Anda di halaman 1dari 7

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS

NAMA : IBNU MAULANA


KELAS : X.L
DAFTAR ISI

BAB 1
PENDAHULUAN…………………………………………………………………………
…………… 1
A. LATAR BELAKANGI……………………………………………………………………………………………… 2
B. RUMUSAN MASALAH…………………………………………………………………………………………. 3
C. TUJUAN………………………………………………………………………………………………………………. 4

BAB 2 PEMBAHASAN…………………………………………………………………………………………………………… 5

A. PENGERTIAN………………………………………………………………………………………………………. 6
B. TRANSFORMASI ENERGI/CARA KERJA……..………………………………………………………….. 7
C. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN…………………………………………………………………………… 8
D. DAERAH PEMANFAATAN…………………………………………………………………………………….. 9

BAB 3 PENUTUP…………………………………………………………………………………………………………………. 10

A. KESIMPULAN……………………………………………………………………………………………………… 11
B. SARAN……………………………………………………………………………………………………………….. 12
C. DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………………………… 13
LATAR BELAKANG

Pusat listrik tenaga gas (PLTG) adalah Salah satu jenis pembangkit listrik
yang dioperasikan Perusahaan Listrik Negara (PLN), yang pada umumnya belum
dikombinasikan dengan Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang nantinya akan
menjadi Pusat Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) , sehingga efesiensinya masih
rendah yaitu sekitar 20%.
Di antara sekian banyak PLTG seperti itu yang dioperasikan oleh PLN
salah satunya adalah PLTG Pauh Limo Padang dengan kapasitas 21 MW. Untuk
meningkatkan efisiensi pembangkit ini perlu dikaji kemungkinan pemanfaatan gas
buang dari turbin PLTG untuk digunakan sebagai PLTU .
Pada PLTG gas buang dari turbin ini sebagian langsung dialirkan ke
cerobong (exhaust) tanpa dimanfaatkan energi gas buang tersebut dan ini akan
berdampak terhadap lingkungan karena langsung di buang ke lingkungan yang
nantinya akan mengakibatkan terjadinya efek rumah kaca dan sebagian lagi gas
buang digunakan lagi untuk roses pembakaran.
Pada penelitian sebelumnya telah dilakukan oleh Saudara Aldi Amdis Poni
pada tahun 2016[1] khusus mengetahui potensi gas buang PLTG Pauh limo pada
unit 1, untuk penelitian kali ini dilakukan pada unit 2 dan unit 3.
Oleh karena itu perlu dilakukan studi untuk mengetahui potensi energi gas
buang turbin gas PLTG yang bisa diserap oleh Heat Recovery Steam Generator
(HRSG) dengan operasi 2 PLTG, 2 HRSG, dan 1 Sistem turbin. Serta perkiraaan
daya listrik yang dapat dibangkitkan dari potensi gas buang turbin gas tersebut.

RUMUSAN MASALAH
untuk memanfaatkan energi gas buang pada PLTG PAUH LIMO perlu
diketahui berapakah potensi energi gas buang PLTG yang bisa diserap Heat
Recovery Steam Generator untuk digunakan sebagai PLTU dan Kapasitas PLTU
yang dapat dibangun.

TUJUAN
Mengetahui perkiraan kapasitas PLTU yang bisa di instal.
PENGERTIAN
Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap adalah gabungan antara Pusat Listrik Tenaga Gas
dengan Pembangkit Listrik Tenaga Uap, di mana panas dari gas buang dari PLTG digunakan
untuk menghasilkan uap yang digunakan sebagai fluida kerja di PLTU.
PLTG merupakan jenis pembangkit yang menggunakan “udara panas” untuk memutar
turbin. Udara panas ini dihasilkan melalui pemanasan udara dengan menggunakan gas di dalam
ruang bakar. Udara panas kemudian dialirkan ke turbin.
PLTGU merupakan suatu instalasi peralatan yang berfungsi untuk mengubah energi panas
(hasil pembakaran bahan bakar dan udara) menjadi energi listrik yang bermanfaat. Pada
dasarnya, sistem PLTGU ini merupakan penggabungan antara PLTG dan PLTU.

