Anda di halaman 1dari 12

Materi PLTP

Keuntungan menggunakan energi ini untuk menghasilkan listrik, antara lain: bersih, dapat
beroperasi pada suhu yang lebih rendah daripada PLTN, dan aman, bahkan energi panasbumi
adalah yang terbersih dibandingkan dengan nuklir, minyak bumi dan batu bara.

Meskipun tergolong ramah lingkungan, namun beberapa hal perlu dipertimbangkan apabila
pembangkit listrik tenaga panas bumi ingin dikembangkan sebagai pembangkit dengan skala
besar. Beberapa parameter yang harus dipertimbangkan adalah kandungan uap panas dan sifat
fisika dari uap panas di dalam reservoir dan penurunan tekanan yang terjadi sebagai akibat
digunakannya uap panas di dalam reservoir.

Apabila semua aspek tersebut dapat ditangani, tidak tertutup kemungkinan bahwa pembangkit ini
akan dapat diaplikasikan secara meluas. Pembangkit listrik tenaga panasbumi (PLTP) juga punya
beberapa pengaruh yang kurang menguntungkan pada lingkungan dan harus diminimalisasi,
antara lain : polusi udara, polusi air, polusi suara, dan penurunan permukaan tanah.

Prinsip kerja PLTP sama saja dengan PLTU. Hanya saja yang digunakan pada PLTP adalah uap
panas bumi yang telah dipisahkan dari air, yang berasal langsung dari perut bumi. Karena itu
PLTP biasanya dibangun di daerah pegunungan dekat gunung berapi. Biaya operasional PLTP
juga lebih murah dibandingkan dengan PLTU, karena tidak perlu membeli bahan bakar, namun
membutuhkan biaya investasi yang cukup besar untuk biaya eksplorasi dan pengeboran perut
bumi.

Pengeboran dilakukan di atas permukaan kantong uap di perut bumi, tepatnya, di atas lapisan
batuan yang keras di atas penggerak generator, hingga uap dari dalam akan menyembur keluar.

Namun ada dampak yang tidak menguntungkan dari uap yang menyembur keluar ini. Uap yang
keluar dari sumur sering mengandung berbagai unsur kimia yang terlarut dalam bahan-bahan
padat sehingga uap itu tidak begitu murni. Zat-zat pengotor antara lain Fe, Cl, SiO2, CO2, H2S
dan NH4. Pengotor ini akan mengurangi efisiensi PLTP, merusak sudu-sudu turbin dan
mencemari lingkungan.

Setelah menggerakan turbin, uap akan diembunkan dalam kondensor menjadi air dan disuntikan
kembali ke dalam perut bumi menuju kantong uap. Jumlah kandungan uap dalam kantong uap
ini terbatas, karenanya daya PLTP yang sudah maupun akan dibangun harus disesuaikan dengan
perkiraan jumlah kandungan tersebut.

Untuk membangkitkan listrik dengan panasbumi dilakukan dengan cara mengebor tanah di
daerah yang berpotensi untuk membuat lubang gas panas yang akan dimanfaatkan untuk
memanaskan ketel uap (boiler) sehingga uapnya bisa menggerakkan turbin uap yang tersambung
ke Generator.

Panas bumi yang mempunyai tekanan tinggi dapat langsung memutar turbin generator, setelah
uap yang keluar dibersihkan terlebih dahulu. Pembangkit listrik tenaga panas bumi termasuk
sumber energi terbarukan.

Ada dua sistem dalam pembangkit ini yaitu :


1. Simple flash (kilas nyala tunggal)
2. Double flash (kilas nyala ganda)

Sistem double flash lebih produktif 15-20 %, dengan sumur yang sama, dibandingkan dengan
sistem simple flash.***

Komponen Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi

a). Reservoir Panas Bumi


Reservoir panas bumi biasanya diklasifikasikan ke dalam dua golongan yaitu yang bersuhu
rendah (low temperature) dengan suhu di bawah 1.500 derajat Celsius dan high temperature,
dengan suhu di atas 1.500 derajat Celsius. Yang paling baik untuk digunakan sebagai sumber
pembangkit tenaga listrik adalah yang masuk kategori high temperature. Namun dengan
perkembangan teknologi, sumber panas bumi dengan kategori low temperature juga dapat
digunakan, asalkan suhunya melebihi 500 derajat Celsius.

b). Pembangkit (Power Plants)


Pembangkit (power plants) untuk pembangkit listrik tenaga panas bumi dapat beroperasi pada
suhu yang relatif rendah yaitu berkisar antara 122 hingga 4.8200 F (50 – 25000 C). Bandingkan
dengan pembangkit pada PLTN yang akan beroperasi pada suhu sekitar 10.2200 F atau 5.5000
C. Inilah salah satu keunggulan pembangkit listrik geotermal.

