Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH:

“Perancangan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap”

Dosen Pengampu: Sujito, S.T., M.T., Ph.D.

Disusun Oleh:

Juan Pablo Octavianus 210531516808

Mohammad Farel Firmansyah 210531516826

Shandy Krisnawan 210531516821

PROGRAM STUDI D4 TEKNOLOGI REKAYASA PEMBANGKIT ENERGI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

TAHUN 2021

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa , berkat rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan sebuah makalah yang berjudul “Pembangkit Listrik
Tenaga Gas Uap”. Alhamdulillah kami sebagai penulis dapat menyelesaikan laporan ini
dengan baik meskipun kami juga menyadari masih ada kekurangan di dalamnya.

Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Sujito, selaku dosen
pengampu matakuliah Pembangkit Konvensional yang telah memberikan tugas ini kepada
kami. Dan tidak lupa kami juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah
membantu menyelesaikan makalah ini dan bekerja sama menyelesaikan makalah ini.
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas kelompok,
menambah wawasan bagi para pembaca, kami berharap para pembaca bisa mengambil
pelajaran dari makalah ini.
Semoga laporan ini bermanfaat dan bisa menjadi bahan evaluasi dan tolak ukur dalam
makalah-makalah lainnya khususnya bagi matakuliah Pembangkit Konvensional di masa
yang akan datang.

Malang, 16 September 2022

Penulis,

(Kelompok 3)
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangkit listrik merupakan salah satu proyek yang sedang diprioritaskan saat ini.
Hal itu disebabkan karena listrik sudah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat.
Dalam rutinitas sehari-hari masyarakat sangat bergantung dengan adanya listrik, mulai
dari ibu rumah tangga, pelajar, hingga pekerja (karyawan). Sebab dengan tidak adanya
listrik akan sangat menghambat aktivitas masyarakat dan tentunya akan menimbulkan
beberapa kerugian bagi banyak pihak. Dari tahun ke tahun kebutuhan akan energi listrik
terus mengalami peningkatan. Kebutuhan energi listrik merupakan suatu kebutuhan yang
harus dipenuhi seiring meningkatnya pembangunan, pengadaan energi listrik harus
bersifat baik dan kontinyu, agar masyarakat dapat dipenuhi kebutuhannya.
Ada berbagai macam tenaga pembangkit listrik di Indonesia, seperti Pembangkit
Listrik Tenaga Air, Pembangkit Listrik Tenaga Angin, Pembangkit Listrik Tenaga Uap,
Pembangkit Listrik Tenaga Gas. Pembangkit Listrik Tenaga Gas bisa kita jadikan bahan
acuan untuk memanfaatkan kekayaan alam Indonesia yang berupa lautan dan gas alam
yang melimpah di negeri kita ini.
Kita dapat mengetahui bagaimana pembangkit listik di buat dan bagaimana cara kerja
yang terjadi pada pembangkit listrik, karena kebutuhan yang semakin meningkat dari
masa kemasa yang mendoro energi listrik diharapkan dapat menggantikan energi
konvensional saat ini.

1.2. Rumusan Masalah


Rumusan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.2.1. Pembangkit Lisrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU)
1.2.2. Perancangan Pembangkit Lisrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU)
1.2.3. Perencanaan Turbin

1.3. Tujuan Pembahasan


Tujuan dari ditulisnya makalah ini adalah:
1.3.1. Tujuan Umum.
Dalam rangka pemberian tugas matakuliah Pembangkit Konvensiaonal.

1
1.3.2. Tujuan Khusus.
Ada pun tujuan khusus, untuk mengetahui prinsip kerja dan perancangan
PLTG uap & PLTGL dari pembentukan hingga terjadi nya energi listrik yang
dapat digunakan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pembangkit Lisrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU)


