Anda di halaman 1dari 8

TUGAS 3 KIMIA 1

Disusun oleh:

Nama : Bintang Adhitya Wahyudi (E11.2022.01157)


Dhiyaulhaq Haidil Prasetya (E11.2022.01159)
Lingga Aditya Gusman (E11.2022.01160)
INDUSTRI ELEKTROTERMAL
Banyak produk kimia yang dibuat pada suhu tinggi dengan menggunakan tungku
listrik. Tungku listrik dapat menghasilkan suhu mencapai 4100oC, hal ini sangat berbeda
dengan tungku pembakaran komersial yang hanya dapat mencapai suhu 1700 oC. Efek dari
pembakaran dengan suhu tinggi ini adalah kecepatan reaksi akan meningkat dan menetapkan
kondisi kesetimbangan kimia yang baru. Kondisi kesetimbangan baru ini menghasilkan
senyawa yang belum diketahui sebelumnya. Silikon dan kalsium Karbida adalah contoh
produk baru yang terbentuk dari penggunaan tungku listrik. Tungku listrik dapat
memberikan kontrol yang lebih akurat dan penggunaannya lebih efisien daripada jenis
tungku lainnya. Hal yang menguntungkan ini disebabkan oleh kurangnya gas buang dan oleh
gradien suhu yang tinggi antara sumber panas dan massa yang dipanaskan. Tungku listrik
jauh lebih bersih dan lebih nyaman untuk dioperasikan daripada tungku pembakaran.
Tungku listrik ini dioperasikan menggunakan arus bolak-balik (AC) dengan kuat arus yang
besar dan biasanya dengan tegangan sedang, sedangkan pada industri elektrolit
membutuhkan arus searah (DC).

Terdapat tiga jenis utama tungku listrik, yaitu : tungku busur, tungku induksi, dan
tungku resistansi. Panas yang ada pada tungku busur dihasilkan oleh busur listrik pada dua
atau lebih elektroda yang biasanya berbahan grafit atau karbon yang terletak diantara
muatan tungku. Elektroda ini dapat ikut terpakai saat pengoprasian. Tungku ini pada
umumnya merupakan cangkang berbentuk silinder yang dilapisi dengan bahan tahan api.

Tungku induksi hanya dapat digunakan pada zat pengantar seperti logam dimana
energi listrik diubah menjadi energi panas oleh arus induksi yang diatur oleh muatan.
Tungku dapat dianggap sebagai transformator yang bagian primernya terdiri dari kumparan
tembaga yang terhubung ke sumber listrik sedangkan pada bagian sekunder terdiri dari
logam yang bermuatan. Tungku induksi bekerja dengan frekuensi 60 sampai 500.000 siklus
per detik, tetapi pada pemakaian komersial hanya dibatasi pada frekuensi 6000 siklus per
detik saja. Tungku ini memperoleh efek pemanasnya dari kekuatan medan yang lebih rendah
ketika frekuensinya ditingkatkan. Muatannya harus ditempatkan di sekitar inti besi pada
tungku dengan frekuensi yang rendah, tetapi inti tersebut tidak dibutuhkan pada tungku
berfrekuensi tinggi. Pada saat bahan yang telah diisi dapat memberikan resistansi listrik
yang diperlukan untuk membuat panas, tungku tersebut merupakan resistansi yang
dipanaskan secara langsung. ketika bahan yang berresistan tinggi ditambahkan ke muatan
untuk menciptakan panas, tungku akan dipanaskan secara tidak langsung. Pada industri
elektrokimia tungku jenis busur dan tungku resistor merupakan tungku yang paling banyak
digunakan.
ABRASIF BUATAN
Pada tahun 1891, E. G. Acheson merupakan orang pertama yang membuat abrasif
buatan atau amplas yang ditemukan di tungku listrik jenis busur buatanya sendiri saat sedang
mencoba mengeraskan tanah liat. Acheson menemukan kristal keras berwarna ungu yang
dikenal dengan silikon karbida. Alumunium oksida yang menyatu merupakan bahan abrasif
yang banyak digunakan dan dibuat menggunakan tungku termal elektrik, selain itu Baron
Karbida yang merupakan zat sintetis paling keras yang pernah dibuat juga merupakan
produk dari elektrotermal.

