1
1. Pendahuluan
Akhir-akhir ini banyak diberitakan tentang prospek thorium yang dapat
dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik di Indonesia. Pembangkit listrik
tenaga nuklir berbahan bakar thorium atau lebih populer dengan nama
PLTT hanya dikenal di Indonesia, sedangkan di negara lain istilah terse-
but tidak lazim digunakan. Namun, dalam booklet ini akan digunakan
istilah PLTT tersebut.
Gambar 1. Fasilitas Pilot Plant Pemisahan Logam Tanah Jarang, Uranium dan
Thorium di PTBGN (dok BATAN)
2
saat ini thorium sebagai bahan bakar pembangkit listrik belum dapat
digunakan secara optimal untuk tujuan komersial. Untuk menghasil-
kan listrik, thorium memerlukan proses yang lebih panjang, teknologi
pengolahan limbahnya belum dikuasai dengan baik dan kegiatan eks-
perimen untuk mengetahui tingkat efisiensinya sebagai penghasil energi
masih terus dilakukan di beberapa negara.
3
Thorium alam adalah thorium-232 (Th-232) yang merupakan bahan fer-
til (dapat biak) yaitu bahan yang sukar dibakar (bereaksi fisi), namun
dapat berubah menjadi uranium-233 (U-233) bila menangkap neutron.
Oleh karena itu, PLTT hanya dapat dioperasikan bila terdapat bahan fi-
sil, seperti: U-233, U-235 dan plutonium-239 (Pu-239). Bahan fisil meru-
pakan bahan yang apabila menyerap neutron akan mengalami reaksi
fisi dengan menghasilkan 2 unsur produk fisi, 2-3 neutron, dan panas.
1
Bahan fertil merupakan unsur/atom yang bila menangkap neutron tidak dapat
langsung membelah, tetapi membentuk bahan fisil, seperti: U-238, Th-232
4
Sumber daya thorium mempunyai kelimpahan sekitar 3-4 kali lebih tinggi
dibanding uranium sehingga berpotensi digunakan sebagai bahan bakar
nuklir, namun belum dieksploitasi secara komersial. Sebagai gamba-
ran, jumlah cadangan thorium dunia diperkirakan mencapai 6.355.000
ton. Terdapat 16 negara yang mempunyai cadangan thorium tinggi.
Berdasarkan data yang diperoleh, India merupakan negara dengan
cadangan thorium terbesar dengan jumlah mencapai 846.000 ton.
Selain itu, thorium memiliki sifat fisik/ kimia yang unggul serta risiko di-
gunakan untuk persenjataan nuklir rendah. Alasan-alasan tersebut me-
nyebabkan akhir-akhir ini perhatian dunia tertuju kepada penggunaan
thorium sebagai bahan bakar nuklir alternatif.
3. Perkembangan Riset
Sejak tahun 1960-an, bahan bakar thorium sudah diuji coba di beberapa
negara, seperti Amerika, Jerman, Jepang, India, dan Tiongkok. Namun,
setelah tahun 1970-an, eksperimen bahan bakar thorium mengalami
penurunan.
Gambar 3: (a) Molten Salt Reactor dan (b) Reaktor HTR Tipe Pebble
(sumber: (a) https://www.iaea.org/newscenter/news/molten-salt-reactors-iaea-
to-establish-new-platform-for-collaboration dan (b) http://www.personal.psu.edu/
kaw5453/Project%202/bradoption.htm)
6
tara dengan operasi daya penuh (7,5 megawatt thermal, MWth) se-
lama 1,5 tahun.
• Reaktor Peach Bottom 1 bertipe High Temperature Reactor (HTR),
menggunakan bahan bakar thorium yang dicampur dengan U-235
pengayaan tinggi (>90%) sebagai pemicu reaksi fisi. Reaktor
beroperasi dengan daya 40 megawatt elektrik (MWe) selama 7 ta-
hun (1966-1972).
• Reaktor Fort St Vrain, bertipe HTR merupakan reaktor yang
beroperasi dengan daya 330 MWe dan menggunakan bahan bakar
yang sama dengan Reaktor Peach Bottom. Reaktor beroperasi se-
lama 14 tahun (1976-1989).
b. Jerman
• Reaktor Arbeitsgemeinschaft Versuchs Reactor (AVR) merupakan
reaktor prototipe HTR dengan daya 15 MWe yang dioperasikan se-
lama 2 tahun (1967-1968). Reaktor AVR menggunakan jenis bahan
bakar yang sama dengan reaktor Peach Bottom atau Fort St Vrain
• Reaktor Thorium Hoch Temperatur Reactor (THTR) bertipe HTR,
adalah reaktor dengan daya 300 MWe. Reaktor ini menggunakan
bahan bakar yang sama dengan reaktor AVR dan dioperasikan se-
lama 5 tahun (1985-1989).
c. Inggris
Reaktor DRAGON bertipe HTR dioperasikan dengan daya 20 MWth.
Reaktor menggunakan bahan bakar campuran thorium dan U-235 kar-
bida. Reaktor dioperasikan selama 8 tahun (1966-1973).