2.1.1. Pengertian PLTGU
Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) adalah gabungan antara
PLTG dengan PLTU, di mana panas dari gas buang dari PLTG digunakan untuk
menghasilkan uap yang digunakan sebagai fluida kerja di PLTU. Dan bagian yang
digunakan untuk menghasilkan uap tersebut adalah HRSG (Heat Recovery Steam
Generator). PLTGU merupakan suatu instalasi peralatan yang berfungsi untuk
mengubah energi panas (hasil pembakaran bahan bakar dan udara) menjadi energi
listrik yang bermanfaat. Pada dasarnya, PLTGU ini merupakan penggabungan
antara PLTG dan PLTU. PLTU memanfaatkan energi panas dan uap dari gas
buang hasil pembakaran di PLTG untuk memanaskan air di HRSG (Heat Recovery
Steam Genarator), sehingga menjadi uap jenuh kering. Uap jenuh kering inilah
yang akan digunakan untuk memutar sudu (baling-baling). Gas yang dihasilkan
dalam ruang bakar pada Pusat Listrik Tenaga Gas (PLTG) akan menggerakkan
turbin dan kemudian Generator yang akan mengubahnya menjadi energi listrik.
Sama halnya dengan PLTU, bahan bakar PLTG bisa berwujud cair (BBM) maupun
gas (gas alam). Penggunaan bahan bakar menentukan tingkat efisiensi pembakaran
dan prosesnya.
2.1.2. Komponen Utama Sistem Turbin Gas.
Turbin gas tersusun oleh komponen utama seperti starting diesel motor,
compressor section, combustion section, turbine section, dan generator.Dari
beberapa komponen utama tersebut terbagi atas :
1. Air Inlet Section, berfungsi untuk menyaring kotoran dan debu yang terbawa
dalam udara sebelum masuk ke kompresor. Bagian ini terdiri dari:
a. AirInlet Housing, merupakan tempat udara masuk dimana didalamnya
terdapat peralatan pembersih udara.
b. Inertia Separator, berfungsi untuk membersihkan debu-debu atau partikel
yang terbawa bersama udara masuk.
c. Pre-Filter, merupakan penyaringan udara awal yang dipasang pada inlet
house.

3
d. Main Filter, merupakan penyaring utama yang terdapat pada bagian dalam
inlet house, udara yang telah melewati penyaring ini masuk ke dalam
kompresor aksial.
e. Inlet Bellmouth, berfungsi untuk membagi udara agar merata pada saat
memasuki ruang kompresor.
f. Inlet Guide Vane, merupakan blade yang berfungsi sebagai pengatur
jumlah udara yang masuk agar sesuai dengan yang diperlukan
2. Ruang Bakar.
Ruang bakar adalah tempat dimana diharapkan terjadi percampuran udara
yang telah dimanfaatkan oleh kompresor dengan bahan bakar. Sebuah ruang
bakar haruslah memenuhi beberapa kriteria untuk mendapatkan efisiensi yang
tinggi dari sebuah instalasi turbin gas.beberapa kriteria yang diharapkan terdiri
dari:
 Efisiensi pembakaran tinggi (bahan bakar harus terbakar sempurna
sehingga semua energi kimia dapat dikonbersikan menjadi energi kalor)
 Daerah stabilitas pembakaran yang luas(nyala api tidak akan padam dalam
daerah tekanan dan kecepatan)
 Bebas dari pulsasi tekanan
 Kerugian tekanan rendah
 Dapat menggunakan berbagai macam bahan bakar.

Beberapa bagian dari instalasi ruang bakar adalah:


1. Ruang bakar pembakaran(combustion chamber) Merupakan tempat
terjadinya seluruh proses pembakaran.Pada turbin ini terdapat 10 buah
combustion can yang saling berhubungan. Tabung pipa api(cross fire
tube) Penghubungan antara can dan juga combustion liner.
2. Ruang bakar utama Merupakan komponen yang terdpat di dalam can dan
juga bagian combustion liner .
3. Pelindung ruang bakar Merupakan komponen penutup bagian combustion
can dan bagian ini juga sebagai tempat dudukan nozzle
4. Pematik nyala api Sebagai alat pematik untuk membakar campuran udara
dan bahan bakar tepat pada waktunya.

