Anda di halaman 1dari 8

Nama : Qoimatul Mustaghfiroh

NPM : 1406529380
Absen : 8 bagian Al2O3
1. Kristal struktur Al2O3
Struktur kristal keramik lebih rumit dibandingkan dengan metal yang terdiri dari 2
atau lebih atom. Susunan kristal keramik terdiri dari metal (kation) dan non metal (anion).
Ikatan keramik adalah ionic dan beberapa memiliki ikatan kovalen. Pada kasus Al2O3, Al
berlaku sebagai kation, bermuatan positif, dan ukuranya lebih kecil daripada anion dimana
pada kasus ini O sebagai anion dan bermuatan negative. Struktur kristal ini ditentukan
dengan karakteristik jumlah dari kation dan anion harus netral, dalam Al2O3 (alumina)
setiap 2 Al3+ di seimbangkan dengan 3 O2- anion sehingga menjadi netral. Selain itu juga
ditentukan oleh ukuran ion.
Banyak macam bentuk Al2O3 (𝛼, 𝜒, 𝜂, 𝛿, 𝜃, 𝛾, 𝜌). Sebagai contoh 𝛼-Al2O3, adalah
bentuk senyawa paling stabil yang dibentuk oleh alumunium dan oksigen. Keadaan selain
𝛼-Al2O3 adalah keadaan metastabil dari Al2O3. Pada keramik Al2O3 memiliki kristal
struktur bentuk hexsagonal close packed (HCP) dan nama struktur Corundum dengan
rumus kimia A2X3 dengan jumlah ion dalam satu unit sel adalah 12 Al3++ 18 O2 - = 30.

Crytalline Alumunium Structure


Secara geometri susunan struktur Al2O3 (binary
compound) membentuk dua tipe yaitu heksagonal dan
octahedral. Hexagonal site berada pada ujung atom dalam
sel sementara octahedral site berada diantara dua layer
susunan vertical. Alumina memiliki bilangan koordinasi
6 dan 4. Alumina kation mengisi 2/3 octahedral site dan
oksigen anion berada pada 1/3 octahedral site.
Keberadaan oksigen dalam octahedral site dapat
meningkatkan kekuatan ikatan sehingga dapat menaikkan
karakteristik properties alumina.

(a) Struktur kristal tampak dari atas (b) Struktur 𝜃-alumina


Liquid Alumunium Structure
Meskipun saintis telah mengetahui struktur crystalline alumina, struktur liquid
alumina baru diketahui baru – baru ini di tahun 2001. Berdasarkan penelitian, liquid
alumina setiap alumunium memiliki 4 oxygen atom tetangga dan setiap oksigen hanya
memiliki 3 alumunium atom. Hal ini membuat struktur liquid alumina sangat berbeda
dengan crystalline alumina, distribusi konfigurasi atom yang berbeda dalam atom liquid
menurunkan 30% densitasnya (dari 3.8 g/cm3 menjadi 2.8 g/cm3 ). Ketika alumina meleleh
terdapat transisi dari octahedral alumunium pada solid state menjadi tetrahedral koordiansi
dalam liquid meskipun sisa – sisa koordinasi crystalline octahedral masih ada sekitar 24%.
Pengurangan koordinasi atom O pada Al dan Al pada O akan membuat densitas semakin
rendah. Penemuan struktur alumina dalam keadaan meleleh (liquid) membantu para saintis
untuk pengembangan keramik dan glass.
Tipe 4-fold (a) dan 5-fold (b) koordinasi alumunium pada liquid
alumunina

2. Mechanical properties Al2O3


Ceramic memiliki sifat brittle sehingga konsentrai kekuatan brittle fracture menjadi
hal penting dalam pada mekanikal propertis dari keramik. Ketahanan fracture dari keramik
dapat ditingkatkan dengan compressive stress pada permukaan. Compressive stress ini
besarnya 10 kali dari tensile strength sehingga dapat membuat struktur keramik lebih bagus
saat ada tekanan. Secara umum mechanical properties dari alumina dapat did eskripsikan
seperti table di bawah ini :
Mechanical properties material Al2O3
Flexural strength 275 – 700 MPa
Modulus Elasticity 393 GPa
Vicker Hardness 19.0 – 26.0 GPa
Modulus Young 390 GPa
Poisson ratio 0.2 – 0.25
K pada ambient temperatur 2.0 - 6.0 MPa.𝑚1/2
Expansion Coefficient 7.2 – 8.8
Bulk Density 3.96 g/cm3
Tensile strength 220 MPa
Fracture toughness 4-5 MPa.m1/2
Porosity 0