Pembangkit yang digunakan untuk mengkonversi fluida geotermal menjadi tenaga listrik secara
umum mempunyai komponen yang sama dengan power plants lain yang bukan berbasis
geotermal, yaitu terdiri dari generator, turbin sebagai penggerak generator, heat exchanger,
chiller, pompa, dan sebagainya.

Saat ini terdapat tiga macam teknologi pembangkit panas bumi (geothermal power plants) yang
dapat mengkonversi panas bumi menjadi sumber daya listrik, yaitu dry steam, flash steam, dan
binary cycle. Ketiga macam teknologi ini pada dasarnya digunakan pada kondisi yang berbeda-
beda.
i). Dry Steam Power Plants
Pembangkit tipe ini adalah yang pertama kali ada. Pada tipe ini uap panas (steam) langsung
diarahkan ke turbin dan mengaktifkan generator untuk bekerja menghasilkan listrik. Sisa panas
yang datang dari production well dialirkan kembali ke dalam reservoir melalui injection well.
Pembangkit tipe tertua ini pertama kali digunakan di Lardarello, Italia, pada 1904 dimana saat ini
masih berfungsi dengan baik. Di Amerika Serikat pun dry steam power masih digunakan seperti
yang ada di Geysers, California Utara. PLTP sistem dry steam mengambil sumber uap panas dari
bawah permukaan. Sistem ini dipakai jika fluida yang dikeluarkan melalui sumur produksi
berupa fasa uap. Uap tersebut yang langsung dimanfaatkan untuk memutar turbin dan kemudian
turbin akan mengubah energi panas bumi menjadi energi gerak yang akan memutar generator
untuk menghasilkan energi listrik.

ii). Flash Steam Power Plants


PLTP sistem Flash Steam merupakan PLTP yang paling umum digunakan. Pembangkit jenis ini
memanfaatkan reservoir panas bumi yang berisi air dengan temperatur lebih besar dari 82°C. Air
yang sangat panas ini dialirkan ke atas melalui pipa sumur produksi dengan tekanannya sendiri.
Karena mengalir keatas, tekanannya menurun dan beberapa bagian dari air menjadi uap. Uap ini
kemudian dipisahkan dari air dan dialirkan untuk memutar turbin. Sisa air dan uap yang
terkondensasi kemudian disuntikkan kembali melalui sumur injeksi ke dalam reservoir, yang
memungkinkan sumber energi ini berkesinambungan dan terbarukan. Contoh dari Flash Steam
Power Plants adalah Cal-Energy Navy I flash geothermal power plants di Coso Geothermal field,
California, Ameruka Serikat.

iii). Binary Cycle Power Plants (BCPP)


BCPP menggunakan teknologi yang berbeda dengan kedua teknologi sebelumnya yaitu dry
steam dan flash steam. PLTP sistem Binary Cycle dioperasikan dengan air pada temperatur lebih
rendah yaitu antara 107°-182°C. Pada BCPP, air panas atau uap panas yang berasal dari sumur
produksi (production well) tidak pernah menyentuh turbin. Air panas bumi digunakan untuk
memanaskan apa yang disebut dengan working fluid (biasanya senyawa organik seperti
isobutana, yang mempunyai titik didih rendah) pada heat exchanger. Working fluid kemudian
menjadi panas dan menghasilkan uap berupa flash. Uap yang dihasilkan di heat exchanger tadi
lalu dialirkan untuk memutar turbin dan selanjutnya menggerakkan generator untuk
menghasilkan sumberdaya listrik. Uap panas yang dihasilkan di heat exchanger inilah yang
disebut sebagai secondary (binary) fluid. Binary Cycle Power Plants ini sebetulnya merupakan
sistem tertutup. Jadi tidak ada yang dilepas ke atmosfer. Keunggulan dari BCPP ialah dapat
dioperasikan pada suhu rendah yaitu 900 – 1.7500C. Contoh penerapan teknologi tipe BCPP ini
ada di Mammoth Pacific Binary Geo-thermal Power Plants di Casa Diablo geothermal field,
Amerika Serikat. Banyak kalangan memerkirakan bahwa pembangkit listrik panas bumi BCPP
akan semakin banyak digunakan di masa yang akan datang.***
Prinsip Kerja

Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi PLTP

Sumber Energi yang saat ini paling popular digunakan di seluruh dunia adalah sumber energi
yang berasal dari fosil berupa minyak bumi, batu bara dan gas alam. Seperti pada tulisan
terdahulu mengenai sumber energi terbarukan dan ramah lingkungan, bahwa sumber energi
minyak bumi, batu bara dan gas alam merupakan sumber masalah bagi dunia. Sebab energi yang
berasal dari fosil ini cepat ataupun lambat akan semakin berkurang seiring dengan pertumbuhan
umat manusia dan pertumbuhan industri didunia sehingga yang pada akhirnya minyak bumi akan
menjadi barang langka dan sangat mahal. Biaya kehidupan akan tersedot hanya untuk memenuhi
kebutuhan akan energi.

Selain itu hal yang paling serius dari sumber energi fosil adalah masalah dampak yang
ditimbulkan dari sisa pembakarannya. Minyak bumi, batu bara dan gas alam dituding sebagai
penyumbang terbesar dalam memproduksi gas karbon yang dilepas ke udara sehingga
mempengaruhi iklim di bumi ini. Akibatnya terjadi efek rumah kaca atau pemanasan global.

Untung saja dunia kini menyadari bahwa keadaan tersebut tidak bisa diabaikan begitu saja
karena jika dibiarkan berarti sama dengan menghancurkan anak cucu dikemudian hari. Saat ini
para ahli tengah melakukan berbagai riset untuk mencari solusi agar penggunaan BBM dapat
dihemat.

Sumber energi alternatif baru dan terbarukan terus dilakukan riset serta pengembangan supaya
dapat menggantikan atau paling tidak menghemat sumber energi minyak. Para ahli teknologi dari
berbagai penjuru dunia melakukan riset untuk mendapatkan sumber energi baru yang murah,
bersih dan dapat diperbarui. Sumber energi alternatif yang dilakukan pengembangan antara lain
bersumber dari matahari, air, angin, biomasa dan panas bumi (geothermal).

Sumber energi panas bumi menjanjikan dapat memenuhi kebutuhan sumber energi saat ini.
Sebab diperkirakan akan mampu menutupi kelemahan yang dimiliki oleh energi minyak yaitu
mahalnya poses produksinya. PLTP merupakan pembangkit listrik sumber panas bumi yang
sangat ekonomis mengingat bahan pruduksinya berupa air yang diinjeksikan kedalam perut bumi
untuk menghasilkan uap, jadi tak ada biaya untuk bahan pengolahan bahan lainnya selain air.
Setelah uap air terbentuk dan mempunyai tekanan / energi potensial dari sumur produksi, uap
dipisahkan dari kandungan air menjadi uap kering pada separator untuk selanjutnya uap tersebut
digunakan untuk menggerakan generator penghasil listrik melalui turbin uap. PLTP (Pembangkit
Listrik Tenaga Panas Bumi) pada pengoperasiannya sama sekali tidak menghasilkan gas karbon
sehingga benar benar ramah terhadap lingkungan, hal seperti inilah yang diharapkan oleh
masyarakat dari berbagai penjuru dunia.
PLTP pertama di Indonesia yang saat ini tengah beropersi adalah di Kamojang Garut Jawa Barat
yang dibangun tahun 1983 dengan kapasitas sekitar 110 MW. Indonesia yang merupakan negeri
dengan banyak gunung berapi, merupakan potensial tersendiri bagi pengembangan PLTP dan
diperkirakan mempunyai kapasitas sekitar 40% atau sekitar 27000 MW dari total cadangan panas
bumi dunia dan baru termanfaatkan sekitar 4% nya saja. Geothermal power diharapkan dapat
mengurangi dan akhirnya menggantikan PLTD PLTD yang saat ini merupakan masalah bagi
negeri ini.

