Disusun Oleh :
Kelompok 1
2017
FLUIDA GEOTHERMAL
Fluida panas bumi merupakan fluida panas, kadang asin, dan kaya mineral baik dalam fasa
cair atau uap digunakan sebagai media pembawa yang membawa energi panas dari dalam
bumi. Kemudian energi panas tersebut diubah menjadi listrik di pembangkit listrik tenaga
panas bumi. Setelah itu air dan uap kondensasi diinjeksikan kembali ke dalam reservoir panas
bumi untuk dipanaskan kembali. Karakteristik fluida panas bumi akan menentukan
komponen yang harus tersedia dalam sebuah pembangkit listrik tenaga panas bumi. Berikut
adalah karakter fluida panas bumi seperti suhu, sifat kimiawi, dan kandungan gas tak
terkondensasi (NCG).
I. Suhu
Karakteristik sifat kimiawi fluida panas bumi mempengaruhi desain pembangkit tenaga
listrik. Berikut beberapa hal yang mempengaruhinya seperti kandungan NCG,
korosifitas, dan potensi fluida panas bumi pengerak,
Fluida panas bumi mengandung gas tak terkondensasi (NCG) yang sulit
diinjeksikan kembali ke reservoir. Gas-gas ini terkumpul dalam kondensor,
sehingga dapat mengurangi laju perpindahan panas dan menaikkan tekanan balik
turbin yang mana akan menurunkan kinerja turbin. Terdapat beberapa alat untuk
mengeluarkan NCG seperti steam jet ejectors, pompa vakum, atau kombinasi.
Pompa vakum dan steam jet ejector memiliki kelebihan dan kekurangan masing-
masing.
Gambar Jet Pump Ejector (kiri) dan Steam Jet Ejector (kanan)
Sumber : www.google.com
Walaupun PLTP menghasilkan NCG cukup banyak, tetapi emisi dari masing-
masing jauh lebih rendah daripada yang ditemukan di pembangkit listrik bahan
bakar fosil. Ternyata NCG juga mengandung zat beracun seperti hidrogen sulfida
dan merkuri.
Hidrogen Sulfida
Hydrogen sulfide adalah gas tak berwarna yang tidak berbahaya dalam
jumlah yang sedikit namun memiliki bau yang tidak sedap. Sumber
hydrogen sulfida karena campur tangan manusia menyumbang sekitar 5
persen dari total emisi H2S. Emisi dari H2S bervariasi menurut jenis dan
ukuran dengan kualitas sumber daya kimianya dari sebuah plant. Pada
pembankit listrik tenaga panas bumi, Kadar H2S direda agar memenuhi
kualitas udara yang diperlukan dipembangkit. Dan system yang biasanya
digunakan untuk mengurangi kadar H2S ini adalah Stretford dan LO-CAT.
Air raksa
Di beberapa lokasi sumber daya, cairan panas bumi secara bertahap dapat
merusak material pembangkit listrik dengan tindakan kimiawi, yaitu proses yang
dikenal sebagai korosi. Korosi terutama
bermasalah di daerah yang kaya mineral. Cairan panas bumi dapat merusak
komponen logam suatu pembangkit listrik (pipa, penukar panas, tangki, dll) jika
tidak menggunakan bahan yang tahan korosi seperti stainless steel atau titanium.
Menggunakan lapisan pelindung dapat diaplikasikan dengan biaya lebih rendah
disbanding menggunakan material tahan korosi. menggunakan bahan tahan korosi
kurangi biaya sekitar 0,25 sen per kWh.
C. Kerak
Kerak dapat disebabkan oleh perubahan tekanan, suhu dan pH. Saat berkedip
cairan menghasilkan uap dalam separator, * karbon dioksida (CO2) yang semula
dilarutkan dalam cairan panas bumi pH meningkat sebagai akibat dari emisi CO2,
yang menghasilkan kerak lebih.
III. Injeksi
Sistem air panas dan uap adalah system pipa yang menghubungkan pembangkit listrik
dengan sumur produksi dan injeksi.
Sumur produksi membawa air panas dari dalam bumi ke permukaan yang akan
digunakan untuk pembangkit listrik, sementara sumur injeksi mengembalikan air panas
dan kondensat uap kembali ke sistem panas bumi untuk dilepas lagi. Untuk menjaga
sistem panas bumi dan memastikan ketersediaan sumber daya yang berkelanjutan,
cairan panas bumi harus diinjeksikan kembali ke sistem.
Jika cairan panas bumi yang didinginkan disuntikkan terlalu dekat dengan sumur
produksi, sumbernya mungkin menjadi dingin. Jika air disuntikkan terlalu jauh dari
reservoir geotermal, tidak akan cukup mengisi sistem dan tekanan reservoir mungkin
akan menurun.