Silikon karbida memiliki bahan mentah yaitu pasir dan karbon. Karbon ini dapat
ditemukan di antrasit, kokas, pitch, atau kokas minyak bumi. Pasir yang digunakan memiliki
kandungan 98%-99,5% silika. Persamaan yang terjadi pada reaksi ini meliputi :

SiO2(c) + 2C(amorph.) → Si(c) + 2CO(g); ΔH= + 144,800 cal


Si(c) + C(amorph.) → SiC(c) ; ΔH = -30,500 cal.

Reaksi total, didapatkan dengan menggabungkan persamaan diatas menjadi :

SiO2 (c) + 3C(amorph.) → SiC(c) + 2CO(g); ΔH = + 114,300 cal.

Proses Pembuatan Silikon Karbida merupakan reaksi karbotermal yakni proses yang
melibatkan reaksi antara kuarsa dengan tingkat kemurnian tinggi atau pecahan-pecahan
kuarsit dengan karbon (grafit, karbon black atau batu bara pada temperatur antara 1600°C –
2500°C). Disebut reaksi Acheson karena pertama kali ditemukan Edward Acheson dengan
menggunakan tanur atau tungku listrik yang pada saat itu juga baru diperkenalkan (Austin,
1996).

Baron karbida merupakan material abrasif buatan paling keras yang dibuat pada
tahun 1934 dengan nama awal yaitu Norbide. Persamaan reaksinya adalah :

2B2O3 + 7C → B4C + 6CO

Oksida Borat menyebabkan reaksi dengan kokas dalam tungku resistor karbon pada
suhu 2600oC. Produk ini mengandung 99% B 4C (Baron Karbida) dengan memiliki fungsi
spesial sebagai abrasif bubuk dan dalam bentuk cetakan seperti nozel untuk sandblasting.
Produk lainnya seperti tungten dan tantalum karbida juga dapat diproduksi.

Kalsium Karbida pertama kali ditemukan tanpa sengaja pada 1892.Thomas L.


Willson sedang mencoba untuk menyiapkan kalsium logam dari bahan kapur dan tar dalam
tungku listrik di Spray, N.C. gagal dan diperoleh produk yang jelas bukan Kalsium. Lalu
willson pun membuang produk tersebut di dekat sungai dan Willson terkejut melihat bahwa
produk itu melepaskan gas dalam jumlah yang banyak dan mudah terbakar. Kalsium karbida
terbuat dari kapur dan karbon pada suhu 2000 sampai 2200 oC. Jenis dari karbon yang paling
sering digunakan dalah kokas dengan persamaaan :

CaO(c) + 3C(amorph.) -> CaC2 (l) + CO(g); t:.H = +111,000 cal.


Padat dan memiliki kadar abu yang rendah, titik nyala rendah, resisvitas listrik yang
tinggi sehingga sebagian besar muatan tungku sangat tahan terhadap aliran energi.
Perkembangan pada tungku "tertutup" di mana hampir semua karbon monoksida dari reaksi
dikumpulkan dan digunakan.

Karbon Disulfida. Sekitar 500.000.000 pound atau 226.796 ton Karbon Disulfida
diproduksi di Amerika Serikat setiap tahunnya dengan nilai mencapai 25.000.000 dollar
Amerika. Meskipun sebagian besar digunakan pada industri pembuatan kain viscose rayon
dan kertas kaca, Karbon Disulfida juga memiliki kegunaan lainnya seperti pada pembuatan
pelarut atau pembasmi serangga. Dengan rumus reaksi:

C + 2S →CS2
(750-1000oC)
Reaksi ini berlangsung didalam tabung reaksi atau dalam proses elektrotermal. Pada
proses terbarunya menggunakan bahan mentah berupa Hidrokarbon dan Sulfur, tetapi saat
ini hanya ada satu instalasi komersial kecil. Pada tabung kimia, prosesnya menggunakan baja
yang dipanaskan secara langsung atau tabung kimia berbahan cast-iron. Lebar dari silinder
tabung kimia ini sekitar 243 sampai 304 cm dan berdiameter 61 hingga 91 cm dengan
penghasilan Karbon Disulfida sebanyak 454 hingga 1360 kg per tabung.