Cara kerja Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP)

 Pada prinsipnya PLTP merupakan Pembangkit listrik tenaga uap seperti pada umumnya.
Hanya untuk PLTP ini uap yang digunakan bukan berasal dari boiler tetapi uap berasal
dari dapur di dalam perut bumi.
 Secara sederhana cara kerja PLTP dapat digambarkan sebagai berikut
 Air disuntikan kedalam perut bumi dimana terdapat sumber panas alami melalui injektor.
 Air akan mengalami pemanasan dan menjadi uap bertekanan dan keluar melalui sumur
produksi.
 Uap yang keluar masih mengandung air sehingga harus dilakukan pemisahan antara uap
dan air pada separator.
 Dari sini uap kering akan menuju turbin dan selanjutnya menjalankan generator untuk
digunakan sebagai pembangkit listrik, sedangkan airnya akan menuju kembali kedalam
injektor.
 Setelah uap menyelesaikan tugasnya menggerakan turbin maka akan menuju kondensor
untuk dijadikan air kembali. Air dari kondensor akan didinginkan pada tangki pendingin
melalui sistim pendinginan udara untuk selanjutnya air dapat di injeksikan kembali pada
sumur injeksi.
Demikian proses kerja dari pembangkit tenaga panas bumi, diharapkan dalam waktu kedepan
pemanfaatan geothermal atau panas bumi sebagai pembangkit listrik dapat diperluas sehingga
negeri ini dapat memberikan warisan pada generasi selanjutnya .

Komponen PLTP

Separator

Sumur-sumur panas bumi umumnya memproduksikan fluida campuran, uap dan air, sedangkan
turbin di PLTP digerakkan oleh fluida kerja berupa uap kering atau hampir superheated (uap
air). Pemisahan uap dan air ini dilakukan di separator. Karakteristik operasional separator yang
harus dicapai pada pemisahan fluida panas bumi yang paling penting adalah efisiensi pemisahan
fluida yang harus tinggi dan penurunan tekanan yang kecil selama di separator untuk mencegah
terjadi endapan (scaling) dan korosi di sudu turbin (blade) serta menghasilkan output listrik yang
tinggi.

Pemisahan uap atau gas dari fluida panas bumi menggunakan prinsip pemisahan dan
pengumpulan partikel (the dust separation and collection). Banyak alat yang digunakan pada
pemisahan partikel kering diadaptasi untuk pemisahan liquid. Karena faktor ekonomi dan sifat
fluida panas bumi yang berbeda, metoda interical impaction (termasuk sentrifugal dimana
merupakan salah satu metoda pemisahan) umum dipakai pada fluida panas bumi.

2. Demister
Demister adalah sebuah alat yang berbentuk tabung silinder yang pada umumnya berukuran 14.5
m3 yang didalamnya terdapat kisi-kisi baja yang berfungsi untuk mengeliminasi butir – butir air
yang terbawa oleh uap dari sumur-sumur panas bumi. Demister ini dipasang pada jalur uap
utama setelah alat pemisah akhir (final separator) yang ditempatkan pada bangunan rangka besi
yang sangat kokoh dan terletak di luar gedung pembangkit.

3. Turbin-Generator

Turbin adalah suatu mesin penggerak dimana energi fluida kerja, dalam hal ini adalah uap,
dipergunakan langsung untuk memutar roda turbin. Bagian turbin yang berputar dinamakan roda
turbin. Roda turbin ini terletak didalam rumah turbin. Roda turbin memutar poros yang
menggerakan atau memutar bebannya, yang dalam hal ini adalah generator listrik. Generator
disini berfungsi untuk mengubah energi mekanis menjadi energi listrik.

sumber: http://www.geothermal.marin .org

Secara umum, terdapat dua jenis turbin yaitu turbin tanpa kondenser (Atmospheric Exhaust/Back
Pressure Turbine) dimana yang keluar dari turbin langsung dibuang ke udara dan turbin dengan
kondenser dimana fluida yang keluar dari turbin dialirkan ke kondenser untuk dikondensasikan.
Turbin kondensor dilengkapi dengan kondensor (condensing unit). Uap (baik yang berupa uap
kering ataupun uap hasil separasi) yang keluar dari turbin dimasukkan ke dalam kondensor
dengan tekanan vakum sehingga output power yang dihasilkan menjadi lebih tinggi dan menjadi
lebih efisien. Uap keluaran dari turbin diubah menjadi kondensat di dalam kondensor. Kondensat
dapat dikembalikan atau direinjeksikan ke dalam reservoar.

4. Kondenser

Kondensor adalah suatu alat untuk mengkondensasikan uap dari turbin dengan kondisi tekanan
yang hampa. Uap bekas dari turbin masuk dari sisi atas kondensor, kemudian mengalami
kondensasi sebagai akibat penyerapan panas oleh air pendingin yang diinjeksikan melalui spray
nozzle. Ada dua jenis kondensor, yaitu direct contact or jet condenser dan surface condenser.
Pada direct contact condenser, uap yang keluar dari turbin langsung bersentuhan dengan fluida
pendingin. Sedangkan pada surface condenser, uap yang keluar dari turbin tidak bersentuhan
langsung dengan fluida pendingin. Proses pendinginannya terjadi pada alat penukar kalor (heat
exchanger) yang umumnya berupa Shell and Tube Heat Exchanger.