2
U-233 merupakan bahan fisil hasil transmutasi thorium
2
U-235 merupakan bahan fisil dari alam
3
> 90 w/o adalah 90% berat U-235 dalam total uranium
7
d. Belanda
Reaktor cair homogen SUSPOP merupakan reaktor dengan daya 1
MWth yang menggunakan bahan bakar campuran thorium dan uranium
oksida pengayaan tinggi.
e. India
India memiliki sumber daya uranium yang sangat terbatas, namun me-
miliki thorium yang melimpah. Negara tersebut tidak meratifikasi traktat
non proliferasi (perjanjian yang membatasi senjata nuklir), yang menye-
Gambar 4. Program Jangka Panjang Pemanfaatan Thorium di India
(sumber: P.Chellapandi,“Status of Fast Reactor Programme in India”, Status of Fast
Reactor in World, Tsuruga, 2012.)
8
pembiak cepat (Fast Breeder Reactor, FBR) untuk dapat menghasilkan
U-233, serta pemanfaatan reaktor berbahan bakar thorium dan U-233.
Target tahap 1 adalah mendapatkan plutonium untuk digunakan dalam
reaktor pembiak cepat. Target tahap 2 adalah mendapatkan U-233
dengan thorium blanket seperti yang telah diuji di reaktor FBTR (Fast
Breeder Test Reactor) seperti ditunjukkan pada Gambar 4. Bahan bakar
U-233 yang diproduksi telah diuji coba di reaktor KAMINI. Rencananya
India akan memanfaatkan PFBR Kalpakkam secara komersial, dengan
daya 500 MWe yang saat ini sedang dibangun. Tahap 3 adalah akan
membangun reaktor berbahan bakar U-233 dan thorium.
Gambar 5. Reaktor FBTR Dengan Daya 40 MWth di India yang Memproduksi U-233
dari Th
(sumber: P.N Manoharan, K.V. Suresh Kumar, G. Srinivasan,”Fifteen Years of Op-
erating Experience of KAMINI Reactor”, Indira Gandhi Centre for Atomic Research,
Kalpakkam, India.)
Tabel 1. PLTN PHWR di India yang Menggunakan ThO2 untuk Perataan Fluks
Neutron
10
Tabel 2. Reaktor Daya yang Sedang Dalam Fase Konstruksi di India
Sumber: http://www.world-nuclear.org/information-library/country-profiles/countries-g-n/
india.aspx
f. Tiongkok
Tiongkok telah memulai proyek litbang terkait teknologi Reaktor Ga-
ram Cair Thorium (Thorium Molten-Salt Reactor Technology, TMSR).
Penyelenggaraan konferensi tahunan Chinese Academy of Science
(CAS) pada bulan Januari tahun 2011 telah diumumkan secara resmi
dengan sasaran utama adalah meneliti dan mengembangkan sistem
nuklir molten salt berbasis thorium selama kurang lebih 20 tahun.
(TMSR in China https://www.iaea.org/NuclearPower/Downloadable/
Meetings/2016/2016-10-31-11-03-NPTDS/05_TMSR_in_China.pdf)
11
Saat ini masih pada fase inisiasi, yaitu penguasaan teknologi molten salt
untuk mendapatkan daur bahan bakar thorium, melalui desain dan pem-
bangunan reaktor tes TMSR-LF1 2 MW dan TMSR-SF1 10 MW dengan
target tahun 2017-2025. Pada fase ini akan dikembangkan material,
molten salt, bahan bakar, komponen, instrumentasi, dan proses lisensi.
Pengembangan untuk skala industri akan dimulai pada tahun 2025 dan
diharapkan targetnya akan terlaksana setelah tahun 2035.
Gambar 6. Peta Jalan Molten Salt Reactor Berbahan Bakar Thorium di Tiongkok
(sumber: Hongjie Xu,”China’s TMSR Programme”, Shanghai Insitute of Applied Phys-
ics, Chinese Academy of Sciences, ORNL, 2015.)
12
Keseluruhan reaktor yang pernah dioperasikan dengan menggunakan
bahan bakar Thorium dapat dilihat pada Tabel 3.
