Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pada dasarnya kegiatan penambangan sudah ada sejak keberadaan
manusia di dunia ini. Kegiatan yang dilakukandengan maksud untuk
memanfaatkan sumber daya mineralyang terdapat di bumi demi kesejahteraan
manusia ini diyakini sebagai usaha kedua setelah pertanian/agrikultur. Banyak
mineral yang berharga yang ada di bumi ini yang dapat ditambang dan
dimanfaatkan baik secara langsungataupun dengan melakukan pengolahan
terlebih dahulu.
Uranium merupakan salah satu mineral yang berharga dan
merupakan aset negara yang penting mengingat kelimpahannya yang besar.
Meskipun demikian uranium dikategorikan sebagai sumber energi takterbarukan atau non-renewable energy source. Akan tetapi, seperti logam
pada umumnya, uranium jarang terkonsentrasi secara cukup untuk bernilai
ekonomis.
Uranium adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang
memiliki lambang U dan nomor atom 92. Uranium merupakan logam putih
keperakan yang termasuk dalam deret aktinida tabel periodik. Uranium
memiliki 92 proton dan 92 elektron, dan berelektron valensi 6. Inti uranium
mengikat sebanyak 141 sampai dengan 146 neutron, sehingganya terdapat 6
isotop uranium. Isotop yang paling umum adalah uranium-238 (146 neutron)
dan uranium-235 (143 neutron). Semua isotop uranium tidak stabil dan
bersifat radioaktif lemah.
Uranium memiliki bobot atom terberat kedua di antara semua
unsur-unsur kimia yang dapat ditemukan secara alami. Massa jenis uranium
kira-kira 70% lebih besar daripada timbal, namun tidaklah sepadat emas
ataupun tungsten. Uranium dapat ditemukan secara alami dalam konsentrasi
rendah (beberapa bagian per juta (ppm)) dalam tanah, bebatuan, dan air.

Uranium yang dapat dijumpai secara alami adalah uranium-238


(99,2742%), uranium-235 (0,7204%), dan sekelumit uranium-234 (0,0054%).
Uranium meluruh secara lambat dengan memancarkan partikel alfa. Umur
paruh uranium-238 adalah sekitar 4,47 milyar tahun, sedangkan untuk
uranium-235 adalah 704 juta tahun. Oleh sebab itu, uranium dapat digunakan
untuk penanggalan umur Bumi.
Uranium-235 merupakan satu-satunya isotop unsur kimia alami
yang bersifat fisil (yakni dapat mempertahankan reaksi berantai pada fusi
nuklir), sedangkan uranium-238 dapat dijadikan fisil menggunakan neutron
cepat. Selain itu, uranium-238 juga dapat ditransmutasikan menjadi
plutonium-239 yang bersifat fisil dalam reaktor nuklir. Isotop uranium lainnya
yang juga bersifat fisil adalah uranium-233, yang dapat dihasilkan dari
torium.
Uranium pertama kali ditemukan pada tahun 1789 oleh Martin
Klaproth, seorang ilmuwan Jerman. Nama Uranium diambil dari nama planet
Uranus yang ditemukan 8 tahun sebelumnya. Uranium terbentuk bersamaan
dengan terjadinya bumi. Karena itu uranium dapat diketemukan di setiap
batuan dan juga di air laut. Batuan yang mengandung uranium kadar tinggi
disebut batuan uranium atau uranium ore atau pitch-blende
Untuk masa sekarang ini uranium sangat diperlukan sebagai bahan
bakar nuklir, dimana diketahui bahwa energi nuklir adalah salah satu sumber
energi alternatif yang sedang dikembangkan sebagai bahan pengganti minyak
bumi yang cadangannya semakin lama semakin langka.
Energi nuklir tersebut dapat menjadi energi alternatif sebagai bahan
untuk suplai kebutuhan energi listrik di Indonesia. Cadangan uranium yang
potensinya cukup banyak di Indonesia seperti di Kalimantan misalnya
diharapkan mampu memberikan pasokan bagi bahan bakar nuklir.
Dengan cadangan uranium yang cukup di wilayah kita ini
diharapkan mampu memenuhi pasokan sebagai bahan bakar di teras reaktor
2

yang nantinya dapat menjadi suplai bagi ketersediaan energi listrik yang
semakin lama semakin berkurang.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana profil unsur uranium?
2. Bagaimana sejarah ditemukannya uranium?
3. Bagaimana sumber dan kelimpahan serta proses terbentuknya uranium?
4. Apa saja jenis dan sifat uranium?
5. Bagaimana penambangan uranium?
6. Apa kegunaan uranium dalam aplikasi kehidupan sehari-hari?
7. Bagaimana persebaran uranium di Indonesia dan dunia?
1.3 TUJUAN PENULISAN
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Kimia II;
2. Untuk mengetahui tentang uranium yang meliputi profil,kegunaan dan
persebarannya.
1.4 MANFAAT PENULISAN
1. Pembaca dapat menambah wawasan tentang unsur uranium;
2. Sebagai literatur bagi dosen dan mahasiswa bahkan umum.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PROFIL URANIUM


