KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan Puji dan syukur kehadirat Allah swt. atas berkat rahmat dan karunia-Nya, syukur
alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan makalah pembangkit listrik semester 3. Makalah ini bertujuan agar
mahasiswa dapat paham dan mengerti tentang wawasan dan pengetahuan pembangkit tenaga listrik di indnesia
khususnya tentang pembangkit listrik tenaga panas bumi dan mengenai potensi di masa depannya.
Tugas ini tidak akan terlaksana tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ikhsan kamil sebagai dosen pembimbing danpembangkit tenaga listrik.
Semoga semua budi baik yang telah saya terima diridhoi ALLAH SWT dan diberikan limpahan rahmat serta selalu
mendapatkan pelindungan-Nya.
kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan tugas ini. Penulis berharap semoga
laporan ini dapat bermanfaat bagi siapapun.
Depok, 6 januari 2015
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR.............................................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................................3
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................4
1.3 Manfaat ...............................................................................................................................4
BAB II. ISI
2.1 Proses terjadinya lumpur panas dan panas bumi..........................................................5
2.2 Macam macam teknologi pada PLTPB................................................................................7
2.3 Komponen utama PLTPB beserta fungsinya.......................................................................8
BAB III
3.1Kesimpulan..........................................................................................................................13
3.2 Saran...13
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kekayaan alam Indonesia memang melimpah ruah, dari mulai sumber daya alam sampai sumber daya
mineral semua tersedia. Sumber daya mineral yang melimpah di negara tercinta ini antara lain emas,
tembaga, platina, nikel, timah, batu bara, migas, dan panas bumi. Untuk mengelola panas bumi
(geothermal) Pertamina telah membentuk PT Pertamina Geothermal Energy, Desember 2006 yang lalu.
Geothermal adalah salah satu kekayaan sumber daya mineral yang belum banyak dimanfaatkan. Salah
satu sumber geothermal kita yang berpotensi besar tetapi belum dieksploitasi adalah yang ada di Sarulla,
dekat Tarutung, Sumut. Sumber panas bumi Sarulla bahkan dikabarkan memiliki cadangan terbesar di
dunia. Adalah Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro yang mengatakan hal itu ketika berkunjung ke lokasi
panas bumi tersebut, seperti dimuat oleh koran lokal Medan beberapa tahun lalu.
Saat ini panas bumi (geothermal) mulai menjadi perhatian dunia karena energi yang dihasilkan dapat
dikonversi menjadi energi listrik, selain bebas polusi. Beberapa pembangkit listrik bertenaga panas bumi
telah terpasang di manca negara seperti di Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Italia, Swedia, Swiss,
Jerman, Selandia Baru, Australia, dan Jepang. Amerika saat ini bahkan sedang sibuk dengan riset besar
mereka di bidang geothermal dengan nama Enhanced Geothermal Systems (EGS). EGS diprakarsai oleh
US Department of Energy (DOE) dan bekerja sama dengan beberapa universitas seperti MIT, Southern
Methodist University, dan University of Utah.Proyek ini merupakan program jangka panjang dimana pada
2050 geothermal meru-pakan sumber utama tenaga listrik Amerika Serikat. Program EGS bertujuan untuk
meningkatkan sumber daya geothermal, menciptakan teknologi ter-baik dan ekonomis,
memperpanjang life time sumur-sumur produksi, ekspansi sumber daya, menekan harga listrik geothermal
menjadi seekono-mis mungkin, dan keunggulan lingkungan hidup. Program EGS telah mulai aktif sejak
Desember 2005 yang lalu.
1.3 Manfaat
1. Mengetahui dan mengenal PLTPB
2. Mengetahui langkah-langkah membangun PLTPB
3. Mengetahui dan mengenal proses pembentukan energi panas bum
4. Memberi solusi kepada pemerintah atas masalah listrik di Indonesia saat ini
BAB 2
ISI
Gb 2. Cyclone Separator
Silincer
Silincer merupakan silinder yang didalamnya diberi suatu pelapis untuk mengendapkan suara
dan bagian atasnya terbuka. Fluida dari sumur yang akan disemburkan untuk dibuang, akan
menimbulkan kebisingan yang luar biasa hingga dapat memekakkan telinga dan bahkan bila tanpa
perlindungan telinga, dapat menyebabkan rusaknya pendengaran. Maka diperlukan Silencer untuk
mengurangi kebisingan dan biasanya juga mengontrol aliran fluida yang akan dibuang.