5. Gas Removal System

Uap panas bumi mengandung kotoran seperti zat padat yang terlarut dan non-condensable
gases (NCG). Kandungan NCG di dalam uap panas bumi bervariasi dari hampir nol hingga 15 %
berat tergantung lokasi dari sumur. Pada suatu PLTP, setelah diekspansi di dalam turbin, uap
panas bumi dikondensasi oleh air pendingin di dalam kondensor, sementara NCG tetap dalam
kondisi gas. Akumulasi dari NCG di dalam kondensor menyebabkan tekanan kondensor naik,
yang pada gilirannya mengurangi output power dari turbin. Untuk menjaga tekanan kondensor
tetap rendah, NCG harus dikeluarkan secara terus menerus dari kondensor dengan
menggunakan gas removal system. Dengan demikian, gas removal system merupakan peralatan
penting pada sistem PLTP, karena berfungsi untuk mempertahankan kondisi vakum di dalam
kondensor dengan cara mengeluarkan NCG dan kondenser dan membuangnya langsung ke
atmosfir.

Peralatan ekstraksi gas yang biasa digunakan di PLTP-PLTP di Indonesia adalah steam jet
ejector dan Liquid ring Vacuum pump (LRVP). Pemilihan tipe gas removal system sangat
penting mengingat cukup tingginya kandungan non-condensable gas (NCG) dalam uap. Kriteria
utama dalam pemilihan peralatan gas removal system sebagai berikut:

 Tekanan kondenser (derajat kevakuman kondenser)


 Jumlah laju alir massa gas yang akan diambil dari kondenser
 Konsumsi energi yang dibutuhkan oleh peralatan gas ekstraksi
 Jumlah massa dan temperatur air pendingin yang dibutuhkan dalam kondenser

A. Steam Jet Ejector

Steam jet ejector pertama kali ditemukan oleh Le Blance dan Charles Parsons. Steam
ejector bekerja dengan memanfaatkan panas buang dari sistem pembangkit daya, ruang
pembakaran dan pada mesin industri untuk menghasilkan proses refrigerasi. Steam jet
ejector secara umum terdiri empat bagian yaitu: divergen nosel (primary nozzle), ruang hisap
(suction chamber), constan area duct atau throat section atau mixing tube dan diffuser.

Prosesnya dapat dilihat pada gambar dibawah yaitu dimulai dengan uap bertekanan dan
temperatur tinggi dari boiler (disebut dengan primary fluid atau motive fluid) masuk ke primary
nozzle dan keluar mencapai kecepatan supersonic sehingga akan menarik secondary fliud yang
bertekanan dan temperatur rendah dari suction chamber bercampur di mixing
chamber, kemudian kecepatannya akan turun menjadi subsonik seiring laju aliran ke diffuser dan
tekanan akan meningkat. Jadi peran steam jet ejector disini adalah sebagai pengganti kompresor
pada siklus kompresi uap yaitu menaikkan tekanan aliran dari evaporator melalui suction
chamber. (Fahris, 2010)
Tingkat kevakuman atau tekanan yang dapat dicapai oleh steam jet ejector bervariasi antara 0,13
bar a untuk single stage sampai dengan 0,03 bar a untuk two stage steam jet ejector. Kebutuhan
uap untuk motive steam tergantung dari jumlah aliran gas yang akan diekstraksi. Kondisi motive
steam harus uap kering dan jenuh. Jika terdapat moisture dalam steam, separator dan steam
trap dapat ditambahkan untuk meningkatkan kualitas steam. Minimum dryness steam yang
dianjurkan adalah 99.5%. Kualitas uap yang buruk tidak akan membahayakan sistem, tetapi
dapat menyebabkan erosi di steam nozzle dan diffuser.