4
5. Nozel dan selang bahan bakar(fuel nozzle and pigtails) Merupakan tempat
untuk menyemprotkan bahan bakar gas kedalam combustion liner dan
bercampur dengan udara.sedangkan pigtails (gas fuell lines) adalah pipa
yang menghubungkan saluran bahan bakar gas dengan fuell nozzle.
6. Bagian transisi(transision place) Merupakan komponen yang digunakan
untuk mengarahkan udara dengan kecepatan tinggi yang dihasilkan pada
combustion section.
3. Heat Recovery Steam Generator (HRST)
Heat Recovery Steam Generator berfungsi sebagai boiler (pemanas air)
yang nantinya air tersebut akan panas dan menguap. Uap tersebut akan
digunakan untuk menggerakkan turbin uap.
Heat Recovery Steam Generator (HRSG) berfungsi untuk memanaskan air
dengan menggunakan panas gas buang dari turbin gas sehingga dihasilkan uap
dengan tekanan dan temperatur tertentu yang konstan. HRSG merupakan
penghubung antara PLTG (siklus Brayton) dengan PLTU (siklus Rankine).
Ditinjau dari sumber panasnya, HRSG dibagi menjadi dua,
yaitu unfired dan fired (auxiliary burner atau supplementary burner).
HRSG unfired adalah HRSG yang seluruh sumber panasnya diperoleh dari gas
buang (exhaust gas) turbin gas. Sedangkan HRSG supplementary
burner adalah HRSG yang dilengkapi dengan peralatan pembakaran bahan
bakar (burner) sehingga sumber panas nya dapat diperoleh dari gas buang
turbin gas dan atau dari pembakaran bahan bakar. Tetapi pada umumnya
HRSG yang terpasang tidak dilengkapi dengan burner karena penerapan
HRSG pada PLTGU tujuan utamanya adalah memanfaatkan panas gas buang
dari PLTG yang masih tinggi temperaturnya untuk menghasilkan uap yang
akan memutar turbin uap. Dengan cara ini diperoleh peningkatan efisiensi
termal yang besar. HRSG juga disebut Waste Heat Recovery Boiler (WHRB)

5
https://rakhman.net/power-plants-id/heat-recovery-steam-generator-hrsg/

Gas buang dari turbin gas yang temperaturnya masih tinggi (sekitar
550 0C) dialirkan masuk ke HRSG untuk memanaskan air didalam pipa-pipa
pemanas, kemudian gas buang ini dibuang ke atmosfir melalui cerobong
dengan temperatur yang sudah rendah (sekitar 130 0C). Air didalam pipa-pipa
yang berasal dari drum sebagian berubah menjadi uap karena pemanasan
tersebut. Campuran air dan uap ini selanjutnya masuk kembali ke dalam
drum. Di dalam drum, uap dipisahkan dari air menggunakan separator.
Uap yang terkumpul kemudian diarahkan untuk memutar turbin uap,
sedangkan air nya dikembalikan kedalam drum untuk disirkulasikan lagi
kedalam pipa-pipa pemanas bersama dengan air pengisi yang baru. Demikian
proses ini terjadi berulang-ulang selama HRSG beroperasi. Agar dapat
memproduksi uap yang banyak dalam waktu yang relatif cepat, maka
perpindahan panasnya dilakukan dengan aliran berlawanan atau cross flow,
dan sirkulasi airnya harus cepat.
2.1.3. Prinsip Kerja Turbin Gas.
Prinsip kerja PLTGU adalah sebagai berikut, mula-mula udara dimasukkan ke
dalam kompresor melalui penyaring udara agar partikel debu tidak ikut masuk ke
dalam kompresor tersebut. Pada kompresor tekanan udara dinaikkan lalu
dialirkan ke ruang bakar untuk dibakar bersama bahan bakar. Di sini, penggunaan
bahan bakar menentukan apakah bisa langsung dibakar dengan udara atau tidak.
Jika menggunakan BBG, gas bisa langsung dicampur dengan udara untuk
dibakar. Tapi jika menggunakan BBM harus dilakukan proses pengabugan dahulu
pada burner kemudian dicampur udara dan dibakar.
Pembakaran bahan bakar dan udara ini akan menghasilkan gas bersuhu dan
bertekanan tinggi yang berenergi (enthalpy). Gas ini lalu disemprotkan ke turbin,

