OLEH
TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2024
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Energi Fosil
Bahan bakar fosil atau bahan bakar mineral, adalah sumber daya alam yang
mengandung hidrokarbon seperti batu bara, minyak bumi, dan gas alam.
Bahan bakar fosil terbentuk karena adanya proses alamiah berupa
pembusukan dari organisme yang mati ratusan juta tahun lalu. Bahan bakar
fosil seperti minyak bumi dan gas alam berasal dari organisme laut yaitu
jasad renik (mikroba, seperti ganggang, alga, diatom, zooplankton,
fitoplankton, dll) yang mati dan mengendap di lapisan sedimen dasar laut.
Endapan ini lantas terbawa ke dasar kerak bumi melalui gerakan lempeng
yang disebut penunjaman (subduksi). Setelah melalui tekanan dan suhu
ekstrem selama berjuta-juta tahun, fosil mereka akhirnya berubah menjadi
substansi berminyak yang bisa dimanfaatkan. Tidak semua makhluk hidup
atau tumbuhan akan menjadi bahan bakar fosil. Sedangkan bahan bakar fosil
seperti batu bara, berasal dari vegetasi tanaman rawa, dari hutan Periode
Devonian dan Karboniferus yang menjadi gambut, kemudian tertimbun jutaan
tahun hingga menjadi batu bara. Bahan bakar fosil termasuk jenis sumber
daya alam yang tidak dapat diperbaharui (dalam waktu singkat), dikarenakan
bahan bakar fosil terbentuk dari proses endapan dan penguraian makhluk
hidup yang membutuhkan waktu jutaan tahun lamanya. Itulah sebabnya,
pemanfaatan dari bahan bakar ini harus dilakukan secara bijak dan
bertanggung jawab. Selain itu juga sumber bahan bakar fosil yang ada lebih
cepat habis dibandingkan dengan terbentuknya yang baru. Penggunaan bahan
bakar fosil yang telah berlangsung lama, dari dulu hingga sekarang ini
menyebabkan timbulnya masalah-masalah lingkungan. Oleh karena itu,
diperlukan gerakan global menuju pembangkitan energi terbarukan agar
bahan bakar fosil tidak cepat habis. Walaupun penggunaan bahan bakar fosil
pada era sekarang telah menggerakkan pengembangan industri dan
menggantikan kincir angin, tenaga air, dan juga pembakaran kayu atau pelat
untuk panas. (Andriansyah, 2022)
Pengertian energi fosil menurut pendapat beberapa ahli ialah sebagai berikut:
a. Menurut Leonardo da vinci (1452-1519), fosil merupakan suatu bukti
adanya makhluk hidup dan kehidupan di masa lalu.
b. Menurut Charles Darwin, berpendapat bahwa kalau makhluk hidup yang
terdapat pada lapisan bumi yang tua akan mengadakan perubahan bentuk
yang di sesuaikan dengan lapisan bumi yang lebih muda. Oleh karena itu,
pada lapisan bumi yang lebih muda ditemukan fosil yang berbeda dengan
lapisan bumi yang lebih tua. Karena adanya perbedaan iklim, tanah, dan
faktor-faktor lain, maka terjadilah perubahan di permukaan bumi secara
bertahap yang menyebabkan adanya perubahan pula pada makhluk hidup
untuk menyesuaikan diri.
c. Menurut George cuvier (1764-1832), memiliki pendapat bahwa pada masa
tertentu telah diciptakan makhluk hidup yang berbeda dari masa ke masa
lainnya. Makhluk hidup dapat diciptakan khusus pada setiap zaman dan
pada setiap zaman tersebut diakhiri dengan kehancuran alam. Setiap
lapisan bumi akan dihuni oleh makhluk hidup yang berbeda dengan
makhluk hidup pada lapisan bumi sebelumnya.
