Anda di halaman 1dari 5

1.

Bahan bakar fosil adalah sumber daya alam yang mengandung hidrokarbon seperti
batu bara, minyak bumi dan gas alam yang terbentuk secara alami di kerak bumi.
Bahan bakar fosil seperti minyak bumi dan gas alam berasal dari organisme laut yaitu
jasad renik (mikroba, seperti ganggang, alga, diatom, zooplankton, fitoplankton dan
lain-lain) yang mati dan mengendap di lapisan sedimen dasar laut. Bahan bakar ini
termasuk energi yang tidak bisa diperbaharui (renewable).
Jenis – jenis bahan bakar fosil :
a. Minyak Bumi
Minyak bumi adalah campuran berbagai hidrokarbon yang termasuk dalam
kelompok senyawa paraffin, naphtema, olefin dan aromatic. Kelompok senyawa
ini berbeda dari yang lain dalam kandungan hidrogennya.
b. Gas Alam
Bahan bakar gas ada dua jenis, yakni Compressed Natural Gas (CNG) dan Liquid
Petroleum Gas (LPG). Dikutip dari jurnal berjudul Pemanfaatan Energi Alternatif
Sebagai Energi Terbarukan Untuk Mendukung Substitusi BBM karya Imam
Kholiq, pada dasarnya CNG terdiri dari metana. Sedangkan LPG adalah campuran
dari propane, butana dan bahan kimia lainnya.
c. Batu Bara
Batu bara merupakan jenis bahan bakar fosil yang berbentuk padat. Bahan bakar
fosil ini terbentuk dari endapan organic yang telah melalui proses pembatubaraan.
Perlu diketahui bahwa batu bara ini merupakan bahan bakar fosil yang diambil
dari hasil tambang. Unsur yang membentuknya terdiri dari karbon, hydrogen dan
oksigen.

2. Konsep dasar konversi energi fosil (beserta jurnal pendukung)


Pada pembangkit listrik tenaga bahan bakar fosil, energi kimia yang tersimpan dalam
bahan bakar fosil (batu bara, gas alam, minyak bumi) dan oksigen dari udara
dikonversikan menjadi energi thermal, energi mekanis lalu energi listrik untuk
penggunaan berkelanjutan dan distribusi secara luas.
a. Konversi energi kimia menjadi panas
Pembakaran sempurna dari bahan bakar fosil menggunakan oksigen untuk
menginisiasi pembakaran dimana koefisien stoikiometri x dan y bergantung pada
tipe bahan bakar. Persamaan yang lebih simple adalah :
Sisa pembakaran seperti nitrogen dan sulfur dioksida, dating dari bahan bakar
yang tidak murni karena terdapat campuran yang tidak diharapkan (pengotor) dari
bahan bakar tersebut.
b. Konversi panas menjadi energi mekanis
Hukum kedua termodinamika menyatakan bahwa setiap sikllus tertutup hanya
bisa mengkonversi sebagian panas yang diproduksi menjadi kerja. Sisa panas
harus dipindahkan ke reservoir yang lebih dingin, menjadi panas yang terbuang.
Sebagian panas yang terbuang adalah sama atau lebih besar dari rasio temperature
mutlak reservoir dingin dan reservoir panas. Meningkatkan temperature reservoir
panas dapat meningkatkan efisiensi mesin panas yang terbuang tidak dapat
dimanfaatkan menjadi energi mekanis. Namun dapat dimanfaatkan untuk
menghangatkan bangunan, memproduksi air panas atau memanaskan material
dalam skala industry.

3. Konsep dasar energi fosil :


a. Batu bara
b. Minyak bumi
c. Gas

4. Energi Outlock Indonesia


Indonesia Energy Transition Outlook (IETO) adalah satu laporan tahunan utama dari
Institue for Essential Services Reform (IESR). Dipublikasikan sejak tahun 2017,
bertujuan untuk memantau perkembangan dan progress transisi energi di Indonesia
serta mengidentifikasi tantangan dan peluang di tahun berikutnya. Laporannya
mencakup analisa dan tinjauan kebijakan, perkembangan status serta laporan
mengenai topik khusus.
Dengan perkembangan jaman yang semakin hari semakin canggih. Dan hal tersebut
merupakan factor utama penggunaan bahan bakar untuk kebutuhan manusia juga
semakin meningkat, maka factor itulah yang semakin jauh akan berdampak pada
jumlah energi yang ada di muka bumi, khususnya energi fosil yang tidak dapat
diperbaharui.
Dengan adanya Program Energi Outlook ini sangat membantu untuk sellu memantau
perkembangan penggunaan energi yang ada dan diharapkan kedepannya penggunaan
energi terbarukan dan ramah lingkungan yang saat ini sedang berjalan namun masih
dalam skala yang sangat minim dapat meningkat di tahun berikutnya dengan
pertimbangan jumlah energi fosil yang semakin lama semakin menipis.