B. Liquid ring Vacuum pump (LRVP)

LRVP merupakan kelompok pompa positive displacement. Karakteristik pompa ini adalah
menyalurkan energi dari impeler ke fluida yang dipompakan melalui cincin cairan. LRVP terdiri
atas rotor tunggal dengan satu set baling-baling di bagian depannya seperti terlihat pada gambar
dibawah:

Prinsip kerja LRVP adalah menaikkan tekanan gas dengan memutar baling-baling impeler
(impeller vanes) dalam sebuah silinder casing yang eksentris. Ketika impeler dari pompa
berputar, gaya sentrifugal akan melempar liquid membentuk lingkaran konsentris di sekeliling
casing dan melakukan kerja kompresi. Fluida yang biasanya air akan membentuk cincin silinder
pada bagian dalam casing. Cincin air ini menghasilkan sealing di bagian antara baling-baling
impeler yang membentuk ruang bertekanan. Posisi impeler terhadap casing menyebabkan
melebarnya jarak antara blade impeler dengan casing di sisi inlet dan menyempitnya jarak di sisi
keluaran. Eccentricity antara perputaran sumbu impeler dengan sumbu geometris casing
menghasilkan sebuah siklus volume ditutup oleh baling-baling dan liquid ring. Kemudian gas
ditarik masuk ke dalam pompa melalui inlet port di bagian akhir casing. Gas selanjutnya terjebak
di dalam ruang kompresi yang terbentuk oleh impeller vanes dan liquid ring. Kemudian adanya
putaran impeler, Liquid ring akan menekan gas dan mendorongnya ke luar ke outlet port. Cairan
yang ada di bagian keluaran gas kemudian dipisahkan yang selanjutnya didinginkan atau
disirkulasikan dalam sebuah sistem pemisahan. (Lehmann, 1995). LRVP memiliki kapasitas
antara 3 s.d 27 m3/jam dan pada umumnya digunakan untuk tekanan antara 0,13 s.d. 5,5 bar a
bahkan adakalanya digunakan sampai pada tekanan 7 bara a. LRVP biasanya digunakan sebagai
peralatan gas removal system pada tekanan tingkat kedua mengikuti steam ejector tingkat
pertama bila kapasitas fluida dari sumur yang masuk relatif rendah. (HEI, 2011).

C. Intercondenser dan Aftercondenser

Intercondenser merupakan kondenser yang dipasang setelah stage pertama steam jet ejector,
sementara aftercondenser dipasang setelah stage kedua steam jet ejector untuk ejector system.
Tujuan dari pemasangan intercondenser dan aftercondenser ini adalah untuk
mengkondensasi motive steam dan steam yang terikut dengan NCG pada proses pembuangan
NCG. Kondensat yang dihasilkan lalu dialirkan ke kondenser utama sedangkan NCG dibuang
melalui cooling tower stack.

6. Hot Well Pump (HWP)

Hot Well Pump adalah pompa pendingin utama yang berfungsi untuk memompakan air
kondensat dari kondensor ke cooling tower untuk kemudian didinginkan. Jenis pompa yang
sering digunakan adalah Vertical Barriel type 1 Stage Double Suction Centrifugal Pump, dengan
jumlah dua buah pompa untuk setiap unit.

7. Cooling tower

Cooling tower berfungsi untuk mendinginkan kondensat dari pompa HWP agar selanjutnya
kondesat ini dapat disirkulasikan sebagai air pendingin. Cooling toweryang biasa digunakan
adalah di PLTP adalah jenis mechanical draft cross flow tower . Cooling tower ini menggunakan
kipas untuk mengalirkan udara sebagai pendingin. Pada mechanical draft cooling tower air panas
dari kondensor disemprotkan pada struktur kayu yang berlapis-lapis yang disebut fill. Pada saat
air mengalir melalui fill, perpindahan panas akan terjadi dari air panas ke udara (dibagian atas
dari cooling tower ini terdapat kipas angin/fan). Air kemudian dipompakan kembali ke
kondensor.

Cooling tower jenis ini relatif murah dan fleksibel karena kecepatan kipas angin dapat diubah-
ubah disesuaikan dengan kondisi udara luar dan beban turbin. Kelemahannya adalah konsumsi
energi untuk menggerakan kipas angin relatif besar dan biaya perawatannya relatif tinggi. Selain
itu, ada tipe lain yaitu Natural Draught Cooling tower yang pada dasarnya bekerja dengan
prinsip yang sama dengan mechanical draft cooling tower, kecuali disini aliran udara pendingin
tidak berasal dari fan, tapi dikarenakan bentuk dan tingginya cooling tower. Aliran bisa diatur
searah maupun berlawanan arah. Cooling tower jenis ini relatif mahal dan dan tidak
sefleksibel mechanical draft cooling tower. Salah satu keuntungannya adalah biaya
perawatannya relatif rendah.

dari berbagai sumber

Anda mungkin juga menyukai