Sebagian pembangkit listrik tenaga nuklir saat ini menggunakan reaktor air ringan/ light water
reactor (LWR) yang memiliki kekurangan:
- Bahan bakar baru harus ditambahkan setiap 1-3 tahun karena rendahnya
perkembangbiakan fisil/breeding oleh U-238
- 239
Pu pada bahan bakar yang telah terpakai menjadi masalah proliferasi, apakah didaur
ulang atau dibuang sebagai limbah
- Suhu terbatas pada efisiensi thermal < 35%
- Pendingin bertekanan tinggi => bahaya jika terjadi kegagalan bejana tekan (pressure
vessel)
- Bahaya ledakan uap (Chernobyl accident)
- Radioaktivitas pada teras (core) tinggi => istilah sumber besar dalam kecelakaan
- Masalah pembuangan limbah tingkat tinggi
- Tingginya panas pada teras reactor karena kecelakaan => bahaya mencairnya bahan
bakar (Three Mile Island, Fukkushima)
- Radiasi yang ditimbulkan akibat massa pakai bahan bakar dan cladding
- Potensi pembentukan hydrogen selama kecelakaan terjadi (kecelakaan Fukkushima)
- Racun Xe yang membutuhkan reaktivitas teras berlebih yang tinggi (excess reactivity)
135
Jika sukses, molten salt reactor (MSR) dapat mengurangi masalah-masalah itu.
Pendingin air dan pendingin gas harus dioperasikan pada tekanan tinggi, menciptakan tekanan
tinggi dan resiko kegagalan.
Pendingin logam cair dapat beroperasi pada tekanan rendah tetapi dapat bereaksi kimia denagn
air/udara. Pendingin garam cair dapat dioperasikan pada tekanan rendah dengan reaktivitas kimia
yang lebih sedikit disbanding logam cair. Suhu operasi mereka dapat dibatasi oleh kesesuaian
material penyusun.
Eugene Wigner dan Alvin Weinberg mengusulkan reaktor berbahan bakar cair pada tahun 1945,
dimana air akan beredar dengan bahan bakar 233U-Th. Setelah Wigner meninggalkan ORNL,
Weinberg menyadari konsep ini sebagai Eksperimen Reaktor Homogen/ Homogenous Reactor
Experiment (HRE) dengan menggunakan air ringan dan itu menghasilkan 150 KWe pada tahun
1953. Bersamaan dengan pengembangan HRE, ORNL menyelidiki aplikasi nuklir untuk mesin
pesawat jet. Karena mereka membutuhkan suhu 870℃ , bahan bakar padat dan air tidak bisa
diterapkan. Mereka segera mencapai konsep desain reactor bahan bakar cair menggunakan
garam cair bukan air, dan mereka mengusulkan cairan fluor berkat saran dari Ray Briant.
Eksperimen Reaktor Pesawat berhasil beroperasi selama 100 jam pada tahun 1954, sampai
akhirnya di shutdown. Namun masalah pengisian bahan bakar dan udara ICBM (peluru kendali
balistik antar benua yang dapat membawa senjata nuklir/intercontinental ballistic missile)
menjadi muncul, dan kecelakaan pesawat bertenaga nuklir akan menjadi konsekuensi yang
serius.
Uranium-235 dianggap kurang untuk mensuplai pembangunan nuklir, dan pembiakan bahan
bakar fisil dianggap perlu. Alvin Weinberg, H.G. Mac Pherson, dan rekan mereka mengakui
bahwa MSR dapat digunakan untuk membiakkan U-233 dari thorium sehingga memperbanyak
pasokan bahan bakar nuklir. Reaktor garam cair experimental (MSRE) menggunakan struktur
Hastelloy N (Tabel 1.1) dengan LiF-BeF2 (Flibe) garam dan bahan bakar UF4 (U-235) berhasil
dioperasikan di ORNL dari 1965-1969.