2.1.1

Pengertian
Uranium adalah unsur terberat dari unsur-unsur alami. Hal

ini dapat ditemukan dalam baris ketujuh dari tabel periodik dan
merupakan anggota dari kelompok aktinida. Atom Uranium memiliki 92
elektron dan 92 proton dengan enam elektron valensi. Ada 146 neutron
dalam isotop yang paling melimpah.
Secara umum profil uranium adalah sebagai berikut :
Simbol

:U

Nomor atom

: 92

Berat atom

: 238.0289

Klasifikasi

: Aktinida

Fase pada Suhu Kamar

: Padat

Berat jenis

: 18,9 gram per cm3

Titik leleh

: 1135 C, 2070 F

Titik didih

: 4130 C, 7468 F

Ditemukan oleh

: Martin Klaproth pada 1789

Dalam kondisi standar uranium adalah logam keras


berwarna perak. Hal ini dapat ditempa (yang berarti dapat ditumbuk
menjadi lembaran tipis) dan ulet (yang berarti dapat ditarik menjadi
kawat panjang). Hal ini sangat padat dan berat.
Uranium murni adalah radioaktif. Ini akan bereaksi dengan
kebanyakan unsur non-logam untuk membuat senyawa. Ketika terjadi
kontak dengan udara, lapisan tipis oksida uranium berwarna hitam akan
terbentuk pada permukaannya.
Uranium-235 adalah isotop yang terjadi hanya secara alami
yang fisil. Fisil berarti bahwa hal itu dapat mempertahankan reaksi

berantai fisi nuklir. Karakteristik ini sangat penting dalam reaktor nuklir
dan bahan bom nuklir.
Uranium bukan merupakan logam yang jarang karena
keberadaannya di alam mencapai 50 kali lebih banyak dibandingkan air
raksa yang sudah sejak lama dikenal orang. Uranium terdapat sebagai
mineral dalam kerak bumi, juga dalam air laut. Cadangan uranium
terdapat terutama di Amerika Serikat, Kanada, Rusia dan beberapa
negara Afrika seperti Gabon, Nigeria dan Afrika Selatan.
Peristiwa-peristiwa

alam

dan

proses

geologi

telah

membentuk uranium sebagai mineral. Karena mineral tersebut bersifat


radioaktif dan untuk mendapatkannya harus melalui proses penggalian
dalam tambang, maka uranium seringkali dikenal juga sebagai bahan
galian nuklir. Mineral uranium terdapat dalam kerak bumi pada hampir
semua jenis batuan, terutama batuan asam seperti granit, dengan kadar 34 gram dalam satu ton batuan.

2.1.2

Komposisi
Uranium yang ditemukan di alam komposisinya terdiri dari
99,28 % U-238, 0,72% U-235 dan 0,0057 % U-234 dengan aktivitas
jenis 25,4 Bq/mg (1 Bq : 1 peluruhan atom radioaktif/detik). Industri
nuklir dalam bentuk bahan bakar reaktor dan persenjataan
membutuhkan kadar U-235 yang lebih banyak (antara 2 - 94 %
massa), sehingga berlangsung proses 'pengayaan' (enrichment)
terhadap Uranium alam.
Dalam

proses

pengayaan

ini,

U-235

disaring

dan

dipekatkan secara terus menerus. Uranium sisa saringan ini yang


kemudian dikenal sebagai DU, dengan komposisi 99,8 % U-238,

0,2 % U-235 dan 0,001 % U-234. Aktivitas jenis bagi DU cukup


rendah, hanya 14,8 Bq/mg (58 % saja dari aktivitas Uranium alam).