6
hingga enthalpy gas diubah oleh turbin menjadi energi gerak yang memutar
generator untuk menghasilkan listrik. Setelah melalui turbin sisa gas panas
tersebut dibuang melalui cerobong/stack. Karena gas yang disemprotkan ke turbin
bersuhu tinggi, maka pada saat yang sama dilakukan pendinginan turbin dengan
udara pendingin dari lubang udara pada turbin.Untuk mencegah korosi akibat gas
bersuhu tinggi ini, maka bahan bakar yang digunakan tidak boleh mengandung
logam Potasium, Vanadium, dan Sodium yang melampaui 1 part per mill (ppm).

2.2 Perancangan Pembangkit Lisrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU)

Keterangan :
SD = steam drum SH = Superheater
P = Pompa EVA = Evaporator
FWT = feed water tank
PRE = Preheater
EKO = Ekonomiser

7
A. Komposisi Bahan Bakar dan Udara
PLTG secara prinsip dapat dikatakan hampir sama dengan PLTU hanya saja
pada PLTU menggunakan uap untuk memutar turbin namun disini
menggunakan gas (bahan bakar) untuk memutar turbin. Dalam proses
pembakaran pada PLTG selain bahan bakar udara juga menjadi masukan dalam
ruang bakar.
Tabel 1. Kandungan Gas Alam
Komposisi Volume

Methane 90,3691

Ethane 3,2996

Propane 0,9805

i – Butane 0,2234

n – Butane 0,2431

i – Petane 0,1027

n – Petane 0,0619

n – Hexane 0,11

n – Heptane 0

n – Octane 0

n – Nonane 0

Nitrogen 0,4108

Karbon 4,199
Dioksida

Moisture 0,0003

Sulfure 0,0008

Total 100

S.G 0,6353

8
Tabel 2. Kandungan Udara
Chemica Gas Ratio Compared to Dry Air (%) Molecural Mass
l Symbol (Kg/Kmol)
By Volume By Weight

O2 Oksigen 20,95% 23,2% 32

N2 Nitrogen 78,09% 75,47% 28,02

CO2 Karbon 0,03% 0,046% 44,01


Dioksida

H2 Hydrogen 0,00005% 0% 2,02

Ar Argon 0,933% 0,28% 39,94

Ne Neon 0,0018% 0,0012% 20,18

He Helium 0,0005% 0,00007% 4

Kr Krypton 0,0001% 0,0003% 83,8

Xe Xeon 0,00001% 0,00004% 131,29

B. Kompresor
Kompresor utama menggunakan system kerja aksial (axial flow compressor)
yaitu putaran dari rotor blade terhadap stator blade menimbulkan energi kinetik
yang menarik udara dari luar masuk kedalam kompresor. Udara dari luar yang
masuk ke kompresor disaring oleh inlet filter untuk menyaring kotoran berupa
debu dari udara lingkungan, kemudian udara diarahkan oleh variable inlet guide
vane ke stator blade dan rotor blade untuk dikompresi agar tekanan dan
temperatur udara naik (Pudjanarsa dkk , 2008).
Untuk menjaga tekanan dan kecepatan udara pada kompresor tidak berubah,
maka diameter rumah kompresor (casing) didesain semakin menyempit pada
bagian keluarannya agar tekanan udara tetap padat. Hal ini hanya bisa
mengurangi kehilangan tekanan dalam kompresor. Kehilangan tekanan di dalam
kompresor akan tetap terjadi akibat dari gesekan antara udara dengan
permukaan sudu turbin yang tidak licin karena korosi, sehingga menimbulkan
kehilangan tekanan selama proses kompresi (Habiba, dkk, 2006).