Itu juga dioperasikan menggunakan bahan bakar U-233 (berasal dari thorium di tempat lain)
pada tahun 1969. MSRE mengoperasikan 87% dari waktu operasi selama 15 bulan , membuka
jalan untuk pembuatan Molten Salt Breeder Reactor (MSBR). Terlepas dari keberhasilan MSRE,
dua konsep lain mendapat lebih banyak dukungan politik pada tahun 1972.
Pemerintah menghentikan program MSRE, terlepas dari saran Weinberg Chapter II, bahan bakar
cair, reaktor spektrum neutron thermal, memberikan perincian lebih lanjut mengenai penelitian
ORNL. Saat ini beberapa organisasi membantu mempromosikan energi thorium MSR.
The International Thorium Energy Organization didirikan untuk membuat energi thorium
menjadi kenyataan melalui komunitas yang berkembang mendorong inovasi, kerjasama dan
kompetisi.
Ritsuo Yoshioka menyelenggarakan Forum Thorium Molten Salt International yang memberikan
informasi dan saran tentang penelitian thorium.
The Thorium Energy Alliance yang diselenggarakan oleh John Kutsch di AS, juga
mempromosikan penelitian MSR dan mengadakan konferensi tahunan.
The Generation-IV International Forum yang dimulai dengan lebih dari 100 konsep reaktor dan
dipilih 6 untuk studi lebih lanjut, termasuk reaktor berpendingin garam cair. Saat ini ada dua tipe,
satu dengan bahan bakar garam cair dan yang lainnya dengan bahan bakar padat.
India memiliki sumber daya thorium yang besar, yang memotivasi penelitian MSR mereka. India
mengembangkan senjata nuklir dan tenaga nuklir sipil. Rencana tiga tahap adalah:
1. Produksi Pu-239 dalam reaktor air berat bertekanan/ Pressurized Heavy Water Reactor
(PHWR)
2. Menggunakan Pu-239 untuk bahan bakar thorium => U-233 breeders
3. Advanced Heavy Water Reactor (AHWR) beroperasi pada siklus bahan bakar thorium/
U-233
Pusat penelitian Atom Bhabha di Mumbai menjadi tuan rumah Konferensi Energi Thorium ke-15
(2015). Cina memiliki 500 pekerja untuk MSR yang membangun 2 MWth reactor berbahan
bakar padat (MSR) didinginkan dengan garam cair (2017) dan berbahan bakar cair 2 MWth
(MSR) pada 2020.
Istilah “fisil” mengacu pada material yang dapat mempertahankan reaksi berantai yang dilakukan
oleh neutron berenergi rendah. Isotop fisil utama adalah U,
233
U, dan
235
Pu. Uranium alam
239
mengandung 0,72% U-235 dan sisanya U-238 yang non fisil. Proses pemisahan isotop digunakan
untuk memperkaya fraksi U-235 sebanyak 3-5% untuk bahan bakar reaktor daya LWR, dan
reaktor penelitian dapat menggunakan pengkayaan hingga 20% dibatasi oleh perjanjian
nonproliferasi. Pu-239 diproduksi oleh penyerapan neutron pada U-238 sebagai berikut
Dimana symbol (n, γ ) berarti bahwa neutron terserap, dan sinar gamma dipancarkan, β
mengindikasikan peluruahan bheta (emisi elektron) dan 24 menit dan 2,4 hari adalah waktu
paruh peluruhan dua bheta. Kurung menunjukkan notasi singkat untuk reaksi ini. Demikian pula,
232
Th fertil dapat membiakkan 233U fisil oleh reaksi
238
Udan Th disebut fertil yang berarti mereka dapat diubah menjadi bahan bakar fisil oleh
232
penyerapan neutron diikuti oleh dua peluruhan betha. Dalam beberapa kasus, 233Pa dapat
mengalami reaksi berikut sebelum meluruh dengan memancarkan betha
Kemudian 232
Pa meluruh menjadi U. Rantai peluruhan pada
232 232
U memancarkan 2,6 MeV sinar
gamma, yang membuatnya sulit ditangani. Untuk reaktor breeder 233
Pa mungkin dapat
dihilangkan dari blanket salt untuk mencegah reaksi (n,2n). Di sisi lain, untuk alasan non
proliferasi dimungkinakan menggunakan reaksi (n,2n) dan generasi U-232 sebagai bahan bakar
uranium, yang membuatnya kurang cocok sebagai senjata. Reaktor paling sederhana dapat
memiliki core yang mengandung bahan fisil dan fertil yang dilarutkan dalam garam cair.