2.1.3

Karakteristik

Keterangan Umum Unsur


Nama, Lambang, Nomor Atom Uranium, U, 92
Deret Kimia

Logam transisi

Golongan, Peroide, Blok

IIIB, 7, f

Penampilan/warna

Putih Nikel

Massa Atom

238,029 g/mol

Konfigurasi Elektron

[Rn]5f36d17s2

Struktur kristal

Ciri-ciri Atom
Orthorombic

Bilangan Oksidasi

3, 4, 5, dan 6

Elektronegativitas

1,38

Radius Atom

1,38 A o

Volume atom

12,50 cm3/ mol

Radius Kovalensi

1, 42 A o

Konduktivitas Listrik

3,6 x 106 ohm-1 cm-1

Konduktivitas Panas

27,6 Wm-1K-1

Potensial Ionisasi

6,05 V

Kapsitas panas

0,12 Jg-1K-1

Fase

Ciri-ciri Fisik
Padat

Massa jenis

18,95 g/cm3

Titik Lebur

1,408 K

Titik Didih

4,407 K

Entalpi Penguapan

422,58 kJ/mol

Entalpi Pembentukan

15,48 kJ/mol

Jari-Jari Atom M3+

1,03

Jari-jari Atom M4+

0,93

2.2 SEJARAH URANIUM


Penemuan sejumlah unsur kimia dan sejumlah hukum dalam dunia
ilmiah, memang tak terlepas dari kerja keras dan usaha tak kenal lelah para
ilmuwan. Namun demikian, tidak jarang sejumlah penelitian dan percobaan
yang dilakukan para ilmuwan mengalami kegagalan. Sebaliknya, dari
berbagai kegagalan dan kesalahan eksperimentasi, sering pula muncul
temuan baru tanpa sengaja.
Peristiwa-peristiwa alam dan proses geologi telah membentuk
uranium sebagai mineral. Karena mineral tersebut bersifat radioaktif dan
untuk mendapatkannya harus melalui proses penggalian dalam tambang,
maka uranium seringkali dikenal juga sebagai bahan galian nuklir. Mineral
uranium terdapat dalam kerak bumi pada hampir semua jenis batuan,
terutama batuan asam seperti granit, dengan kadar 3-4 gram dalam satu ton
batuan. Di alam dapat ditemukan lebih dari 100 jenis mineral uranium,
antara lain yang terkenal adalah uraninite, pitchblende, coffinite, brannerite,
carnatite dan tyuyamunite.
Pada 1789 uranium ditemukan untuk pertama kali oleh Martin
Klaproth di Jerman. Namun, potensi uranium sebagai bahan peledak baru
ditemukan tahun 1938 oleh dua ilmuwan Jerman, Otto Hahn dan Fritz
Strassman. Pierre Curie (1859-1906) dan Marie Sklodowska Curie (18671934) imigran dari Polandia, ketika Marie ingin menamatkan program

doktor fisikanya, ia mencari wilayah sains mana untuk dapat dijadikan riset.
Marie sangat tertarik dengan penemuan ilmuwan Prancis lainnya Henri
Becquerel, yakni radiasi sinar-X yang dihasilkan dari senyawa uranium.
Dengan segala kekurangan dana, Marie menemukan bahwa
intensitas radiasi yang dihasilkan uranium tergantung pada jumlah uranium
yang ada. Hubungan ini adalah tetap dan tak dipengaruhi oleh cahaya, suhu,
atau kondisi kimiawi uranium. Penemuan Marie selanjutnya adalah
fenomena radiasi ini tak unik hanya berlaku pada uranium. Unsur thorium
juga mengeluarkan sinar serupa. Fenomena ini kemudian diusulkan oleh
Marie dengan nama radioaktivitas.
2.3 SUMBER, KELIMPAHAN DAN TERBENTUKNYA URANIUM
Mineral uranium terdapat dalam kerak bumi pada hampir semua
jenis batuan, terutama batuan asam seperti granit, dengan kadar 3-4 gram
dalam satu ton batuan. Kadar uranium dalam batuan granit relatif paling
tinggi bila dibandingkan dengan kadarnya di dalam batuan beku lainnya.
Oleh sebab itu, batuan tersebut dapat dikatakan sebagai pembawa
uranium. Batuan granit dengan volume 1 km3 dapat membentuk cebakan
uranium sebanyak 2.500 ton. Pada umumnya uranium dalam batuan ini
terdistribusi secara merata dan dapat dijumpai dalam bentuk mineral uranit
maupun oksida komplek euksinit betafit.
Uranit merupakan bahan di mana komponen utamanya dengan
prosentase lebih dari 80 % berupa uranium, sedang euksinit betafit
merupakan bahan dengan kandungan uraniumnya cukup besar (lebih dari
20 %) tetapi uranium tersebut bukan merupakan komponen utamanya.
Uranium lebih banyak daripada perak. Hampir semua tanah dan
batuan di Bumi mengandung setidaknya sejumlah kecil uranium. Batuan
sedimen, termasuk batu pasir, serpih, batu fosfat, batu kapur dan batu bara,
mengandung uranium, seperti yang ditemukan pada kebanykan batuan

beku dan metamorf. Sebagian besar tambang bijih uranium di dunia


berada dalam batu pasir.
Tidak perlu konsentrasi yang sangat tinggi dari oksida uranium
untuk membuat dapat batu dapat ditambang. Bijih nikel yang memiliki
kadar rendah kurang dari 0,25% uranium oksida, tetapi beberapa bijih
kadar tinggi dapat mencapai hampir 100 kali jumlah tersebut. Athabasca,
batu pasir di Saskatchewan, Kanada yang terkaya, yang mengandung
sekitar 23% uranium oksida dunia.