9
Tabel 3. Data teknis kompresor PLTG PT. Riau Power Pekanbaru
Spesifikasi Keterangan

Type Axial Type

Jumlah tingkat 17 tingkat

Rpm maksimal 5100 rpm

Air in Temperatur 99°F

Air in Press 14.57 PSIA

Gambar. Kompressor pada PLTG PT. Riau Power Pekanbaru

C. Turbin Gas
Turbin Gas menggunakan Jenis Can Combustion Chamber. Jenis ini
biasanya digunakan pada engine yang menggunakan axial-flow compressor atau
centrifugal, akan tetapi yang paling sesuai digunakan yaitu pada engine dengan
menggunakan centrifugal-flow compressor. Kelebihan combustor tipe ini yaitu
pemeliharaan lebih mudah, serta pattern semburan campuran bahan bakar dan
fuel lebih mudah diatur. Salah satu kerugian pada tipe ini yaitu pemakaian ruang
yang relatif lebih besar dalam bentuk diameter engine yang lebih besar.
 Pabrik pembuat : Mitsubishi Heavy Industries, Ltd.
 Tipe : M701F3
 Daya pada terminal generator : 245.600 kW
 Kecepatan : 3000rpm

10
Gambar. Can Combustion Chamber

D. Gas Turbin Generator


Pada generator PLTG untuk dapat menghitung daya netto yang dapat
dihasilkan dari siklus PLTG tersebut adalah dengan menggunakan persamaan
berikut ini.
Spesifikasi Generator.
Pabrik pembuat : Mitsubishi Heavy Indutries, Ltd
Kapasitas : 250.000kVA
Kecepatan : 3000 rpm
Tegangan : 18.000 kV
Keterangan : Wnett = daya netto (KW)
m = laju aliran massa gas (Kg/s)
Wnett = m((wt/m)/(wc/m)) (wt/m) = kerja turbin gas (kJ/kg)
(wc/m) = kerja kompresor (kJ/kg)

11
E. Heat Recovery Steam Generator (HRST)
Sumber panas dari Heat Recovery Steam Generator (HRSG) berasal
dari energi panas yang terkandung didalam gas buang PLTG. Secara sederhana
prinsip kerja dari Heat Recovery Steam Generator (HRSG) adalah
memanfaatkan kembali limbah panas atau gas sisa yang tersedia dari gas buang
GT (Gas Turbine) dan mentransfernya ke dalam air kemudian membentuk uap.
(Nurhandayani, n.d).

1) HRSG sirkulasi Paksa (Forced Circulation)


Konstruksi pipa-pipa pemanas pada HRSG dengan sirkulasi paksa
dipasang dengan posisi mendatar disusun dari bawah keatas. Gas panas dari
turbin gas masuk dari sisi bawah keatas memotong pipa-pipa pemanas dan
selanjutnya keluar melalui cerobong yang berada diatas Heat Recovery
Steam Generator.
Air pengisi masuk ke dalam drum melewati ekonomiser. Selanjutnya air di
sirkulasikan dari drum ke pipa-pipa penguap (evaporator) dan kembali ke
drum dengan menggunakan pompa sirkulasi. Proses perpindahan panas dari
gas panas ke air terjadi didalam pipa-pipa penguap sehingga sebagian air
berubah menjadi uap. Uap yang terbentuk bersama-sama dengan air masuk
kembali ke dalam drum. Didalam drum uap dipisahkan dari air, dan uap
selanjutnya mengalir ke superheater atau langsung ke turbin, sedangkan air
bercampur kembali dengan air yang ada didalam drum.

12
Umumnya pompa sirkulasi mempunyai laju sirkulasi sekitar 1,7. Artinya
jumlah air yang disirkulasikan 1,7 kali kapasitas penguapan. Beberapa
keuntungan dari sistem sirkulasi paksa:
 Waktu start (pemanasan) lebih cepat
 Mempunyai respon yang lebih baik dalam mempertahankan aliran air
ke pipa-pipa pemanas pada saat start maupun beban penuh.
 Mencegah kemungkinan terjadinya stagnasi pada sisi penguapan

https://rakhman.net/power-plants-id/heat-recovery-steam-generator-
hrsg/

2) HRSG Dengan Dua Tekanan (Dual Pressure)