TRANSFORMASI/CARA KERJA

1. Kompressor
Aksial flow compressor berfungsi sebagai penghisap udara yang akan di kompresikan hingga
tekanan dan temperatur tertentu. Kemudian udara tersebut dikirim menuju ruang pembakaran.
Proses ini memerlukan bantuan alat khusus bernama air inlet.
Air inlet merupakan tempat udara yang masuk ke kompresor. Alat ini dilengkapi dengan filter
untuk menyaring kotoran yang ikut terbawa masuk, karena bila tidak disaring kotoran ini dapat
menyebabkan kerusakan pada kompresor. Air inlet terdiri dari beberapa bagian, yaitu inlet
housting, inertia separator, pre filter, main filter, inlet bellmounth, dan inlet guide vane.
2. Ruang Bakar (Combustion)
Ruang bakar berfungsi sebagai tempat pembakaran antara bahan bakar dan udara. Proses
pembakaran ini menghasilkan energi panas yang kemudian energi panas tersebut disalurkan
menuju turbin menggunakan transition pieces.
Ruang bakar terdiri dari komponen pendukung, yaitu combustion chamber, fuel nozzle,
combustion liners, ignitors atau pematik, transition piece, cros fire tubes, dan flame detector.
3. Turbin Gas
Turbin berputar menggunakan gas yang dihasilkan dari proses pembakaran. Fungsi utama turbin
ialah untuk mengubah energi kinetik menjadi energi listrik.
Energi kinetik yang timbul karena proses pembakaran digunakan oleh turbin untuk
menggerakkan kompresor dan memutar generator. Komponen penunjang turbin gas, antara lain
coupling, accessory gear, lube oil system, cooling system dan beberapa perangkat lain.
4. Exhaust
Sisa gas panas yang dihasilkan dari turbin akan diarahkan menuju exhaust sebelum dibuang ke
udara lepas. Gas tersebut keluar melewati exhaust frame assembly, lalu dihubungkan ke exhaust
plenum dan didifusikan melewati exhaust stack.
Sebelum dibuang keluar, gas panas tersebut diukur menggunakan exhaust thermocouple. Hasil
pengukuran tersebut berguna sebagai data kontrol temperatur dan temperature trip. Suhu dalam
exhaust dapat mencapai 493°C.
5. Generator
Energi mekanik pada poros turbin dikonversikan oleh generator menjadi energi listrik. Beberapa
alat bantu khusus dalam generator adalah jacking oil pump, general circuit breaker, exciter, main
transformer, generator protection system, dan auxiliary power system.

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

KELEBIHAN :
Sampai saat ini, Pembangkit Listrik Tenaga Gas masih digunakan oleh PLN sebagai salah satu
pemasok listrik utama di Indonesia. Terdaoat beberapa keunggulan yang menjadi alasan
mengapa tenaga gas masih dijadikan andalan sebagai pemasok listrik, yaitu:
 Kemampuan PLTG yang cepat dalam proses start up hingga ke beban penuh
membuatnya dapat diatur secara cepat tanpa adanya risiko gangguan kekurangan daya.
 Efisiensi tinggi sehingga biaya operasionalnya menjadi lebih terjangkau.
 Konsumsi energi lebih hemat. Saat ini harga gas dunia juga dinilai masih rendah
dibanding sumber energi lainnya.
 Proses pembangunannya lebih cepat dibandingkan pembangkit listrik lain, terutama
pembangkit yang menggunakan energi fosil.
 Fleksibilitas tinggi sehingga beban dapat dinaikkan maupun diturunkan sesuai kebutuhan.
 Konstruksi pembangunan PLTG lebih sederhana dan tidak begitu membutuhkan lahan
luas.
 Sisa pembakaran dari PLTG dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi panas untuk
memanaskan uap.
 Investasi pembangunan infrastruktur lebih murah jika dibandingkan PLTS atau PLTU.
 Membantu menaikkan rasio elektrifikasi di beberapa provinsi yang ada di Indonesia.
Misalnya di Gorontalo, dibangunnya PLTG diharapkan dapat meningkatkan rasio
tersebut hingga 84,43%. Dengan demikian diharapkan kegiatan di berbagai sektor akan
mengalami peningkatan, meliputi sektor perekonomian, pendidikan, kesehatan, dan
sebagainya.