Fused Silica. (Kuarsa yang menyatu) Merupakan material yang sangat berguna
untuk industri kimia, yang mana bahan ini akan dipanaskan hingga mencapai suhu fabrikasi
menggunakan tungku listrik.

ENERGI FOSIL
Energi fosil dihasilkan menggunakan bahan bakar fosil, sedangkan bahan bakar fosil
sendiri adalah bahan bakar yang berasal dari jasad renik organisme yang telah mengalami
proses berupa tekanan, pemanasan yang tinggi dengan waktu yang sangat lama. Bahan-bakar
fosil dapat berupa padat, cair maupun gas.
Bahan bakar fosil dapat dibagi menjadi tiga, yaitu :
1. Batu bara (padat)
2. Minyak bumi (cair)
3. Gas alam (gas)

Bahan bakar fosil termasuk jenis sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui
(dalam waktu singkat). sebab, bahan bakar fosil terbentuk dari proses endapan dan
penguraian makhluk hidup yang membutuhkan waktu jutaan tahun lamanya. Itulah
sebabnya, pemanfaatan dari bahan bakar ini harus dilakukan secara bijak dan bertanggung
jawab. Selain itu juga sumber bahan bakar fosil yang ada lebih cepat habis dibandingkan
dengan terbentuknya yang baru. Tidak hanya itu, penggunaan bahan bakar fosil juga
menimbulkan dampak buruk pada lingkungan seperti pencemaran udara akibat pembakaran
dari bahan bakar fosil.
Istilah fosil sendiri adalah sisa-sisa tanaman atau binatang yang hidup pada zaman
dulu. Contohnya adalah sisa daun-daunan atau bangkai binatang berukuran kecil yang hidup
jutaan tahun lalu yang kita bisa lihat pada karang dan batu-batuan saat ini. Bahan bakar fosil
seperti minyak bumi dan gas alam juga berasal dari sisa-sisa makhluk hidup yang hidup
jutaan tahun lalu yang mati dan tertimbun di dasar samudra dan sungai dalam satu lapisan
yang disebut sedimen. Sedangkan sedimen sendiri merupakan material seperti batu-batuan di
dalam tanah atau pasir yang terkubur oleh air dan tenggelam ke dasar. Dengan berlalunya
waktu timbullah banyak lapisan sedimen dan banyak tekanan serta panas tercipta. Dalam
lingkungan yang dinamis dan intens ini fosil terurai lalu membentuk kelompok yang terdiri
dari dua atau lebih elemen yang terpisah yang jutaan tahun kemudian menjadi minyak bumi
atau gas alam. Batu bara pun juga melalui proses yang sama seperti minyak bumi dan gas
alam hanya saja materi pembentuknya dari sisa-sisa pepohonan dan tanaman yang hidup
jutaan lalu namun terkubur dalam rawa-rawa. Adanya tekanan dan panas pada lapisan yang
menampung fosil tadi menyebabkan reaksi kimia, oksigennya terdorong keluar, sementara
sisa karbonnya yang banyak ditinggalkan dan itulah yang disebut dengan batu bara.

BATUBARA
Batubara adalah salah satu bahan bakar fosil yang berasal dari batuan sedimen yang
dapat terbakar dan terbentuk dari endapan bahan organik, bahan utamanya adalah sisa-sisa
tumbuhan dan terbentuk melalui proses pembatubaraan. Unsur utamanya terdiri dari
Karbon(C) sebagai mineral utama, dan Hidrogen(H), Nitrogen(N), Oksigen(O), Sulfur(S)
sebagai mineral sekunder.