2.4 JENIS DAN SIFAT URANIUM


Biji-biji uranium diambil/ dikeruk dari pertambangan, yang
kemudian dihancurkan/ dihaluskan, dan kemudian diproses secara kimia
(bertahap-tahap), hingga akhirnya dihasilkan/ didapatkan uranium murni
(dalam bentuk U308 ). Ada tiga jenis isotop uranium alam yang diperoleh
dari hasil penambangan, yaitu
kadar 99,825 % dan

235

U dengan kadar 0,715 %,

238

U dengan

234

U dengan kadar yang sangat kecil. Dari ketiga

isotop uranium tersebut, hanya

235

U yang dapat digunakan sebagai bahan

bakar fisi.
Kemudian diproses lagi (bertahap-tahap), dengan menggunakan
bahan-bahan kimia, dari: U308 menjadi UO2(NO3)2 ,kemudian menjadi
ADU ,lalu menjadi UO2 ,menjadi UF4 ,dan akhirnya menjadi UF6 (
Uranium hexafluoride ). UF6 , sudah bisa diproses secara kimia, untuk
didapatkan uranium dalam bentuk logam murni, Uranium-238 .Dalam
bentuk UF6 , untuk meningkatkan kandungan Uranium-235 dalam materi
tersebut, yang mana kandungannya kurang dari 1% (sisanya 99% lebih
adalah uranium-238), maka perlu dilakukan pengayaan uranium (
uranium enrichment ).
Setelah kandungan Uranium-235 nya, mencapai lebih dari 90%,
yang mana sudah sesuai untuk senjata nuklir, materi UF 6 diproses lagi
9

secara kimia, untuk didapatkan uranium dalam bentuk logam murni,


Uranium-235 .Sisanya, dalam bentuk UF6 ,yang mana kandungan
Uranium-238 nya, lebih dari 99% ,diproses lagi secara kimia, untuk
didapatkan uranium dalam bentuk logam murni, Uranium-238.
Uranium-238 adalah isotop uranium yang paling umum ditemukan.
Sekitar 99,284% uranium alami adalah uranium-238, yang memiliki
waktu paruh 1,41 1017 detik (atau 4,46 109 tahun , atau 4,46 milyar
tahun). Uranium-238 digunakan terutama sebagai bahan pembuat
plutonium, sumber bahan bakar untuk reaktor nuklir, dan juga digunakan
sebagai penahan ( tamper ) dalam bom nuklir. Jika ditembakkan neutron,
Uranium-238 ini akan menangkapnya dan berubah menjadi uranium-239,
suatu unsur yang tak stabil, yang akan meluruh menjadi neptunium-239,
yang selanjutnya akan meluruh lagi, dengan waktu paruh 2,355 hari,
menjadi Plutonium-239.
Secara kimiawi Uranium merupakan logam berat berwarna
keperakan yang sangat padat. Sebuah kubus Uranium bersisi 10 cm
memiliki massa mendekati 20 kg dan secara umum 70 % lebih padat
dibanding timbal (timah hitam). Pada suhu 600 - 700 derajat C dalam
tekanan yang sangat tinggi logam DU akan menyala dengan sendirinya,
membentuk kabut aerosol DU yang bersifat cair dan sangat panas.
Sifat-sifat kimiawi dan fisis semacam ini yang menyebabkan
kalangan militer menyukai DU untuk digunakan dalam sistem
persenjataan konvensional yang bersifat taktis. Tidak sebagai bahan
peledak nuklir, DU digunakan sebagai senjata penembus berenergi kinetis
dan biasa digunakan dalam bentuk [senjata antitank] (atau anti kendaraan
lapis baja lainnya). Jadi senjata ini benar-benar konvensional, sama sekali
tak melibatkan reaksi berantai didalamnya (baik reaksi fissi maupun
reaksi fusi). Senjata ini sebagian besar menggunakan prinsip yang dikenal
dengan efek Munro.

10

Secara kimiawi Uranium merupakan logam penekan kerja ginjal.


Sementara secara fisis, sebagai unsur radioaktif Uranium akan
terkonsentrasi dalam paru-paru, ginjal dan sistem peredaran darah serta
beberapa jaringan lunak lainnya untuk sementara waktu. Dalam beberapa
negara, konsentrasi Uranium di dalam tubuh dibatasi pada angka 3
mikrogram pergram jaringan tubuh. IAEA sendiri memberikan batas
maksimal dosis serapan tahunan 1 mSv bagi penduduk yang berada di
daerah peperangan dengan penggunaan senjata DU. Ini dilakukan untuk
menghindari efek buruk Uranium pada tubuh manusia, diantaranya
gangguan ginjal (secara kimiawi) ataupun kanker (akibat aktivitas
radioaktifnya).
Mineral uranium yang terdapat dalam batuan mudah dikenali karena sifatsifat fisiknya yang khas, antara lain :
a. Uranium beserta anak luruhnya bersifat radioaktif sehingga mampu
memancarkan radiasi pengion berupa sinar-a, -b dan -g. Oleh sebab itu
keberadaannya dapat dipantau dengan alat ukur radiasi. Sifat ini dapat
membedakan uranium dari batuan lainnya. Karena batuan lain tidak
memancarkan radiasi, maka batuan tersebut tidak dapat diidentifikasi
dengan alat ukur radiasi.
b. Oksida alam dari uranium mempunyai warna hijau kekuningkuningan dan coklat tua yang mencolok sehingga mudah dikenali.
c. Apabila disinari dengan cahaya ultra ungu, uranium