KEKURANGAN :
Dibalik kelebihan-kelebihan yang dihadirkan pembangkit listrik ini, tentu ada juga sejumlah
kelemahan atau kekurangannya. Kekurangan dari Pembangkit Listrik Tenaga Gas antara lain:
 Jangka waktu penggunaan PLTG cenderung lebih singkat. Meski biaya yang dibutuhkan
untuk pembangunan lebih terjangkau, tetapi masa pakainya tidak seperti jenis
pembangkit listrik lainnya.
 Kemampuan dayanya masih dipengaruhi kondisi alam sekitarnya. Misalnya saat cuaca
terik, pembangkit listrik ini hanya mampu bekerja sebesar optimal 95%.
 Ketika udara berkabut, kemampuan kerjanya menjadi tidak maksimal. Sebab udara yang
masuk ke kompresor mengandung air.
 Kapasitas terbesar PLTG saat ini hanya 200 Mega Watt dalam satu plant.
 Apabila harga gas dunia melejit, otomatis biaya produksi dari PLTG akan meningkat.
 Gas bukan termasuk energi yang terbarukan, sehingga suatu saat akan habis dan perlu
untuk mencari energi alternatif yang lebih ramah lingkungan.

DAERAH PEMANFAATAN
PLTG yang berlokasi di Jalan Poros Samarinda-Bontang di Kutai Kartanegara, Kalimantan
Timur telah beroperasi sejak 2009 dan dalam masa tersebut menggunakan minyak sebagai
bahan bakar. Dengan masuknya LNG, PLN dapat menghemat biaya energi primer sebesar Rp 70
Milyar per tahun.

KESIMPULAN

1. Besarnya daya yang dihasilkan oleh Pembangkit Listrik Tenaga Gas yaitu berkapasitas
21175,83 kW atau 21 MW sehingga didapat daya
total dari pemanfaatan gas buang sebesar 10587,92 kW atau 10 MW.
Penggabungan antara instalasi turbin gas dan turbin uap sebagai suatu
instalasi gabungan (combine cyle) yang sering disebut Pembangkit Listrik
Tenaga Gas Uap ( PLTGU) dengan kapasitas total 31763,75 kw atau 31 MW.
2. Pemanfaatan sisa temperatur gas buang yang masih tinggi justru menjadi
faktor utama peningkatan daya dari turbin uap itu sendiri, dimana pada
sebuah instalasi PLTG diharapkan temperatur gas buang dimanfaatkan untuk
meningkat daya pada sistem gabungan atau instalasi PLTGU. Dengan
pemanfaatan gas buang didapatla daya 50% dari daya total Pembangkit Listrik
Tenaga Gas.

SARAN

Bedasarkan hasil penelitian yang dilakukan, peneliti merumuskan beberapa


saran bagi Pembangkit Listrik Tenaga Gas
1. Diharapkan agar hasil penelitian ini merupakan bahan masukan dan bahan
pertimbangan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dibidang
Pemanfaatan energi panas pada sisa pembakaran khususnya Pembangkit
Listrik Tenaga Gas.
2. Pemanfaatan dari gas buang ini sangatlah menguntungkan , bukan hanya pada
Pembangkit Listrik Tenaga Gas namun baik juga pada pembangkit.

Anda mungkin juga menyukai