Batu bara mempunyai beberapa kategori berdasarkan unsur karbon yang terkandung
di dalam batu bara tersebut. Warna batu bara yang semakin hitam, maka semakin memiliki
banyak unsur karbon. Berdasarkan kandungan karbon itu pula, batu bara mempunyai
beberapa jenis seperti:

 Antrasit, yakni bau bara yang memiliki kadar karbon 86% hingga 98%
 Bitu minus, yakni batu bara yang memiliki kadar karbon 68% hingga 86%. Bitu
minus, merupakan batu bara yang memiliki kadar karbon hanya sedikit dan lebih
banyak kandungan airnya
 Lignit, yakni batu bara yang mempunyai kadar karbon sebanyak 35% hingga 75%.
Batu bara jenis ini memiliki warna coklat dan dikenal lunak serta ringan.
 Gambut, batu bara jenis ini berpori-pori dan mengandung kadar air hingga 75%
Batubara berasal dari batuan sedimen organik yang terbentuk dari pembusukan
bahan tumbuhan seperti lumut, pakis dan bagian pohon (rawa gambut yang mengering) di
lingkungan berawa. Waktu pembentukan batubara sekitar 360 juta hingga 290 juta tahun
yang lalu, selama zaman Karbon. Tempatnya adalah di lingkungan berawa dengan kondisi
rendah oksigen, dan dibantu oleh bakteri anaerob untuk membusukkan tumbuhan.
Pembusukan tumbuhan berhenti ketika tanaman telah diubah menjadi gambut.

Hampir seluruh bahan pembentuk batu bara berasal dari tumbuhan. Jenis-jenis
tumbuhan pembentuk batu bara dan umurnya menurut Diessel (1981) adalah sebagai berikut:
 Alga, dari Zaman Pre-kambrium hingga Ordovisium dan bersel tunggal. Sangat
sedikit endapan batu bara dari periode ini.
 Silofita, dari Zaman Silur hingga Devon Tengah, merupakan turunan dari alga.
Sedikit endapan batu bara dari periode ini.
 Pteridofita, umur Devon Atas hingga Karbon Atas. Materi utama pembentuk batu
bara berumur Karbon di Eropa dan Amerika Utara. Tetumbuhan tanpa bunga dan
biji, berkembang biak dengan spora dan tumbuh di iklim hangat.
 Gimnospermae, kurun waktu mulai dari Zaman Permian hingga Kapur Tengah.
Tumbuhan heteroseksual, biji terbungkus dalam buah, semisal pinus, mengandung
kadar getah (resin) tinggi. Jenis Pteridospermae seperti gangamopteris dan
glossopteris adalah penyusun utama batu bara Permian seperti di Australia, India dan
Afrika.
 Angiospermae, dari Zaman Kapur Atas hingga kini. Jenis tumbuhan modern, buah
yang menutupi biji, jantan dan betina dalam satu bunga, kurang bergetah dibanding
gimnospermae sehingga, secara umum, kurang dapat terawetkan.

Batu bara digunakan sebagai bahan baku pembuatan semen, baja, aluminium, dan
juga sumber energi pembangkit listrik pada beberapa negara. Selain itu, masih banyak lagi
manfaat dari batu bara. Akan tetapi, proses yang salah dalam mengolah batu bara dapat
memberikan dampak negatif pada lingkungan.

MINYAK BUMI
Minyak bumi merupakan sumber daya yang paling banyak dimanfaatkan, baik
secara personal maupun industri. Minyak bumi yang masih dalam kondisi mentah, akan
melalui beberapa tahap pengolahan hingga akhirnya menjadi produk jadi dan siap
digunakan. Beberapa hasil olahan minyak bumi yang sering dimanfaatkan dalam keseharian
yaitu bensin, minyak tanah, dan avtur.

Beberapa produk turunan dari minyak bumi antara lain :


 Alkena (olefin), dapat diproduksi menjadi plastik atau senyawa lain.
 Pelumas (oli mesin dan gemuk).
 Wax, digunakan dalam pengepakan makanan beku.
 Sulfur atau Asam sulfat. Merupakan senyawa penting dalam industri.
 Tar.
 Aspal.
 Kokas minyak bumi, digunakan sebagai bahan bakar padat.
 Parafin wax.
 Petrokimia aromatik, digunakan sebagai campuran pada produksi bahan-
bahan kimia lainnya.
 Petroleum Jelly, bahan digunakan oleh Vaseline untuk mempertahankan dan
mengunci kelembapan kulit.
Minyak bumi merupakan campuran dari berbagai macam hidrokarbon, jenis molekul
yang paling sering ditemukan adalah alkana (baik yang rantai lurus maupun bercabang),
sikloalkana, hidrokarbon aromatik, atau senyawa kompleks seperti aspaltena. Setiap minyak
bumi mempunyai keunikan molekulnya masing-masing, yang diketahui dari bentuk fisik dan
ciri-ciri kimia, warna, dan viskositas.