Kelebihan neutron dari fisi akan digunakan untuk mempertahankan reaksi berantai dan
membiakkan lebih banyak bahan bakar fisil.
Siklus bahan bakar breeder Th232-U233 memiliki keunggulan disbanding siklus bahan bakar
breeder U238-Pu239 diantaranya
- Th232 empat kali lebih berlimpah seperti U238 di kerak bumi (Chapter 9, Environment,
Waste and resources)
- Hampir semua thorium dapat dikonversi menjadi fisil U-233 tetapi lebih sulit
mengkonversi U-238 menjadi Pu-239 dengan efisiensi tinggi
- Pembiakkan atau breeding memungkinkan thorium dengan neutron cepat dan lambat.
Faktor regenerasi (ƞ) adalah jumlah neutron fisi yang dipancarkan per neutron yang
diserap di bahan bakar. Nilai ƞ ≥ 2,2 dibutuhkan untuk pembiakkan yang bagus. Di 233
U
pada ƞ 2,24 (neutron thermal) dan 2,30 (spectrum neutron cepat)(Fig 1.1). Di
239
Pu nilainya adalah 2,01 (thermal, tidak memuaskan) dan 2,45 (cepat) yang
membuthkan spektrum neutron cepat
- Fraksi neutron tunda β adalah 0,0026 pada 233
U dibanding 0,0020 pada Pu. Nilai yang
239
lebih besar pada 233U membuat lebih mudah mengontrol teras (core) 233U.
1.6 Bahan Bakar Cair MSR
Reaktor dua cairan /two fluid reactor mungkin memiliki teras dengan bahan bakar fisil (U-233,
U-235 atau Pu-239) mempertahankan reaksi berantai yang dikelilingi oleh blanket, dimana
neutron bocor pada teras akan ditangkap oleh material fertil (Th-232 atau U-238) untuk
membiakkan lebih banyak bahan bakar fisil.
Pertimbangkan contoh kasus dengan garam FliBe yang mengandung bahan bakar 233UF4. Reaktor
dapat memiliki teras yang dikelilingi oleh breeder blanket yang mengandung ThF 4 pada FliBe,
seperti diilustrasikan pada (Fig 1.3) cairan teras bersirkulasi ke penukar panas (HE). Pendingin
sekunder mengalirkan sistem konversi energi yang menghasilkan listrik seperti siklus Rankine
atau siklus Brayton.
Keadaan ionisasi pada garam breeder fertil dikontrol menggunakan gas F2. Pa dapat
233
dihilangkan dengan sistem processing blanket untuk mencegah penyerapan neutron pada 233
Pa,
yang menghasilkan 232
U non fisil. ThF4 secara bertahap ditambahkan ke garam blanket untuk
mengkompensasi kerugian. Sistem pemroses bahan bakar dapat (secara optimal) menghilangkan
produk fisi untuk mempertahankan reaktivitas teras rendah dan untuk mengurangi tangkapan
neutron non fisil. Garam fluoride atau chloride lain bisa digunakan sebagai pengganti 7LiF-BeF2.
Pada reaktor spektrum energi thermal, blok grafit dapat dipakai untuk moderator neutron teras
dari segi ekonomi. Reaktor lain dapat dioeprasikan dengan neutron lithium dan elemen lain harus
dikelola dengan hati-hati untuk mencegah bocor ke lingkungan, karena thritium adalah gas
radioaktif yang dapat menimbulkan bahaya kesehatan jika tertelan atau terhirup pada konsentrasi
yang terlalu besar. Bahan bakar cair menawarkan banyak keunggulan dibanding bahan bakar
padat.