Peman-
Nama Daya Bahan Bakar Waktu Jenis Negara
faatan
c (Th/U)O2, c c c c
Angra 1 900MWe C 1979 PWR Brazil Daya
(Th/Pu)O2
b a b b b b
AVR 15MWe (Th/HEU)C2 1967-1988 HTGR Jerman Uji
b (Th/HEU)C2 b a b b
Dragon 20MWth a 1964-1973 HTGR UK Uji
10:1
a a a a c c
Elk River 22MWe (Th/HEU)O2 From 1964 BWR USA Daya
Fort St. b a b b b b
330MWe (Th/HEU)C2 1976-1989 HTGR USA Daya
Vrain
Indian c C a c a c
270MWe (Th/HEU)O2 1962 PWR USA Daya
Point I
Kakrapar a a a b b b
200MWe (Th/U)O2 1993/1995 PHWR India Daya
KAPS
b 233 b Sumber b b
Kamini 30kWth U -Al 1996 b India Uji
Neutron
Lingen 60MWe
b
(Th/Pu)O2
b
1986
a
BWR
b
Jerman
b
Daya
b
b
Peach 110MWth a b b b b
a (Th/HEU)C2 1967-1974 HTGR USA Uji
Bottom 40MWe
235
Shipping a (Th/U ,Pu) b b b b
60MWe b 1977-1982 LWBR USA Daya
port O2
b a b b b b
THTR 300MWe (Th/HEU)C2 1983- 1989 HTGR Jerman Daya
233
MSRE U molten
7.5 MWth 1964-1969 MSR USA
ORNL fluorides
Aqueous
SUSPOP/ homogenos
Th+HEU,
KSTR 1 MWth 1974-1977 suspension Belanda
pellet oksida
KEMA (pin
assemblies)
235 Uji iradiasi
Th+U 1947
NRX & 20 MWe; MTR (pin elemen
uji bahan (NRX)+1957 Canada
NRU 200 MWe assemblies) bahan
bakar (NRU)
bakar
1987; in LMFBR (pin
FBTR 40 MWth ThO2 blanket India
operation assemblies)
sumber: a. (Grenche, 2010); b. (WNA, 2011); c. (IAEA, 2002)
13
5. Pengembangan di Indonesia
Potensi sumber daya thorium di Indonesia terdapat di beberapa daerah,
antara lain Pulau Singkep, Bangka, Belitung, dan Kalimantan Barat. Ke-
beradaan thorium di daerah tersebut berkaitan dengan sebaran batuan
granitik yang merupakan bagian dari “sabuk granit timah” yang memben-
tang dari Indochina – Semenanjung Thailand – Malaysia – Kepulauan
Riau – Bangka Belitung – Kalimantan Barat. Thorium tersebut terdapat
di dalam mineral monasit yang berasosiasi dengan endapan timah dan
menjadi produk samping dari tambang timah. Kandungan Thorium di
dalam monasit dapat mencapai kadar 4,738%.
Gambar 7. Hasil Litbang Pengolahan Thorium, Skala Pilot Plant Berupa Th(C2O4)2,
ThO2, dan LTJ (OH)3
16
6. Pengelolaan Limbah
Setiap pemanfaatan teknologi nuklir, termasuk PLTT, akan menimbul-
kan limbah radioaktif yang harus dikelola dengan benar agar tidak me-
nimbulkan dampak radiologis bagi masyarakat dan lingkungan. Limbah
radioaktif, termasuk bahan bakar nuklir bekas dari pengoperasian PLTT
memiliki karakteristik tertentu yang tergantung pada jenis reaktor, jenis
bahan bakar, besarnya daya dan lama operasi reaktor. Karakteristik lim-
bah ini menentukan metode pengelolaan limbah yang sesuai.
17
Bahan bakar nuklir bekas dikategorikan sebagai limbah radioaktif tingkat
tinggi. Pengelolaan bahan bakar nuklir bekas meliputi penyimpanan se-
mentara dan selanjutnya dilakukan penyimpanan lestari. Penyimpanan
lestari bahan bakar nuklir bekas dilakukan pada kedalaman tertentu
(500-1000 meter) dibawah permukaan tanah. Pengelolaan limbah ra-
dioaktif dari operasional PLTT ditunjukkan pada Gambar 10.
7. Keekonomian
Sampai saat ini, belum ada PLTT yang beroperasi dengan skala komer-
sial sehingga keekonomian PLTT belum dapat ditentukan dengan pasti.
Ditinjau dari unjuk kerja yang belum dipahami dengan baik dan tingkat
kesiapan teknologi yang belum memadai sampai saat ini, penggunaan
bahan bakar thorium dengan menggunakan uranium pengayaan rendah
sebagai pemicu masih memerlukan jangka waktu 15-20 tahun lagi untuk
mencapai komersial. Selain itu, diperlukan litbang secara intensif untuk
pemahaman teknis dari bahan bakar tersebut.
Gambar 10. Tingkat Kesiapan Teknologi (Technology Readines Level) Bahan Bakar
Thorium
19
Meskipun kesiapan teknologi tipe HTR sudah mencapai level 8, reak-
tor tersebut belum siap komersial karena masih menggunakan uranium
pengayaan tinggi sebagai pemicu.
9. Penutup
Tiongkok dan India merupakan dua negara yang paling aktif mengem-
bangkan reaktor berbahan bakar thorium. Namun tidak satupun PLTT di
kedua negara tersebut beroperasi secara komersial. Ditinjau dari unjuk
kerja yang belum dipahami dengan baik dan tingkat kesiapan teknologi
yang belum memadai maka PLTT masih memerlukan jangka waktu an-
tara 15-20 tahun untuk komersialisasi.
20
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
Jl. Kuningan Barat, Mampang Prapatan, Jakarta 12710
Kotak Pos 4390 Jakarta 12043
Telp. 021-5251109, Fax. 021-5251110
www.batan.go.id, email: humas@batan.go.id