Anda di halaman 1dari 14

TUGAS OPTIMASI ENERGI TERBARUKAN

PLTB DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI SIKLUS


BINER

Disusun oleh :
NAMA : YOKOYAMA TENOHAIKA RUMAYAR
NIM : 1811045
KELAS :A
ANGKATAN : 2018

JURUSAN TEKNIK MESIN S-1


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
2018
DAFTAR ISI

TUGAS OPTIMASI ENERGI TERBARUKAN.................................................i


DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB 1. PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................1
1.3 Tujuan Penelitian..............................................................................................1
1.4 Manfaat Penelitian............................................................................................2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA............................................................................3
2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP)..............................................3
2.2 Panas Bumi (Geothermal).................................................................................4
2.3 Teknologi Siklus Biner.....................................................................................4
2.4 Bagian-Bagian Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP).....................5
2.4.1 Vent structure.............................................................................................5
2.4.2 Separator....................................................................................................5
2.4.3 Demister.....................................................................................................6
2.4.4 Kondensor..................................................................................................6
2.4.5 Cooling Tower...........................................................................................6
2.4.6 Turbin.........................................................................................................6
2.4.7 Generator...................................................................................................6
2.4.8 Trafo...........................................................................................................7
2.4.9 Motor Main Cooling Water Pump (MCWP).............................................7
BAB 3. METODE PENELITIAN.........................................................................8
3.1 Skema Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi...................................8
3.2 Ruang Lingkup Penelitian.................................................................................8
3.3 Metode Penelitian.............................................................................................8
3.4 Jenis Data..........................................................................................................8
3.5 Proses Pengambilan Data..................................................................................9
3.6 Pengolahan Data...............................................................................................9
3.7 Analisis Data.....................................................................................................9
3.8 Kesimpulan.....................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12
1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi adalah pembangkit listrik yang
menggunakan panas bumi sebagai sumber energinya. Pembangkit listrik tenaga
panas bumi membutuhkan sumber panas bersuhu tinggi untuk menggerakan
turbin uap sehingga dapat memutarkan generator dan menghasilkan tenaga listrik.
Pada dasarnya pembangkit ini dibagi ke dalam beberapa tipe yaitu pembangkit
uap kering, pembangkit flash steam, dan pembangkit siklus biner. Berbeda dengan
sistem PLTU yang menggunakan ketel uap (boiler) sebagai komponen utama
penghasil uap panas pada sistem pembangkitannya, uap panas pada sistem PLTP
dihasilkan dari perut bumi yang langsung dialirkan ke turbin dimana komponen
pada uap panas bumi tersebut akan dipisahkan terlebih dahulu dari butiran padat
dan butiran cair sehingga menjadi uap yang benar-benar kering.
Data Kementerian ESDM tahun 2017 mencatat bahwa 40% cadangan
geothermal dunia berada di Indonesia dan berpotensi membangkitkan listrik
hingga 29.000 MW (ESDMMAG, 2012). Artinya dari energi geothermal saja
seharusnya sudah bisa menjawab program yang diusung pemerintah terkait
dengan program listrik 35.000 MW, namun pada kenyataannya pemanfaatan
geothermal di Indonesia baru sekitar 1.343 MW atau 4,6% dari total cadangan
geothermal yang ada. (Risnandar, 2016).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang, maka dapat di susun perumusan masalah
yang akan di bahas pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana proses perancangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
(PLTP)?
2. Bagaimana hasil yang diperoleh dari perancangan Pembangkit Listrik Tenaga
Panas Bumi (PLTP)?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bagaimana proses perancangan Pembangkit Listrik Tenaga
Panas Bumi (PLTP).
2. Untuk mendapatkan data dari hasil yang diperoleh dari perancangan
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP).
2

1.4 Manfaat Penelitian


Adapun beberapa manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Memberi pengetahuan tetang cara perancangan Pembangkit Listrik Tenaga
Panas Bumi (PLTP).
2. Memberi pengetahuan tentang hasil yang diperoleh dari perancangan
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP).
3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP)


Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi adalah Pembangkit Listrik (Power
generator) yang menggunakan panasbumi (Geothermal) sebagai energi
penggeraknya. Indonesia dikaruniai sumber panas bumi yang berlimpah karena
banyaknya gunung berapi di indonesia, dari pulau-pulau besar yang ada, hanya
pulauKalimantan saja yang tidak mempunyai potensi panas bumi. Keuntungan
teknologi ini antara lain : bersih, dapat beroperasi pada suhu yang lebih rendah
daripada PLTN, dan aman, bahkan geothermal adalah yang terbersih
dibandingkan dengan nuklir, minyak bumi dan batu bara. Meskipun tergolong
ramah lingkungan, namun beberapa hal perlu dipertimbangkan apabila
pembangkit listrik tenaga panas bumi ingin dikembangkan sebagai pembangkit
dengan skala besar. Beberapa parameter yang harus dipertimbangkan adalah
kandungan uap panas dan sifat fisika dari uap panas di dalam reservoir dan
penurunan tekanan yang terjadi sebagai akibat digunakannya uap panas di dalam
reservoir. Apabila semua aspek tersebut dapat dipenuhi, tidak tertutup
kemungkinan bahwa pembangkit ini akan diterima oleh semua pihak. PLTP juga
membawa pengaruh yang kurang menguntungkan pada lingkungan dan harus
diminimalisasi, antara lain : polusi udara, polusi air, polusi suara, dan penurunan
permukaan tanah.
Panas bumi merupakan sumber tenaga listrik untuk pembangkit listrik tenaga
panas bumi (PLTP). Sesungguhnya prinsip kerja PLTP sama saja dengan PLTU.
Hanya saja yang digunakan pada PLTP adalah uap panas bumi yang telah
dipisahkan dari air, yang berasal langsung dari perut bumi. Karena itu PLTP.
biasanya dibangun di daerah pegunungan dekat gunung berapi. Biaya operasional
PLTP juga lebih murah dibandingkan dengan PLTU, karena tidak perlu membeli
bahan bakar, namun membutuhkan biaya investasi yang cukup besar untuk biaya
eksplorasi dan pengeboran perut bumi. Uap panas bumi didapatkan dari suatu
kantong uap di perut bumi. Tepatnya di atas lapisan batuan yang keras di atas
magma dan mendapatkan air dari lapisan humus di bawah hutan penahan air
hujan. Pengeboran dilakukan di atas permukaan kantong uap tersebut, hingga uap
dalam akan menyembur keluar. Semburan uap dialirkan ke turbin penggerak
generator. Namun ada dampak yang tidak menguntungkan dari uap yang
menyembur keluar ini. Uap yang keluar dari sumur sering mengandung berbagai
unsur kimia yang terlarut dalam bahan-bahan padat sehingga uap itu tidak begitu
murni. Zat-zat pengotor antara lain Fe, Cl, SiO2, CO2, H2S dan NH4. Pengotor
ini akan mengurangi efisiensi PLTP, merusak sudusudu turbin dan mencemari
lingkungan. Setelah menggerakan turbin, uap akan diembunkan dalam kondensor
menjadi air dan disuntikan kembali ke dalam perut bumi menuju kantong uap.
Jumlah kandungan uap dalam kantong uap ini terbatas, karenanya daya PLTP
4

yang sudah maupun akan dibangun harus disesuaikan dengan perkiraan jumlah
kandungan tersebut. Melihat siklus dari PLTP ini maka PLTP termasuk pada
pusat pembangkit yang menggunakan energi yang terbaharukan.Untuk
membangkitkan listrik dengan panas bumi dilakukan dengan mengebor tanah di
daerah yang berpotensi panas bumi untuk membuat lubang gas panas yang akan
dimanfaatkan untuk memanaskan ketel uap (boiler) sehingga uapnya bisa
menggerakkan turbin uap yang tersambung ke Generator.Panas bumi yang
mempunyai tekanan tinggi dapat langsung memutar turbin generator, setelah uap
yang keluar dibersihkan terlebih dahulu. Pembangkit listrik tenaga panas bumi
termasuk sumber Energi terbaharui.

2.2 Panas Bumi (Geothermal)


Geothermal berasal dari kata Yunani yang berarti Geo bumi dan thermal yang
berarti panas. Jadi, energi panas bumi berarti energi atau kekuatan diekstrak dari
bawah bumi. Energi di dalam bumi terbentuk oleh peluruhan mineral dan hutan
beberapa tahun yang lalu. Energi panas bumi disebut sumber energi terbarukan
karena panas terus diproduksi di dalam bumi. Indonesia dikaruniai sumber panas
bumi yang berlimpah karena banyaknya gunung berapi dari pulau-pulau besar
yang ada, hanya pulau Kalimantan saja yang tidak mempunyai potensi panas
bumi. Keuntungan teknologi ini antara lain, bersih, dapat beroperasi pada suhu
yang lebih rendah daripada PLTN, dan aman, bahkan geothermal adalah yang
terbersih dibandingkan dengan nuklir, minyak bumi dan batu bara. Tabel di
bawah mendaftarkan lima negara yang paling banyak menghasilkan listrik
menggunakan energi geothermal:

1. Amerika Serikat 3,092 Mwe


2. Filipina 1,904 Mwe
3. Indonesia 1,197 Mwe
4. Meksiko 958 Mwe
5. Italia 843 Mwe
Keterangan: Mwe: Megawatt electrical
Sumber: International Geothermal Association

Sekitar 40% cadangan energi geothermal dunia terletak di bawah tanah


Indonesia, maka negara ini diperkirakan memiliki cadangan-cadangan energi
geotermal terbesar di dunia dan karena itu memiliki potensi tinggi untuk sumber
energi terbarukan. Namun, sebagian besar dari potensi ini belum digunakan. Saat
ini, Indonesia hanya menggunakan 4-5% dari kapasitas geothermalnya.

2.3 Teknologi Siklus Biner


Teknologi siklus biner adalah sistem pembangkitan listrik yang mana fluida
panas bumi, baik berupa uap maupun air panas, dimanfaatkan sebagai sumber
5

panas utama untuk memanaskan fluida kedua (atau disebut juga fluida kerja)
dengan menggunakan alat penukar panas dari fase cair menjadi fase gas. Fase gas
dari fluida kerja ini kemudian dialirkan ke dalam turbin yang dikopel dengan
generator untuk membangkitkan listrik. Fluida kerja ini bekerja pada siklus
tertutup. Teknologi siklus biner dikembangkan untuk memanfaatkan sumber
panas bumi yang mempunyai kondisi dan karakteristik sebagai berikut:

a. Sumber panas bumi yang menghasilkan fluida enthalpy rendah sampai


dengan menengah. Fluida panas bumi dengan temperatur <150°C menjadi
tidak ekonomis jika dimanfaatkan untuk membangkitkan listrik dengan
teknologi konvensional seperti flashing sistem. Di dalam teknologi siklus
biner, dengan memanfaatkan fluida panas bumi temperatur rendah sebagai
sumber panas utama untuk memanaskan fluida kerja kedua yang mempunyai
titik didih rendah, maka lebih banyak energi bisa dibangkitkan sehingga
sistem ini bisa menjadi ekonomis. Selain itu, di sumber panas bumi dengan
karakteristik water dominated sistem, teknologi geotermal siklus biner bisa
diaplikasikan untuk meningkatkan pemanfaatan sumber panas dengan cara
mengekstrak panas buangan yang terkandung di dalam air panas hasil
separasi (brine) dari separator, yang mana uapnya digunakan untuk memutar
turbin pembangkit konvensional.

b. Sumber panas bumi yang mengandung dissolved solids atau kandungan NCG
(Non-Condensable Gases) tinggi. Dissolved soilds di dalam fluida panas
bumi akan mengendap di dalam pipa atau separator. Pada teknologi
konvensional, kandungan NCG yang tinggi (>5%) akan cepat terakumulasi di
dalam kondenser sehingga diperlukan pompa dengan kapasitas yang cukup
besar untuk mengeluarkan gas-gas tersebut. Penggunaan pompa tersebut akan
meningkatkan daya parasit di dalam pembangkit yang dapat menyebabkan
ketidak-ekonomisan pembangkit tersebut. Dengan menerapkan teknologi
siklus biner, NCG tidak akan masuk ke dalam sistem pembangkit sehingga
fluida dengan kandungan NCG tinggi masih layak dimanfaatkan untuk
pembangkit listrik.

2.4 Bagian-Bagian Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP)


2.4.1 Vent structure
Vent Structure berfungsi untuk mengatur tekanan, agar tekanan masuk
turbin selalu konstan. Sebagai katup pengaman, yang akan membuang
tekanan berlebih bila terjadi pemadaman menyeluruh (black out).

2.4.2 Separator
Alat ini dipasang untuk membersihkan uap dari partikel-partikel berat,
karena uap untuk keperluan turbin harus terbebas dari kontaminasi.
6

Separator yang dipakai adalah jenis cyclone. Artinya uap yang masuk
kedalam separator akan berputar, kemudian akaibat pengaruh gaya
sentrifugal akan mengakibatkan partikel berat terlempar atau jatuh,
sementara uap yang sudah bersih akan mengalir pada demister.

2.4.3 Demister
Karena panjangnya uap dari sumur ke unit pembangkit, kemungkinan
uap berubah dan mengandung bintik-bintik air. Untuk itu dipasang suatu
alat yang dapat menyaring uap tersebut sehingga uap yang masuk ke turbin
benar-benar terbebas dari bintik-bintik air.Demister merupakan penyaring-
penyaring partikel-partikel padat yang tidak tersaring separator.