Apabila fluida dari sumur berupa uap kering, silincer yang digunakan biasanya berupa lubang yang
diisi dengan batuan yang mempunyai ukuran dan bentuk beragam.
Gb 3. Silincer
Turbin Uap
Turbin uap adalah suatu mesin penggerak, yang menggunakan energi dari fluida kerja (uap)
untuk menggerakkan / memutar sudu-sudu turbin. Sudu sudu turbin ini memutar poros, poros
karena dikopling dengan generator, maka akan menggerakkan generator yang akan menghasilkan
listrik.
Pada dasarnya dikenal 2 jenis turbin :
Turbin dengan tekanan keluaran sama dengan tekanan udara luar (Atmospheric Exhaust / Back
Pressure Turbine) atau disebut juga turbin tanpa condenser. Pada jenis ini uap keluar dari turbin
langsung dibuang ke udara.
Turbin dengan condenser (Condensing unit Turbine). Pada jenis ini uap keluar dari turbin
dikondensasikan lagi menjadi air di condenser.
Gb 4. Turbin Uap PLTP
Kondensor
Fungsi kondensor adalah untuk mengkondensasikan uap menjadi air dengan cara membuat
kondisi vakum di dalam bejana (kondensor). Proses terjadinya vakum dengan
cara thermodinamika bukan cara mekanik.
Fluida yang keluar dari turbin masuk ke condenser sebagian besar adalah uap bercampur dengan
air dingin, di kondensor akan mencapai kesetimbangan massa dan energi.
Pada volume yang sama, air akan mempunyai massa ratusan kali lipat dibandingkan dengan uap.
Sehingga jika uap dalam massa tertentu mengisi seluruh ruangan dalam kondensor, kemudian
disemprotkan air maka uap akan menyusut volumenya, karena sebagian atau seluruhnya berubah
menjadi air (tergantung jumlah air yang disemprotkan) yang memiliki volume jauh lebih kecil.
Akibat penyusutan volume uap dalam kondensor inilah akan mengakibatkan kondisi ruangan
dalam kondensro menjadi vakum.
Gas Extraction
Untuk menjaga agar kondisi di dalam kondensor tetap vacuum, maka Non Condensable Gas
(NCG) harus dikeluarkan dari kondensor, dengan cara dihisap oleh Ejector .
BAB III
3.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan tentang Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi, maka
dapat diambil kesimpulan :
1. PLTPB adalah energi baru terbarukan yang berpotensi untuk dikembangkan di
Indonesia karena Indonesia berada di daerah Ring of Fire
2. Panas bumi dapat dijadikan energi litrik yang ramah lingkungan.
3. PLTPB merupakan sumber energi yang murah karena tidak memerlukan banyak biaya
untuk membeli sumbernya.
4. Ada 2 jenis PLTB yaitu sistem Dry Steam dan Flash Steam.
3.2 Saran
Untuk pengembangan lebih lanjut maka penulis memberikan saran yang sangat
bermafaat dan dapat membantu mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Panas
Bumi untuk masa yang akan dating, yaitu :
o Perlunya kesadaran kita terhadap pembangkit panas bumi sebagai sumber energi
listrik.
o Memanfaatkan lingkungan yang berpotensi menghasilkan panas bumi untuk dijadikan
sebagai pembangkit listrik.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim (b). 2009. Pemkab Kulonprogo kerjasama dengan UGM; bangun pembangkit listrik
tenaga mikro hidro. Tanggal 28 April 2009.
Website: http://www.esdm.go.id/
(Diakses pada tanggal 27 Desember 2014, pukul 22.30)
Ghazali, A. & A. M. A. Rahman. 2012. The performance of three different solar panels for
solar electricity applying solar tracking device under the Malaysian climate condition.
Energy and Environment Research 2(1): 436-442.
Jayakumar, P. 2009. Asian and Pacific centre for transfer of technology of the United Nations
Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (ESCAP). Solar Energy
12(4): 708-712.