Alkana, juga disebut dengan parafin, adalah hidrokarbon tersaturasi dengan rantai
lurus atau bercabang yang molekulnya hanya mengandung unsur karbon dan hidrogen
dengan rumus umum CnH2n+2. Pada umumnya minyak bumi mengandung 5 sampai 40 atom
karbon per molekulnya, meskipun molekul dengan jumlah karbon lebih sedikit/lebih banyak
juga mungkin ada di dalam campuran tersebut.

Alkana dari pentana (C5H12) sampai oktana (C8H18) akan disuling menjadi bensin,
sedangkan alkana jenis nonana (C9H20) sampai heksadekana (C16H34) akan disuling menjadi
diesel, kerosene dan bahan bakar jet). Alkana dengan atom karbon 16 atau lebih akan
disuling menjadi oli/pelumas. Alkana dengan jumlah atom karbon lebih besar lagi, misalnya
parafin wax mempunyai 25 atom karbon, dan aspal mempunyai atom karbon lebih dari 35.
Alkana dengan jumlah atom karbon 1 sampai 4 akan berbentuk gas dalam suhu ruangan, dan
dijual sebagai elpiji (LPG). Di musim dingin, butana (C4H10), digunakan sebagai bahan
campuran pada bensin, karena tekanan uap butana yang tinggi akan membantu mesin
menyala pada musim dingin. Penggunaan alkana yang lain adalah sebagai pemantik rokok.
Di beberapa negara, propana (C3H8) dapat dicairkan dibawah tekanan sedang, dan digunakan
masyarakat sebagai bahan bakar transportasi maupun memasak.

Sikloalkana, juga dikenal dengan nama naptena, adalah hidrokarbon tersaturasi


yang mempunyai satu atau lebih ikatan rangkap pada karbonnya, dengan rumus umum
CnH2n. Sikloalkana memiliki ciri-ciri yang mirip dengan alkana tetapi memiliki titik didih
yang lebih tinggi.

Hidrokarbon aromatik adalah hidrokarbon tidak tersaturasi yang memiliki satu


atau lebih cincin planar karbon-6 yang disebut cincin benzena, dimana atom hidrogen akan
berikatan dengan atom karbon dengan rumus umum C nHn. Hidrokarbon seperti ini jika
dibakar maka akan menimbulkan asap hitam pekat, dan beberapa diantaranya bersifat
karsinogenik.

Minyak bumi memiliki warna yang sangat gelap dan berbentuk cair. Penemuan
sumber minyak bumi biasanya berada di bagian bawah tanah hingga lapisan bawah laut.
Proses pembentukan minyak bumi ini, seperti berikut :

1. Dimulai ketika ada tanaman atau hewan yang terkubur di dalam lapisan kerak bumi
selama ratusan juta tahun yang lalu
2. Tanaman dan hewan yang mati akan terbawa ke dalam lapisan kerak bumi lewat
pergerakan lapisan lempengan bumi
3. Semua sisa tanaman dan hewan yang telah menjadi fosil, akan bereaksi dengan
panas bumi dan gas alam yang terbentuk secara alami
4. Hal inilah yang mengubah fosil menjadi cairan hitam atau minyak bumi.
Minyak bumi memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan umat manusia.
Sumber penemuan minyak bumi ditemukan melimpah di beberapa bagian negara seperti
Arab Saudi, Irak, Iran, Amerika dan beberapa negara di Asia seperti China dan Indonesia.
Minyak bumi telah menjadi konsumsi masyarakat dunia dan mempengaruhi tingkat ekonomi
secara langsung.

Pembakaran yang tidak sempurna dari minyak bumi atau produk hasil olahannya
akan menyebabkan produk sampingan yang beracun. Misalnya, terlalu sedikit oksigen yang
bercampur maka akan menghasilkan karbon monoksida. Karena suhu dan tekanan yang
tinggi di dalam mesin kendaraan, maka gas buang yang dihasilkan oleh mesin biasanya juga
mengandung molekul nitrogen oksida yang dapat menimbulkan asbut.

Anda mungkin juga menyukai