2.4.4 Kondensor
Kondensor yang digunakan adalah jenis kontak langsung (direct
contact) yaitu dengan cara menyemprotkan air pendingin dari menara
pendingin langsung pada uap bekas yang dipakai turbin. Uap bekas yang
tidak mengembun dikeluarkan dari kondensor oleh ejector. Ejector juga
berfungsi untuk mempertahankan hampa kondensor pada saat operasi
normal atau membuat hampa tekanan kondensor sewaktu kondisi awal
start.Pada saat operasi normal perbedaan tekanan antara air.

2.4.5 Cooling Tower


Cooling tower ini terbuat dari bangunan kayu. Untuk unit 1 terdiri dari
3 (tiga) ruang dengan 3 (tiga) kipas hisap paksa, sedangkan untuk unit II
dan unit III masingmasing terdiri dari 5 (lima) ruang dengan 5 (lima) kipas
hisap paksa. Air yang dipompa dari kondensor di distribusikan ke 6 (enam)
buah bak yang ada diatas menara (Hot Water Basin). Jumlah air yang
mengalir ke tiap-tiap bak diatur agar permukaan dari keenam bak tersebut
sama tinggi.

2.4.6 Turbin
Pusat Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Kamojang mempergunakan
jenis tunggal dua aliran (Single Cylinder Double Flow) yang merupakan
kombinasi tingkat aksi dan reaksi. Yang membedakan tingkat aksi dan
reaksi adalah proses ekspansi uapnya. Pada tingkat aksi, ekspansi uap atau
penurunan tekanan terjadi pada suhu diam. Sedangkan pada tingkat reaksi,
ekspansi uap atau penurunan tekanan terjadi pada suhu diam dan suhu
gerak.

2.4.7 Generator
Generator merupakan sebuah mesin listrik yang dapat mengubah daya
mekanis menjadi daya listrik. Terdapat dua jenis generator yaitu AC dan
7

generator DC.Tergantung jenis tegangan yang di hasilkannya. Menurut


Yon Rinjoyo (2004), perbedaan prinsip kerja generator AC dengan DC
adalah untuk untuk generator DC kumparan jangkar ada pada bagian rotor
dan terletak di antara kutub-kutub magnit yang tetap di tempat. Pada
generator AC adalah konstruksi yang sebaliknya yaitu kumparan jangkar
di sebut juga kumprana stator karna berada pada tempat yang tetap,
sedangkan kumparan rotor bersama-sama.

2.4.8 Trafo
Trafo utama yang digunakan adalah tipe ONAN dengan tegangan 11.8
KV pada sisi primer dan 150 KV pada sisi sekunder. Tegangan output
generator 11.8 KV ini kemudian dinaikkan melalui trafo step up menjadi
150 KV untuk dipararelkan dengan sistem 150 KV.

2.4.9 Motor Main Cooling Water Pump (MCWP)


MCWP adalah salah satu system pendingin utama yang ada di PLTP
Darajat, yang fungsinya adalah untuk memompakan air dari kondensator
yang suhunya mencapai 100° C ke cooling tower untuk di dinginkan,
selain itu MCWP juga berfungsi untuk menjaga kestabilan ketinggian air
di dalam kondensator agar kondensator bisa bekerja secara maksimal.
8

BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1 Skema Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi

3.2 Ruang Lingkup Penelitian


Ruang lingkup penelitian ini adalah membandingkan kinerja PLTP dengan
dan tanpa binary cycle serta menganalisis energy pada sistem PLTP dengan dan
tanpa binary cycle.

3.3 Metode Penelitian


Penelitian ini dilakukan secara analisis dan kajian literatur terkait, di mana
pada tahap awal pengerjaannya dilakukan melalui proses simulasi dengan
menggunakan berbagai kondisi awal (initial condition) dan kondisi batas
(boundary condition) serta memasukkan beberapa parameter yang tidak diketahui.
Hasil dari simulasi ini nantinya akan diuji kembali secara matematis dengan
menggunakan persamaan energi. Hasil simulasi dan perhitungan matematis
kemudian digunakan untuk mendapatkan data sesungguhnya dari sistem binary
cycle di PLTP. Data ini yang seterusnya dipakai untuk menghitung unjuk kerja
alat, baik tanpa maupun dengan penerapan binary cycle.