Heat Recovery Steam Generator ini menghasilkan dua tingkat tekanan,
yaitu tekanan tinggi dan tekanan rendah. Uap tekanan tinggi digunakan
untuk memutar turbin tekanan tinggi (High Pressure turbine), sedangkan
uap tekanan rendah bersama-sama dengan uap bekas dari turbin tekanan
tinggi digunakan untuk menggerakkan turbin tekanan rendah (Low
Pressure turbine).
Tujuan membuat dua tingkat tekanan adalah untuk meningkatkan
efisiensi termal siklus kombinasi. Dengan dua tingkat tekanan, maka gas

13
buang sebelum dibuang ke atmosfir dapat digunakan untuk menghasilkan
uap dengan tekanan dan temperatur yang rendah sehingga panas gas buang
dimanfaatkan dengan lebih optimal.
Aliran gas panas dari turbin gas masuk melalui sisi bawah HRSG
mengalir ke atas melewati pipa-pipa superheater, evaporator, ekonomiser
tekanan tinggi sambil menyerahkan panas. Selanjutnya melewati pipa-pipa
dengan fungsi yang yang sama tetapi dengan tekanan lebih rendah yang
berada dibagian atasnya kemudian dibuang keatmosfir melalui cerobong
yang terletak diatas Heat Recovery Steam Generator.

https://rakhman.net/power-plants-id/heat-recovery-steam-generator-hrsg/

14
F. Steam Turbin (Turbin Uap)
pesifikasi steam turbine(turbin uap).
Pabrik pembuat : Mitsubishi Heavy Industries, Ltd.
Kapasitas : 70.600 kW
Kecepatan : 3000 rpm

G. Steam Turbin Generator


Generator Turbin Uap menggunakan jenis dan spesifikasi yang dengan
generator turbin gas, yaitu : Spesifikasi Generator.
Pabrik pembuat : Mitsubishi Heavy Indutries, Ltd
Kapasitas : 250.000kVA
Kecepatan : 3000 rpm
Tegangan : 18.000 kV

15
2.3 Perencanaan Turbin
1. Jumlah Tingkat Turbin.
Jumlah tingkat turbin dihitung berdasarkan total penurunan temperatur dan
penurunan temperatur tiap tingkat, penurunan tiap tingkat turbin adalah :
ψ = 4 Ø tan α2 – 2
dimana :
ψ = koefisien pembebanan sudu.
Sedangkan total penurunan Enthalpy gas adalah :

(∆ha)1t = Total penurunan Enthalpy gas (kJ/kg)


Cpg = Panas Spesifik gas = 1,148 kJ/kg K
Ø = Flow koefisien satuan = 0,8
g = Kecepatan grafitasi bumi = 9,81 m/s2
J = Faktor konversi satuan energi = 778,2
α = sudut sudu
C2 = Kecepatan gas absolut

Jumlah tingkat turbin :

Zt = jumlah tingkat turbin

2. Kondisi Gas pada Sudu.


Kondisi gas dianalisa pada keadaan stagnasi dan statis, keadaan stagnasi adalah
kondisi gas yang dianalisa dalam keadaan tanpa memperhitungkan kecepatan,
sedangkan keadaan statis adalah kondisi gas yang dianalisa dengan memperhitungkan
kecepatan.

16
Persamaan-persamaan stagnasi

P01 = tekanan gas sebelum proses (bar)


P02 = tekanan gas setelah proses (bar)
R = derajat reaksi tingkat
ηst = efisiensi statik
T02 = temperatur pada P02 (K)
Persamaan-persamaan static

T1 = kondisi gas pada kondisi static


T01 = kondisi gas pada kondisi stagnasi (K)
P1 = tekanan gas pada kondisi statik (bar)
P01 = tekanan gas pada kondisi stagnasi (bar)
Dari persamaan gas ini dapat dicari massa jenis gas yang mengalir yaitu :

ρ = massa jenis gas (kg/m³ )


Dengan menghitung laju aliran massa gas maka dapat dicari luasan yang ditempati gas
yaitu,

A = luasan yang ditempati gas (m2 )


mg = massa gas, yang dalam hal ini untuk tiap tingkat berbeda karena pengaruh laju
aliran massa perbandingan sudu (kg/s).