akan

mengeluarkan cahaya fluoresensi yang sangat indah dan mudah dikenali.


Uranium memiliki tiga bentuk kristal yaitu: alfa (688 C)? beta
(776 C)? gamma. Uranium termasuk logam berat, berwarna putih
keperak-perakan, bersifat piroforik (mudah meledak di udara dan
hidrogen dapat menambah intensitas nyala) dalam kondisi halus.
Uranium lebih lunak dariada baja, dan dalam kondisi yang sangat halus,
uranium mudah terlarut dalam air dingin. Mudah ditempa dan sedikit
paramagnetik.

11

Di udara, uranium terlapisi dengan oksidanya. Asam juga dapat


melarutkan logamnya, dan tidak terpengaruh sama sekali oleh basa.
Uranium membentuk senyawa biner dengan halogen (yang di kenal
sebagai halida), oksigen (yang dikenal sebagai oksida), hydrogen (yang
dikenal sebagai hidrida), dan beberapa senyawa lain dari uranium.
Senyawa hidrida dibentuk dari reaksi hydrogen dengan logam uranium
yang dipanaskan pada suhu 250o 300oC.
Persenyawaan :
1. FloridaU

: F3, UF4, UF5, UF6, U2F9, U4F17

2. Klorida

: UCI3, UCI4, UCI5, UCI6

3. Bromida

: Ubr3, UBr4, UBr5

4. Hidrida

: UH3

5. Oksida

: OU, OU2, UO3, U2O5, U3O7, U3O8, U4O9

6. Sulfida

: US, U2S3

7. Selenida

: USe3

8. Telurida

: UTe2, UTe3

9. Nitrida

: UN, U3N2, U2N3

10. Karbida

: UC, UC2, U2C3

Pada suhu kamar, UF6 mempunyai tekanan uap tinggi bermanfaat


pada proses difusi gas untuk memisahkan uranium-235 yang sangat
berharga dari uranium-238.
Reduksi dan oksidasi
Bilangan oksidasi yang paling umum dari uranium adalah 6. Ion
yang menghadirkan bilangan oksidasi yang berbeda dari uranium dapat
larut dan oleh karena itu dapat dipelajari di larutan yang mengandung air.
Mereka adalah : U3+ (merah), U4+ (hijau), UO2+ (stabil), dan UO22+
(kuning). Beberapa senyawa yang semi logam dan padat seperti UO dan
US merupakan uranium dengan bilangan oksidasi 2. Ion U3+

12

membebaskan hydrogen dari air dan kemudian dianggap sebagai


senyawa yang sangat tidak stabil. Ion UO22+ merupakan uranium dengan
bilangan oksidasi 6 dan dikenal membentuk campuran seperti karbonat,
klorida dan sulfat.
2.5 PENAMBANGAN URANIUM
Secara garis besar, penambangan uranium meliputi metode dan
persebaran ditemukannya adalah seperti berikut :
2.5.1

Metode penambangan uranium dapat di bagi menjadi 3 metode, yaitu:


1.tambang terbuka (surface mining),
2.tambang bawah tanah (underground mining),
3.tambang bawah air (underwater mining).

2.5.2

Metode Ekplorasi dan Persebaran Uranium


Metode eksplorasinya adalah Metode polarisasi terimbas
(Induced Polarization) yaitu salah satu metode geofisika yang
mendeteksi terjadinya polarisasi listrik yang terjadi di bawah
permukaan akibat adanya arus induktif yang menyebabkan reaksi
transfer antara ion elektrolit dan mineral logam.
Uranium ditemukan dalam jumlah kecil sebagai mineral
uranium oksidauraninite (pitchblende) dalam sulfide veins di granit
atau batuan beku felsic, dan atau pada batuan sedimen.Sebagian
besar uranium di Indonesia ditemukan pada batuan metamorfik dan
granit.Pada umumnya uranium ditemukan pada zone rekahan atau
fraktur yangterisi urat sulfida dan magnetit dengan mineral
radioaktif berupa uraninitdan branerit.

