananya akan
dikubur di batuan stabil di dalam tanah dengan kedalaman tak kurang dari 500 m di
batuan dasar (bed rock). Kebanyakan negara merencanakan untuk melaksanakan
penyimpanan lestari bahan bakar bekas setelah tahun 2010.

Anda mungkin juga menyukai