17
3. Tinggi Sudu.

h = tinggi sudu (m)


n = putaran sudu (rpm)
Um = kecepatan tangensial rata-rata sudu (m/s)

4. Jari-jari Sudu
Jari-jari rata-rata sudu yang dimaksud adalah jarak dari pusat cakram ke pitch sudu
yang besarnya :

rm = jari rata-rata sudu (m)


Jari-jari dasar sudu tiap tingkat turbin (m)

rr = jari-jari dasar sudu tiap tingkat turbin (m)


rt = jari-jari puncak sudu tiap tingkat turbin (m)

Tebal sudu dan celah antara sudu besarnya dilihat dari persamaan :

c = 0,25 . w
w = tebal sudu (m)
c = celah antara sudu (m)

5. Diagram Kecepatan Gas.


Untuk menggambarkan kecepataan aliran gas perlu dihitung besar sudut kecepatan
tersebut masuk dan kecepatan sudut keluar relative gas, yang besarnya adalah:
Ψ = 4. φ. Tan β2 + 2

18
Ψ = 4. φ. Tan β3 – 2
φ = koefisien aliran gas
β2 = sudut relatif kecepatan gas masuk sudu
β3 = sudut relatif kecepatan gas keluar sudu

6. Putaran Kritis.
Putaran kritis adalah putaran dimana terjadinya resonansi getaran yang tinggi, hal
ini diakibatkan oleh frekuensi yang ditimbulkan oleh rotor sama dengan frekuensi
natural dari komponen tersebut. Putaran kritis dipengaruhhi oleh gaya-gaya yang
membebani poros yang menyebabkan defleksi atau lendutan.
Putaran kritis poros dapat dihitung setelah didapat lendutan maksimum. Kecepatan
putaran kritis adalah :

ωc = kecepatan sudut putaran kritis (rad/s)


C = koefisien untuk dua bantalan pendukung adalah 1 : 1,2685
g = kecepatan grafitasi
putaran kritis sistem adalah :

nc = putaran kritis sistem (rpm)

7. Gaya dan Tegangan pada Sudu Turbin.


Gaya-gaya pada sudu turbin adalah gaya radial dan gaya aksial yaitu : Gaya aksial
turbin adalah
FTG = Fat – Fak
Fat = Gaya aksial pada sisi turbin
Fak = Gaya aksial kompresor

Gaya aksial pada sisi turbin dicari dengan rumus :


Fat = Sm . ρ. Ca² . (tan α2 – tan α1)
Va = Ca = Kecepatan aksial = 280 m/s
α1 = β2 = 410 15’ (derajat reaksi direncanakan 50%)

19
α3 = β1 = 570 17’ Sm = Luas Pitch (space) rata-rata = 0,0946 m2
ρ = Kerapatan gas masuk turbin = 2,857 kg/m3
Gaya radial turbin adalah :

Analisa Termodinamika pada Turbin

Didalam analisa termodinamika dimaksudkan untuk menentukan kondisi gas masuk


dan keluar sudu turbin. Didalam turbin terjadi proses perubahan energi kinetis dari
hasil gas pembakaran menjadi energi mekanis dengan cara mengekspansikan gas
tersebut pada sudu-sudu turbin. Setelah gas tersebut melewati sudu-sudu turbin
kemudian dibuang ke atmosfir melalui diffuser dan cerobong.

1. Kondisi 3 yaitu gas masuk sistem turbin


 Kondisi stagnasi
Kerugian pada ruang bakar diasumsikan sebesar 0,02 bar, maka:
P03 = P02 (1 – PLrb)
= 10,32 (1 – 0,02)
= 10,11 bar
T03 = 1278 K = 1005°C

20
 Kondisi statis

Ca = Kecepatan aksial udara = 150 m/s


Cpg = Panas spesifik gas = 1,148 kJ/kg K
kg = konstanta adiabatic
= 1,33 (untuk gas hasil pembakaran) = 4,0
ηpt = Efisiensi polytropic turbin = 0,9
maka :