2.6 PERSEBARAN URANIUM

13

Uranium ditemukan dalam jumlah kecil sebagai mineral


uranium oksida uraninite (pitchblende) dalam sulfide veins di granit atau
batuan

beku

felsic

lainnya (mengandung mineral felspar, felspathoid, silica) batuan beku


asam. Uranium juga ditemukan dalam batuan sedimen. Di bawah kondisi
air

tanah

dekat permukaan, uranium dalam batuan beku dapat teroksidasi dan


teruraikan,
ditransportasi air tanah, kemudian diendapkan sebagai uraninit dalam
batuan
sedimen Deposit uranium terbesar Amerika ditemukan justru di batuan
sedimen berumur Trias-Yura di Plato Colorado (Utah, Arizona,
Wyoming,

New

Mexico).

(Awang

Satyana,

2008)

Pemetaan bersistem sumberdaya mineral radioaktif oleh


Sastratenaya dan Tjokrokardono (dipublikasi IAGI, 1985) bisa menjadi
acuan

awal

kita

untuk

mengetahui persebaran uranium di Indonesia (khususnya di wilayah


Indonesia
Barat). Selama ini, kita hanya mengenal Kalimantan sebagai sumber
uranium terbesar di Indonesia. Potensi kandungan uranium di bumi
Borneo, termasuk Kaltim, lebih tinggi dibanding kandungan uranium lain
yang

ditemukan

di

dunia.

Kandungan uranium di Kalimantan mencapai 24 ribu ton yang setara


dengan
kebutuhan listrik 9.000 megawatt selama 125 tahun.
Lokasinya
Kecamatan

Ella

Hilir,

di

Desa

Kalan,

Melawai,

Kalimantan

Barat.

Selama ini indikasi mineralisasi uranium di Kalimantan telah ditemukan


pada batuan metamorfik dan granit di Pegunungan Schwaner yang
membentang antara Kalimantan Barat dengan Kalimantan Tengah,

14

berupa anomali radioaktivitas dan anomali geokimia uranium. Geologi


regional

Pegunungan

Schwaner

yang

merupakan

watershed

Kalimantan Barat-Kalimantan Tengah terdiri dari batuan metamorfik


Pinoh yang diintrusi oleh batuan tonalit dan granit alkali.
Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) sendiri telah
melakukan sejumlah pemboran dengan kedalaman hampir 400 meter di
sejumlah wilayah Kalimantan Tengah untuk mengetahui eksistensi
pemineralan U di bawah permukaan dan bertujuan untuk mendapatkan
pengetahuan tentang potensi sumberdaya uranium. Mineralisasi uranium
dijumpai dalam dua lobang bor pada zone rekahan atau fraktur yang terisi
urat sulfida dan magnetit dengan mineral radioaktif berupa uraninit dan
branerit. Banyaknya U yang ada di sekitar dua lubang bor itu sampai
kedalaman sekitar 55 m diperkirakan 623,21 kg. Persebaran uranium di
wilayah Indonesia timur telah diindikasi tujuh daerah di Sulawesi
termasuk Banggai Sula dan empat daerah di Papua,yang di wilayah2
yang secara geologi terdapat batuan granitik dan felsik lainnya.
2.7 MANFAAT URANIUM
Uranium adalah bahan bakar nuklir yang sangat penting.
Uranium 238 bisa diubah menjadi Plutonium.Kegunaan bahan bakar
nuklir untuk menghasilkan energi listrik, untuk membuat isotop yang
digunakan untuk tujuan damai, dan sebagai peledak, sangat diketahui
dengan baik. Kapasitas 429 reaktor pembangkit listrik tenaga nuklir di
seluruh dunia yang beroperasi pada Januari 1990 dierkirakan mencapai
311000 megawatt.
Uranium digunakan dalam peralatan petunjuk inert, dalam
kompas giro, sebagai imbangan berat untuk permukaan kontrol
penerbangan, sebagai pemberat untuk kendaraan pembawa missil, dan
sebagai bahan pelindung. Logam uranium digunakan untuk target sinar X

15

untuk memproduksi sinar X berenergi tinggi; uranium nitrat berguna


untuk tinta fotografi, dan uranium asetat digunakan dalam kimia analisis.
Kristal uranium bersifat triboluminesens (fenomena optis di
mana cahaya dihasilkan ketika ikatan asimetris rusak karena zatnya
tergores atau dihancurkan). Garam uranium juga digunakan untuk
memproduksi kaca dan kilau Vaseline kuning. Uranium dan senyawanya
sangat beracun, baik dari sudut pandang kimia dan radiologi.
Uranium juga berfungsi sebagai proyektil (penembus
berbasis energi kinetik ). Secara kimiawi, uranium merupakan logam berat
berwarna keperakan yang sangat padat. Sebuah kubus uranium bersisi 10
cm memiliki massa mendekati 20 kg dan secara umum 70 % lebih padat
dibanding timbal (timah hitam). Pada suhu 600 700C dalam tekanan
yang sangat tinggi logam DU akan menyala dengan sendirinya,
membentuk kabut Aerosol DU yang bersifat cair dan sangat panas. Sifatsifat