Pada alumina kondisi paling stabil adalah 𝛼-Al2O3 yang dapat diperoleh melalui
heat treatment pada suhu tinggi.
Alumina terdapat dalam berbagai bentuk : monohydrate AlOOH sebagai
boehmite (𝛾-monohydrat) dan diaspore (𝛼-monohydrat), Al(OH)3 sebagai gibbsite
(𝛾-trihidrat) dan diaspore (𝛼-trihydrate). Pada temperatur tinggi pada akhirnya akan
mencapai fase 𝛼-Al2O3 yang merupakan kondisi oaling stabil dan paling baik. Titik
lelehnya mencapai 2040℃ dan porositasnya pada temperature ruangan kurang dari
6%.
Alumina dapat digolongkan dalam 2 grup yang terdiri dari berbagai grade
berdasarkan proses pembuatannya. Grup pertama adalah high alumina yang
setidaknya terdiri dari 99% Al2O3 dan yang kedua terdiri dari 80% - 99% Al2O3.
Setiap grup dapat dibagi lagi menjadi beberapa grade berdasarkan tipe, kemurnian
dan intended service yang akan berpoengaruh pada mekanikal propertisnya. Grup
pertama secara umum memiliki karakteristik densitas tinggi (>3.75 g/cm3),
temperatu sintering tinggi (1500 - 1900℃) dan memiliki mekanik performance
yang baik.

Grup pertama (≥99% Al2O3 )


Grup kedua (80% - 99% Al2O3)

Elastisitas material Al2O3 pada berbagai grade A1-A9 ditampilkan pada table di
bawah. Elastisitas ini biasanya digunakan untuk menghitung thermoelastic atau untuk
mengetahui respon material dalam proses manucfacturing.

Young modulus (E), shear modulus (G), dan poisson ratio (v) merupakan fungsi
temperature yang dapat di expresikan dengan rumus berikut
Dapat dilihat dari table diatas bahwa kekuatan, toughness, dan hardness akan
meningkat seiring dengan bertambahnya Al2O3. Lebar hamburan dari keramik alumina
dikarakterisasikan dengan Weibull modulus. Kekuatan keramik bergantung pada stress
volume. Kekuatan alumina lebih tinggi pada pemberian tekanan daripada pemberian
tension. Fracture toughness material alumina juga bergantung pada temperature, tetpai
kekuatannya secara umum diukur pada temperature ruangan.
Seperti material yang lain untuk penggunaaan jangka waktu yang lama, keramik
alumina juga memiliki niali mekanik fatigue. .
Kekuatan fatigue dari 99.5% alumina pada temperature ruang
Thermal shock resistance merupakan (R) merupakan perubahan maksimum
temperaturyang dapat ditahan oleh material tanpa failure.

Dapat diketahui dari grafik tersebut bahwa alumina dengan kemurnian >99,0%
memiliki ketahanan terhadap perubahan temperature.

3. Sifat Listrik Al2O3


Sifat listrik dari material alumina dapat dilihat dari tegangan breakdown dielektrik,
loss tangent, volumetric electrical resistivity, dan emissivity alumina pada temperature
ruangan. Volumetric resistivity (R) dapat di ekspresikan sebagai fungsi temperature :

Dimana R adalah temperature ruangan resistivuty pada table di bawah. Resistivity alumina
bergantung pada level impurity dan porosity. Tegangan breakdown juga bergantung pada
temperature tetapi juga bergantung pada ketebalan. Menurunnya tegangan breakdown
dapat menaikkan temperature
Beberapa sifat elektrik alumina juga di deskripsikan seperti dibawah ini :
Properties Kondisi Satuan Nilai
Dielectric strength 2.5 mm tk Ac-kv/mm 10
Dielectric Contant 1 MHz - 9.7
Volume resistivity 20oC Ohm-cm >1014
Volume resistivity 300 oC Ohm-cm 1010
Volume resistivity 1000 oC Ohm-cm 106
Loss factor 1 MHz - 0.009
Dissipation factor 1 MHz - 0.0001

4. Sifat Optis Al2O3


Sifat optis suatu material pada dasarnya dapat dilihat dari kemampuan material
untuk transmisi, absorbs, dan refleksi ketika ada cahaya yang masuk. Peristiwa pembiasan
adalah peristiwa ketika cahaya melalui dua material yang berbeda indeks biasnya. Indeks
bias menjadi acuan untuk menentukan sifat optis material. Al2O3 memiliki indeks bias (n)
1.76.
Gambar disamping merupakan ilustrasi ketika cahaya
dtaang pada material alumina yang akan di refleksi
kan, di biaskan, dan transmisi.
Tidak semua cahaya yang dating di biaskan tetapi ada
yang di refleksikan oleh material. Kemampuan
merfelksikan cahaya dapat diperoleh melalui
persamaan di bawah yang diketahui sebagai Fressnel
formula :

Sebagian besar material ceramic dan glass termasuk


Al2O3 memiliki 𝜅<<1 sehingga refleksi cahaya ditentukan oleh besar n dari material dan
telah diketahui besar indeks bias alumina adalah 1.76.
Selain itu alumina juga diketahui sifat optic nya melalui kemampuan absorbs dan
transmisi. Pada gambar di bawah terlihat kemampuan transmisi dari alumina dapat
diketahui pada frekuensi dan Panjang gelombang tertentu.
Koefisien absorbs terhadap cahaya yang datang juga dapat diketahui melalui grafik di
bawah. Kemmapuan absorbsi alumina tidak begitu tinggi.

Anda mungkin juga menyukai