2. Kondisi 4 yaitu Tekanan udara keluar turbin


 Kondisi stagnasi
untuk perbandingan Ambient Pressure dengan tekanan gas keluar turbin
siklus terbuka yang baik sekitar 1,1 ÷ 1,2 untuk perencanaan diambil adalah
1,1. Po4 = (Pa)(1,1) = (1,013)(1,1) = 1,1143 bar
Sehingga ratio tekanan pada turbin adalah :

Dengan demikian diperoleh temperatur teoritis inlet turbin

kg = konstanta adiabatik = 1,33 (untuk gas hasil pembakaran)

21
ηpt = Efisiensi polytropik = 0,9
sehingga

 Kondisi statis

Temperatur ekivalen dari kerja total turbin Δ T034 atau T03 – T04 adalah :

22
3. Kerja total turbin per unit massa flow (Wt) adalah :
Wt =Cpg.. (To34)
Cpg = Panas spesifik gas pembakaran pada tekanan konstan.
= 1,148 kJ/kg gas pembakaran . K
maka :
Wt = (1,148) x (511,58) = 587,29 kJ/kg gas produk
4. Kerja Net output (Wn) adalah :
Wn = Wt – W
= 587,29 – 340,51 = 246,78 kJ/kg
5. Pemakaian bahan bakar spesifik (Specific Fuel Consumption) adalah :

6. Efisiensi thermal siklus (ηth) adalah :

23
BAB III
KESIMPULAN

Makalah ini memberikan bahasan untuk meninjau fungsi Gas sebagai tenaga
pembangkit energi listrik. Membahas tentang cara kerja setiap komponen dan perancangan
PLTGU, sebagai informasi bagi masyarakat luas bahwa masih ada penghasil energi selain
minyak bumi yang lebih ramah lingkungan dan Re-newable yang tidak akan berkurang
selama kekayaan alam masih terus ada.

Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap merupakan salah satu solusi terbaik untuk
mengatasi krisis energi yang dihadapi Indonesia. Pemanfaatan teknologi Gas Uap ini akan
dapat menyediakan energi listrik yang sangat besar dimana kebutuhan akan energi listrik di
masyarakat sudah semakin tinggi. Pemanfaatan energi alam ini sangat mampu menunjang
kebutuhan energi setiap masyarakat, dimana Indonesia yang memiliki unsur kekayaan alam
yang tinggi laut maupun di daratan.

Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap hampir banyak di temui di Indonesia. Bahkan
Pemanfaatan gas alam di daratan Indonesia juga dapat digunakan sebagai Pembangkit Listrik
Tenaga Gas Uap. Oleh karena itu, mempelajari tenatang PLTGU pada makalah ini
memberikan acuan pada masyarakat terutama pemerintah untuk menindak lanjuti
pemanfaatan gelombang laut dan gas alam sebagai energi alternatif pengganti energi
konvensional selama ini yaitu listrik sebagai pengganti tenaga.

24
LAMPIRAN

 RENCANA ANGGARAN BIAYA


NO URAIAN PEKERJAAN VOLUME SATUAN HARGA JUMLAH
. (PENGADAAN ALAT SATUAN HARGA
BAHAN) (Rp) (Rp)
1. Turbin Gas 14.57 PSIA
2. Kompresor Turbin 5100 kW
3. Turbin Gas Generator 250.000 kVA
4. HRSG
5. Steam Turbin Uap 70.600 kW
6. Steam Turbin Generator 250.000 kW
7.

25
DAFTAR RUJUKAN

 PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP SEBAGAI


SOLUSI PEMANFAATAN GAS BUANG DI PLTG BALAI PUNGUT DURI. REZKY
11555102604 PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS SAINS DAN
TEKNOLOGI UIN SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU 2020

 MAINTENANCE PADA COMBUSTION SECTION TURBIN GAS UNIT 2 PLTGU.


Rafi Prasetiyo, Putra Bismantolo*, Agus Suandi Program Studi Teknik Mesin
Universitas Bengkulu, Jl. W.R. Supratman Kandang Limun, *) Email :
putrabismantolo@unib.ac.id

 https://rakhman.net/power-plants-id/heat-recovery-steam-generator-hrsg/

 https://repository.uir.ac.id/4928/5/10. BAB II.pdf

26

Anda mungkin juga menyukai