5. Klasifikasi energi fosil


 Batu Bara
Batu bara merupakan batuan yang dapat dibakar karena terbentuk dari
endapan organic sisa tumbuhan yang kemudian dibentuk dengan proses
pembatubaraan. Unsur-unsur kimia yang terdapat dalam batu bara ini adalah
hydrogen, oksigen dan karbon. Pembentukan energi fosil ini mengalami
proses yang sangat lama dengan mendapatkan pengaruh dari gesekan panas
bumi dan tekanan udara lainnya. Adapun beberapa jenis batu bara berdasarkan
kandungan karbonnya, yaitu :
- Antrasit : batu bara yang memiliki kadar karbon 86% hingga 98%
- Bitu minus: batu bara yang memiliki kadar karbon 68% hingga 86%.
- Lignit : batu bara yang memiliki kadar karbon 35% hingga 75%
- Gambut : batu bara jenis ini berpori-pori mengandung kadar air hingga
75%
 Minyak Bumi
Minyak bumi adalah cairan kental berwarna cokelat gelap dan kehijauan yang
mudah terbakar. Minyak bumi diambil dari sumur minyak yang terdapat di
lokasi sumber minyak dengan berbagai macam proses. Lalu minyak bumi
tersebut akan diproses di pengilangan minyak yang dipisah-pisahkan
berdasarkan titik didihnya sehingga menghasilkan beraneka ragam jenis
minyak bumi. Adapun beberapa jenis minyak bumi antara lain :
- Bensin
- Kerosin
- Premium
- Solar
- Avtur
- Avgas
- Young Swallow
- Old Swallow
- Old Deep and Young Deep
 Gas Bumi
Gas alam sering juga disebut sebagai gas bumi atau gas rawa adalah bahan
bakar fosil berbentuk gas yang terutama terdiri dari metana (CH4). Dapat
ditemukan di ladang minyak, ladang gas bumi dan juga tambang batu bara.
Adapun beberapa jenis gas alam/gas bumi, yaitu :
- LPG (Liquefied petroleum gas)
- CNG (Compressed natural gas)
- LNG (Liquiefied natural gas)
- Metana
- Etana

6. Pembangkit listrik dengan bahan bakar fosil serta jenis-jenis pembangkitnya


Pada umumnya, pembangkit listrik yang menggunakan bahan bakar fosil sebagai
bahan bakar utamanya masuk dalam kategori Pembangkit Listrik Thermal.
Pembangkit listrik thermal adalah pembangkit listrik yang mengubah energi panas
menjadi energi listrik. Sebagian besar pembangkit listrik thermal menggunakan turbin
yang digerakkan oleh uap yang mengubah panas menjadi energi mekanik sebagai
perantara ke energi listrik. Pembangkit listrik thermal menggunakan bahan bakar fosil
seperti minyak bumi, batu bara, uranium dan energi panas bumi sebagai energi
primer.
Jenis – jenis pembangkit listrik thermal, yaitu :
- Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) / Bahan bakar fosil : Batu Bara
PLTU adalah pembangkit listrik yang memanfaatkan energi kinetic dari uap dan
mengubahnya menjadi energi listrik. Umumnya PLTU menggunakan batu bara,
minyak bakar serta MFO sebagai bahan bakar utamanya. Prinsip kerja PLTU yaitu
mengkonversi bahan bakar fosil menjadi uap panas dengan temperature dan
tekanan yang tinggi yang dimana energi panas yang dihasilkan tersebut nantinya
akan diubah menjadi energi mekanik melalui putaran turbin dan akan
menghasilkan energi listrik.
- Pembangkit Listrik Gas Alam (PLTG) / Bahan bakar fosil : Gas Alam
PLTG adalah pembangkit yang memanfaatkan gas untuk memutar turbin dari
pembangkit tersebut. Prinsip kerja dari PLTG ini yaitu memanfaatkan udara
bertekanan yang dihasilkan oleh kompresor dan bahan bakar berupa gas.
Temperature yang dihasilkan di ruang bakar dapat mencapai 1110 derajat celcius
- Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) / Bahan bakar fosil : Minyak Bumi
PLTD adalah pembangkit listrik yang menggunakan mesin diesel sebagai prime
mover (penggerak mula). Prime mover ini adalah peralatan yang berfungsi
menghasilkan energi mekanis yang dibutuhkan untuk memutar rotor generator.

Anda mungkin juga menyukai