2.2. Jenis-jenis Energi Fosil
Energi fosil memiliki beberapa jenis, yaitu minyak bumi, gas alam, batu
bara dan sebagainya. (Andriansyah, 2022)
a. Minyak bumi
Minyak bumi yang merupakan cairan kental berwarna cokelat gelap dan
kehijauan yang mudah terbakar. Cairan ini juga sering disebut sebagai
emas hitam yang berada di lapisan atas dari sebagian area yang ada
dikerak bumi. Bahan kimia yang terkandung di dalam minyak bumi
adalah berbagai hidrokarbon, sebagian besar dari seri alkana dengan
berbagai varian penampilan, komposisi, dan kemurnian. Minyak bumi
diambil dari sumur minyak yang terdapat di lokasi sumber minyak
dengan melalui berbagai macam proses, yakni proses studi geologi,
analisis, sedimen, karakter, serta struktur sumber. Lalu minyak bumi
tersebut akan diproses di pengilangan minyak yang dipisah-pisahkan
berdasarkan titik didihnya sehingga menghasilkan beraneka ragam jenis
minyak bumi. Bahan bakar tersebut dipergunakan untuk memproduksi
berbagai material yang dibutuhkan oleh manusia. Beberapa jenis bahan
bakar minyak yang terdapat di Indonesia adalah minyak tanah rumah
tangga, minyak tanah industri, pertamax, pertamax racing, pertamax plus,
premium, bio premium, bio solar, solar transportasi, solar industri,
minyak diesel, minyak bakar, dan pertamina DEX
b. Gas alam
Gas alam sering juga disebut sebagai gas bumi atau gas rawa, adalah
bahan bakar fosil berbentuk gas yang terutama terdiri dari metanaCH4. Ia
dapat ditemukan di ladang minyak, ladang gas Bumi dan juga tambang
batu bara. Ketika gas yang kaya dengan metana diproduksi melalui
pembusukan oleh bakteri anaerobik dari bahan - bahan organik selain
dari fosil, maka ia disebut biogas. Sumber biogas dapat ditemukan di
rawa - rawa, tempat pembuangan akhir sampah, serta penampungan
kotoran manusia dan hewan. Gas alam memiliki beberapa jenis seperti :
1. LPG (liquefied petroleum gas) adalah gas yang saat ini digunakan
dalam kehidupan sehari-hari. Gas LPG didapatkan dari proses
pengolahan minyak bumi yang melalui proses kondensasi. Tujuan gas
bumi yang diolah menjadi LPG adalah untuk meringankan
pengangkutan ke konsumen, hal ini dikarenakan volume gas LPG
yang telah melalui proses pencairan akan menjadi lebih ringan
volumenya. Berdasarkan jenisnya, LPG terbagi atas 3 macam, yaitu
LPG Propana, LPG Butana dan LPG Mix (merupakan campuran dari
LPG Propana dan Butana)
2. CNG (compressed natural gas) merupakan gas bumi yang telah
dipampatkan di tekanan yang tinggi agar volumenya menjadi lebih
rendah dari keadaan standarnya. Di Indonesia istilah CNG lebih
dikenal dengan istilah BBG (bahan bakar gas). Adapun tujuan dari
pemampatan ini adalah supaya menghasilkan lebih banyak gas yang
nantinya dapat ditransportasikan tiap satuan volume vessel-nya. Pada
proses transportasi gas alam yang kemudian terbentuk CNG
membutuhkan setidaknya 3 fasilitas yang di antaranya adalah fasilitas
pengiriman, fasilitas transportasi dan fasilitas penerima. Dalam
kehidupan sehari-hari CNG dimanfaatkan sebagai bahan bakar
pengganti kendaraan ringan hingga menengah
c. Batu bara
Batu bara merupakan batuan yang dapat dibakar karena terbentuk dari
endapan organik sisa tumbuhan yang kemudian dibentuk dengan proses
pembatubaraan. Unsur-unsur kimia yang terdapat dalam batu bara adalah
hidrogen, oksigen, dan karbon. Pembentukan energi fosil ini mengalami
proses yang sangat lama dengan mendapatkan pengaruh dari gesekan
panas bumi dan tekanan udara lainnya. Jenis batu bara pun ada dua
macam, yakni batu bara dengan pertambangan darat dan pertambangan
terbuka. Batu bara juga merupakan bahan bakar yang bisa digunakan
sebagai bahan bakar untuk pembangkit listrik tenaga uap dan juga bisa
digunakan dalam teknik peleburan logam dan industri.
Batu bara mempunyai beberapa kategori berdasarkan unsur karbon yang
terkandung di dalam batu bara tersebut. Warna batu bara yang semakin
hitam, maka semakin memiliki banyak unsur karbon. Berdasarkan
kandungan karbon itu pula, batu bara mempunyai beberapa jenis seperti:
1. Antrasit, yakni bau bara yang memiliki kadar karbon 86% hingga 98%
2. Bitu minus, yakni batu bara yang memiliki kadar karbon 68% hingga
86%. Bitu minus, merupakan batu bara yang memiliki kadar karbon
hanya sedikit dan lebih banyak kandungan airnya
3. Lignit, yakni batu bara yang mempunyai kadar karbon sebanyak 35%
hingga 75%. Batu bara jenis ini memiliki warna coklat dan dikenal
lunak serta ringan.
4. Gambut, batu bara jenis ini berpori-pori dan mengandung kadar air
hingga 75%
2.3. Prinsip kerja dari energi fosil
Agar pembahasan tidak melebar, maka untuk prinsip kerja konversi energi
fosil menggunakan contoh PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) karena
menggunakan energi fosil berupa batu bara sebagai bahan bakar.
Menurut Dwitama et al., (2023), PLTU adalah jenis pembangkit listrik yang
menggunakan uap sebagai energi untuk menggerakkan turbin dan generator.
PLTU banyak digunakan karena mempunyai biaya bahan bakar yang lebih
murah dan memiliki kemampuan menghasilkan daya listrik yang besar.
Umumnya sumber energi utama yang digunakan dalam PLTU adalah batu
bara. Bahan bakar tersebut diubah menjadi energi panas yang ditransfer ke
air, sehingga air berubah menjadi uap dan membantu memutar turbin untuk
menghasilkan energi mekanik. Energi mekanik tersebut selanjutnya
digunakan untuk menggerakkan generator sehingga dapat menghasilkan
listrik. Setelah uap telah melewati turbin, uap tadi kemudian dikondensasi
mengalami perubahan menjadi air dan di tampung ke dalam wadah bernama
hotwell, kemudian air tersebut disirkulasikan kembali secara terus menerus.