1.7 Keuntungan bahan bakar cair MSR
- Dapat beroperasi pada tekanan rendah, menghindari isu keamanan pada bejana reaktor
tekanan tinggi dan kontainmen-kontainmen yang besar
- Tidak ada kekhawatiran produk fisi yang bocor dari cladding. Alias tidak membutuhkan
cladding (zirconium clad yang ditambahkan air pada tekanan tinggi menghasilkan
hidrogen dan meledak pada Fukkushima)
- Tidak ada bahaya lelehan bahan bakar. Bahan bakarnya sudah cair. (bahan bakar padat
yang meleleh terjadi pada Three Mile Island dan Fukkushima, melepaskan radioaktifitas)
- Pengisian bahan bakar dan penyesuaian reaktivitas online berkelanjutan
- Reaktivitas berlebih teras yang lebih rendah dapat dipertahankan. Ini membuat kontrol
yang lebih mudah dan lebih aman
- Penghapusan produk fisi yang kontinu (optional) dapat menjaga radioaktivitas teras tetap
rendah. Radioisotop seperti Cs-137 dapat dihilangkan dan disimpan ditempat yang aman,
atau digunakan untuk proses komersial. Radioaktifitas teras yang rendah berarti bahwa
lebih sedikit radioaktivitas yang dapat dilepaskan selama kecelakaan parah (kontainmen
terburuk yang dilepas dari Chernobyl dan Fukkushima adalah Cs-137).
- Penghapusan yang mudah pada gas mulia (Xenon dan Krypton) menghindari masalah
kontrol racun xenon (racun xenon berkontribusi pada masalah control di Chernobyl)
- Pemanasan berlebih pada teras bisa melelehkan colokan pembuangan (drain plugs); teras
cair dapat mengalir ke tangki pendinginan udara pasif dan dengan perlahan mengeras,
menjebak radioaktivitas.
- Menurunkan emisi panas teras (core) setelah di shutdown. Pendinginan teras darurat akan
lebih mudah, mungkin tidak perlu (pendinginan yang tidak memadai adalah masalah
utama pada Three Mile Island dan Fukkushima)
- Tidak ada ledakan uap dari teras, karena tidak air disana (Masalah utama Chernobyl)
- Teras dapat mengatur sendiri sesuai beban yang diminta dengan atau tanpa batang
kendali
- Garam fluorine stabil pada medan radiasi tinggi, dengan suhu pendidihan
1400℃ sehingga pendidihan tidak akan terjadi.
Keuntungan Lingkungan
- Thorium empat kali lebih berlimpah seperti uranium, sehingga pemanfaatannya akan
memperluas ketersediaan bahan bakar nuklir dunia
- Recycling pada aktinida menjadi bahan bakar cair mengurangi produksi limbah,
dibandingkan dengan LWR yang tidak di recycled
- Efisiensi yang lebih tinggi pada daya listrik (karena suhu pendingin tinggi) berarti
berkurangnya panas sisa yang terbuang ke lingkungan
- Reaktor bahan bakar cair akan menghasilkan kurang dari 1% limbah radioaktif level
tinggi berumur panjang LWR.
- Limbah dapat mengandung isotop fisil konsentrasi rendah akibat kritikalitas dapat
diabaikan
Keuntungan Nonproliferasi
- Pembiakan Pu-239 dapat di recycled dan di bakar (burn up) dalam teras tanpa
meninggalkan lokasi. Persediaan Pu pada lokasi dapat dijaga rendah.
- U-232 dihasilkan oleh reaksi (n,2n) pada campuran Pa dengan U-233, dan dalam jumlah
yang cukup, tidak diinginkan untuk pemakaran senjata (disebut spiked). Pembiakkan U-
233 dapat juga dicairkan dengan U-238 untuk memproduksi bahan bakar pengkayaan
rendah yang tidak cocok untuk senjata, disebut denatured fuel
- Material fisil tetap berada di lokasi reaktor yang aman. Akan sulit untuk mencuri garam
cair radioaktivitas tinggi yang disimpan dengan aman tanpa gangguan dari pasukan
keamanan. Dapat digunakan untuk mengonsumsi Pu-239 dari senjata nuklir yang
dibongkar tanpa masalah pembuatan bahan bakar MOX dan control bahan bakar di LWR.