kimiawi

dan

fisis

semacam

ini

yang

menyebabkan

kalangan militer menyukai DU untuk digunakan dalam sistem


persenjataan
konvensional yang bersifat taktis.
Tidak sebagai bahan peledak nuklir, DU digunakan sebagai
senjata penembus berenergi kinetis dan biasa digunakan dalam bentuk
Senjata Antitank (atau ankerucutti kendaraan lapis baja lainnya). Jadi
senjata ini benar-benar konvensional, sama sekali tak melibatkan reaksi
berantai didalamnya (baik reaksi fisi maupun reaksi fusi). Senjata ini
sebagian besar menggunakan prinsip yang dikenal dengan Efek Munroe.
Prinsip dari penerapan senjata berbasis DU ini dapat
dijelaskan dengan tabung yang didalamnya ada rongga yang berbentuk
Kerucut, dengan dasar kerucut tepat beririsan dengan dasar tabung.
Dinding kerucut ini terbuat darilapisan DU, sementara ruang antara
kerucut dan tabung diisi dengan bahan peledak konvensional (anggaplah
TNT). Di dasar kerucut terdapat sebentuk pipa kecil (lebih kecil dari
16

tabung)

yang

sumbunya

tepat

berada

pada

sumbu

tabung

dan kerucut, mengarah keluar. Pipa ini tertutup, diujungnya terdapat


detonator dan dinding kerucut mencair dalam derajat yang berbeda. Di
ujung

kerucut

DU

mencair sempurna dan oleh tekanan ledakan ia akan bergerak mengalir


keluar
(menyusuri pipa) dengan kecepatan 10 km/detik (ini diistilahkan dengan
jet).
Sementara DU yang menyusun bagian tengah dinding
kerucut hanya mengalami pencairan sebagian sehingga membentuk
gumpalan-gumpalan kecil logam (pasir logam) yang larut dalam cairan
DU (dinamakan slug), dan melesat dengan kecepatan 1000 m/detik
melalui pipa. Jet dan slug inilah yang dengan mudah mampu menembus
dinding lapis baja (setebal apapun) akibat kecepatan dan sifat cairnya.
Penembusan ini menyebabkan bagian dalam kendaraan
lapis baja itu terpanaskan dengan hebat, dan membuat tanki bahan bakar
solar-nya meledak sehingga kendaraan lapis baja ini akan terbakar dan
personel yang ada didalamnya terpanggang. Jet dan slug inilah yang
merupakan bagian dari efek Munroe, dan belum ada material baja yang
mampu menangkalnya (meski material baja tersebut sanggup menahan
gelombang tekanan produk ledakan senjata nuklir sekalipun).

Selain itu, uranium juga memiliki manfaat untuk pelapis


kendaraan tempur yang digunakan oleh militer Amerika Serikat sebagai
pelapis tank M1 Abrams, yaitu campuran antara DU dan 0,7% Titanium.
Hingga saat ini teknologi pelapis ini masih digunakan angkatan darat
Amerika Serikat dan didukung dengan pemuktahiran teknologi pada
persenjataan kendaraan tempur itu sendiri.

17

Salah satu manfaat yang paling penting dari uranium ialah


sebagai pembangkit listrik tenaga nuklir. Energi yang dihasilkan dari
reaksi fisi nuklir terkendali di dalam reactor nuklir dapat dimanfaatkan
untuk membangkitkan listrik. Instalasi pembangkitan energi listrik
semacam ini dikenal sebagai pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN).
Energi yang dihasilkan di dalam reaktor nuklir berupa kalor atau panas
yang dihasilkan oleh batang-batang bahan bakar. Kalor atau panas
dialirkan keluar dari teras reaktor bersama air menuju alat penukar panas
(heat exchanger).
Di sini uap panas dipisahkan dari air dan dialirkan menuju
turbin untuk menggerakkan turbin menghasilkan listrik, sedangkan air
didinginkan dan dipompa kembali menuju reaktor. Uap air dingin yang
mengalir keluar setelah melewati turbin dipompa kembali ke dalam
reaktor Untuk menjaga agar air di dalam reaktor (yang berada pada suhu
300oC) tidak mendidih (air mendidih pada suhu 100oC dan tekanan 1
atm), air dijaga dalam tekanan tinggi sebesar 160 atm. Tidak heran jika
reaktor ini dinamakan reaktor air bertekanan.
Tak terkecuali dalam bidang pertanian, uranium memiliki manfaat pula
untuk :
1. Pemberantasan

hama

dengan

teknik

jantan

mandul.