3.4 Jenis Data


Data yang diambil ada dua jenis, yakni, data Desain Konstruksi PLTP dan
data Process Flow Diagram sistem.
9

3.5 Proses Pengambilan Data


 Data Primer
Pengambilan data primer dilakukan dengan observasi ke lapangan berupa
temperatur uap geothermal, tekanan dan luas areal PLTP, jumlah unit serta
keterangan – keterangan pendukung sewaktu dilaksanakannya survei
pengambilan data di PLTP.
 Data sekunder
Data sekunder dalam hal ini adalah data teoritis yang didapatkan dari
berbagai referensi pustaka, baik berupa buku, laporan/paper dari instansi
mengenai materi terkait, ataupun jurnal serta artikel yang berhubungan
dengan materi laporan. Sumber – sumber tersebut haruslah kredibel untuk
menunjang hasil perhitungan sewaktu analisis berlangsung.

3.6 Pengolahan Data


Dari analisa energy yang dilakukan pada pembangkit listrik tenaga panas
bumi maka dapat diketahui lokasi dan jumlah kerugian energy, serta
mengindikasikan limbah dan penghancuran energy dalam proses yang berbeda.
Berhubung data lapangan yang ada hanyalah temperatur, tekanan dan kondisi
fraksi uap yang dicari berdasarkan T-s dan p-h diagram, maka dilakukan simulasi
menggunakan Computational Fluid Dynamics (CFD) pada berbagai kondisi untuk
menemukan temperatur dan tekanan di setiap keadaan (boiler, di turbin dan di
cooling tower). Berdasarkan simulasi tersebut maka disusun kembali upaya untuk
menemukan kondisi lanjutan pada berbagai keadaan tersebut.

3.7 Analisis Data


Hasil simulasi CFD di outlet wellhead didapat dari hasil simulasi hasil
ANSYS FLUENTseperti pada Gambar 1, simulasi di wellhead.

Gambar 1. Hasil simulasi pada wellhead

Berdasarkan hasil simulasi ANSYS FLUENT maka didapatkan beberapa data


pada sisi outlet dari wellhead seperti ditampilkan pada Tabel 1.
10

Tabel 1. Data hasil simulasi pada wellhead

3.8 Kesimpulan
 Dampak Terhadap Lingkungan
Uap yang keluar dari sumur sering mengandung berbagai unsur kimia
yang terlarut dalam bahan-bahan padat sehingga uap itu tidak begitu
murni. Zat-zat pengotor antara lain Fe, Cl, SiO2, CO2, H2S dan NH4.
Pengotor ini akan mengurangi efisiensi PLTP, merusak sudu-sudu turbin
dan mencemari lingkungan.

 Keuntungan

a. Area yang diperlukan lebih kecil sehingga hemat ruang dan pengaruh
dampak visual yang minimal
b. Sumber daya bersifat terbarukan dan berkelanjutan. Mampu
berproduksi secara terus menerus selama 24 jam.
c. Energi yang dihasilkan stabil dan kontinu. Dipakai sebagai (base load
power).
d. Tingkat ketersediaan (availability) yang sangat tinggi yaitu diatas
95%. Namun demikian, pemulihan energi (energy recovery) panas
bumi memakan waktu yang relatif lama yaitu hingga beberapa ratus
tahun. Secara teknis-ekonomis, suatu lokasi sumber panas bumi
mampu menyediakan energi untuk jangka waktu antara 30-50 tahun,
sebelum ditemukan lokasi pengganti yang baru.
e. Penghematan bahan bakar fosil
f. Dapat dimanfaatkan ditempat (on the spot)
g. Teknologi produksinya relatif sederhana

 Kerugian
11

Potensi panas bumi terdapat di kawasan pegunungan yang biasanya


dijadikan kawasan konservasi sebagai hutan lindung. Dengan adanya
kegiatan eksplorasi dan eksploitasi sumber-sumber panas bumi di kawasan
tersebut dapat mengganggu daerah konservasi tersebut. Serta kemungkinan
terjadi pencemaran air tanah oleh kontaminan yang terbawa naik fluida
panas bumi.
12

DAFTAR PUSTAKA

I.P Yajnartha, I G B Wijaya Kusuma, M Sucipta, Ni Made Dwidiani. 2017.


Analisis Energy Sistem Biner Pada Pembangkit Listrik Panas Bumi (PLTP)
Bedugul. Jurnal METTEK Volume 3 No 2 (2017) pp 113 – 119.

https://s1p.studylibid.com/store/data/000463573.pdf?
k=AwAAAXmqxWzBAAACWG6JZC5VAHXWbLbJfY1DTvuanigt

http://digilib.polban.ac.id/files/disk1/157/jbptppolban-gdl-desiamalia-7843-3-
bab2--1.pdf

http://jendeladenngabei.blogspot.com/2012/11/pembangkit-listrik-tenaga-panas-
bumi.html

Anda mungkin juga menyukai