1.8 ISU PENGEMBANGAN MSR
- Bahan bakar yang mengalir keluar dari reaktor memancarkan neutron tunda di sekitar
pipa dan katup
- Neutron itu membuat pipa menjadi radioaktif, sehingga diperlukan perawatan jarak jauh
- Tellurium produk fisi menyebabkan retak pada MSRE yang dapat dikurangi dengan
mnegendalikan rasio UF3/UF4
- Iradiasi neutron menghasilkan akumulasi helium. Tambahan tekanan tarik utama
diproduksi oleh radiasi, (hardening radiation) disertai dengan pengurangan keuletan
disebut pengerasan radiasi. Ini dapat dikurangi dengan penyesuaian kandungan karbon
dan melindungi dinding bejana seperti thorium blanket
- Korosi pada struktur, pipa, katub dan pompa (Hastelloy N memiliki resistansi korosi
diatas 760℃ pada FliBe)
MSRE mengembangkan sistem kontrol, tangki mengalir, pemanas garam, Hastelloy, dan
instrumentasi. Untuk pendirian reaktor daya MSR dibutuhkan pengembangan sebagai
berikut:
- Resistansi korosi yang lebih baik, material bersuhu tinggi untuk bejana dan pipa reaktor
dan teknik pengontrol potensi redox
- Pompa dan katup
- Peralatan penanganan jarak jauh, seperti hot cell, dan robot, telah dikembangkan tetapi
perlu modifikasi lebih lanjut
- Penukar panas untuk garam cair suhu tinggi, seperti generator uap dan pemanas garam
cair ke udara
- Sistem konversi energi (Brayton, Rankine, superkritis atau siklus kombinasi) digunakan
untuk pembangkit listrik saat ini, tetapi perlu mengembangkan lebih lanjut untuk
mencapai efisiensi yang lebih tinggi dan keandalan pada suhu yang sangat tinggi
- Sistem kimia untuk memisahkan uranium, plutonium, thorium dan garam cair produk fisi
dan tritium dalam lingkungan yang radioaktivitasnya tinggi. Ini adalah masalah besar
yang membutuhkan pengembangan jangka panjang
- Metode pemisahan isotop lithium (ingin menghilangkan 6
Li untuk meminimalkan
generasi tritium).
Lithium alam sekitar 7,42% 6Li dan 92,58% 7Li. Tritium (3H) diproduksi oleh penyerapan
neutron dengan reaksi
Reaksi 7Li adalah endotermik, membutuhkan energi neutron lebih dari > 2,47 MeV, sehingga
paling banyak produksi tritium terjadi pada Li-6. Li-6 adalah penyerap neutron yang kuat, yang
mempengaruhi ekonomi neutron reaktor, membutuhkan bahan fisil tambahan dalam reaktor
menggunakan FLiBe. Reaktor dapa berfungsi secara efisien jika sebagian besar Li-6 dihilangkan
dengan pemisahan isotop, yang mahal.
Tritium adalah penghasil betha lemah (rata-rata enetginya 6keV). Elektron ini tidak bisa
menembus kulit, tetapi tritium dapat membentuk tritiater water di dalam tubuh jika tritium
tertelan atau terhirup. Air radioaktif ini dapat merusak sel, membahayakan kesehatan jika gas
tritium lolos ke lingkungan.
- Menghapus beberapa tritium dari FLiBe dengan gelembung gas He melalui FLiBe
- Menghapus beberapa tritium dari FLiBe dalam vacuum disenganger (semprotkan ke
dalam vakum)
- Menghilangkan tritium dari intermediate molten salt coolant loop
- Menggunakan hambatan kedap air tritium pada tabung penukar panas
- Mengeluarkan sebagian besar Li-6 dari lithium (pemisahan isotop)
- Menggunakan garam cair yang tidak mengandung lithium, seperti NaF.