Radiasi dapat mengakibatkan efek biologis, misalnya hama kubis.Di


laboratorium dibiakkan hama kubis dalam bentuk jumlah yang cukup
banyak. Hama tersebut lalu diradiasi sehingga serangga jantan
menjadi mandul. Setelah itu hama dilepas di daerah yang terserang
hama. Diharapkan akan terjadi perkawinan antara hama setempat
dengan jantan mandul dilepas. Telur hasil perkawinan seperti itu tidak
akan menetas. Dengan demikian reproduksi hama tersebut terganggu
dan akan mengurangi populasi.
2. Pemuliaan tanaman atau pembentukan bibit unggul dapat dilakukan
dengan menggunakan radiasi. Misalnya pemuliaan padi, bibit padi
diberi radiasi dengan dosis yang bervariasi, dari dosis terkecil yang

18

tidak membawa pengaruh hingga dosis rendah yang mematikan. Biji


yang sudah diradiasi itu kemudian disemaikan dan ditaman
berkelompok menurut ukuran dosis radiasinya.
3. Kita mengetahui bahwa bahan makanan seperti kentang dan bawang
jika disimpan lama akan bertunas. Radiasi dapat menghambat
pertumbuhan bahan-bahan seperti itu. Jadi sebelum bahan tersebut di
simpan diberi radiasi dengan dosis tertentu sehingga tidak akan
bertunas, dengan dernikian dapat disimpan lebih lama.
Dan pada bidang industri :
1. Pemeriksaan tanpa merusak. Radiasi sinar gamma dapat digunakan
untuk memeriksa cacat padalogam atau sambungan las, yaitu dengan
meronsen bahan tersebut. Tehnik ini berdasarkan sifat bahwa semakin
tebal bahan yang dilalui radiasi, maka intensitas radiasi yang
diteruskan makin berkurang, jadi dari gambar yang dibuat dapat
terlihat apakah logam merata atau ada bagian-bagian yang berongga
didalamnya. Pada bagian yang berongga itu film akan lebih hitam.
2. Mengontrol ketebalan bahan. Ketebalan produk yang berupa lembaran,
seperti kertas film atau lempeng logam dapat dikontrol dengan radiasi.
Prinsipnya sama seperti diatas, bahwa intensitas radiasi yang
diteruskan bergantung pada ketebalan bahan yang dilalui. Detektor
radiasi dihubungkan dengan alat penekan. Jika lembaran menjadi lebih
tebal, maka intensitas radiasi yang diterima detektor akan berkurang
dan mekanisme alat akan mengatur penekanan lebih kuat sehingga
ketebalan dapat dipertahankan
3. Pengawetan bahan. Radiasi juga telah banyak digunakan untuk
mengawetkan bahan seperti kayu, barang-barang seni dan lain-lain.
Radiasi juga dapat menningkatkan mutu tekstil karena inengubah
struktur serat sehingga lebih kuat atau lebih baik mutu penyerapan
warnanya. Berbagai jenis makanan juga dapat diawetkan dengan dosis
yang aman sehingga dapat disimpan lebih lama

19

BAB III
PENUTUP

20

3.1 KESIMPULAN
Dari makalah di atas, penulis dapat menarik beberapa poin penting sebagai
berikut.
1. Pada 1789 uranium ditemukan untuk pertama kali olehMartin Klaproth
di Jerman. Namun, potensi uranium sebagai bahan peledak baru
ditemukan tahun 1938 oleh dua ilmuwan Jerman, Otto Hahn dan Fritz
Strassman.
2. Mineral uranium terdapat dalam kerak bumi pada hampir semua jenis
batuan, terutama batuan asam seperti granit, dengan kadar 3-4 gram
dalam satu ton batuan.
3. Ada tiga jenis isotop uranium alam yang diperoleh dari hasil
penambangan, yaitu 235U dengan kadar 0,715 %, 238U dengan kadar
99,825 % dan 234U dengan kadar yang sangat kecil.
4. Uranium-238 digunakan terutama sebagai bahan pembuat plutonium,
sumber bahan bakar untuk reaktor nuklir, alat militer, aktivitas pertanian
dan pada bidang industri.

3.2

SARAN
Sebagai insan yang berpengetahuan,alangkah baiknya jika kita
mengambil,mengolah dan mempergunakan segala jenis dan ragam sumber
daya mineral dengan bijaksana,terukur,dan aman agar kuantitasnya tetap
terjaga dan tidak terjadi kelangkaan dan kerusakan pada bumi akibat
kegiatan

penambangan

yang

berlebihan.

Ini

sangat

baik

untuk

kelangsungan kehidupan di bumi,baik dari segi geologis maupun


ekonomis dan lingkungan serta kesehatan.

21

Anda mungkin juga menyukai